Anda di halaman 1dari 29

PENYELENGGARAAN PENYULUHAN

PERTANIAN MENDUKUNG TERCAPAINYA


TUJUAN RIAU BERTANI

Oleh
Ir. ABDUS SALIM WIBOWO
( Penyuluh Pertanian Madya )

DINAS PANGAN, TANAMAN


PANGAN DAN
HORTIKULTURA PROVINSI
RIAU
I. PANGAN

• A.Pengertian ?
• B.Kebutuhan pangan pokok di Provinsi Riau ?
• E.Siapa yang berkewajiban memenuhi
kebutuhan pangan pokok penduduk Riau ?
A. Pengertian Pangan
Menurut UU No. no. 18 tahun 2012
tentang pangan disebutkan bahwa :

• Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati


produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,
peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak
diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman
bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan,
bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan
makanan atau minuman.
• Secara umum di Indonesia dan secara khusus di Prov. Riau,
bahan pangan pokok penduduk adalah beras yang dihasilkan
dari kegiatan budidaya tanaman padi.
B. Berapa kebutuhan pangan khususnya
beras di Provinsi Riau ?
• Konsumsi perkapita penduduk Riau adalah
setara 105 kg beras/kapita/tahun
• Jumlah penduduk Riau saat ini > 6 juta jiwa
• Diperkirakan dibutuhkan beras berjumlah
lebih dari : 105 kg x 6.000.000 =
630.000.000 kg atau 630.000 ton/tahun
C. Siapa yang berkewajiban
menyediakan kebutuhan pangan
pokok masyarakat ?
• Menurut UU No 18 tahun 2012, dinyatakan
bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah berkewajiban untuk menyediakan
pangan pokok untuk mencukupi kebutuhan
pangan penduduk sampai tingkat
perseorangan
Bagaimana kondisi saat ini, apakah kita sudah
mampu menyediakan pangan pokok untuk
memenuhi kebutuhan penduduk di Provinsi Riau
?

• Berdasarkan data dari Dinas Pangan, Tanaman


Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau tahun
2020, Produksi padi yang kemudian diolah
menjadi beras baru bisa memenuhi kebutuhan
35 % penduduk, sedang sisanya sebesar 65%
masih harus didatangkan dari luar Provinsi
Riau
PERMASALAHAN DALAM PENINGKATAN
PRODUKSI PANGAN DI PROVINSI RIAU,

• 1) masih tingginya konversi lahan produktif ke lahan non


pertanian tanaman pangan (2,9%/th) setara 6.687,07
Ha/Th.
• 2) kecilnya skala usaha pertanian tanaman pangan,
perikanan maupun peternakan sehingga hasilnya tidak
mampu mensejahterakan petani dan berakibat pada
kurangnya investasi untuk peningkatan produksi,
• 3) terbatasnya teknologi tepat guna yang dapat diakses
oleh petani, khususnya di daerah pesisir sehingga
produksi dan produktifitas padi masih rendah
4) kurangmaksimalnya bimbingan kepada petani
karena tidak difungsikannya institusi penyuluhan
pertanian secara optimal seperti masa lalu,
5) terbatasnya sistem pengairan ( Irigasi )
6) rendahnya akses petani terhadap modal usaha

7) Tingginya tingkat konsumsi beras ( 105,75


kg/kapita/th ) dan ada kecenderungan makin
lama makin meningkat
Untuk mengatasi berbagai permasalahan
tersebut diatas, berbagai pihak terkait
perlu”duduk bersama” untuk mencari
dan menemukan solusinya.
• Dari sisi penyuluhan, salah satu upaya untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan cara
menyelenggarakan penyuluhan pertanian untuk
merubah prilaku petani, khususnya para petani yang
melaksanakan budidaya padi di Provinsi Riau.
• Mengapa prilaku petani perlu dirubah ? Apa prilaku ini
ada kaitannya dengan produksi padi ?
Mengapa Prilaku petani perlu dirubah? Ada beberapa
alasan, diantaranya adalah sbb :

1. Salah satu masalah yang ditemui penyuluh dilapangan


adalah adanya kesenjangan antara praktek petani
dengan perkembangan teknologi hasil penelitian.

Contoh : praktek petani, menanam padi dengan hanya


tebar benih tanpa/dg sedikit pupuk hasilnya 2-2,5
ton/Ha , sementara pada lahan yang relatif sama dengan
menggunakan teknologi, peneliti bisa menghasilkan padi
5-6 ton/Ha, bahkan bisa lebih besar lagi.
-> Perlu peran penyuluh sbg diseminator …(utk
menyampaikan hasil-hasil penelitian kepada petani).
2. Adanya sikap petani yang masih kuat
memegang teguh tradisi, termasuk cara
bercocoktanam padi yang telah diwarisi
secara turun temurun sehingga sulit
menerima hal-hal baru
• Contoh : Petani tidak mau mematuhi anjuran
penyuluh untuk “memberantas” hama tikus yang
menyerang padi sesuai dengan rekomendasi
karena meyakini jika hal itu dilakukannya maka ia
bisa “kuwalat “ sehingga kehidupannya bisa
terganggu/mendapat musibah.
3. Jika prilaku petani tidak dirubah, sementara zaman
terus berubah maka petani akan ketinggalan zaman

• Contoh : Masih ada petani di daerah pesisir


yang menanam padi dengan cara Tebar Benih
Langsung, tanpa ada pengaturan jarak tanam ;
sementara berdasarkan penelitian pengaturan
jarak tanam, misalnya teknologi Jajar Legowo,
sangat berpengaruh terhadap peningkatan
hasil.
4. Masih banyak keluarga petani yang sampai hari ini masih hidup dibawah garis
kemiskinan

• Hal ini sering dijumpai di daerah pedesaan yang


masih mengalami berbagai kendala seperti :
lokasinya jauh dari kota, prasarana jalan sangat
jelek, alat transportasi masih terbatas,
komunikasi dengan daerah luar tidak lancar, dll.
Yang menyebabkan lamanya terjadi proses
perubahan keadaan ekonomi masyarakatnya.
Yang mempengaruhi prilaku petani
( Harus diketahui oleh Penyuluh )
1.Pendidikan/pengetahuan yang dimiliki
2.Ketrampilan yang dikuasai
3. Sikap / pembawaan (didikan orang tua )
4. Lingkungan sekitar ( sda dan sdm )
5. Tokoh Masyarakat
6. Motivasi pribadi
7. Dll.
Penyuluhan Pertanian dilaksanakan
adalah untuk merubah Prilaku petani
• Penyuluhan kepada petani tidak cukup
hanya dengan memberi tambahan
pengetahuan saja.

• Betapapun pengetahuannya bertambah, jika


sikapnya masih tidak percaya diri, masih
tertutup terhadap suatu inovasi, maka tidak
akan terjadi perubahan perilaku.
Contoh : Perilaku petani yang terbiasa bekerja dengan
menggunakan bajak dengan kerbau/sapi, pupuk alami dan
menanam bibit seadanya, dapat diberikan pengetahuan
tentang penggunaan traktor untuk mengolah tanah serta
benih unggul untuk meningkatkan produksi.

• Namun perubahan perilaku belum tentu


terjadi kalau petani tsb tidak mau merobah
sikapnya yang tertutup dan takut melakukan
sesuatu yang lain dari pada yang telah
dikenalnya secara turun temurun.
Sebaliknya, jika petani tsb hanya digugah
minat dan kesadarannya untuk mau merobah
sikapnya yang konvensional dan
tertutup,tetapi tidak memperoleh
penambahan pengetahuan dan ketrampilan,
maka perubahan perilaku juga tidak terjadi.
Andaikan penambahan pengetahuan dan
ketrampilan telah diperolehnya, serta dia
mau merobah sikapnya yang tertutup, tetapi
tidak tersedia sarana untuk mewujudkan hal
yang baru tsb dalam praktek kehidupannya
sehari-hari, perubahan perilaku juga belum
memungkinkan.
Jadi,agar terjadi perubahan perilaku secara
utuh, proses belajar petani harus digerakkan
melalui usaha:

• 1. Pemberian pengetahuan baru --->P


• 2. Latihan ketrampilan baru ---->K
• 3. Perubahan sikap baru ---->S
( 1,2,3 merupakan tugas penyuluh )
dan
• 4. Penyediaan sarana produksi /peralatan baru
( Koordinasi dengan Dinas/ stake holder terkait )
Dalam melaksanakan penyuluhan untuk para
petani dan keluarganya ada beberapa hal
mendasar yang HARUS DIINGAT PENYULUH,
yaitu:
• 1. Mereka sehari-hari mempunyai kesibukan
dan kegiatan sendiri dalam rangka mencari
nafkah untuk keluarganya.

• 2. Mereka mempunyai pikiran, pandangan,


keinginan, dan kebiasaan yang terutama
dipengaruhi lingkungan ( pedesaan).
3. Perubahan apapun ,mempunyai akibat langsung
terhadap penghidupan dan kehidupan mereka sendiri
maupun masyarakat pedesaan umumnya ( Petani yang
akan menerima resiko ).

4. Mereka sudah mempunyai sikap tertentu, pengetahu-an


tertentu, dan ketrampilan tertentu. Seringkali sikap ini
sudah membudaya dalam diri mereka, sehingga tidak
mudah untuk menggerakkan terjadinya perubahan
perilaku mereka.

5. Umumnya mereka mau belajar karena terdorong oleh


rasa tidak puas lagi dengan perilaku dan kondisinya yang
sudah ada.
Prinsip belajar dalam Penyuluhan
• Penyuluhan pertanian merupakan kegiatan pendidikan
( pendidikan luar sekolah ) yang berusaha untuk menimbulkan
perubahan perilaku sasaran penyuluhan, yaitu petani.

Perubahan perilaku ini dapat dicapai melalui proses belajar.

Proses belajar membutuhkan : waktu, tenaga, fikiran,dana,


sarana dan prasarana, materi yang sesuai dengan kebutuhan
petani, tempat belajar, peralatan praktek, dll.
Proses belajar dapat lebih mudah atau
lebih cepat terjadi dengan
memperhatikan beberapa prinsip belajar
dalam penyuluhan pertanian, yaitu :

•1. ADA DORONGAN/ MOTIVASI UNTUK BELAJAR.

Hal ini terjadi kalau petani merasakan adanya harapan


untuk mendapatkan keuntungan dari apa yang dipelajari.
Contoh materi penyuluhan : Keuntungan menerapkan teknologi jajar legowo pada budidaya
padi
2. SESUAI DENGAN KEPERLUAN.
Adanya rasa memerlukan atau membutuhkan
mendorong petani untuk berusaha belajar
dengan penuh kesadaran. Contoh : Pada MT lalu, panen padi
petani gagal karena serangan tikus, maka MT berikutnya bisa diberikan materi
penyuluhan Cara Pengendalian Hama Tikus.

3. MUDAH DICERNA.
Cara atau metoda penyajian materi penyuluhan
harus disesuaikan dengan daya tangkap dan
kemampuan peserta, sederhana dan jelas.
Penyuluh diharapkan mampu menyampaikan materi penyuluhan
dengan bahasa yang mudah difahami petani.
4. MELIBATKAN PESERTA SECARA AKTIF DALAM KEGIATAN
BELAJAR.
Partisipasi perlu dibina agar petani ikut merasakan dan
bertanggungjawab terhadap hasil belajar dan prestasi kerja
mereka. Petani perlu diajak berdiskusi, (komunikasi timbal balik ) jangan diposisikan hanya
sebagai pendengar saja.

5. ADANYA KESEMPATAN UNTUK MENCOBA DAN


MEMPRAKTEKKAN.
Kalau ada kesempatan untuk mengerjakan sendiri, melatih diri
terhadap pelajaran yang diterima petani akan lebih tekun dan
bergairah untuk belajar.
Contoh: materi yang disampaikan adalah Pengendalian hama secara hayati, maka
memungkinkan petani untuk mengerjakan sendiri membuat ramuan hayati pengendali hama
tanaman
6. MENARUH KEPERCAYAAN PENUH KEPADA
PENYULUH.
Penyuluh harus yakin akan kebenaran materi yang
diajarkan dan trampil mengerjakan atau menyaji-
kan contoh-contoh yang perlu ditampilkan. Penyuluh
harus menguasai dengan baik materi penyuluhan yang akan disampaikan kepada
petani.Jangan membuat petani ragu akan kemampuan anda !

7. ADA RASA KEMAJUAN DALAM PROSES BELAJAR.

Dalam penyuluhan pertanian, petani dibekali dengan


ketrampilan untuk memecahkan masalah mereka sendiri.
Adanya rasa kemajuan selama belajar, akan membuat petani
lebih tekun dan bergairah untuk belajar lebihlanjut.
KESIMPULAN :
Tujuan dilaksanakannya Penyuluhan pertanian
adalah meningkatkan Pengetahuan, ketrampilan dan
sikap pelaku utama/p.usaha sehingga mendorong
terjadinya perubahan PRILAKU dalam hal :

• bertani lebih baik ( better farming )


• berusaha tani lebih baik ( better business)
• hidup lebih sejahtera ( better living );
• masyarakat lebih baik ( better community );
• kelestarian lingkungan lebih terjaga ( better
environment ).
PENUTUP
• Demikian uraian singkat ini,semoga dapat
menjadi pengingat dan bekal bagi para
penyuluh dalam melakukan penyuluhan di
wilayah kerjanya

• TERIMAKASIH
Selamat bekerja

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai