Anda di halaman 1dari 12

A.

Judul Program Pendirian Kampung Belut di Desa Gudang, Tanjung Sari Kabupaten Sumedang,

Provinsi Jawa barat Melalui Pelatihan Produksi Belut Dengan Pengawasan POKMASWAS (Kelompok Mahasiswa Pengawas) B. Latar Belakang Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang subur sehingga kaya akan sumberdaya alam. Berbagai sektor mulai dari pertanian, pertambangan, kehutanan, hingga perikanan, memiliki peluang yang sangat bagus jika dikembangkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang kian hari kian meningkat. Pemanfaatan lahan yang seminimal mungkin diusahakan untuk mendapatkan hasil seoptimal mungkin. Dewasa ini sektor perikanan menjadi primadona baru yang banyak diminati konsumen. Berbagai komoditas perikanan yang banyak diminati masyarakat baik itu dalam maupun luar negeri mulai dari komoditas perikanan air laut maupun air tawar.Namun untuk pemenuhan kebutuhan pasar tersebut sampai saat ini dipandang masih sangat kurang. Peluang ini harus dimanfaatkan dengan optimal baik itu oleh pemerintah, pemilik modal, maupun masyarakat. Belut sebagai komoditas unggulan sudah kita ketahui sejak lama. Saat ini memiliki pangsa pasar yang cukup bagus serta potensi komersil yang cukup menjanjikan, Selain rasanya yang lezat dan gurih belut juga mengandung protein dan yang baik bagi anak-anak dan orang dewasa. Belut tidak hanya dikonsumsi sebagai lauk tetapi juga bisa digunakan untuk obat. Beberapa sinshe mengatakan bahwa belut membantu perkembangan otak dan fisik anak serta remaja. Berbagai penelitian ilmiah pun telah membuktikan bahwa kandungan gizi belut tidak kalah dengan kandungan gizi ikan lainnya. Meski demikian di Indonesia tidak banyak pihak baik itu pemerintah, swasta, maupun petani ikan yang mengembangkan. Padahal jika dibudidayakan secara intensif dan dikembangkan oleh masyarakat tentunya hal ini dapat menjadi sumber penghasilan terutama untuk petani ikan. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam usaha

budidaya belut ini nampaknya menjadi faktor utama yang menghalangi masyarakat untuk membudidayakan belut. Selain itu keterbatasan pengembangan belut di Indonesia diduga akibat masih relatif mudah mendapatkan belut dari hasil tangkapan alam dan belum adanya pengembangan teknologi budidaya yang dapat diaplikasikan di masyarakat. Kebanyakan belut yang tersedia di pasaran merupakan belut hasil tangkapan alam. Berbagai cara tangkap dapat dilakukan, antara lain tangkap tangan langsung, menggunakan penjepit, menggunakan bubu/sosok/perangkap, menggunakan pancing, menggunakan racun, dan menggunakan arus listrik (stroom). Namun demikian, penangkapan tersebut belum mempertimbangkan stok alami sehingga ketersediaannya dapat terancam. Selain itu, penangkapan hanya dapat dilakukan pada musim hujan sehingga suplai belut tidak dapat dilakukan secara berkelanjutan. Pada dasarnya membudidayaka belut tidaklah sulit, pemilihan lokasi budidaya yang tepat, pembuatan media bididaya yang sesuai, serta pemeliharaan yang baik menjadi faktor penentu keberhasilan budidaya, apalagi jika ditunjang dengan penanganan saat panen, pasca penen, sampai kepada pemasaran. Jika didukung oleh pengetahuan yang cukup dan keterampilan yang memadai masyarakat dapat mengembangkan komoditas ini dengan optimal. Apalagi jika ditunjang dengan modal yang mencukupi. Mengingat Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik. Pada umumnya lokasi budidaya dapat dilakukan di berbagai daerah di Indonesia asalkan tersedia suplai air yang bersih dan kaya akan oksigen serta tidak tercemar oleh bahan organik. Keadaan harus segera ditindaklanjuti dengan bijak. Berbagai inisasi solutif diharapkan muncul untuk optimalisasi komoditas belut ini. Terutama dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang secara umum masih awam namun memiliki potensi daerah yang cocok. Kampung Belut diharapkan menjadi suatu langkah awal daram rangka mengembangkan sumberdaya alam dalam hal ini budidaya belut dengan pemberdayaan masyarakat daerah. Program ini dirancang mulai dari pembekalan pengetahuan, dan keterampilan dasar budidaya belut, meyediakan fasilitas dasar sebagai

stimulus, serta pemberian gambaran umum dan langkah pemasarannya. Dengan demikian program ini dapat menjadi modal dalam rangka pemberdayaan masyarakat daerah sehingga memacu produktivitas masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya secara mandiri. C. Perumusan Masalah Atas dasar hal-hal yang telah disebutkan pada latar belakang di atas, maka beberapa perumusan masalahnya adalah sebagai berikut: a. Bagaimana dapat membuka pola pikir masyarakat mengenai besarnya peluang dan memberikan pengetahuan dan ketermpilan dasar tentang budidaya belut air bersih, menjelaskan tentang kelebihannya dibanding budidaya komoditas lain baik itu ikan ataupun hewan ternak lainnya di sauatu daerah (desa) sehingga masyarakat faham kemudian tertarik untuk mengembangkan budidaya belut ini. Setelah itu masyarakat diharapkan dapat melaksanakan usaha budidaya ini secara mandiri. b. Setelah mengetahui dasar-dasar budidaya ini bagaimana masyarakat dapat secara langsung mengaplikasikan di lapangan mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai menghasilkan produk yang diharapkan. Dengan dibantu oleh fasilitas dasar diharapkan dapat menjadi langkah awal yang dapat memotivasi dan menjadi modal untuk memulai usaha dan diharapkan dapat terus berlanjut dan berkembang pada skala yang lebih besar. c. Bagaimana mempertahankan keberlangsungan usaha budidaya belut ini dengan cara memberi perhatian dan monitoring secara intensif sehingga tidak menjadi suatu usaha yang hanya memiliki semangat di awal pelaksanaan saja, namun dapat menjadi tulang punggung penghasilan masyarakat dengan membantu dalam proses pemasarannya. D. Tujuan Dengan dilaksanannya pembangunan tahap awal Kampung Belut ini diharapkan dapat diwujudkan hal-hal berikut:

Masyarakat desa binaan mengetahui dan memahami tentang teknik budidaya belut air bersih sehingga dapat menguasai dasar-dasar teknik budidaya untuk kemudian menjadi bekal dalam pelaksanaan budidaya.

Masyarakat desa binaan dapat secara langsung mengaplikasikan teknik budidaya belut secara mandiri dengan bantuan modal sebagai langkah awal pelaksanaan usaha budidaya belut air bersih.

Masyarakat desa binaan dapat memproduksi belut yang memiliki kualitas sesuai dengan permintaan pasar, sehingga dapat mempermudah proses pemasaran. Serta menjaga produktivitas usaha ini agar dapat terus berkembang dan menjadi sumber penghasilan dan memperluas lapangan kerja (terealisasinya kampung belut).

Terbentuknya kelompok-kelompok petani ikan belut yang secara intensif mengembangkan budidaya ikan belut.

E.

Luaran yang diharapkan Dengan dikembangkannya usaha pengembangan budidaya belut di daerah dengan

judul Kampung Belut ini diharapkan suatu hasil dimana masyarakat yang berorientasi wirausaha dengan pengembangan potensi daetah sehingga terciptanya suatu daerah (desa) yang mandiri, memiliki usaha yang dapat menjadi sumber penghasilan dan mata pencaharian yang berbasis jangka panjang. Dengan diberikannya modal awal diharapkan dapat menjadi stimulus untuk dapat mengembangkan budidaya belut ini sehingga masyarakat desa binaan pada akhirnya dapat secara mandiri mengembangkan usaha budidaya belut. F. Kegunaan program Kegunaan program inisiasi Kampung Belut ini antara lain sebagai berikut: Menerapkan ilmu budidaya belut air bersih yang bersifat organik, sehingga masyarakat tahu dan faham untuk selanjutnya dikembangkan menjadi suatu usaha mandiri. Pemberdayaan masyarakat yang berbasis akuakultur dilihat dari potensi daerah yang dipandang cocok sebagai pengembangan budidaya belut.

Membina desa sehingga dapat menjadi sentra usaha budidaya belut, bahkan diharapkan dapat mengolah hasil budidaya tersebut menjadi produk yang memiliki harga jual yang cukup tinggi.

G.

Gambaran umum masyarakat sasaran Pengembangan budidaya belut air bersih organik pada dasarnya dapat dilakukan

di semua tempat yang memiliki ketersediaan air yang memadai. Desa Gudang, kecamatan Tanjung sari, Kabupaten Sumedang dipilih menjadi objek pemberdayaan. Keberadaan sumber air ini pada dasarnya dapat menjadi modal pemberdayaan usaha budidaya perikanan. Namun sejauh ini di desa tersebut belum membaca potensi ini. Dengan melihat keadaan ini maka desa ini dipandang menjadi objek yang cocok. Selain itu keadaan masyarakat yang sehari-hari bermatapencaharian sebagai petani juga menjadi faktor pertimbangan, dengan adanya pembinaan mengenai usaha budidaya belut ini diharapkan dapat menjadi orientasi baru untuk masyarakat desa tersebut bahwa komoditas belut dengan budidaya air bersih dapat menajdi suatu alternatif usaha yang cukup menajnjikan.

H.

Metode Pelaksanaan Pada dasarnya usaha ini berbasis pembinaan yang selanjutnya dilakukan

monitoring secara berkala untuk menjaga keberlangsungannya. Untuk mewujudkan keberlangsungan usaha budidaya belut ini dilakukan metode pelaksanaan sebagai berikut: a. Penyuluhan/sosialisasi awal Pada tahap penyuluhan ini masyarakat diberi pelatihan tentang budidaya belut organik dengan media tong/drum, mulai dari persiapan budidaya, pemeliharaan, sampai pada panen dan pasca panen. Selain itu penyuluhan mengenai produk olahan yang dapat dihasilkan dari belut juga diberikan disini. Penyuluhan ini diharapkan dapat menjadi modal dalam pelaksanaan usaha budidaya ini. Penyuluhan ini ditujukan kepada seluruh masyarakat

desa yang berminat pada usaha budidaya belut. Sosialisasi ini akan dilaksanakan bekerja sama dengan pihak setempat, dalam hal ini kelurahan. b. Pelaksanaan Budidaya Belut dengan Teknologi Bak/Tong 1) Persiapan Wadah dan Medium Budidaya Persiapan wadah dan medium budidaya belut meliputi : a) Mempersiapkan bak dan membersihkannya dari kotoran. b) Menyusun lapisan media budidaya dari bagian paling dasar bak dengan menggunakan jerami padi setebal 10 cm, di atasnya ditimbun lumpur/tanah,pupuk kandang setebal 10 cm, kemudian di atasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering setebal 10 cm kemudain air dialirkan secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm. c) Membiarkan wadah yang telah terisi medium budidaya selama 2-4 minggu, yang bertujuan agar lapisan-lapisan media budidaya terjadi fermentasi dan menghilangkan gas-gas beracun yang akan membunuh benih belut. d) Setelah 2-4 minggu periksa kondisi wadah dan medium untuk mengetahui matang atau tidaknya nedia budidaya dengan cara menancapkan bambu atau kayu sampai ke dasar kolam dan angkat pelanpelan keatas, bila ada gelembung yang tidak berbau dan bening maka media sudah matang. e) Setelah media budidaya matang air dialirkan selama 3-4 hari untuk menghilangkan racun dan masukan vetsin (mecin/MSG) kedalam kolah yang telah berisi air, lalu diamkan selama 1 hari dalam kondisi air tetap mengalir f) Pada saat medium dalam kondisi bagus maka siap digunakan untuk penebaran bibit belut. 2) Persiapan Bibit Belut Bibit belut yang akan digunakan dalam kegiatan budidaya, diambil langsung dari alam yaitu dari sawah yang ada di Desa Gudang, Kec. Tanjungsari, Kab. Subang, Jawa Barat. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :

a) Mengambil belut pada malam hari pada saat belut aktif di permukaan sawah untuk mencari mangsa. b) Belut yang tertangkap kemudian sortasi bardasarkan ukuran tubuhnya dan kondisi morfologi yang sehat. c) Belut yang digunakan sebagai bibit adalah belut yang kondisinya aktif, tidak cacat dan berukuran 15-18 cm d) Belut yang telah disortasi lalu diaklimasi selama 2-3 hari yang bertujuan sebagai tahap adaptasi belut sebelum ditebarkan pada bak budidaya. 3) Penebaran Bibit ke Bak budidaya Penebaran bibit belut ke bak budidaya harus tepat baik teknik maupun waktu penebaran, tahapan-tahapannya adalah: a) Benih belut yang telah diaklimasi dimasukan kedalam media budidaya yang telah siap pada sore hari. b) Alirkan air secara perlahan keatas media bi\udidaya. c) Masukan eceng gondok kurang lebih dari luas permukaan media budidaya. d) Biarkan dan berikan pakan alami berupa cacing. 4) Pemeliharaan Pemeliharaan belut dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, diantaranya : a) Pemupukan Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama. b) Pemberian Pakan Berdasarkan kritera belut sebagai hewan malam maka pemberian pakan dapat dilakukan setiap sore. Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali. c) Pemberian Vaksinasi

d) Pemeliharaan Kolam dan Tambak Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun. 5) Pemanenan Cara Penangkapan/pemanenan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja. 6) Simulasi Pengepakan Belut untuk dipasarkan a) Belut yang telah dipanen di kumpulakan dalam satu wadah penampungan. b) Sortir belut yang telah dipanen sesuai ukuran tubuhnya. c) Belut yang telah dipisahkan bedasarkan ukuran dimasukan kedalam kotak sterofoam yang telah berisi air lalu ditutup. d) Belut siap didistribusikan ke pasar.

7) Monitoring dan penyuluhan akhir Monitoring dilakukan pada seluruh aspek kegiatan oleh mahasiswa pengawas. Mulai dari penyuluhan, pelaksanaan budidaya, serta panen dan pasca panen. Pendatangan mentor juga dimungkinkan apabila pada masa pelaksanaan budidaya terdapat masalah-masalah yang timbul dan menghambat kelancaran usaha. Pada akhir kegiatan diadakan evaluasi kemudian membina masyarakat agar dapat mengembangkan usaha secara mandiri. Selain itu penyuluhan mengenai pengolahan hasil budidaya belut juga aka diberikan jika perlu. Sehingga masyarakat tidak bingung memasarkan hasi produksinya. I. Jadwal Kegiatan Bulan Ke-

No. Kegiatan

1 1. 2. Penyuluhan Pelaksanaan Budidaya Belut a. Persiapan Media b. Pemilihan bibit, sortasi, Aklimatisasi c. Penebaran Bibit d. Pemberian pakan e. Vaksinasi f. Pengendalian terhadap hama dan penyakit g. Pengaturan air h. Pemupukan 3. 4. 5. Pemanenan Pemasaran Penyuluhan Akhir

J. No A

Rancangan Biaya Uraian Volume Waktu Harga Satuan Jumlah

Penyuluhan Awal dan Akhir 1. 2. 3. 4. 5. Insentif Pemateri Konsumsi Pemateri Konsumsi Peserta Modul untuk peserta Spanduk 2 Orang 2 Orang 50 Orang 50 Orang 2 Buah 4 Keg 4 Keg 4 Keg 1 Keg 1 keg Rp. 50.000 Rp. 7.000 Rp. 7.000 Rp. 10.000 Rp. 100.000 Rp. 400.000 Rp. 56.000 Rp. 1.400.000 Rp. 500.000 Rp. 200.000

6. 7. 8. B.

ATK Sewa Infokus Audiensi aparat desa (Proposal, dll) Belut dengan

1 paket 1 unit 1 Paket

1 Keg 4 keg 1 keg

Rp. 50.000 Rp. 100.000 Rp. 50.000

Rp. 50.000 Rp. 400.000 Rp. 50.000

Peralatan Budidaya media Tong 1. 2. 3. 4. 5. Tong/drum Cat minyak Pipa PVC 2 inchi

20 buah 7 kaleng 3 batang

1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg

Rp. 100.000 Rp. 8.000 Rp. 30.00 Rp. 150.000 Rp. 6000

Rp. 2.000.000 Rp. 56.000 Rp. 90.000 Rp. 150.000 Rp. 300.000

Perlengkapan pendukung (serok, 1 paket ember, waskom, cangkul, jerigen) Pupuk kandang 5 karung

C. Bibit dan pakan 1. 2. 3. Bibit belut Pelet, cacing, dan ikan-ikanan kecil 40 Kg 100 kg 1 keg Rp. 40.000 Rp. 1.600.000 Rp. 1.000.000 Rp. 500.000

4 bulan Rp. 2.500 keg 1 keg Rp. 500.000

Suplemen, vaksin, dan obat-obatan 1 Paket lainnya

D. Lain-lain 1. 2. 3. Transportasi kegiatan Laporan dan media presentasi Dokumentasi Jumlah total 1 tim 1 tim 1 buah 1 keg 1 keg 1 keg Rp. 500.000 Rp. 200.000 Rp. 100.000 Rp. 500.000 Rp. 200.000 Rp. 100.000 Rp. 9.022.000

K. Lampiran Biodata 1. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. Ketua Nama Lengkap : Irfan Zidni NPM : 230110097015 Tempat, Tgl Lahir : Tasikmalaya, 12 November 1990 Jenis Kelamin : Laki-Laki Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan Jurusan/Program studi : Perikanan Semester : V (Lima) Alamat Rumah : Pondok Gandasari, Desa Hegarmanah, Kec.Jatinangor Telepon /Hp : 085223070697 Alamat Orang Tua : Kp.Cijeruk RT/RW 020/004 Desa Cintaraja, Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya 46417 Telephone : 085221464591 2. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. Anggota:

Nama Lengkap : Lantun Paradhita Dewanti NPM : 230110097005 Tempat, Tgl Lahir : Ciamis, 17 April 1991 Jenis Kelamin : Perempuan Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan Jurusan/Program studi : Perikanan Semester : V (Lima) Alamat Rumah : Jl. Puspa Kencana 56, Komplek Bumi Panyawangan, Cileunyi, Bandung Telepon /Hp : 085223449634 Alamat Orang Tua : Kp. Rawa II, Desa Rawa RT/RW 11/05, Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis 46253 3. a. b. c. d. e. Anggota Nama Lengkap NPM Tempat, Tgl Lahir Jenis Kelamin Fakultas : Dian : : : :

f. g. h. i. j.

Jurusan/Program studi Semester Alamat Rumah Telepon /Hp Alamat Orang Tua

: : : : :

Anda mungkin juga menyukai