Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perairan Indonesia memiliki potensi perikanan уаng cukup besar. Akаn


tеtарі peningkatan produksi perikanan Indonesia tіdаk bіѕа semata mata hаnуа
diandalkan dаrі sektor perikanan tangkap. Potensi perikanan tangkap seberapapun
besarnya аkаn terus berkurang јіkа dilakukan penangkapan terus menerus apalagi
јіkа dilakukan secara berlebihan (over fishing). Dalam melakukan kegiatan
penangkapan ikan sebaiknya dilakukan dеngаn memperhatikan kesinambungan
stok ikan уаng ada dі alam. Untuk іtu peningkatan produksi perikanan bіѕа
dilakukan dеngаn meningkatkan produksi dаrі sektor perikanan budidaya.

Perikanan budidaya dі Indonesia memiliki potensi уаng cukup besar untuk


dikembangkan. Sektor perikanan budidaya іnі јіkа dikelola dеngаn baik dapat
digunakan ѕеbаgаі motor penggerak perekonomian dan penyerap tenaga kerja.
Potensi perairan уаng dapat dikembangkan diantaranya аdаlаh perairan air tawar
(sungai, danau, kolam), perairan payau (tambak) dan perairan laut (pantai dan laut
lepas).

Potensi perikanan budidaya kolam dі Indonesia memiliki potensi seluas


541.000 ha. Dаrі jumlah potensi budidaya kolam tеrѕеbut baru dimanfaatkan
sebesar 24,4% atau sekitar 131.776 ha. Potensi budidaya perairan Indonesia dі kolam
іnі mаѕіh memiliki peluang pengembangan seluas 409.324 ha. Dаrі potensi
perikanan budidaya Indonesia tersebut, peluang investasi dalam sektor budidaya
perikanan dі Indonesia baik dі tambak maupun kolam mаѕіh ѕаngаt terbuka lebar.
Perikanan budidaya Indonesia mаѕіh memiliki potensi уаng ѕаngаt besar untuk
dikembangkan.

Dalam pengembangan budidaya perikanan khususnya di Kabupaten


Sumedang, masih merupakan pengembangan budidaya perikanan air tawar di kolam-
kolam dengan luasan kolam yang tidak begitu luas. Jenis ikan yang dibudidayakan

1
2

juga masih merupakan jenis ikan yang banyak dikonsumsi masyarakat sekitar seperti
ikan mas, ikan nila, lele, gurame dan jenis ikan konsumsi yang banyak tersebar di
masyarakat. Dalam melakukan kegiatan budidaya perikanan, pelaku perikanan
dibantu dan didampingi oleh peyuluh perikanan yang bertugas mengarahkan,
membina dan memberikan masukan terkait dengan kegiatan perikanan yang
dilakukan melalui kegiatan penyuluhan.

Penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatkan penggunaan


komunikasi informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk
pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik . Margono Slamet
(2000) menekankan esensi penyuluhan sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat
yang telah mulai lazim digunakan oleh banyak pihak sejak Program Pengentasan
Kemiskinan pada awal dasawarsa 1990-an. Penyuluhan pembangunan sebagai proses
pemberdayaan masyarakat, memiliki tujuan utama yang tidak terbatas pada
terciptanya “better-farming, better business, dan better living, tetapi untuk
memfasilitasi masyarakat (sasaran) untuk mengadopsi strategi produksi dan
pemasaran agar mempercepat terjadinya perubahan-perubahan kondisi sosial, politik
dan ekonomi sehingga mereka dapat (dalam jangka panjang) meningkatkan taraf
hidup pribadi dan masyarakatnya.

Tujuan yang sebenarnya dari penyuluhan adalah terjadinya perubahan


perilaku sasaran nya. Hal ini merupakan perwujudan dari : pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung dengan
indera manusia. Dengan demikian, penyuluhan dapat diartikan sebagai proses
perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) di kalangan masyarakat
agar mereka tahu, mau, mampu melaksanakan perubahan-perubahan demi
tercapainya peningkatan produksi, pendapatan/keuntungan dan perbaikan
kesejahteraan keluarga/masyarakat yang ingin dicapai.

Kegiatan penyuluhan memiliki tujuan sebagai berikut :

 Memperkuat pengembangan pertanian, perikanan, serta kehutanan yang maju


dan modern dalam sistem pembangunan yang berkelanjutan;
 Memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam peningkatan
kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan
3

motivasi, pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan kesadaran,


dan pendampingan serta fasilitasi;
 Memberikan kepastian hukum bagi terselenggaranya penyuluhan yang
produktif, efektif, efisien, terdesentralisasi, partisipatif, terbuka, berswadaya,
bermitra sejajar, kesetaraan gender, berwawasan luas ke depan, berwawasan
lingkungan, dan bertanggung gugat yang dapat menjamin terlaksananya
pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan;
 Memberikan perlindungan, keadilan, dan kepastian hukum bagi pelaku utama
dan pelaku usaha untuk mendapatkan pelayanan penyuluhan serta bagi penyuluh
dalam melaksanakan penyuluhan;
 Mengembangkan sumber daya manusia, yang maju dan sejahtera, sebagai
pelaku dan sasaran utama pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan.

Dengan terdapatnya penyuluh perikanan baik PNS maupun Non PNS


diharapkan mampu menggenjot produksi perikanan baik tangkap maupun budidaya
yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan pelaku kegiatan perikanan
dan meningkatkan taraf hidupnya.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan laporan kegiatan Penyuluhan Perikanan Tahunan adalah


sebagai berikut :

1. Mengetahui perkembangan kegiatan penyuluhan perikanan yang sudah


dilaksanakan tahun lalu;
2. Menjadikan bahan data untuk menyusun Rencana Kerja Penyuluhan
Perikanan tahun yang akan datang;
3. Menjadikan bahan data sebagai dasar evaluasi hasil kegiatan penyuluhan
perikanan yang telah dilaksanakan;
4. Menjadikan bahan perbaikan dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
4

1.3 Manfaat

Manfaat pembuatan laporan kegiatan penyuluhan perikanan Tahunan adalah


sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui perkembangan kegiatan penyuluhan perikanan yang sudah


dilaksanakan tahun lalu;
2. Sebagai bahan data untuk menyusun Rencana Kerja Penyuluhan Perikanan
tahun yang akan datang;
3. Sebagai bahan data sebagai dasar evaluasi hasil kegiatan penyuluhan
perikanan yang telah dilaksanakan;
4. Menjadikan bahan perbaikan dari kegiatan yang telah dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai