OLEH :
Sebagai negara kepulauan terbesar dengan luas wilayah laut yang dapat dikelola
sebesar 5,8 juta km2, sektor maritim (kelautan) menjadi sangat strategis bagi Indonesia.
Meskipun demikian, selama ini sektor tersebut masih kurang mendapat perhatian serius
bila dibandingkan dengan sektor daratan. Padahal jika potensi pembangunan (ekonomi)
kelautan Indonesia dikelola dengan inovatif dan baik, maka dapat menjadi salah satu
sumber modal utama pembangunan, dan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi
negara dan masyarakat Indonesia. Sejalan dengan kebijakan Pemerintahan yang
menitikberatkan pada sumber daya maritim, diantaranya melalui kebijakan “Poros
Maritim” dan “Tol Laut”. Bagaimana pengelolaan sektor perikanan yang berkelanjutan
dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat
1.2. PERMASALAHAN
1.3. TUJUAN
Tujuan dari kajian ini adalah untuk menyusun strategi pengetahuan pengelolaan
perikanan tangkap dan budidaya yang berkelanjutan Penyusunan ini berguna untuk
menjadi dasar dalam menentukan arah kebijakan dalam rangka mencapai pembangunan
dan peningkatan pemanfaatan sektor perikanan yang efektif, dilakukan secara lestari,
berkelanjutan, serta bertanggung jawab untuk kesejahteraan perekonomian masyarakat
Indonesia
1.4. MANFAAT
Dengan kajian ini maka diharapkan dapat menadapat informasi tentang isu-isu
strategis pada sub-sektor perikanan tangkap dan perikanan budidaya serta informasi
mengenai permasalahan-permasalahan yang dialami dalam pengelolaan sumber
perikanan dan yang berkaitan dengan perikanan tangkap dan perikanan budidaya sebagai
salah satu sektor tumpuan perekonomian masyarakat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam dua dekade terakhir ini, istilah berkelanjutan menjadi isu utama dalam
melaksanakan pembangunan, yang kemudian dirumuskan kedalam konsep pembangunan
berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang
dapat memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi
yang akan datang. Kebutuhan yang dimaksud disini adalah kebutuhan untuk
kelangsungan hidup hayati dan kebutuhan untuk kehidupan manusia. Dengan demikian,
pada prinsipnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
mengintegrasikan masalah ekologi, ekonomi, dan sosial.7 Konsep pembangunan
berkelanjutan muncul dari kesadaran lingkungan dan kecemasan akan makin merosotnya
kemampuan bumi untuk menyangga kehidupan. Tekait dengan isu pembangunan
berkelanjutan ini, pada tahun 1992 PBB mengadakan Earth Summit (Konferensi Tingkat
Tinggi/KTT Bumi) di Rio Janeiro, Brasil, dan 178 pemimpin negara di dunia termasuk
Indonesia berhasil menyepakati program aksi untuk pembangunan berkelanjutan
(sustainable development). Dokumen tersebut merupakan tindak lanjut laporan The
World Commission on Environment and Development (WCED) atau Komisi Dunia
tentang Lingkungan dan Pembangunan yang berjudul Masa Depan Kita Bersama (Our
Common Future) pada sidang umum PBB pada tahun 1987.8 Selanjutnya, pada tahun
2002 di Johannesburg, Afrika Selatan, diadakan the Word Submit on Sustainable
Development (WSSD) untuk lebih melengkapi lagi konsep pembangunan berkelanjutan
dengan memuat prinsip-prinsip utama pembangunan berkelanjutan yang harus
dipedomani setiap negara dalammengimplementasikannya berdasarkan pertimbangan
keterkaitan dan kesalingtergantungan pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan
pembangunan lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan ini tentunya mencakup semua sektor pembangunan,
termasuk didalamnya adalah sektor perikanan. Istilah perikanan berkelanjutan
(sustainable fisheries) mulai dijadikan agenda dunia pada tahun 1995 dengan
merumuskan konsep pembangunan perikanan berkelanjutan oleh FAO dengan menyusun
dokumen Kode Etik Perikanan yang Bertanggung Jawab atau Code of Conduct for
Responsible Fisheries (CCRF). Selanjutnya, dilakukan perumusan definisi terkait dengan
perikanan berkelanjutan, baik oleh lembaga-lembaga yang berkompeten maupun para
ahli. Salah satu lembaga yang terkait dengan pelaksanaan perikanan berkelanjutan, yakni
Marine Stewardship Council (MSC), mendefinisikan perikanan berkelanjutan sebagai
salah satu cara memproduksi ikan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat
berlangsung terus menerus pada tingkat yang wajar dengan mempertimbangkan
kesehatan ekologi, meminimalkan efek samping yang mengganggu keanekaragaman,
struktur, dan fungsi ekosistem, serta dikelola dan dioperasikan secara adil dan
bertanggung jawab, sesuai dengan hukum dan peraturan lokal, nasional dan internasional
untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan generasi masa depan.10 Sementara,
salah satu ahli perikanan dunia, yaitu Hilborn (2005) dari University of Washington,
menyatakan bahwa definisi perikanan berkelanjutan adalah: aktivitas perikanan yang
dapat mempertahankan keberlangsungan hasil produksi dalam jangka panjang, menjaga
keseimbangan ekosistem antar generasi, dan memelihara sistem biologi, sosial, dan
ekonomi guna menjaga kesehatan ekosistem manusia dan ekosistem laut.
BAB III
PEMBAHASAN
Ilmu perikanan adalah disiplin ilmu yang mempelajari dan mengatur dunia
perikanan. Ilmu perikanan adalah ilmu multidisiplin yang terdiri dari limnologi,
oseanografi, biologi air tawar, biologi kelautan, biologi konservasi, ekologi perairan,
dinamika populasi, ekonomi, dan manajemen untuk menyediakan gambaran terpadu
mengenai dunia perikanan.
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau. Dengan wilayah
yang terdiri dari sepertiga berupa daratan, dan dua per tiga dikelilingi oleh perairan atau
lautan. Oleh karena itu Indonesia disebut sebagai Negara Kepulauan. Dan sudah terkenal
sebagai Negara Kepulauan terbesar di dunia.
Pada Sektor Kelautan dan Perikanan sebagai sektor potensial bagi sumber
pertumbuhan ekonomi baru merupakan sumber penghidupan masyarakat banyak dan
harapan masa depan bangsa. Indonesia merupakan negara kepulauan dan 2/3 wilayahnya
merupakan lautan, karenanya potensi ikan di Indonesia sangat berlimpah. Secara fisik,
sektor kelautan dan perikanan memilki potensi yang sangat besar.
Tingginya keanekaragaman hayati membuat potensi peluang semakin besar untuk
dikembangkan, seperti sebagai sumber plasma nutfah, sumber pangan, bahan baku
industri farmasi dan kosmetik, dan pendukung untuk pengembangan kawasan industri
dan pariwisata.
Potensi-potensi tersebut di atas tidak akan memberikan dampak yang signifikan
apabila tidak dikelola secara profesional dengan tetap memperhatikan aspek pengelolaan
yang berwawasan lingkungan. Berbagai macam kekayaan laut Indonesia dapat dikelola
oleh masyarakat. Namun hal paling utama dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya adalah
sektor perikanan. Dengan wilayah dan hasil laut yang besar, tentu sektor perikanan
menjadi perhatian penting. Karena sektor tersebut mampu untuk menunjang kemajuan
perekonomian bangsa.
3.3. PERANANAN ILMU PERIKANAN PADA MANFAAT EKONNOMI
MASYARAKAT
Prinsip dasar dari ilmu pengetahuan dan teknologi budidaya peairan adalah
bagaimana manusia dapat meningkatkan laju pertumbuhan dari organisme akuatik
(sumberdaya perairan hayati) yang bermanfaat bagi manusia, agar diperoleh hasil
produksi yang lebih meningkat pada periode/ waktu tertentu (bila dibandingkan dengan
pertumbuhannya di alam) dan mempunyai sifat tambah yang optimal melalui mamsukan
teknologi dan energi yang efektif dan efisien
Permasalahan masih lemahnya penguasaan IPTEK perikanan (termasuk IPTEK
Budidaya Perairan), belum memadainya kualitas sumber daya manusia pelaku kegiatan
usaha perikanan dan masih terbatasnya infrastruktur yang tersedia . Guna mengatasi
permasalahan dan hambatan tersebut di atas, maka upaya yang dapat dilakukan melalui
peningkatan pemahaman dan penguasaan IPTEK Budidaya Perairan
Mempelajari ilmu budidaya perairan berarti mempelajari aspek-aspek biologis dari
organisme akuatik antara lain : daur hidup di alam (life history); jenis makan dan
kebiasaan makan : omnivorous, herbivorous, carnivorous (food and feeding habits), sifat-
sifat reproduksi (reproduction systems) dan kesukaannya terhadap kondidsi bioekologis
(bioecological preference) dalam kkehidupannya dialam.
Informasi-informasi dasar tentang aspek-aspek biologis dari organisme akuatik
yang akan dibudidayakan (kultivan) penting untuk diketahui, karena sifat-sifat tersebut
sangat bervariasi antar species baik untuk ikan bersirip (fin fish), moluska, rumput laut,
krustasea, lingkungan kehiidupan (ekosoistem air tawar, payau, dan laut); tingkatan umur
(larva, juvenil, dewasa dan induk). Pemahaman tentang sifat-sifat biologis ini sangat
bermanfaat dalam rumusan dan penetapan strategi rekayasa bioteknologi yang akan
digunakan pada kegiatan produkksi budidaya perairan
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN