Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KARYA ILMIAH :

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

”PERNANAN PENGETAHUAN DALAM KONTRIBUSI ILMU


PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL”

OLEH :

NAMA : AGISTA AUZI


STAMBUK : Q1B121016

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sebagai negara kepulauan terbesar dengan luas wilayah laut yang dapat dikelola
sebesar 5,8 juta km2, sektor maritim (kelautan) menjadi sangat strategis bagi Indonesia.
Meskipun demikian, selama ini sektor tersebut masih kurang mendapat perhatian serius
bila dibandingkan dengan sektor daratan. Padahal jika potensi pembangunan (ekonomi)
kelautan Indonesia dikelola dengan inovatif dan baik, maka  dapat menjadi  salah  satu 
sumber  modal utama pembangunan, dan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi
negara dan masyarakat Indonesia. Sejalan dengan kebijakan Pemerintahan yang
menitikberatkan pada sumber daya maritim, diantaranya melalui kebijakan “Poros
Maritim” dan “Tol Laut”. Bagaimana pengelolaan sektor perikanan yang berkelanjutan
dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat

1.2. PERMASALAHAN

Perikanan berkelanjutan adalah upaya memadukan tujuan sosial, ekonomi dan


ekologi. Konsep perikanan berkelanjutan muncul dari kesadaran lingkungan. Perikanan
berkelanjutan dikembangkan karena kecemasan akan makin merosotnya kemampuan
lingkungan perairan untuk menyangga ketersediaan sumber daya ikan. Ide awal perikanan
berkelanjutan adalah dapat menangkap atau memanen sumber daya ikan pada tingkat
yang berkelanjutan, sehingga populasi dan produksi ikan tidak menurun atau tersedia dari
waktu ke waktu. Sumber daya ikan termasuk sumber daya yang dapat diperbaharui,
walaupun demikian bukan berarti sumber daya ikan dapat dimanfaatkan tanpa batas.
Apabila sumber daya ikan dimanfaatkan tanpa batas atau tidak rasional serta melebihi
batas maksimum daya dukung ekosistemnya, maka dapat mengakibat kerusakan dan
berkurangnya sumber daya ikan itu sendiri, bahkan bila tidak segera diatasi juga dapat
mengakibatkan kepunahan sumber daya ikan tersebut.
Permasalahan lainnya adalah pelaku usaha perikanan yang sebagian besar belum
memiliki pengetahuan yang cukup tentang usaha perikanan yang berkelanjutan dan
juga belum memiliki skala usaha yang layak (economy of scale). Akibatnya, tidak
sedikit pelaku usaha perikanan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya,
yang melakukan praktik-praktik usaha perikanan yang tidak berkelanjutan, bahkan
beberapa masih ada yang menggunakan alat tangkap atau bahan-bahan yang
berbahaya bagi sumber daya ikan, lingkungan, dan manusianya. Terlebih lagi
ditambah dengan skala usaha ekonomi mereka yang belum layak, sehingga para
pelaku usaha perikanan tersebut lebih cenderung untuk mengejar kuantitas produksi
semata, tanpa memperhatikan daya dukung ekosistemnya.

1.3. TUJUAN

Tujuan dari kajian ini adalah untuk menyusun strategi pengetahuan pengelolaan
perikanan tangkap dan budidaya yang berkelanjutan Penyusunan ini berguna untuk
menjadi dasar dalam menentukan arah kebijakan dalam rangka mencapai pembangunan
dan peningkatan pemanfaatan sektor perikanan yang efektif, dilakukan secara lestari,
berkelanjutan, serta bertanggung jawab untuk kesejahteraan perekonomian masyarakat
Indonesia

1.4. MANFAAT

Dengan kajian ini maka diharapkan dapat menadapat informasi tentang isu-isu
strategis pada sub-sektor perikanan tangkap dan perikanan budidaya serta informasi
mengenai permasalahan-permasalahan yang dialami dalam pengelolaan sumber
perikanan dan yang berkaitan dengan perikanan tangkap dan perikanan budidaya sebagai
salah satu sektor tumpuan perekonomian masyarakat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pengetahuan

Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia


baik dibagian rohani atau dibagian jasmani. Ada juga para beberapa orang ahli
mengartikan pendidikan itu adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku
seseorang atau sekelompok orang dalam mendewasakan melalui pengajaran dan latihan.
Dengan pendidikan kita bisa lebih dewasa karena pendidikan tersebut memberikan
dampak yang sangat positif bagi kita, dan juga pendidikan tersebut bisa memberantas
buta huruf dan akan memberikan keterampilan, kemampuan mental, dan lain sebagainya.
Seperti yang tertera didalam UU No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha dasar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan,
yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.
Menurut Prof. H. Mahmud Yunus dan Martinus Jan Langeveld mengatakan
pendidikan adalah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan
membantu anak yangbertujuan meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak
sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang
paling tinggi. Agar anak tesebut memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang
dilakukannya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan
agamanya. Selain dari itu Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat
melakukan tugas hidupnya secara mandiri dan bertanggung jawab dan pendidikan
merupakan usaha manusia dewasa dalam membimbing manusia yang belum dewasa
menuju kedewasaan
2.2.2 Pengertian Pembangunan Perikanan Berkelanjutan

Dalam dua dekade terakhir ini, istilah berkelanjutan menjadi isu utama dalam
melaksanakan pembangunan, yang kemudian dirumuskan kedalam konsep pembangunan
berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang
dapat memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi
yang akan datang. Kebutuhan yang dimaksud disini adalah kebutuhan untuk
kelangsungan hidup hayati dan kebutuhan untuk kehidupan manusia. Dengan demikian,
pada prinsipnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
mengintegrasikan masalah ekologi, ekonomi, dan sosial.7 Konsep pembangunan
berkelanjutan muncul dari kesadaran lingkungan dan kecemasan akan makin merosotnya
kemampuan bumi untuk menyangga kehidupan. Tekait dengan isu pembangunan
berkelanjutan ini, pada tahun 1992 PBB mengadakan Earth Summit (Konferensi Tingkat
Tinggi/KTT Bumi) di Rio Janeiro, Brasil, dan 178 pemimpin negara di dunia termasuk
Indonesia berhasil menyepakati program aksi untuk pembangunan berkelanjutan
(sustainable development). Dokumen tersebut merupakan tindak lanjut laporan The
World Commission on Environment and Development (WCED) atau Komisi Dunia
tentang Lingkungan dan Pembangunan yang berjudul Masa Depan Kita Bersama (Our
Common Future) pada sidang umum PBB pada tahun 1987.8 Selanjutnya, pada tahun
2002 di Johannesburg, Afrika Selatan, diadakan the Word Submit on Sustainable
Development (WSSD) untuk lebih melengkapi lagi konsep pembangunan berkelanjutan
dengan memuat prinsip-prinsip utama pembangunan berkelanjutan yang harus
dipedomani setiap negara dalammengimplementasikannya berdasarkan pertimbangan
keterkaitan dan kesalingtergantungan pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan
pembangunan lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan ini tentunya mencakup semua sektor pembangunan,
termasuk didalamnya adalah sektor perikanan. Istilah perikanan berkelanjutan
(sustainable fisheries) mulai dijadikan agenda dunia pada tahun 1995 dengan
merumuskan konsep pembangunan perikanan berkelanjutan oleh FAO dengan menyusun
dokumen Kode Etik Perikanan yang Bertanggung Jawab atau Code of Conduct for
Responsible Fisheries (CCRF). Selanjutnya, dilakukan perumusan definisi terkait dengan
perikanan berkelanjutan, baik oleh lembaga-lembaga yang berkompeten maupun para
ahli. Salah satu lembaga yang terkait dengan pelaksanaan perikanan berkelanjutan, yakni
Marine Stewardship Council (MSC), mendefinisikan perikanan berkelanjutan sebagai
salah satu cara memproduksi ikan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat
berlangsung terus menerus pada tingkat yang wajar dengan mempertimbangkan
kesehatan ekologi, meminimalkan efek samping yang mengganggu keanekaragaman,
struktur, dan fungsi ekosistem, serta dikelola dan dioperasikan secara adil dan
bertanggung jawab, sesuai dengan hukum dan peraturan lokal, nasional dan internasional
untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan generasi masa depan.10 Sementara,
salah satu ahli perikanan dunia, yaitu Hilborn (2005) dari University of Washington,
menyatakan bahwa definisi perikanan berkelanjutan adalah: aktivitas perikanan yang
dapat mempertahankan keberlangsungan hasil produksi dalam jangka panjang, menjaga
keseimbangan ekosistem antar generasi, dan memelihara sistem biologi, sosial, dan
ekonomi guna menjaga kesehatan ekosistem manusia dan ekosistem laut.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. PENGERTIAN ILMU PERIKANAN

Ilmu perikanan adalah disiplin ilmu yang mempelajari dan mengatur dunia
perikanan. Ilmu perikanan adalah ilmu multidisiplin yang terdiri dari limnologi,
oseanografi, biologi air tawar, biologi kelautan, biologi konservasi, ekologi perairan,
dinamika populasi, ekonomi, dan manajemen untuk menyediakan gambaran terpadu
mengenai dunia perikanan.

3.2. PERANAN ILMU PERIKANAN

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau. Dengan wilayah
yang terdiri dari sepertiga berupa daratan, dan dua per tiga dikelilingi oleh perairan atau
lautan. Oleh karena itu Indonesia disebut sebagai Negara Kepulauan. Dan sudah terkenal
sebagai Negara Kepulauan terbesar di dunia.
Pada Sektor Kelautan dan Perikanan sebagai sektor potensial bagi sumber
pertumbuhan ekonomi baru merupakan sumber penghidupan masyarakat banyak dan
harapan masa depan bangsa. Indonesia merupakan negara kepulauan dan 2/3 wilayahnya
merupakan lautan, karenanya potensi ikan di Indonesia sangat berlimpah. Secara fisik,
sektor kelautan dan perikanan memilki potensi yang sangat besar.
Tingginya keanekaragaman hayati membuat potensi peluang semakin besar untuk
dikembangkan, seperti sebagai sumber plasma nutfah, sumber pangan, bahan baku
industri farmasi dan kosmetik, dan pendukung untuk pengembangan kawasan industri
dan pariwisata.
Potensi-potensi tersebut di atas tidak akan memberikan dampak yang signifikan
apabila tidak dikelola secara profesional dengan tetap memperhatikan aspek pengelolaan
yang berwawasan lingkungan. Berbagai macam kekayaan laut Indonesia dapat dikelola
oleh masyarakat. Namun hal paling utama dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya adalah
sektor perikanan. Dengan wilayah dan hasil laut yang besar, tentu sektor perikanan
menjadi perhatian penting. Karena sektor tersebut mampu untuk menunjang kemajuan
perekonomian bangsa.
3.3. PERANANAN ILMU PERIKANAN PADA MANFAAT EKONNOMI
MASYARAKAT

Pemasaran produk perikanan dapat menjadi penghela bagi pengembangan sub


sistem produksi baik dari hulu sampai hilir. Peningkatan pemasaran akan mampu
mendorong terjadinya peningkatan produksi di sisi hulu maupun peningkatan produksi
pengolahan di sisi hilir yang pada akhirnya mampu menyerap tenaga kerja sektor
perikanan yang cukup besar. Sebagai penyedia lapangan kerja, perikanan telah
berkontribusi terhadap penciptaan dan pengembangan industri rumah tangga, usaha mikro
kecil menengah dan industri besar berskala ekspor. Peningkatan pertumbuhan ekonomi
ditunjukkan dari kontribusi peningkatan kesejahteraan masyarakat pengolah dan pemasar
hasil perikanan.
Berikut Manfaat Ekonomi Perikanan
1. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat. Ikan merupakan lauk sumber
protein hewani yang bak bagi perkembangan tubuh manusia. Juga mengandung
omega 3 yang aik bagi perkembangan otak manusia. Sehingga keberadaannya
sangat penting untuk pemenuhan kebutuhan gizi tersebut. Demi generasi penerus
bangsa yang sehat dan pintar.
2. Memberikan penghasilan bagi masyarakat terutama mereka yang hidup di daerah
dekat perairan. Masyarakat di daerah pesisir atau perairan mayoritas
menggantungkan hidupnya pada hasil menangkap ikan (nelayan). Mereka
menangkap ikan dan menjualnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Menaikkan derajat ekonomi rakyat. Penghasilan yang diperoleh masyarakat dari
penjualan ikan adalah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Jika penjualan
tersebut memberikan hasil yang besar, akan terjadi lonjakan pemenuhan
kebutuhan. Dari pemenuhan kebutuhan primer, menjadi kebutuhan sekunder
bahkan tersier. Hal ini dikarenakan derajat ekonomi yang meningkat.
4. Membantu pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi rakyat yang
baik (pada poin 3) secara otomatis memengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional
yang baik pula.
5. Membantu pemenuhan pangan dunia sebagai pemasok (ekspor) perikanan.
Seperti halnya masyarakat Indonesia, penduduk dunia pun membutuhkan ikan
untuk pemenuhan pangan dan gizinya. Apabila di dalam negerinya tidak
tercukupi, tentu mereka akan mengimpor. Di sinilah kesempatan baik Indonesia
untuk memasok (mengekspor) ikan-ikan pada negara-negara yang memerlukan.
6. Meningkatkan devisa negara. Dari hasil ekspor perikanan pada poin 5 (lima)
secara otomatis akan memberikan (meningkatkan) devisa bagi negara.
7. Selain dalam segi ekonomi, perikanan juga mampu memberikan manfaat dalam
segi sosial, yaitu menjalin hubungan atau relasi. Karena sektor perikanan
memerlukan banyak orang yang menanganinya. Sehingga akan otomatis terjalin
hubungan dengan banyak orang. Misal antara nelayan dengan pembeli, penjual
ikan dengan pemborong, pedagang besar maupun kecil, konsumen, pemerintah
daerah, dan sebagainya. Di samping itu, tingkat ekonomi yang baik masyarakat
pesisir akan memberikan kepercayaan diri yang baik pula dalam kehidupan
sosialnya

3.4. PERANAN ILMU PERIKANAN PADA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

Prinsip dasar dari ilmu pengetahuan dan teknologi budidaya peairan adalah
bagaimana manusia dapat meningkatkan laju pertumbuhan dari organisme akuatik
(sumberdaya perairan hayati) yang bermanfaat bagi manusia, agar diperoleh hasil
produksi yang lebih meningkat pada periode/ waktu tertentu (bila dibandingkan dengan
pertumbuhannya di alam) dan mempunyai sifat tambah yang optimal melalui mamsukan
teknologi dan energi yang efektif dan efisien
 Permasalahan masih lemahnya penguasaan IPTEK perikanan (termasuk IPTEK
Budidaya Perairan), belum memadainya kualitas sumber daya manusia pelaku kegiatan
usaha perikanan dan masih terbatasnya infrastruktur yang tersedia . Guna mengatasi
permasalahan dan hambatan tersebut di atas, maka upaya yang dapat dilakukan melalui
peningkatan pemahaman dan penguasaan IPTEK Budidaya Perairan
Mempelajari ilmu budidaya perairan berarti mempelajari aspek-aspek biologis dari
organisme akuatik antara lain : daur hidup di alam (life history); jenis makan dan
kebiasaan makan : omnivorous, herbivorous, carnivorous (food and feeding habits), sifat-
sifat reproduksi (reproduction systems) dan kesukaannya terhadap kondidsi bioekologis
(bioecological preference) dalam kkehidupannya dialam.
Informasi-informasi dasar tentang aspek-aspek biologis dari organisme akuatik
yang akan dibudidayakan (kultivan) penting untuk diketahui, karena sifat-sifat tersebut
sangat bervariasi antar species baik untuk ikan bersirip (fin fish), moluska, rumput laut,
krustasea, lingkungan kehiidupan (ekosoistem air tawar, payau, dan laut); tingkatan umur
(larva, juvenil, dewasa dan induk). Pemahaman tentang sifat-sifat biologis ini sangat
bermanfaat dalam rumusan dan penetapan strategi rekayasa bioteknologi yang akan
digunakan pada kegiatan produkksi budidaya perairan
BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil kajian ini adalah sebagai berikut :


1. Hingga saat ini kegiatan perikanan di Indonesia dapat dinyatakan belum berjalan
secara berkelanjutan, karena aktivitasnya belum sepenuhnya menerapkan
kaidahkaidah perikanan yang bertanggungjawab
2. Permasalahan utama dalam kegiatan perikanan tangkap adalah pengelolaannya yang
masih bersifat ”open acces” walaupun sudah ada mekanisme perijinan, tekanan yang
tinggi pada daerah perairan pantai akibat dominansinya armada perikanan skala kecil
yang jumlahnya mencapai 89% dari total armada perikanan nasional, dan maraknya
praktik illegal fishing di perairan lepas pantai wilayah Indonesia.
3. Permasalahan utama dalam kegiatan perikanan budidaya adalah penyediaan pakan
ikan yang masih tergantung dari produk impor, penyediaan benih unggul yang masih
terbatas untuk memenuhi kebutuhan nasional, dan belum terjaminnya tata ruang
untuk mendukung pelaksanaan perikanan budidaya yang berkelanjutan.
4. Formulasi strategi yang perlu dilakukan untuk terwujudnyan pengelolaan perikanan
tangkap berkelanjutan untuk aspek ekonomi adalah: (1) Meningkatkan daya saing
produk industri hasil perikanan tangkap, (2) Menciptakan sistem pemasaran dan
distribusi produk perikanan tangkap di dalam negeri yang efisien, aman, dan
berkualitas, dan (3) Meningkatkan efisiensi usaha perikanan tangkap skala kecil dan
memenuhi skala ekonomi (economy of scale). Sedangkan untuk aspek sosial strategi
yang dilakukan adalah: (4) Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan nelayan dan
tenaga kerja perikanan tangkap. Sementara untuk aspek ekologi strategi yang dapat
dilakukan adalah: (5) Pemberantasan kegiatan IUU fishing dan (6) Meningkatkan
efektifitas pelaksanaan pengelolaan perikanan tangkap berbasis daya dukung
ekosistem perairan. Dan untuk aspek sosial strategi yang dilakukan meliputi: (7)
Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengawas sumber daya ikan dan efektifitas
penegakan hukumnya dan (8) Sistem pendataan dan informasi perikanan tangkap
yang andal dan terintegrasi.
4.2. SARAN

Rekomendasi yang disarankan untuk mempercepat terwujudnyan Pengelolaan


Perikanan Berkelanjutan adalah sebagai berikut :
1. Perlunya dilakukan segera merumuskan dan mengimplementasikan sistem
pengelolaan perikanan berkelanjutan (sustainable fisheries management) yang sesuai
untuk Indonesia berdasarkan kaidah-kaidah internasional yang telah diamanatkan
dan disarankan oleh FAO dan best practices dari negara-negara yang telah berhasil.
Best practices yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk diadopsi, yakni:
untuk negara Jepang adalah struktur kelembagaan para pelaku usaha penangkapan
ikan yang sistematis dan jelas, dimana untuk perikanan pantai dikelola oleh
koperasi-koperasi perikanan yang beranggotakan nelayan-nelayan skala kecil dan
menengah, untuk lepas pantai oleh asosiasi-asosiasi perikanan yang beranggotakan
para pengusaha perikanan industri; untuk negara Australia adalah sistem pembatasan
input control yang tegas, sistem perlindungan untuk daerah- daerah pemijahan dan
nursery ground ikan, dan pelibatan lembaga riset untuk mewujudkan pengelolaan
perikanan berkelanjutan pada spesies atau komoditas utama, mulai dari hulu hingga
hilir; dan untuk Inggris adalah sistem pengaturan technical measures untuk
kepentingan konservasi melalui regulasi yang mengatur ukuran minimum ikan yang
boleh dipasarkan, ukuran minimum mesh size (mata jaring) yang digunakan,
pembatasan area penangkapan, dan pembatasan beberapa jenis alat tangkap yang
diperbolehkan beroperasi di wilayah perairan tertentu.
2. Guna menghindari kesalahan atau bias dalam pengambilan kebijakan pengelolaan
perikanan berkelanjutan, perlu segera diprioritaskan peningkatan keandalan sistem
pendataan dan informasi perikanan agar lebih komprehensif, efektif, dan efisien. 3.
Perlu penguatan atau perumusan kembali bentuk kelembagaan yang tepat dan efektif
untuk mengelola perikanan berkelanjutan.
4. Untuk perikanan tangkap perlu segera untuk menerapkan “limited acces” secara
penuh melalui bentuk pengelolaan perikanan (fisheries management) yang tepat,
memberantas illegal fishing, menerapkan kebijakan open and close season, dan
restrukturisasi ukuran dan jumlah armada perikanan nasional.
5. Untuk perikanan budidaya perlu segera untuk mengembangkan industri pakan ikan
yang berbasis bahan baku domestik dan juga mengembangkan industri pembenihan
ikan, udang dan rumput laut nasional serta memberikan jaminan dan kepastian
hukum tata ruang untuk usaha perikanan budidaya.
6. Mengingat antara satu permasalahan dan permasalahan lain dalam bidang perikanan
memiliki keterikatan yang kuat, maka perbaikan, pelaksanaan, kontrol dan
pengawasan serta sanksi yang diberikan harus tegas dan dilakukan secara
komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA

Silalahi, D. 2003. Pembangunan Berkelanjutan Dalam Rangka Pengelolaan Sumber Daya


Alam yang Berbasis Pembangunan Sosial Dan Ekonomi. Makalah pada Seminar
Pembangunan Hukum Nasional VIII di Bali. 25 hal.

Deere, Carolyn L. 1999. Eco-Labelling and Sustainable Fisheries. IUCN: Washington,


D.C. and FAO: Rome.

Direktorat Pembudidaya, Direktorat Jendral


Perikanan Budidaya. 2005. Petunjuk teknis
budidaya rumput laut. DKP. Jakarta.

Ditjen P2HP. 2009. Peningkatan nilai tambah rumput


laut melalui teknologi penanganan dan pengolahan. Direktorat Pengolahan Hasil

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran


Hasil Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Mahmud,dkk. 2013. Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga. Jakarta:


Akademia Permata

Anda mungkin juga menyukai