Anda di halaman 1dari 2

Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan

Oleh Putri Lisya Anggraini, S.Pd, M.Si

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Terbentang dari Sabang sampai Merauke,
Indonesia memiliki 17.499 pulau dengan luas total wilayah sekitar 7,81 juta km 2. 2/3 wilayah negara
Indonesia adalah perairan. Pengelolaan kawasan konservasi Perairan bukan hanya tanggung jawab
pemerintahan saja, tetapi juga masyarakat sekitar dan juga kita semua. Untuk menjaga keseimbangan
ekosistem seluruh lapisan masyarakat harus terlibat. Kesadaran ekologis perlu dikumandangkan
dimanapun dan kepada siapapun, terutama kepada masyarakat sekitar. Mereka harus paham perannya
dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan.

Peran masyarakat sangat penting dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan baik dalam hal
partisipasi, perencanaan, pengambilan keputusan dan pengaplikasian kegiatan konservasi itu sendiri.
Opini, pendapat,masukan, pengetahuan, dan kebutuhan masyarakat setempat akan dapat membantu
dalam merancang rencana pengelolaan kawasan konservasi perairan yang lebih akurat dan sesuai dengan
kondisi masyarakat lokal. Dengan melibatkan masyarakat dalam tahap perencanaan, keputusan yang
diambil akan lebih berdasarkan pada kepentingan dan kebutuhan nyata, sehingga rencana pengelolaan
akan lebih relevan dan efektif. Karena yang terpenting disini adalah prinsip partisipatif dari masyarakat
oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Masyarakat perlu dibimbing untuk terus dapat meningkatkan
kesadaran ekologis dan mampu melakukan pemberdayaan untuk kesejahteraan lingkungan dan sosialnya.

Selain itu, masyarakat juga memiliki peran penting dalam pengawasan dan pemantauan kawasan
konservasi perairan. Sebagai "mata dan telinga" di lapangan, masyarakat dapat membantu
mengidentifikasi potensi pelanggaran, aktivitas ilegal, atau pencemaran lingkungan. Laporan dari
masyarakat dapat menjadi dasar bagi otoritas terkait untuk mengambil tindakan yang diperlukan,
sehingga menjaga integritas kawasan konservasi perairan.

Masyarakat juga dapat berkontribusi dalam pendidikan lingkungan. Dengan pengetahuan yang lebih baik
tentang pentingnya konservasi perairan, masyarakat dapat lebih sadar akan dampak dari tindakan mereka
terhadap ekosistem perairan. Masyarakat bisa berperan sebagai agen perubahan, menyebarkan informasi
dan edukasi tentang praktik-praktik berkelanjutan yang dapat dilakukan oleh individu dan komunitas
untuk menjaga kelestarian perairan.

Di samping itu, masyarakat juga dapat membantu mengembangkan ekonomi berkelanjutan di sekitar
kawasan konservasi perairan. Dengan mendukung usaha ekowisata, budidaya ikan berkelanjutan, atau
pengembangan produk-produk hasil laut, kerajinan dari bahan daur ulang, dll masyarakat dapat
mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam dan memberikan alternatif ekonomi yang berkelanjutan
bagi komunitas lokal. Konservasi perairan juga memiliki dimensi budaya dan tradisional yang kuat.
Masyarakat setempat sering memiliki hubungan mendalam dengan perairan berdasarkan tradisi dan
kepercayaan lokal. Peran ini dapat ditingkatkan untuk melestarikan pengetahuan tradisional tentang
pengelolaan sumber daya perairan dan mempromosikan praktik-praktik yang sesuai dengan nilai-nilai
konservasi.

Dalam menghadapi tantangan pengelolaan kawasan konservasi perairan yang kompleks, kerjasama
antara masyarakat dan pihak-pihak eksternal juga sangat penting. Kolaborasi dengan pemerintah,
organisasi non-pemerintah, dan peneliti dapat menghasilkan solusi yang lebih holistik dan inovatif dalam
menjaga keberlanjutan perairan. Partisipasi aktif mereka dalam perencanaan, pengawasan, pendidikan,
pengembangan ekonomi berkelanjutan, pelestarian budaya, dan kolaborasi eksternal merupakan
komponen kunci dalam menjaga kelestarian ekosistem perairan bagi masa depan yang berkelanjutan.
Alasan saya ingin mengikuti pelatihan ini?

Karena Ecosociopreneur Institute (Organisasi yang saya pimpin) bergerak di 4 tema yang diselenggarakan
oleh Pelatihan konservasi perairan ini. Yakni Komunitas, Tata Kelola, Koorporasi dan Biodiversitas. Kita
telah melakukan pengorganisasian komunitas konservasi bekerjasama dengan TWP Pieh dan Yayasan
Cahaya Maritim dalam membuat sekolah lapang untuk masyarakat wilayah pesisir. Kami mengajarkan
masyarakat perihal konservasi dan cara meningkatkan nilai tambah dari produk perikanan mereka. Perihal
Tema Tata kelola, saya pernah ikut serta dalam Bimtek Marine Protect Area yang diselenggarakan oleh
LKKPN Pekanbaru dan melakukan pendampingan kepada masyarakat pesisir terkait edukasi konservasi
dan kewirausahaan, selain itu saya juga pernah terlibat sebagai asisten konsultan dalam project
monitoring dan evaluasi mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim di wilayah pesisir yang
diselenggarakan oleh Center for Disaster Risk Management and Community Development Studies
(CDRM&CDS). Untuk tema koorporasi merupakan core value dari Ecosociopreneur Institute, Saya sering
terlibat dalam pembuatan kurikulum dan pelatihan terkait wirausaha sosial, pengelolaan sumber laut dan
pariwisata bahari di Sumatera Barat. Dan terakhir untuk tema Biodiversitas merupakan personal branding
dari saya dan Ecosociopreneur Institute karena saya sendiri merupakan lulusan S2 Biologi dengan
konsentrasi keilmuan Konservasi Laut dan Ekowisata. Tesis saya mengenai Kajian Ekosistem Mangrove di
Teluk Kapo-Kapo untuk Meningkatkan Potensi Ekowisata di Sumatera Barat, dan dari tesis ini
mengantarkan saya untuk ikut serta menjadi perwakilan Indonesia dalam program Sakura Science di
Shizuoka University Jepang.

Ecosociopreneur Institute sendiri merupakan wadah edukasi dan kolaborasi terkait peningkatan
kesadaran diri akan pentingnya menjaga keseimbangan antara planet (ekologi), people (sosial) dan profit
(ekonomi). Visi kami adalah membantu meningkatkan kehidupan manusia yang berkesadaran lingkungan,
berkeadilan sosial dan berlandaskan spiritual. Misi kami membersamai sebanyak mungkin individu
memulai perjalanan kembali kepada potensi tertingginya sehingga mampu menjalani kehidupan
berkualitas, sarat makna dan bermanfaat bagi sesama, Meningkatkan kesejahteraan Ibu Pertiwi dan
setiap makhluk hidup di dalamnya melalui kesadaran ekologis, Menumbuhkan kesadaran kolektif akan
pentingnya menjaga ibu bumi, Mengembangkan aktivitas edukasi, konservasi, dan pengembangan
komunitas serta berbagai aktivitas kreatif lainnya yang berbasis lingkungan dan sociopreneur serta
Mengkampanyekan pelestarian lingkungan dan melayani alam. Tagline kami Protect the nature, Protect
the culture,support conservation, empower and bring benefit to local people.

Kenapa panitia harus memilih saya untuk beasiswa ini?

Sebagai seorang Mentor dan Learning Fasilitator, belajar dan mengajar adalah passion saya. Saya akan
merasa sangat bersyukur sekali apabila diberi kesempatan untuk upgrade ilmu pengetahuan dan skill agar
lebih berdampak dalam melakukan pendidikan, pengajaran, pelayanan lingkungan dan pemberdayaan
masyarakat. Saya sangat berkomitmen untuk mengaplikasikan hasil pelatihan ini dan
mengembangkannya kepada komunitas ecosociopreneur indonesia dan masyarakat luas agar semakin
banyak orang yang tersadarkan untuk ambil peran dalam melakukan pengelolaan kawasan konservasi
perairan. Komunitas Ecosociopreneur tersebar diseluruh Indonesia, anggotanya didominasi oleh anak
muda hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui pemuda adalah agent of change
yang powerful dalam memberi dampak perubahan bagi tatanan kehidupan. Jika saya diberi kesempatan
untuk dapat belajar dipelatihan ini, hasil dari pelatihan akan saya ramu menjadi kurikulum dalam program
“Pemuda Nuswantara” yang akan Ecosociopreneur Institute lakukan selama bulan Oktober 2023. Pemuda
Nuswantara sendiri merupakan pelatihan intensif yang kami ramu khusus untuk pemuda terbaik disetiap
provinsi untuk dapat membuat project pemberdayaan masyarakat after pelatihan. Nama nuswantara
sendiri kami pilih karena memiliki filosofi yang mendalam dan agung. Makna Nuswantara bukan hanya
berarti negara kepulauan. Nuswantara berasal dari kata "Nu" yang berarti makhluk, "swa" yang artinya
mandiri, "anta" yang artinya menuju dan "ra" yang berarti "Tuhan". Dengan demikian Nuswantara dapat
diartikan sebagai manusia mandiri menuju fitrahnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai