Anda di halaman 1dari 88

MEMAJUKAN

KONSERVASI
INKLUSIF
2 WWF - INDONESIA
TEMA

@WWF-Indonesia/Jurgen Freund
Konservasi dan pelestarian
keanekaragaman
hayati adalah tindakan
yang sama, yaitu
menyelamatkan kehidupan
di muka Bumi dalam segala
bentuknya, sekaligus
menjaga fungsi ekosistem S ama halnya dengan konservasi dan keanekaragaman hayati itu
sendiri, kerja kami bergantung pada kemitraan kolaboratif.

alami sebagai sumber Kolaborasi antara kami dan para mitra, aliansi penting, kelompok kerja,

kehidupan dan bagian dari


dan pemimpin masyarakat setempat telah berhasil memengaruhi
upaya konservasi di tingkat nasional dan dunia, serta menjadi

identitas budaya. kunci keberhasilan proyek konservasi yang kami lakukan. Kami juga
turut serta dalam gerakan yang lebih inklusif, yaitu mendukung
kesetaraan perempuan dalam etika konservasi yang sangat beragam
pandangannya mengenai jenis kelamin, budaya, dan usia. Untuk
menanggapi dan mendengungkan pandangan dan nilai-nilai ini, kami
terus berupaya mendorong diri dan orang lain untuk melakukan
pelestarian dengan pendekatan yang lebih menyeluruh dengan
membayangkan masa depan konservasi.

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
TENTANG KAMI 3

TENTANG KAMI
WWF-Indonesia adalah salah satu organisasi konservasi independen tepercaya yang didirikan
atas dasar pemahaman tentang kompleksnya hubungan antara aktivitas manusia dengan alam,
fokus pada penemuan solusi yang dapat diterapkan, serta kemampuan untuk menggerakkan
para pemangku kepentingan dan pendukungnya agar mengambil tindakan. Misi kami adalah
melestarikan keanekaragaman hayati dan mengurangi dampak tindakan manusia terhadap
alam demi kesejahteraan generasi saat ini dan mendatang. Ruang lingkup pekerjaan kami
bukan hanya menyelamatkan spesies, hutan, ataupun terumbu karang yang terancam punah,
tetapi juga berupaya menyelamatkan hutan, perairan tawar, laut, dan jejak karbon.

KONTRIBUTOR DEWAN KEHORMATAN DEWAN PENGAWAS


Staf WWF-Indonesia Pia Alisjahbana Betty Alisjahbana
Djamaludin Suryohadikusumo Jerry Ng
Arifin M. Siregar Natalie Soebagjo

DEWAN PENASIHAT DEWAN EKSEKUTIF


Kuntoro Mangkusubroto Alexander Rusli
Kemal Stamboel Ani Mardiastuti
Arief Surowidjojo Najeela Shihab
Shinta Kamdani
Heru Prasetyo

LAPORAN TAHUNAN 2019


4 WWF - INDONESIA
DAFTAR ISI

DAFTAR
ISI

3 Tentang Kami
4 Daftar Isi
6 Ikhtisar Rencana Strategis Baru 2019-2023
9 Nilai-Nilai Organisasi Kami
10 Pesan Ketua Dewan Eksekutif
12 Pesan Dari CEO
16 WWF-Indonesia Saat Ini
20 Fokus Kami: Hasil Strategis
20 1. Meningkatkan Tren Populasi Spesies Ikonik
dan Terancam Punah
34 2. Mengelola Ekosistem Hutan Secara Berkelanjutan dan
Adil Serta Meningkatkan Fungsi Ekosistem Hutan
46 3. Meningkatkan Produksi Komoditas Perikanan Kunci Secara
Berkelanjutan Serta Melindungi Ekosistem Pesisir dan Laut
52 4. Meningkatkan Keberlanjutan Sektor Kunci di Bentang Alam
dan Bentang Laut Prioritas

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
DAFTAR ISI 5

60 Sorotan Pendorong: Transformasi Pasar


dan Keuangan Berkelanjutan
61 Kisah-kisah Sorotan
61 1. Translokasi Badak Sumatra
62 2. Peran Perempuan Dalam Ketahanan dan Keberlanjutan Pangan
66 Bekerja Sama dengan Kaum Muda untuk Menyelamatkan Alam
69 Earth Hour 2019
72 Kemitraan
77 Pendekatan Penggalangan Dana Terhadap Lembaga
Bilateral dan Multilateral
78 Laporan Keuangan
80 Bergabunglah dengan Kami dan Lakukan Perubahan
82 Akun Media Sosial Kami
85 Daftar Singkatan

LAPORAN TAHUNAN 2019


6 WWF - INDONESIA
IKHTISAR RENCANA STRATEGIS BARU 2019-2023

IKHTISAR RENCANA
STRATEGIS BARU
2019–2023
Sejak berdirinya, WWF-Indonesia berfokus mencari solusi yang dapat
diterapkan serta menggerakkan tindakan kolektif untuk pelestarian
sumber daya alam dan mendorong pembangunan berkelanjutan.

K
Perlindungan ami bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan dan mendorong dilakukannya praktik-

sumber praktik terbaik yang menjamin manfaat sosial dan ekonomi secara berkelanjutan bagi masyarakat
setempat sekaligus melindungi hak-hak mereka. Kami juga berupaya memulihkan ekosistem
daya alam di
yang rusak serta memitigasi berbagai ancaman, seperti perubahan iklim, limbah, dan polusi. Upaya
Indonesia dan konservasi yang efektif dan adil memerlukan kondisi pendukung, antara lain: rakyat yang diberdayakan
di seluruh dunia dan sederajat, tata kelola yang baik serta kerangka kebijakan yang sesuai, dan bisnis yang bertanggung
memerlukan jawab. Hingga saat ini, kerja sama WWF-Indonesia dengan sejumlah perusahaan untuk membantu
mereka menerapkan praktik-praktik berkelanjutan melalui inisiatif bisnis yang transformatif terus
kesadaran yang
meningkat. Upaya ini, disertai penjangkauan lokal-ke-global WWF-Indonesia, fokus kami pada
tinggi, advokasi
masyarakat, serta keahlian ilmiah kami, akan menghasilkan suatu gerakan untuk mengubah pola
yang efektif produksi dan konsumsi yang pada akhirnya akan membantu menyelamatkan planet kita.
di berbagai
tingkat, serta Tahun ini, kami telah mengembangkan rencana strategis lima tahunan baru (2019–2023) berdasarkan
tiga prinsip utama: inovasi untuk mempertahankan relevansi dalam lingkungan yang terus berubah
penggerakan
secara pesat, integrasi untuk memaksimalkan dampak positif serta fungsi sebagai organisasi yang
sumber daya. efisien dan fleksibel, juga fokus strategis pada kemitraan dengan kesadaran bahwa kemitraan yang
adil dan setara sangat penting untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan tepat bagi pembangunan
serta konservasi yang berkelanjutan sekaligus adil.

Kami memasuki rencana strategis lima tahun ke depan dengan tekad dan keyakinan yang sama dengan
para pelopor organisasi kami dan para penerusnya, bahwa kami dapat melindungi kehidupan di bumi
dan membantu menciptakan masa depan yang berkelanjutan di Indonesia dan seluruh dunia.

Dalam lima tahun ke depan, kami berencana membelokkan kurva/bend the curve hilangnya
keanekaragaman hayati, memitigasi jejak karbon, dan memutarbalikkan tren tata kelola sumber
daya alam yang buruk dengan menunjukkan praktik dan inovasi terbaik dalam pengelolaan dan
bisnis konservasi, serta memengaruhi kebijakan lingkungan hidup di Indonesia. Ambisi organisasi
kami sejalan dengan tujuan Praktik Global dalam Jaringan yang akan memberikan solusi inovatif
untuk menjaga relevansinya dalam lingkungan yang terus berubah secara pesat, mengintegrasikan
intervensi strategis untuk memaksimalkan dampak positif, dan berkolaborasi dengan pemangku
kepentingan dan pemilik hak lain melalui kemitraan yang adil demi membelokkan kurva/bend the curve.

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
IKHTISAR RENCANA STRATEGIS BARU 2019-2023 7

PENDEKATAN BARU
WWF-Indonesia menerapkan suatu pendekatan bentang alam/bentang laut/bentang sungai,
yang menganggap bahwa, demi tujuan konservasi, batas-batas suatu ekosistem sama
pentingnya dengan batas administratif, politis, maupun historisnya. Pendekatan bentang alam
atau bentang laut artinya mengimplementasikan dan mengintegrasikan beragam strategi dan
pendekatan agar dampak yang dihasilkan signifikan bagi ekosistem pada skala besar.

FOKUS BARU
Rencana Strategis Lima Tahunan periode 2019–2023 disusun berdasarkan Hasil Strategis dan
Hasil Programatis yang dapat dibagi menjadi beberapa hasil: tonggak ukur, yang mewakili
kontribusi di tingkat nasional, bentang alam, dan bentang laut, serta keluaran (output), yang
mewakili kontribusi atau hasil di level proyek dan/atau lokasi.

Kami juga akan mengembangkan sistem pemantauan, evaluasi, pelaporan, dan pembelajaran
terpadu untuk membantu merencanakan, memantau, dan mengevaluasi kinerja berdasarkan
kerangka kerja Results-Based Management (RBM) untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensinya sekaligus menangkap pembelajaran yang bisa didapat.

Kerangka kerja berdasarkan hasil (RBM) adalah tulang punggung proses WWF-Indonesia
dalam merencanakan, memantau, mengevaluasi, dan melaporkan hasil konservasi WWF.
Informasi proyek secara lengkap disimpan dalam sistem intranet yang tersedia sebagai
dasbor pengambilan keputusan dan tinjauan manajemen, untuk memastikan WWF
melaksanakan proyek yang tepat, dengan sumber daya yang memadai dalam kerangka waktu
yang sesuai, serta terbukti menghasilkan dampak yang diinginkan.

STRUKTUR ORGANISASI BARU


Seiring pertumbuhan WWF-Indonesia, kami pun menangani tantangan yang kian kompleks.
Di sejumlah wilayah yang secara geografis berjauhan, kami dihadapkan pada kebutuhan untuk
memadukan dan menyesuaikan berbagai proyek secara efektif serta mulai menciptakan
dampak berskala besar secara efisien.

Berdasarkan hasil tinjauan, kami merumuskan ulang dan/atau membentuk beberapa tujuan
dan strategi untuk menghadapi tantangan masa depan: kriteria rancangan struktur organisasi
WWF-Indonesia di masa depan untuk memastikan keunggulan hasil dan dampak proyek,
ketangkasan operasional dengan rentang dan lapisan yang optimal, organisasi yang fleksibel

LAPORAN TAHUNAN 2019


8 WWF - INDONESIA
IKHTISAR RENCANA STRATEGIS BARU 2019-2023

dan dapat diperluas, pengambilan keputusan yang efisien, budaya koordinasi dan kolaborasi yang
kental, serta aliran informasi yang sistematis.

Dalam lingkungan yang serba cepat, organisasi dituntut untuk tangkas dengan struktur yang fleksibel
dan adaptif. Kami akan mengusulkan inisiatif Organisasi Tangkas sebagai kerangka kerja masa depan
dan membudayakan berbagai model penyampaian kerja yang baru, termasuk menciptakan program
beasiswa fellowship terpadu, peluang magang, dan memastikan keseimbangan kehidupan kerja
yang lebih baik. Kami yakin inisiatif ini diperlukan untuk mengembangkan budaya kinerja tinggi, agar
segenap anggota tim kami sepenuhnya terlibat dan tetap bersemangat menjalankan misi.

Struktur organisasi baru ini bertujuan memperjelas akuntabilitas dan tanggung jawab,
serta menghasilkan mekanisme pengambilan keputusan baru sehingga pengelolaan yang
efektif dapat tercapai.

CHIEF
EXECUTIVE
OFFICER

UNIT ILMU
KONSERVASI

ASISTEN
AUDIT
RELASI
INTERNAL
EKSEKUTIF

DIREKTUR
DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR
PROGRAM
SUMBER DAYA KEUANGAN DAN KEMITRAAN KOMUNIKASI PROGRAM
KONSERVASI
MANUSIA, ADMINISTRASI KEBIJAKAN DAN
DUKUNGAN ADVOKASI
UMUM, & LEGAL

DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR


PROGRAM PROGRAM PROGRAM PROGRAM
SUMATRA DAN KALIMANTAN PAPUA KELAUTAN DAN
SATWA LIAR DAN HUTAN- PERIKANAN
PERAIRAN
TAWAR

Struktur dan tata kelola ini dirancang untuk membuat organisasi kami lebih efisien, efektif,
responsif, dan fleksibel. Dengan tim kami yang tangguh, serta dukungan cabang WWF lain,
para pendukung, dan penyandang dana, kami yakin dapat memberikan hasil yang optimal.

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
NILAI-NILAI ORGANISASI KAMI 9

NILAI-NILAI
ORGANISASI
KAMI

DAPAT DIPERCAYA
KAMI AKAN BERUPAYA UNTUK MENGHORMATI MANDAT DARI PARA PEMANGKU
KEPENTINGAN DAN MELINDUNGI YANG TELAH DIPERCAYAKAN KEPADA KAMI

PENUH SEMANGAT
KAMI SANGAT TERMOTIVASI UNTUK MENGHASILKAN SUATU DAMPAK
KONSERVASI YANG LUAR BIASA

INTEGRATIF
KAMI AKAN BERUSAHA UNTUK TERUS MENGUPAYAKAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN TERPADU

KOLABORATIF
KAMI AKAN BEKERJA SAMA DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN UTAMA DALAM
MENGUPAYAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKELANJUTAN

LAPORAN TAHUNAN 2019


10 WWF - INDONESIA
PESAN KETUA DEWAN EKSEKUTIF

PESAN
KETUA DEWAN
EKSEKUTIF

Pendekatan baru dalam konservasi mutlak diperlukan


untuk mengamankan banyak spesies dan sistem
penunjang kehidupan yang terancam. Upaya bersama
diperlukan di semua tingkatan oleh semua sektor.

K
eanekaragaman hayati planet ini tengah metode pemulihan degradasi lingkungan.
terancam dan menyusut dengan cepat. Yang kedua, pengetahuan tentang cara
Upaya konservasi di Indonesia menjadi menerapkan kebijakan yang mendukung
lebih istimewa, dalam taraf pribadi maupun pengelolaan lingkungan yang lebih baik,
bersama, karena statusnya sebagai salah sekaligus mempertahankan prinsip
satu negara mega-biodiversity di dunia. keseimbangan lingkungan dan standar
Sebagai orang Indonesia, kita juga memiliki kehidupan tanpa menghasilkan dampak
kewajiban penting untuk melestarikan negatif terhadap keberlanjutan.
keindahan dan kondisi budayanya yang
memesona, sekaligus memastikan generasi Keberlanjutan adalah perwujudan kesadaran
berikutnya dapat menikmati hal yang sama. kolektif antara pemerintah (melalui
kebijakannya) dan masyarakat (melalui
Oleh karena itu, tahun ini WWF-Indonesia pemahaman bahwa jika kesadaran ini tidak
memulai penerapan Rencana Strategis diwujudkan dalam tindakan, akan ada
2019–2023. Dengan rasa bangga dan konsekuensi serius). Pada akhirnya, yang
tanggung jawab yang besar saya ungkapkan terpenting adalah tindakan dan keputusan
rencana ini, yang akan berperan sebagai visi yang kita pilih membawa dampak atau
inspiratif dalam mencapai Indonesia yang perubahan yang nyata.
berkelanjutan di masa depan.
Hal ini terus menjadi tantangan bagi organisasi-
Selama 2018 dan 2019, terdapat dua tren organisasi seperti WWF-Indonesia. Kami juga
konservasi yang berkembang pesat. telah mulai menganggap keberlanjutan sebagai
Yang pertama, pemahaman bahwa adat, suatu patokan. Sebuah peringatan bahwa
budaya, dan masyarakat adat memengaruhi apabila kami tidak menerapkan keberlanjutan

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
PESAN KETUA DEWAN EKSEKUTIF 11

lingkungan, akan ada dampak dan efek negatif mitra, pelaku, ilmuwan dari masyarakat, serta
terhadap perekonomian. komunitas setempat.

Ini tidak akan mudah. Seperti banyak Ibarat dualisme, manusia adalah masalah
negara lainnya, Indonesia menghadapi sekaligus solusi. Meningkatkan kesadaran
dua sisi dari tantangan yang sama. Di satu tentang nilai ekonomi dan sosial dari
sisi, ada kebutuhan mempertahankan atau keanekaragaman hayati dapat berperan
menumbuhkembangkan pembangunan besar dalam pencapaian keberlanjutan.
untuk mengentaskan kemiskinan, mengatasi Kami perlu melalui proses partisipasi,
kesenjangan yang makin besar antara yang membangun aliansi strategis lintas sektor,
kaya dan yang miskin, serta menciptakan dan memastikan kami memenuhi kebutuhan
lapangan pekerjaan. Di sisi lain, ada tanggung masyarakat sekaligus lingkungan.
jawab menghentikan praktik eksploitasi
dan membatasi konsumsi berlebihan untuk Namun, sebagai organisasi yang eksis
memastikan kita tidak melampaui batas yang dan aktif, WWF-Indonesia harus selalu
dapat ditanggung planet ini. berjuang agar tetap relevan dan kuat dalam
menciptakan perubahan dan memberdayakan
Untuk memastikan keterkaitan ini relevan pihak lain. Setiap kemajuan harus dikaji dan
bagi pembuat kebijakan dan masyarakat dievaluasi. Metode kami dalam memecahkan
yang terdampak, kami harus menekankan masalah harus didasari pemahaman yang lebih
nilai ekonomi dari keanekaragaman hayati mendalam tentang kesulitan yang dihadapi.
dan pentingnya bagi kesehatan, dengan
meyakinkan mereka bahwa tindakan dan Selama 2018 dan 2019, kami mengerahkan
keputusan kami berpihak kepada keberlanjutan upaya terbaik untuk memenuhi ekspektasi
demi kesejahteraan. pemangku kepentingan, sekaligus
menggunakan berbagai perspektif dalam
Inilah saatnya pendekatan konservasi memandang sesuatu dan mencoba berbagai

yang lebih komprehensif diperlukan.


langkah untuk mencapai hasil spesifik.

Inilah saatnya kolaborasi mulai Lima tahun ke depan akan menjadi periode
yang sangat menarik bagi kami. Kami harus

melibatkan semua pihak. mengerahkan seluruh kemampuan kami


untuk mengubah situasi dan memastikan
Menyoroti beberapa contoh sinergi antara negara kita berada di jalur yang tepat untuk
pembangunan inklusif dan hasil konservasi, mencapai keberlanjutan dan keadilan bagi
jelas terlihat bahwa manfaat ilmiah, sosial, semua. Namun, saya sepenuhnya percaya
dan ekonomi dapat diperoleh dengan bahwa bersama-sama dengan mitra lokal,
memberdayakan dan/atau memfasilitasi nasional, dan global kami, WWF-Indonesia
pihak-pihak yang biasanya tidak disertakan sudah memiliki solusi inovatif dan terintegrasi
dalam konservasi dan pemantauan, seperti yang diperlukan.

BERSAMA-SAMA KITA LEBIH KUAT.

KEMAL STAMBOEL
Ketua Dewan Eksekutif

LAPORAN TAHUNAN 2019


12 WWF - INDONESIA
PESAN DARI CEO

PESAN
DARI CEO
WWF-Indonesia bekerja untuk melestarikan, memulihkan,
dan secara berkeadilan mengelola ekosistem dan
keanekaragaman hayati di Indonesia, serta secara aktif
mendorong dan memberdayakan perempuan untuk berperan
lebih besar sebagai aktivis, atau bahkan pemimpin dan
pembuat keputusan, dalam proses konservasi.

T
ahun 2019 merupakan tahun pertama yang semakin meningkat; konsolidasi struktur
WWF-Indonesia menerapkan Rencana organisasi dan klarifikasi peranan kunci dan
Strategis 2019–2023 baru, dengan manajemen kinerja, peningkatan kapasitas,
fokus program kerja yang disesuaikan agar serta penanaman budaya organisasi pembelajar.
memberikan dampak konservasi yang lebih
nyata, terukur, dan terarah. Strategi pelaksaan ini diharapkan dapat
menghasilkan cara kerja baru yang lebih
Dalam lima tahun ke depan, selain inovatif, kolaboratif dan terintegrasi, yang
menghentikan berkurangnya keanekaragaman mendorong budaya saling dukung antar badan
hayati di Indonesia yang umumnya disebabkan dan pencapaian tujuan-tujuan konservasi yang
oleh semakin langkanya beberapa spesies diharapkan dengan lebih baik.
kunci, fokus kerja kami juga mencakup
pencegahan kerusakan habitat akibat Adanya ketegangan politik yang sedikit banyak
konsumsi berlebihan dan jejak ekologis memengaruhi perlambatan pertumbuhan
manusia yang amat besar. Hal ini selaras ekonomi Indonesia menjadi tantangan eksternal
dengan ambisi organisasi kami yang tertuang bagi WWF-Indonesia selama tahun 2019. Dari
dalam empat Keluaran Strategis dan 17 dalam organisasi, peralihan menuju struktur
Keluaran Program, yang sesuai dengan tujuan organisasi baru juga memerlukan penyesuaian
dari Praktik-praktik Global dalam Jaringan. dan konsolidasi tim.

Untuk itu, strategi pelaksanaan utama WWF- Memetik pelajaran dari tantangan-tantangan
Indonesia meliputi pencapaian keluaran yang ini, kami menargetkan lebih banyak inovasi dan
lebih baik melalui integrasi, kolaborasi, dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan lain
inovasi; intervensi yang lebih terstruktur di bidang konservasi melalui struktur organisasi
berdasarkan pendekatan bentang alam; baru yang lebih efektif untuk mencapai tujuan-
pengelolaan proyek dan kualitas pelaksanaan tujuan konservasi kami.

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
PESAN DARI CEO 13

Hal ini kian penting, karena tak dapat Indonesia, WWF-Indonesia memainkan peran
dipungkiri konservasi telah dan terus kunci sebagai fasilitator yang menjembatani
berkembang seiring perjalanan waktu. Sudah perbedaan pendapat, melakukan konsolidasi
saatnya pekerjaan konservasi untuk tidak untuk menemukan konsensus baru, dan
hanya mengurusi habitat dan alam, tetapi juga memitigasi potensi perubahan kondisi maupun
menjadi lebih efektif, inklusif dan berkeadilan konsekuensi yang dapat memengaruhi para
dengan melibatkan manusia sebagai pemangku kepentingan.
pemangku kepentingan utama.
Salah satu fokus kami dalam praktik
Konservasi inklusif kemudian menjadi strategi kerja konservasi adalah juga secara aktif
terbaru dalam menjaga keanekaragaman mendorong dan memberdayakan perempuan
hayati. Inklusi (sebagai perangkat yang agar memiliki peran yang lebih besar sebagai
mengacu pada sisi humanisme dalam upaya aktivis, atau bahkan sebagai pemimpin
konservasi yang baru) menjadi arahan dalam dan pengambil keputusan dalam proses
pemanfaatan sumber daya yang pada intinya konservasi. Perempuan memiliki perspektif
merawat alam sebagai sumber penghidupan, yang sangat penting dalam memahami dan
sumber pangan dan kesejahteraan, serta menyebarluaskan pemahaman mereka untuk
bagian dari identitas budaya sebuah menjaga dan melestarikan Ibu Bumi.
kelompok. Jenis konservasi ini meliputi
kegiatan manusia, kearifan lokal, dan nilai- Peran lain perempuan yang tidak bisa
nilai masyarakat yang bergantung pada dilupakan adalah sebagai figur pendidik dan
sumber daya alam untuk bertahan hidup dan influencer, tidak hanya bagi anak-anaknya
mewariskan budaya mereka. Oleh karena itu, sebagai generasi yang akan datang, tetapi
partisipasi kelompok masyarakat yang tinggal juga bagi komunitas dan lingkungannya baik di
di daerah bernilai konservasi tinggi pun jadi daerah pedesaan maupun perkotaan.
kian penting.
Sebagai pemenuhan arahan dari Dewan
Pekerjaan konservasi dewasa ini juga Eksekutif, kami menentukan tahun 2019
berjalan beriringan dan harus berpatokan sebagai tahun konsolidasi bagi organisasi
ke arah pembangunan berkelanjutan melalui sistem yang ditata ulang dan budaya
yang menempatkan manusia, planet, organisasi yang memungkinkan diletakkannya
dan keuntungan secara berdampingan. fondasi kokoh yang sejalan dengan rencana
Ketiga faktor tersebut harus menemukan strategis baru kami. Kami berharap fondasi
keseimbangan berupa manusia yang sejahtera, dan budaya organisasi tersebut akan membuka
alam yang terjaga, dan masa depan generasi jalan menuju sistem operasi, cara kerja, dan
mendatang yang terlindungi. Untuk itu, dalam sumber daya manusia yang lebih mendukung di
upaya mendorong konservasi inklusif di WWF-Indonesia.

LAPORAN TAHUNAN 2019


14 WWF - INDONESIA
A MESSAGE FROM THE CEO

@W
WF
-In
do

Di tahun 2020, kami ingin tumbuh menjadi


ne

si
a/
Jo
organisasi yang dapat mewadahi perbaikan

jon
Sur
di keseluruhan organisasi, meningkatkan

ia Nata
kapasitas SDM yang lebih baik lagi, dan
menumbuhkembangkan budaya organisasi
yang lebih tangkas dan adaptif.

Kami juga mengharapkan situasi politik yang Kami merancang pemutakhiran dan perubahan
lebih kondusif serta indikator pertumbuhan tata kelola serta struktur organisasi baru
ekonomi yang lebih baik di tahun-tahun sedemikian rupa agar WWF-Indonesia dapat
mendatang. Dukungan yang kami dapatkan menjadi organisasi yang efisien, efektif,
selama ini dari pemerintah terkait regulasi responsif, dan fleksibel dalam memenuhi
dan kebijakan konservasi, serta dari dan menjawab tantangan perubahan lanskap
masyarakat umum, sangat berharga. Jumlah global serta kegiatan konservasi yang terus
mitra yang bekerja sama dengan kami dalam berkembang. Dengan tim yang makin solid,
kolaborasi konservasi pun makin bertambah. dukungan dari cabang WWF lainnya, juga para
pendukung dan donatur, kami yakin akan bisa
memberikan yang terbaik.

BERSAMA, KITA BISA!


Salam lestari,

RIZAL MALIK
CEO

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
A MESSAGE FROM THE CEO 15

@WWF-Indonesia/Jojon Suria Nata

LAPORAN TAHUNAN 2019


16 WWF-INDONESIA SAAT INI
TENTANG WWF INDONESIA

WWF-INDONESIA
SAAT INI

29 17 100.000+
KANTOR LAPANGAN PROVINSI ORANG PENDUKUNG

SUMATERA

KALIMANTAN

JAWA

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF-INDONESIA SAAT INI
TENTANG WWF INDONESIA 17

STAF BERDASARKAN
BIDANG PEKERJAAN

Staf Pendukung Operasi Inti 57


Staf Pendukung Konservasi 119

400
Satwa Liar 30
Laut

+
61
Pasar 15
Tata Kelola 14
Penggalangan Dana 25
Perairan Tawar 3
STAF REGULER
Hutan 92
Jejak Karbon 5
Keuangan 2
Komunikasi 21

300
Iklim & Energi 4

+ 52%
28%
DUKUNGAN
KONSERVASI
STAF SEMENTARA PROGRAM
PER TAHUN KONSERVASI

FUNGSI
STAF
20%
DUKUNGAN
SULAWESI INTI

PAPUA

NUSA TENGGARA

LAPORAN TAHUNAN 2019


18 WWF-INDONESIA SAAT INI
LOKASI KERJA KAMI

LOKASI
KERJA KAMI
KANTOR DAERAH ALAMAT

SUMATERA

Banda Aceh Jl. Alue Blang Lorong Alamanda No. 10, Neusu Aceh, Banda Aceh.
Pekanbaru Jl. Cemara Kipas No. 33, RT/RW 03/04, Kelurahan Delima,
Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau.
Bandar Lampung Jl. Letjen Urip Sumoharjo, Gg. Ismail Blok B No. 165, Bandar Lampung.
Kota Agung
Jl. Ir. H. Juanda Pekon Negeri Ratu, Kecamatan Kota Agung,
Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Jambi Jl. Tp. Sriwijaya No. 103-b, RT.010, Kelurahan Rawasari,
Kecamatan Kota Baru, Jambi 36125.

JAWA

Ujung Kulon Villa Sp, Jl. Raya Carita Km. 10 No.9, Kampung Sangiang Desa Sukarame,
Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Jakarta Graha Simatupang, Tower 2C Lt 7-11,
Jl. TB Simatupang Kav 38, Jakarta 12540

KALIMANTAN

Sintang Jl. Y.C Oevang Oeray Gang Damai No. B11 RT.12/02 Baning Kota,
Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang.
Putussibau Jl. Bukit Tilung, RT 002/ RW 001, Kedamin Hulu, Putussibau Selatan,
Kapuas Hulu 78715.
Palangkaraya
Jl. Krakatau No.12, Palangka, Kec. Jekan Raya, Kota Palangka Raya,
Kalimantan Tengah 73112.
Kutai Barat
Jl. Patimura RT XIV Kel. Barong Tongkok, Kecamatan Barong Tongkok,
Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Tanjung Selor Jl. Mangga RT 89 RW 33, Tanjung Selor Hilir, Tanjung Selor, Kalimantan Utara
Balikpapan Jl. Pupuk Utara III No. 12-14, RT.007/06, Gunung Bahagia, Balikpapan,
Kalimantan Timur.

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF-INDONESIA SAAT INI
LOKASI KERJA KAMI 19

KANTOR DAERAH ALAMAT

BENTANG LAUT SUNDA BANDA

Wakatobi
Jl. Jend Sudirman No. 99 Dusun Mandati II, Kecamatan Wangi-wangi
Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Mataram Jl. A.R. Hakim 43A, Krg Bedil, Mataram, Nusa Tenggara Barat.
AlorJl. Otto Iskandadinata No. 17 Desa Motombang, Kecamatan Teluk Mutiara,
Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.
Denpasar Jl. Pemuda I No. 2, Denpasar, Bali.
Kei Jl. Pokarina, Ohoibun Barat, Langgur, Maluku Tenggara, Maluku.
Ambon Jl. Jendral Sudirman, Lorong Anggrek No.34, Lampu Lima Aster,
Kelurahan Hative Kecil, Kecamatan Sirimau, Ambon, Maluku.

PAPUA

Jayapura Jl. Pos 7 Kampung Sereh, Jayapura, Papua.


Asmat Jl. Dendewu, Kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua.
Boven Digul Jl. David Ugo Kampung Persatua, Distrik Mandobo - Tanah Mera,
Kabupaten Boven Digul, Papua.
Merauke Jl. Misie Koempks SMP St. Mikael, Merauke, Papua.
Sausapor Jl. Sirei Sauoran, Kampung Sausapor, Distrik Sausapor,
Kabupaten Tamrauw, Papua Barat.
Sorong
Jl. S. Kamundan KM. 12 masuk belakang KUD Sejahtra, Distrik Klasaman Kota
Sorong, Papua Barat.
Biak Jl. Sorido Raya No. 26, Samau, Biak, Papua Barat.
Wasior Jl. Hutantap 2 Iriati, Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.
Manokwari Jl. Swapen Perkebunan Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
Timika Jl. Cendrawasih SP 2 Timika. Depan kantor DPRD Baru Timika, Papua Barat.

LAPORAN TAHUNAN 2019


20 FOKUS KAMI
MENINGKATKAN TREN POPULASI
SPESIES IKONIK DAN TERANCAM PUNAH

Hasil
Strategis

01MENINGKATKAN
TREN POPULASI
SPESIES IKONIK
DAN TERANCAM
PUNAH

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENINGKATKAN TREN POPULASI
SPESIES IKONIK DAN TERANCAM PUNAH
21

LAPORAN TAHUNAN 2019


22 FOKUS KAMI
MENINGKATKAN TREN POPULASI
SPESIES IKONIK DAN TERANCAM PUNAH

WWF-Indonesia telah mengidentifikasi 17 keanekaragaman hayati Indonesia yang


spesies satwa liar darat dan 4 kelompok luar biasa, terutama spesies-spesies kunci
satwa liar laut yang saat ini terancam seperti harimau, gajah, orangutan, dan
punah. Sementara itu, degradasi, badak. Program dan sumbangsih WWF
fragmentasi, dan hilangnya habitat terus berbeda-beda bagi tiap spesies dan wilayah,
berlanjut dan mengakibatkan konflik mulai dari dukungan dalam penyusunan
yang terus-menerus antara satwa liar dan kebijakan di tingkat nasional hingga
manusia. Satwa liar di ekosistem pantai dan pemantauan dan perlindungan di lapangan.
laut juga menderita akibat penangkapan Contoh bantuan dalam penyusunan
liar, polusi, dan limbah. WWF-Indonesia kebijakan antara lain penyusunan strategi
bersama masyarakat setempat, pemerintah, dan rencana aksi konservasi nasional.
sektor swasta, dan berbagai pemangku WWF mendukung pemerintah dengan
kepentingan secara konsisten terus berkolaborasi dalam forum terkait serta
berupaya menciptakan peluang baru untuk dengan mitra pemerintah lainnya untuk
menyelamatkan satwa liar dan warisan alam mengembangkan Strategi dan Rencana
yang unik. Aksi Konservasi Nasional bagi masing-
masing spesies kunci. Di tingkat nasional
Dalam satu tahun terakhir, sebagaimana dan regional, WWF juga membantu
periode sebelumnya, program satwa liar meningkatkan kesadaran masyarakat serta
WWF-Indonesia memberikan perhatian keterlibatan mereka dalam perlindungan
khusus untuk membantu konservasi dan konservasi spesies-spesies tersebut.

Kerja kami di lapangan antara lain mendukung pihak otoritas dalam


melakukan pemantauan dan perlindungan populasi spesies dan habitat
mereka di beberapa lokasi prioritas. Untuk harimau, misalnya, fokus kami
adalah membantu pihak berwenang di Sumatra bagian tengah. Sementara
untuk badak Jawa, kami membantu dan bekerja sama dengan pihak otoritas
serta para mitra di Ujung Kulon. Untuk gajah, kerja kami tersebar dari Aceh
hingga Sumatra bagian selatan serta Kalimantan Utara, dengan kehadiran
jangka panjang di Tesso Nilo.

Survei terhadap populasi spesies


darat di Sumatra menunjukkan bahwa
saat ini terdapat sekitar 550 harimau
Sumatra (SRAK Harimau Sumatra

550 924-1.359 72
2020–2029 konsultasi publik 2019),
924–1.359 gajah Sumatra (KLHK dan
FKGI 2019), dan 72 badak Jawa (hasil
pemantauan kantor Taman Nasional
Harimau Gajah Badak
Sumatra Sumatra Jawa
Ujung Kulon tahun 2019).

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENINGKATKAN TREN POPULASI
SPESIES IKONIK DAN TERANCAM PUNAH
23

UPAYA KOLABORATIF KONSERVASI HARIMAU DI SUAKA


MARGASATWA RIMBANG BALING

@WWF-Indonesia/David Lawson
Suaka satwa liar Rimbang Baling yang
berlokasi di Provinsi Riau merupakan rumah
bagi harimau Sumatra. WWF-Indonesia
mendukung dan bekerja sama erat dengan
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam
(BBKSDA) Riau dan pemangku kepentingan
terkait lainnya untuk membantu konservasi
harimau di bentang alam ini sejak 2004.
Terdapat sekitar 20–30 ekor harimau Sumatra
yang tinggal di wilayah Rimbang Baling.

Sejak 2016, WWF-Indonesia bergabung


dengan YAPEKA dan Indonesia Ecotourism
Network (INDECON) dalam konsorsium
bernama IMBAU untuk mendukung pihak
otoritas memperkuat upaya konservasi
harimau di bentang alam dengan
menerapkan Program Terpadu Konservasi
Harimau dan Habitatnya.

Program ini juga didukung oleh IUCN- Sebagai bagian dari program,
KFW. Tiga fokus utama konsorsium: a) pemantauan harimau Sumatra dilakukan
memantau dan melindungi habitat dan secara kolaboratif antara BBKSDA, WWF,
buruan; b) rencana pengelolaan dan dan mitra lain seperti anggota masyarakat
advokasi kebijakan; dan c) keterlibatan setempat dan mahasiswa dari universitas
berbagai pemangku kepentingan, misalnya setempat. Sekitar 300 perangkap kamera
dalam mempromosikan mata pencaharian dipasang di 142 stasiun selama tahun
berkelanjutan kepada masyarakat setempat, 2017–2018 dan menghasilkan sekitar
penerapan Praktik Pengelolaan yang Lebih 800.000 foto, yang 1.533 di antaranya
Baik oleh sektor bisnis, dan lain-lain. merupakan foto harimau.

Dari foto-foto
tersebut, kami berhasil
mengidentifikasi 23 ekor
harimau yang terdiri dari

11 5 1 2 4
11 harimau jantan dewasa,
5 harimau betina dewasa,
1 harimau jantan remaja,
2 harimau betina remaja,
jantan betina jantan betina anak
dewasa dewasa remaja remaja harimau
dan 4 anak harimau.

LAPORAN TAHUNAN 2019


24 FOKUS KAMI
MENINGKATKAN TREN POPULASI
SPESIES IKONIK DAN TERANCAM PUNAH

WWF-Indonesia juga melaksanakan berbagai program perlindungan


harimau melalui program perlindungan terpadu, yang meliputi antara
lain patroli SMART, pengumpulan informasi, bantuan dalam penegakan
undang-undang satwa liar, dan program peningkatan kesadaran
berfokus perlindungan. Bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
Universitas Nasional (UNAS), WWF-Indonesia memulai suatu pendekatan
perlindungan habitat berdasarkan keyakinan dengan mendukung
pendirian Dai Konservasi untuk mempromosikan upaya konservasi alam
berdasarkan budaya dan sistem kepercayaan setempat.

K
onservasi adalah upaya terus-menerus kami juga bekerja sama dengan kelompok
yang melibatkan banyak pemangku masyarakat di 10 desa di dalam dan sekitar
kepentingan, termasuk sektor Rimbang Baling. Program yang dilakukan
swasta. Oleh karena itu, WWF-Indonesia antara lain meliputi upaya penggabungan
terus melibatkan sektor swasta seperti dan penyelarasan pengelolaan dan
perusahaan perkebunan kehutanan dan pelestarian kawasan lindung dengan
pertanian di zona penyangga Rimbang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Baling untuk menerapkan Praktik Desa (RPJMDES). Selain itu, YAPEKA dan
Manajemen yang Lebih Baik, yang akan INDECON juga terus mempromosikan mata
mendukung konservasi harimau beserta pencaharian berkelanjutan melalui praktik
habitatnya dan juga masyarakat. Sementara langsung seperti wanatani ramah lingkungan,
itu, dalam konsorsium bersama YAPEKA, pertanian organik, dan ekowisata.

© WWF-Sweden/Ola Jennersten

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENINGKATKAN TREN POPULASI
SPESIES IKONIK DAN TERANCAM PUNAH
25

@WWF-Indonesia
U
paya WWF-Indonesia dalam pelestarian koridor satwa liar, daerah konservasi bernilai
gajah Sumatra dilakukan di enam tinggi, dan sumber-sumber air. Setelah
kantong yang berlokasi di tiga provinsi, inisiatif ini dilakukan, terlihat perubahan
antara lain Peusangan-Jambo Aye-Tamiang perilaku dari para pengusaha. Perusahaan
dan Krueng Sabe di Aceh, Tesso Nilo di mulai berkontribusi dalam pengelolaan
Riau, Bukit Tigapuluh (Jambi), serta Taman koridor yang berlokasi di wilayah Hak Guna
Nasional Bukit Barisan Selatan-KPHL Kota Usaha (HGU).
Agung Utara di Lampung. Jumlah populasi
spesies gajah Sumatra diperkirakan antara Di Aceh, WWF-Indonesia juga mendirikan
924–1.359 ekor (KLHK dan FKGI 2019). kelompok mitigasi konflik satwa liar melalui
program SRJS di Cot Girek, Langkahan,
Untuk mengelola habitat gajah yang kritis di Kabupaten Aceh Utara. Berkat keterlibatan
Aceh, sejak bulan Agustus hingga Desember masyarakat dan program pengayaan makanan
2018, WWF-Indonesia memfasilitasi gajah di Cot Girek dan Pintu Rime, konflik
penyusunan rencana induk untuk melindungi antara manusia dan gajah dapat diredam.

Dalam upaya meredam konflik manusia dan gajah, WWF-Indonesia


melaksanakan pelatihan konflik manusia-gajah ( Human Elephant Conflict /
HEC) pada awal bulan Juli 2018, yang diikuti 40 petani diselenggarakan di
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Kota Agung Utara.
Pelatihan tersebut membuahkan suatu inisiatif untuk mendirikan Satuan Tugas Mitigasi
Konflik Manusia-Gajah yang bertujuan mencegah terjadinya insiden konflik antara gajah dan
manusia di masa mendatang. Tidak lama setelah pelatihan tersebut, satuan tugas berhasil
menghentikan kawanan gajah yang hendak memasuki perkebunan masyarakat di perbatasan
taman nasional dan menggiring mereka kembali ke hutan.
@WWF-Indonesia/Zulfahmi

TIM PATROLI GAJAH TESSO NILO


Hingga kini, Tim Patroli Flying Squad telah
berhasil mengurangi kerugian finansial yang
dialami masyarakat setempat saat terjadi serbuan
gajah, meningkatkan kesehatan gajah, mengubah
sikap manusia terhadap gajah, dan membantu
masyarakat untuk lebih mengenal gajah.

LAPORAN TAHUNAN 2019


26 FOKUS KAMI
MENINGKATKAN TREN POPULASI
SPESIES IKONIK DAN TERANCAM PUNAH

Industri bubur kertas & kertas serta minyak


sawit adalah pemicu hilangnya habitat gajah.
Selain itu, pembukaan perkebunan kelapa sawit
baru mengakibatkan semakin banyaknya konflik
antara manusia dan gajah, karena pohon kelapa
sawit muda merupakan makanan favorit gajah.

U
ntuk mengatasi perburuan liar dan perdagangan ilegal dan perburuan liar
perdagangan ilegal gajah Kalimantan, kepada para siswa, agar mereka dapat
WWF-Indonesia bekerja sama dengan memahami dan turut serta menyebarkan
GAPETA Borneo menyelenggarakan kesadaran ini kepada masyarakat tempat
kunjungan sekolah ke SMPN 1 Tulin Onsoi mereka tinggal. Selama periode pelaporan
dan SMAN 1 Tulin Onsoi di Kabupaten ini, tidak ada kasus perdagangan ilegal
Nunukan. Dalam kunjungan tersebut, WWF- dan perburuan liar pada tahun 2018, dan
Indonesia memberi pengajaran tentang keberhasilan ini sangat mungkin disebabkan
konservasi gajah serta upaya melawan oleh keikutsertaan masyarakat.

@WWF-Indonesia/Tim Laman
Poster dan
materi kampanye
dipasang di ruang
publik, bandara,
dan pelabuhan
di Kabupaten
Nunukan. WWF-
Indonesia yakin
keikutsertaan
masyarakat memiliki
peran penting dalam
upaya konservasi.

128
Selain itu, WWF-Indonesia bekerja sama dengan visi “kehidupan harmonis antara
dengan pemerintah (nasional, provinsi, gajah dan manusia”.
kabupaten, dan kecamatan) untuk
menyusun Strategi dan Rencana Aksi Jumlah ancaman terhadap spesies
TERSANGKA
Konservasi (SRAK) gajah Kalimantan darat ikonik telah berkurang. Hingga
PEMBURU LIAR

106
periode 2018–2028. Pada bulan saat ini, 128 orang dicurigai melakukan
Februari 2019, Gubernur Kalimantan perburuan liar dan 106 orang dicurigai
Utara, Bupati Nunukan, dan Kepala melakukan perdagangan liar. Dalam
Balai Konservasi Sumber Daya Alam program Sumatra, informasi pada
(BKSDA) Kalimantan Timur memberikan bentang alam RUT menunjukkan
TERSANGKA dukungan dan persetujuannya untuk penurunan jumlah pemburu liar
PEDAGANG ILEGAL Strategi dan Rencana Aksi Konservasi dan pedagang ilegal. Dari 16 orang
Gajah Kalimantan (SRAK-GK) 2018–2028, pemburu liar yang masih aktif, 4 orang

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENINGKATKAN TREN POPULASI
SPESIES IKONIK DAN TERANCAM PUNAH
27

di antaranya menyatakan akan berhenti Dalam mengatasi perburuan ilegal satwa liar,
melakukan perburuan liar satwa liar dan dua WWF-Indonesia berhasil memperbaiki model
lainnya telah ditangkap. data SMART dengan mengintegrasikan data
konflik manusia dan satwa liar serta data
Pada bulan Agustus 2018, delapan mukim patroli. Berdasarkan hasil survei tahun 2018,
(desa) di Bireuen, Aceh Tengah, dan jumlah perangkap yang ditemukan tim WWF-
Kabupaten Bener Meriah sepakat melarang Indonesia pada tahun 2016 berkurang drastis
perburuan satwa liar dan pemanfaatan menjadi 65.
koridor satwa liar untuk tujuan ekonomi
tidak berkelanjutan. Kesepakatan ini WWF-Indonesia menyelenggarakan lokakarya
dilahirkan dari program Shared Resources mengenai penguatan hukum terhadap pemburu
Joint Solution (SRJS), suatu kemitraan liar dan pedagang ilegal satwa liar pada tanggal
dengan Forum Das Krueng Peusangan 2–3 Oktober 2018 di Taman Nasional Bukit
(FDKP) dan Ureung Inong Shora, yang Barisan Selatan Lampung-Bengkulu. Lokakarya
tentunya akan memperkuat hukum melawan dua hari ini dihadiri pihak otoritas setempat
kejahatan terhadap satwa liar. dan para mitra kunci kami.

KAMPANYE “STOP! ILLEGAL WILDLIFE TRADE”


Data WWF-Indonesia menunjukkan bahwa 85% satwa liar yang
diperjualbelikan secara ilegal berasal dari perburuan ilegal. Sayangnya,
Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar perdagangan satwa di Asia.
Untuk mengatasi hal ini, WWF-Indonesia turut serta mendukung kampanye
“Stop! Illegal Wildlife Trade” (Hentikan! Perdagangan Satwa Liar Ilegal) yang
diluncurkan pada bulan November 2018 di Jakarta. Masyarakat juga dapat
turut berpartisipasi melaporkan secara online setiap peristiwa kejahatan
terhadap satwa liar melalui aplikasi E-Report yang dikelola oleh Badan
Investigasi Tindak Kriminal dari Kepolisian Republik Indonesia.

MITRA KONSERVASI YANG TURUT BERPARTISIPASI DALAM MENGHENTIKAN PERDAGANGAN SATWA LIAR ILEGAL
NAMA KETERANGAN

KH. Muhyiddin Junaidi Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Majelis Ulama

Indonesia (MUI) (2015–sekarang)
Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan(2014–2019)
Bambang Soesatyo Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) (2018–2019)
Kiagus Ahmad Badaruddin Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (2006–sekarang)
Laode Muhammad Syarif Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (2015–2019)
H. Muhammad Prasetyo Jaksa Agung (2014–2019)
Tito Karnavian Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (2016–2019)
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto Panglima Tentara Nasional Indonesia (2017–sekarang)
Rizal Malik CEO WWF-Indonesia
Nanda Mei Atlet atletik Pesta Olahraga Difabel Asia 2018

LAPORAN TAHUNAN 2019


28 FOKUS KAMI
MENINGKATKAN TREN POPULASI
SPESIES IKONIK DAN TERANCAM PUNAH

NAMA KETERANGAN

M Fadli Atlet bersepeda Pesta Olahraga Difabel Asia 2018


Kasep Ayatulloh Atlet basket Pesta Olahraga Difabel Asia 2018
Jendi Pangabean Atlet renang Pesta Olahraga Difabel Asia 2018
Hani Puji Astuti Atlet menembak Pesta Olahraga Difabel Asia 2018
Nugie Artis/Musisi
Joe Taslim Artis
Putri Marino Artis
Chicco Jerikho Artis
Baim Wong Artis
Arifin Putra Artis
Davina Veronica Artis

B
erdasarkan Penilaian Kelayakan Habitat dan Populasi Orangutan (Population and Habitat
Viability Assessment/PHVA) tahun 2016, jumlah total populasi orangutan subspesies
Pongo pygmaeus pygmaeus adalah 4.520 ekor. Kerja WWF-Indonesia mencakup
84,93% dari populasi tersebut, yaitu 3.839 dari 4.250 ekor, atau berhasil di 3 dari 7 lokasi
metapopulasi, dan 1 populasi terfragmentasi.

Kerja WWF-Indonesia mencakup 84,93% dari


populasi orangutan subspesies Pongo pygmaeus SURVEI TAMAN
NASIONAL DANAU
pygmaeus , yaitu 3 dari 7 lokasi metapopulasi, SENTARUM DAN BAGIAN
HILIR KORIDOR LABIAN-
dan 1 populasi terfragmentasi. LEBOYAN TAHUN 2009:

BAGIAN HULU
KORIDOR LABIAN-
771– 1.006
ORANGUTAN DENGAN
LEBOYAN: KEPADATAN 0,38–4,08

585
Unit pengelolaan habitat ORANGUTAN/KM2
Taman Nasional Betung Kerihun
dan Taman Nasional Hutan Lindung
Sekitarnya (DAS Embaloh dan DAS
Sibau, bagian hulu Koridor Labian-
ORANGUTAN DENGAN
Leboyan). Di Taman Nasional Betung
KEPADATAN 0,69–5,84
Kerihun terdapat:

2.233
ORANGUTAN/KM2 TERMASUK
KORIDOR BAWAH
(2011)

ORANGUTAN DENGAN
KEPADATAN 0,56–0,67
PYGMAEUS ORANGUTAN/KM2
TERFRAGMENTASI (2011)

15
BAGIAN SELATAN

ORANGUTAN
Perkiraan dibuat menggunakan
angka kepadatan hasil
pemodelan SIG
(0,3 orangutan/km2)
(2012)

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENINGKATKAN TREN POPULASI
SPESIES IKONIK DAN TERANCAM PUNAH
29

Untuk subspesies Pongo pygmaeus wurmbii, WWF-Indonesia bekerja di 2 metapopulasi,


yaitu Taman Nasional Sebangau (6.000 ekor) dan Schwanner-Arabela (4.225 ekor).
Berdasarkan hasil penelitian tahun 2018 di Koridor Sebangau-Katingan, kami menemukan
700 ekor orangutan tinggal di wilayah ini. Kerja WWF-Indonesia berhasil menjangkau
28,14% jumlah populasi total (10.751 dari 38.200 ekor) atau 4 dari 17 lokasi metapopulasi
(PHVA OU 2016), ditambah metapopulasi di Koridor Sebangau-Katingan.

Kerja WWF-Indonesia mencakup 28,14% dari subspesies orangutan


Pongo pygmaeus wurmbii dan 4 lokasi metapopulasi.

DI HUTAN BENTANG ALAM


TAMAN NASIONAL
DI HUTAN BENTANG ARABELA-SCHWANNER DARI UNIT
SEBANGAU
ALAM ARABELA- HABITAT RONGGA PERAI: (1) 675 DI

6.000
MELINGKUPI SEKITAR PT SUKA JAYA MAKMUR (PT SJM, KAYU)

170.500 HA
SCHWANNER DARI UNIT
HABITAT ARABELA
(ARUT-BELANTIKAN):
(1) 99 DI WILAYAH
KONSESI PT SARI BUMI (WWF, 2011-12)
EKOR KUSUMA - DELANG

60.500 HA 46.962 HA
SEBELUM KEBAKARAN (PT SBK, KAYU), (2) 528 DI PT WANASOKAN
DI WILAYAH SELUAS HASILINDO (PT WH, KAYU)
568.700 HA (LUAS TAMAN
NASIONAL, BUKAN LUAS
HUTAN); (SURVEI WWF-
(2,18 EKOR/KM2,WWF, 2015)
BTNS, JULI 2015)
(WWF, 2014)

DI HUTAN BENTANG ALAM ARABELA-SCHWANNER DARI


DI HUTAN BENTANG ALAM UNIT HABITAT PERBUKITAN SAMBA-KAHAYAN (SCHWAN-
ARABELA-SCHWANNER DARI NER BAGIAN TIMUR): (1) ABSEN DI PT DWIMA JAYA UTAMA
UNIT HABITAT SERUYAN

80.000 HA
(PT DJU, KAYU) - BARAT SUNGAI SAMBA, KIRA-KIRA
HULU: (1) RATA-RATA 1.289-
1.638 DI PT ERNA DJULIAWATI

160.000 HA
(PT ED, KAYU)
(0 EKOR/KM2, WWF 2015)

(2) 63 ORANGUTAN DI PT DWIMA JAYA UTAMA

80.000 HA
[0,63 EKOR/KM2, WWF 2016 (PT DJU) - TIMUR SUNGAI SAMBA, KIRA-KIRA
(867–1.189 EKOR)]

(2) 30 DI WILAYAH KONSESI


PT SARI BUMI KUSUMA - NANGA (WWF, 2015)

144.700 HA
NUAK (PT SBK KAYU)

72.000 HA
(3) LANGKA DI PT CARUS INDONESIA (PT CI, KAYU)

(WWF, 2013)
(3 ORANGUTAN, WWF 2014)

LAPORAN TAHUNAN 2019


30 FOKUS KAMI
MENINGKATKAN TREN POPULASI
SPESIES IKONIK DAN TERANCAM PUNAH

D
alam seluruh kegiatan perencanaan dan Conservation Project (KOCP), Sabah. Setelah
survei lapangan, WWF-Indonesia selalu pelatihan, kami berkolaborasi dan melaksanakan
berkonsultasi dengan otoritas setempat, survei orangutan di Taman Nasional Betung
seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kerihun selama satu tahun sebelum menulis
dan Balai Taman Nasional, serta melibatkan laporan pertama kami pada tahun 2005. Sejak
LSM dan masyarakat setempat di daerah saat itu, WWF-Indonesia bersama para mitra
operasional. Keterlibatan berbagai pihak ini melaksanakan survei dan pemantauan orangutan
telah dimulai pada tahun 2004, saat kami setiap dua tahun sekali.
memulai survei pelatihan dan pemantauan
pertama di Kinabatangan Orangutan Antara bulan Juli 2018 dan Juni 2019, WWF-
Indonesia juga melakukan beberapa kegiatan di
lima bentang alam Kalimantan sebagai bagian
dari upaya pelestarian orangutan. Serangkaian
penelitian dilakukan, antara lain studi terhadap
makanan orangutan, studi fenologi, dan studi
perilaku yang diikuti oleh pemantauan berkala.
Untuk transfer pengetahuan, WWF-Indonesia
mengadakan pelatihan dan peningkatan
kapasitas untuk keahlian melakukan penelitian
dan pemantauan serta pengelolaan wilayah untuk
tujuan pengembangan ekowisata berkelanjutan.
WWF-Indonesia juga terus memberikan bantuan
untuk memastikan keamanan habitat orangutan.
© Panda Click!/Zulkarnain

Berdasarkan hasil pemantauan Balai Taman Nasional Ujung Kulon tahun 2019,
ditemukan bahwa populasi Badak Jawa tinggal 72 ekor.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, persetujuannya atas Rencana Aksi Darurat


dimulailah Rencana Aksi Darurat untuk badak untuk meningkatkan populasi badak
Sumatra yang bertujuan menyelamatkan Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) melalui
badak Sumatra dari kepunahan melalui penangkaran. Selain itu, kegiatan konservasi
program perlindungan dan konsolidasi berupa survei dan pengumpulan data
yang mencakup tiga bentang alam tempat dilakukan di Ujung Kulon, tempat tinggal
tinggal populasi badak yang masih tersisa. badak Jawa yang perlu dikelola untuk
Direktur Jenderal KSDA telah memberikan mencapai jumlah populasi yang layak.

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENINGKATKAN TREN POPULASI
SPESIES IKONIK DAN TERANCAM PUNAH
31

Hancurnya habitat merupakan salah satu penyebab


utama penurunan populasi satwa liar di Indonesia
Sehubungan upaya konservasi badak Jawa, WWF-
Indonesia berhasil mengendalikan 23 ha dari 200 ha
tanaman enau di blok Cigenter, dengan cara memotong PADA
TAHUN 2019,
tanaman enau yang sudah dewasa dan menyiangi
KEPADATAN
bibitnya. Hingga bulan Mei 2019, kami telah memotong RELATIF TANAMAN
sekurang-kurangnya 17.267 tanaman enau dewasa ENAU ARENGA

14,18%
dan membuang 96.279 bibit enau. Pengamatan MENINGKAT
berdasarkan data menunjukkan bahwa kerapatan
relatif tanaman makanan badak telah meningkat
14,18%, dari 59,85% menjadi 74,03%, setelah dilakukan
pengendalian atas tanaman enau Arenga.

@WWF-Indonesia/Nixon Dasem

Sementara itu di Papua, survei dasar tidak hanya mencatat data spesies, tetapi
perdagangan satwa liar telah dilakukan juga informasi, lokasi, dan pola transaksi
di Kabupaten Merauke, Papua Selatan pedagang. Data ini amat berharga karena
dari bulan Juni hingga September 2018. dapat dijadikan bukti bagi penegak hukum
Survei awal ini difokuskan pada kanal dalam memerangi perdagangan satwa
media sosial dan menunjukkan bahwa 5 liar sekaligus sebagai rekomendasi
dari 21 spesies ikonik diperdagangkan di penyusunan dan pengembangan strategi
Merauke belakangan ini. Survei dasar ini perlindungan habitat.

LAPORAN TAHUNAN 2019


32 FOKUS KAMI
MENINGKATKAN TREN POPULASI
SPESIES IKONIK DAN TERANCAM PUNAH

K
ura-kura moncong babi Papua adalah salah satu spesies yang diperdagangkan secara
ilegal. Suatu tim beranggotakan perwakilan dari Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem (KSDAE) Indonesia, KFBG, IAR Indonesia, dan WWF-Indonesia berhasil
Perdagangan ilegal memulangkan 596 kura-kura, yang akan diselundupkan dalam penerbangan Jakarta–Hong Kong
kura-kura moncong pada bulan Januari 2018, ke Papua. Pada bulan Agustus 2018, kura-kura yang bertahan hidup
babi terjadi secara dilepaskan di Sungai Kao, yang melewati Kabupaten Boven Digoel di Papua bagian selatan.
luas, mulai dari
pasar nasional Kegiatan WWF-Indonesia lainnya di Papua meliputi penerbitan peraturan bupati yang
hingga internasional mengatur perburuan liar di Kabupaten Tambraw. Proses advokasi yang dilakukan WWF-
(seperti Hong Indonesia dan pemangku kepentingan serta masyarakat terkait telah berhasil mendorong
Kong), dan yang pemerintah setempat untuk menerbitkan Peraturan Bupati Tambraw No. 23 Tahun 2018
diperdagangkan mengenai perlindungan spesies dari perburuan liar, khususnya yang menggunakan senjata
beragam, mulai dari api. Sementara itu di Jayapura, aplikasi berbasis Android untuk survei satwa liar di Papua
telur hingga sarang telah siap digunakan. Aplikasi ini dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi dasar
kura-kura. tentang satwa liar, serta melaporkan insiden perdagangan ilegal dan perburuan liar.

Di Kalimantan, upaya konservasi dilakukan di seantero pulau. Di Kalimantan


Timur, WWF-Indonesia mengadakan diskusi mengenai pengembangan
jaringan Pemantauan Tindak Kejahatan terhadap Satwa Liar (Forum
Komunikasi) di provinsi Kalimantan Timur.
70% populasi Hasil positif yang perlu dicatat dari diskusi tersebut adalah lahirnya kesepakatan antar pihak
orangutan saat yang terlibat untuk membentuk suatu forum pemantauan tindak kejahatan terhadap satwa liar
ini hidup di luar di Kalimantan Utara. Fungsi utama forum tersebut adalah untuk membangun komunikasi dan
kawasan lindung. koordinasi guna meningkatkan peran para pihak dalam mengatasi tindak kejahatan terhadap
Dengan menimbang satwa liar di Kalimantan Utara.
fakta ini, kita
dapat melihat Suatu terobosan besar di Kalimantan terjadi dengan dibentuknya Kawasan Ekosistem Esensial
betapa pentingnya di Katingan Kahayan. WWF-Indonesia bekerja sama dengan berbagai mitra untuk melindungi
pembentukan KEE Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) di Katingan Kahayan, yang merupakan habitat orangutan
di wilayah Katingan di Kalimantan. Satuan kerja KEE akhirnya berhasil dibentuk dan, dengan persetujuan Gubernur
Kahayan. Kalimantan Tengah, meluncurkan KEE, yang merupakan suatu kesepakatan konsep mengenai
bagian-bagian wilayah Bentang Alam Sebangau Katingan.
@WWF-Indonesia/M. Rosidi

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENINGKATKAN TREN POPULASI
SPESIES IKONIK DAN TERANCAM PUNAH
33

S
ementara itu di Pulau Buru, Maluku, 2018 menunjukkan bahwa seekor penyu
rahasia pola migrasi penyu belimbing bernama Yuli masih dalam periode
mulai terkuak. Sebagai upaya untuk persarangan, dengan pola pergerakan di
memetakan jumlah penyu belimbing sekitar perairan Pulau Buru dan beberapa
yang bertelur di Pantai Fena Leisela, kali melakukan pendaratan di pantai
Kabupaten Buru, WWF-Indonesia persarangan. Penyu lain yang bernama
menginstal dua unit telemetri satelit Fena menunjukkan pola pergerakan yang
pada penyu-penyu tersebut. Hasil pada semakin menjauh dari Pulau Buru, menuju
periode 10 November–31 Desember perairan Sulawesi Tenggara.

Pencapaian besar yang layak dicatat diraih oleh Flying Vet. Hanya dalam waktu
setahun sejak didirikan pada tanggal 3 Mei 2018, Flying Vet, yang merupakan
inisiatif WWF-Indonesia, telah berhasil merawat 237 hewan megafauna akuatik yang
terdiri dari 231 ekor penyu, 3 ekor duyung, 2 ekor paus, dan 1 ekor lumba-lumba.

182
174
EKOR DITEMUKAN DALAM

237
KEADAAN HIDUP DAN
SEKITAR TELAH MENERIMA
PERAWATAN MEDIS

DARI 182 EKOR


TELAH DILEPASKAN
HEWAN MEGAFAUNA KEMBALI KE LAUT
AKUATIK YANG
BERHASIL DIRAWAT
@WWF-Indonesia/Mahmud Yani

Dari 237 ekor


hewan, 182 Flying Vet merupakan inisiatif
ditemukan dalam WWF-Indonesia yang secara resmi
keadaan hidup diluncurkan pada tanggal 31 Oktober
dan diberikan 2018 dalam suatu kongres dokter
perawatan medis. hewan di Bali. Melalui advokasi WWF-
174 dari 182 Indonesia dan pemangku kepentingan
ekor tersebut terkait, Flying Vet telah menjadi suatu
telah dilepaskan Organisasi Non-Teritorial (ONT) di
kembali ke laut. bawah Perhimpunan Dokter Hewan
Indonesia (PDHI).

LAPORAN TAHUNAN 2019


34 FOKUS KAMI
MENGELOLA EKOSISTEM HUTAN SECARA BERKELANJUTAN DAN
ADIL SERTA MENINGKATKAN FUNGSI EKOSISTEM HUTAN

Hasil
Strategis

02MENGELOLA EKOSISTEM
HUTAN SECARA
BERKELANJUTAN
DAN ADIL SERTA
MENINGKATKAN FUNGSI
EKOSISTEM HUTAN
LAPORAN TAHUNAN 2019
FOKUS KAMI
MENGELOLA EKOSISTEM HUTAN SECARA BERKELANJUTAN DAN
ADIL SERTA MENINGKATKAN FUNGSI EKOSISTEM HUTAN
35

LAPORAN TAHUNAN 2019


36 FOKUS KAMI
MENGELOLA EKOSISTEM HUTAN SECARA BERKELANJUTAN DAN
ADIL SERTA MENINGKATKAN FUNGSI EKOSISTEM HUTAN

WWF-Indonesia bekerja sama dengan Sementara itu, lebih dari 123.000 ha lahan
masyarakat setempat, termasuk di Rawa Baki Vriendschap telah dijadikan
masyarakat adat, yang merupakan Kawasan Ekosistem Esensial - Area
pengelola utama sumber daya alam Bernilai Konservasi Tinggi (KEE-ABKT).
sekaligus penjaga pengetahuan tradisional Suatu forum manajemen kolaboratif
dan sistem adat setempat. Bersama-sama, dilaksanakan pada bulan Desember 2018
kami bekerja untuk melestarikan hutan untuk mempercepat proses pengajuan
dan mencoba mengambil manfaat dari KEE. Manajer Bentang Alam Asmat-Lorentz
beberapa kebijakan positif yang diterbitkan WWF-Indonesia terpilih sebagai wakil ketua
Pemerintah, misalnya reformasi agraria II forum tersebut, yang masih menunggu
dan pemindahan otoritas untuk masalah pengesahan dari Bupati Asmat.
kehutanan dari kabupaten ke provinsi.
@WWF-Indonesia/Anthonius

Di Kalimantan, WWF-Indonesia memfasilitasi tiga dari lima desa yang ada di wilayah adat
proses identifikasi dan pemetaan Wilayah tersebut. Proses ini kemudian akan dilanjutkan
Masyarakat Adat dan Konservasi (Indigenous di Sei Ana dan Long Metun.
and Conserved Communities Area/ICCA) di
tiga wilayah adat Bahau Hulu, Pujungan, dan Selain proses identifikasi dan pemetaan
Data Dian. Proses identifikasi dan pemetaan di Bahau Hulu, Pujungan, dan Data Dian,
di wilayah adat Bahau Hulu telah diselesaikan WWF-Indonesia mengimplementasikan
pada bulan Agustus 2018. Sementara itu di model pembagian manfaat finansial dengan
wilayah adat Pujungan, empat dari sembilan menggunakan mekanisme dana desa
desa yang ada telah teridentifikasi dan pemerintah di empat desa di Bentang Alam
terpetakan. Proses identifikasi dan pemetaan Mahakam, yaitu Laham, Long Tuyoq, Linggang
di Data Dian masih berlangsung, dan WWF- Melapeh, dan Minta. Total dana yang dicairkan
Indonesia menargetkan untuk menyelesaikan sejak Juli 2018 hingga April 2019 sebesar USD

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENGELOLA EKOSISTEM HUTAN SECARA BERKELANJUTAN DAN
ADIL SERTA MENINGKATKAN FUNGSI EKOSISTEM HUTAN
37

SKOR METT BKNP 35.000, yang digunakan penduduk setempat Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TaNa
MENINGKAT

7%
untuk pelatihan masyarakat, rapat umum Bentarum) telah mulai menunjukkan hasil
dan sosialisasi peta tata ruang desa yang dengan adanya kerja sama antara WWF-
berpartisipasi, serta penyusunan SOP patroli Indonesia dan TaNa Bentarum. WWF-
DALAM PERIODE di Minta. Penduduk Long Tuyoq memanfaatkan Indonesia membantu pelatihan peningkatan
2017–2019
dana tersebut untuk pengelolaan kelompok kapasitas dan penerapan Patroli Cerdas dan
tani, pelatihan pemrosesan makanan pasca- RBM Cerdas. Skor METT Taman Nasional
SKOR METT DSNP
MENINGKAT panen, penyusunan peraturan adat tertulis Betung Kerihun meningkat dari 69% pada

7%
untuk tana pera (hutan adat), serta pelestarian tahun 2017 menjadi 76% pada tahun 2019,
dan perlindungan Sungai Tepai. sementara skor METT Taman Nasional Danau
Sementara itu, upaya untuk meningkatkan Sentarum meningkat dari 75% pada tahun
DALAM PERIODE
2017–2019 efektivitas pengelolaan Taman Nasional 2017 menjadi 82% pada tahun 2019.

@WWF-Indonesia/Budi Suryansyah

Festival tahunan Danau Sentarum kembali 2018 mencapai 10.978 wisatawan mancanegara,
diselenggarakan pada tanggal 25–27 Oktober meningkat 21,04% dari 9.070 wisatawan asing
2018 sebagai salah satu dari 100 acara wisata pada tahun 2017. Sementara itu, wisatawan
Indonesia. Berkat keberhasilan festival yang domestik yang berkunjung ke situs budaya dan
diindikasikan dari penyelenggaraan tahun situs wisata lokal meningkat menjadi 8.886
JUMLAH sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan pengunjung, naik 132,86% dari 3.816 pengunjung
PENGUNJUNG
Ekonomi Kreatif menyelenggarakan dua festival pada tahun 2017. Tingkat kunjungan pada tahun
MENINGKAT

132%
perbatasan negara lainnya, yaitu di bulan Januari 2018 juga menunjukkan peningkatan, dengan total
dan Juni 2019. Berdasarkan catatan Dinas wisatawan domestik dan asing yang mengunjungi

DALAM PERIODE Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu sebanyak 19.907 orang dibandingkan
2017–2018 Kapuas Hulu, jumlah kunjungan pada tahun tahun 2017 sebanyak 12.886 pengunjung.

LAPORAN TAHUNAN 2019


38 FOKUS KAMI
MENGELOLA EKOSISTEM HUTAN SECARA BERKELANJUTAN DAN
ADIL SERTA MENINGKATKAN FUNGSI EKOSISTEM HUTAN

S
ebagai bagian dari upaya pemulihan ekosistem hutan di Kabupaten Asmat, Papua, WWF-
Indonesia telah berhasil memfasilitasi pembentukan kelompok perlindungan hutan bakau
Ewersimbit di Asmat, yang kini telah disahkan lewat Surat Keputusan (SK) Kepala Desa
Ewer Nomor 0.136/KE/II/2019 dan SK Kepala Desa Saw Nomor 002/KS/II/2019. Melalui USAID
Lestari, WWF-Indonesia melaksanakan program pengelolaan dan perlindungan hutan bakau
di Desa Ewer dan Saw, Kabupaten Asmat, di area seluas 61.000 ha. Dua puluh orang anggota
kelompok perlindungan hutan bakau Ewersimbit akan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
survei, patroli, dan pemantauan hutan bakau di wilayah tersebut.

Melalui pemantauan pertama di bulan Maret


2019, didapati bahwa hutan bakau yang dilindungi
di desa Ewer dan Saw seluas 61.000 ha masih
berada dalam kondisi baik dan tidak ditemukan
ancaman terhadap hutan bakau tersebut. Tempat
suci dan tempat-tempat penting lainnya juga
masih terlindungi dengan baik.

Dalam hal kesadaran dan pendidikan mengenai pembangunan berkelanjutan di Kabupaten


Asmat, WWF-Indonesia dan Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat telah menandatangani
Nota Kesepahaman (MoU) tentang penyusunan modul pendidikan berkelanjutan untuk
sekolah menengah di Kabupaten Asmat pada akhir bulan Oktober 2018. Bupati Asmat sangat
menghargai komitmen WWF-Indonesia yang berkesinambungan dalam program pendidikan
berkelanjutan bagi siswa sekolah dasar hingga menengah. Sebanyak 300 salinan modul siap
SEBANYAK dicetak oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat dengan dana dari APBD Kabupaten Asmat.

300
SALINAN
Guna memastikan dukungan yang berkesinambungan di Papua, WWF-Indonesia bermitra
dengan Komisi Daerah Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan (KOMDA PI
MODUL SIAP PB) Provinsi Papua untuk mendukung kerja KOMDA di lapangan serta menyediakan data
DICETAK OLEH
DINAS PENDIDIKAN
pendukung untuk mengembangkan ekonomi rendah karbon berbasis masyarakat dan
KABUPATEN ASMAT meningkatkan praktik berkelanjutan bagi masyarakat.

COMMUNITY LOGGING MELESTARIKAN HUTAN DI PAPUA MELALUI


PENGELOLAAN BERBASIS MASYARAKAT
WWF-Indonesia telah memfasilitasi Program Kehutanan Masyarakat di Papua dengan mengadakan
serangkaian program pelatihan dan peningkatan kapasitas. Hasilnya adalah pendirian enam
Koperasi Serba Usaha (KSU) di Jayapura, Merauke, Sarmi, dan Pulau Yapen, agar masyarakat
dapat menimba manfaat dari pengelolaan sumber daya hutan secara terpadu. Tujuan kehutanan
masyarakat bukan hanya untuk menjaga keberlanjutan hutan di Papua, melainkan juga untuk
memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat adat. Melalui bantuan teknis dari WWF-
Indonesia, semua KSU telah mendapat persetujuan pendirian dan Rencana Kerja Usaha untuk
Pemanfaatan Produk Hutan Kayu oleh Masyarakat Adat dari Dinas Kehutanan Provinsi Papua serta
Penunjukan dan Persetujuan Kepala Kehutanan di masing-masing kabupaten.

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENGELOLA EKOSISTEM HUTAN SECARA BERKELANJUTAN DAN
ADIL SERTA MENINGKATKAN FUNGSI EKOSISTEM HUTAN
39

@WWF-Indonesia
Berbagai kegiatan restorasi telah dilakukan dam sejak tahun 2005. Hingga kini, 1.567
di wilayah prioritas. Di Kalimantan Tengah, sekat kanal/dam telah dibangun di 273 kanal
WWF-Indonesia telah berhasil merestorasi di area seluas 670 km yang meliputi 332.000
Taman Nasional Sebangau melalui daerah tangkapan air atau sebanding dengan
penabatan kanal/pembangunan sekat kanal/ 58% wilayah Taman Nasional Sebangau.

Dengan pengalaman lebih dari satu dekade dalam pembangunan sekat kanal/
dam, WWF-Indonesia memulai skema “adopsi dam” untuk memberikan peran yang
lebih besar bagi masyarakat setempat sebagai pelaksana langsung pembangunan
sekat kanal/dam. Masyarakat setempat secara aktif berpartisipasi dalam skema
pembangunan sekat kanal/dam berdasarkan prinsip Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan.
Di Sumatra Utara, WWF-Indonesia secara Pada bulan November 2018, WWF-Indonesia bekerja
aktif merestorasi wilayah rusak di bentang sama dengan Innisfree dan masyarakat setempat

1.567 alam Sumatra Utara. Diperkirakan sekitar 15


ha yang terdiri dari tanah rakyat dan hutan
menanam 6.000 benih di Gunung Luhur. Pencapaian
ini menambah satu lagi keberhasilan WWF-
SEKAT bakau telah mengalami revegetasi. Selain Indonesia dalam merehabilitasi wilayah terdegradasi
KANAL/DAM itu, sekitar 42.000 benih dari sejumlah untuk melindungi perairan tawar, sungai, dan
TELAH DIBANGUN spesies pohon bakau telah ditanam, dengan ekosistemnya. Selama periode 2018–2019, program
DI 273 KANAL DI
AREA SELUAS
memperhatikan kecocokan spesies dengan NEWtrees telah merevegetasi sejumlah area kritis
670 KM kondisi wilayah sasaran. seluas 101 ha di hulu sungai Ciliwung.

Daerah rusak yang dulunya rawan kebakaran di Sebangau kini cukup basah untuk melindungi kawasan dari
ancaman kebakaran, di musim kemarau terkering sekalipun. Semua upaya konservasi di Taman Nasional
Sebangau (pembangunan sekat kanal/dam, reforestasi, pencegahan kebakaran hutan, dan peningkatan
mata pencaharian berkelanjutan) dapat terlaksana berkat keterlibatan masyarakat setempat.

LAPORAN TAHUNAN 2019


40 FOKUS KAMI
MENGELOLA EKOSISTEM HUTAN SECARA BERKELANJUTAN DAN
ADIL SERTA MENINGKATKAN FUNGSI EKOSISTEM HUTAN

WWF-Indonesia juga turut serta 2019, dan dengan Kementerian Lingkungan


mengadvokasi masalah deforestasi lahan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tanggal 3
gambut. Eyes on the Forest (EoF) menerbitkan Mei 2019. Kepala BRG menyatakan kesiapan
laporan tentang kinerja dua perusahaan bubur BRG untuk memantau pelaksanaan program
kertas dan kertas besar (Asia Pulp & Paper dan restorasi gambut di konsesi Hutan Tanaman
Asia Pacific Resources International Limited) Industri (HTI), sementara Sekretaris
dalam memulihkan lahan gambut. Setelah Jenderal KLHK menyatakan bahwa saat ini
laporan tersebut terbit, WWF-Indonesia kementerian sedang meninjau kembali semua
mengadakan pertemuan dengan Badan kebijakan dan peraturan mengenai restorasi
Restorasi Gambut (BRG) pada tanggal 26 April gambut di konsesi HTI.

Pada tahun 2015, kebakaran hutan Indonesia menyebabkan 100.000 kematian prematur dan
kerugian finansial sebesar IDR 221 triliun. Eyes on the Forest (EoF) mengajak semua pihak
mengambil langkah serius untuk mencegah terulangnya bencana tahun 2015 tersebut.

Pencapaian lain dalam upaya restorasi adalah keberhasilan pengelolaan


ekosistem hutan dan air tawar di Sumatra bagian selatan. WWF-Indonesia
berhasil memfasilitasi Kelompok Tani Hutan Damar Indah Jaya untuk
mendapatkan izin memanen Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan.

P
endekatan dengan perspektif gender Arfak, Kabupaten Manokwari Selatan,
WWF-Indonesia memberikan wawasan dan Kabupaten Bintuni sebagai Kawasan
unik dalam pemetaan masyarakat Strategis Provinsi (KSP), yang bertujuan
di beberapa daerah di Papua Barat demi untuk melindungi area seluas 1.193.644 ha
pemanfaatan wilayah masyarakat adat secara dan area budi daya seluas 133.359 ha.
berkelanjutan dan adil. Sejak Juli 2018 hingga
Maret 2019, kegiatan pemetaan partisipatif
dilaksanakan di Kabupaten Tambrauw (45.291 @WWF-Indonesia/Lie Tangkepayung
ha) dan Kabupaten Supiori (6.144 ha) dengan
menggunakan pendekatan berbasis persepsi
gender. Hasilnya antara lain pengenalan
tempat-tempat penting berdasarkan
perspektif gender dan perspektif masyarakat,
serta pengumpulan data potensial, seperti
bentang alam, tipe hutan, batas lokasi berburu,
area pengamatan burung cenderawasih, dan
klasifikasi area pemanfaatan.

Survei dasar lainnya juga dilakukan di


bentang alam Papua Barat berdasarkan
penilaian Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di
desa-desa di Tambrauw. Hasilnya akan
digunakan dalam usulan perubahan status
Kabupaten Tambrauw, Taman Pesisir
Jeen Womom, Kabupaten Pegunungan

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENGELOLA EKOSISTEM HUTAN SECARA BERKELANJUTAN DAN
ADIL SERTA MENINGKATKAN FUNGSI EKOSISTEM HUTAN
41

S
sa

ebagai bagian dari upaya untuk memastikan keberlanjutan dan


to
en

keadilan pemanfaatan ekosistem keanekaragaman hayati kunci, WWF-


sS
esia/Victor Fideli

Indonesia melaksanakan penelitian dasar mengenai keanekaragaman


spesies satwa liar, khususnya burung cenderawasih dan penyu, di desa
Barawai, Aisau, Ariyobu, dan Poom. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi
sejumlah spesies. Selain itu, pemetaan partisipatif wilayah adat dan lokasi-
don

lokasi penting di desa Sawendui, Barawai, Aisau, Aryobu, Humbe Hawai,


In

dan Hatep juga telah dilakukan. Data yang dihasilkan akan digunakan dalam
F-
W

studi kelayakan ekowisata di pulau tersebut.


W
@

Pada tanggal 9–11 Agustus 2018, WWF- rekomendasi rencana tata ruang Kabupaten
Indonesia, Kelompok Kerja Perhutanan Boven Digoel untuk periode 1 Juni 2018 hingga
Sosial, Pusat Pengembangan Infrastruktur 30 Mei 2019. Hasilnya, Kajian Lingkungan
Data Spasial (PPIDS) Universitas Papua, dan Hidup Strategis (KLHS) rekomendasi
sejumlah mitra pembangunan melaksanakan rencana tata ruang Kabupaten Boven Digoel
lokakarya untuk memadukan berbagai diintegrasikan dalam Rancangan Peraturan
kebijakan, rencana, dan program di Papua Daerah (RanPerda). Pengintegrasian ini
Barat. Berkat bantuan WRI, empat puluh peta meningkatkan fungsi strategis area tersebut
hasil lokakarya, yang mencakup area seluas yang termuat dalam Peraturan Daerah (Perda)
1.300.000 ha, dapat diinput ke dalam portal Nomor 4 Tahun 2012, yang tadinya 26%
web PPIDS. Selanjutnya untuk meningkatkan menjadi 48%.
pengelolaan data, MoU untuk mengembangkan
basis data pemetaan partisipatif di Provinsi Di bentang alam Provinsi Papua, Badan
Papua Barat telah ditandatangani WWF- Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
Indonesia dan para mitra pembangunan. Papua bekerja sama dengan WWF-Indonesia
mengadakan serangkaian lokakarya dan
Di Kabupaten Boven Digoel, WWF-Indonesia diskusi guna menyusun dokumen Rencana
melalui USAID Lestari telah mengawal proses Tata Ruang KLHS Provinsi Papua.

Di Sumatera, Di Kalimantan,
Upaya untuk melestarikan ekosistem juga dilakukan WWF-Indonesia mendukung pemerintah Indonesia
melalui kolaborasi antara Taman Nasional Bukit dalam memulai program kehutanan sosial. Melalui
Barisan Selatan dan WWF-Indonesia serta Rainforest program ini, masyarakat setempat akan memperoleh
Alliance, yang berhasil memfasilitasi pengintegrasian akses dan manfaat dari kawasan lindung.
perlindungan ekosistem ke dalam perencanaan WWF-Indonesia melalui Proyek Lestari USAID
tata guna lahan berkelanjutan oleh satu kelompok memfasilitasi kemitraan multipihak antara Kesatuan
petani rakyat terkemuka, yaitu Gapoktanhut Lestari Pengelolaan Hutan XXXI (KPH XXXI), Badan Layanan
Sejahtera. Kelompok ini berada di tahap akhir Umum (BLU), Lembaga Pengelolaan Hutan Desa
permohonan izin Hutan Kemasyarakatan (HKm) dari (LPHD) Desa Gohong dan Garung, Kabupaten Pulang
pemerintah untuk mengelola area seluas 769 ha di Pisau, dan Badan Restorasi Gambut (BRG). Kemitraan
KPH IX Kota Agung Utara (salah satu zona penyangga ini menjadi teladan yang memperlihatkan bagaimana
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang juga kehutanan sosial dapat memberikan mata
merupakan habitat dari 12 gajah liar). Pencapaian ini pencaharian yang berkelanjutan bagi masyarakat
sangat penting karena perencanaan tata guna lahan setempat sekaligus tetap melindungi alam.
merupakan salah satu persyaratan utama untuk
memperoleh izin HKm.

LAPORAN TAHUNAN 2019


42 FOKUS KAMI
MENGELOLA EKOSISTEM HUTAN SECARA BERKELANJUTAN DAN
ADIL SERTA MENINGKATKAN FUNGSI EKOSISTEM HUTAN

D
i bentang alam Sebangau-Katingan, ekosistem KPH, kawasan lindung, dan
WWF-Indonesia berhasil membantu kawasan pemanfaatan. Peran RPHJP sangat
penyusunan Rencana Pengelolaan diperlukan untuk mengarahkan pengelolaan
Hutan Jangka Panjang (RPHJP) untuk 33 KPH dan melaksanakan kegiatan kolaboratif
unit KPH, khususnya dalam hal blocking/ atau kemitraan dengan izin dan pengelolaan
zonasi yang merupakan karakteristik yang telah ada di wilayah KPH.

WWF-Indonesia bersama sekelompok organisasi lokal dan nasional,


antara lain BRWA, JKPP, dan FoMMA, berkomitmen untuk bekerja sama
mendukung masyarakat Malinau, Kalimantan Utara dalam memperjuangkan
pengakuan hak atas tanah leluhur dan hutan mereka.
Proses untuk memperoleh pengakuan resmi Melalui kegiatan peningkatan kapasitas dan
bagi masyarakat adat ini tidak mudah. Akan dukungan teknis WWF-Indonesia, masyarakat
tetapi, pada bulan April 2019, proposal hutan Linggang Melapeh telah meningkatkan
adat pertama atas tanah seluas 270.000 ha pengetahuan mereka untuk berpartisipasi dalam
telah diserahkan oleh Pemimpin Adat Bahau akuntansi karbon. Dalam kegiatan tersebut,
Hulu kepada Kementerian Kehutanan. Saat 26 peserta berhasil membuat plot karbon
ini, masih dilakukan verifikasi batas-batas seluas 20x20 m2 dan inventarisasi karbon, lalu
wilayah adat berdasarkan rekomendasi mengumpulkan data melalui aplikasi seluler
BPUMA dan Kepala Kabupaten, tetapi ini berbasis Android. WWF-Indonesia memperluas
adalah langkah pertama yang sangat positif kegiatan ini ke Kalimantan Timur dengan
untuk mendapatkan pengakuan secara resmi. melaksanakan lebih banyak pelatihan, didanai
oleh pemerintah Kalimantan Timur.

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENGELOLA EKOSISTEM HUTAN SECARA BERKELANJUTAN DAN
ADIL SERTA MENINGKATKAN FUNGSI EKOSISTEM HUTAN
43

@WWF-Indonesia/Jojon Suria Nata


Di bidang pengelolaan cekungan sungai, kelanjutan MoU yang ditandatangani pada tahun
upaya perbaikan pengelolaan air di sungai 2018 antara pemerintah setempat dan WWF-
Ciliwung yang dilakukan WWF-Indonesia Indonesia. Kesepuluh danau yang mencakup area
maju selangkah dengan terdaftarnya WWF- seluas 1.100 ha di Kalimantan Barat ini sangat
Indonesia sebagai anggota Tim Koordinasi memerlukan perlindungan dari pengalihfungsian
Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) menjadi perkebunan kelapa sawit.
Ciliwung-Cisadane pada bulan November
2018. Selain itu, WWF-Indonesia kini menjadi Beberapa upaya dalam penerapan skema
bagian dari Gugus Tugas Naturalisasi sertifikasi dan Praktik Manajemen Terbaik

1.100 HA
Cekungan Sungai Ciliwung. Kemajuan ini (BPM) dalam konsesi hutan telah dilakukan
sangat menggembirakan karena pengelolaan di Papua. Dinas Kehutanan Provinsi Papua
Cekungan Sungai Ciliwung membutuhkan kerja meminta WWF-Indonesia untuk membantu
AREA DANAU
DI KALIMANTAN sama para pemangku kepentingan. KSU di Kampung Ampas, Kabupaten Keerom,
BARAT SANGAT Provinsi Papua mengenai manajemen, seperti
MEMERLUKAN
PERLINDUNGAN AGAR Sementara itu, di Kalimantan Barat, pemerintah penguatan lembaga, penyusunan visi dan misi,
LAHANNYA TIDAK Kabupaten Sintang menerbitkan Peraturan program, rencana, dan kegiatan bersama,
DIKONVERSI MENJADI
PERKEBUNAN
Bupati Tentang Perlindungan dan Pengelolaan serta aturan dan kendali internal dalam
KELAPA SAWIT. Danau untuk melindungi 10 danau sebagai pengelolaan hutan berkelanjutan.

LAPORAN TAHUNAN 2019


44 FOKUS KAMI
MENGELOLA EKOSISTEM HUTAN SECARA BERKELANJUTAN DAN
ADIL SERTA MENINGKATKAN FUNGSI EKOSISTEM HUTAN

Saat ini WWF-Indonesia sedang menggiatkan sertifikasi FSC bagi unit


pengelolaan hutan rakyat untuk bermitra dengan KSU.
Untuk memulai proses ini, WWF-Indonesia melaksanakan penilaian kawasan bernilai
konservasi tinggi di area konsesi KSU Year Asai, yaitu Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu - Masyarakat Hukum Adat (IUPHHK-MHA). Penilaian dilakukan pada tanggal 13–17
Desember 2018, dihadiri 30 peserta dari masyarakat setempat dan WWF-Indonesia.

TESTIMONI
Masyarakat adat Papua hidup di dalam dan sekitar hutan. Hutan adalah rumah
mereka. Namun, mereka khawatir dan merasa tidak aman karena tidak ada
peraturan pemerintah yang menjamin hak masyarakat adat untuk mengelola hutan
mereka secara berkelanjutan.
-Yusak Reba – Universitas Cenderawasih Papua –

PT Tusam Hutani Lestari (THL) telah diterima untuk mengambil sertifikasi Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan menyertakan Praktik Manajemen Terbaik serta prinsip-
prinsip berkelanjutan dalam pengelolaan daerah konsesinya. PT THL bekerja sama dengan
WWF-Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya dalam program Share Resources Joint
Solutions (SRJS) untuk mengadopsi strategi Praktik Manajemen Terbaik bagi industri Bubur
Kertas dan Kertas. Diharapkan perubahan perilaku dan dampak positif semacam ini dapat
menjadi tren bagi perusahaan-perusahaan yang ada di bentang alam Sumatra Utara.

Di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, WWF-Indonesia berhasil mengintegrasikan program


pembangunan daerah pedesaan dengan kelapa sawit berkelanjutan. Daerah intervensi di
Kapuas Hulu telah menjadi bagian dari program Pengembangan Kawasan Perdesaan (PKP)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Daerah intervensi
WWF-Indonesia untuk pengembangan konsep ekonomi hijau telah disertakan dalam program
pembangunan daerah pedesaan dan WWF-Indonesia terlibat dalam satuan tugas untuk
mengoordinir dan mengimplementasikan pembangunan di Kapuas Hulu.

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENGELOLA EKOSISTEM HUTAN SECARA BERKELANJUTAN DAN
ADIL SERTA MENINGKATKAN FUNGSI EKOSISTEM HUTAN
45

@WWF-Indonesia/Jojon Suria Nata

LAPORAN TAHUNAN 2019


46 FOKUS KAMI
MENINGKATKAN PRODUKSI KOMODITAS PERIKANAN KUNCI SECARA BERKELANJUTAN
SERTA MELINDUNGI EKOSISTEM PESISIR DAN LAUT

Hasil
Strategis

03MENINGKATKAN
PRODUKSI KOMODITAS
PERIKANAN KUNCI SECARA
BERKELANJUTAN SERTA
MELINDUNGI EKOSISTEM
PESISIR DAN LAUT
LAPORAN TAHUNAN 2019
FOKUS KAMI
MENINGKATKAN PRODUKSI KOMODITAS PERIKANAN KUNCI SECARA BERKELANJUTAN
SERTA MELINDUNGI EKOSISTEM PESISIR DAN LAUT
47

LAPORAN TAHUNAN 2019


48 FOKUS KAMI
MENINGKATKAN PRODUKSI KOMODITAS PERIKANAN KUNCI SECARA BERKELANJUTAN
SERTA MELINDUNGI EKOSISTEM PESISIR DAN LAUT

S
umber daya laut di Indonesia sangat penting bagi pasar ekonomi regional dan
global, sekaligus sebagai ketahanan pangan bagi 130 juta penduduk daerah
pesisir. Akan tetapi, keanekaragaman hayati laut terancam berbagai hal, antara
lain perubahan iklim, penangkapan ikan yang berlebihan, serta polusi.

Perikanan merupakan kontributor pendapatan negara terbesar ketiga di Indonesia, yaitu IDR
59,98 triliun atau 3,71% dari total Produk Domestik Bruto pada kuartal ketiga tahun 2018.

WWF-Indonesia bekerja sama dengan sebanyak 6.000 MT komoditas makanan laut


6.000 MT produsen makanan laut dan pemangku telah tercakup dalam Program Perikanan atau
KOMODITAS kepentingan terkait lainnya untuk Akuakultur WWF. Pencapaian penting dalam
MAKANAN memproduksi lebih banyak makanan laut program ini adalah pemberian sertifikasi
LAUT berkelanjutan di Indonesia, dengan tujuan komoditas udang ASC kepada tiga perusahaan
KINI TERCAKUP akhir memperoleh ekolabel MSC dan ASC yang difasilitasi WWF-Indonesia untuk
DALAM PROGRAM
PERIKANAN ATAU dengan model produksi makanan laut beberapa rantai pasokan dan tambak mereka,
AKUAKULTUR WWF berkelanjutan yang sistematis. Hingga kini, dengan jumlah total 1.446,3 MT/tahun.

@WWF-Indonesia/Jurgen Freund
Dengan volume total komoditas
akuakultur dalam program peningkatan
sebesar 2.316,3 MT/tahun, WWF-
Indonesia berhasil mencapai target
program berupa penggandaan jumlah
produksi dari volume dasar sebesar
495 MT/tahun.

Sementara itu, guna melayani kebutuhan pasar domestik dan global, WWF-
Indonesia melalui program peningkatan Perikanan/Akuakultur (FIP/AIP) telah
mengembangkan Seafood Savers (www.seafoodsavers.org) sebagai platform
bisnis-ke-bisnis untuk produk makanan laut berkelanjutan di Indonesia.
Hingga kini, dua puluh satu
perusahaan makanan laut telah INISIATIF
SEAFOOD SAVERS
bergabung dengan Seafood
TELAH BERHASIL
Savers. Tiga perusahaan di MENINGKATKAN

21
antaranya, yaitu PT Mustika KETERLIBATAN SEBANYAK
Minanusa Aurora, PT Bumi PASAR DOMESTIK
Menara Internusa, dan PT Mega INDONESIA.
Marine Pride, telah memperoleh
sertifikasi udang ASC untuk
beberapa tambak dan rantai PERUSAHAAN
telah bergabung dengan inisiatif
pasokan udangnya.
Seafood Savers ini, dan tiga di
antaranya telah tersertifikasi. Ini
menunjukkan bahwa masyarakat
telah mulai memahami
pentingnya konservasi
berkelanjutan.

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENINGKATKAN PRODUKSI KOMODITAS PERIKANAN KUNCI SECARA BERKELANJUTAN
SERTA MELINDUNGI EKOSISTEM PESISIR DAN LAUT
49

@WWF-US/Antonio Busiello
WWF-Indonesia telah memulai Pendekatan penilaian tersebut telah disosialisasikan
Ekosistem untuk Manajemen Perikanan kepada otoritas setempat.
(Ecosystem Approach to Fisheries
Management/EAFM) dan Pendekatan Komitmen finansial pemerintah untuk
Ekosistem untuk Akuakultur (Ecosystem Daerah Perlindungan Laut (DPL) di bentang
Approach to Aquaculture/EAA). Pada alam Nusa Tenggara-Banda menunjukkan
awal tahun 2019, Dirjen Akuakultur peningkatan, khususnya di lima provinsi
Kementerian Kelautan dan Perikanan prioritas WWF untuk DPL yaitu Nusa
menerbitkan Keputusan Dirjen No. 154/ Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat,
Per-DJPB/2019 sebagai buah dari advokasi Maluku, Sulawesi Tenggara, dan Bali, yang
berkesinambungan dan upaya konsultasi telah menerapkan pengelolaan DPL dalam
teknis dari WWF-Indonesia. Suatu proyek Rencana Pembangunan Jangka Menengah
percontohan EAA telah dilaksanakan di daerah tersebut. Inilah hasil upaya fasilitasi
Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, WWF-Indonesia untuk menciptakan suatu
dan rekomendasi untuk meningkatkan mekanisme dan struktur bagi Transfer
manajemen akuakultur yang dihasilkan dari Fiskal Ekologis.

Upaya fasilitasi WWF-Indonesia juga berhasil membuahkan serangkaian


peraturan daerah yang mengakui kearifan konservasi setempat.
Pemerintah telah mengakui keberadaan Wilayah Masyarakat Konservasi
dan Adat Baranusa di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur; Masyarakat
Hukum Adat Kataloka di Gorom, Seram Timur, Maluku; dan Masyarakat
Hukum Adat Sarano Wali, Binongko, Sulawesi Tenggara.

LAPORAN TAHUNAN 2019


50 FOKUS KAMI
MENINGKATKAN PRODUKSI KOMODITAS PERIKANAN KUNCI SECARA BERKELANJUTAN
SERTA MELINDUNGI EKOSISTEM PESISIR DAN LAUT

DPL untuk hiu di Mekko mencatat adanya dan mendukung alokasi finansial DPL. WWF-
peningkatan jumlah hiu dalam tiga Indonesia telah mendukung pengembangan
tahun terakhir. WWF-Indonesia telah RZWP3K dan pengelolaan DPL secara langsung
mensosialisasikan pentingnya perlindungan di 5 bentang laut, yang sebagian besar berada di
habitat secara berkala kepada penduduk Bentang Laut Sunda-Banda (Bentang Laut Nusa
dan pemimpin daerah setempat. Kerja keras Tenggara, Bentang Laut Sulawesi Tenggara,
WWF-Indonesia ini membuahkan hasil dengan dan Bentang Laut Busur Banda Dalam), dan
meningkatnya jumlah biomassa hiu sirip hitam berkontribusi dalam proses finalisasi RZWP3K
DALAM TIGA (Carcharinus melanopterus) dan hiu karang di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
TAHUN, BIOMASSA (Triaenodon obesus) hingga 45,83% dalam Maluku, dan Sulawesi Tenggara.
HIU SIRIP HITAM
DAN HIU KARANG rentang waktu tiga tahun di Mekko. Peningkatan
MENINGKAT HINGGA drastis ini tercapai berkat efektivitas Peraturan Kabupaten Manggarai Barat

45.83% pengelolaan DPL di kawasan tersebut.

WWF-Indonesia memberikan serangkaian


Nomor 18 Tahun 2019 tentang Perlindungan
Keanekaragaman Hayati Hiu dan Ikan Pari sebagai
Daya Tarik Wisata di Kabupaten Manggarai Barat
bantuan teknis di sembilan provinsi untuk telah diterbitkan pada tanggal 11 Maret 2019.
memastikan alokasi DPL yang telah ada dan DPL WWF-Indonesia membantu menyediakan data
yang diusulkan dalam Rencana Zonasi Wilayah yang diperlukan dan secara aktif bekerja sama
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K), untuk dengan pemangku kepentingan terkait untuk
meningkatkan efektivitas pengelolaan DPL mendukung peraturan ini.

@WWF-USA/James Morgan
Sejak Juni 2018, WWF-Indonesia bersama
pemangku kepentingan utama dan LSM
lainnya telah mengembangkan dan
mengimplementasikan visi DPL 10 tahun
bagi Indonesia, guna mendukung komitmen
pemerintah Indonesia untuk mencapai 30
juta ha DPL efektif di tahun 2030.

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENINGKATKAN PRODUKSI KOMODITAS PERIKANAN KUNCI SECARA BERKELANJUTAN
SERTA MELINDUNGI EKOSISTEM PESISIR DAN LAUT
51

30%
LEBIH DARI

HABITAT KRITIS DAERAH


dan Simeuleu. Untuk mewujudkannya,
PESISIR & LAUT TELAH
DISERTAKAN DALAM WWF-Indonesia bekerja sama erat dengan
RANCANGAN DPL. POKJA Konservasi (Konsorsium LSM-WCS-
WWF-Jaring Kuala-FFI-UNSYIAH) dan
BPSPL Padang. Sementara itu, kawasan
seluas 500.0000 ha di Paloh, Bengkayang,
Kabar baik dari Sumatra dan Kalimantan. Kubu Raya, Ketapang, juga dinyatakan
Gubernur Aceh, melalui SK Gubernur No. sebagai DPL oleh Gubernur Kalimantan
523/1297/2018, telah mengalokasikan Barat melalui Pergub No. 193/DKP/2017,
area seluas 200.000 ha untuk DPL yang berkat kerja sama erat antara WWF-
terbentang dari Aceh Jaya, Aceh Besar, Indonesia, BPSPL Pontianak, dan Dinas
Aceh Tamiang, Aceh Barat, Aceh Selatan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat.

Selain jauh lebih padat populasinya dibanding wilayah lain di Bumi,


wilayah pesisir merupakan tempat ditemukannya berbagai sumber daya
alam penting. Tidak mengherankan jika di sinilah terjadi masalah-masalah
yang paling mendesak. Hilangnya terumbu karang, bakau, dan padang
lamun membuat masyarakat pesisir rentan terhadap erosi, kerusakan
akibat badai, dan kekurangan makanan.
@WWF/Alain Compos

LAPORAN TAHUNAN 2019


52 FOKUS KAMI
MENINGKATKAN KEBERLANJUTAN SEKTOR KUNCI
DI BENTANG ALAM DAN BENTANG LAUT PRIORITAS

Hasil
Strategis

04MENINGKATKAN
KEBERLANJUTAN
SEKTOR KUNCI DI
BENTANG ALAM
DAN BENTANG
LAUT PRIORITAS
LAPORAN TAHUNAN 2019
FOKUS KAMI
MENINGKATKAN KEBERLANJUTAN SEKTOR KUNCI
DI BENTANG ALAM DAN BENTANG LAUT PRIORITAS
53

LAPORAN TAHUNAN 2019


54 FOKUS KAMI
MENINGKATKAN KEBERLANJUTAN SEKTOR KUNCI
DI BENTANG ALAM DAN BENTANG LAUT PRIORITAS

Untuk membantu pencapaian target Pemerintah Indonesia dalam Energi


Terbarukan Berkelanjutan, WWF-Indonesia telah secara aktif melakukan
advokasi dan menyumbangkan ilmu serta keahliannya kepada Pemerintah dan
sektor swasta, serta mitra masyarakat untuk Energi Terbarukan Berkelanjutan,
kelapa sawit berkelanjutan, sektor finansial, dan perencanaan infrastruktur.

Di Papua, Sementara, Di Kalimantan,


Pemerintah Provinsi Papua berkomitmen untuk Sementara itu di Kalimantan, WWF-Indonesia beserta
mengambil tindakan dalam perubahan iklim UNDP dan CI Indonesia berkolaborasi dalam suatu
dan pembangunan berkelanjutan. Bersama proyek yang dinamakan Good Growth Partnership
WWF-Indonesia, Pemerintah Provinsi Papua (GGP) Production yang akan berlangsung hingga
mengembangkan strategi yurisdiksi rendah 2020. Hingga kini, telah disusun strategi untuk
karbon. Kolaborasi ini diawali dengan perumusan mengimplementasikan kelapa sawit berkelanjutan di
Rencana Kerja Komisi Daerah untuk Perubahan Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Kolaborasi erat
Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan (KOMDA antara WWF-Indonesia dan Pemerintah Kabupaten
PI PB), yang dilanjutkan dengan pembentukan Sintang menghasilkan konsultasi publik yang sukses
proyek GFC (Governor Climate Forum) yang mengenai Rencana Aksi Daerah tentang Kelapa Sawit
berjudul “Membangun Strategi Yurisdiksional dan Berkelanjutan, yang sangat penting dalam mengarahkan
Rencana Investasi yang Tangguh untuk Mengurangi pendekatan yurisdiksional di Kabupaten Sintang.
Deforestasi dan Mendorong Pembangunan Rendah
Emisi di Papua”. Proyek tersebut didukung penuh WWF-Indonesia juga turut ambil bagian dalam forum
oleh Pemerintah Provinsi Papua. advokasi Rencana Aksi Daerah untuk Kelapa Sawit
Berkelanjutan di Sintang, yang dimulai pada tanggal
25 April 2018. Anggota forum terdiri dari pemerintah
setempat, sektor swasta, asosiasi petani rakyat,
lembaga keuangan, universitas, dan LSM/Organisasi
Masyarakat Sipil/Organisasi Berbasis Masyarakat.
Dalam periode pelaporan ini, WWF-Indonesia dan para
pemangku kepentingan lain memanfaatkan forum
tersebut untuk melakukan advokasi Peraturan Bupati
No. 87/2018, Berita Daerah No. 88 mengenai Rencana
Aksi Daerah – Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB).

P
ada bulan Februari 2019, WWF-Indonesia, Auriga, dan KEHATI mengadakan diskusi
tentang bagaimana Organisasi Masyarakat Sipil dapat mendukung implementasi
Inpres No. 8/2018 mengenai moratorium pengelolaan perkebunan kelapa sawit,
dan menetapkan rencana untuk mengompilasi basis data area perkebunan kelapa sawit
di Indonesia dan mendukung penyusunan prosedur untuk menentukan tipologi kelapa
sawit berdasarkan data analisis perizinan dan tata ruang. Pada tanggal 8–10 Mei 2019,
WWF-Indonesia bersama koalisi LSM menyusun roadmap untuk memantau moratorium
perkebunan kelapa sawit di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua dengan
melibatkan LSM setempat sebagai elemen kunci dalam pelaksanaan pemantauan tersebut.

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENINGKATKAN KEBERLANJUTAN SEKTOR KUNCI
DI BENTANG ALAM DAN BENTANG LAUT PRIORITAS
55

Skema sertifikasi adalah salah satu alat yang baik (termasuk legalitas dan transparansi)
untuk mengimplementasikan perkebunan dalam prinsip-prinsipnya. Untuk ISPO, WWF
kelapa sawit berkelanjutan. Keterlibatan mendorong disertakannya Nilai Konservasi
WWF-Indonesia dalam dua skema sertifikasi Tinggi (NKT) dan proses Persetujuan Atas Dasar
- Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Informasi Awal Tanpa Paksaan (PADIATAPA),
Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) sementara untuk RSPO, WWF-Indonesia berupaya
– adalah untuk memastikan terintegrasinya meningkatkan standar dan kredibilitas RSPO,
aspek lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola khususnya dalam kasus petani rakyat Indonesia.

@WWF-Indonesia/James Morgan

Sebagai bagian dari upaya pembangunan sistem pangan lokal yang tangguh, WWF-Indonesia
berkolaborasi dengan berbagai mitra dan pemangku kepentingan meluncurkan buku
berjudul “Perempuan, Pangan, dan Keanekaragaman Hayati, Cerita dari Kalimantan”. Buku
ini merupakan kompilasi kisah-kisah perempuan petani di Kalimantan yang menggambarkan
kehidupan sehari-hari para petani perempuan di daerah pedesaan Kalimantan, yang
diam-diam bekerja keras di tengah komunitas mereka untuk melindungi sistem pertanian
setempat dan ketahanan pangan. Buku ini memberikan rasa bangga bagi para perempuan
yang kisah-kisahnya dibagikan sehingga dapat dianggap sebagai titik puncak yang dapat
mendorong terciptanya komitmen yang lebih tinggi untuk memicu perubahan.

LAPORAN TAHUNAN 2019


56 FOKUS KAMI
MENINGKATKAN KEBERLANJUTAN SEKTOR KUNCI
DI BENTANG ALAM DAN BENTANG LAUT PRIORITAS

@WWF-Indonesia/Ihwan Rafina

D
Pada tahun 2016, para i Dataran Tinggi Krayan, WWF- Beli Krayan – Tingkatkan Kesejahteraan
pemimpin adat Krayan Indonesia berupaya memperkuat Rakyat dan Lindungi Alam di Dataran
mendeklarasikan motivasi dan kapasitas masyarakat Tinggi Krayan”. Pada bulan Juni tahun ini,
Dataran Tinggi Krayan setempat melalui serangkaian acara Festival Potensi Desa pertama berhasil
sebagai wilayah strategis (Agustus 2018, Maret 2019, Juni diselenggarakan di Binuang dan menarik
pertanian organik dan 2019) dan kolaborasi beberapa pemangku peserta dari kelima kecamatan, kabupaten,
tradisional, sekaligus kepentingan (pemerintah setempat, Malaysia, dan tamu Slow Food dari Eropa.
menetapkan tanggal pemimpin dan pengambil keputusan Pada bulan Mei 2019, rancangan peraturan
9 Maret setiap setempat, organisasi setempat, LSM untuk perlindungan pertanian tradisional/
tahun sebagai Hari nasional dan internasional) yang mulai organik di Dataran Tinggi Krayan juga telah
Pertanian Organik. menumbuhkan gerakan “Beli Produk Lokal, ditandatangani oleh Bupati Nunukan.

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENINGKATKAN KEBERLANJUTAN SEKTOR KUNCI
DI BENTANG ALAM DAN BENTANG LAUT PRIORITAS
57

B
ertepatan dengan Hari Keanekaragaman Hayati Kami, Pangan Kami, Kesehatan Kami,
Hayati Internasional pada tanggal 22 Mei sangat sesuai dengan ambisi dan tujuan
2019, konsorsium lima organisasi (Hivos, kampanye. Kampanye publik multi-tahunan
WWF-Indonesia, NTFP-EP, ASPPUK, dan ini diharapkan dapat mendorong terjadinya
AMAN) dari Switch Asia EU yang mendukung perubahan signifikan dalam konsumsi dan
proyek “Panen Lokal: Mendorong konsumsi produksi pangan ke arah yang lebih etis,
dan sistem pangan lokal yang berkelanjutan sehat, dan berkelanjutan melalui peningkatan
dan adil di Indonesia”, meluncurkan pengetahuan konsumen dan produsen serta
kampanye “Pangan Bijak Nusantara” di penyadaran mengenai dampak lingkungan dan
Jakarta. Tema tahun ini, Keanekaragaman sosial atas pilihan dan praktik pangan mereka.
@WWF-Indonesia/ Chris Rahardian

@WWF-Indonesia/ Chris Rahardian


@WWF-Indonesia/ Chris Rahardian

Kampanye Pangan Bijak Nusantara menggunakan tujuh


produk pangan utama untuk mencontohkan produk
‘pangan bijak’, yaitu beras Adan Krayan, varietas lokal
yang berasal dari Dataran Tinggi Krayan di Kalimantan
serta varietas beras lainnya dari Kalimantan; garam laut
dari Rembang; minyak kelapa murni dari Nias; gula aren
dari Kolaka; madu hutan dari Kalimantan dan Sulawesi
Tenggara; kopi Toraja; dan sagu dari Sungai Tohor.

LAPORAN TAHUNAN 2019


58 FOKUS KAMI
MENINGKATKAN KEBERLANJUTAN SEKTOR KUNCI
DI BENTANG ALAM DAN BENTANG LAUT PRIORITAS

WWF-Indonesia berkolaborasi dengan Taxi Groups untuk kampanye laut bebas


berbagai pemangku kepentingan untuk plastik. Kampanye yang dilangsungkan di Bali
mengurangi polusi plastik laut di kawasan ini dimulai pada tahun 2018 dan akan terus
prioritas. Kelompok Citizen Science Network berlanjut hingga 2022. Sejumlah 681 taksi
(CSN) untuk Laut Bebas Plastik mengadakan dan pengemudinya mengambil bagian dalam
survei dan pemantauan di wilayah target kampanye ini, dengan tujuan mengeliminasi
WWF-Indonesia seperti Bali, Labuan Bajo/ satu juta botol plastik sekali pakai per tahun
Taman Nasional Komodo, Taman Nasional dari kegiatan operasional perusahaan.
Wakatobi, Makassar, Manado, Taman Nasional
Bunaken, dan DPL Alor. Survei tersebut

681
menunjukkan bahwa plastik adalah limbah SEJUMLAH
yang paling banyak ditemukan (40,69%), dan
utamanya berasal dari Indonesia.

Salah satu kolaborasi lain yang dilakukan


TAKSI DAN PENGEMUDINYA
WWF-Indonesia adalah dengan Blue Bird
mengambil bagian dalam
kampanye ini, dengan tujuan
Selain itu, 7,9 ton limbah telah disingkirkan mengeliminasi satu juta botol
plastik sekali pakai per tahun

dari Sungai Ciliwung melalui upaya kolaboratif


dari kegiatan operasional
perusahaan.

antara WWF-Indonesia, sektor swasta, pemerintah,


masyarakat setempat, dan ormas. Program ‘Pembersihan Kali Ciliwung’
telah dilaksanakan tiga kali di segmen-segmen penting Sungai Ciliwung.
@WWF-Indonesia/Tri Wibawanto

S
ementara itu, untuk mengurangi dampak ditetapkan bahwa kapasitas maksimum Taman
negatif pariwisata di daerah pesisir dan Nasional Komodo adalah 500.000 pengunjung per
ekosistem laut yang rentan, kolaborasi tahun untuk mencegah risiko kerusakan terhadap
WWF-Indonesia dengan otoritas pengelola sumber daya biofisik dan sosial di kawasan
Taman Nasional Komodo dan Pemerintah tersebut. Angka tersebut telah disetujui oleh
Kabupaten Manggarai Barat berhasil pemerintah dan dicantumkan dalam Rencana
menerapkan suatu skema daya dukung. Induk Pariwisata Taman Nasional Komodo dan
Bersama para pemangku kepentingan, dalam dokumen daya dukung.

LAPORAN TAHUNAN 2019


FOKUS KAMI
MENINGKATKAN KEBERLANJUTAN SEKTOR KUNCI
DI BENTANG ALAM DAN BENTANG LAUT PRIORITAS
59

@WWF-Indonesia/Antonius

LAPORAN TAHUNAN 2019


60 WWF - INDONESIA
SOROTAN PENDORONG: TRANSFORMASI PASAR
DAN KEUANGAN BERKELANJUTAN

SOROTAN PENDORONG:
TRANSFORMASI PASAR DAN
KEUANGAN BERKELANJUTAN
Berikut ini adalah pencapaian penting dalam transformasi
pasar dan keuangan berkelanjutan.

P
ada bulan Mei 2018, koalisi LSM yang tangguh, yang dapat memverifikasi lacak
menerbitkan laporan “Tapi, Buka Dulu balak dari pabrik ke perkebunan. Pengembangan
Topengmu ”, yaitu analisis terhadap sistem ini telah mendapat persetujuan Buyers
kepemilikan dan struktur manajemen pemasok Action Group (BAG) dari Fast-Moving Consumer
kayu dari grup Sinar Mas. Setelah penerbitan Goods (FMGC) terkemuka, yaitu P&G, Nestle,
laporan ini, pada tanggal 16 Agustus 2018, Unilever, dan Pepsi Co. Selain pengembangan
Forest Stewardship Council (FSC) memutuskan sistem, BAG dan Big 4 juga berkomitmen
untuk menghentikan proses perancangan mendukung rencana aksi restorasi dan
roadmap untuk mengakhiri hubungan dengan revitalisasi Ekosistem Tesso Nilo yang disusun
Asia Pulp and Paper (APP) hingga APP oleh Satgas Tesso Nilo dan dirumuskan oleh
memenuhi FSC terkait struktur perusahaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
dan kegiatan pengelolaan hutan yang diduga
tidak baik yang dilakukan oleh perusahaan Melanjutkan keberhasilan kemitraan Michelin
yang berhubungan dengan APP. - WWF-Indonesia Tahap I, WWF-Indonesia
memperbarui kemitraan Michelin - WWF-
Asian Agri, Golden Agri Resources (GAR), Indonesia Tahap II pada bulan Desember 2018.
Wilmar, dan Musim Mas, yang dikenal sebagai Sejumlah mitra terkemuka yang terlibat dalam
Big 4 dan menguasai 80% pangsa pasar kemitraan ini antara lain GCF, Partnership
global, telah menjadi bagian dari perusahaan- for Forests/DFID, UN Environment, dan TLFF
perusahaan yang berkomitmen mewujudkan (kemitraan antara UN Environment, World
rantai pasokan bebas deforestasi pada tahun Agroforestry Centre (ICRAF), ADM Capital, dan
2020 dan mendukung penghentian uji coba BNP Paribas), yang akan melanjutkan komitmen
untuk mengembangkan sistem keterlacakan mereka untuk kebijakan nol deforestasi.
@WWF-Indonesia

WWF-Indonesia mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bank-


bank First Movers, yang menguasai kira-kira 49,5% dari seluruh aset
perbankan nasional (Kuartal 2 Tahun Fiskal 2018), untuk mengadopsi
pilar integrasi Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola. Sejak Januari hingga
Desember 2018, sejumlah 458 staf perbankan mengikuti lokakarya/
pelatihan yang diadakan WWF-Indonesia dan 100% bank-bank First
Movers ini telah mempublikasikan kemajuan integrasi Lingkungan,
Sosial, dan Tata Kelola mereka melalui Laporan Keberlanjutan 2017.

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
KISAH-KISAH SOROTAN 61

Kisah-kisah Sorotan

TRANSLOKASI
BADAK SUMATRA
Rumah Baru untuk Pahu,
Harapan Baru untuk Pelestarian Badak Sumatra

P
ahu, seekor badak Sumatra betina, telah berhasil diselamatkan dan dipindahkan
ke rumah barunya di Cagar Alam Kelian, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Proses
penyelamatan dan translokasi Pahu ini merupakan bagian dari upaya konservasi
yang bertujuan untuk menyelamatkan Badak Sumatra yang terancam punah, yang saat ini
populasinya diperkirakan kurang dari 80 ekor di seluruh dunia. Translokasi ini merupakan
hasil kerja sama erat antara pemerintah Indonesia, masyarakat setempat, pemimpin adat,
dan Sumatran Rhino Rescue, suatu aliansi yang terdiri dari sejumlah organisasi konservasi
internasional terkemuka, antara lain WWF-Indonesia.

Pada tanggal 27 November 2018 pukul 4.30 sore, proses translokasi Pahu dimulai. Tim
penyelamat memastikan semua prosedur translokasi dilaksanakan agar Pahu tetap aman
selama perjalanan sejauh 119 km tersebut. Seperti halnya manusia, hewan juga bisa merasa
tidak nyaman dan tertekan bila harus pindah ke tempat baru.

Truk yang membawa Pahu hanya boleh melaju dengan kecepatan 10 km/jam, melewati
jalan berbatu menuju Cagar Alam Kelian. Pada pukul 7 pagi tanggal 28 November 2018,
Pahu akhirnya tiba di rumah barunya. Tim yang terdiri dari para ahli dan dokter hewan
terus memantau kesehatan Pahu saat ia beradaptasi dengan lingkungan baru. Semoga
keberhasilan translokasi ini membawa kita selangkah lebih maju dalam menyelamatkan
makhluk yang mengagumkan ini.

Jalan masih panjang, tetapi keberhasilan penyelamatan Translokasi ini merupakan langkah
badak Sumatra hari ini merupakan indikator positif awal yang penting dari upaya yang
masa depan hewan ini. Badak Sumatra adalah warisan lebih luas untuk menyelamatkan
leluhur Indonesia. Kita tidak boleh hanya berdiam diri Badak Sumatra yang terancam punah.
menyaksikan kepunahan spesies ini. WWF-Indonesia -Wiratno (Direktur Jenderal Konservasi
mendukung Pemerintah Indonesia bertindak tegas Sumber Daya Alam dan Ekosistem,
melestarikan spesies ini sebelum terlambat. Kementerian Lingkungan Hidup dan
-Rizal Malik (CEO WWF-Indonesia)- Kehutanan Republik Indonesia)-

LAPORAN TAHUNAN 2019


62 WWF - INDONESIA
KISAH-KISAH SOROTAN

Kisah-kisah Sorotan

PERAN PEREMPUAN
DALAM KETAHANAN DAN
KEBERLANJUTAN PANGAN
Populasi dunia diperkirakan
akan mencapai angka
sembilan milyar pada
tahun 2050. Itu artinya,
kebutuhan pangan akan
meningkat dua kali lipat
dibanding kebutuhan saat
ini. Perempuan memegang
peran penting dalam hal
ketahanan pangan serta
memastikan keberlanjutan
praktiknya. WWF-Indonesia
percaya bahwa pemberdayaan
perempuan amat penting
bagi pertanian yang
berkelanjutan dan pelestarian
keanekaragaman hayati.

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
KISAH-KISAH SOROTAN 63

Buku
‘Perempuan,
Pangan, dan
Keanekaragaman
Hayati Cerita dari
Kalimantan’

PARA PEREMPUAN
PETANI DI
KALIMANTAN

P
ada tahun 2018, WWF-Indonesia
meluncurkan sebuah buku berjudul
“Perempuan, Pangan, dan Keanekaragaman
Hayati, Cerita dari Kalimantan”. Buku ini berisi
kumpulan kisah para perempuan petani di
Kalimantan, dan menyoroti peran penting kaum
perempuan di Kalimantan dalam produksi,
pemrosesan, dan distribusi pangan. Kisah-kisah
ini mengungkapkan cara kaum perempuan
memanfaatkan sumber daya alam secara bijak
untuk mendukung kehidupan mereka dan demi
ketahanan pangan, bukan hanya untuk keluarga
mereka, melainkan juga untuk masyarakat.

Sebagai contoh, para perempuan petani di Dayak


melibatkan diri dalam seluruh siklus pertanian.

Keterlibatan mereka mulai dari awal siklus:


mulai dari memilih lokasi, membersihkan area,
memilih benih, dan merawat tanaman, hingga
waktunya panen.
Perempuanlah yang memutuskan porsi
hasil panen yang bisa digunakan untuk
keperluan rumah tangga dan yang boleh
dijual ke pasar. Mereka bertanggung jawab
menyimpan benih dan berusaha sebaik
mungkin menjaga varietas benih padi
setempat dengan menyimpan cukup banyak
benih untuk musim tanam berikutnya.
@WWF-Indonesia/Victor Fidelis Santosa

LAPORAN TAHUNAN 2019


64 WWF - INDONESIA
KISAH-KISAH SOROTAN

INDONESIA
MERUPAKAN SALAH
SATU NEGARA DENGAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI

800
TERBESAR, YANG MELIPUTI

JENIS TANAMAN
PANGAN

Keanekaragaman hayati adalah kunci


ketahanan pangan dan gizi. Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki
keanekaragaman hayati terbesar, yang Tradisi kuliner Kalimantan memanfaatkan
meliputi 800 jenis tanaman pangan. sumber daya alam dari lahan pertanian
Keanekaragaman hayati pangan serta akses dan ekosistem lainnya. Bahan-bahan yang
ke hutan sangat penting untuk menjaga digunakan dalam masakan tradisional
ketahanan pangan di Kalimantan. Jika panen diperoleh dari hutan, sawah, atau budi daya.
gagal, masyarakat masih bisa bergantung Perempuan Kalimantan sangat mengenal
pada hutan sebagai sumber pangan. Kaum asal usul makanan mereka.
perempuan di Kalimantan menunjukkan
keterlibatan aktif dalam melindungi hutan Semakin banyak perempuan Kalimantan
dan menanam berbagai jenis tanaman yang memulai usaha dengan memanfaatkan
tradisional untuk ketahanan pangan. pengetahuan mereka akan sumber daya
alam. Merekalah yang menjadi penggerak
Pengetahuan mereka tentang produk hutan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pasar
sangat berguna terhadap pemenuhan gizi tradisional, seperti pasar Inai-inai Malinau,
keluarga mereka. Mereka tahu jenis-jenis berfungsi sebagai tempat bagi perempuan
pangan beserta manfaatnya bagi kesehatan. untuk memperluas jaringan dalam menjual
produk mereka dan berpartisipasi aktif
dalam kegiatan ekonomi.

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
KISAH-KISAH SOROTAN 65

PARA PEREMPUAN
NELAYAN DAN
KETAHANAN I
ndonesia adalah produsen ikan tangkapan terbesar kedua di
dunia, yang menjadikan perikanan sebagai pilar utama ekonomi

PANGAN
dan ketahanan pangan negara. Seperti halnya para perempuan
petani di Kalimantan, para perempuan nelayan juga menunjukkan
keterlibatan aktif mereka dalam sektor perikanan di seluruh
Indonesia. Sebagaimana dinyatakan oleh mantan Menteri Urusan
Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, perempuan nelayan dapat
melakukan hal yang sama dengan pria nelayan. Mereka pergi ke laut,
menangkap ikan, dan melakukan pekerjaan yang dilakukan para pria.
@
W
W
F-

Meski demikian, banyak perempuan nelayan yang masih


In
do

memperjuangkan kesetaraan di sektor perikanan untuk memperoleh


nes
i a /A

kesempatan, fasilitas, dan pengakuan yang sama dengan kaum pria.


ntoniu

Kementerian Urusan Kelautan dan Perikanan telah mulai menangani


masalah ini dengan menetapkan kebijakan yang membantu para
s

perempuan menerima manfaat setara dalam perikanan. Kuncinya


adalah pemberdayaan perempuan, contohnya para perempuan di
desa Liya Mali, Sulawesi Tenggara, yang mampu mengolah kebun
rumput laut seluas 30 hektare dan mengolah rumput laut tersebut
menjadi produk yang bernilai lebih tinggi. Hasilnya, potensi
pendapatan rumah tangga para perempuan ini juga meningkatkan.
Para perempuan desa Liya Mali juga telah bertransformasi menjadi
pemimpin masyarakat dan bekerja sama dengan WWF-Indonesia
dalam berbagai upaya konservasi.

Kisah para perempuan petani dan nelayan ini memberikan wawasan


mengenai keterlibatan perempuan dalam ketahanan dan keberlanjutan
pangan. WWF-Indonesia, berkolaborasi dengan mitra dan pemangku
kepentingan, akan terus berusaha memberikan dukungan, nasihat, dan
alih pengetahuan untuk memberdayakan lebih banyak perempuan, agar
mereka dapat membuat perubahan dan membantu tercapainya tujuan
jangka panjang WWF-Indonesia, yaitu Hidup Selaras dengan Alam pada
tahun 2050.

LAPORAN TAHUNAN 2019


66 WWF - INDONESIA
BEKERJA SAMA DENGAN KAUM MUDA UNTUK MENYELAMATKAN ALAM

BEKERJA SAMA DENGAN KAUM MUDA


UNTUK MENYELAMATKAN ALAM

P
endidikan memegang peran penting dalam pencapaian tujuan konservasi. Tahun ini,
Education for Sustainable Development (ESD) memiliki strategi pengembangan baru yang
mencakup strategi untuk mewujudkan visi yang mendukung program konservasi kami.

VISI ESD YANG BARU ADALAH:

MASYARAKAT, DUNIA USAHA, DAN PEMBUAT KEBIJAKAN DI INDONESIA


HARUS MENGEDEPANKAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
BERDASARKAN ILMU PENGETAHUAN, INOVASI, DAN KEBERLANJUTAN,
AGAR MANUSIA DAPAT HIDUP SELARAS DENGAN ALAM.
Visi ESD dapat dicapai melalui strategi berikut ini:
1. Mengembangkan media dan alat untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan.
2. Melibatkan dan berkolaborasi dengan pihak-pihak lain untuk memperluas dampak ESD.
3. Mengembangkan kapasitas WWF-Indonesia untuk memfasilitasi proses perubahan pola
pikir kelompok sasaran guna mendukung program konservasi.
@WWF-Indonesia

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
BEKERJA SAMA DENGAN KAUM MUDA UNTUK MENYELAMATKAN ALAM 67

K
aum muda adalah salah satu pihak sekolah, yaitu Sekolah CIKAL Amri, Sekolah
penting untuk diajak bekerja sama. Alam Indonesia, dan Sekolah Menengah
Divisi ESD bekerja sama dengan Islam Tugasku , untuk berpartisipasi dalam
sukarelawan untuk menyebarkan dan uji coba Wild Wisdom Quiz (WWQ), suatu
meningkatkan dampak upaya konservasi kegiatan kompetisi edukatif mengenai
WWF-Indonesia dan mengubah perilaku keanekaragaman hayati bagi para siswa
mereka agar lebih menghormati alam SMP. Yang keluar sebagai pemenang adalah
dan mendukung Tujuan Pembangunan para siswa dari Sekolah Alam Indonesia,
Berkelanjutan (TPB). Kampanye Earth Hour yang kemudian mengikuti WWQ tingkat
di Indonesia kini hadir di 33 kota, sementara dunia di New Delhi, India, pada bulan
komunitas Marine Buddies berkembang November 2019. Para siswa Indonesia
dari tiga kota menjadi sepuluh kota dengan tersebut berhasil menjadi juara ke-4 dari
tujuan menyebarkan kesadaran tentang 9 negara peserta. WWQ direncanakan
pelestarian laut di Indonesia. menjadi program berkala di tingkat dunia,
sementara di tingkat nasional, program
Dalam sektor pendidikan formal, WWF- ini akan diadaptasi oleh WWF agar dapat
Indonesia berkolaborasi dengan tiga merangkul lebih banyak peserta.
@WWF-Indonesia/Panda Mobile

LAPORAN TAHUNAN 2019


68 WWF - INDONESIA
BEKERJA SAMA DENGAN KAUM MUDA UNTUK MENYELAMATKAN ALAM

Program Memimpin Perubahan/Leading the Change


Secara umum, kami melaksanakan kegiatan yang dapat mendukung
upaya konservasi kami dalam program ‘Leading the Change’, yaitu:

1 MENULIS KERANGKA KERJA


KISAH PERUBAHAN
Secara teori, kita mengenal
berbagai ragam tulisan ilmiah dan
populer. WWF-Indonesia bermaksud
menggabungkan kedua jenis tulisan ini
dengan merujuk pada Most Significant
Change (MSC) dan menghubungkannya
dengan indikator TPB.
@WWF-Indonesia/Ysad

2 LOKAKARYA REGIONAL UNTUK INISIATIF TPB LOKAL DI 7 LOKASI (LOKADA)


Lokakarya diadakan di dua lokasi (Aceh dan Kutai Barat, Kalimantan Timur) untuk
mendorong LSM dan masyarakat yang diakui sebagai Inisiatif Lokal untuk lebih mengenal
TPB dan memahami peran mereka sendiri dalam mencapainya.

@WWF-Indonesia/Ysad

3 KONFERENSI MENGENAI PENGUATAN


@WWF-Indonesia/Ysad

INISIATIF LOKAL BERDASARKAN BUDAYA,


EDUKASI, DAN TPB
Konferensi mengenai Penguatan Inisiatif
Lokal berdasarkan Budaya, Edukasi, dan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan diadakan
di Yogyakarta pada tanggal 4–6 September
2018. Kriteria ‘Cerita Perubahan’ untuk TPB
dipilih dari beragam perspektif dan latar
belakang, dari LSM, masyarakat, akademisi,
mahasiswa, hingga CSR, dan lainnya. Dalam
konferensi ini, para peserta setuju untuk
mengembangkan lebih jauh kelompok sasaran
program Connecting Local Initiative (COLONI).

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
EARTH HOUR 2019 69

EARTH Program Pelibatan Kaum Muda WWF-Indonesia dimulai dengan


Gerakan Earth Hour 10 tahun lalu melalui kolaborasi dengan
HOUR pemerintah DKI Jakarta untuk memadamkan lampu di lima

2019
landmark paling ikonik di Jakarta.

S
elain Earth Hour dan komunitasnya, pada tahun 2005 Program
Pelibatan Kaum Muda juga membentuk komunitas Marine Buddies
yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah laut dan
perikanan. Awalnya berdiri di 4 kota dengan 50 anggota, kini komunitas
MENANAM

23.762
Marine Buddies telah menyebar ke 10 lokasi seperti Jakarta, Tangerang,
Bali, Makassar, Malang, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Aceh, dan
Medan dengan total anggota mencapai 200 sukarelawan.

POHON BAKAU
PENCAPAIAN KOMUNITAS
DI MATARAM, SURABAYA, EARTH HOUR INDONESIA @ww
f- I
BANDAR LAMPUNG, nd
on
YOGYAKARTA, BALIKPAPAN,

es
ia
BEKASI, PALU, TANGERANG,

/T
he
SERANG, DAN ACEH. PROGRAM

H i ve
PEMBERSIHAN PANTAI DI

20
LOKASI PANTAI
TRANSPLANTASI DI MATARAM, BANDAR

1.460 140
LAMPUNG, YOGYAKARTA,
PALOPO, PALU, DAN
SERANG.

TERUMBU KARANG INISIATIF LOKAL


DI LIMA LOKASI
UNTUK MENDORONG CARA
DI BALI.
MENANAM HIDUP BERKELANJUTAN

8.802
@ww
f- I
DAN KONSUMSI nd
on
YANG BERTANGGUNG
es
ia

JAWAB.
/T
he
H i ve
@ww

POHON
f- I

DI BANDAR LAMPUNG,
nd
on

PONTIANAK, KOTA BATU,


es
ia
/T
YOGYAKARTA, PALOPO, PALU, INISIATIF
he
H i ve

TANGERANG, SERANG, DAN PENDIDIKAN DI

605 32
SIDOARJO.

SEKOLAH UNIVERSITAS
DI MATARAM, BANDAR LAMPUNG,
PONTIANAK, SOLO, KOTA BATU,
YOGYAKARTA, BALI, BANDUNG,
BEKASI, PALU, TANGERANG,
SERANG, SIDOARJO, DAN
SAMARINDA.
LAPORAN TAHUNAN 2019
70 WWF - INDONESIA
EARTH HOUR 2019

sia
ne
do
In

Sejak saat itu, Gerakan Earth Hour telah menyebar ke


f-
w
w
@

banyak kota di Indonesia. Hingga kini, 100 kota telah


berpartisipasi dalam gerakan ini dengan dukungan
penuh dari pemerintah kota.
Dari kota-kota tersebut, lahirlah komunitas Earth Hour yang didukung
oleh 2.000 sukarelawan aktif. Komunitas ini mempromosikan cara
hidup berkelanjutan di kota mereka, penghematan energi, laut bebas
plastik, dan konservasi alam untuk menyelamatkan Bumi.
@WWF-Indonesia

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
EARTH HOUR 2019 71

@WWF-Indonesia

LAPORAN TAHUNAN 2019


72 WWF - INDONESIA
KEMITRAAN

KEMITRAAN

1 KEMITRAAN DALAM PENGGALANGAN DANA DAN PEMASARAN


Kemitraan, yang dibagi menjadi dua fungsi utama yaitu penggalangan dana dan pemasaran,
memiliki peran penting yang strategis untuk memastikan keberlanjutan upaya konservasi dan
menghasilkan dampak yang juga berkelanjutan. Kegiatan penggalangan dana dilakukan oleh
segmen mitra tertentu, mulai dari individu, korporasi, lembaga filantropi, serta lembaga bilateral
dan multilateral. Sementara itu, kegiatan pemasaran dilakukan secara intensif melalui promosi
dan pembentukan kemitraan dengan berbagai pihak untuk meningkatkan nilai organisasi.

2 PENGGALANGAN DANA SEGMEN INDIVIDU


Dukungan publik individu terhadap WWF-Indonesia pada tahun 2019 ditandai dengan
suatu tonggak sejarah, yaitu jumlah pendukung yang mencapai 125.704 orang. Jumlah ini
meningkat 13,93% dibandingkan tahun sebelumnya, yang merupakan hasil dari pendekatan
tatap muka, serta pengembangan strategi pemasaran dan digital.

PENDEKATAN TATAP MUKA


Kami mengutamakan inovasi pendekatan tatap
muka, misalnya melalui pembacaan kartu tarot,
permainan tiger pong, dan Key Opinion Leader
(KOL). Hasil uji coba dalam hal strategi positioning
stan atau strategi tatap muka yang dikembangkan
di wilayah timur Indonesia menunjukkan animo
masyarakat yang besar dalam mendukung upaya
konservasi. Secara keseluruhan, stan kami tersebar
di wilayah Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta,
Semarang, Surabaya, Bali, Balikpapan, Samarinda,
dan Makassar, yang ditargetkan pada enam titik
transportasi umum antara lain bandara nasional
AP1 & AP2, stasiun kereta api nasional, MRT, dan
pusat perbelanjaan besar nasional seperti Senayan
City, Central Park, Kuningan City, Kota Kasablanka,
Lippo Mal Kemang, Mal Kelapa Gading, Ciptura Mal
Semarang, Beachwalk Bali, Samarinda Central
DIGITAL
Plaza, dan Citi of Tomorrow Surabaya.
WWF-Indonesia juga mengikuti tren digital
melalui portal situs web wwf.id/donate dan wwf.
id/mybabytree, serta berkolaborasi dengan
unicorn start-up seperti Gopay, dan Grab dengan
OVO (kode QR dompet elektronik). Kolaborasi
dengan APGS dan Grab telah membuka jalan bagi
WWF-Indonesia untuk meraih tempat pertama
dalam kontes penggalangan dana se-Asia Pasifik.

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
KEMITRAAN 73

TELEMARKETING PANDA HOUSE


Untuk memajukan telemarketing, WWF-Indonesia WWF-Indonesia telah menerapkan konsep
bermitra dengan KPSG dan mendirikan Contact bisnis sosial melalui pendirian Panda House
Center Tim Internal WWF-Indonesia melalui tim Café & Resto di tahun 2016. Mayoritas pemasok
pelibatan yang kuat dan Panda Mobile. Inisiatif ini berasal dari mitra masyarakat WWF-Indonesia
secara berkala melakukan aktivasi pada Pertemuan di seluruh Indonesia. Kontribusi Panda House
Pendukung WWF di Jakarta, Bandung, Surabaya, dalam penggalangan dana merupakan bagian dari
Denpasar, Medan, Samarinda, dan Makassar. Secara komitmen utama Panda House untuk mendukung
khusus, Panda Mobile telah melaksanakan 113 upaya WWF-Indonesia dalam konservasi alam.
kunjungan sekolah (Jabodetabek, Bandung, Cilegon, Berlokasi di Graha Simatupang, Jakarta, Panda
Banten), yang meningkat dari 108 kunjungan sekolah House adalah kafe yang secara konsisten
pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan adanya memperkenalkan gaya hidup berkelanjutan
peningkatan animo masyarakat dalam mendukung dan lebih hijau kepada masyarakat kota melalui
upaya konservasi dari tahun ke tahun. konsep reuse-reduce-recycle.

WWF-INDONESIA,
PENERIMA PENGHARGAAN PADMA AWARD
Dengan 84 anggota tim penggalangan dana
di seluruh Indonesia, WWF-Indonesia dengan
bangga melaporkan bahwa tahun ini kami
menerima Penghargaan Padma Award dari
Kementerian Sosial Republik Indonesia untuk
kategori transparansi dalam penggalangan
dana dan pelaporan.

LAPORAN TAHUNAN 2019


74 WWF - INDONESIA
KEMITRAAN

Penyebaran hasil penggalangan dana individu


untuk program konservasi:

SATWA LIAR
• Samarkilang, Aceh (Tim Kule Patrol di hutan Samarkilang)
• Bukit Barisan Selatan (unit perawatan kesehatan gajah)
• Ujung Kulon (pengendalian enau)
• Kalimantan Gajah (survei gajah Kalimantan)
• Tesso Nilo (operasional Flying Squad)
• Way Kambas (pembangunan kolam untuk gajah)
• Orangutan Kalimantan (survei orangutan di koridor Taman Nasional Sebangau
dan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya)
• Abun, Papua (pemantauan dan perlindungan penyu belimbing)

LAUT
• Gurano Bintang (operasional kapal)
• Operasional Flying Vet
• Pemantauan Hiu Paus

HUTAN
• Rumah Madu, Lombok (pembangunan rumah madu)
• Sungai Ciliwung (pendidikan masyarakat/konseling dengan mitra)

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
KEMITRAAN 75

3 KEMITRAAN DENGAN KORPORASI DAN LEMBAGA FILANTROPI


Dalam melaksanakan upaya konservasi, WWF-Indonesia memperoleh banyak dukungan
dari mitra korporasi. Sinergi yang tercipta bersama para mitra ini telah membuka peluang
bagi WWF-Indonesia dalam mengembangkan dan memulai program-program konservasi
baru serta mendukung yang telah ada. Diharapkan kemitraan ini dapat mendukung elemen
keberlanjutan, khususnya dalam menghasilkan dampak jangka panjang dari setiap program.

Berikut ini adalah bentuk kesepakatan kemitraan antara WWF-Indonesia dan mitra
korporasinya. Keikutsertaan ini mencerminkan bahwa kemitraan bukan hanya soal
penyaluran dana, melainkan juga pentingnya mengubah pola pikir dan menjalani praktik
korporasi menuju keberlanjutan bagi keberhasilan upaya konservasi.

Penyaluran Dana Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


( Corporate Social Responsibility /CSR)
Dana CSR dialokasikan oleh para mitra untuk mendukung
program konservasi WWF-Indonesia di lokasi yang telah
disepakati sebelumnya oleh masing-masing mitra.

Dukungan dalam Bentuk Barang


Kemitraan ini dibentuk dengan memberikan
sumbangan bukan tunai untuk mendukung
kampanye upaya konservasi WWF-Indonesia.

Sinergi dalam Pemasaran Terkait Penyebab &


Aktivasi Kegiatan Platform Digital
Kemitraan ini dibentuk melalui sinergi dalam
penggalangan dana melalui kegiatan pemasaran mitra
untuk mendukung upaya konservasi WWF-Indonesia.

Kolaborasi Kantor WWF Regional


Kemitraan ini dibentuk melalui kolaborasi dengan Kantor
Regional WWF, dan bertujuan untuk menggalang dana dari
mitra korporasi internasional. Kemitraan korporasi juga
didukung oleh partisipasi sukarelawan mitra dalam kampanye
pendidikan dan konservasi WWF-Indonesia.

LAPORAN TAHUNAN 2019


76 WWF - INDONESIA
KEMITRAAN

Di bawah ini adalah daftar kemitraan korporasi yang dibentuk


selama periode Juni 2018–Juni 2019:

DAFTAR KEMITRAAN KORPORASI

2017 2018 2019

PT BANK HSBC INDONESIA Avoskin PT BANK CENTRAL ASIA (BCA)

PT BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk BANK MANDIRI PT Mitra Inovasi Gemilang

PT BANK CENTRAL ASIA (BCA) PT BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk PT Tozy Bangun Sentosa
(Hotel Santika Bintaro)
PT UNILEVER Tbk GARUDA INDONESIA
PT Laneige Indonesia Pacific
PT Nutrifood Indonesia H&M (through WWF International)
(Innisfree Indonesia)
PT Indocipta Pola Nuasa (Airport TV) PT BANK HSBC INDONESIA
Asosiasi Industri
Senayan City PLN
Permebelan dan Kerajinan Indonesia
Central Park Mall PT BANK CENTRAL ASIA (BCA) (Asmindo)
Plaza Senayan PT COMETA INTERNATIONAL Grab melalui WWF-Singapore
Gandaria City PT HINO MOTORS PT Dompet Anak Bangsa
MANUFACTURING INDONESIA
Mall Kelapa Gading PT Angkasa Pura I (PERSERO)
PT METROX GLOBAL
Mall of Indonesia PT Sony Indonesia
PT Pembangunan Jaya Ancol
Mall Artha Gading PT DBS Indonesia
PT PP (Persero)
Kemang Village PT Bank HSBC Indonesia
PT TELKOM
Grand City Mall PT Bank Negara Indonesia (PERSERO) Tbk
WIKA
PT PP (Persero)
UNILEVER (through WWF-UK)
PT PLN (Persero)
PT Indocipta Pola Nuasa
PT Garuda Indonesia (PERSERO) Tbk
(Airport TV)
Telkom
PT Visinema
PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk
Senayan City
PT Wijaya Karya (PERSERO) Tbk
Gandaria City
PT Hino Motors
Central Park Mall
OVO
Kota Kasablanka
PT BTPN Syariah
Mall Kelapa Gading
PT MING
Mall of Indonesia
PT PELINDO I
Mall Artha Gading
BTN
Kemang Village
PT PENGGADAIAN
Grand City Mall
PT JASA MARGA

PT Angkasapura II

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
PENDEKATAN PENGGALANGAN DANA TERHADAP
LEMBAGA BILATERAL DAN MULTILATERAL
77

PENDEKATAN PENGGALANGAN
DANA TERHADAP LEMBAGA
BILATERAL DAN MULTILATERAL

Indonesia dianggap sebagai negara yang besar, penting,


dan strategis untuk kemitraan konservasi berkat kekayaan
keanekaragaman hayatinya.

K
erja sama bersama mitra tahun ini, nilai pendanaan yang telah
pembangunan menjadi prioritas diproses mencapai USD 5 juta. Selain
semester II tahun ini melalui meningkatkan kekuatan lobi dan hubungan
segmentasi, identifikasi, pendekatan, dan dengan mitra pembangunan serta menjalin
kehadiran di proses tender yang diadakan kerja sama erat dengan jaringan WWF,
para mitra pembangunan. Beberapa WWF-Indonesia juga aktif menghadiri
program pendanaan konservasi yang resepsi yang diadakan kedutaan negara-
bersifat bilateral dan multilateral meliputi negara asing di Indonesia seperti Republik
UNDP, UKCCU, Canadian Initiative, CLUA, Korea, negara-negara Nordik, AS,
SECO, IKI, DFAT, dan USAID. Hingga Singapura, dan banyak lagi.

LAPORAN TAHUNAN 2019


78 WWF - INDONESIA
LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN
KEUANGAN

P
WWF-INDONESIA ada 2018, WWF-Indonesia menerima total donasi senilai IDR 331.691.748.000.
MENUNJUKKAN KINERJA Angka ini agak menurun pada 2019, dengan total penerimaan IDR
KEUANGAN YANG BAIK 325.799.575.000. Jumlah total pendapatan sedikit meningkat dari IDR
SEPANJANG JULI 2018 – 341.289.984.000 pada 2018 menjadi IDR 341.911.567.000 pada 2019.
JUNI 2019, TERCERMIN
DARI PENINGKATAN Aset bersih meningkat sebesar 14% pada akhir tahun, dari IDR 73.033.553.000
TOTAL PENDAPATAN menjadi IDR 83.009.121.000 pada 2019.
SERTA PENINGKATAN
ASET BERSIH PADA Sementara itu, kami juga berhasil mempertahankan tingkat realisasi donasi yang
AKHIR TAHUN. sama. Pada 2019, tingkat realisasi donasi terbatas kami mencapai 10%, dengan
IDR 24.515.647.000 digunakan untuk mendanai program-program khusus.

2019 (Audited) 2018 (Audited)

Terikat Tidak Terikat Jumlah Terikat Tidak Terikat Jumlah

PENDAPATAN
Donasi 298.006.487 27.793.088 325.799.575 307.776.699 23.915.049 331.691.748
Keuntungan selisih kurs, bersih - 29.068 29.068 - 1.751.530 1.751.530
Pendapatan bunga - 1.633.129 1.633.129 - 817.071 817.071
Lainnya - 14.449.795 14.449.795 - 7.029.635 7.029.635

ASET BERSIH YANG


BERAKHIR PEMBATASANNYA
Pemenuhan
program terikat (24.515.647) 24.515.647 - (22.287.112) 22.287.112 -

JUMLAH PENDAPATAN 273.490.840 68.420.727 341.911.567 285.489.587 55.800.397 341.289.984

BEBAN
Biaya staf proyek (80.033.786) (21.868.074) (101.901.860) (82.286.864) (16.920.438) (99.207.302
Biaya operasional kantor dan lapangan (71.293.899 (11.409.925) (82.703.824) (68.323.727) (6.800.368 (75.124.095
Hibah dan biaya profesi (66.275.344) (3.978.368) (70.253.712) (62.621.317) (4.061.913 (66.683.230
Perjalanan, rapat, dan pelatihan (55.887.811) (13.962.838) (69.850.649) (72.257.679) (9.004.647) (81.262.326)
Pembentukan cadangan/pemulihan/
penghapus bukuan penurunan nilai piutang - (7.225.954) (7.225.954) - (8.670.440) (8.670.440)

JUMLAH PENDAPATAN (273.490.840) (58.445.159) (331.935.999) (285.489.587) (45.457.806) (330.947.393)

KENAIKAN BERSIH ASET - 9.975.568 9.975.568 - 10.342.591 10.342.591

ASET BERSIH AWAL TAHUN - 73.033.553 73.033.553 - 62.690.962 62.690.962

ASET BERSIH AKHIR TAHUN - 83.009.121 83.009.121 - 73.033.553 73.033.553

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
LAPORAN KEUANGAN 79

YAYASAN
WWF INDONESIA
DAN CABANG
LAPORAN POSISI KEUANGAN
KONSOLIDASI PER 30 JUNI 2019
(Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)

2019 (Audited) 2018 (Audited)

ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas 71.379.105 72.270.300
Uang muka proyek 12.810.008 12.283.593
Piutang kontribusi 59.113.073 60.491.292
Aset lancar lainnya 1.389.208 2.032.527
Jumlah Aset Lancar 144.691.394 147.077.712

Aset Tidak Lancar


Aset tetap 40.088.269 36.844.271
Aset tidak berwujud 4.107.834 4.175.176
Aset tidak lancar lainnya 425.541 772.856
44.621.644 41.792.303

Jumlah Aset 189.313.038 188.870.015

KEWAJIBAN DAN ASET BERSIH


Kewajiban Lancar 53.048.292 63.314.519
Pendapatan diterima di muka 53.255.627 52.521.943
Akrual dan utang lain-lain 106.303.919 115.836.462

Aset Bersih 83.009.119 73.033.553

Jumlah Kewajiban dan Aset Bersih 189.313.038 188.870.015

LAPORAN TAHUNAN 2019


80 WWF - INDONESIA
JOIN OUR CAUSE AND MAKE THAT CHANGE

BERGABUNGLAH DENGAN KAMI


DAN LAKUKAN PERUBAHAN
Kita adalah perubahan yang kita inginkan. Bersama-sama, kita dapat menjadi solusi.

T
indakan kita dapat membawa perubahan. Lihat sejauh apa dampak yang bisa dihasilkan
seseorang dari hal-hal dan langkah-langkah sederhana untuk membantu lingkungan.
Inilah yang dapat Anda lakukan untuk bergabung dengan misi WWF-Indonesia: hubungi
tim pemasaran kami jika Anda ingin memberikan donasi, atau jika perusahaan Anda dapat
membantu, atau jika Anda dapat membantu kami menggalang dana.

MENJADI SUKARELAWAN BELI PRODUK KAMI


Hubungi kantor kami untuk menjadi Hubungi Tim Merchandising kami untuk
bagian Tim Sukarelawan kami yang membantu menyebarkan kesadaran
penuh dedikasi dan semangat. dengan membeli produk kami.

TUKARKAN BOTOL PLASTIK DENGAN


BOTOL AIR YANG DAPAT DIPAKAI
DONASI ULANG ATAU TUMBLER.

KEMITRAAN
KORPORAT

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
JOIN OUR CAUSE AND MAKE THAT CHANGE 81

PANDA HOUSE
Panda House, yang berlokasi di WWF Tower Indonesia, Panda House juga menyajikan
Graha Simatupang Tower 2C, adalah unit makanan internasional yang meliputi
bisnis sosial milik WWF-Indonesia. hidangan pembuka, utama, dan penutup. Kopi
yang disajikan berasal dari berbagai wilayah
Resmi dibuka pada akhir 2016, Panda House Indonesia dengan kekhasannya masing-
merupakan pusat kegiatan Yayasan yang masing. Biji kopi tersebut dipasok dari petani
juga memamerkan berbagai karya konservasi lokal dengan menggunakan konsep fair trade.
Yayasan dari Sabang hingga Papua. Tempat
ini menyajikan hidangan khas Indonesia Panda House berkomitmen melestarikan
dalam suasana kafe yang santai. Lewat setiap alam dengan menggunakan kemasan yang
hidangan yang Anda santap di kafe, Anda turut dapat terurai alami dan tidak menyediakan
membantu upaya konservasi. Selain makanan sedotan plastik.

PANDA SHOP
Panda Shop adalah distributor resmi produk-
produk asli WWF-Indonesia. Dengan membeli
produk-produk ini, Anda dapat berkontribusi
dan mendukung proyek-proyek konservasi
WWF di Indonesia. Selain itu, Anda juga
berpeluang menyebarkan ‘pesan hijau’ ke
masyarakat sekitar Anda.

Koleksi Panda Shop: Pakaian, Produk


Masyarakat, Alat Tulis, Cendera Mata, Boneka,
dan Produk Gaya Hidup Ramah Lingkungan.

LAPORAN TAHUNAN 2019


82 WWF - INDONESIA
OUR SOCIAL MEDIA ACCOUNTS

AKUN MEDIA
SOSIAL KAMI

FOLLOWERS
1.095.060
@WWF-Indonesia/Vincet Kneefel

Sepanjang 2017–2018, total 1.258 cuitan tentang dampak pada (nama) sebagai
telah dipublikasikan pada akun Twitter cuitan paling banyak direspons kedua
kami. Kami menjangkau total 10.778.529 di Twitter kami.
orang dan melibatkan 180.609 orang.
Konten (nama), seperti di Facebook, juga Selama 2018–2019, akun Twitter kami
mendapat banyak respons. Selain itu, mencatat total 695 cuitan, dengan total
konten infografis juga populer, dengan 5.777.312 kali ditampilkan dan total
infografis kampanye #(namakampanye) 134.284 kali direspons.

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
OUR SOCIAL MEDIA ACCOUNTS 83

@WWF-Indonesia/Jürgen Freund

Sepanjang 2018–2019,
laman Facebook kami
mempublikasikan
72 postingan yang
menjangkau 1.285.520
orang dan direspons
FOLLOWERS
324.200
100.396 followers.
Dibandingkan periode
2017–2018, kami
agak lebih sering
melakukan publikasi
dengan 269 postingan
yang menjangkau
4.839.484 orang.

FOLLOWERS Sepanjang 2018–2019,

241.300 akun Instagram kami


memasang 185 konten
dengan jangkauan
sebanyak 5.865.643
orang, ditampilkan
bagi 9.743.343
orang, dan direspons
774.559 orang.

LAPORAN TAHUNAN 2019


84 WWF - INDONESIA
OUR SOCIAL MEDIA ACCOUNTS

Pada periode 2018–2019,


kami mempublikasikan
SUBSCRIBERS 64 video dan

5.100 memperoleh 5.100


subscribers.

Sejak Juli 2018 hingga


1 Juni 2019, total
4.568.098 kunjungan
tercatat pada
analisis situs web
2,14 JUTA kami, dengan jumlah
KALI DILIHAT halaman unik dilihat
mencapai 2.141.994
kali dan rata-rata
waktu yang dihabiskan
43 detik per halaman.

Tiga konten teratas yang paling banyak dilihat pengunjung kami adalah cerita tentang
Program Wisata Bahari yang Bertanggung Jawab melalui Praktik Lingkungan Berkeadilan
Terbaik (BEEP), halaman tentang Organisasi Konservasi Lingkungan Global, dan halaman yang
memuat informasi kerelawanan.

LAPORAN TAHUNAN 2019


WWF - INDONESIA
DAFTAR SINGKATAN 85

DAFTAR
SINGKATAN
World Wildlife Fund WWF Kawasan Ekosistem Esensial KEE
Kerangka Kerja Berdasarkan Hasil KKBH* Kawasan Ekosistem Esensial – Area Bernilai
KEE-ABKT
Konservasi Tinggi
Strategi dan Rencana Aksi Konservasi SRAK
Organisasi Non-Teritorial ONT
Strategi dan Rencana Aksi Konservasi
SRAK-GK
Gajah Kalimantan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia PDHI
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam BBKSDA Wilayah Masyarakat Adat dan Konservasi ICCA
Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Taman Nasional Betung Kerihun dan
YAPEKA TaNa Bentarum
Konservasi Alam Danau Sentarum
Indonesia Ecotourism Network INDECON Management Effectiveness Tracking Tool METT
Spatial Monitoring and Reporting Tool SMART Surat Keputusan SK
Majelis Ulama Indonesia MUI Nota Kesepahaman MoU
Universitas Nasional UNAS Komisi Daerah Perubahan Iklim dan
KOMDA PI PB
Pembangunan Berkelanjutan
Praktik Manajemen yang Lebih Baik BMP*
Koperasi Serba Usaha KSU
Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJMN
Rencana Kerja Usaha RKU
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa RPJMDES
Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal
Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH FPIC
Tanpa Paksaan
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung KPHL
Eyes on the Forest EoF
Kementerian Lingkungan Hidup
KLHK Badan Restorasi Gambut BRG
dan Kehutanan
Hutan Tanaman Industri HTI
Forum Konservasi Gajah Indonesia FKGI
Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK
Hak Guna Usaha HGU
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan TNBBS
Konflik Manusia-Gajah KMG
Kawasan Strategis Provinsi KSP
Mitigasi Konflik Manusia-Gajah MKMG
Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial PPIDS
Shared Resources Joint Solution* SRJS
World Resources Institute WRI
Forum DAS Krueng Peusangan FDKP
Kajian Lingkungan Hidup Strategis KLHS
Daerah Aliran Sungai DAS
Rancangan Peraturan Daerah RanPerda
Majelis Permusyawaratan Rakyat
MPR-RI
Republik Indonesia Peraturan Daerah Perda
Tentara Nasional Indonesia TNI Gabungan Kelompok Tani Hutan Gapoktanhut
Penilaian Kelayakan Habitat dan Populasi PHVA Hutan Kemasyarakatan HKm
Penilaian Kelayakan Habitat dan Badan Layanan Umum BLU
PHVA OU
Populasi Orang Utan
Lembaga Pengelolaan Hutan Desa LPHD
Taman Nasional Danau Sentarum TNDS
Badan Restorasi Gambut BRG
Taman Nasional Betung Kerihun TNBK
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang RPHJP
Balai Taman Nasional Sebangau BTNS
Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air TKPSDA
Taman Nasional Sebangau TNS
Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu –
IUPHHK-MHA
Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Masyarakat Hukum Adat
Proyek Konservasi Orangutan Kinabatangan KOCP Pengelolaan Hutan Produksi Lestari PHPL
Rencana Aksi Darurat RAD Share Resources Joint Solutions SRJS
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KSDAE Pengembangan Kawasan Perdesaan PKP
Taman Botani dan Pertanian Kadoori KFBG Program Peningkatan Perikanan/Akuakultur FIP/AIP
International Animal Rescue IAR

LAPORAN TAHUNAN 2019


86 WWF - INDONESIA
GLOSSARY

Pendekatan Ekosistem untuk Buyers Action Group BAG


EAFM
Manajemen Perikanan
Fast-Moving Consumer Goods FMGC
Pendekatan Ekosistem untuk Akuakultur EAA
Department for International Development DFID
Daerah Perlindungan Laut DPL
Fasilitas Pembiayaan Lanskap Tropis TLFF
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
RZWP3K World Agroforestry Centre ICRAF
Pulau-Pulau Kecil
Otoritas Jasa Keuangan OJK
Bentang Laut Nusa Tenggara BLNT
Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola LST
Bentang Laut Sulawesi Tenggara BLST
Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan PPB
Bentang Laut Busur Banda Dalam BLBBD
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan TPB
Wildlife Conservation Society WCS
Wild Wisdom Quiz WWQ
Fauna & Flora International FFI
Perubahan yang Paling Signifikan MSC
Universitas Syiah Kuala Unsyiah
Connecting Local Initiative COLONI
Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut BPSDPL
Pemimpin Opini Kunci KOL
Energi Terbarukan dan Berkelanjutan SRE
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan TJSP
Governor Climate Forum GFC
Praktik Lingkungan Berkeadilan Terbaik BEEP
Good Growth Partnership GGP
Program Pembangunan PBB UNDP
Rencana Aksi Daerah untuk Kelapa
RAD-KSB
Sawit Berkelanjutan Unit Perubahan Iklim UK UKCCU
Organisasi Masyarakat Sipil OMS Aliansi untuk Iklim dan Pemanfaatan Lahan CLUA
Organisasi Berbasis Masyarakat OBM Sekretaris Negara untuk Urusan Ekonomi Swiss SECO
Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia ISPO Inisiatif Iklim Internasional IKI
Roundtable on Sustainable Palm Oil RSPO Kementerian Luar Negeri dan
DFAT
Perdagangan Australia
Citizen Science Network CSN
United States Agency for International
Forest Stewardship Council FSC USAID
Development

LAPORAN TAHUNAN 2019


HUBUNGI KAMI

KANTOR
Graha Simatupang
Tower 2 Unit C, 7th - 11th Floor
Jalan Letjen T.B. Simatupang
Jakarta – 12540
EMAIL
supporter-service@wwf.or.id
TELEPON
+62 21-7829461
+62 21-5761076 (Contact Center)
FAKS
+62 21-7829462
SITUS WEB
www.wwf.id
WWF-INDONESIA
100%
BERDASARKAN ANGKA
RECYCLE
PAPER

+400
WWF-INDONESIA
MEMILIKI LEBIH DARI 400

1962
STAF YANG BEKERJA DI
SELURUH KEPULAUAN
INDONESIA

WWF MULAI
BEKERJA DI

+100.000
INDONESIA

+29
WWF-INDONESIA
MEMILIKI LEBIH
DARI 100.000 ORANG
PENDUKUNG SEJAK
2006 WWF-INDONESIA
MENYELENGGARAKAN
PROGRAM KONSERVASI
DI LEBIH DARI 29 KANTOR
LAPANGAN, DARI ACEH
MENGAPA KAMI
HINGGA PAPUA
ADA DI SINI

UNTUK MENGHENTIKAN
DEGRADASI LINGKUNGAN
PLANET KITA DAN
MENGUPAYAKAN AGAR
MANUSIA BISA HIDUP
SELARAS DENGAN ALAM
DI MASA DEPAN.

www.wwf.id

Anda mungkin juga menyukai