Misi Kami
Misi TNC adalah melestarikan daratan dan perairan yang menjadi sandaran bagi
semua kehidupan.
Bersama-sama, kami mempromosikan nilai alam dan membantu memicu perubahan
transformasional dalam konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan sumberdaya
alam untuk kepentingan manusia dan alam.
Visi Kami
Visi kami adalah mewariskan kehidupan alam yang berkesinambungan bagi generasi
mendatang.
Sebuah Indonesia yang sejahtera tempat kebutuhan masyarakat dan keberlanjutan
alam berada dalam keseimbangan untuk generasi sekarang dan akan datang.
Nilai-nilai Kami
Kunci sukses kami? Komitmen untuk menghormati, integritas, keragaman, dan hasil
yang bertahan lama
Nilai-nilai khas kami sangat penting bagi keberhasilan TNC sebagai penyatu visi,
misi, tujuan dan tindakan – yang menjadi ciri khas dalam kami bertindak untuk
mencapai hasil yang nyata dan bertahan lama. Nilai-nilai ini bukan hanya ungkapan
belaka, namun menjadi sebuah keyakinan yang dipegang teguh secara universal dan
diwujudkan oleh semua orang yang menjadi bagian dari TNC.
Integritas Sempurna
Kami akan memenuhi standar etika dan profesional tertinggi dalam semua kegiatan
organisasi kami dan, dengan demikian, kami yakin bahwa kami mampu bertanggung
jawab terhadap misi kami maupun terhadap publik.
Satu Konservasi
Menjadi sebuah organisasi utuh yang bahu-membahu, baik di wilayah lokal maupun
lintas negeri, untuk mencapai misi global kami adalah kunci kekuatan dan semangat
kami. Kami menghargai usaha bersama yang sangat penting bagi keberhasilan kami.
Misi kami dalam melestarikan keanekaragaman hayati menjadi panduan bagi semua
kegiatan kami. Kami menerapkan ilmu pengetahuan, semangat kreatif, serta
pendekatan non-konfrontatif untuk menghasilkan solusi inovatif untuk mengatasi
masalah-masalah konservasi yang rumit.
Akuntabilitas Kami
Kami berkomitmen menjalankan kegiatan kami secara transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Kami ingin Anda dan setiap anggota masyarakat mengetahui sebanyak mungkin
tentang bagaimana The Nature Conservancy bekerja dan bagaimana kami sangat
berhati-hati dan efektif dalam memanfaatkan sumbangan Anda.
Baca kebijakan privasi kami
Kinerja kami yang kuat tercermin dalam peringkat tinggi yang diberikan oleh
organisasi pengawas:
The Nature Conservancy dinilai sebagai salah satu dari organisasi yang paling
terpercaya dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Harris Interactive®.
Kinerja The Nature Conservancy yang kuat diakui oleh Charity Navigator yang
menganggapnya telah melampaui standar akuntabilitas dan transparansi.
Dengan pengalaman selama enam dekade, kami telah melindungi lebih dari 119 juta
hektar daratan dan 8045 kilometer sungai – dan kami beroperasi di lebih dari 100
proyek konservasi laut secara global.
Sulawesi
Bentang Darat
Nusa Tenggara
Bentang Laut
Papua Barat
Bentang Laut
CARA KERJA
Bentang Darat
Setiap tahun, sekitar 13 juta hektar hilang
akibat deforestasi. Sebagian besar akibat
pembalakan liar. Lebih dari 30 persen kayu
gelondongan dan kayu lapis yang
diperdagangkan di seluruh dunia patut
dicurigai asalnya. Sebagian hutan lainnya
dibuka untuk menjadi lahan pertanian dan
aktivitas pembangunan lainnya.
TNC bermitra dengan pemerintah, pihak swasta, akademisi dan masyarakat dari
berbagai tingkatan untuk memastikan bahwa sumberdaya alam laut Indonesia
dapat terkelola dengan baik demi kesejahteraan masyarakat saat ini maupun
mendatang. Kami mendorong perbaikan tata kelola, kebijakan dan pemanfaatan
sumberdaya laut pada berbagai tingkatan, dari tingkat tapak hingga nasional,
menyeimbangkan pembangunan dan kebutuhan konservasi.
Perikanan
Perikanan berkelanjutan akan menguntungkan masyarakat. Perikanan yang tidak
berkelanjutan - termasuk di antaranya penangkapan ikan secara berlebihan dan
penggunaan bom ikan dan racun - dapat menghancurkan cadangan ikan dan
pada beberapa kasus dapat menghancurkan seluruh ekosistem laut.
Namun, pasar yang berkembang, teknologi baru, dan meningkatnya keakuratan
dalam menemukan ikan, telah bersama-sama menyebabkan penangkapan ikan
secara berlebihan.
Memastikan ikan tetap terjamin di masa depan adalah tugas yang rumit dan
membutuhkan solusi luas dengan mempertimbangkan seluruh ekosistem dan
kontribusi terhadap pembangunan masyarakat lokal yang berkelanjutan.
Kelompok nelayan didorong untuk saling menyepakati dan mengelola bersama
wilayah penangkapan ikan yang bersandingan dengan kawasan larang tangkap.
TNC bekerja sama dengan nelayan, dunia usaha, pemerintah, dan akademisi
untuk merancang dan menerapkan pendekatan pengelolaan perikanan yang
mempromosikan pasokan pangan laut yang stabil, menjaga sumber
penghidupan nelayan dan konservasi laut.
The Nature Conservancy dipimpin oleh seorang CEO dan Presien Mark Tercek yang
telah berpengalaman bekerja selama 25 tahun sebagai direktur pelaksana Goldman
Sachs. Mark yang bergabung sejak tahun 2008, memanfaatkan pengalaman
bisnisnya dalam memimpin Conservancy. Ia berada di barisan terdepan dalam
menggagas ide modal alam yaitu sebuah sistem yang menghargai alam bagi
kepentingan alam itu sendiri sekaligus layanan yang diberikannya kepada
masyarakat seperti udara dan air bersih, lahan produktif dan iklim yang stabil.
Rizal Algamar adalah Country Director The Nature Conservancy - Program Indonesia
sejak 2012 dan Ketua Dewan Manajemen Yayasan Konservasi Alam Nusantara sejak
tahun 2015. Dengan pengalaman 20+ tahun di sektor korporasi dan non-profit, latar
belakang Rizal mencakup perdagangan internasional, dan pengembangan bisnis,
FMCG dan sektor keuangan di berbagai konglomerat Indonesia. Ia juga bekerja
dengan Putera Sampoerna Foundation, yayasan swasta terbesar di Indonesia yang
menyediakan akses dan kualitas pendidikan sebagai Head of Partnership. Sebelum
bergabung dengan The Conservancy, dia bekerja sebagai Senior Vice President di
Bank BTPN, yang dimiliki oleh perusahaan ekuitas swasta berbasis Amerika Serikat,
TPG Capital, di mana dia merancang dan menerapkan program CSR yang sukses di
bidang kesehatan & kesejahteraan, pelatihan pengembangan kapasitas
kewirausahaan dan program pemberdayaan masyarakat untuk segmen pasar
massal. Program CSR yang dibangun bertujuan untuk meningkatkan bisnis
pelanggan, mata pencaharian dan gaya hidup sehat. Hasrat pribadinya dalam
mengembangkan dampak pada skala melalui tanggung jawab sosial dan
keberlanjutan yang seimbang dengan perspektif bisnis pragmatis dan keunggulan
organisasional.
HERLINA HARTANTO, Direktur Program Terestrial
Herlina Hartanto mulai bekerja sama dengan TNC Indonesia pada bulan Februari
2010 sebagai Manajer Senior Program dan Pembelajaran Terestrial. Kurang dari
setahun kemudian, dia memimpin tim Komunitas Hutan dan Kawasan Lindung
sebelum secara resmi menjadi Manajer Senior Komunitas dan Area Lindung kami di
bulan Mei 2012. Sebelum bergabung dengan TNC, Herlina adalah seorang ilmuwan
di Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR), 1997- 2005, melakukan
penelitian di beberapa negara mengenai kriteria dan indikator yang terkait dengan
air untuk pengelolaan hutan lestari, pengelolaan kolaboratif adaptif hutan
masyarakat dan pemantauan kolaboratif. Kekayaan pengalamannya juga mencakup
merancang, mengelola, dan mengevaluasi proyek-proyek yang didanai bilateral dan
multilateral. Herlina memperoleh gelar PhD dari Monash University, Australia,
mengenai ekologi politik lembaga adat di Sumatera Tengah, Indonesia. Sebagai
Direktur Program Terestrial, Herlina memimpin, mengelola dan menerapkan
komponen terestrial dari program kerja TNC di Indonesia.
Imran bergabung dengan TNC pada bulan Juni-2006 dengan peran utama untuk
membantu Program Kelautan dalam mengembangkan dan menyusun strategi
kebijakan kelautan di Indonesia. Selama hampir 20 tahun pengalaman, Imran telah
terlibat dalam tim pengembangan peraturan Kelautan di Indonesia, mulai dari
peraturan presiden sampai menteri hukum. Imran lulus dari Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor pada tahun 1996 dan pendiri Yayasan Telapak Indonesia. Telapak
adalah asosiasi aktivis LSM, praktisi bisnis, akademisi, afiliasi media dan pemimpin
masyarakat adat, nelayan, dan petani di Indonesia terhadap keberlanjutan,
kedaulatan, dan integritas.
Dr. Mous bergabung dengan TNC pada Januari-2014. Dalam peran ini, Dr. Mous
memimpin, mengembangkan, mengelola dan melaksanakan Rencana Bisnis
Konservasi Program Perikanan. Dr. Mous memperoleh gelar PhD di bidang Perikanan
dari Universitas Pertanian Wageningen di Belanda. Sebelumnya dia bekerja dengan
Chemonics, kontraktor untuk Proyek Dukungan Kelautan dan Iklim USAID Indonesia
(IMACS), di mana dia menjadi Penasihat Teknis Perikanan Berkelanjutan. Kekuatan Dr.
Mous adalah pemantauan penggunaan ekologi dan sumber daya, analisis kuantitatif
perikanan rakyat pesisir, pengembangan rencana zonasi dan instrumen pemantauan
kemajuan, dan pelatihan praktisi. Pada 2007-2008, ia bekerja sebagai Penasihat
Wilayah Konservasi Laut Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang yang
didanai Bank Dunia, yang dilaksanakan oleh Kementerian Kehutanan dan Kelautan
dan Perikanan. Sebelum itu, ia bekerja sebagai Penasihat Ilmiah Kawasan Konservasi
Laut dan Perikanan untuk Konservasi Alam di Indonesia, mendukung program
konservasi laut yang berkembang pesat selama periode 1998 - 2007. Dalam
kapasitas ini, Dr. Mous memperoleh pengalaman yang luas mengenai konservasi laut
di Negara berkembang, dan dia memberikan pengawasan teknis untuk proyek
konservasi laut di Komodo, Raja Ampat, Wakatobi, dan Derawan.
Seorang manajemen strategis tingkat senior dengan latar belakang ekstensif dalam
bidang Manajemen Strategis, Hubungan Klien, Keuangan dan Akuntansi, Teknologi
Informasi, Hukum dan Sumber Daya Manusia dengan pengalaman profesional
selama lebih dari 20 tahun. Bertanggung jawab dalam mengawasi semua kegiatan
penggalangan dana di dalam negeri yang mencakup Keterlibatan Perusahaan,
Filantropi Swasta, Membership (ritel) dan Public Funding. Sebelumnya pernah bekerja
di Putera Sampoerna Foundation pada tahun 2005-2011 sebagai Kepala
Pengembangan Bisnis dan kemudian menjabat sebagai Chief Financial Officer dari
tahun 2007-2011. Sebelum itu, Stefanus menempuh karir di Bank International
Indonesia (BII) pada tahun 2004-2005 sebagai Manajer Program Perencanaan.
Stefanus meraih gelar Bachelor of Marketing dari Boston College, Cambridge.
Wahjudi Wardojo memiliki gelar S1 bidang kehutanan dari Universitas Gadjah Mada,
Indonesia, dan Michigan State University, East Lansing, AS, untuk gelar masternya.
Setelah pensiun dari Departemen Kehutanan, saat ini menjabat sebagai Penasihat
Senior TNC untuk Kebijakan Konservasi. Dalam posisi ini, dia bekerja sama dengan
Tim Kebijakan Iklim Internasional TNC di tingkat internasional, regional, dan nasional
dan memberi saran TNC dalam mengembangkan Program Karbon Hutan di Berau
pada khususnya dan Program Indonesia pada umumnya. Atas nama TNC, dia juga
merupakan anggota pengganti Komite Pengawasan Proyek Debt for Nature Swap di
bawah Tropical Forest Conservation Act 2 (TFCA 2), untuk Kalimantan. Dia juga
anggota United Nations on Sustainable Development Solutions Network (SDSN),
Indonesian Chapter (2013), dan anggota dari Netherlands Land of Land Governance
(LANDac) 'Land Forum Utrecht University, Netherlands (2013). Pada 2001-2005 dia
adalah Sekretaris Jenderal Kementerian. Dia juga Direktur Jenderal Perlindungan
Hutan dan Konservasi Alam (2001), Direktur Jenderal Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan (FORDA 2005-2009) serta Penasihat Khusus dan
Sekretaris Menteri (2000). Sebelum penugasan ini, dia ditugaskan sebagai Atase
Kehutanan di KBRI Tokyo (1997-1999).
Ade mendapatkan gelar Master di bidang keuangan dan manajemen strategis dari
PPM School of Management dan studi lanjut untuk pengembangan dari Centro
Internationale del Lavoro, Turin, Italia. Beliau memiliki pengalaman bertahun-tahun
bekerja di Development Agency internasional dan menjabat posisi senior di United
Nation Development Program (UNDP), Program Lingkungan USAID dan Swiss
Technical Cooperation. Sebelum bekerja di bidang pengembangan, Ade bekerja di
beberapa sektor swasta seperti Alatief Corporation, Freeport McMoran dan industri
perbankan.
Bachrun bergabung dengan TNC sejak Januari 2006 untuk menjabat sebagai Direktur
Keuangan untuk Program Indonesia. Dia bertanggung jawab atas keseluruhan
pengelolaan keuangan organisasi, melapor kepada Direktur Keuangan & Operasional
Regional dengan garis putus-putus kepada Pemimpin Triumvirat. Bagian dari
tugasnya meliputi pengelolaan keuangan multi program dan multi donor, pelaporan
dan analisis keuangan, manajemen hibah, persiapan dan pengendalian anggaran,
audit internal dan kepatuhan, perpajakan dan administrasi penggajian. Sebelum
bekerja untuk organisasi nirlaba, Bachrun menghabiskan 20 tahun di bidang
manufaktur dan enam tahun dalam perdagangan dan distribusi, di mana 19 tahun
terakhir bertugas sebagai direktur keuangan di lima perusahaan multi nasional. Ia
lulus dari Akademi Manajemen Industri dan Universitas Indonesia, keduanya di
Jakarta, masing-masing jurusan akuntansi dan keuangan bisnis.
Mitra Kami dalam Konservasi
The Nature Conservancy senantiasa mencari solusi yang yang non-konfrontatif,
pragmatis, serta berbasis pasar terhadap berbagai ancaman bagi konservasi.
Sangatlah penting bekerja sama dengan berbagai mitra – lembaga pemerintah,
masyarakat, perusahaan, lembaga multilateral, individu serta organisasi nirlaba di
seluruh negeri.
Instansi Pemerintah
Instansi Pemerintah
Kami bekerja sama dengan lembaga pemerintah di Indonesia, seperti Kementerian
Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup,
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional / Bappenas, Kementerian Riset dan Teknologi /
BPPT, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia / LIPI, Unit Kerja Presiden untuk
Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan/UKP4, Dewan Nasional Perubahan
Iklim / DNPI, Dewan Kehutanan Nasional, Komisi Nasional Studi Perikanan &
Konservasi Laut serta instansi lain di tingkat nasional, propinsi dan kabupaten.
Lembaga Multilateral-Bilateral /
Lembaga Pembangunan
Meskipun metode utama konservasi kami sejak mulai bekerja di luar wilayah
Amerika Serikat adalah dengan cara mengalokasikan dan merancang sumber
pendanaan konservasi, kami semakin paham bahwa strategi konservasi yang
berhasil haruslah meliputi kemitraan dengan pemerintah, lembaga donor, dan
organisasi non pemerintah lain pada tingkat lokal, nasional dan internasional.
Sebagai contoh:
UNESCO
Bank Dunia
Fasilitas Lingkungan Global (Global Environment Facility)
Perusahaan
Selama beberapa dekade, The Nature Conservancy telah menyadari bahwa sektor
swasta berperan penting dalam memajukan misi konservasi. Diiringi semangat itu,
kami bekerja sama dengan perusahaan besar dan kecil di seluruh dunia untuk
membantu mengubah aktivitas dan kebijakan dunia usaha, meningkatkan kesadaran
akan masalah konservasi, serta menggalang dana untuk mendukung ilmu
pengetahuan dan proyek konservasi baru.
Organisasi Nirlaba
The Nature Conservancy bekerja sama dengan organisasi lain yang sejenis, seperti
WWF, Conservation International, Wildlife Conservation Society, World Education dan
lain-lain.
Masyarakat Lokal
Sebagian besar keanekaragaman hayati dunia berada di daerah-daerah pemukiman.
Konservasi yang efektif tidak mungkin dicapai kecuali orang-orang yang hidup dan
bergantung pada wilayah tersebut menjadi satu kesatuan dari proses konservasi.
Selama 20 tahun terakhir, The Nature Conservancy mengandalkan kerja sama
dengan masyarakat lokal dalam melestarikan beberapa ekosistem biologis yang
paling kritis dan terancam serta memastikan berjalannya pengelolaan ekologi
dengan baik sambil terus mendukung peningkatan perekonomian lokal. Pelajari lebih
jauh keterlibatan aktif TNC dengan penduduk asli dan masyarakat lokal.