Anda di halaman 1dari 19

UPAYA KONSERVASI DAN

PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Mata Kuliah : Biologi Konservasi
KELOMPOK 8
DESSY FITRIANI (2224170097)

ANGGITA RIZKI SETIANI (2224170098)

SANTIKA EDYU NOVITASARI (2224170099)


1. MASYARAKAT TRADISIONAL,
KONSERVASI DAN
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
MASYARAKAT TRADISIONAL

Masyarakat Tradisional merupakan masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh
adat istiadat lama. Melangsungkan kehidupannya berdasarkan pada cara atau kebiasaan lama
yang masih diwarisi oleh nenek moyang.

Dalam upaya berkembang,masyarakat local mendapatkan kebutuhan pangan dari


lingkungannya, tanpa bahan tersebut mereka tidak dapat melanjutkan kehidupan Masalah
timbul dari ketika pemerintah membuat kawasan konservasi yang menyebabkan mereka tidak
dapat mengakses sumber daya yang dibutuhkan. Ketika masalah ini tidak diatasi maka akan
menimbulkan konflik yang berkepanjangan.

Metode pendekatan yang dilakukan yaitu memberikan akses kepada masyarakat local dengan
model pembangunan kawasan konservasi berbentuk cagar biosver dengan model zonasi
dengan demikian keberadaan masyarakat tradisional konservasi, dan sumber daya hayati yang
dimanfaatkan menjadi pertimbangan dan bagian yang penting dalam penentuan pembangunan
berkelanjutan.
konservasi
Konservasi merupakan pengelolaan,
pemanfaatan danperlindungan sumber
daya alam untuk menjaga pemanfaatan
berlebihan atau kerusakannya.

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati adalah


pengelolaan sumberdaya alam hayati yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana
untuk menjamin kesinambungan tersediaanya
dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas keanekaragaman dan nilainya (UU No. 5
Tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya).
2.
Masyarakat Pembangunan
Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan yang beorientasi pada
pemenuhan kebutuhan manusia
melalui pemanfaatan sumber daya
alam secara bijaksana, efisien, dan
memperhatikan keberlangsungan
pemanfaatannya baik untuk generasi
masa kini maupun generasi yang
akan datang.

7
Pembangunan berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutkan adalah suatu konsep pembangunan yang
mengintegrasikan aspek sosial, ekonomi dan ekologi. Oleh karena itu,
selain memperbaiki keadaan sosial dan ekonomi, dalam pembangunan
berkelanjutan menuntut manusia untuk bersikap lebih bijak dalam
memanfaatkan sumberdaya alam dan menjaga ekosistemnya. Artinya,
koservasi biodeversitas perlu dilakukan dalam rangka pembangunan untuk
menjamin keseimbangan ekosistem sehingga manfaat dari sumberdaya
alam dapat dirasakan generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

8
Aspek pembangunan berkelanjutan
aspek mengenai definisi operasional pembangunan berkelanjutan, antara lain:
• Untuk sumber daya alam yang terbarukan : laju pemanenan harus sama dengan laju
regenerasi (produksi lestari).
• Untuk masalah lingkungan : laju pembuangan limbah harus setara dengan kapasitas
asimilasi lingkungan.
• Sumber energi yang tidak terbarukan harus dieksploitasi secara quasisustainable,
yakni mengurangi laju deplesi dengan cara menciptakan energi substitusi.

9
Peran masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan
Penduduk atau masyarakat merupakan bagian penting atau titik sentral dalam
pembangunan berkelanjutan, karena peran penduduk sejatinya adalah sebagai
subjek dan objek dari pembangunan berkelanjutan.
● Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cepat, namun
memiliki kualitas yang rendah, akan memperlambat tercapainya kondisi
yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung alam
dan daya tampung lingkungan yang semakin terbatas.

10
…. lanjutan
● Sebaliknya, dengan penduduk berkualitas akan mempercepat tercapainya
kondisi ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung alam.
Penduduk yang berkualitas memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola
potensi sumber daya alam dengan baik, tepat, efisien, dan maksimal. Namun,
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Sehingga keseimbangan dan
keserasian antara jumlah penduduk dengan kapasitas dari daya dukung alam
serta daya tampung lingkungan.

11
3.
Menilai Keberhasilan
Upaya Konservasi
“Efektivitas pengelolaan suatu
kawasan konservasi dapat
didefinisikan sebagai tingkat
sejauh mana kegiatan
pengelolaan mencapai tujuan-
akhir (goal) dan tujuan-tujuan
antara (objectives)”

13
Faktor Keberhasilan Upaya Konservasi:

1. Keterlibatan masyarakat secara aktif


2. Kualitas interaksi antar komponen ekologi, baik interaksi antar
komponen biotik maupun antar komponen biotik dan abiotik, dan
kondisi setiap komponen penyusun ekosistem
3. Adanya strategi-strategi yang dirancang untuk mengukur, menilai,
efektivitas hasil dari pengelolaan
4. Adanya pemantuan untuk menilai keberhasilan kegiatan pengelolaan.

14
Penilaian Keberhasilan Upaya
Konservasi
1. Penilaian melibatkan tiga aspek yang menjadi bagian tak terpisahkan
dari pengelolaan, yaitu (i) tata kelola, (ii) biofisik, dan (iii)
sosioekonomi, dimana masing-masing memiliki tujuan-akhir, tujuan-
tujuan sementara dan indikatornya sendiri
2. Penilaian dapat dilakukan dengan cepat tanpa mengurangi keakuratan
data yang dikumpulkan untuk mengambil keputusan dan melakukan
perencanaan. Untuk itu, dapat digunakan kartu skor karena relatif
mudah pemakaiannya

15
Penilaian Keberhasilan Upaya
Konservasi
3. Penilaian dilakukan dengan mengidentifikasi tapak yang berpotensi dan
pendirian data garis-dasar (baseline), sampai kepada tahap pelaksanaan
pengelolaan yang melibatkan pemantauan aspek-aspek tata kelola, biofisik
dan sosioekonomi. (White et al., 2006). Secara umum pola tahapan
pengembangan tersebut dapat dibagi menjadi tahap-tahap awal (inisiasi)
dan lanjut (pelaksanaan pengelolaan).

16
Penilaian Keberhasilan Upaya
Konservasi
4. Penilaian tidak berdasarkan kepada keluaran (outputs) tetapi
berdasarkan kepada hasil (outcomes) yang mencerminkan pencapaian
tujuan-tujuan konservasi (Kapos et al., 2009). Sebagai contoh, pada
keberhasilan konservasi seperti perbaikan kondisi sumberdaya hayati
karena meningkatnya kepatuhan dan dukungan kepada aturan, serta
berkurangnya ancaman terhadap sumberdaya hayati (Kapos et al., 2009).

17
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S., et al. (2013). Pengelolaan dan Pemantauan Nilai Konservasi


Tinggi. Jakarta: IFACS-USAID.
Kapos, V., Balmford, A., Aveling, R., Bubb, P., Carey, P., Entwistle, A.,
Hopkins, J., Mulliken, T., Safford, R., Stattersfield, A., Walpole, M.
& Manica, A. (2009). Outcomes, not implementation, predict
conservation success. Oryx. 43(3): 336--342.
White, A., Porfirio, A. & Meneses, A. (2006). Creating and Managing
Marine Protected Areas in the Philippines. Cebu City, Philippines:
Fisheries Improved Sustainable Harvest Project, Coastal
Conservation and Education Foundation, Inc., and University of
the Philippines Marine Science Institute.

18
Thanks!
Any questions?

19

Anda mungkin juga menyukai