Anda di halaman 1dari 47

“EVOLUSI VERTEBRATA”

Dosen Pengampu:
Dian Rachmawati, M.Sc. dan Aditya Rahman Kn, S.Si., Eng.

Kelompok: 4
Kelas: 7C
Atikadewi Laely Jannah (2224180041)
Fenti Maulana (2224180004)
M. Aris Mulya Firmansyah (2224180008)
Nur Afria Ningsih (2224180016)
Siti Aminah (2224180002)
Siti Nurhapipah (2224180044)
Yulis (2224180026

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


2020
“EVOLUSI VERTEBRATA”
present...

A B C
Evolusi yang terjadi Pola dan struktur Hubungan pisces
pada hewan tubuh vertebrata dengan tetrapoda
vertebrata
A. Pengertian Evolusi Vertebrata
Evolusi yang terjadi pada hewan vertebrata terjadi melalui
proses yang sangat panjang dan membutuhkan waktu yang
lama, perubahan dari struktur tubuh baik bentuk anatomi dan
morfologi sangat berpengaruh sebagai bentuk evolusi yang
dihasilkan. Salah satu bentuk evolusi yang terjadi yaitu yang
diduga hewan yang berkembangbiak dilaut, kemudian
menurunkan jenis-jenis hewan dan tumbuhan air yang hidup dan
berkembangbiak dalam air. Karena adanya kompetisi maka
berbagai jenis hewan akan mencoba hidup dan berkembangbiak
di darat hingga nantinya beberapa spesies akan kembali ke air
karna menganggap dirinya tidak mampu berkompetisi dan
bertahan hidup di darat.
B. Evolusi vertebrata
Salah satu filum yang muncul tiba-tiba pada jaman Kambrium adalah Chordata, makhluk yang
memiliki sistem saraf pusat yang terlindung dalam suatu tengkorak dan notochord atau tulang belakang.
Vertebrata adalah satu bagian dari chordata. Vertebrata dibagi lagi menjadi beberapa kelas dasar seperti ikan,
amfibia, reptilia, burung, dan mamalia.

1. Para ahli paleontologi Cina di fauna Chengjiang menemukan fosil dari dua spesies ikan yang berumur
sekitar 530 juta tahun, zaman yang disebut Kambrium Awal. Dengan demikian, jelaslah bahwa bersama-
sama dengan filum lain, subfilum vertebrata juga ada pada Zaman Kambrium, tanpa moyang evolusi apa
pun. . Anggota tertua filum Chordata yang dapat dikenali dari jaman Kambrium adalah makhluk laut yang
disebut Pikaia, yang tubuh panjangnya, pada pandangan pertama, mengingatkan kita pada cacing. Pikaia
muncul pada saat yang bersamaan dengan spesies lain dalam filum tersebut yang diajukan sebagai nenek
moyang mereka, dan tanpa bentuk peralihan di antara mereka. Profesor Mustafa Kuru, seorang ahli biologi
evolusi Turki, mengatakan dalam bukunya Vertebrata.
2. Teori evolusi beranggapan bahwa Chordata pertama, seperti Pikaia, berevolusi menjadi ikan. Akan tetapi,
sama halnya dengan yang dianggap sebagai evolusi Chordata, teori evolusi ikan juga kekurangan bukti fosil
yang mendukungnya, Terdapat jutaan fosil invertebrata dan jutaan fosil ikan; namun tidak satu fosil pun
yang merupakan peralihan antara mereka.
Hewan-hewan yang termasuk dalam Chordata adalah semua
hewan yang tubuhnya dilengkapi dengan organ penyokong
tubuh dalam, yang umumnya mulai dari tingkat yang paling
primitif atau sederhana bentuk tubuhnya mirip cacing
sehingga dinamakan tunicata, kemudian sejenis ikan
Lancelet sampai pada tingkat yang lebih maju atau
sempurna, yaitu mamalia. Kebanyakan hewan-hewan
Chordata hidup secara bebas.

Secara umum, phylum chordata ini dibagi menjadi empat


sub phylum, yaitu :
1. Hemichordata,
2. Urochordata atau disebut juga tunicata,
3. Cephalochordata,
4. Vertebrata.
Evolusi vertebrata
Menurut beberapa ahli zoologi, apabila ditinjau dari
struktur tubuhnya, maka dari ketiga sub phylum tersebut,
yaitu sub phylum Hemichordata, Urochordata, dan
Cephalochordata dapat dikelompokkan menjadi satu,
yaitu dalam kelompok Acraniata karena dari ketiga sub
phylum tersebut tidak mempunyai tulang tengkorak atau
cranium, sedangkan sub phylum vertebrata
dimasukkan dalam kelompok Craniata karena sudah
mempunyai tulang tengkorak atau otaknya sudah
dibungkus oleh tulang cranium. Sub phylum Vertebrata
dibagi dalam dua kelompok super kelas yang masing-
masing terdiri atas 4 kelas, yaitu Super Kelas Pisces,
1. Super Kelas Pisces
1. Kelas Agnatha (Ikan Tak Bertulang)
a) Vertebrata pertama yang ditemukan sebagai fosil adalah ikan tak
berahang, ostrakodermi.
b) Beberapa terdapat dalam batu-batuan Ordovisium, meskipun pada
zaman Silur mereka terdapat dalam jumlah lebih banyak yaitu ikan
pipih (15 sampai 30 cm).
c) Hidup dengan dengan menghisap zat-zat organik dari dasar sungai.
d) Pertukaran gas terjadi pada pasangan-pasangan insang interna,
dengan tiap insang ditunjang satu lengkung tulang. Air masuk melalui
mulut, melalui insang dan keluar melalui serangkaian kantung insang
yang bermuara di permukaan.
e) Tidak memiliki sirip dan ikan tersebut bergerak dengan gerakan
undulasi
f) contohnya : Lamprey dan ikan hag (Hagfish).
g) Notokord dipertahankan selama hidupnya dan tidak pernah diganti
secara sempurna dengan kerangka yang terdiri atas tulang rawan.
h) Pada tubuhnya tidak terdapat sisik.
subkelas Cyclostomata
a) Tubuh bulat silindris pada bagian ekornya berbentuk
pipih.
b) Bagian sirip punggung disokong oleh tulang rawan
bentuknya seperti jari-jari, kulit biasanya lunak dan licin
mengandung kelenjar mukosa yang bersel satu atau
uniseluler,
c) tidak bersisik,
d) tidak mempunyai sirip berpasangan.
e) Mulut atau biasa disebut cavum oris terletak ventro-
anterior yang merupakan mulut penghisap, pada tepi
mulut dilengkapi tentakel dan pada bagian median
terdapat rongga hidung.
f). Pada bagian dorso-posterior dari ekor
terdapat sirip, mata terdapat sepasang,
bentuknya besar terletak di sebelah lateral
yang diliputi oleh lapisan kulit transparan dan
di belakangnya terdapat celah-celah insang
berbentuk bulat.

g). pada bagian tengah dari kedua sisi kanan


dan kiri terdapat saluran yang berisi saluran
indra peraba, saluran ini memanjang sampai
bagian ekor.
Plakodermi
Berbeda dengan agnatha plakodermi mempunyai rahang
dan sirip yang berpasangan.
a) Sirip pertama membantu dalam memangsa hewan
yang lebih kecil secara aktif.
b) Sirip Kedua membantu lokomosi dengan menstabilkan
ikan tersebut di dalam air.

Catatan fosil menggambarkan adanya radiasi adaptif yang


ekstensif dari ikan ini pada zaman Devon. Sebagian besar
dari ikan-ikan ini punah, tetapi beberapa diantaranya
menghasilkan garis keturunan yaitu, ikan tulang rawan) dan
ikan tulang sejati (Osteichthyes).
Kelas Chondrichthyes (Ikan
Bertulang Rawan)
Ikan bertulang rawan yang paling awal adalah hiu yang tidak
jauh berbeda dengan hiu masa kini. Ikan hiu mempunyai
rahang yang berkembang dari kedua pasang pertama
lengkung insang. sepasang celah insang tidak diperlukan lagi.
Akan tetapi, lubang ini masih terdapat pada beberapa ikan
masa kini dan disebut spirakel. Kelompok ini merupakan
vertebrata rendah yang mempunyai tulang columna vertebralis
sempurna dan bentuknya terpisah satu sama lain juga sudah
mempunyai rahang yang dilengkapi beberapa pasang sirip.
Kelas Chondrichthyes (Ikan Bertulang Rawan)
Ciri dari kelas ini yaitu:
a) Kulit kuat dan diliputi oleh sisik tipe placoid,
terdapat banyak kelenjar mukosa.
b) masing-masing bagian sisi telah dilengkapi
dengan sirip.
c) Mulut terletak di sebelah ventral dari bagian
kepala dilengkapi oleh gigi-gigi yang kuat karena
sudah beremail.
d) Mempunyai nostril yang jumlahnya satu atau dua
buah yang biasanya tidak berhubungan dengan
cavum oris,
e) mempunyai mandibula dan disebut maxilla.
f) Mempunyai bentuk tubuh seperti torpedo, pipih
bulat dorsoventral. Pada ikan yang berbentuk
torpedo dilengkapi dengan pinae dorsalis (sirip
punggung), yang pada sebelah posteriornya
dilengkapi jari-jari keras sirip, sedangkan pada
bagian ventral terdapat sepasang pinae
pectoralis (sirip dada).
Kelas Chondrichthyes
(Ikan Bertulang Rawan)
Pada pinae analis terdapat suatu alat tambahan disebut
clasper yang berfungsi pada saat perkawinan, ini dimiliki
oleh ikan jantan. Bentuk pinae caudalis (sirip ekor) adalah
heterocercal.
mulut terletak melintang di sebelah anteriorm ventralis
pada bagian kepala. Mata sepasang terdapat di sebelah
dorsal dari mulut dan di sebelah mata terdapat nostril .
antara mulut dan pinae pectoralis dilengkapi dengan 6
buah celah insang, yang pada salah satu celah insangnya
mengalami modifikasi, baik fungsi maupun letaknya dan
disebut sebagai spiracle. Anus terletak di antara pinae
analis dan pinae dorsalis yang biasanya disebut sebagai
cloaca
Kelas Osteichthyes
(Ikan Bertulang Sejati)
Ikan-ikan ini dengan cepat (masih dalam zaman Devon tepecah menjadi
3 kelompok berbeda yaitu paleoniskoida, ikan paru-paru dan
krosopterigia. Jenis-jenis ikan yang termasuk dalam kelompok ini adalah
ikan-ikan yang sudah mempunyai tulang sejati.

Adapun ciri dari kelas ini sebagai berikut:


a) bernapas dengan insang
b) Kulit pada umumnya ditutupi oleh sisik dan banyak mengandung
kelenjar mukosa.
c) tipe-tipe sisiknya adalah sisik ganoid, cycloid, dan ctenoid, tetapi
ada beberapa spesies yang tidak bersisik.
d) Pada bagian tengah dari punggung terdapat sirip yang pada
umumnya disokong oleh jari-jari lemah atau jarijari keras.
Kelas Osteichthyes
(Ikan Bertulang Sejati)
e) Mulut pada umumnya terletak di bagian anterior dan bergigi,
terutama pada gigi rahang yang memperlihatkan pertumbuhan
yang baik.
f) pada bagian kepala dilengkapi juga dengan fovea nasalis atau
lubang hidung bagian luar, bentuk mata besar dan tidak
dilengkapi dengan kelopak mata.
g) Bentuk tubuhnya dapat bermacam-macam, tetapi pada
umumnya ikan kelompok ini mempunyai bentuk gelendong pipih
yang berarti ukuran tingginya dapat mencapai lebih dari lebarnya
sehingga apabila dilakukan pemotongan, penampang
melintangnya berbentuk oval.
2. Super Kelas Tetrapoda
Hewan-hewan yang termasuk dalam super kelas ini adalah
hewan-hewan yang berkaki empat (tetra= empat dan poda=
kaki). Super kelas tetrapoda dibagi dalam empat kelas, yaitu
sebagai berikut.

1. Kelas Amphibia
2. Kelas Reptilia
3. Kelas Aves
4. Kelas Mammalia
2. Super Kelas Tetrapoda
01
Kelas Amphibia
Hewan-hewan yang termasuk dalam super kelas ini
adalah hewan-hewan yang berkaki empat (tetra=
empat dan poda= kaki). Super kelas tetrapoda dibagi
02
dalam empat kelas, yaitu sebagai berikut. Kelas Reptilia

03
Kelas Aves

04
Kelas Mammalia
2. Super Kelas Tetrapoda
Amfibia merupakan perintis verebrata daratan Amfibia yang paling awal
adalah Diplovertebron, panjangnya ±60 cm. Beberapa contoh fosil berukuran
±2,5 cm. Amfibia ini hanya berjaya selama zaman Karbon. Bumi ditutupi oleh
rawa yang luas, kehidupan tumbuhan yang berlimpah, dan terdapat banyak
insekta untuk di makan oleh amfibia. Zaman ini sering disebut zaman
Amphiba. Zaman ini diikuti oleh suatu periode (Permian) ketika bumi menjadi
lebih dingin dan lebih kering. Penurunan kejayaan amfibi terjadi yang
berlangsung terus sampai sekarang. Pada waktu ini hanya tertinggal tiga
ordo ialah :
(1)katak dan bangkong (ordo Anura),
(2)(2) Salamander dan kadal air (newt) (ordo Urodela),
(3)(3) Sesilia (ordo Apoda), yang merupakan hewan seperti cacing dan
tanpa kaki. Karena tidak mempunyai kulit dan telur yang kedap air, maka tak
ada satu amfibia pun yang dapat menyesuaikan sepenuhnya dengan
keadaan daratan..
Kelas Amphibia
amphibia berasal dari kata amphi, artinya rangkap dan bios artinya kehidupan. Jadi,
dapat dikatakan bahwa amphibia adalah hewan yang hidup melalui dua fase
kehidupan, yaitu fase kehidupan di dalam air, keadaan ini pada umumnya disebut
fase larva atau dalam istilah yang lebih popular disebut berudu. Kemudian,
setelah fase di air selesai dilanjutkan fase kehidupan di darat. Amfibia yang paling
awal adalah Diplovertebron, panjangnya ±60 cm. Beberapa contoh fosil berukuran
±2,5 cm. Amfibia ini hanya berjaya selama zaman Karbon. Bumi ditutupi oleh rawa
yang luas, kehidupan tumbuhan yang berlimpah, dan terdapat banyak insekta
untuk di makan oleh amfibia. Zaman ini sering disebut zaman Amphiba. Zaman ini
diikuti oleh suatu periode (Permian) ketika bumi menjadi lebih dingin dan lebih
kering. Penurunan kejayaan amfibi terjadi yang berlangsung terus sampai sekarang
Kelas Amphibia
Pada waktu ini hanya tertinggal tiga ordo ialah : (1)
katak dan bangkong (ordo Anura), (2) Salamander dan
kadal air (newt) (ordo Urodela), (3) Sesilia (ordo
Apoda), yang merupakan hewan seperti cacing dan
tanpa kaki. Karena tidak mempunyai kulit dan telur
yang kedap air, maka tak ada satu amfibia pun yang
dapat menyesuaikan sepenuhnya dengan keadaan
daratan.

1. Katak (Rana sp.)


Tubuh katak bentuknya hampir serupa pada masing-
masing anggota katak, bentuknya menjadi lebih
pendek. Hal ini disebabkan katak tidak mempunyai
bagian ekor yang biasa disebut cauda
1.Katak (Rana sp.)
CIRI-CIRI KATAK:

a) Bagian caput ujungnya tumpul, tanpa dilengkapi dengan moncong yang


menonjol,
b) pada bagian ini juga memiliki rima oris (mulut) yang bentuknya lebar biasanya
berfungsi untuk memasukkan makanan.
c) Pada bagian dorsal dari moncong terdapat sepasang nares atau lubang
hidung yang kecil dan berfungsi dalam pernapasan.
d) Sepasang mata atau disebut juga organon visus yang bulat ukurannya cukup
besar dan bentuknya bulat menonjol.
e) Pada bagian dekat sebelah caudal dari organ mata terdapat bagian yang
membulat yang berupa kulit disebut membrana tympani.
f) . Adapun lubang cloaca terletak di bagian terakhir dari badan.
g) , tubuh katak mempunyai dua pasang extremitas, yaitu sepasang extremitas
anterior yang bentuknya pendek, tetapi mempunyai bagian-bagian yang jelas
karena dilengkapi dengan adanya persendian.
Organon visus atau mata dilengkapi juga Di antara jari-jari biasanya terdapat webs
dengan alat-alat, seperti: (selaput renang). Kemudian, pada bagian
• palpebra superior, yaitu berupa lipatan kulit belakang terdapat extremitas posterior
tebal pada bagian tepi atas dari mata; yang bentuknya lebih besar, bila
• palpebra inferior, yaitu berupa lipatan kulit dibandingkan dengan extremitas anterior.
tebal pada bagian tepi bawah dari mata; bagian-bagian dari extremitas posterior,
• membrana nictitans adalah berupa lipatan adalah:
kulit yang tipis dan transparan terletak pada • femur (paha);
bagian tepi bawah mata, ini dapat ditarik • crus (betis);
hingga dapat menutupi seluruh permukaan • pes (telapak kaki) yang terdiri atas
mata. metatarsus dan phalangus atau jari-jari
disebut juga sebagai digiti yang
jumlahnya 5 buah.
KELAS REPTIL

Reptilia adalah kelompok


hewan yang hidupnya bergerak dengan
cara merayap, oleh karena itu disebut juga
sebagai hewan melata. Reptilia juga
merupakan sekelompok hewan dari
vertebrata yang tempat hidupnya
menyesuaikan di tempat kering sehingga
proses penandukan kulit atau disebut
proses cornificatio dimaksudkan untuk
menjaga agar tidak banyak kehilangan
cairan tubuh.

Gambar garis evolusi pada reptilian


Reptilia berkembang dari amfibia pada zaman Karbon.
Kelebihan reptilia yang paling awal “Kotiloaurus”
terhadap amfibi adalah:
• Perkembangan telur yang bercangkang dan berisi
kuning telur (yolk) yang dapat diletakkan di tanah
tanpa kemungkinan menjadi kering
• Cangkang kedap air dan kedap terhadap sperma,
sehingga perkembangan telur yang bercangkang
terjadi bersamaan dengan perkembangan fertilisasi
internal.
• Embrio dilindungi oleh cairan yang terdapat dalam
amnion, mendapat makanan dari kantong kuning
telur (yolk), bernapas melalui korion dan alantois,
dan menyimpan limbah metabolisme di dalam
kantong yang dibentuk oleh alantois.
Fosil-fosil reptile tertua, ditemukan di bebatuan dari Nova Scotia,
berasal dari akhir periode karbon sekitar 310 juta tahun yang lalu. Salah
satu kelompok reptile pertama yang muncul ialah Parareptil, yang
sebagian besar merupakan herbivor kuadrupedal besar yang bertubuh
kekar. Beberapa parareptil memiliki lempengan pada kulitnya yang
mungkin telah digunakan untuk mempertahan diri dari predator.
Reptilia paling awal, yang kakinya pendek menjulur ke
samping tubuh, menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam air
dan hanya bertelur di darat sehingga mudah disembunyikan dari
mangsa. Seiring semakin keringnya zaman Permian, modifikasi lain
untuk hidup di daratan kering berevolusi. Perkembangan kulit kering
memungkinkan mereka untuk meninggalkan air dengan aman. Tetapi
kulit kering tidak dapat digunakan untuk respirasi
Penyempurnaan paru-paru dikembangkan Evolusi kelompok reptilia ini diikuti beberapa cabang
dengan pembesaran rongga rusuk. Sekat yang menghasilkan kadal dan ular (Ordo Squamata)
ventrikel mengurangi pencampuran darah dan sekelompok reptilian mirip kadal yang
yang mengandung oksigen dengan darah keturunannya masih ada (tetapi langkah) yaitu di
yang kurang oksigen sehingga Selandia Baru. Kadal masa kini pertama kali timbul di
memungkinkan efisiensi peredaran darah. periode Jura, merupakan penghuni penting gurun
Kotilosaurus mengalami radiasi adaptif pasir dan hutan daerah panas. Satu kelompok kadal
dan menghasilkan lima garis keturunan periode Kreta menjadi hewan meliang. Kaki-kaki
yang utama, yaitu: hewan ini akhirnya lenyap dan dengan demikian
terjadilah ular (sisa kaki belakang masih dapat
a) Pelikosaurus, ditemukan pada Boa dan Piton.
b) Penyu (Ordo Chelonia),
c) Plesisaurus dan Iktiosaurus,
d) Diapsida,
Tekodon merupakan cabang kedua dari reptilia darat yang
mengeksresikan asam urat. Lima ordo reptilia telah
berevolusi dari tekodon. Anggota dari radiasi adaptif yang
luar biasa ini sering disebut reptilia yang berkuasa karena
mereka mendominasi seluruh tanah dan udara selama sisa
era Mesozoikum. Buaya dan aligator (ordo Crocodilia)
meninggalkan lokomosi dengan dua kaki dari moyang
tekodonnya tetapi mempertahankan kaki belakang yang
besar.

Pada akhir periode Trias, muncul 2 ordo dari dinosaurus


yang masing-masing mengalami radiasi adaptif yang luar
biasa. Selama sisa era Mesozoikum bumi dihuni oleh
dinosaurus dar berbagai gambaran, ukuran dan bentuk.
Penemuan dan pemasangan fosil dinosaurus merupakan
cabang paleontologi yang palin aktif selama bertahun-tahun.
Kelas reptilia yang masih ada sekarang
terbagi menjadi 4 ordo, yaitu:

Ordo Ordo Ordo Ordo


Chelonia Rhynchocephalia Squamata Crocodilia
atau Loricata
Ordo Chelonia

Sebagai contoh ordo ini adalah penyu dan


kura-kura. Chelonia bentuk tubuhnya relatif
lebih pendek dan melebar biasanya
dilengkapi juga dengan dua pasang kaki
yang bersifat pentadactil artinya terdiri atas
lima jari-jari dengan kuku-kuku yang kuat.

Hewan-hewan dalam kelompok Chelonia


mempunyai ciri khas, yaitu adanya kulit
keras yang menutupi bagian dorsal
tubuhnya, bagian kulit itu disebut carapax,
sedangkan pada bagian ventral disebut
plastron.
Ordo Rhynchocephalia

Ordo rhynchocephalia hanya memiliki satu jenis saja, yaitu


Sphenodon punctatum yang hidup di New Zealand, oleh sebab itu
hewan tersebut sering disebut sebagai fosil hidup. Hal ini juga
karena hewan ini hanya satu-satunya dari ordo rhynchocephalia
dan sifatnya masih primitif terutama struktur tubuhnya sehingga
hewan ini dikatakan sebagai hewan yang tertua yang dikenal
sekarang.
Ordo Squamata

Hewan yang termasuk dalam ordo ini adalah kadal dan ular,
hewan ini diduga masih satu nenek moyang dengan
Sphenodon punctatum. Kulit ular dan kadal pada umumnya
diliputi oleh lapisan squama epidermal yang bentuknya sudah
menanduk, tetapi kadang-kadang di bagian bawahnya
disokong oleh lamina dermalis yang menulang. Adapun
lubang pelepasan hampir selalu berupa celah yang transversal.
Ordo Crocodilia atau Loricata

Crocodilia adalah merupakan kelompok reptilia tua yang masih ada


atau hidup sampai sekarang. Hewan ini umumnya mempunyai ekor
atau cauda yang memipih ke arah lateral dan mempunyai dua pasang
anggota badan atau extremitas yang bentuknya pendek. Extremitas
anterior dilengkapi dengan 5 digiti atau jari-jari, sedangkan extremitas
posterior hanya mempunyai 4 digiti atau jari-jari dan di antara digiti
terdapat selaput yang berfungsi untuk berenang. Membrana tympani
bentuknya menonjol ke luar, tetapi diliputi oleh lapisan kulit,
sedangkan mata, lubang hidung dan telinga terdapat pada garis lurus di
bagian ujung kepala. Bentuk kulit tebal dengan dilengkapi lamina
tulang yang letaknya di bawah lapisan tanduk pada sebelah dorsal dan
sebelah ventral tubuh.
Kelas Aves

Kelompok reptilia kedua yang mengudara mengembangkan suatu modifikasi yang tidak
terdapat pada pterosaurus yaitu bulu. Pertumbuhan bulu ini memberi permukaan bagi sayap
yang luas, ringan tetapi kuat. Bulu ini juga memberikan insulasi (penutup hangat) bagi tubuh,
sehingga membuatnya lebih kecil namun dapat mempertahankan suhu tubuh yang relatif tinggi
dan tetap meskipun di daratan beriklim dingin. Bulu menjadi penciri utama munculnya burung
pertama.
Penemuan fosil Archeopteryx dalam batuan zaman Jura merupakan salah satu contoh
yang terbaik dari “mata rantai yang hilang”. Hewan ini mempunyai bulu, dengan
demikian kita menyebutnya burung. Tetapi hubungannya dengan reptilian jelas. Sayap
yang agak rudimeter mempunyai cakar, dalam mulut terdapat gigi dan mempunyai ekor
yang panjang. Ciri-ciri reptilia ini tidak ditemui lagi pada burung-burung yang masih
hidup. Meskipun hewan ini pada akhir zaman Mesozoikum sudah mantap, tetapi pada
zaman Cenozoikum burung-burung ini mengalami radiasi adaptif yang luas. Jumlah
spesies yang besar dan distribusinya yang luas membuktikan keberhasilan mereka.
Banyak ciri burung merupakan adaptasi yang
memfasilitasi kemampuan terbang, termasuk
modifikasi peringan tubuh yang menjadikan
terbang lebih efisien. Misalnya, burung tidak
memiliki kandung kemih, dan betina dari
kebanyakan spesies burung hanya memiliki satu
ovarium. Gonad betina maupun jantan biasanya
berukuran kecil, kecuali pada saat musim kawin
yang ukurannya bisa membesar. Adaptasi
burung yang paling jelas untuk terbang adalah
sayap dan bulunya.
Kelas Mammalia
Mamalia merupakan kelompok hewan yang memiliki derajat tinggi dalam golongan hewan.
Hewan pada kelompok mamalia memiliki Glandula mammae yang dapat menghasilkan air
susu, untuk diberikan kepada anaknya. Hewan-hewan yang termasuk kedalam kelompok
ini, antara lain tikus, kelelawar, kucing, kera, ikan paus, kuda, kijang, sapi, kerbau, dan
lain-lain. Termasuk manusia atau Homo sapies.
Mamalia pertama timbul pada akhir zaman Trias dari moyang terapsida. Mereka
merupakan hewan kecil yang sangat aktif yang makanannya terutama terdiri atas insekta.
Kemampuan yang aktif ini berhubungan dengan kemampuannya untuk memelihara suhu
tubuh yang tetap (homeotermi). Hal ini berkaitan dengan perkembangan jantung beruang 4
dan pemisahan sempurna dari peredaran darah oksigen dan sistemik.
Evolusi mamalia yang paling awal berlangsung mulai beberapa jalur yang berbeda. Dari
kelompok tersebut hanya tiga yang sampai sekarang masih hidup, yaitu:
1) Monotremata, mamalia bertelur (Subkelas Prototheria)
2) Marsupialia, mamalia berkantung (Subkelas Metatheria)
3) Mamalia berplasenta (Subkelas Eutheria)
Masing-masing dibedakan dari cara merawat anak selama masa perkembangan embrio.
Monotremata tetap bertelur seperti moyang terapsidanya. Platipus paruh bebek dan pemakan
semut berduri (ekidna) merupakan satu-satunya monotremata yang ada di bumi sekarang.
Berikut ini, ciri-ciri khusus dari mamalia

1. Tubuh pada umumnya diliputi oleh rambut yang biasanya lepas secara periodik.
2. Mempunyai dua pasang anggota badan atau extremitas, kecuali pada anjing laut dan singa laut tidak
memiliki kaki belakang, setiap kaki dilengkapi dengan 5 jari-jari yang bentuknya bermacam-macam
sesuai dengan fungsinya, misalnya untuk berjalan, memanjat, membuat lubang, berenang, meloncat,
oleh karena itu jari-jari biasanya mempunyai kulit tanduk dan berbulu.
3. Pada caput atau bagian kepala terdapat rima oris (mulut) yang biasanya dibatasi oleh bibir atas atau
labium superior dan bibir bawah atau labium inferior.
4. Bagian truncus atau badan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu thorax atau bagian dada, abdomen
atau bagian perut, dorsum atau dorsal adalah bagian punggung, glutea adalah bagian pantat dan
bagian pireneum, yaitu daerah sempit antara lubang anus dan urogenitalis.
5. Penutup tubuh adalah berupa kulit lunak dan bentuknya tipis, kecuali pada bagian tertentu
mengalami proses penebalan dan cornifikasi, misalnya pada telapak tangan, pada telapak kaki.
Mamalia tergolong kedalam sekolompok amniota yang dikenal
sebagai Sinapsida. Sinapsida nonmamalia awal tidak memiliki
rambutm berjalan mengangkang dan bertelur. Karakteristik khas
sinapsida adalah sebuah temporal fenestra, lubang dibelakang
rongga mata, pada kedua sisi tengkorak.
Sinapsida berevolusi menjadi herbivor dan karnivora yang
berukuran besar selama periode perm. Walaupun bukan mamalia
sejati, sinapsida ini telah memperoleh sejumlah karakter turunan
yang membedakan dengan mamalia lain. Mereka berukuran kecil
an mungkin berambut dan mereka memakan serangga dimalam
hari.
C. Pola dan Struktur Tubuh
Vertebrata
Hewan vertebrata tidak mengikuti pola apapun dari pola hewan-hewan yang
sudah diketahui, baik pada hewan yang masih hidup maupun yang sudah punah.
Masing-masing subphylum berpencar asal-usulnya sekitar 600 juta tahun yang silam,
yaitu awal kambrium dan hanya beberapa sifat yang sama berkembang sesuai
kelompok.
Tata urutan taksa ditentukan bagi setiap hewan dari golongan yang paling tinggi
sampai golongan yang paling rendah, yaitu phylum, kelas, ordo, famili, genus, dan
spesies. Setiap hewan dapat dibedakan dari yang lainnya dengan menggunakan
penggolongan ini.
Penentuan derajat kekerabatan memerlukan kelompok hewan pada tingkat
hierarki tertentu. Spesies bukan suatu spesimen (contoh hewan) yang dipergunakan
untuk kriteria morfologi, tetapi sebagai dasar kekerabatan dari anggota-anggota yang
dapat berbiak silang.
Pengklasifikasian Vertebrata didasarkan,
antara lain:
1. Hewan-hewan yang digolongkan pada salah satu kategori/kelompok tertinggi (misal: kelas) relatif
sedikit mempunyai sifat kesamaan; sebaliknya kelompok hewan yang bersama-sama dalam satu
kategori yang rendah (misal: genus) relatif banyak memiliki sifat yang sama;
2. Semua kategori yang lebih kecil di dalam kelompok yang lebih besar berasal dari nenek moyang
yang sama;
3. Setiap takson besar cenderung lebih tua dalam asal-usulnya dari pada ratarata umur taksa yang lebih
kecil;
4. Takson yang relatif primitif telah didaftar lebih dulu dari urut-urutan serupa yang dinilai lebih maju.
Setiap kelompok hewan selalu ditempatkan berdampingan dengan kerabat dekatnya berdasarkan
ciri-ciri tertentu. Ini suatu pertanda bahwa mungkin hubungan kekerabatannya berdekatanpula. Jadi,
amphibia berkerabat dekat dengan ikan berangka tulang dalam klasifikasinya, dari pada
placodermata atau chondrichthyes yang dipisahkan oleh beberapa kelas lain.
Garis Besar Pendugaan Evolusi Vertebrata dalam Hubungannya dengan Umur
Zaman Geologi
D. Hubungan Pisces dengan Tetrapoda

Variasi sifat-sifat yang terdapat pada ikan paru-paru difusi lebih lanjut
menimbulkan dugaan oleh sebagian ilmuwan pro evolusi bahwa mereka
dianggap sebagai nenek moyang tetrapoda. Infrakelas Crossopterygii nenek
moyangnya mempunyai khoane (lubang hidung dalam), demikian pula paru-
paru yang fungsional dan peredaran darah yang sudah maju, tetapi
menyerupai amphibia awal, pola tulang tengkorak, dan struktur dalamnya
kompleks. Struktur sirip menunjukkan lebih dekat kepada kaki tetrapoda.
Crossopterygii ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Coelaranthii dan
Rhipidistia. Rhipidistia ini menjadi nenek moyang amphibia.
Hubungan Pisces dengan Tetrapoda
Tetrapoda adalah nenek moyang vertebrata yang menghuni daratan. Di luar lingkungan air, tubuh
tidak ramping lagi, leher menjadi lebih berguna sehingga kepala dapat berputar untuk mencari
makanan dan penglihatan tanpa bergerak berjalan. Anggota gerak diganti oleh tangan dan kaki yang
disokong oleh gelang bahu dan gelang panggul. Mata, telinga, dan hidung dapat berfungsi di udara.
Perkembangan telur semula disokong oleh lingkungan air untuk metabolisme. Pada tetrapoda
mempunyai cangkang dan selaput janin untuk melindungi dari kekeringan dan kerusakan mekanik.
Demikian pula struktur lain perlu mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan kehidupan di
darat termasuk perubahan fisiologis. Oleh karena itu, tetrapoda pertama, yaitu amphibia tidak
menyempurnakan perubahan-perubahan itu.
Daftar pustaka
Burhanudin Iqbal Andi. 2018. Vertebrata Laut. Yogyakarta: Deepublish CV Budi Utama.
Campbell at al. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hadikastowo. 1984. Anatomi Komparativa. Bandung: Alumni.
Hildebrand, M and G. Goslow. 1998. Analysis of Vertebrate Structure. 5ed. John
Willey & Sons.
Homberger, D.G. and W.F. Walker. 2003. Vertebrate Dissection. 9 edition.
Brokks Cole.
Kimbal, John W. 1999. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai