Anda di halaman 1dari 21

MENGKATEGORISASIKAN

KEANEKARAGAMAN
HAYATI DI INDONESIA
MATA KULIAH BIOLOGI KONSERVASI
Kelompok 8
SANTIKA EDYU
01 DESSY FITRIANI
(2224170097)
03 NOVITASARI
02 ANGGITA
(2224170099)
RIZKI
SETIANI
(2224170098)
1.
Hubungan Geologi dan
Ekologi dengan
Keanekaragaman Hayati
Hubungan Geologi dan Ekologi dengan
Keanekaragaman Hayati

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme denga


nlingkungannya. Sedangkan Geologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk
batuan, lapisan-lapisan batuan, dan fosil yang terdapat di dalam bumi.

INTRODUCTION
1. Pengaruh Ukuran Pulau Pada Kekayaan Jenis
Pulau-pulau  besar mempunyai jumlah spesies dengan tingkat endemisitas yang jauh
lebih tinggi,  tetapi korelasinya tidak begitu tampak  seperti  halnya pada kekayaan
spesies.  Jika korelasi ini dibuat untuk ukuran pulau, maka spesies endemik akan
berkorelasi negatif dengan kekayaan spesies dan berkorelasi positif dengan tingkat
isolasi.
Hubungan Geologi dan Ekologi dengan
Keanekaragaman Hayati

2. Ketinggian dan habitat


Bertambahnya ketinggian akan berakibat pada berkurangnya kelimpahan spesies. Pada
dataran rendah, komposisi komunitasnya  lebih kompleks dan keanekaragaman

INTRODUCTION
hayatinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan dataran tinggi.  Alhasil, faktor
ketinggian, bersama faktor lain seperti  iklim dan kesuburan tanah, sangat menentukan
kekayaan spesies pada  tingkat habitat. 
3. Lokasi Geografi
Indonesia mempunyai dua  biogeografi  utama:  Oriental dan Australia. Selama periode
Pleistosen, semua pulau-pulau dihubungkan oleh daratan sampai Asia.  Sedangkan Irian
dan Aru berhubungan dengan Australia. Hal ini terlihat dari hewan-hewan  liar di pulau-
pulau  sunda yang berbeda dengan yang ada di Aru dan Irian.
2.
inventarisasi dan
pengukuran
Keanekaragaman Hayati
inventarisasi dan pengukuran
Keanekaragaman Hayati

Inventarisasi keanekaragaman hayati adalah suatu kegiatan pengumpulan data dan


informasi untuk mengetahui kondisi populasi suatu jenis flora atau fauna dan termasuk
habitatnya.

Pengukuran nilai keanekaragaman hayati melibatkan pengukuran habitat (komunitas


vegetasi), pengukuran spesies, atau keduanya. Kualitas atau kondisi dapat diukur
dengan berbagai cara yang berbeda, tergantung pada habitat yang bersangkutan. Tidak
ada satu metode yang ‘cocok untuk semua’ yang berlaku untuk pengukuran kualitas
habitat karena sangat tergantung pada konteksnya. Pengukuran spesies bahkan lebih
bervariasi. Pengukuran kelimpahan mutlak dan indeks kelimpahan dapat berjalan efektif
dalam keadaan yang tepat. Pengukuran langsung nilai-nilai keanekaragaman hayati
seperti kelimpahan mutlak disebut sebagai pengukuran ‘hasil’ atau pengukuran ‘kondisi’.
METODE INVENTARISASI

Metode Inventarisasi Fauna

1. Pengumpulan data populasi jenis satwa

Kerapatan - Distribusi - Natalitas - Mortalitas - umur - Sex ratio - perilaku - habitat

2. Ukuran dan struktur populasi kondisi umur dan jenis kelamin

3. Keadaan habitat

4. Lokasi
METODE INVENTARISASI

Metode Sensus

Sensus satwa adalah perhitungan satwa dalam areal pada suatu waktu tertentu atau pada
interval waktu tetentu. Hal ini dilakukan karena segala yang ada di alam senantiasa
dinamis sepanjang waktu

Teknik Sensus

1. SENSUS LANGSUNG 2. SENSUS TIDAK LANGSUNG


1. SENSUS LANGSUNG
Perjumpaan secara langsung dengan satwa sehingg diperlukan pengetahuan pengenalan jenis
satwa dan tanda-tanda lainnya.

Metode sensus langsung meliputi :

1. Metode penghalauan (drive count)

2. Metode Persimpangan (cruising method)

3. Metode Transek (transec method)

4. Metode Point Sensus (point count)

5. Metode Konsentrasi (consentration method)


2. SENSUS TIDAK LANGSUNG
Menghitung satwa tanpa melihat langsung satwanya, penyensus hanya menghitung tanda-
tanda kehadiran satwa seperti jejak, suara, kotoran, bulu,dll.

Metode sensus tidak langsung meliputi :

1. Penghitungan sarang (nest count)

2. Penghitungan suara (call count)


3.
ancaman dan kerusakan
ekosistem di indonesia
ANCAMAN TERHADAP
EKOSISTEM

 Ancaman terhadap ekosistem adalah kepunahan


biologis (biological extinction).
 Kepunahan biologis terjadi ketika spesies tidak dapat
beradaptasi pada kondisi lingkungan yang baru.
 Beberapa kegiatan manusia menyebabkan kepunahan
spesies.
 Kepunahan suatu spesies, khususnya spesies kunci
(keystone species), dapat mengganggu keseimbangan
ekosistem.
PENYEBAB KEPUNAHAN
SPESIES

Penyebab yang mendasari Penyebab langsung

 Kehilangan habitat
 Pertumbuhan penduduk  Degradasi dan fragmentasi habitat
 Peningkatan pemanfaatan  Introduksi jenis asing
 Polusi
 Penilaian yang rendah terhadap  Perubahan iklim
modal alam  Penangkapan ikan yang berlebihan
 Perburuan
 kemiskinan  Penjualan hewan dan tanaman hias
 Pengendalian hama
ANCAMAN TERHADAP
EKOSISTEM TERESTRIAL

Gangguan Terhadap
Ekosistem Hutan

 Gangguan pembangunan jalan, pembukaan hutan, dan


pengembangan permukiman
 Gangguan kebakaran hutan (Kebakaran hutan tajuk dan kebakaran
permukaan)
 Konservasi hutan alam menjadi hutan tanaman dan kebun sawit
ANCAMAN TERHADAP
EKOSISTEM AKUATIK

Spesies akuatik terancam oleh :


 Kerusakan habitat
 Spesies invasif (ex: eceng gondok (Eichornia crassipes), ikan

piranha (Serrasalmus serrulatus), dan ikan alligator (Atractosteus


spatula),
 Polusi
 Perubahan iklim
 Eksploitasi berlebihan yang disebabkan oleh manusia
PENYEBAB KERUSAKAN
EKOSISTEM

Penyebab kerusakan lingkungan hidup yaitu akibat peristiwa alam contohnya letusan
gunung berapi, banjir, abrasi, tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, dan
tsunami dan akibat ulah manusia seperti seperti perusakan hutan dan alih fungsi hutan,
pertambangan, pencemaran udara, air, dan tanah dan lain sebagainya. Beberapa fakta
terkait tingginya kerusakan lingkungan di Indonesia akibat kegiatan manusia antara
lain:
1. Laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar/tahun yang mengakibatkan 21% dari 133 juta
hektar hutan Indonesia hilang. Hilangnya hutan menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam, dan terancamnya kelestarian flora
dan fauna.
PENYEBAB KERUSAKAN
EKOSISTEM

2. 30% dari 2,5 juta hektar terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan. Kerusakan
terumbu karang meningkatkan resiko bencana terhadap daerah pesisir, mengancam
keanekaragaman hayati laut, dan menurunkan produksi perikanan laut.
3. Tingginya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran
laut di Indonesia.
4. Ratusan tumbuhan dan hewan di Indonesia yang langka dan terancam punah. Menurut
catatan IUCN Redlist, sebanyak 76 spesies hewan Indonesia dan 127 tumbuhan berada
dalam status keterancaman tertinggi yaitu status Critically Endangered (Kritis), serta
205 jenis hewan dan 88 jenis tumbuhan masuk kategori Endangered, serta  557 spesies
hewan dan 256 tumbuhan berstatus Vulnerable.
Kerusakan ekosistem laut
Penyebab pencemaran dan kerusakan ekosistem laut diantaranya adalah sebagai berikut:

Pembuangan Limbah Industri Tumpukan Sampah

Pertambangan di Lepas Pantai Eksploitasi Ikan


CONTOH KERUSAKAN
EKOSISTEM

Sumber: Generasi3R-Wordpress.com
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai