Anda di halaman 1dari 2

Informasi keanekaragam hayati di dunia.

Keanekaragaman hayati tercermin dalam perbedaan warna, bentuk, ukuran, dan jumlahnya. Hayati itu
sendiri merupakan istilah yang dipakai untuk menjelaskan tentang keanekaragaman SDA (Sumber
Daya Alam) yang mencakup jumlah dari gen, spesies, maupun ekosistem di suatu tempat.
Keanekaragaman hayati tercermin dalam perbedaan warna, bentuk, ukuran, dan jumlahnya. Adapun
penjelasannya yakni sebagai berikut:

1. Perbedaan Warna
Keanekaragaman hayati tercermin melalui perbedaan warna. Contohnya seperti warna ikan cupang,
bunga anggrek, bunga mawar, dan lain-lain.

2. Perbedaan Ukuran
Keanekaragaman hayati juga dicerminkan melalui perbedaan ukuran. Contohnya ukuran hiu, kura-
kura, kadal, dan makhluk hidup lainnya yang bervariasi.

3. Perbedaan Bentuk
Perbedaan bentuk juga tercermin pada keanekaragaman hayati. Contohnya seperti bentuk kuda darat
tidak akan sama dengan kuda laut.

4. Perbedaan Jumlah
Keanekaragaman hayati di sejumlah tempat memiliki perbedaan jumlah. Hal ini bisa disebabkan karena
iklim, kondisi tanah, dan lain-lain.

5. Perbedaan Penampilan
Perbedaan penampilan pada keanekaragaman hayati dapat disebabkan oleh genetik atau ekosistem. Hal
ini juga mencakup sifat maupun teksturnya.

Apakah kalian tahu bahwa ada Hari Keanekaragam Hayati Internasional.


Hari Keanekaragaman Hayati Internasional adalah tanggal yang dibuat oleh
PBB dengan tujuan untuk menunjukkan kepada dunia pentingnya merawat
keanekaragaman hayati dunia. Dirayakan setiap tahun pada 22 Mei, tanggal ini
juga merupakan waktu untuk merefleksikan tindakan kita sehubungan dengan
alam dan bagaimana kita berdampak negatif terhadap keseimbangan planet ini.

Tingkatan Keanekaragaman Hayati


Tingkatan keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga jenis, di antaranya sebagai berikut:

1. Keanekaragaman Tingkat Gen


Keanekaragaman tingkat gen disebabkan oleh struktur gen dalam spesies
makhluk hidup. Jika susunannya berbeda, maka penampakannya juga
akan berbeda, baik dalam satu sifat ataupun keseluruhan.

2. Keanekaragaman Tingkat Spesies


Keanekaragaman pada tingkat spesies bisa dijumpai pada komunitas makhluk hidup dalam genus yang
sama di suatu tempat. Semakin jauh dari kehidupan manusia, maka tingkat keanekaragaman spesiesnya
akan semakin tinggi.

3. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem


Keanekaragaman ekosistem berkaitan kekayaan pada tipe habitat. Contohnya yakni Pulau Jawa
mempunyai berbagai ekosistem, seperti ekosistem mangrove, lautan pasir, padang rumput danau,
hutan, dan lain-lain.

Ancaman terhadap keanekaragaman hayati

Semua spesies penting dalam ekosistem tempat mereka ditemukan. Saat ini planet ini menderita
kehilangan keanekaragaman hayati. Masalah serius ini terkait, antara faktor-faktor lain, dengan
tindakan manusia. Menurut WWF, “hilangnya keanekaragaman hayati yang terjadi antara tahun 1970
dan 2000, sekitar 35%, hanya sebanding dengan peristiwa kepunahan massal yang terjadi hanya empat
atau lima kali selama miliaran tahun dalam sejarah Bumi”. Ini berarti bahwa manusia memiliki dampak
negatif yang sangat besar dan sangat penting bahwa langkah-langkah diambil untuk menghindari efek
berbahaya dari tindakan antropik.

Berikut adalah beberapa ancaman terhadap keanekaragaman hayati saat ini:

 Polusi: memicu serangkaian perubahan di lingkungan, yang dapat menghambat perkembangan


beberapa organisme di lokasi itu. Polusi air, misalnya, dapat memicu kematian beberapa spesies ikan,
tanaman air, ganggang dan spesies lainnya, sehingga mengurangi keanekaragaman hayati lokal.
 Pengenalan spesies eksotis: spesies eksotis adalah spesies yang berkembang di suatu wilayah yang
bukan wilayah kejadian alami mereka. Pengenalan spesies baru bisa sangat berbahaya, karena ketika
menemukan lingkungan yang cocok, tanpa predator alami, misalnya, mereka dapat berkembang biak
secara berlebihan dan bersaing dengan spesies asli, menghambat perkembangan mereka dan dapat
menyebabkan termasuk kepunahan.
 Deforestasi: menyebabkan perusakan habitat spesies yang tak terhitung jumlahnya. Dalam kasus
hewan, misalnya, mereka mungkin mencoba menjajah wilayah lain, tetapi mereka tidak selalu
menemukan tempat yang cocok untuk perkembangan mereka.
 Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan: masyarakat saat ini menonjol karena
konsumerisme yang besar, yang mengarah pada eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Menurut WWW, “data terbaru menunjukkan bahwa kita menggunakan sekitar 50% lebih banyak dari
apa yang kita miliki dalam sumber daya alam, yaitu, kita membutuhkan planet setengah untuk
mempertahankan gaya hidup kita saat ini”.
 Perubahan iklim: itu juga berdampak negatif terhadap makhluk hidup dan ekosistem planet kita.
Perubahan rezim hujan, intensifikasi beberapa peristiwa iklim, seperti badai, badai dan kekeringan
hebat, adalah beberapa masalah yang dipicu oleh perubahan iklim dan yang secara langsung dan
negatif mempengaruhi semua makhluk hidup di planet ini.

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai