Oleh
Dr. Ir. Pigoselpi Anas, MSi
Dosen Jurusan Penyuluhan Perikanan
Sekolah Tinggi Perikanan
I. Latar Belakang
II. Definisi dan Pengertian Sumberdaya
Keanekaragaman Hayati Laut
III. Potensi Sumber Daya Keanekaragaman
Hayati Laut Indonesia
IV. Peran Strategis Sumberdaya
Keanekaragaman Hayati Laut
I LATAR BELAKANG
I. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara maritim dan
kepulauan terbesar di dunia dikaruniai ekosistem
perairan tropis dengan keanekaragaman hayati
laut terbesar di dunia.
Tiga perempat (75%) wilayah Indonesia berupa
laut, yaitu seluas 5,8 juta km2 termasuk ZEEI (Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia)
Hanya 25% (1,9 juta km2) berupa daratan, dan
dalam wilayah daratpun, 28% nya berupa
ekosistem perairan (danau, sungai, waduk, dan
rawa).
Perairan laut merupakan tempat kehidupan bagi
beraneka ragam dan berjuta-juta makhluk
hidup.
Keanekaragaman Hayati Laut Indonesia berupa:
1. Ikan 8.500 spesies
Perairan Tawar
Lahan Darat (danau, waduk, sungai, rawa)
136 juta ha 54 juta ha
(72%) (28%)
Sumber daya Keanekaragaman Hayati Laut (KHL)
tersebut merupakan modal dasar atau aset utama
bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kedaulatan
bangsa.
Laut sangat berperan dalam mengatur siklus karbon
karena melalui proses fotosintesa fitoplankton yang
ada di laut:
1. Mampu menyerap 25% dari seluruh karbon
dioksida yang dihasilkan bumi;
2. Mampu menghasilkan 50% dari Oksigen bumi
yang digunakan untuk bernapas
Laut merupakan karunia yang menyediakan
sumberdaya bernilai sangat tinggi, dan merupakan
sumber protein utama bagi kehidupan manusia.
Sumber daya KHL bermanfaat sebagai:
1. Sumber ketahanan pangan bangsa,
2. Sumber bahan farmasi,
3. Kosmetik,
4. Biofuel,
5. Bahan baku berbagai jenis industri lain,
6. Pariwisata,
7. Plasma nutfah, dan
8. Jasa-jasa lingkungan.
Jika pemanfaatan sumberdaya KLH ini dapat dikelola
secara arif dan bijaksana, maka sumberdaya KLH ini
dapat menjadi sumber kemakmuran Bangsa
Indonesia
Namun, dibalik peran strategis itu, tekanan dan
ancaman terhadap keberlanjutan (sustainability)
sumber daya KHL Indonesia semakin besar dan
meluas.
Oleh sebab itu, diperlukan manajemen dan
teknologi yang lebih tepat dan benar dalam
pemanfaatannya, agar pemanfaatan sumber daya
KHL lebih optimal dan berkelanjutan.
Bagaimana pemanfaatan Sumberdaya
Keanekaragaman Hayati Laut yang optimal dan
berkelanjutan ?
DEFINISI DAN PENGERTIAN
II SUMBERDAYA KEANEKARAGAMAN
HAYATI LAUT
II. DEFINISI DAN PENGERTIAN SUMBERDAYA
KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT
2.1. Definisi dan Pengertian
1) Keanekaragaman hayati atau biological
diversity atau biodiversity merupakan istilah
yang digunakan untuk menerangkan
keragaman ekosistem dan berbagai bentuk
variabilitas tumbuhan, hewan, dan jasad
renik (mikroorganisme) yang terdapat di alam
(Dahuri, 2003).
2) Menurut WWF (1989), Keaneragaman Hayati
adalah: Kekayaan kehidupan di bumi yang
meliputi jutaan tanaman, hewan, dan
mikroorganisme beserta gen yang
dikandungnya, membagun ekosistem-ekosistem
yang menjadi lingkungan kehidupan.
Singkatnya, keanekaragaman hayati merupakan
hasil akhir dari proses evolusi yang telah
berlangsung sejak lama.
3) “Biodiversity is the diversity of life itself”
(“Keanekaragaman Hayati adalah
keanekaragaman dari kehidupan itu sendiri”)
(Wilson, 1992).
Dengan demikian Keanekaragaman Hayati
Mencakup tiga tingkatan:
1. Genetic Diversity (Keanekaragaman
Genetik)
2. Species Diversity (Keanekaragaman
Spesies)
3. Ecosystem Diversity (Keanekaragaman
Ekosistem)
Gambar Hierarki Keanekaragaman Hayati Pesisir dan Laut
Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem adalah: suatu satuan habitat di bumi yang
di dalamnya berlangsung interaksi antar komponen
biotik, dan antara komponen biotik dengan abiotik
yang membentuk suatu sistem, sehingga terjadi
pertukaran materi dan energi antara komponen
tersebut (Odum, 1971).
Keanekaragaman ekositem terjadi karena perbedaan
letak geografis, yang menyebabkan perbedaan iklim.
Perbedaan iklim menyebabkan perbedan temperatur,
curah hujan, intensitas cahaya matahari. Keadaan ini
akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora dan
fauna yang ada.
Keanekaragaman ekosistem (habitat) yaitu keragaman
yang dapat dikenali berdasarkan pada lingkungan
fisiknya. Contoh: Ekosistem mangrove, estuaria,
lamun, terumbu karang.
Kondisi fisik (abiotik) dari ekosistem akan menentukan
komposisi spesies dan komunitas yang hidup di
dalamnya.
Ekosistem laut berbeda satu dari yang lainnya tidak
hanya dalam hal komposisi spesies nya, tetapi juga
dalam struktur fisik (termasuk struktur yang dibentuk
oleh organisme) dan apa yang dikerjakan oleh spesies
dalam komunitas.
Contohnya: komposisi, struktur, dan fungsi dari ekosistem
mangrove, padang lamun (seagrass bed), terumbu karang
(coral reef), dan ekosistem estuaria adalah sangat berbeda
satu sama lain.
Keanekaragaman ekosistem laut tidak hanya terjadi antara
jenis ekosistem yang berbeda (seperti mangorve vs coral
reef), tetapi juga di dalam ekosistem yang sama terdapat
perbedaan.
Contoh: kondisi ekosistem mangrove di Pantura berbeda
dengan mangrove di Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan
Papua.
Perbedaan Kondisi fisik meyebabkan terjadinya perbedaan
keanekaragaman organisme di dalamnya.
Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman spesies (jenis) paling mudah
dipahami, dilihat dari jenis spesies yang ada.
Semakin banyak spesies organisme yang hidup
dalam suatu ekosistem, maka semakin tinggi
keanekaragaman spesiesnya.
Tinggi rendahnya keanekaragaman spesies di
suatu ekosistem secara kuantitatif dinyatakan
dengan Indeks keragaman (Diversity Index).
Keanekaragaman spesies (jenis) adalah
perbedaan-perbedaan pada berbagai
spesies makhluk hidup di suatu tempat.
Keanekaragaman spesies biasanya dijumpai
pada suatu tempat tertentu yang dihuni
oleh sekumpulan makhluk hidup dari
berbagai spesies (komunitas)
Contoh keanekaragaman spesies terumbu
karang dapat dijumpai berbagai jenis ikan,
kerang, rumput laut, ubur-ubur, ular air, dll
Kaidah Ekologi mengatakan, bahwa pada
umumnya ekosistem dengan indeks keragaman
spesies yang tinggi akan lebih stabil dari pada
ekosistem dengan indeks keragaman spesies
rendah, dengan kata lain semakin stabil suatu
ekosistem semakin tinggi Indeks keragaman
spesies nya.
DISKUSIKAN MENGAPA DAN CONTOH?
Variasi keanekaragaman spesies ditentukan oleh :
1. Posisi geografi,
2. Posisi perairan
Berdasarkan posisi geografis, keanekaragaman spesies di
perairan laut tropis jauh lebih besar dari pada di laut
dekat kutub (dingin).
Berdasarkan posisi perairan,
Perairan Indo-Pasifik Barat (terutama antara Philipina,
Indonesia, dan Australia Barat Laut) memiliki
keanekaragaman spesies tertinggi di dunia,
Perairan Pasifik Barat dan Atlantik Barat tingkat
keanekaragaman sedang.
Perairan Atlantik Timur memiliki tingkat
keanekaragaman terendah.
Berdasarkan penjelasan terdahulu maka:
1. Spesies adalah: kumpulan individu-individu sebagai
makhluk tunggal membentuk populasi
2. Populasi adalah: kumpulan individu sejenis
3. Komunitas adalah: kumpulan berbagai populasi
4. Ekosistem adalah: komunitas dengan lingkungan
hidup nya.
Keanekaragaman Genetik
Keanekaragaman Genetik adalah: variasi susunan gen
dalam satu spesies.
Variasi tersebut disebabkan oleh perbedaan susunan
empat pasang basa dari asam nukleat (adenin, guanin,
sitosin, dan timin), yang berfungsi sebagai pembentuk
kode genetik (sifat keturunan).
Keanekaragaman gen dalam satu spesies makhluk
hidup yang menimbulkan variasi disebut varietas.
Contoh ; spesies ikan mas terdapat variasi ikan mas koi,
Majalaya, dll
Variasi genetik baru, muncul akibat terjadinya mutasi
gen dalam kromosom.
Keanekaragaman genetik dapat terjadi secara alami
akibat perkawinan seksual, dapat juga secara buatan
dengan proses budidaya dengan rekayasa genetika
dengan teknologi rekombinan.
Masalah-masalah di bidang budidaya perikanan yang
dihadapi Indonesia, seperti spesies budidaya yang
rentan terhadap penyakit, laju pertumbuhan yang
lambat, kelangkaan benih bermutu, seharusnya dapat
diatasi dengan perbaikan genetik melalui penerapan
rekayasa genetika (genetic engineering) biota laut.
Dengan stok plasma nutfah (genetik resources)
kelautan yang sangat besar dan beragam, melalui
rekayasa genetika seharusnya kita mampu
memproduksi induk dan benih unggul yang
merupakan kunci keberhasilan usaha perikanan
budidaya.
Seiring dengan perubahan lingkungan yang
semakin ekstrem (global climate change)
maka konservasi Keanekaragaman hayati pada
tingkatan genetik menjadi sangat penting
(urgent).
Ekosistem Laut Tropis Utama
Padang Lamun
Mangrove
Padang Lamun
Padang lamun di
Indonesia tersebar di
Jawa, Sumatera, Bali,
Nusa Tenggara,
Kalimantan, Sulawesi,
Maluku dan Papua
Dari sekitar 60 jenis
lamun yang dikenal di
dunia, Indonesia
mempunyai sekitar 13
jenis