Anda di halaman 1dari 67

MK.

KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT


Oleh
Cut Meurah Nurul ‘Akla, S.Kel., M.Tr.Pi
Dosen Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh

Program Studi Ilmu Kelautan


Fakultas Pertanian
Universitas Malikussaleh
KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT MATERI 4
(EMPAT) KALI PERTEMUAN
1. PERAN STRATEGIS SUMBER DAYA
KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT BAGI
KEMAJUAN, KESEJAHTERAAN, DAN KEDAULATAN
BANGSA INDONESIA.
2. MANAJEMEN PEMANFAATAN SUMBER DAYA
KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT SECARA
OPTIMAL DAN BERKELANJUTAN
3. TEKNIK VALUASI EKONOMI EKOSISTEM PESISIR
DAN LAUTAN
4. KONSERVASI EKOSISTEM PESISIR DAN LAUTAN
PERAN STRATEGIS SUMBER DAYA
KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT
BAGI KEMAJUAN, KESEJAHTERAAN, DAN KEDAULATAN
BANGSA INDONESIA
(Materi-1)
MK. Keanekaragaman Hayati Laut

Oleh
Dr. Ir. Pigoselpi Anas, MSi
Dosen Jurusan Penyuluhan Perikanan
Sekolah Tinggi Perikanan

Program Pasca Sarjana


Sekolah Tinggi Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
OUTLINE KULIAH-1

I. Latar Belakang
II. Definisi dan Pengertian Sumberdaya
Keanekaragaman Hayati Laut
III. Potensi Sumber Daya Keanekaragaman
Hayati Laut Indonesia
IV. Peran Strategis Sumberdaya
Keanekaragaman Hayati Laut
I LATAR BELAKANG
I. LATAR BELAKANG
 Indonesia merupakan negara maritim dan
kepulauan terbesar di dunia dikaruniai ekosistem
perairan tropis dengan keanekaragaman hayati
laut terbesar di dunia.
 Tiga perempat (75%) wilayah Indonesia berupa
laut, yaitu seluas 5,8 juta km2 termasuk ZEEI (Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia)
 Hanya 25% (1,9 juta km2) berupa daratan, dan
dalam wilayah daratpun, 28% nya berupa
ekosistem perairan (danau, sungai, waduk, dan
rawa).
 Perairan laut merupakan tempat kehidupan bagi
beraneka ragam dan berjuta-juta makhluk
hidup.
 Keanekaragaman Hayati Laut Indonesia berupa:
1. Ikan 8.500 spesies

2. Rumput laut 555 spesies

3. Biota terumbu karang 950 spesies


 Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki Keanekaragaman Hayati Laut tertinggi
di dunia.
 Keanekaragaman hayati laut tersebut terwujud
dalam bentuk keanekaragaman ekosistem,
spesies, dan genetik.
 DISKUSI:
1. MENGAPA INDONESIA MEMPUNYAI
KEANEKARAGAMAN HAYATI YANG TINGGI?
2. APA SAJA KEKAYAAN DAN KEANEKARAGAMAN
SUMBERDAYA ALAMNYA?
INDONESIA NEGARA MARITIM DAN KEPULAUAN
TERBESAR DI DUNIA
• Lebih dari 17.500 Pulau
• Garis pantai terpanjang kedua di dunia (95.181 km)
• Garis pantai produktif terpanjang di dunia

Luas Darat Luas Laut


1,9 juta km2 = 190 juta ha 5,8 juta km2
(25%) (75%)

Perairan Tawar
Lahan Darat (danau, waduk, sungai, rawa)
136 juta ha 54 juta ha
(72%) (28%)
 Sumber daya Keanekaragaman Hayati Laut (KHL)
tersebut merupakan modal dasar atau aset utama
bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kedaulatan
bangsa.
 Laut sangat berperan dalam mengatur siklus karbon
karena melalui proses fotosintesa fitoplankton yang
ada di laut:
1. Mampu menyerap 25% dari seluruh karbon
dioksida yang dihasilkan bumi;
2. Mampu menghasilkan 50% dari Oksigen bumi
yang digunakan untuk bernapas
 Laut merupakan karunia yang menyediakan
sumberdaya bernilai sangat tinggi, dan merupakan
sumber protein utama bagi kehidupan manusia.
 Sumber daya KHL bermanfaat sebagai:
1. Sumber ketahanan pangan bangsa,
2. Sumber bahan farmasi,
3. Kosmetik,
4. Biofuel,
5. Bahan baku berbagai jenis industri lain,
6. Pariwisata,
7. Plasma nutfah, dan
8. Jasa-jasa lingkungan.
 Jika pemanfaatan sumberdaya KLH ini dapat dikelola
secara arif dan bijaksana, maka sumberdaya KLH ini
dapat menjadi sumber kemakmuran Bangsa
Indonesia
 Namun, dibalik peran strategis itu, tekanan dan
ancaman terhadap keberlanjutan (sustainability)
sumber daya KHL Indonesia semakin besar dan
meluas.
 Oleh sebab itu, diperlukan manajemen dan
teknologi yang lebih tepat dan benar dalam
pemanfaatannya, agar pemanfaatan sumber daya
KHL lebih optimal dan berkelanjutan.
 Bagaimana pemanfaatan Sumberdaya
Keanekaragaman Hayati Laut yang optimal dan
berkelanjutan ?
DEFINISI DAN PENGERTIAN
II SUMBERDAYA KEANEKARAGAMAN
HAYATI LAUT
II. DEFINISI DAN PENGERTIAN SUMBERDAYA
KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT
2.1. Definisi dan Pengertian
1) Keanekaragaman hayati atau biological
diversity atau biodiversity merupakan istilah
yang digunakan untuk menerangkan
keragaman ekosistem dan berbagai bentuk
variabilitas tumbuhan, hewan, dan jasad
renik (mikroorganisme) yang terdapat di alam
(Dahuri, 2003).
2) Menurut WWF (1989), Keaneragaman Hayati
adalah: Kekayaan kehidupan di bumi yang
meliputi jutaan tanaman, hewan, dan
mikroorganisme beserta gen yang
dikandungnya, membagun ekosistem-ekosistem
yang menjadi lingkungan kehidupan.
Singkatnya, keanekaragaman hayati merupakan
hasil akhir dari proses evolusi yang telah
berlangsung sejak lama.
3) “Biodiversity is the diversity of life itself”
(“Keanekaragaman Hayati adalah
keanekaragaman dari kehidupan itu sendiri”)
(Wilson, 1992).
 Dengan demikian Keanekaragaman Hayati
Mencakup tiga tingkatan:
1. Genetic Diversity (Keanekaragaman
Genetik)
2. Species Diversity (Keanekaragaman
Spesies)
3. Ecosystem Diversity (Keanekaragaman
Ekosistem)
Gambar Hierarki Keanekaragaman Hayati Pesisir dan Laut
Keanekaragaman Ekosistem
 Ekosistem adalah: suatu satuan habitat di bumi yang
di dalamnya berlangsung interaksi antar komponen
biotik, dan antara komponen biotik dengan abiotik
yang membentuk suatu sistem, sehingga terjadi
pertukaran materi dan energi antara komponen
tersebut (Odum, 1971).
 Keanekaragaman ekositem terjadi karena perbedaan
letak geografis, yang menyebabkan perbedaan iklim.
Perbedaan iklim menyebabkan perbedan temperatur,
curah hujan, intensitas cahaya matahari. Keadaan ini
akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora dan
fauna yang ada.
 Keanekaragaman ekosistem (habitat) yaitu keragaman
yang dapat dikenali berdasarkan pada lingkungan
fisiknya. Contoh: Ekosistem mangrove, estuaria,
lamun, terumbu karang.
 Kondisi fisik (abiotik) dari ekosistem akan menentukan
komposisi spesies dan komunitas yang hidup di
dalamnya.
 Ekosistem laut berbeda satu dari yang lainnya tidak
hanya dalam hal komposisi spesies nya, tetapi juga
dalam struktur fisik (termasuk struktur yang dibentuk
oleh organisme) dan apa yang dikerjakan oleh spesies
dalam komunitas.
 Contohnya: komposisi, struktur, dan fungsi dari ekosistem
mangrove, padang lamun (seagrass bed), terumbu karang
(coral reef), dan ekosistem estuaria adalah sangat berbeda
satu sama lain.
 Keanekaragaman ekosistem laut tidak hanya terjadi antara
jenis ekosistem yang berbeda (seperti mangorve vs coral
reef), tetapi juga di dalam ekosistem yang sama terdapat
perbedaan.
 Contoh: kondisi ekosistem mangrove di Pantura berbeda
dengan mangrove di Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan
Papua.
 Perbedaan Kondisi fisik meyebabkan terjadinya perbedaan
keanekaragaman organisme di dalamnya.
Keanekaragaman Spesies
 Keanekaragaman spesies (jenis) paling mudah
dipahami, dilihat dari jenis spesies yang ada.
 Semakin banyak spesies organisme yang hidup
dalam suatu ekosistem, maka semakin tinggi
keanekaragaman spesiesnya.
 Tinggi rendahnya keanekaragaman spesies di
suatu ekosistem secara kuantitatif dinyatakan
dengan Indeks keragaman (Diversity Index).
 Keanekaragaman spesies (jenis) adalah
perbedaan-perbedaan pada berbagai
spesies makhluk hidup di suatu tempat.
 Keanekaragaman spesies biasanya dijumpai
pada suatu tempat tertentu yang dihuni
oleh sekumpulan makhluk hidup dari
berbagai spesies (komunitas)
 Contoh keanekaragaman spesies terumbu
karang dapat dijumpai berbagai jenis ikan,
kerang, rumput laut, ubur-ubur, ular air, dll
 Kaidah Ekologi mengatakan, bahwa pada
umumnya ekosistem dengan indeks keragaman
spesies yang tinggi akan lebih stabil dari pada
ekosistem dengan indeks keragaman spesies
rendah, dengan kata lain semakin stabil suatu
ekosistem semakin tinggi Indeks keragaman
spesies nya.
 DISKUSIKAN MENGAPA DAN CONTOH?
 Variasi keanekaragaman spesies ditentukan oleh :
1. Posisi geografi,
2. Posisi perairan
 Berdasarkan posisi geografis, keanekaragaman spesies di
perairan laut tropis jauh lebih besar dari pada di laut
dekat kutub (dingin).
 Berdasarkan posisi perairan,
 Perairan Indo-Pasifik Barat (terutama antara Philipina,
Indonesia, dan Australia Barat Laut) memiliki
keanekaragaman spesies tertinggi di dunia,
 Perairan Pasifik Barat dan Atlantik Barat tingkat
keanekaragaman sedang.
 Perairan Atlantik Timur memiliki tingkat
keanekaragaman terendah.
 Berdasarkan penjelasan terdahulu maka:
1. Spesies adalah: kumpulan individu-individu sebagai
makhluk tunggal membentuk populasi
2. Populasi adalah: kumpulan individu sejenis
3. Komunitas adalah: kumpulan berbagai populasi
4. Ekosistem adalah: komunitas dengan lingkungan
hidup nya.
Keanekaragaman Genetik
 Keanekaragaman Genetik adalah: variasi susunan gen
dalam satu spesies.
 Variasi tersebut disebabkan oleh perbedaan susunan
empat pasang basa dari asam nukleat (adenin, guanin,
sitosin, dan timin), yang berfungsi sebagai pembentuk
kode genetik (sifat keturunan).
 Keanekaragaman gen dalam satu spesies makhluk
hidup yang menimbulkan variasi disebut varietas.
 Contoh ; spesies ikan mas terdapat variasi ikan mas koi,
Majalaya, dll
 Variasi genetik baru, muncul akibat terjadinya mutasi
gen dalam kromosom.
 Keanekaragaman genetik dapat terjadi secara alami
akibat perkawinan seksual, dapat juga secara buatan
dengan proses budidaya dengan rekayasa genetika
dengan teknologi rekombinan.
 Masalah-masalah di bidang budidaya perikanan yang
dihadapi Indonesia, seperti spesies budidaya yang
rentan terhadap penyakit, laju pertumbuhan yang
lambat, kelangkaan benih bermutu, seharusnya dapat
diatasi dengan perbaikan genetik melalui penerapan
rekayasa genetika (genetic engineering) biota laut.
 Dengan stok plasma nutfah (genetik resources)
kelautan yang sangat besar dan beragam, melalui
rekayasa genetika seharusnya kita mampu
memproduksi induk dan benih unggul yang
merupakan kunci keberhasilan usaha perikanan
budidaya.
 Seiring dengan perubahan lingkungan yang
semakin ekstrem (global climate change) 
maka konservasi Keanekaragaman hayati pada
tingkatan genetik menjadi sangat penting
(urgent).
Ekosistem Laut Tropis Utama

Terumbu Karang Hutan Mangrove

Padang Lamun
Mangrove
Padang Lamun

 Padang lamun di
Indonesia tersebar di
Jawa, Sumatera, Bali,
Nusa Tenggara,
Kalimantan, Sulawesi,
Maluku dan Papua
 Dari sekitar 60 jenis
lamun yang dikenal di
dunia, Indonesia
mempunyai sekitar 13
jenis

Source: UNEP-WCMC, 2001


 Luas total padang lamun di Indonesia semula diperkirakan
30.000 km2, tetapi diperkirakan kini telah menyusut sebanyak 30
– 40 %.
Sumber: www.seagrass-indonesia.oseanografi.lipi.go.id 5/11/2010
PERAN STRATEGIS SUMBER DAYA
III KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT
INDONESIA
3.1. Tatanan Laut Dunia
 Wilayah laut Indonesia merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari laut dunia. Sebab, masa air laut
dunia dari satu lokasi (wilayah) saling berhubungan
dengan masa air laut dari lokasi lainnya membentuk
satu kesatuan massa air laut yang saling sinambung (a
single continuous body of water) (Thurman and
Trujillo, 2002).
 Laut dunia luasnya sekitar 361 juta km2, yang
menutupi 71% dari seluruh permukaan bumi (510 juta
km2), terdiri dari: (1) samudera/lautan (ocean), (2)
laut (sea), (3) selat (strait), dan (4) teluk (gulfs).
 Samudera yang dimaksud adalah: (1) Pasifik, (2)
Hindia, (3) Atlantik, (4) Artika, dan (5) Antartika.
Samudera Artika terdapat di Kutub Utara, sedangkan
Samudera Antartika di Kutub Selatan.
 Contoh laut adalah: Laut Cina Selatan, Laut Jawa, Laut
Sulawesi, Laut Arafura, Laut Andaman, Laut Utara (the
North Sea), Laut Mediterania, Laut Bering, dan Laut
Kaspia.
 Contoh selat: Selat Malaka, Selat Sunda, S. Lombok, S.
Makasar, dan S. Gibraltar.
 Contoh teluk: Teluk Tomini, T. Kendari, T.
Cenderawasih, dan T. Meksiko.
 Wilayah laut suatu negara dapat
diklasifikasikan berdasarkan pada tiga aspek:
1. Biogeografi,
2. Biofisik,
3. Hukum.
Pewilayahan Laut Berdasarkan Biogeografi
 Secara biogeografi, perairan laut dunia dibagi menjadi 18
wilayah laut.
 Salah satunya adalah wilayah-13 (wilayah laut Asia Timur)
yang mencakup: (1) Laut Andaman, (2) Selat Malaka, (3)
Selat Singapura, (4) Laut Cina Selatan, (5) Laut Jawa, Laut
Flores, (6) Laut Banda, (7) Laut Arafura, (8) Laut Timor, (9)
Laut Sulawesi, (10) Laut Sulu, dan (11) Laut Pilipina.
 Dalam wilayah-13 ini terdapat perairan laut dangkal
(paparan benua/continental shelf) dan laut jeluk (laut
dalam). Karakteristik lain dari wilayah-13 adalah wilayah
laut dunia yang paling banyak memiliki pulau-pulau kecil.
Pewilayahan Laut Berdasarkan Biofisik
 Berdasarkan pada aspek biofisik, perairan laut dibagi
menurut dimensi vertikal dan horizontal.
 Secara horizontal (dari pantai ke laut lepas),
1) Zona neritik (dangkal) yang meliputi massa
(badan) perairan yang terletak di atas paparan
benua dan masih dipengaruhi oleh pasang surut
(pesisir, laut dangkal)
2) Zona oseanik (dalam) yang mencakup semua
perairan laut terbuka (laut lepas, laut dalam) di
luar paparan benua.
 Secara vertikal (dari permukaan ke dasar laut):
1) Zona fotik yang meliputi kolom peraian laut
yang masih mendapatkan cahaya matahari.
2) Zona afotik adalah kolom perairan laut yang
tidak mendapatkan cahaya matahari, dan
terletak di bawah zona fotik.
 Batas bawah zona fotik tergantung pada sejauh
mana cahaya matahari mampu menembus kolom
perairan laut, dan biasanya bervariasa bergantung
pada tingkat kejernihan/kekeruhan perairan laut.
 Pada umumnya, batas paling bawah zona fotik
wilayah-wilayah peraian laut dunia terletak pada
kedalaman laut antara 100 – 150 m.
 Istilah lain untuk zona fotik adalah zona epipelagik,
yang berarti wilayah perairan laut yang merupakan
tempat berlangsungya proses produksi primer
(fotosintesa fitoplankton/mikroalga, makroalga,
dan tumbuhan hijau laut lainnya).
 Selanjutnya, zona afotik dibagi lagi menjadi empat
zona: (1) mesopelagik, (2) batipelagik, (3) abisal
pelagik, dan (4) hadal pelagik.
 Zona mesopelagik merupakan zona paling atas dari
zona afotik higga kedalaman isoterm 100C, yang
biasanya terletak pada kedalaman 700 – 1.000 m.
 Zona batipelagik merupakan zona kolom perairan laut
yang terletak pada kedalaman dimana suhu peraian
laut antara 100C – 40C, yang biasanya pada kedalaman
dari 700 – 1.000 m sampai 2.000 – 4.000 m.
 Zona abisal pelagik terletak di kolom perairan laut dari
kedalaman 2.000 – 4.000 m hingga 6.000 m.
 Zona hadal pelagik adalah zona bentik dan laut dalam
dengan kedalaman lebih dari 6.000 m, seperti palung
Laut Banda, dan Mariana di wilayah perairan laut
Pilipina.
Pewilayahan Laut Berdasarkan Aspek Hukum
 Berdasarkan pada aspek hukum pewilayahan laut
mengacu pada Konvensi PBB tentang Hukum Laut
(UNCLOS = United Nations Convention on the Law
of the Sea) 1982, yang memperoleh hak mengelola
Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) seluas 200 mil laut
diluar wilayahnya.
 Undang-Undang No.17 tanggal 31 Desember 1985
tentang pengesahan UNCLOS. Penetapan ZEEI
mencapai jarak 200 mil, diukur dari garis dasar
wilayah Indonesia ke arah laut lepas.
 Berdasarkan UNCLOS laut dibagi menjadi 8 (delapan)
zonasi pengaturan hokum laut:
1. Perairan pedalaman (internal waters),
2. Perairan kepulauan (archipelagic waters) 3.
3. Laut teritorial (teritorial waters),
4. Zona tambahan (contiguous zone),
5. Zona ekonomi eksklusif (Exclusive Economic Zone),
6. Landas kontinen (continental shelf),
7. Laut lepas (high sea),
8. Laut internasional (international seabed area)
3.2. Pewilayahan Laut Indonesia
 Secara garis besar wilayah peraian Laut Indonesia
dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe utama:
1. Perairan laut dangkal di wilayah barat
(Paparan Sunda);
2. Perairan laut dangkal di wilayah timur
(Paparan Sahul);
3. Laut dalam (Laut Jeluk) seperti Selat Makasar,
Laut Banda, Selat Bali, Laut Flores, Laut
Sulawesi, dan Laut Maluku.
 Wilayah perairan laut Segi Tiga Indo-Malaysia yang
meliputi sebagian besar wilayah laut Asia Tenggara
dan Papua Nugini merupakan pusat distribusi
(kehidupan) biota laut bagi perairan-perairan di
sekitarnya (Ekman, 1953).
 Hasil berbagai penelitian dari sejumlah ahli biologi dan
ekologi laut ternama di dunia, menemukan bahwa
ternyata wilayah Segi Tiga Terumbu Karang (Coral
Triangle Region/CTR) merupakan wilayah laut dengan
KHL tertinggi di dunia.
 Semakin jauh dari CTR, suatu wilayah laut memiliki
KHL yang semakin rendah (Allen, 2002)
 Enam negara anggota CTI (Coral Triangle Initiative) yakni Indonesia, Malaysia,
Filipina, Papua Nuigini, Kepulauan Solomon dan Timor Leste
Potensi Sumber Daya KHL dan Ekonomi CTR

 Luas wilayah: 75.000 km2.


 Tempat hidup berbagai biota laut : > 500 spesies
corals (75% dari spesies coral di laut dunia) dan
3.000 spesies ikan.
 Nursery ground utama dari ikan laut dunia 
sekitar 30% produksi ikan tuna dunia berasal dari
CTR.
 Sumber makanan dan kehidupan bagi lebih dari
120 juta orang yang tinggal di negara-negara CTR
(50% nya tergantung pada perikanan).
 Sumber bahan baku untuk industri makanan
dan minuman, farmasi, kosmetik, kertas,
biofuel, dan berbagai jenis industri lainnya.
 Sebagai lokasi rekreasi dan industri pariwisata
pantai dan bahari yang bernilai tinggi.
 Sebagai pusat plasma nutfah (genetic
resources) dan fungsi-fungsi penunjang
kehidupan (life-supporting functions) lainnya
(lihat Peta berikut).
The Coral Triangle, cover around 75,000 sq.km. areas of six countries: Indonesia, the
Philippines, Malaysia, PNG, Solomon Islands, and Timor Leste, as home more than 500
coral species, 3000 fish, support about 120 million coastal communities. The Coral
Triangle Initiative was declared during the APEC meeting in Sydney, September 9, 2007.
Tabel. Keanekaragaman Hayati Laut Indonesia Pada Level Spesies
Kelompok Utama Kelompok Jumlah Spesies Sumber
Alga hijau 196 Van Bosse, 1928
Alga coklat 134 Van Bosse, 1928
Tumbuhan Alga merah 452 Van Bosse, 1928
Lamun 12 Kiswara (kom. Pribadi)
Mangrove 38 Soegiarto & Pollunin, 1981
Scleratinians* 350 Best et al, 1980
Karang Soft corals 210 Diperkirakan
Gorgonians 350 Diperkirakan
Sponge Desmospongia 700-850 Tanaka et al, 2002
Gastropoda 1,500 Kastoro (kom.pribadi)
Moluska
Bivalvia* 1,000 Valentine, 1971
Stomatopoda 102 Moosa (kom. pribadi)
Krustasea
Brachyura 1,400 (diperkirakan) Moosa
Crinodea* 91 Clark and Rowe, 1971
Asteroidea* 87 Clark and Rowe, 1971
Echinodermata Ophiuroidea* 142 Clark and Rowe, 1971
Echinoidea* 284 Clark and Rowe, 1971
Holothuridea* 141 Clark and Rowe, 1971
Ikan Ikan daerah pesisir >2,000 Bleeker, 1859
Penyu
Reptil 6 Marquez, 1990
Buaya
Burung Burung Laut* 148 Diperkirakan
Paus dan Dolphin 29 Suwelo, 1988
Mamalia Laut
Dugong 1 Soegiarto & Pollunin, 1981

Sumber: Dahuri (2003)


Keterangan: (*) di perairan Indonesia dan sekitarnya
Keanekaragaman Hayati Laut Indonesia Pada
Level Ekosistem :
 Terumbu karang:
1. Luas terumbu karang Indonesia sekitar
85.000 km2 atau 18% total luas terumbu
karang dunia (600.000 km2).
2. Luas terumbu karang Indonesia merupakan
terluas kedua di dunia setelah Australia (The
Great Barrier Reef).
3. Sekitar 85% spesies terumbu karang dunia
berada di Laut Indonesia.
 Lamun:
1. Sebanyak 12 spesies dari 20 spesies lamun
yang dijumpai di perairan laut Asia Tenggara
berada di Laut Indonesia.
2. Philipina memiliki 16 spesies lamun dan
Australia Barat 17 spesies.
3. Jenis lamun yang paling banyak dijumpai
adalah: Halophila (lamun senduk); Thalassia;
Enhalus; dan Cymodocea.
4. Keanekaragaman Hayati lamun yang paling
tinggi di Indonesia terdapat di Teluk Flores dan
Lombok.
5. Padang lamun sering berasosiasi dengan flora
dan fauna lainnya seperti algae, moluska,
krustasea, ekinodermata, dan berbagai jenis
ikan lainnya.
 Mangrove:
1. Indonesia merupakan tempat mangrove terluas
di dunia, diperkirakan 3,5 juta ha atau sekitar
23% total luas mangrove dunia.
2. Brazil 1,3 juta ha; Nigeria 1,1 juta ha dan
Australia 0,97 juta ha (Spalding, 1996).
3. Indonesia memiliki keragaman jenis mangrove
tertinggi di dunia, tercatat 202 jenis tumbuhan
mangrove, meliputi:
 89 jenis pohon
 5 jenis palma
 19 jenis pemanjat
 44 jenis herba tanah
 44 jenis epifit
 1 jenis paku
4. Dari 202 jenis mangrove yang terdapat di
Indonesia tersebut, sebanyak 43 jenis
merupakan mangrove sejati (true
mangrove).
5. Di seluruh dunia, tercatat sebanyak 60
jenis tumbuhan mangrove sejati (Saenger,
1983).
 Estuaria:
1. Contoh Estuaria: muara sungai, teluk, dan
rawa pasang surut.
2. Pada dasarnya terdapat 3 kelompok fauna
(hewan) yang hidup di ekosistem Estuaria
yaitu:
 Fauna Laut
 Fauna Perairan Tawar
 Fauna Perairan Payau
4. Spesies asli estuaria adalah: ikan belanak ,
belodok, kepiting bakau, kerang darah.
5. Keanekaragaman spesies yag hidup di
ekosistem estuaria pada umumnya jauh lebih
sedikit dibandingkan dengan ekosistem
lainnya. ??????????
FUNGSI DAN MANFAAT
IV KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT
 Keanekaragan Hayati Laut dapat merefleksikan potensi
ekonomi perairan laut tersebut.
 Semakin tinggi keanekaragan hayati yang terkandung,
semakin besar potensi ekonomi perairan tersebut
yang dapat dikembangkan.
 Perairan Laut Indonesia merupakan salah satu
perairan yang memiliki keanekaragaman spesies
tertinggi di dunia.
 Kelompok utama biota yang memiliki jumlah spesies
terbanyak di laut Indonesia berturut-turut adalah: (1)
Moluska; (2) Ikan; (3) Krustasea; (4) Hewan karang.
 Manfaat Keanekaragaman Hayati Laut
diantaranya:
1. Sumber bahan baku pangan
2. Sumber bahan baku industri farmasi dan
kosmestik
3. Sumber plasma nutfah.
4. Mendukung fungsi ekologis bagi kehidupan biota
5. Pengatur iklim global
6. Sumber keindahan dan pariwisata.
 Pada dasarnya, fungsi dan manfaat (kegunaan)
Keanekaragaman Hayati Laut dapat
dikelompokkan menjadi tiga (de Groot, 1994):
1. Fungsi produksi (production functions):
penyediaan sumber daya alam
2. Fungsi pembawa (carrier functions):
penyediaan ruang kehidupan
3. Fungsi penunjang kehidupan (life-supporting
functions): penyediaan proses-proses ekologi.
 Hasil peneliian Duke University menyebutkan:
1. Hutan mangrove bermanfaat untuk
menghindari emisi karbon dengan biaya
jauh lebih murah dibandingkan dengan
hutan tropis.
2. Sebagai perbandingan bahwa :
menghancukan 1 Ha hutan mangrove
emisinya setara dengan menebang 3 – 5 Ha
hutan tropis.
 Penelitian CEVA dari Lembaga Penelitian Algae
Perancis, FPIK-Universitas Sam Ratulangi, dan
PT. APRO (2008), bahwa sedikitnya 86 spesies
rumput laut merupakan spesies endemik
Indonesia, dan 18 spesies diantaranya (seperti
Padina dan Halimeda) memiliki potensi untuk
industri farmasi, kosmetika, dan nutrasitika.
 Pada 2008 nilai total penjualan kosmetika
(final products) dunia US$ 170 miliar, dan
nutrasitika US$ 65 miliar dengan laju
pertumbuhan 15% per tahun.
Kandungan Senyawa Bioaktif dan Khasiat Medisnya
Dari Biota Perairan lainnya
No Jenis Invertebrata Senyawa Bioaktif Khasiat Medis
1. Tunicate (Tridemnum sp) Not Available 1. Penyembuhan leukimia
2. Penyembuhan B-16
melanoma
3. Penyembuhan M5076
sarcoma

2. kura-kura dan penyu (bagian tempurung) Not Available 1. Obat luka


2. Obat tetanus

3. kuda laut Not Available 1. Obat penenanga tau obat


tidur
2. Obat kuat semacam viagra

4. Ikan buntal (Bagian Empedu) tetrodotoksin 1. Memperbaiki syaraf otak


yang rusak
2. Sebagai zat anestesi bagi
pasien yang akan
dioperasi

5. Krustasea (Limbah) khitin dan khitosan obat penyembuh luka


Lanjutan
No Invertebrata Senyawa Bioaktif Khasiat Medis
6. Timun laut atau teripang (gamat) asam amino esensial 1. Mengatasi penyakit
sirosisi hati
2. Mengatasi penyakit
mioma dan segala
penyakit yang
menyebabkan pengerasan
dan pembengkakan organ
tubuh.
3. membantu proses
penyembuhan stroke
4. Asma
5. diabetes melitus
6. jantung koroner,
7. Hepatitis
8. Psoriasis
9. asam urat
10. radang
sendi/osteoarthritis

8. Sponges, soft corals Bastadin 1. anti kanker


okadaic acid 2. anti bakteri
monoalide 3. anti asma
4. anti fouling
Tempo, 30 Desember 2003
 Telah teridentifikasi 13 spesies micro algae
(fitoplankton) yang potensial mengandung
lemak yang dapat dikonversi menjadi biofuel.
 Empat diantaranya yang paling potensial dan
dalam proses komersialisasi:
Nannocholoropsis oculata, Scenedesmus,
Chlorella, dan Dunaliela salina (Kawaroe,
2010).
 Beberapa spesies lamun (seagrass) memiliki
potensi untuk anti fouling.
 Setiap tahun Indonesia hampir selalu mengalami
kekurangan pupuk.
 Tahun 2007 saja, kebutuhan nasional untuk pupuk
anorganik mencapai 8 juta ton.
 Dari 1 kg tepung Sargassum spp, dapat dihasilkan
konsentrat pupuk cair antara 20 – 30 liter. Dalam
penggunaannya, konsentrat pupuk organik ini harus
diencerkan 100 kali.
 Wilayah perairan laut Indonesia yang potensial untuk
budidaya Sargasssum spp: seluas 26.700 ha dengan
potensi produksi 482.400 ton/tahun (Basmal, 2011).
“Potensi ekonomi industri
bioteknologi kelautan Indonesia
sekitar US$ 50 miliar/tahun
(PKSPL-IPB, 2010)”

Anda mungkin juga menyukai