Oleh
Kelompok 11:
1. Hanifa Fauzia Utami 1817021030
2. Pera Priantini 1817021048
3. Reza Pina Lestari 1817021034
4. Sisilya Teresia Siregar 1817021022
5. Sofia Vao Afni Daely 1817021002
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
ABSTRAK
A. Latar Belakang
B. Fokus Masalah
C. Tujuan
A. Terumbu Karang
1. Deskripsi
Terumbu karang tersusun atas dua kata, yaitu terumbu dan karang, yang
apabila berdiri sendiri akan memiliki makna yang jauh berbeda bila kedua
kata tersebut digabungkan. Istilah terumbu karang sendiri sangat jauh
berbeda dengan karang terumbu, karena yang satu mengindikasikan suatu
ekosistem dan kata lainnya merujuk pada suatu komunitas bentuk atau
yang hidup di dasar substrat. Terumbu karang merupakan salah satu
ekosistem paling produktif di bumi dengan fungsi ekologis yang besar
(Souter and Linden, 2018), sebagai tempat berkembangbiak, pengasuhan,
dan tempat mencari makan bagi biota perairan (Rizal et al., 2018).
Keberadaan ekosistem terumbu karang berfungsi sebagai pelindung fisik
daerah pantai dari ombak dan arus yang kuat (Rumkorem et al., 2019).
Selain itu, dari sektor ekonomi ekosistem ini berpotensi dalam
pengembangan wisata bahari (Wahyudin et al., 2011; Suryono et al., 2018),
yang dapat memberikan keuntungan bagi pendapatan masyarakat pesisir
maupun pemerintah jika dikelola dengan baik.
Terumbu karang juga mendapat ancaman dari perahu dan kapal-kapal yang
melintas di kawasan ini. Kapal-kapal tanker sering membuang air cucian
kapal (ballast) ke kawasan ini pada saat mereka melintas. Demikian pula
dengan kapal komersial lainnya yang sering membuang oli-oli bekas ke
perairan. Hal lain adalah pembuangan jangkar yang dilakukan baik oleh
kapal ikan, kapal wisata dan kapal-kapal lainnya. Wisatawan seringkali
menimbulkan kerusakan pada terumbu karang. Pada rataan terumbu (reef
flat) wisatawan akan menginjak-injak terumbu. Oleh karena itu tidak
dianjurkan untuk memanfaatkan rataan terumbu pada saat kondisi surut
(low tide) bagi wisatawan. Khusus bagi penyelam pemula seringkali tidak
dapat mengontrol kaki mereka, sehingga menendang dan mematahkan
karang. Oleh karena itu dianjurkan bagi pemula untuk menyelam di area
yang terbuka dan didominasi oleh pasir dan karang mati/rubble. Dan
banyak sekali wisatawan yang mengambil terumbu karang atau biota
lainnya sebagai souvenir.
B. Ikan Kepe-Kepe
1. Deskripsi
Ekosistem terumbu karang yang sehat memiliki peran yang penting bagi
makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang. Kondisi kesehatan
terumbu karang dapat dilihat dari ikan indikator yang ada pada ekosistem
tersebut salah satunya adalah ikan Famili Chaetodontidae atau ikan Kepe -
kepe. Ikan Kepe – kepe hanya hidup pada ekositem terumbu karang yang
sehat terkait dengan ketersedian makanannya. Selain dijadikan sebagai
tempat sumber makanannya, terumbu karang juga dijadikan sebagai
tempat bersembunyi dari predator ikan Kepe-kepe (Yusup, 2020).
Adapun klasifikasi ikan Kepe-kepe yakni:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Chaetodontidae
Genus : Chaetodon
Spesies : Chaetodon sp
2. Morfologi
Ikan karang famili chaetodontidae atau disebut juga ikan kupu-kupu,
mempunyai ukuran tubuh yang umumnya kecil. Panjang tubuhnya
berkisar antara 12-22 cm, namun pada spesies Chaetodon
ephipium tumbuh hingga 30 cm. Namanya merujuk pada tubuh yang
berwarna terang dan berpola mencolok pada banyak spesies, dengan
sentuhan warna hitam, putih, biru, merah, jingga, dan kuning. Namun
beberapa spesies berwarna biasa saja. Banyak Kepe Kepe yang 'bintik
mata' di sisi tubuhnya serta pita gelap yang melewati mata mereka, mirip
pola yang terlihat di sayap kupu-kupu. Tubuhnya yang bulat pipih mudah
dikenali di melimpahnya kehidupan terumbu karang, sehingga orang
mengira bahwa warna mencolok itu dimaksudkan untuk komunikasi
antarspesies. Ikan kepe kepe sirip punggung tidak terbagi-bagi, sirip
ekornya membulat atau nampak terpotong tapi tidak bercabang (Uejo,
2020).
3. Habitat
Kondisi yang cocok untuk habitat mereka adalah suhu yang agak tinggi dan
juga sepertinya tingkat keasinan yang cocok seperti kehidupan terumbu
karang yaitu 1.025. Umumnya hidup berpasangan sebagian hidup
bergerombol. Ikan Kepe Kepe hidup di perairan dangkal dengan kedalaman
kurang dari 18 m. Ikan Kepe Kepe menyenangi daerah perairan hangat
yang dekat dengan terumbu karang, hal ini berkaitan dengan perilaku
hidupnya yang mencari makan. Untuk genus Chaetodon, wilayah
penyebaran mereka sangat luas yaitu di barat dan pusat Samudera Pasifik,
Hawai, tenggara Jepang dan pantai barat laut serta timur Australia,
berlanjut sampai Samudera Atlantik (Atiqha, 2020).
4. Reproduksi
Ikan Kepe-kepe merupakan ikan yang bertelur pelagis, yaitu mereka
menghasilkan banyak telur yang mengapung yang kemudian menjadi
bagian plankton, melayang-layang terbawa arus hingga menetas. Anaknya
melalui tahap yang disebut tholichthys, dimana tubuh dari ikan pascalarva
tertutup lempengan tulang besar yang meluas dari kepala. Lempengan
tulang itu menghilang saat mereka beranjak dewasa (Mazzoni, 2021).
III. PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riansyah, dkk (2018) dalam jurnal
yang berjudul “Ikan Kepe – kepe (Chaetodontidae) sebagai Bioindikator
Kerusakan Perairan Ekosistem Terumbu Karang Pulau Tikus” yang dilaksanakan di
8 stasiun penelitian didapatkan beberapa data pengamatan yang akan dibahas
pada bagian berikut:
Atiqha, Farra. 2020. Efektifitas Minyak Cengkeh untuk Anestesi Ikan Kepe Bulan
(Chaetodon speculum) [Thesis]. Universitas Hasanuddin. Makasar.
Mazzoni, Talita Sarah. 2021. Impact of captive conditions on female germinal
epithelium of the butterflyfish Chaetodon striatus (Perciformes:
Chaetodontidae). Zygote, Vol 29(3) : 204-215.
Najmi N, Boer M, Yulianda F. 2016. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang Di
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Pesisir Timur Pulau Weh. Jurnal Ilmu
dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol 2(8) : 781-790.
Riansyah, A., Hartono, Dede., dan Kusuma, Aradea Bujana. 2018. Ikan Kepe –
kepe (Chaetodontidae) sebagai Bioindikator Kerusakan Perairan
Ekosistem Terumbu Karang Pulau Tikus. A Scientific Journal, Vol 35(2) :
103-110.
Souter DW, Linden O. 2018. The Health And Future Of Coral Reef System. Ocean
And Coastal Management, Vol 43 : 657-688.