Salah satu ekosistem laut pesisir ialah ekosistem lamun. Ekosistem lamun
adalah salah satu ekosistem pesisir. Padang lamun adalah ekosistem yang tersusun
dari satu atau lebih jenis lamun yang berinteraksi dengan lingkungan biotik dan
abiotik lingkungannya. Rumput laut adalah kelompok angiospermae yang
mempunai kemampuan beradaptasi dengan salinitas tinggi dan menempati
perairan dengan suhu berkisar antara 38 sampai 20 derajat. Rumput laut adalah
tumbuhan laut yang dapat mencapai kedalaman 70 meter dan berperan sebagai
penghubung ekosistem. antara ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu
karang, interaksi dengan organisme lain dan berbagai jenisnya,pada ekositem
lamun dan terumbu karang terdapat beberapa bagiannya (Alena et al.2019)
Biota yang biasanya berinteraksi pada pada ekositem padang lamun adalah
kelompok-kelompok echinodermata seperti bulu babi dan lain sebagiannya,biota -
biota inimemanfaatkan padang lamun sebagai tempat mencari makanan.
Organisme lain yang sering berasosiasi dengan tumbuhan rumput laut antara lain
kelompok echinodermata seperti echinodes dan echinodes (echinoids),
holothurians (holothuroids), kelompok udang dan kepiting, ikan terutama dari
famili Scaridae dan Achanthuridae. kelompok moluska ( Pinna sp ) (untuk
memecah tanah) Sebagai sumber makanan, padang lamun mengandung sejumlah
besar bahan biologis dan non-hayati yang dapat dimakan oleh berbagai organisme
yang berasosiasi dengan lamun samudera. (Cristiana et al.2021)
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Terumbu karang adalah tipe khas ekosistem di perairan pantai tropis. Ada dua
penjelasan khusus untuk reef dan coral, dimana kedua kata tersebut merupakan
satu kesatuan, namun gabungan dari kata reef dan coral, yang dijelaskan pada
ikhtisar di bawah ini. Karang adalah spesimen kecil yang disebut polip. Setiap
polip seperti kantong berisi air, dilengkapi cincin tentakel yang mengelilingi
mulut dan bentuknya seperti anemon kecil. Polip di dalam koloni melekat pada
jaringan hidup dan dapat berbagi makanan. Sedangkan terumbu karang adalah
struktur di dasar laut berupa endapan kalsium karbonat yang dihasilkan terutama
oleh hewan karang. Sedangkan pada terumbu karang merupakan struktur pad
alutan berupa deposit kalsium karbonat yang dihasilkan oleh hewan karang
(Diansyah et al.2021)
Pembangun terumbu (karang tipe herma) yang termasuk dalam genus Cnidaria
adalah spesies Sclerectinia yang hidup bersimbiosis dengan zooxanthellase dan
beberapa alga berkapur lainnya serta organisme penghasil kalsium karbonat
lainnya. Secara harfiah, terumbu karang dapat dijelaskan sebagai struktur di dasar
laut berupa endapan kalsium karbonat di laut, yang dihasilkan terutama
olehhewan karang. Karang adalah hewan invertebrata yang termasuk dalam
Filum Coelenterata (hewan berongga) atau Cnidaria. (Ermanliaga et al.2022)
Polip memakan plankton yang terbawa arus laut. Polip menyerap kalsium
karbonat dari air laut dan mengeluarkannya sebagai struktur berkapur keras yang
melindungi tubuh lunaknya. Dan exoskeleton terdiri dari kristal yang membentuk
epidermis tubuh bagian bawah dan telapak kaki. Selama penghilangan CaCO3,
terbentuk badan kapur berbentuk banteng; polip berada di atasnya dan tidak dapat
dipindahkan. Di dalam mangkuk karang terdapat dinding batu kapur berwarna
terang yang disebut scleroseptum. Setiap spesies memiliki keunikan bentuk dan
susunan skleroseptal yang digunakan untuk mengidentifikasi sesuatu, karang ini
juga memiliki hewan yang berbeda yang dapat kita lihat di laut dan dapat kita
amati juga pada saat penelitian (Fizoniansyah et al. 2022)
Rumput laut merupakan tumbuhan berbunga yang dapat tumbuh dengan baik
di lingkungan laut dangkal. Rumput laut merupakan tumbuhan Agiospermae yang
dapat bertahan hidup di air jernih pada perairan laut dangkal dengan kedalaman
sekitar 0,5 sampai 10 meter atau lebih. Alga sendiri memiliki kerangka yang
mulai dari akar, daun, bunga hingga biji. Alga juga dapat sepenuhnya beradaptasi
untuk bertahan hidup di lingkungan laut. Salah satu adaptasi lamun untuk
bertahan hidup di lingkungannya adalah melalui akarnya sebagai rimpang yang
memungkinkan lamun dapat bertahan hidup walaupun dalam arus laut yang cukup
kuat. Selain itu, ganggang juga memiliki penyerbukan di bawah air yang dikenal
sebagai hidrofilisitas. (Giansyah et al. 2019)
Dilihat dari siklus hidup organisme lamun dan mikroalga epifit, parameter
fisik badan air yang optimal sangat mempengaruhinya untuk mendukung aktivitas
kehidupan. Hal-hal seperti suhu, salinitas, pH dan substrat. Nilai pH air
memegang peranan penting bagi organisme yang ada, oleh karena itu penentuan
kualitas air yang baik dan buruk didasarkan pada nilai pH tersebut. Nilai pH air
dapat digunakan sebagai indikator keseimbangan unsur kimia dan dapat
mempengaruhi ketersediaan unsur kimia dan unsur hara yang berguna bagi
tanaman air. Di Indonesia, pH air laut biasanya bervariasi antara enam, delapan,
dan lima, dengan penurunan pH sebanyak 1,5 kali lipat. Namun pada kondisi
tertentu nilainya dapat lebih rendah sehingga menjadi asam (Kasurani et al.
2022)
Pada badan air dengan pH air laut 6, yang akhirnya dapat dikatakan masih
dalam batas kesuburan perairan produksi. Di komunitas danau, salinitas air laut
yang dapat ditoleransi adalah 6–60 n, air tawar juga dapat ditoleransi, tetapi
berumur pendek. Kandungan garam yang optimal adalah sekitar 35 persen.
Lamun asin dapat tumbuh pada berbagai jenis media, seperti daerah berpasir
bercampur lumpur, karang bercampur pasir, dan daerah berpasir. Cukup luas dan
biasanya berakar pendek, lamun dapat tumbuh pada substrat berlumpur dan
berpasir (Kalimarin et al.2021)