Anda di halaman 1dari 7

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan banyak pulau yang


dihubungkan oleh lautan luas, sehingga Indonesia merupakan negara kepulauan
dan negara maritim. Luas perairan Indonesia adalah dua pertiga dari luas negara.
Perairan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, ditandai
dengan semua jenis ekosistem dan plasma. Keanekaragaman hayati perairan
Indonesia juga disebabkan oleh fakta bahwa Indonesia terletak di bagian tropis.
Sebagai negara kepulauan dengan laut yang sangat luas, Indonesia memiliki
sumber daya hayati pesisir dan laut yang cukup kaya. Indonesia juga memiliki
banyak laut yang berbeda dan seterusnya, laut (Armanlon et al.2019)

Di negara Indonesia, kawasan pesisir banyak dijadikan sebagai tempat wisata,


salah satunya adalah pantai. Pantai adalah bagian dari pantai yang merupakan
salah satu habitat terpenting di dunia bagi manusia dengan segala macam
aktivitasnya. Wilayah pesisir memiliki lebih dari satu ekosistem dan sumber daya
alam pesisir. Pesisir memiliki dua jenis ekosistem yaitu ekosistem pesisir alami
dan ekosistem pesisir buatan. Ekosistem pesisir..merupakan kumpulan komponen
biotik (makhluk hidup) dan komponen abiotik yang diperlukan oleh manusia.
Ekosistem pesisir ditandai dengan adanya beberapa ekosistem di pesisir,ada
banyak bagian di dalam laut ada terumbu karang,lamun,rumput laut dan lain-lain
(Aruna et al.2019)

Salah satu ekosistem laut pesisir ialah ekosistem lamun. Ekosistem lamun
adalah salah satu ekosistem pesisir. Padang lamun adalah ekosistem yang tersusun
dari satu atau lebih jenis lamun yang berinteraksi dengan lingkungan biotik dan
abiotik lingkungannya. Rumput laut adalah kelompok angiospermae yang
mempunai kemampuan beradaptasi dengan salinitas tinggi dan menempati
perairan dengan suhu berkisar antara 38 sampai 20 derajat. Rumput laut adalah
tumbuhan laut yang dapat mencapai kedalaman 70 meter dan berperan sebagai
penghubung ekosistem. antara ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu
karang, interaksi dengan organisme lain dan berbagai jenisnya,pada ekositem
lamun dan terumbu karang terdapat beberapa bagiannya (Alena et al.2019)

Biota yang biasanya berinteraksi pada pada ekositem padang lamun adalah
kelompok-kelompok echinodermata seperti bulu babi dan lain sebagiannya,biota -
biota inimemanfaatkan padang lamun sebagai tempat mencari makanan.
Organisme lain yang sering berasosiasi dengan tumbuhan rumput laut antara lain
kelompok echinodermata seperti echinodes dan echinodes (echinoids),
holothurians (holothuroids), kelompok udang dan kepiting, ikan terutama dari
famili Scaridae dan Achanthuridae. kelompok moluska ( Pinna sp ) (untuk
memecah tanah) Sebagai sumber makanan, padang lamun mengandung sejumlah
besar bahan biologis dan non-hayati yang dapat dimakan oleh berbagai organisme
yang berasosiasi dengan lamun samudera. (Cristiana et al.2021)

1.2 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat melakukan pemetaan terhadap kawasan terumbu karang


dengan menggunakan algoritma Lyzenga.

2. Mahasiswa dapat melakukan pemetaan terhadap kawasan lamun dengan


menggunakan algoritma Lyzenga.

1.3 Manfaat

Manfaat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu melakukan pemetaan terhadap kawasan terumbu karang


dengan menggunakan algoritma Lyzenga.

2. Mahasiswa mampu melakukan pemetaan terhadap kawasan lamun dengan


menggunakan algoritma Lyzenga.
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Terumbu Karang

Terumbu karang adalah tipe khas ekosistem di perairan pantai tropis. Ada dua
penjelasan khusus untuk reef dan coral, dimana kedua kata tersebut merupakan
satu kesatuan, namun gabungan dari kata reef dan coral, yang dijelaskan pada
ikhtisar di bawah ini. Karang adalah spesimen kecil yang disebut polip. Setiap
polip seperti kantong berisi air, dilengkapi cincin tentakel yang mengelilingi
mulut dan bentuknya seperti anemon kecil. Polip di dalam koloni melekat pada
jaringan hidup dan dapat berbagi makanan. Sedangkan terumbu karang adalah
struktur di dasar laut berupa endapan kalsium karbonat yang dihasilkan terutama
oleh hewan karang. Sedangkan pada terumbu karang merupakan struktur pad
alutan berupa deposit kalsium karbonat yang dihasilkan oleh hewan karang
(Diansyah et al.2021)

Karang adalah hewan invertebrata yang termasuk dalam Filum Coelenterata


(hewan berongga) atau Cnidaria. Karang terlihat seperti tumbuhan, tetapi karang
sebenarnya adalah sekelompok hewan kecil yang disebut polip. Pertama yang
mengklasifikasikan karang sebagai hewan. Menurut klasifikasi ilmiah, karang
termasuk dalam kelas Anthozoa dari famili Cnidaria. Terumbu karang (coral
reefs) juga merupakan kumpulan komunitas karang (hewan) yang hidup di dasar
badan air yang berbentuk batu gamping dan memiliki kemampuan kuat. cukup
untuk dilewati kekuatan gelombang laut. Terumbu karang terbentuk oleh endapan
besar kalsium karbonat yang menghasilkan oleh organisme karang. Terumbu
karang juga terlihat seperti karang padahal sebenarnya sekumpulan hewan
(Dileseni et al.2021)

Pembangun terumbu (karang tipe herma) yang termasuk dalam genus Cnidaria
adalah spesies Sclerectinia yang hidup bersimbiosis dengan zooxanthellase dan
beberapa alga berkapur lainnya serta organisme penghasil kalsium karbonat
lainnya. Secara harfiah, terumbu karang dapat dijelaskan sebagai struktur di dasar
laut berupa endapan kalsium karbonat di laut, yang dihasilkan terutama
olehhewan karang. Karang adalah hewan invertebrata yang termasuk dalam
Filum Coelenterata (hewan berongga) atau Cnidaria. (Ermanliaga et al.2022)

2.2 Struktur Rangka Terumbu Karang

Struktur Koloni karang merupakan kumpulan dari jutaan polip yang


menghasilkan batugamping pada kulit terluar karang. Karang memiliki septa yang
dijadikan acuan dalam menentukan jenis karang. Karang baru dapat terbentuk
dalam proses pembentukan karang. Selain bentuk karang yang berbeda, karang
juga memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Perbedaan tersebut menunjukkan
adanya adaptasi habitat dan lingkungan, namun faktor dominan penyebab variasi
karang adalah perbedaan jenis hewan karang (polip). Polip adalah hewan kecil
mirip kantung dengan tentakel di bibirnya untuk menangkap mangsa. Karang
memiliki septa, yang membandingkan berbagai jenis karang dan kerangkanya
pada saat menstabiltaskan kehidupannya di perairan (Erisusanti et al. 2022)

Polip memakan plankton yang terbawa arus laut. Polip menyerap kalsium
karbonat dari air laut dan mengeluarkannya sebagai struktur berkapur keras yang
melindungi tubuh lunaknya. Dan exoskeleton terdiri dari kristal yang membentuk
epidermis tubuh bagian bawah dan telapak kaki. Selama penghilangan CaCO3,
terbentuk badan kapur berbentuk banteng; polip berada di atasnya dan tidak dapat
dipindahkan. Di dalam mangkuk karang terdapat dinding batu kapur berwarna
terang yang disebut scleroseptum. Setiap spesies memiliki keunikan bentuk dan
susunan skleroseptal yang digunakan untuk mengidentifikasi sesuatu, karang ini
juga memiliki hewan yang berbeda yang dapat kita lihat di laut dan dapat kita
amati juga pada saat penelitian (Fizoniansyah et al. 2022)

Proses fotosintesis yang dilakukan alga meningkatkan produksi kalsium


karbonat , menghilangkan karbon dioksida dan menyebabkan reaksi kimia. Proses
fotosintesis alga dalam simbiosis membuat karang pembentuk terumbu, yang
menghasilkan endapan pada cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat, sekitar
10 kali lebih cepat daripada karang yang tidak dapat membentuk terumbu atau
bersimbiosis dengan zooxanthellae seperti yang lainnya. Polip yang membentuk
terumbu karang di bagian atas terumbu karang dapat menangkap makanan yang
dibawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis, dan beberapa terumbu karang
membutuhkan sinar matahari selama fotosintesis (Galunaron et al. 2019)

2.3 Definisi Rumput Laut

Rumput laut merupakan tumbuhan berbunga yang dapat tumbuh dengan baik
di lingkungan laut dangkal. Rumput laut merupakan tumbuhan Agiospermae yang
dapat bertahan hidup di air jernih pada perairan laut dangkal dengan kedalaman
sekitar 0,5 sampai 10 meter atau lebih. Alga sendiri memiliki kerangka yang
mulai dari akar, daun, bunga hingga biji. Alga juga dapat sepenuhnya beradaptasi
untuk bertahan hidup di lingkungan laut. Salah satu adaptasi lamun untuk
bertahan hidup di lingkungannya adalah melalui akarnya sebagai rimpang yang
memungkinkan lamun dapat bertahan hidup walaupun dalam arus laut yang cukup
kuat. Selain itu, ganggang juga memiliki penyerbukan di bawah air yang dikenal
sebagai hidrofilisitas. (Giansyah et al. 2019)

Terdapat tiga ekosistem di perairan pesisir, yaitu ekosistem mangrove,


ekosistem lamun dan terumbu karang. Ketiga ekosistem tersebut memiliki peran
dan manfaat masing-masing dan membentuk interaksi yang saling
menguntungkan. Ekosistem lamun dapat dikatakan sebagai ekosistem dengan
keanekaragaman hayati dan produktivitas primer yang tinggi di perairan dangkal.
Di dalam ekosistem ini juga terdapat asosiasi berbagai kelompok organisme, salah
satunya adalah ikan. Ekosistem lamun memiliki fungsi penting bagi kehidupan
ikan, yaitu sebagai tempat bertelur, mencari makan dan berlindung. Beberapa
ikan, seperti Scaridae, menggunakan alga untuk makanannya, tetapi lamun hidup
di perairan dangkal dengan fluktuasi salinitas yang besar (Harun et al. 2019)

Lamun memberikan produktivitas primer dan mendukung kekayaan dan


keragaman ikan. Keberadaan lamun di perairan pesisir dapat mendukung produksi
perikanan masyarakat. Namun, aktivitas manusia dapat merusak ekosistem laut
dangkal, termasuk ekosistem lamun. Lihat aktivitas sehari-hari di pulau
berpenghuni dan restorasi serta pengerukan pantai. Dan ketidaktahuan akan
sumberdaya alam pesisir dan peluang menyebabkan kerugian di padang lamun
dan juga di habitatnya pada dsqaran lamun juga terdapat berbagai macam macam
isinya dan juga dapat kita amati secara langsung juka kita ke lautan (Ilansyah et al.
2022)

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kondisi Ekosistem Lamun

Tumbuhan air yaitu rumput-rumputan dapat hidup dan berkembang biak


dengan sangat baik di air laut yang dangkal, di tempat-tempat yang airnya hampir
selalu tergenang saat air surut dan di muara-muara yang salinitasnya tinggi.
Tumbuhan ini dapat menyebar dan tumbuh di sebagian besar perairan pesisir
dunia. Alga dapat tumbuh di tempat yang dapat ditembus sinar matahari dan
tempat nutrisi dapat diperoleh dari darat dan laut. Alga dapat tumbuh di daerah
berpasir, pasir berlanau, lumpur berpasir, lumpur lunak dan juga daerah karang.
Rumput laut tumbuh dari zona intertidal terendah hingga zona intertidal,
ekosistem lamun dibatasi oleh beberapa faktor lingkungan seperti suhu, cahaya,
salinitas, kedalaman, substrat nutrisi dasar (Jakobian et al. 2022)

Dilihat dari siklus hidup organisme lamun dan mikroalga epifit, parameter
fisik badan air yang optimal sangat mempengaruhinya untuk mendukung aktivitas
kehidupan. Hal-hal seperti suhu, salinitas, pH dan substrat. Nilai pH air
memegang peranan penting bagi organisme yang ada, oleh karena itu penentuan
kualitas air yang baik dan buruk didasarkan pada nilai pH tersebut. Nilai pH air
dapat digunakan sebagai indikator keseimbangan unsur kimia dan dapat
mempengaruhi ketersediaan unsur kimia dan unsur hara yang berguna bagi
tanaman air. Di Indonesia, pH air laut biasanya bervariasi antara enam, delapan,
dan lima, dengan penurunan pH sebanyak 1,5 kali lipat. Namun pada kondisi
tertentu nilainya dapat lebih rendah sehingga menjadi asam (Kasurani et al.
2022)
Pada badan air dengan pH air laut 6, yang akhirnya dapat dikatakan masih
dalam batas kesuburan perairan produksi. Di komunitas danau, salinitas air laut
yang dapat ditoleransi adalah 6–60 n, air tawar juga dapat ditoleransi, tetapi
berumur pendek. Kandungan garam yang optimal adalah sekitar 35 persen.
Lamun asin dapat tumbuh pada berbagai jenis media, seperti daerah berpasir
bercampur lumpur, karang bercampur pasir, dan daerah berpasir. Cukup luas dan
biasanya berakar pendek, lamun dapat tumbuh pada substrat berlumpur dan
berpasir (Kalimarin et al.2021)

Anda mungkin juga menyukai