Disusun Oleh:
Kelompok 12
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
B. Komponen Biotik
1. Produsen
Produsen merupakan semua organisme berklorofil.Produsen meliputi organisme
bersel satu seperti ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, maupun tumbuhan
berbiji.Produsen mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik dengan
pertolongan cahaya. Organisme yang mampu menyusun zat organik disebut hidup
secara autotrof, produsen dapat menyediakan bahan makanan bagi makhluk hidup
lain.
2. Konsumen
Konsumen merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai pemakan bahan
organik atau energi yang dihasilkan oleh produsen yang bertujuan untuk menjaga
kelangsungan hidupnya. Manusia, hewan, dan tumbuhan tak berklorofil
merupakan konsumen karena tidak dapat mengubah bahan anorganik menjadi
bahan organik. Konsumen dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu sebagai
berikut.
a) Konsumen tingkat pertama (konsumen primer) merupakan konsumen yang
memakan tumbuhan secara langsung, misalnya, hewan pemakan
tumbuhan (herbivor), seperti zooplankton, ulat, belalang, tikus, sapi,
kerbau, kambing, dan kuda.
b) Konsumen tingkat kedua (konsumen sekunder) merupakan konsumen
yang memakan konsumen tingkat pertama, misalnya, burung pemakan ulat
dan ular pemakan tikus. Biasanya adalah hewan pemakan daging
(karnivora).
c) Konsumen tingkat ketiga (konsumen tersier) merupakan konsumen yang
memakan konsumen tingkat kedua, misalnya, burung elang pemakan ular
atau burung alap-alap pemakan burung pemakan ulat.
d) Konsumen tingkat keempat (konsumen puncak) merupakan konsumen
yang memakan konsumen tingkat ketiga. Manusia sebagai pemakan
tumbuhan dan daging (omnivora) berada pada tingkatan konsumen.
3. Dekomposer (pengurai)
Dekomposer merupakan mikroorganisme yang berperan menguraikan tubuh
makhluk hidup lain yang mati atau sampah. Makhluk hidup yang tergolong
pengurai adalah jamur dan bakteri. Sampah atau bangkai akan mengalami
pembusukan terlebih dahulu dan akhirnya mengalami penguraian. Zat-zat
makanan yang berupa zat organik yang terkandung didalamnya akan terurai
menjadi gas H2S yang menimbulkan bau busuk, CO2, air dan mineral yang
meresap ke dalam tanah. Di dalam ekosistem terjadi hubungan saling
ketergantungan antar komponennya. Hubungan saling ketergantungan tersebut
terjadi antara :
a. Komponen biotik dengan komponen abiotik, misalnya kandungan nutrisi
tanah akan berpengaruh terhadap tumbuhan yang ditanam di tanah
tersebut.
b. Komponen biotik dengan komponen biotik lainnya (produsen, konsumen
dan pengurai), misalnya terjadinya peristiwa makan dan dimakan pada
rantai makanan. Kumpulan beberapa rantai makanan akan membentuk
jaring-jaring makanan. Pada rantai makanan juga terjadi perpindahan
energi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain.
Ekosistem merupakan penggabungan dari unit biosistem yang melibatkan
hubungan interaksi timbal balik antara organisme serta lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju struktur biotik tertentu sehingga terjadi
siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari adalah sumber
dari semua energi yang ada dalam ekosistem. Ketergantungan pada
ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara komponen
biotik dan abiotik. Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi
melalui:
Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses
makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai
makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme
pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan
maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai
produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas
hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer.
Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga,
terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu
tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
Jaring-jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling
berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk
seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis
makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup
lainnya. Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat
terjadi melalui siklus materi, seperti: siklus karbon, siklus air, siklus
nitrogen dan siklus sulfur. Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu
bentuk materi menumpuk pada suatu tempat.
C. Tipe Ekosistem
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan
ekosistem buatan.
1. Akuatik (air)
a) Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain memiliki variasi suhu yang
tidak menyolok, penetrasi cahaya yang kurang, serta terpengaruh oleh
iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak pada ekosistem air
tawar adalah jenis ganggang, sedangkan tumbuhan yang lainnya
adalah tumbuhan biji.
b) Ekosistem air laut
Habitat laut ditandai oleh salinitas atau kadar garam yang tinggi
dengan ion CI- dapat mencapai 55% terutama pada daerah laut tropik,
hal ini karena disana memiliki suhu yang tinggi dan penguapan yang
sangat besar. Pada daerah tropik, suhu laut dapat berkisar 25
°C.Terjadinya perbedaan suhu bagian atas dengan bagian bawah
tinggi dan terdapat batas antara lapisan tersebut yang disebut dengan
termoklin.
c) Ekosistem estuari
Estuari atau muara merupakan tempat bersatunya sungai dengan air
laut.Estuari sering dipagari dengan lempengan lumpur intertidal yang
cukup luas.Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang sangat
tinggi serta memiliki banyak nutrisi. Komunitas tumbuhan yang dapat
hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, fitoplankton, dan
ganggang. Komunitas hewannya seperti cacing, ikan, kerang, dan
kepiting.
d) Ekosistem pantai
Dinamakan ekosistem pantai karena yang paling banyak tumbuh pada
gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae memiliki
kemampuan untuk dapat tahan terhadap hempasan gelombang dan
angin.
e) Ekosistem sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir pada satu arah.Air
sungai dingin serta jernih dan memiliki sedikit kandungan
sedimen.Aliran air dan gelombang secara konstan dapat memberikan
oksigen pada air.Ekosistem sungai dihuni oleh beberapa hewan seperti
gurame, kura-kura, dan sebagainya.
f) Ekosistem terumbu karang
Ekosistem terumbu karang terdiri dari coral yang berada dekat
pantai.Efisiensi ekosistem terumbu karang sangat tinggi. Hewan-
hewan yang hidup pada karang memakan organisme mikroskopis serta
sisa organik lain. Kehadiran terumbu karang yang berada di dekat
pantai membuat pantai dapat memiliki pasir putih.
g) Ekosistem laut dalam
Ekosistem laut dalam memiliki kedalaman yang dapat mencapai lebih
dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut serta ikan laut yang mampu
untuk dapat mengeluarkan cahaya.
h) Ekosistem lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuhan yang
dapat berbunga di lingkungan laut.Tumbuhan tersebut dapat hidup
pada perairan pantai dangkal. Lamun atau seagrass mempunyai tunas
berdaun yang tegak serta tangkai-tangkai yang merayap untuk
berbiak. Sebagai sumber daya hayati, tumbuhan lamunbanyak
dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan.
2. Terestrial (darat)
Penentuan zona yang terjadi pada ekosistem terestrial ditentukan dengan
temperatur dan curah hujan.Ekosistem terestrial atau ekosistem darat dapat
dikontrol oleh iklim dan gangguan.Iklim sangat berperan penting untuk
menentukan mengapa pada suatu ekosistem terestrial berada pada tempat
tertentu.Pola ekosistem tersebut dapat berubah akibat berbagai gangguan
misal seperti petir, kebakaran, penebanganan pohon, dan sebagainya.
a) Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis terdapat pada daerah tropik dan subtropik.Hutan
hujan tropis memiliki ciri-ciri curah hujan 200-225 cm per
tahun.Spesies pepohonan relatif cukup banyak dan jenisnya berbeda
tergantung letak geografisnya.Dalam hutan hujan tropis terdapat
tumbuhan khas, yaitu liana atau rotan dan anggrek sebagai epifit.
Hewannya antara lain, burung, kera, badak, harimau, dan burung
hantu.
b) Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat pada wilayah yang memiliki curah
hujan 40 –60 inci per tahun, tetapi temperatur serta kelembaban masih
tergantung terhadap musim. Hewan yang hidup di sabana antara lain
serangga serta mamalia seperti zebra, hyena, dan singa.
c) Padang rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik
ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah memiliki curah hujan
sekitar 25-30 cm per tahun, hujan turun secara tidak teratur, porositas
atau peresapan air yang tinggi, dan drainase aliran air yang cepat.
Tumbuhan yang terdapat pada padang rumput terdiri atas tumbuhan
terna dan rumput. Hewannya antara lain: bison, serigala, anjing liar,
zebra, gajah, jerapah, serangga, dan sebagainya.
d) Gurun
Gurun terdapat pada daerah tropik yang berbatasan dengan padang
rumput. Ekosistem gurun memiliki ciri-ciri gersang dan curah hujan
rendah sekitar 25 cm/tahun.Perbedaan suhu yang terjadi antara siang
dan malam sangat besar.Dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun
seperti kaktus atau tak berdaun dan memiliki akar yang cukup panjang
serta mempunyai jaringan yang dapat menyimpan air.Hewan yang
hidup di gurun seperti ular, kalajengking, dan beberapa hewan
nokturnal lainnya.
e) Hutan gugur
Hutan gugur terdapat pada daerah beriklim sedang yang memiliki 4
musim dan memiliki ciri-ciri curah hujan merata sepanjang tahun.Jenis
pohon dalam ekosistem hutan gugur sedikit dan tidak terlalu rapat.
Hewan yang terdapat di ekosistem hutan gugur antara lain rusa, rubah,
beruang, dan rakun.
f) Taiga
Taiga terdapat dibelahan bumi sebelah utara dan pegunungan daerah
tropik.Taiga memiliki ciri-ciri suhu di musim dingin yang
rendah.Hutan taiga seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Hewan yang
hidup di taiga antara lain moose, beruang hitam, dan burung-burung
yang bermigrasi ke selatan pada saat musim gugur.
g) Tundra
h) Tundra terdapat pada belahan bumi sebelah utara dalam lingkaran
kutub utara serta terdapat di puncak gunung tinggi. Pertumbuhan
tanaman di daerah tundra hanya sekitar 60 hari. Contoh tumbuhan
pada ekosistem tundra yang dominan adalah sphagnum, liken,
tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang.
i) Karst (batu gamping /gua)
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping yang terdapat pada
wilayah Yugoslavia. Karst memiliki ciri-ciri tanahnya kurang subur
untuk pertanian, mudah longsor, sensitif terhadapt erosi.
3. Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan sendiri oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan. Contoh ekosistem buatan adalah:
a. Bendungan
b. Hutan tanaman produksi seperti jati serta pinus
c. Agroekosistem yang berupa sawah tadah hujan
d. Sawah irigasi
e. Perkebunan sawit
HABITAT
1. Pengertian Habitat
Menurut Krebs (1985), adalah tempat di mana organisme tersebut hidup.Habitat
adalah tempat tinggal berbagai jenis organisme hidup melaksanakan
kehidupannya. Dalam ekosistem yang menjadi habitatnya ada bermacam-macam,
seperti perairan, daratan, hutan atau sawah. Istilah habitat dapat berarti juga
sebagai tempat tinggal atau tempat menghuni seluruh populasi atau komunitas
makhluk hidup dalam ekosistem.
Menurut sridianti (2018), Habitat adalah area ekologi atau lingkungan yang dihuni
oleh spesies tertentu dari hewan, tumbuhan, atau jenis lain dari organisme. Habitat
adalah lingkungan alam di mana suatu organisme hidup, atau lingkungan fisik
yang mengelilingi populasi spesies.
2. Macam Habitat
Habitat adalah tempat tinggal berbagai jenis organism hidup melaksanakan
kehidupannya. Dalam ekosistem yang menjadi habitatnya ada bermacam-macam,
seperti perairan, daratan, hutan atau sawah. Istilah habitat dapat berarti juga sebgai
tempat tinggal atau tempat menghuni seluruh populasi atau komunitas makhluk
hidup dalam ekosistem.
Secara garis besar, dikenal empat tipe habitat utama yaitu daratan, perairan
tawar, perairan payau, dan estuaria serta perairan bahari/laut. Masing-masing
kategori utama itu dapat dipilah-pilahkan lagi tergantung corak kepentingannya
mengenai aspek yang ingin diketahui.
Berdasarkan variasi habitat menurut waktu dapat dikenal 4 macam habitat yaitu :
Habitat yang konstan, yaitu habitat yang kondisinya terus-mnerus relatif baik atau
kurang baik.
Habitat yang bersifat memusim, yaitu habitat yang kondisinya secara relative
teratur secara berganti-ganti antara baik dan kurang baik.
Habitat yang tidak menentu, yaitu habitat yang mengalami suatu periode dengan
kondisi yang lamanya juga bervariasi sehingga kondisinya tidak dapat diramalkan.
Habitat yang ephemeral, yaitu suatu habitat yang mengalami perioda kondisi baik
yang berlangsung relative singkat, diikuti oleh suatu perioda dengan kondisi yang
berlangsung relative lama sekali.
Menurut Gian, 2018.
Habitat perairan dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Adanya aliran air dan dipengaruhi oleh iklim dan cuaca meskipun tidak
begitu besar seperti habitat di darat.
2. Secara fisik dan biologi, habitat air tawar adalah sebagai perantara habitat
air laut dan habitat darat.
3. Kadar garam rendah, bahkan lebih rendah daripada kadar garam di dalam
tubuh suatu organisme.
Pada hakikatnya habitat laut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu fotik, daerah
yang cukup mendapat intensitas cahaya, terdapat di daerah-daerah pasang surut,
neuratik, dan litoral, serta afotik, yaitu daerah yang kurang/tidak mendapat
cahaya.
Suatu Habitat terdiri dari faktor fisik seperti tanah, kelembaban, kisaran suhu, dan
ketersediaan cahaya serta faktor-faktor biotik seperti ketersediaan makanan dan
adanya predator. Sebuah Habitat belum tentu daerah-untuk geografis organisme
parasit itu adalah tubuh inangnya atau bahkan sel dalam tubuh inang.
Habitat monotipe terjadi dalam konteks botani dan zoologi, dan merupakan
komponen biologi konservasi. Dalam restorasi ekologi komunitas tumbuhan asli
atau habitat, beberapa spesies invasif membuat berdiri monotipe yang mengganti
dan / atau mencegah spesies lain, terutama yang asli, dari tumbuh di sana. Sebuah
kolonisasi dominan dapat terjadi dari bahan kimia tahan memancarkan, monopoli
nutrisi, atau dari kurangnya kontrol alami seperti herbivora atau iklim, yang
menjaga mereka seimbang dengan habitat asli mereka. Meskipun namanya
mungkin tampaknya menyiratkan kesederhanaan dibandingkan dengan habitat
polytipe, habitat monotipe dapat menjadi kompleks.
Ekosistem yang diamati kali ini adalah ekosistem kolam yang ada di
Arboretum Universitas Padjadjaran. Ekosistem danau dan kolam terdiri dari 3
wilayah horizontal yaitu :
a) Wilayah Litoral adalah merupakan wilayah perairan dangkal di sepanjang tepi
danau dan kolam. Contohnya : Hydrylla, Hydra, capung, katak, burung, dan
tikus.
b) Wilayah Limnetik adalah wilayah perairan terbuka yang masih bisa di tembus
oleh cahaya matahari. Contohnya : Zooplankton dan Fitoplankton.
c) Wilayah Profundal adalah daerah yang dalam, dengan berbagai jenis
dekomposer pada bagian dasarnya
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil yang didapatkan pada praktikum keanekaragaman hayati dan
ekosistem adalah:
- Tabel
Tabel hasil pengamatan fauna
No Nama Lokal Nama Latin Struktur Fungsional
1. Angsa putih Cygnus olor Konsumen I
2. Bebek Anas platyrhynchos Konsumen I
3. Ikan mujaer Oreochromis mossambicus Konsumen II
4. Kodok Duttaphrynus melanostictus Konsumen II
5. Semut Camponotus pennsylvanicus Detritivor
6. Ulat Chrysomya megacephala Konsumen I
7. Bekicot Achantia achantina Konsumen I
8. Belalang Melanoplus differentialis Konsumen I
9. Karang laut Donax trunculus Konsumen I
10. Katak Ordo : Anura Konsumen III
11. Lebah kecil Ordo : Hymenoptera Konsumen I
12. Lebah Apis dorsata Konsumen I
13. Lalat Ordo: Diptera Konsumen I
14. Kadal kebun Mahaya multifaciata Konsumen II
15. Ikan gupi Poecilia reticulata Konsumen II
16. Kumbang metalik Ordo : Coleoptera Konsumen I
17. Laba-laba Ordo: Araneae Konsumen II
18. Ngengat Ordo: Lepidoptera Konsumen I
19. Kupu-kupu Junonia atlites-atlites Konsumen I
20. Burung Class : aves Konsumen III
21. Capung jarum Zygotera Konsumen II
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Keadaan keanekaragaman hayati di dalam ekosistem kolam Arboretum
sudah cukup bervariasi dan beraneka ragam baik faunanya maupun
floranya.
2. Keanekaragaman hayati fauna yang terdapat di dalam ekosistem kolam
diantara nya adalah Angsa putih (Cygnus olor), Bebek (Anas
platyrhynchos), Ikan, kodok (Duttaphrynus melanosticus), semut , ulat
bulu, bekicot (Achantia achantia), belalang(melanoplus differentialis),
kerang laut (Donax trunculus), katak, lebah, lalat, kadal kebun (Mahaya
multifaciata), ikan gupi( Poecilia reticulata), kumbang, laba-laba,
ngengat, kupu-kupu (Junonia atlites-atlites), burung, dan capung jarum
(Ordo Zygoptera) .
Sedangkan Keakaragaman hayati flora yang terdapat di dalam ekosistem
kolam diantaranya adalah pohon pisang (Musa sp.), kacang hias (Arachis
pintoi), jamur (Cordyline fruticosa), eceng gondok, jamur, tumbuhan
paku, hanjuang, bambu, rumput, sereh (Cymbopogon citratus), puri malu
(Mimosa pudica), pohon pepaya (Carica papaya), pohon aren (Arenga
pinnata), dan pohon singkong (Manihot utilissima).
3. Ekosistem yang terdapat di di kolam Arboretum dapat dikatakan sebagai
ekosistem yang seimbang karena jumlah tiap populasi yang cukup (tidak
over pupulasi) dan juga komponen-komponen di dalamnya dapat
berlangsung secara harmonis dan seimbang dengan lingkungan yang
mendukung seperti, iklim tropis, kadar air dan sinar matahari yang
mencukupi, serta kelembapan dan suhu yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Konsumen 2
Detritivor
Dekomposer
Daftar pembagian kerja kelompok :
BAB I Pendahuluan
-latar belakang : Vidhia
- tujuan
- identifikasi masalah (adinda)
BAB II Tinjauan Pustaka
-kehati (rizky)
-ekosistem (afifah)
- habitat (maranti)
-ekosistem kolam (alif)
BAB III Hasil dan pembahasan
-tabel (semua)
-Jaring makanan (syifa)
Pembahasan (syifa
BAB IV
-kesimpulan (shofi)
Daftar pustaka dan lampiran (Rafif)