Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUMBIOLOGI DASAR

KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KONSEP EKOSISTEM

Disusun Oleh:

Kelompok 12

- Muhamad Rifky Alif Haydar 14041018008

- Syifa Khaerunnisa Firmansyah 140410180016

- Maranti Dewi 140410180022

- Afifah Fitri Amalia 140410180034

- Rizky Amelia 140410180056

- Shofi Nabila Ilyasa 140410180082

- Adinda Hasna Nashirah 140410180088

- Muhammad Rafif Setiawan 140410180108

- Vidhia Tiara Sopandi 140410180126

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keanekaragam hayati (biological-diversity ataubiodiversity) adalah semua


makhluk hidup di bumi (tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme) termasuk
keanekaragaman genetik yang dikandungnya dan keanekaragaman ekosistem
yang dibentuknya (Kusmana, 2015).Keanekaragaman hayati memiliki peran yang
penting bagi kehidupan manusia.Keanekaragaman Hayati berperan untuk
menunjang kehidupan manusia, karena di dalamnya terdapat banyak sumber daya
yang dapat diolah demi memenuhi kebutuhan hidup manusia, dari mulai sandang,
pangan, dan papan. Kemudian Keanekaragaman hayati juga berperan dalam
mempertahankan kelanjutan ekosistem, karena di dalam ekosistem setiap makhluk
hidup bergantung satu sama lain atau yang lebih dikenal dengan hubungan timbal
balik. Masing-masing jenis organisme dalam ekosistem memiliki peranan masing
masing sehingga tanpa adanya keanekaragaman hayati, dikhawatirkan munculnya
ketidakseimbangan ekosistem.
Keanekaragaman hayati patut untuk dipelajari lebih lanjut karena perannya
yang penting bagi kehidupan manusia.Dengan mempelajari Keanekaragaman
Hayati, kita dapat mengetahui manfaat masing-masing organisme sehingga
manfaat tersebut dapat dioptimalkan. Kemudian dapat mengetahui adanya
ketergantungan satu sama lain antar organisme dalam keanekaragaman hayati.
Manfaat keanekaragaman hayati secara keseluruhan dapat di pelajari untuk
memperkirakan keberlangsungan hidup manusia kedepannya.
Pola persebaran flora di Indonesia sama dengan pola persebaran faunanya.
Hasil penelitian biogeografi hewan oleh Wallace menunjukkan bahwa jenis-jenis
hewan yang hidup di wilayah bagian barat Indonesia berbeda dengan jenis-jenis
hewan di wilayah bagian timur Indonesia, ba-tasnya kira-kira dari Selat Lombok
ke Selat Makassar.Garis batas ini dikenal dengan Garis Wallace.Selain Wallace,
peneliti berkebangsaan Jerman, Weber, mengadakan penelitian tentang
biogeografi fauna di Indonesia, yang hasilnya mencetuskan Garis Weber yang
menetapkan batas penyebaran hewan dari benua Australia ke wilayah bagian
timur Indonesia (Kusmana dan Hikmat, 2015).
Data dari LIPI tahun 2011, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 6.000
jenis tanaman bunga, baik yang liar maupun yang dipelihara. Indonesia juga
memiliki 707 jenis mamalia, 1.602 jenis burung, 1.112 jenis amfibi dan reptil,
2.800 jenis invertebrata, 35 jenis primata dan 120 jenis kupu-kupu. Selain itu data
dari Kementerian Kelautan dan Perikanan juga mencatat bahwa di perairan
Indonesia terdapat 1.400 jenis ikan dan 450 jenis terumbu karang dari 700 jenis
terumbu karang yang ada di dunia (Kosasih, 2016). Akan tetapi keanekaragaman
hayati indonesia yang sangat kaya tersebut, saat ini sedang terancam. Maraknya
perdagangan satwa maupun tumbuhan, pencurian keanekaragaman hayati, serta
melemahnya hukum mengenai perlindungan satwa dan tumbuhan dapat menjadi
penyebab menurunnya keanekaragaman hayati di Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan adanya Praktikkum Lapangan
Ekosistem Kolam

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini antara lain, yaitu:
1. Untuk mengetahui keadaan keanekaragaman hayati di dalam ekosistem kolam

2. Untuk mengetahui apa saja keanekaragaman hayati yang ada di ekosistem


kolam

3. Untuk mengetahui ekosistem kolam di Arboretum Unpad seimbang atau tidak

4. Untuk menambah wawasan tentang ekosistem dan keanekaragaman hayati

5. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biologi


1.3 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dari praktikum ini antara lain, yaitu:
1. Bagaimana keadaan keanekaragaman hayati di dalam ekosistem kolam
Arboretum Universitas Padjadjaran.

2. Apa saja keanekaragaman hayati yang terdapat di ekosistem kolam.

3. Apakah ekosistem kolam yang terdapat di kolam Arboretum Universitas


Padjadjaran seimbang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayati adalah kekayaan atau bentuk kehidupan di bumi,
baik tumbuhan, hewan, mikroorganisme, genetika yang dikandungnya, maupun
ekosistem, serta proses-proses ekologi yang dibangun menjadi lingkungan hidup
(Primak et al dalam 1998 dalam Kuswanda 2009).
Frasa keanekaragaman hayati sendiri sering pula disebut sebagai
biodiversitas.Biodiversitas ini dapat kita temui di sekitar kita, berbagai makhluk
hidup yang kita temui menggambarkan adanya perbedaan-perbedaan antara
makhluk hidup yang saling menyeimbangkan.
Biodiversitas dapat terjadi pada berbagai tingkatan kehidupan, mulai dari
organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi.Secara garis besar
biodiversitas ini dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman gen,
keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.
Biodiversitas pada tingkatan gen terjadi akibat adanya variasi gen yang
berbeda pada setiap individu sejenis. Gen sendiri adalah materi dalam kromosom
makhluk hidup yang mengendalikan sifat organisme. Gen ini menyebabkan
adanya suatu variasi yang nampak (fenotipe) dan variasi yang tidak nampak
(genotipe). Susunan gen ini pada setiap makhluk hidup akan berbeda karena gen
merupakan hasil dari campuran gen betina dan gen jantan ketika dalam proses
perkawinan. Contoh dari biodiversitas pada tingkat gen ini misalnya perbedaan
antara varietas padi, varietas padi ini sangat bermacam-macam misalnya varietas
rojolele, cianjur, IPB 3S, IR, dan kapuas.
Keanekaragaman pada tingkat spesies sangat mudah diamati karena
perbedaan yang sangat mencolok. Sebagai contoh kucing, harimau, dan macan
memiliki morfologi yang berbeda satu sama lain, tetapi mereka sebenarnya
berkerabat dekat.
Faktor biotik merupakan bagian-bagian dalam ekosistem yang merupakan
makhluk-makhluk hidup misalnya tumbuhan, sedangkan faktor abiotik merupakan
bagian dalam ekosistem yang tidak hidup misalnya iklim, cahaya, air, tanah,
tingkat keasaman tanah, dan kandungan mineral dalam tanah.
Faktor biotik maupun faktor abiotik ini sangat beragam, oleh sebab itu
ekosistem yang tersusun atas dua faktor tersebut pun memiliki perbedaan antar
ekosistem satu dengan ekosistem lainnya.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang dibentuk oleh hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Ekosistem juga
didefinisikan sebagai tatanan kesatuan utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup meliputi faktor biotik dan faktor abiotik yang saling
memengaruhi.Komponen abiotik atau komponen tak hidup meliputi udara
(nitrogen, oksigen, karbon dioksida, angin, kelembapan), suhu, air, mineral,
cahaya, keasaman dan salinitas.Komponen biotik atau komponen hidup terdiri
dari produser, konsumer dan decomposer (pengurai).Penggabungan dari setiap
unit biosistem melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan
fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan
terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.Dalam ekosistem,
organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik
sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik dan
sebaliknya, bahwa organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan
hidup. Berdasarkan interaksi tersebut menunjukkan bahwa makhluk hidup dan
lingkunganya saling mempenggaruhi.Komponen abiotik atau komponen tak hidup
meliputi udara (nitrogen, oksigen, karbon dioksida, angin, kelembapan), suhu, air,
mineral, cahaya, keasaman dan salinitas.Komponen biotik atau komponen hidup
terdiri dari produser, konsumer dan decomposer (pengurai).
A. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup sebagai tempat
berlangsungnya suatu kehidupan atau lingkungan tempat hidup. Komponen
abiotik berupa bahan organik, senyawa anorganik, serta faktor yang memengaruhi
distribusi organisme, antara lain:
1. Suhu yaitu proses biologi dipengaruhi juga oleh suhu. Mamalia dan
unggas akan membutuhkan energi untuk dapat meregulasi temperatur
dalam tubuh,
2. Air yaitu Ketersediaan air juga dapat mepengaruhi distribusi organisme.
Organisme yang terdapat pada gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air
yang ada di gurun tersebut,
3. Garam yaitu Konsentrasi garam juga memengaruhi kesetimbangan air
dalam organisme dengan melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial
mampu untuk dapat beradaptasi di dalam lingkungan dengan kandungan
garam yang tinggi.
4. Cahaya matahari merupakan Intensitas serta kualitas cahaya matahari
dapat memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya
sehingga yang terjadi pada lingkungan air, fotosintesis terjadi pada sekitar
permukaan yang dapat dijangkau oleh cahaya matahari. Di gurun,
intensitas cahaya matahari yang sangat besar dapat membuat peningkatan
suhu, hal ini dapat mengakibatkan hewan dan tumbuhan tertekan.
5. Tanah dan batu, Karakteristik tanah yang meliputi antara lain struktur
fisik,, komposisi mineral, dan pH membatasi penyebaran organisme yang
berdasarkan kandungan sumber makanan di tanah dan
6. Iklim adalah kondisi cuaca dalam suatu daerah atau area serta dalam
jangka waktu lama. Iklim makro meliputi iklim global, lokal, dan regional.
Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni oleh beberapa
komunitas tertentu.

B. Komponen Biotik
1. Produsen
Produsen merupakan semua organisme berklorofil.Produsen meliputi organisme
bersel satu seperti ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, maupun tumbuhan
berbiji.Produsen mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik dengan
pertolongan cahaya. Organisme yang mampu menyusun zat organik disebut hidup
secara autotrof, produsen dapat menyediakan bahan makanan bagi makhluk hidup
lain.
2. Konsumen
Konsumen merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai pemakan bahan
organik atau energi yang dihasilkan oleh produsen yang bertujuan untuk menjaga
kelangsungan hidupnya. Manusia, hewan, dan tumbuhan tak berklorofil
merupakan konsumen karena tidak dapat mengubah bahan anorganik menjadi
bahan organik. Konsumen dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu sebagai
berikut.
a) Konsumen tingkat pertama (konsumen primer) merupakan konsumen yang
memakan tumbuhan secara langsung, misalnya, hewan pemakan
tumbuhan (herbivor), seperti zooplankton, ulat, belalang, tikus, sapi,
kerbau, kambing, dan kuda.
b) Konsumen tingkat kedua (konsumen sekunder) merupakan konsumen
yang memakan konsumen tingkat pertama, misalnya, burung pemakan ulat
dan ular pemakan tikus. Biasanya adalah hewan pemakan daging
(karnivora).
c) Konsumen tingkat ketiga (konsumen tersier) merupakan konsumen yang
memakan konsumen tingkat kedua, misalnya, burung elang pemakan ular
atau burung alap-alap pemakan burung pemakan ulat.
d) Konsumen tingkat keempat (konsumen puncak) merupakan konsumen
yang memakan konsumen tingkat ketiga. Manusia sebagai pemakan
tumbuhan dan daging (omnivora) berada pada tingkatan konsumen.

3. Dekomposer (pengurai)
Dekomposer merupakan mikroorganisme yang berperan menguraikan tubuh
makhluk hidup lain yang mati atau sampah. Makhluk hidup yang tergolong
pengurai adalah jamur dan bakteri. Sampah atau bangkai akan mengalami
pembusukan terlebih dahulu dan akhirnya mengalami penguraian. Zat-zat
makanan yang berupa zat organik yang terkandung didalamnya akan terurai
menjadi gas H2S yang menimbulkan bau busuk, CO2, air dan mineral yang
meresap ke dalam tanah. Di dalam ekosistem terjadi hubungan saling
ketergantungan antar komponennya. Hubungan saling ketergantungan tersebut
terjadi antara :
a. Komponen biotik dengan komponen abiotik, misalnya kandungan nutrisi
tanah akan berpengaruh terhadap tumbuhan yang ditanam di tanah
tersebut.
b. Komponen biotik dengan komponen biotik lainnya (produsen, konsumen
dan pengurai), misalnya terjadinya peristiwa makan dan dimakan pada
rantai makanan. Kumpulan beberapa rantai makanan akan membentuk
jaring-jaring makanan. Pada rantai makanan juga terjadi perpindahan
energi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain.
Ekosistem merupakan penggabungan dari unit biosistem yang melibatkan
hubungan interaksi timbal balik antara organisme serta lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju struktur biotik tertentu sehingga terjadi
siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari adalah sumber
dari semua energi yang ada dalam ekosistem. Ketergantungan pada
ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara komponen
biotik dan abiotik. Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi
melalui:
 Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses
makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai
makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme
pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan
maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai
produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas
hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer.
Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga,
terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu
tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
 Jaring-jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling
berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk
seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis
makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup
lainnya. Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat
terjadi melalui siklus materi, seperti: siklus karbon, siklus air, siklus
nitrogen dan siklus sulfur. Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu
bentuk materi menumpuk pada suatu tempat.
C. Tipe Ekosistem
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan
ekosistem buatan.
1. Akuatik (air)
a) Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain memiliki variasi suhu yang
tidak menyolok, penetrasi cahaya yang kurang, serta terpengaruh oleh
iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak pada ekosistem air
tawar adalah jenis ganggang, sedangkan tumbuhan yang lainnya
adalah tumbuhan biji.
b) Ekosistem air laut
Habitat laut ditandai oleh salinitas atau kadar garam yang tinggi
dengan ion CI- dapat mencapai 55% terutama pada daerah laut tropik,
hal ini karena disana memiliki suhu yang tinggi dan penguapan yang
sangat besar. Pada daerah tropik, suhu laut dapat berkisar 25
°C.Terjadinya perbedaan suhu bagian atas dengan bagian bawah
tinggi dan terdapat batas antara lapisan tersebut yang disebut dengan
termoklin.
c) Ekosistem estuari
Estuari atau muara merupakan tempat bersatunya sungai dengan air
laut.Estuari sering dipagari dengan lempengan lumpur intertidal yang
cukup luas.Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang sangat
tinggi serta memiliki banyak nutrisi. Komunitas tumbuhan yang dapat
hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, fitoplankton, dan
ganggang. Komunitas hewannya seperti cacing, ikan, kerang, dan
kepiting.
d) Ekosistem pantai
Dinamakan ekosistem pantai karena yang paling banyak tumbuh pada
gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae memiliki
kemampuan untuk dapat tahan terhadap hempasan gelombang dan
angin.
e) Ekosistem sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir pada satu arah.Air
sungai dingin serta jernih dan memiliki sedikit kandungan
sedimen.Aliran air dan gelombang secara konstan dapat memberikan
oksigen pada air.Ekosistem sungai dihuni oleh beberapa hewan seperti
gurame, kura-kura, dan sebagainya.
f) Ekosistem terumbu karang
Ekosistem terumbu karang terdiri dari coral yang berada dekat
pantai.Efisiensi ekosistem terumbu karang sangat tinggi. Hewan-
hewan yang hidup pada karang memakan organisme mikroskopis serta
sisa organik lain. Kehadiran terumbu karang yang berada di dekat
pantai membuat pantai dapat memiliki pasir putih.
g) Ekosistem laut dalam
Ekosistem laut dalam memiliki kedalaman yang dapat mencapai lebih
dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut serta ikan laut yang mampu
untuk dapat mengeluarkan cahaya.
h) Ekosistem lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuhan yang
dapat berbunga di lingkungan laut.Tumbuhan tersebut dapat hidup
pada perairan pantai dangkal. Lamun atau seagrass mempunyai tunas
berdaun yang tegak serta tangkai-tangkai yang merayap untuk
berbiak. Sebagai sumber daya hayati, tumbuhan lamunbanyak
dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan.

2. Terestrial (darat)
Penentuan zona yang terjadi pada ekosistem terestrial ditentukan dengan
temperatur dan curah hujan.Ekosistem terestrial atau ekosistem darat dapat
dikontrol oleh iklim dan gangguan.Iklim sangat berperan penting untuk
menentukan mengapa pada suatu ekosistem terestrial berada pada tempat
tertentu.Pola ekosistem tersebut dapat berubah akibat berbagai gangguan
misal seperti petir, kebakaran, penebanganan pohon, dan sebagainya.
a) Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis terdapat pada daerah tropik dan subtropik.Hutan
hujan tropis memiliki ciri-ciri curah hujan 200-225 cm per
tahun.Spesies pepohonan relatif cukup banyak dan jenisnya berbeda
tergantung letak geografisnya.Dalam hutan hujan tropis terdapat
tumbuhan khas, yaitu liana atau rotan dan anggrek sebagai epifit.
Hewannya antara lain, burung, kera, badak, harimau, dan burung
hantu.
b) Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat pada wilayah yang memiliki curah
hujan 40 –60 inci per tahun, tetapi temperatur serta kelembaban masih
tergantung terhadap musim. Hewan yang hidup di sabana antara lain
serangga serta mamalia seperti zebra, hyena, dan singa.
c) Padang rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik
ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah memiliki curah hujan
sekitar 25-30 cm per tahun, hujan turun secara tidak teratur, porositas
atau peresapan air yang tinggi, dan drainase aliran air yang cepat.
Tumbuhan yang terdapat pada padang rumput terdiri atas tumbuhan
terna dan rumput. Hewannya antara lain: bison, serigala, anjing liar,
zebra, gajah, jerapah, serangga, dan sebagainya.
d) Gurun
Gurun terdapat pada daerah tropik yang berbatasan dengan padang
rumput. Ekosistem gurun memiliki ciri-ciri gersang dan curah hujan
rendah sekitar 25 cm/tahun.Perbedaan suhu yang terjadi antara siang
dan malam sangat besar.Dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun
seperti kaktus atau tak berdaun dan memiliki akar yang cukup panjang
serta mempunyai jaringan yang dapat menyimpan air.Hewan yang
hidup di gurun seperti ular, kalajengking, dan beberapa hewan
nokturnal lainnya.
e) Hutan gugur
Hutan gugur terdapat pada daerah beriklim sedang yang memiliki 4
musim dan memiliki ciri-ciri curah hujan merata sepanjang tahun.Jenis
pohon dalam ekosistem hutan gugur sedikit dan tidak terlalu rapat.
Hewan yang terdapat di ekosistem hutan gugur antara lain rusa, rubah,
beruang, dan rakun.

f) Taiga
Taiga terdapat dibelahan bumi sebelah utara dan pegunungan daerah
tropik.Taiga memiliki ciri-ciri suhu di musim dingin yang
rendah.Hutan taiga seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Hewan yang
hidup di taiga antara lain moose, beruang hitam, dan burung-burung
yang bermigrasi ke selatan pada saat musim gugur.
g) Tundra
h) Tundra terdapat pada belahan bumi sebelah utara dalam lingkaran
kutub utara serta terdapat di puncak gunung tinggi. Pertumbuhan
tanaman di daerah tundra hanya sekitar 60 hari. Contoh tumbuhan
pada ekosistem tundra yang dominan adalah sphagnum, liken,
tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang.
i) Karst (batu gamping /gua)
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping yang terdapat pada
wilayah Yugoslavia. Karst memiliki ciri-ciri tanahnya kurang subur
untuk pertanian, mudah longsor, sensitif terhadapt erosi.
3. Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan sendiri oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan. Contoh ekosistem buatan adalah:
a. Bendungan
b. Hutan tanaman produksi seperti jati serta pinus
c. Agroekosistem yang berupa sawah tadah hujan
d. Sawah irigasi
e. Perkebunan sawit
HABITAT
1. Pengertian Habitat
Menurut Krebs (1985), adalah tempat di mana organisme tersebut hidup.Habitat
adalah tempat tinggal berbagai jenis organisme hidup melaksanakan
kehidupannya. Dalam ekosistem yang menjadi habitatnya ada bermacam-macam,
seperti perairan, daratan, hutan atau sawah. Istilah habitat dapat berarti juga
sebagai tempat tinggal atau tempat menghuni seluruh populasi atau komunitas
makhluk hidup dalam ekosistem.
Menurut sridianti (2018), Habitat adalah area ekologi atau lingkungan yang dihuni
oleh spesies tertentu dari hewan, tumbuhan, atau jenis lain dari organisme. Habitat
adalah lingkungan alam di mana suatu organisme hidup, atau lingkungan fisik
yang mengelilingi populasi spesies.

2. Macam Habitat
Habitat adalah tempat tinggal berbagai jenis organism hidup melaksanakan
kehidupannya. Dalam ekosistem yang menjadi habitatnya ada bermacam-macam,
seperti perairan, daratan, hutan atau sawah. Istilah habitat dapat berarti juga sebgai
tempat tinggal atau tempat menghuni seluruh populasi atau komunitas makhluk
hidup dalam ekosistem.

Secara garis besar, dikenal empat tipe habitat utama yaitu daratan, perairan
tawar, perairan payau, dan estuaria serta perairan bahari/laut. Masing-masing
kategori utama itu dapat dipilah-pilahkan lagi tergantung corak kepentingannya
mengenai aspek yang ingin diketahui.

Berdasarkan variasi habitat menurut waktu dapat dikenal 4 macam habitat yaitu :

Habitat yang konstan, yaitu habitat yang kondisinya terus-mnerus relatif baik atau
kurang baik.

Habitat yang bersifat memusim, yaitu habitat yang kondisinya secara relative
teratur secara berganti-ganti antara baik dan kurang baik.

Habitat yang tidak menentu, yaitu habitat yang mengalami suatu periode dengan
kondisi yang lamanya juga bervariasi sehingga kondisinya tidak dapat diramalkan.

Habitat yang ephemeral, yaitu suatu habitat yang mengalami perioda kondisi baik
yang berlangsung relative singkat, diikuti oleh suatu perioda dengan kondisi yang
berlangsung relative lama sekali.
Menurut Gian, 2018.
Habitat perairan dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Habitat Air Tawar


Yang termasuk habitat air tawar adalah sungai, kolam, danau, dan rawa. Ciri-ciri
habitat air tawar, yaitu sebagai berikut.

1. Adanya aliran air dan dipengaruhi oleh iklim dan cuaca meskipun tidak
begitu besar seperti habitat di darat.
2. Secara fisik dan biologi, habitat air tawar adalah sebagai perantara habitat
air laut dan habitat darat.
3. Kadar garam rendah, bahkan lebih rendah daripada kadar garam di dalam
tubuh suatu organisme.

b. Habitat air Laut


Kadar garam di laut tidak sama, ada yang tinggi, yaitu daerah tropika dan ada
yang rendah, yaitu daerah yang jauh dari khatulistiwa. Kadar garam ini
berpengaruh terhadap keseimbangan air dan organisme yang hidup di laut.

Pada hakikatnya habitat laut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu fotik, daerah
yang cukup mendapat intensitas cahaya, terdapat di daerah-daerah pasang surut,
neuratik, dan litoral, serta afotik, yaitu daerah yang kurang/tidak mendapat
cahaya.

Suatu Habitat terdiri dari faktor fisik seperti tanah, kelembaban, kisaran suhu, dan
ketersediaan cahaya serta faktor-faktor biotik seperti ketersediaan makanan dan
adanya predator. Sebuah Habitat belum tentu daerah-untuk geografis organisme
parasit itu adalah tubuh inangnya atau bahkan sel dalam tubuh inang.

Habitat monotipe terjadi dalam konteks botani dan zoologi, dan merupakan
komponen biologi konservasi. Dalam restorasi ekologi komunitas tumbuhan asli
atau habitat, beberapa spesies invasif membuat berdiri monotipe yang mengganti
dan / atau mencegah spesies lain, terutama yang asli, dari tumbuh di sana. Sebuah
kolonisasi dominan dapat terjadi dari bahan kimia tahan memancarkan, monopoli
nutrisi, atau dari kurangnya kontrol alami seperti herbivora atau iklim, yang
menjaga mereka seimbang dengan habitat asli mereka. Meskipun namanya
mungkin tampaknya menyiratkan kesederhanaan dibandingkan dengan habitat
polytipe, habitat monotipe dapat menjadi kompleks.
Ekosistem yang diamati kali ini adalah ekosistem kolam yang ada di
Arboretum Universitas Padjadjaran. Ekosistem danau dan kolam terdiri dari 3
wilayah horizontal yaitu :
a) Wilayah Litoral adalah merupakan wilayah perairan dangkal di sepanjang tepi
danau dan kolam. Contohnya : Hydrylla, Hydra, capung, katak, burung, dan
tikus.
b) Wilayah Limnetik adalah wilayah perairan terbuka yang masih bisa di tembus
oleh cahaya matahari. Contohnya : Zooplankton dan Fitoplankton.
c) Wilayah Profundal adalah daerah yang dalam, dengan berbagai jenis
dekomposer pada bagian dasarnya
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Hasil yang didapatkan pada praktikum keanekaragaman hayati dan
ekosistem adalah:
- Tabel
Tabel hasil pengamatan fauna
No Nama Lokal Nama Latin Struktur Fungsional
1. Angsa putih Cygnus olor Konsumen I
2. Bebek Anas platyrhynchos Konsumen I
3. Ikan mujaer Oreochromis mossambicus Konsumen II
4. Kodok Duttaphrynus melanostictus Konsumen II
5. Semut Camponotus pennsylvanicus Detritivor
6. Ulat Chrysomya megacephala Konsumen I
7. Bekicot Achantia achantina Konsumen I
8. Belalang Melanoplus differentialis Konsumen I
9. Karang laut Donax trunculus Konsumen I
10. Katak Ordo : Anura Konsumen III
11. Lebah kecil Ordo : Hymenoptera Konsumen I
12. Lebah Apis dorsata Konsumen I
13. Lalat Ordo: Diptera Konsumen I
14. Kadal kebun Mahaya multifaciata Konsumen II
15. Ikan gupi Poecilia reticulata Konsumen II
16. Kumbang metalik Ordo : Coleoptera Konsumen I
17. Laba-laba Ordo: Araneae Konsumen II
18. Ngengat Ordo: Lepidoptera Konsumen I
19. Kupu-kupu Junonia atlites-atlites Konsumen I
20. Burung Class : aves Konsumen III
21. Capung jarum Zygotera Konsumen II

Tabel hasil pengamatan flora


No Nama Lokal Nama Latin Struktur Fungsional
1. Pohon pisang Musa sp. Produsen
2. Kacang hias Arachis pintoi Produsen
3. Jamur Pleurotus sp. Dekomposer
4. Eceng gondok Eichornoa crassipes Produsen
5. Jamur Ordo : Auriculariales Dekomposer
6. Tumbuhan paku Class : Polypodiopsida Produsen
7. Hanjuang Cordyline fruticosa Produsen
8. Bambu Bambusa sp. Produsen
9. Rumput Ordo : poales Produsen
10. Sereh Cymbopogon citratus Produsen
11. Putri malu Mimosa pudica Produsen
12. Pohon pepaya Carica papaya Produsen
13. Pohon aren Arenga pinnata Produsen
14. Pohon singkong Manihot utilissima Produsen
- Jaring Makanan (melibatkan ekosistem)

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang dibentuk oleh hubungan


timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Ekosistem juga
didefinisikan sebagai tatanan kesatuan utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup meliputi faktor biotik dan faktor abiotik yang saling
memengaruhi. Didalam ketergantungan biotik terdapat rantai makanan dan jaring-
jaring makanan. Jaring-jaring makanan merupakan rantai makanan yang saling
berhubungan dan bercabang sehingga membentuk seperti jaring-jaring.

Jaring-jaring yang didapat pada ekosistem kolam di Arboretum


Universitas Padjadjaran ini seperti gambar diatas. Terdapat produsen, konsumen I,
konsumen II, detritivor, dan dekomposer.

Produsen merupakan semua organisme berklorofil, yang dapat


menghasilkan sumber makanan bagi makhluk hidup lain. Yang berperan menjadi
produsen pada ekosistem ini adalah rumput dan tumbuhan.
Konsumen merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai pemakan
bahan organik atau energi yang dihasilkan oleh produsen yang bertujuan untuk
menjaga kelangsungan hidupnya. Terdapat dua tingkatan konsumen disini, yaitu
konsumen I dan konsumen II. Konsumen tingkat pertama (konsumen primer)
merupakan konsumen yang memakan tumbuhan(herbivora) secara langsung, yang
menjadi konsumen I ini adalah kupu-kupu, ulat, dan belalang. Konsumen tingkat
kedua (konsumen sekunder) merupakan konsumen yang memakan konsumen
tingkat pertama, pada ekosistem kolam ini yang menjadi konsumen II yaitu
kodok.

Detritivor merupakanpengurai yang mencabik bangkai sehingga ukuran


daipada bangkainya itu sendiri menjadi lebih kecil dan dapat di uraikan oleh
dekomposer, dalam ekosistem kolam ini yang menjadi detritivor adalah semut.

Dekomposer merupakan mikroorganisme yang berperan menguraikan


tubuh makhluk hidup lain yang mati atau sampah. Yang menjadi dekomposer
dalam ekosistem kolam ini adalah jamur.

Demikian dengan adanya jaring-jaring makanan maka akan terjadinya


keseimbangan ekosistem alam. Karena kondisi keseimbangan tersebut terjadi
apabila interaksi antar komponen terjalin secara seimbang dan harmonis. Dan
dikatakan tidak seimbang apabila mengalami kerusakan seperti rantai
makanannya terputus.
3.2 Pembahasan
Praktikum kali ini adalah “Keanekaragaman Hayati dan Konsep
Ekosistem”.Praktikum ini dilakukan di Hutan Arboretum Universitas
Padjadjaran.Dalam praktikum ini kami mengunjungi, mempelajari, dan
memahami keanekaragaman hayati dan ekosistem yang ada di Universitas
Padjadjaran. Ekosistem yang kami amati adalah ekosistem kolam dengan kondisi
fisik saat diamati, yaitu:
Iklim: Tropis
Cuaca: Cerah
Waktu Pengamatan: 8.28 – 9.00
Ekosistem hutan merupakan ekosistem yang cakupan wilayahnya adalah
berupa darat dan air. Dari yang kami amati ekosistem kolam memiliki komponen-
komponen yang menyusun ekosistem kolam itu sendiri. Komponen tersebut
adalah komponen biotik dan juga abiotik. Komponen yang terdapat dalam
ekosistem kolam ini memiliki hubungan timbal balik antar komponennya dan
memiliki perannya masing-masing dalam ekosistem kolam.
Komponen biotik yang kami temui dari hasil praktikum ini berupa
berbagai macam flora yang ada di kawasan ekosistem kolam dan beranekaragam
fauna baik yang ada di permukaan tanah, di pohon,di air ataupun fauna yang dapat
terbang. Untuk flora didominasi oleh pohon-pohon tinggi besar seperti pohon
pisang (Musa sp.), kacang hias (Arachis pintoi), jamur (Pleurotus sp.). eceng
gondok (Eichornoa crassipes), hanjuang (Cordyline fruticosa), bambu (Bambusa
sp.), sereh (Cymbopogon citratus), pohon pepaya (Carica papaya). Untuk fauna
didominasi oleh hewan-hewan kecil seperti kupu-kupu (Papilio sp.), ngengat,
laba-laba, lalat, semut, dan ulat, belalang, lebah, adapun hewan yang berukuran
cukup besar seperti angsa, bebek dan hewan yang hidup di air seperti jenis ikan-
ikanan yaitu ikan mujaer, dan karang laut. Kami juga menemukan suara burung
yang menandakan burung ikut termasuk sebagai komponen dalam ekosistem
kolam ini.
Komponen abiotik yang ada pada ekosistem kolam saat pengamatan yaitu
tanah, bebatuan, udara, air, cahaya, suhu, angin, cuaca, iklim, dan lain-lain. Tanpa
adanya komponen abiotik ini maka organisme lainnya tidak bisa bertahan hidup,
karena kedua komponen biotik dan abiotik memiliki hubungan. Dalam ekosistem
kolam cahaya matahari dapat membantu proses fotosintesis flora-flora hutan. Dan
air sebagai salah satu komponen abiotik yang mendominasi sebagai tempat tinggal
hewa-hewan yang ada di ekosistem kolam ini.
Total jumlah keseluruhan spesies yang kami temukan yaitu 35 dengan
keterangan empat belas spesies flora dan dua puluh satu spesies fauna. Dari data
tersebut yang kami kumpulkan berdasarkan hasil pengamatan di ekosistem kolam.
Untuk jenis flora dan fauna sudah beragam
Untuk komponen-komponen ekosistem kolam memiliki perannya masing-
masing. Ada produsen atau juga organisme autotrof yang meliputi berbagai
macam flora seperti: bambu, pohon pepaya, pohon pisang, kacang hias, sereh.
Ada konsumen atau juga organisme heterotrof yang terdiri dari konsumen tingkat
I seperti; kupu-kupu, ngengat, belalang, ulat , lalat, lalu konsumen tingkat II yaitu
laba-laba, capung, kadal, dan konsumen III yaitu burung. Ada detritivor seperti
semut. Selanjutnya ada dekomposer, yaitu jamur dan mikroorganisme.
Dekomposer dapat berupa bakteri-bakteri tanah yang mampu mengembalikan
senyawa organik ke alam untuk keperluan organisme autotrof dalam membuat
makanannya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Keadaan keanekaragaman hayati di dalam ekosistem kolam Arboretum
sudah cukup bervariasi dan beraneka ragam baik faunanya maupun
floranya.
2. Keanekaragaman hayati fauna yang terdapat di dalam ekosistem kolam
diantara nya adalah Angsa putih (Cygnus olor), Bebek (Anas
platyrhynchos), Ikan, kodok (Duttaphrynus melanosticus), semut , ulat
bulu, bekicot (Achantia achantia), belalang(melanoplus differentialis),
kerang laut (Donax trunculus), katak, lebah, lalat, kadal kebun (Mahaya
multifaciata), ikan gupi( Poecilia reticulata), kumbang, laba-laba,
ngengat, kupu-kupu (Junonia atlites-atlites), burung, dan capung jarum
(Ordo Zygoptera) .
Sedangkan Keakaragaman hayati flora yang terdapat di dalam ekosistem
kolam diantaranya adalah pohon pisang (Musa sp.), kacang hias (Arachis
pintoi), jamur (Cordyline fruticosa), eceng gondok, jamur, tumbuhan
paku, hanjuang, bambu, rumput, sereh (Cymbopogon citratus), puri malu
(Mimosa pudica), pohon pepaya (Carica papaya), pohon aren (Arenga
pinnata), dan pohon singkong (Manihot utilissima).
3. Ekosistem yang terdapat di di kolam Arboretum dapat dikatakan sebagai
ekosistem yang seimbang karena jumlah tiap populasi yang cukup (tidak
over pupulasi) dan juga komponen-komponen di dalamnya dapat
berlangsung secara harmonis dan seimbang dengan lingkungan yang
mendukung seperti, iklim tropis, kadar air dan sinar matahari yang
mencukupi, serta kelembapan dan suhu yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Gian.2018.Bermacam-macam jenis habitat atau bioma di dunia.https://kutabbku.c


om/2016/11/bermacam-macam-jenis-habitat-atau-bioma-di-dunia.html?m
=1 (diakses pada 3 Desember 2018 pukul 17.00)

Kosasih & Danny.2016.Kondisi Keanekaragaman Hayati di Indonesia Memburuk,


https://www.greeners.co/berita/kondisi-keanekaragaman-hayati-indonesia-
memburuk/ (diakses pada 4 Desember 2018 pukul 11.20)

Krebs,C.J.1985.Ecology The Experimental Analysis of Distribution and Abudanc


e.Third Edition Harder Collins Publisher.Nelv Yoft P

Kusmana dkk.2015.Keanekaragaman Hayati Flora di Indonesia.Jurnal Pengelola


An Sumber Daya Alam dan Lingkungan.5(2):187-198

Kusmana dkk.2015.Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas) Sebagai Elemen Kun


ci Ekosistem Kota Hijau.Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon.1(8).1747-1755

Sridianti.2018. Pengertian Habitat.https://www.sridianti.com/pengertian-habitat.ht


ml (diakses pada 4 Desember 2018 pukul 12.54)
LAMPIRAN
 Nama Ekosistem yang diamati

 Spesies yang belum teridentifikasi


 Flora
 Fauna
 Perwakilan tiap peranan dalam ekosistem yang diamati (hanya yang ada dan
dapat terfoto, 1 saja perkomponen)
 Produsen
 Konsumen 1

 Konsumen 2
 Detritivor

 Dekomposer
Daftar pembagian kerja kelompok :
BAB I Pendahuluan
-latar belakang : Vidhia
- tujuan
- identifikasi masalah (adinda)
BAB II Tinjauan Pustaka
-kehati (rizky)
-ekosistem (afifah)
- habitat (maranti)
-ekosistem kolam (alif)
BAB III Hasil dan pembahasan
-tabel (semua)
-Jaring makanan (syifa)
Pembahasan (syifa
BAB IV
-kesimpulan (shofi)
Daftar pustaka dan lampiran (Rafif)

Anda mungkin juga menyukai