KELOMPOK 8
1714041005 AHMAD JABBAR ISMAIL
1814041022 AZIZAH FAJRIATI RAHMATIRA
1814042030 NURCAHAYA
1814042042 RIZA RISKY YULIANTI
1814041031 SELVI
Akhmad Faqih Dzulkarnaim, S.Pd, M.Pd Nur Faziatul Fajrah S.Pd, M.Pd
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Praktikum
A. Latar Belakang
Ekologi merupakan cabang ilmu yang membahas tentang hubungan makhluk
hidup dengan lingkunga sekitarnya. Dimuka bumi terdapat banyak sekali jenis-jenis
makhluk hidup, dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme
sederhana seperti jamur, amoeba, bekteri hingga virus. Meskipun demikian, setiap
makhluk hidup idak dapat hidup sendiri. Setiap makhluk hidup membutuhkan
makhluk hidup lainnya untuk bertahan hidup.
Pada ekosistem daratan, organisme yang ada di tanah merupakan pengurai
yang berfungsi untuk mengubah bahan organik menjadi senyawa lainnya yang
memiliki manfaat bagi tanah. Fauna tanah merupakan salah satu komponen ekosistem
tanah yang berperan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara penurunan berat
jenis, peningkatan ruang pori, airase, drainase, kapasitas penyimpanan air,
dekomposisi bahan organik, pencampuran partikel tanah, penyebaran mikroba dan
perbaikan struktur agregat tanah.
Kehidupan hewan di tanah sangat bergantung pada habitatnya, keberadaan
suatu populasi pada daerah tertentu sangat dipengaruhi oleh keadaan daerah itu
sendiri baik lingkungan biotik maupun abiotik. Faktor lingkungan abiotik secara
umum dibagi menjadi dua yaitu faktor fisika dan faktor kimia. Faktor fisika yang
dimaksud anatar lain suhu, kadar air, pororsitas dan tekstur tanah. Sedangkan yang
termasuk faktor kimia yaitu pH, salinitas, kadar organik tanah serta unsur-unsur
mineral dalam tanah.
Faktor lingkungan baiotik sangat menetukan komunitas hewan yang terdapat
dalam suatu habitat. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan praktikum hewan
dalam tanah dengan judul "Komunitas Hewan Dalam Tanah (Infauna) Metode
Perangkap Corong Berlese Funnel".
B. Tujuan Praktikum
Mengetahui beberapa organisme yang hidup di dalam tanah dengan metode
ekstraksi menggunakan Corong Berlese Tullgren (Berlese Funnel).
C. Manfaat Praktikum
Praktikum ini bermanfaat agar mahasiswa mengetahui beberapa organisme
yang hidup di dalam tanah menggunakan metode ekstraksi dengan Corong Berlese
Tullgren (Berlese Funnel).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Estimasi Populasi Hewan Dalam Tanah (Infauna)
Jumlah Individu Indeks Keanekaragaman
Nama ordo/
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi
famili/ genus
1 2 3 3
Solenopsis sp. 1 0 6 -0.34657 0 -0.27031
Dolichoderus 1 1 2 -0.34657 -0.3662 -0.33424
thoracicus
Carabidae 0 0 1 0 0 -0.24414
Lycosidae 0 1 0 0 -0.3662 0
Trichorina 0 1 0 0 0.3662 0
tomentosa
Total 2 6 9 H’= H’= H’=
0.69315 1.09861 0.84869
B. Analisis Data
a. Indeks keanekaragaman lokasi 1
∑ ( )
[ ( ) ( )]
[ -0,34657 + (-0,34657)]
∑ ( )
[ ( ) ( )
( )]
[-0.3662 + (- 0.3662) + (-0.3662)]
∑ ( )
[ ( ) ( )
( )]
[ -0.27031 + (-0.33424) + (-0.24414)]
84869
C. Pembahasan
Komunitas merupakan sekumpulan populasi yang saling berinteraksi baik
secara langsung maupun secara tidak langsung. Komunitas terdiri atas sejumlah
hewan berbeda, yang secara bersamaan tinggal pada habitat atau area yang serta
terjadi interaksi melalui hubungan trofik dan spasial. Konsep komunitas sangat
penting dalam mempelajari ekologi, karena pada tingkat komunitas inilah dikaji
keberadaan keanekaragaman jenis organisme yang hidup bersama dengan cara
beraturan, tidak tersebar begitu saja tanpa adanya interaksi. Struktur komunitas
merupakan suatu konsep yang mempelajari susunan atau komposisi jenis dan
kelimpahannya dalam suatu komunitas (Husamah, 2017).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat dilihat dari tabel hasil
pengamatan dan analisis data bahwa lokasi ke-2 memiliki keanekaragaman yang
lebih tinggi dibandingkan dari lokasi lainnya. Hal ini dapat diakibatkan oleh sifat dan
karakteristik tanah yang berbeda pada setiap lokasi. Terdapat beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap komunitas hewan tanah yaitu suhu tanah, keasaman (pH) tanah,
bahan organik, kelembaban dan kadar air tanah,
Secara umum untuk menghitung indeks keanekaragaman digunakan rumus
indeks keanakaragaman Shannon-Wiener, sebagai berikut
∑ ( ) atau ∑ ( )
Keterangan :
H’ = indeks keanekaragaman Shannon-Wiener,
s = jumlah spesies dalam komunitas,
pi = proporsi spesies ke-I terhadap jumlah total atau ni/N
ni = jumlah individu suatu spesies dalam komunitas, dan
N = jumlah individu keseluruhan spesies dalam komunitas.
Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dibagi dalam 5 kategori yaitu: <1
sangat rendah, 1<2 rendah, 2<3 sedang, 3<4 tinggi dan >4 sangat tinggi. Nilai indeks
Shannon-Wiener umunya berkisar 1,5 - 3,5 dan jarang mencapai 4,5. Semakin besar
nilai H’ suatu komunitas maka semakin mantap pula komunitas tersebut atau semakin
tinggi kelimpahan relatifnya. Nilai H’= 0 dapat terjadi apabila hanya terdapat satu
jenis dalam satu contoh tanah (sampel) dan H’ maksimal bila semua jenis mempunyai
jumlah individu yang sama dan hal ini menunjukkan kelimpahan yang terdistribusi
secara sempurna. Sehubungan dengan kesuburan tanah, semakin tinggi indeks
keanekaragaman maka dinamika biologis dan tingkat dekomposisi atau proses daur
hara tanah semakin baik sehingga kesuburan tanah semakin baik (Husamah, 2017).
Berdasarkan perhitungan indeks keanekaragamn yang telah dilakukan pada
ketiga lokasi, diketahui bahwa kedua lokasi tersebut termasuk dalam kategori yang
memiliki keanekaragaman yang rendah. Adapun dari ketiga lokasi tersebut diketahui
bahwa lokasi kedua memiliki indeks keanekaragaman yang paling tinggi yaitu
1.09861.
Adapun beberapa organisme tanah yang ditemukan menggunakan metode
ekstraksi menggunakan Corong Berlese Tullgren (Berlese Funnel) yaitu Solenopsis
sp. (semut merah), Dolichoderus thoracicus (semut hitam), Carabidae (kumbang
tanah), Lycosidae (laba-laba serigala) dan Trichorina tomentosa (kutu kayu).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hewan tanah (Infauna) yang ditemukan dari ketiga sampel tanah yang berbeda
lokasi dengan menggunakan metode ekstraksi dengan Corong Berlese Tulgren yaitu
Solenopsis sp, Dolichoderus thoracicus (semut hitam), Carabidae (kumbang tanah),
Lycosidae (laba-laba serigala) dan Trichorina tomentosa (kutu kayu).. Adapun dari
ketiga lokasi sampel tanah tersebut dikatahui bahwa sampel tanah dari lokasi ke-2
memiliki indeks keanekaragaman yang paling tinggi dari kedua lokasi lainnya. Serta
ketiga lokasi tersebut diketahui memiliki indeks keanekaragaman yang rendah.
B. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya agar dilakukan secara offline agar dapat
dilakukan pengamatan organisme tanah yang berukuran mikro dengan menggunakan
mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA