PENDAHULUAN
dalam tanah maka kesuburan tanah semakin tinggi. Menurut Abbot dan Murphy
(2003) kesuburan tanah adalah kemampuam dan kapasitas tanah untuk menyediakan
unsur hara dalam kondisi dan jumlah yang berimbang untuk pertumbuhan tanaman.
Kesuburan tanah sangat dipengaruhi juga oleh keseimbangan kondisi fisik, kimia dan
biologi di dalam tanah oleh sebab itu keseimbangn ketiga faktor ini perlu
meningkat.
Ditinjau dari kondisi biologis tanah, aktifitas dan populasi organisme tanah
merupakan salah satu aspek pendukung kesuburan dan kualitas serta kesehatan tanah.
dimana mencerminkan struktur dan fungsi proses ekologi serta respon terhadap
perubahan kondisi tanah yang dihasilkan oleh praktek pengelolaan lahan. Keberadaan
serta aktivitas biota tanah dapat memberikan pengaruh positif bagi sistem budidaya
cacing, serangga, nematoda, keong, siput, bekicot, sangat penting peranannya dalam
penting dalam proses transformasi unsur hara. Makrofauna tanah juga berperan
penting dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah selain membantu
1
dalam proses perombakan materi tumbuhan dan hewan yang mati juga membantu
dalam perbaikan struktur tanah. Dengan demikian makrofauna tanah berperan aktif
Kesehatan tanah atau tanah yang sehat adalah tanah yang produktif, yaitu
yang mampu menyangga pertumbuhan tanaman dan aktivitas organisme tanah, sesuai
dengan jenis tanah dan iklim tertentu. Fauna tanah memerlukan persyaratan tertentu
mempengaruhi aktivitas organisme tanah yaitu iklim (curah hujan, suhu), tanah
(kemasaman kelembaban, suhu tanah, hara), dan vegetasi (hutan, padang rumput)
1.2 Tujuan
2
II TINJAUAN PUSTAKA
hewan, dan jasad renik yang tidak terhitung banyaknya. Kehidupan di dalam tanah
sampai hewan besar yang menggali liang. Masing masing ekosistem mempunyai
kombinasi makhluk hidup dan sumberdaya abiotik yang unik yang berfungsi
Menurut Mulyani (1996) tanah dengan nilai produktivitas yang tinggi, tidak
hanya terdiri dari komponen komponen padat, cair dan udara (gas), akan tetapi harus
mengandung jasad hidup tanah yang banyak. Dengan adanya jasad hidup tanah, maka
tingkat kesuburan tanah akan dipengaruhinya, karena jasad hidup memegang peranan
penting dalam proses pelapukan bahan organik di dalam tanah sehingga unsur hara
Secara ekologis tanah tersusun oleh tiga kelompok material, yaitu material
hidup (faktor biotik) berupa biota (jasad hayati), fator abiotik berupa bahan organik
dan faktor abiotik pasir (sand), debu (silt) dan liat (clay). Kesuburan tanah tidak
hanya bergantung pada komposisi kimiawinya melainkan juga pada ciri alami
1990).
3
Setiap tanah mempunyai populasi organisme yang berbeda. Berbagai populasi
dan habitat dalam tanah bersama sama membentuk ekosistem. Dalam suatu ekosistem
tanah, berbagai mikroba hidup, bertahan hidup, dan berkompetisi dalam memperoleh
ruang, oksigen, air, hara, dan kebutuhan hidup lainnya, baik secara simbiotik maupun
(Yulipriyanto, 2010).
tanah, dan horizon tanah yang lebih dalam. Distribusi vertikal dan horizon tanah
biasanya dibatasi oleh temperatur, kandungan air dan tekstur tanah. Dalam hal ini
tanah mempunyai hubungan erat dengan pori tanah, pertikel tanah, dan akar tanaman
Autochthonous: golongan ini dapat dikatakan sebagai mikroba setempat atau pribumi
pada tanah tertentu, selalu hidup dan berkembang di tanah tersebut dan atau selalu
tanah, secara disengaja seperti dengan inokulasi leguminosa, atau yang tidak secara
disengaja seperti dalam kasus unsur unsur penghasil penyakit tanaman dan hewan,
4
organisme ini kemungkinan akan segera mati atau bertahan untuk sementara waktu
Bahan organik tanah berasal dari sisa-sisa tanaman dan hewan yang
mengalami proses perombakan, selama proses perombakan ini berbagai jasad hayati
tanah baik yang menggunakan tanah sebagai liangnya ataupun yang hidup dan
organik dari bentuk segar (termasuk juga sel sel jasad mikro yang mati) hingga terurai
2010)
lingkungan tanah bervariasi menurut letak dan iklimnya. Tanah juga memiliki
kedalaman, sipat-sipat fisik, komposisi kimiawi dan asal yang berbeda. Komposisi
tanah terdiri dari materi nonorganik 45% ( Si, Al, Fe, Ca, Mg,K, Na, P &, dan lain-
lain), materi organik 5% (karbohidrat, protein, lipid, dan lain-lain), air (25%) dan
mikroorganisme.
terdiri atas prokariotik (bakteri dan actinomycetes, fungi, algae), mikro pauna
(protozoa dan archegoa), meso pauna (nemathoda) makro pauna (semut, cacing tanah,
5
dan lainnya), dan mikrobiota (mycoplasma, virus, piroid dan prion). Tetapi
mikrobiologi tanah mempokuskan pada bakteri, jamur, dan virus yang terdapat pada
tanah. Mikroba tanah juga menghasilkan metabolit yang mempunyai efek sebagai zat
karena
Sedangkan peran merugikan diantaranya sebagai patogen pada manusia, hewan, dan
tumbuhan.
6
Makroorganisme tanah adalah mahluk-mahluk berukuran besar. Tanah
melakukan proses pembusukan sisa tanaman sehingga menjadi unsur hara dan
peredaran air dan udara di dalam tanah. Dengan menggali tanah, binatang-binatang
kecil mencampur lapisanl-apisan tanah. Tanah yang sehat mempunyai berbagai jenis
binatang (bio-diversitas tinggi). Dominasi oleh salah satu jenis binatang merupakan
terlalu banyak atau terlalu sedikit air. Penggunaan pestisida juga bisa merusak
Binatang yang sering ditemukan di dalam atau di atas permukaan tanah adalah
semut , cacing, ular, kumbang, laba-laba, tikus, jangkrik, lipan dan sebagainya. Di
dalam tanah terdapat berbagai jenis biota tanah, antara lain mikroba (bakteri,fungi,
Sampai saat ini tidak ada penggolongan yang betul-betul tegas terhadap
7
yang memfokuskan pada fauna tanah, bahwa peranan/fungsi fauna tanah ditentukan
oleh ukuran tubuhnya. Fauna tanah dibedakan menjadi dua kelompok fungsional
bakteri dan fungi di ekosistem. Mereka memangsa bakteri dan fungi sehingga penting
rayap dan semut) berperan sebagai perekayasa lingkungan dalam proses dekomposisi
dan distribusi bahan organik. Partikel-partikel tanah diangkut ke berbagai tempat oleh
dalam tiga kelompok besar berdasarkan fungsinya di dalam ekosistem tanah. Mereka
tanah yang memegang peranan dalam menjaga dan mendukung kesuburan tanah.
transformasi bahan organik, dekomposisi bahan organik, translokasi hara, agen hayati
dan fungsi lainnya. Dengan adanya peran penting tersebut, sudah seharusnya
penilaian/prediksi untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dalam tanah secara lebih
fisika tanah tetapi juga melibatkan mahluk hidup yang terkena dampak
8
Penggunaan dan pengelolaan lahan memberikan pengaruh besar terhadap
(1994) dan Barros et al., (2002) menyebutkan bahwa penggunaan lahan mampu
fungsi penting dari ekologi yang diperankannya juga ikut terganggu. Mesofauna dan
yang dapat mengganggu aktifitas dan populasi mesofauna dan makrofauna di dalam
pengelolaan dan penggunaan lahan, menjadi salah satu latar belakang yang tepat
tanah pada beberapa penggunaan lahan dan pengelolaan lahan pada ekosistim alami
ataupun pada tahap sistem pertanian yang berbeda. Pengaruh mesofauna dan
makrofauna tanah terhadap sifat-sifat tanah mungkin menjadi hal yang sangat penting
bagi penilaian kualitas tanah. Nagari Aie Angek yang terletak di lereng bawah
Sumatera Barat.
9
Kegiatan pertanian organik (IPO Aie angek) sudah berlangsung sejak 2005
hingga tahun 2015. Meskipun daerah ini telah ditetapkan menjadi daerah
konvensional dengan penggunaan pupuk kimia sintetis dan pestisida tinggi. Dengan
adanya beberapa sistim pengelolaan lahan pada daerah sentra hortikultura Nagari Aie
Fauna tanah merupakan organisme yang seluruh atau sebagian besar daur
hidupnya dilakukan di dalam tubuh tanah juga permukaan tanah yang berperan dalam
Menurut Barnes (1997), fauna tanah memainkan peranan yang sangat penting
2. Melakukan pembusukan pada bahan pilihan seperti gula, selulosa, dan sejenis
lignin.
10
5. Membentuk kemantapan agregat antara bahan organik dan bahan mineral
tanah.
berdasarkan ukuran tubuh, kehadiran, tempat hidup dalam lapisan tanah, cara
mempengaruhi system tanah dan berdasarkan jenis makanan atau cara makan.
Pengelompokan fauna tanah menurut ukuran tubuh merupakan sistem yang paling
umum digunakan dalam proses identifikasi fauna tanah (Coleman et al., 2004) karena
lebih sederhana dan mudah digunakan. Adapun menurut Sohlenius (1980) dalam
Handayanto & Hairiah (2009), kisaran ukuran tubuh fauna tanah mencakup
kelompok: mikrofauna (panjang < 100 µm), mesofauna (panjang 100 µm - < 2 mm),
tumbuhan, mesofauna tanah juga memiliki arti penting dalam menjaga kesuburan
fisika, kimia, dan biologi tanah (Adianto, 1993). Beberapa peneliti mengusulkan
organik tanah yang dibutuhkan makromesofauna tanah lainnya (misal: cacing). Selain
hal tersebut aktivitas fauna tanah menyebabkan fraksinasi bahan organik yang
11
berukuran kasar menjadi serpihan yang lebih halus sehingga luas permukaan jenis
bahan organik tersebut menjadi lebih besar yang berarti memberi kemungkinan
mikroba tanah kontak dengan bahan organik tersebut lebih besar. Selain
bahan organik dalam tanah, meningkatkan kesuburan dan memperbaiki sifat fisik
tanah. Invertebrata dekomposer yang penting meliputi cacing tanah dan Collembola
(Saraswati, 2006).
Keanekaragaman fauna tanah pada musim dan tipe permukaan tanah yang
berbeda memiliki perbedaan pula, hal ini berdasarkan hasil penelitian Suhardjono,
dan Adisoemarto (1997) dalam Rahmawaty (2004). Hasil penelitian ini, menyebutkan
bahwa terdapat perbedaan keanekaragaman suku yang ditemukan pada musim dan
lokasi yang berbeda. Sedangkan hasil penelitian Mercianto (1997) dalam Rahmawaty
sebagai:
12
a. saprofagus, yaitu fauna pemakan sisa-sisa organik sehingga mempercepat proses
b. geofagus, yaitu fauna pemakan campuran tanah dan sisa organik, yang secara
13
III. METODOLOGI
Praktikum Biologi dan Kesehatan Tanah dilakukan pada hari Sabtu, bulan
Oktober - Desember 2019 setiap pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai. Kegiatan
Alat yang digunakan adalah autoklaf, cawan petri, gelas kimia, erlenmeyer,
tabung reaksi, baskom sedangkan bahan yang digunakan adalah, air, klorox, kertas,
Alat yang digunakan hotplate, autoklaf, gelas kimia 1000 ml, batang
pengaduk, alumunium foil, timbangan analitik, plastik wrap sedangkan bahan yang
Alat yang digunakan magnetic stirer, hotplate, autoklaf, gelas kimia 1000 ml,
batang pengaduk, alumunium foil, timbangan analitik, dan tabung rekasi sedangkan
bahan yang digunakan adalah NaCL 8,5 gram, rumen 20 gram dan 1 L aquades.
14
3.2.4 Pengenceran
Alat yang digunakan magnetic stirrer, tabung rekasi sedangkan bahan yang
digunakan adalah 20 Ml larutan rumen atau urine sapi, dan 180 ml larutan fisiologis.
Alat yang digunakan corong barles turgrin, baskom, saringan, lup, karung,
cangkul, aliran listrik dan penggaris, sedangkan bahan yang digunakan adalah
alkohol.
Alat yang digunakan cangkul, karung, penggaris, dan aqua gelas, sedangkan
Adapun langkah kerja dari kegiatan praktikum sterilisasi alat sebagai berikut:
1. Direndam cawan petri, gelas kimia, erlenmeyer, tabung reaksi dalam larutan
2. Dikeringkan alat yang telah direndam sampai tidak ada tetesan air.
15
4. Dimasukkan alat yang telah siap dibungkus kedalam autoklaf, sebelumnya
selama 15 menit.
dan diwrap.
6. Ditutup rapat autokalf, kemudian diatur suhu 121oC, tekanan 2 ATM, selama
15 menit.
16
1. Ditimbang 8,5 gram NaCl lalu dimasukkan kedalam gelas kimia atau
erlenmeyer.
3.3.4 Pengenceran
tabung reaksi 1.
pengenceran ke-2
penegnceran ke-7
17
6. Diberi label dan ditutup dengan alumunium foil.
No Gambar Keterangan
1 Bakteri selulolitik di
rumen sapi
sapi
bakteri selulotik di rumen sapi dimana bakteri penghasil enzim selulase yang mampu
mengurai selulosa dapat diisolasi dari rumen sapi. Rumen merupakan salah satu
protozoa, dan fungi. Bakteri selulolitik merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup
dalam rumen sapi sebagai penghasil enzim selulase untuk menghidrolisis selulosa
kompleks dari pakan hijauan menjadi glukosa. Bakteri yang mempunyai aktivitas
selulolitik tinggi dapat menjadi sumber enzim selulase untuk industri. Penelitian ini
18
bertujuan untuk mendapatkan bakteri selulolitik asal cairan rumen sapi yang memiliki
biodiversitas bakteri selulolitik potensial dari cairan rumen sapi yang juga dapat
hotplet selama 30 detik, setelah selesai di hotplet di ambil larutan yang di tabung
sampai ke tabung reaksi 10. Begitu juga dengan urine sapi yang digunakan.
No Gambar Keterangan
1 Cacing tanah berjumlah 8
19
4 Kumbang tanduk
berjumlah 1
dimana setelah di amati mendapatkan cacing sebanyak 8 ekor, semut hitam sebanyak
2 ekor dan semut api sebanyak 15 ekor serta mendapatkan kumbang hanya 1 ekor.
Berdasarkan hasil yang telah didapat ditanah tidak terganggu makrofauna lebih
seresah yang disukai makrofauna tanah. Brussard (1998) menyatakan bahwa sisa-sisa
tanaman dan pupuk organik merupakan bahan organik yang digunakan sebagai bahan
makanan. Oleh karena itu, fauna tanah dapat ditemukan pada tanah-tanah bervegetasi.
Identifikasi
Kingdom : Animalia
20
Filum : Annelida
Kelas : Oligochaeta
Ordo : Haplotaxida
Famili : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Spesies : Terrestris
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo :Hymenopter
Famili :Formiadea
Genus :Dolichoderus
Kingdom :Animalia
Filum :Arthrophoda
21
Kelas :Insecta
Ordo :Hymenoptera
Family :Formicidea
Genus :Solenopsis
Kingdom :Animalia
Filum :Arthrophoda
Kelas :Insecta
Family :Scarebaeidas
Genus :Chalcosoma
No Gambar Keterangan
1 A cari ditanah terganggu
22
Berdasarkan pengamatan meso fauna tanah yang telah dilaksanakan
mendapatkan hasil yaitu Kutu dimana mesofauna akan hidup pada tempat yang
memiliki kelembaban tanah yang sedang dan memiliki bahan organik yang tinggi,
bahan organik di dalam tanah. C organik merupakan bahan organik yang terkandung
di dalam maupun di permukaan tanah termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan,
biomasa mikroorganisme, bahan organik yang terlarut dalam air dan bahan organik
yang stabil atau humus. Tinggi rendahnya C organik tanah akan mempengaruhi
jumlah bahan organik tanah, semakin tinggi C organik tanah maka akan meningkat
dalam tanah disebabkan oleh meningkatnya kandungan bahan organik tanah yang
makanannya. Semakin tinggi bahan organik yang tersedia maka jumlah individu
mesofauna tanah akan semakin bertambah, karena bahan organik mampu melindungi
23
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
bermukimnya berbagai kehidupan tumbuhan, hewan, dan jasad renik yang tidak
terhitung banyaknya, Secara ekologis tanah tersusun oleh tiga kelompok material,
yaitu material hidup (faktor biotik) berupa biota (jasad hayati), fator abiotik berupa
bahan organik dan faktor abiotik pasir (sand), debu (silt) dan liat (clay). Populasi
24
mikrobiologis tanah terbagi dalam tiga golonggan besar, yaitu Autochthonous,
dekomposisi bahan organik, translokasi hara, agen hayati dan fungsi lainnya.
4.2 Saran
praktikum dilaksanakan sebaik baiknya karena saat praktikum sangat banyak ilmu
yang bermanfaat yang bisa di ambil, dan sebaiknya dalam melaksanakan praktikum
dilakukan seserius mungkin karena alat yang ada dilaboraturium sangat mahal
sehingga dalam pelaksanaan atau dalam penggunaan alatnya harus dilakukan seteliti
DAFTAR PUSTAKA
UGM Press.
25
Engelstad, F. 1991. Impact of Eartworm in Decomposition of Garden Refuse,
Universitas Lampung.
1987.
Http://www.hayatiipb.com/users/rudyct/indiv2001/afra-dnm.htm.
26
Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Jakarta : Direktorat Jenderal
Sutejo, M. M. 1991. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bina Aksara. Jakarta. Jurnal
Litbang Pertanian.
of California Press.
27