Anda di halaman 1dari 11

DASAR-DASAR ILMU TANAH

“SIFAT-SIFAT BIOLOGI PADA TANAH“

Oleh :
Nama : MITAKHUL MUNIR
NIM : 05021381823054

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Tanah merupakan suatu komponen penting dalam modal dasar pertanian. Sifat, ciri dan
tingkat produktivitasnya, tanah sangat dipengaruhi oleh sifat kimia,fisika dan biologi tanah.
Biologi tanah adalah ilmu yang mempelajari mahluk-mahluk hidup didalam tanah.Karena ada
bagian-bagian hidup di dalam tanah, maka tanah itu disebut sebagai “Living System”
contohnya akar tanaman dan organisme lainnya di dalam tanah.

Tanah sebagai suatu pedosistem dengan tanaman tingkat tinggi tumbuh diatasnya
membentuk ekosistem yang terbuka dan dinamis sehingga terdapat aliran energi dan bahan
(panas, air, hara, bahan mineral dan organik, organisme). Sifat tanah yang penting dalam
mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah kesesuaiannya sebagai media pertumbuhan akar
tanaman: air, udara, penyerapan panas dan pasokan unsur hara. Keadaan tersebut bersama-
sama menentukan tingkat kesuburan tanah.

Sejumlah besar organisme tanah hidup di dalam tanah. Bagian terbesar organisme
tanah terdiri dari kehidupan tumbuhan. Hal ini tidaklah berarti memperkecil arti hewan-
hewan terutama dalam tahap permulaan dekomposisi organik.

II. RUMUSAN MASALAH

1.1 Pengertian Biologi Tanah ?

1.2 Apa Sifat Biologi Tanah ?

III. TUJUAN

1.1 Mengetahui pengertian Bologi Tanah

1.2 Mengetahui apa itu Sifat Biologi Tanah


BAB II

PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN BIOLOGI TANAH

Tanah merupakan suatu komponen penting dalam modal dasar pertanian. Sifat, ciri
dan tingkat kesuburan (produktivitas) nya, tanah sangat dipengaruhi oleh sifat kimia,fisika
dan biologi tanah. Biologi tanah adalah ilmu yang mempelajari mahluk-mahluk hidup
didalam tanah.Karena ada bagian-bagian hidup di dalam tanah, maka tanah itu disebut
sebagai “Living System” contohnya akar tanaman dan organisme lainnya di dalam tanah.

Biologi tanah adalah sebuah studi mengenai


aktivitas mikroba dan fauna beserta ekologinya di dalam tanah. Fauna tanah,biota tanah,
atau edafon adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut organisme yang
menghabiskan sebagian besar siklus hidupnya di dalam tanah atau sedimen organik di
atasnya. Fauna tanah mencakup cacing tanah, nematoda,fungi, bakteri, dan
berbagai arthropoda. Dekomposisi materi organik oleh organimse memiliki pengaruh yang
besar terhadap tingkat kesuburan dan struktur tanah sehingga biologi tanah berperan penting
dalam menentukan karakteristik tanah.

Sebagian besar keanekaragaman hayati yang berupa organisme mikro berada di dalam atau
dekat dengan permukaan tanah. Setidaknya dari eukaryota animalia hingga prokaryota
menghuni ekologi tanah. Hubungan antara mikroorganisme tanah dan fungsi tanah cukup
rumit dan telah menjadi subjek di berbagai aktivitas pengamatan. Rantai makanan di
dalamnya berperan penting dalam siklus nutrisi, di mana sumber energi tidak selalu berupa
material organik tetapi juga mineral anorganik yang diawali oleh bakteri kemosintetik dan
nitrogen oleh bakteri nitrifikasi, dan berperan dalam siklus biogeokimia tanah.
1.2 SIFAT BIOLOGI TANAH

 Total Mikroorganisme Tanah

Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme. Jumlah tiap grup mikroorganisme


sangat bervariasi, ada yang terdiri dari beberapa individu, akan tetapi ada pula yang
jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Mikroorganisme tanah itu sendirilah yang
bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan pendauran unsur hara. Dengan
demikian mikroorganisme tanah mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah
(Anas 1989). Bakteri merupakan kelompok mikroorganisme yang paling banyak jumlahnya.
Dalam tanah subur yang normal, terdapat 10 – 100 juta bakteri di dalam tanah. Angka ini
meningkat tergantung dari kandungan bahan organik suatu tanah tertentu (Rao 1994).
Selanjutnya Anas (1989), menyatakan bahwa jumlah total mikroorganisme yang terdapat
didalam tanah digunakan sebagai indeks kesuburan tanah (fertility indeks), tanpa
mempertimbangkan hal-hal lain. Tanah yang subur mengandung sejumlah mikroorganisme,
populasi yang tinggi ini menggambarkan adanya suplai makanan atau energi yang cukup
ditambah lagi dengan temperatur yang sesuai, ketersediaan air yang cukup, kondisi ekologi
lain yang mendukung perkembangan mikroorganisme pada tanah tersebut. Jumlah
mikroorganisme sangat berguna dalam menentukan tempat organisme dalam hubungannya
dengan sistem perakaran, sisa bahan organik dan kedalaman profil tanah.

Menurut Cahyono (2002), sifat biologi tanah yang baik dapat membantu ketersediaan
zat-zat hara yang diperlukan organisme autotrof. Membantu melarutkan zat-zat hara yang
sulit terurai, menyimpan kelebihan zat hara, membantu proses nitrifikasi, menekan
pertumbuhan patogen, menyuburkan tanah dan membantu meningkatkan peredaran udara
dalam tanah (aerasi), serta meningkatkan pembuangan air (drainase tanah). Sifat biologi
tanah yang baik ditandai oleh banyaknya organisme tanah dan aktivitasnya, banyaknya bahan
organik tanah (humus) dan tingkat kesuburan tanah yang cukup tinggi.
Dalam budidaya, sifat biologi tanah yang harus diperhatikan adalah keberadaan
organisme didalam tanah dan bahan organik tanah (humus). Organisme tanah yang
menguntungkan organisme autotrof antara lain cacing, bakteri, dan jamur pengurai bahan
organik tanah. Cacing bersifat menguntungkan karena dapat mencerna tanah dan
mengeluarkan kotoran yang mengandung zat-zat hara yang berguna bagi pertumbuhan
tanaman.
Sifat biologi tanah akan menjadikan sifat biologi air karena sifat biologi air paling
penting untuk diperhatikan yaitu jasad yang hidup diperairan tersebut baik hewan atau
tumbuhan tingkat tinggi maupun jasad renik. Material biologi yang umumnya terdapat dalam
media air adalah plankton, jamur dan bakteri. Plankton yang ada didalam air terdiri atas dua
jenis yaitu zooplankton dan fitoplankton. Secara tidak langsung kita bisa menilai kesuburan
air dengan memperhatikan makhluk hidup yang ada di perairan tersebut. Suatu perairan akan
semakin subur jika makhluk hidup yang ditemukan semakin beraneka ragam jenisnya.

Tanah yang subur akan terdapat berbagai macam jasad hidup, dari yang berukuran
sangat halus yang banyak sekali jumlahnya sampai berukuran besar. Jasad hidup tanah ini
dalam garis besarnya terdapat dua golongan besar, yakni:

a. Yang berasal dari tumbuh-tumbuhan ialah: Bakteria, cendawan,aktinomisit dan


ganggang yang berukuran kecil sekali; semua ini disebut mikroflora tanah
b. Yang berasal dari hewan dari tingkat rendah seperti protozoa dan nematoda yang
berukuran kecil disebut mikrofauna tanah, sedangkan hewan tingkat tinggi seperti
cacing disebut sebagai makrofauna tanah.
Mikroflora bersama-sama mikrofauna menyusun mikrobia tanah. Mikrobia tanah dari
berbagai ukuran, sebagian besar hidup pada lapisan tanah sedalam 20-30 cm; semakin
kebawah baik jenis maupun jumlahnya semakin berkurang.
1) Bakteria
Bakteria adalah tumbuhan yang bersel satu, sangat kecil, besarnya 0,005 mm dan
yang paling banyak dijumpai ditanah. Ada dua macam bakteri:
- Bakteria heterotrop, yang memperoleh energi dari penguraian bahan organik.
- Bakteria autotrop, yang membentuk sendiri bahan organik dari karbondioksida
udara tenaga cahaya matahari atau tenaga-tenaga yang dilepaskan oleh reaksi-
reaksi dalam tanah.
Yang termasuk dalam bakteria heterotrop adalah bakteria yang dalpat mengfiksasi
atau mengikat N dari udara dan bakteria yang melepaskan amonia (NH3) dalam proses
amonifikasi, sedang dalam bakteria autotrop terdapat bakteria yang melakukan proses
nitrifikasi yaitu oksidasi amoniak menjadi nitrat dan bakteri sulfofiksasi yang
mengoksidasi sulfida menjadi sulfat.
2) Cendawan
Cendawan atau jamur jumlahnya banyak sekali didalam tanah. Cendawan ini
memperoleh makanan atau energi dengan menguraikan bahan organik. Cendawan ini
berkembang dengan baik pada tanah masam, netral dan alkalis. Dalam 1 gram tanah
terdapat 0,7-1,5 juta dan menghendak lingkungan aerob yaitu lingkungan dimana
terdapat oksigen.
3) Aktinomisit
Bentuknya seperti bakteri hanya memiliki semacam bulu-bulu untuk bergerak.
Berperan dalam menguraikan dan humifikasi bahan organik. Dalam 1 gr tanah
terdapat 0,1-3,6 juta aktinomisit, terutama tanah yang kandungan bahan organiknya
tinggi.
4) Ganggang
Ganggang ini mempunyai butir-butir hijau daun dan zat warna lain; ada ganggang
hijau, biru dan merah. Pada lingkungan aerob dapat membentuk sendiri bahan organik
dengan fotosintesis, dibawah lapisan tanah atas memperoleh makanan dengan
menguraikan bahan organik. Adakalanya hidup bersimbiosis dengan azetobakter dan
mampu mengfiksasi N di udara.
5) Nematoda
Nematoda adalah sebangsa cacing yang amat halus yang terdapat jutaan didalam
tanah. Jenis-jenis cacing yang anat kecil ini ada yang memperoleh energi dengan
menguraikan bahan organik ada pula yang hidup sebagai pemakan cacing tanah,
bakteria, protozoa dan sebagai pengrusak akar tanaman tetapi dapat membantu
menguraikan bahan organik, mencampurkan bahan mineral dan organik, juga
memperbaiki tata udara didalam tanah.
6) Protozoa
Protozoa adalah hewan tingkat rendah yang bersel satu bergerak dengan silis, flagela
atau kaki palus, oleh karena itu disebut sebagai ciliata, flagellata dan amoeba, yang
terdapat banyak didalam tanah. Didalam tanah mereka hidup sebagai pemakan
bakteria, adakalanya juga menguraikan bahan organik.
7) Cacing Tanah
Cacing tanah adalah hewan makrofauna yang terpenting. Mereka menghendaki
lingkungan tanah yang lembab, akndungan bahan organik tinggi, dan reaksi tanah
yang agak alkalis. Pada 1 Ha tanah terdapat beribu-ribu sampai jutaan cacing tanah.
Peranannya yang penting adalah mencampurkan bahan organik dan mineral,
menaikkan lapisan bawah tanah kelapisan atas tanah. Dari kegiatan cacing-caing ini
dapat mempengaruhi keadaan fisika tanah, antara lain memperbaiki struktur tanah,
tata udara dan tata air.
8) Hewan-hewan makrofauna lainnya
Hewan makrofauna seperti serangga, semut dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Mereka da yang menggerakkan sisa-sisa akar, mencampurkan bahan organik yang
lain, dengan bahan mineral, sehingga dapat meningkatkan sifat-sifat fisika dan
struktur tanah serta tata udara dan tata air

 Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat (P)

Bakteri pelarut P pada umumnya dalam tanah ditemukan di sekitar perakaran yang jumlahnya
berkisar 103 - 106 sel/g tanah. Bakteri ini dapat menghasilkan enzim Phosphatase maupun
asam-asam organik yang dapat melarutkan fosfat tanah maupun sumber fosfat yang diberikan
(Santosa et.al.1999 dalam Mardiana 2007). Fungsi bakteri tanah yaitu turut serta dalam
semua perubahan bahan organik, memegang monopoli dalam reaksi enzimatik yaitu
nitrifikasi dan pelarut fosfat. Jumlah bakteri dalam tanah bervariasi karena perkembangan
mereka sangat bergantung dari keadaan tanah. Pada umumnya jumlah terbanyak dijumpai di
lapisan atas. Jumlah yang biasa dijumpai dalam tanah berkisar antara 3 – 4 milyar tiap gram
tanah kering dan berubah dengan musim (Soepardi, 1983).

 Jumlah Fungi Tanah

Fungi berperan dalam perubahan susunan tanah. Fungi tidak berklorofil sehingga mereka
menggantungkan kebutuhan akan energi dan karbon dari bahan organik. Fungi dibedakan
dalam tiga golongan yaitu ragi, kapang, dan jamur. Kapang dan jamur mempunyai arti
penting bagi pertanian. Bila tidak karena fungi ini maka dekomposisi bahan organik dalam
suasana masam tidak akan terjadi (Soepardi 1983). Menurut penelitian Arianto (2008),
penurunan jumlah fungi tanah yang diakibatkan oleh pembakaran hutan dalam proses
penyiapan lahan telah mematikan fungi tanah dan mengakibatkan menurunnya jumlah fungi
tanah. Selain itu penurunan jumlah fungi tanah juga diakibatkan karena semakin
berkurangnya ketersediaan unsur hara tanah yang membantu perkembangan fungi tanah
akibat diserapnya unsur hara tersebut oleh tanaman kelapa sawit demi mendukung
pertumbuhannya.
 Total Respirasi Tanah

Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah.


Pengukuran respirasi (mikroorganisme) tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan
untuk menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah
mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitas
mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah, transformasi N, hasil antara, pH dan rata-
rata jumlah mikroorganisrne (Anas 1989). Penetapan respirasi tanah didasarkan pada
penetapan :

1. Jumlah CO2 yang dihasilkan, dan

2. Jumlah O2 yang digunakan oleh mikroba tanah.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Biologi tanah adalah sebuah studi mengenai


aktivitas mikroba dan fauna beserta ekologinya di dalam tanah. Fauna tanah, biota tanah,
atau edafon adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut organisme yang
menghabiskan sebagian besar siklus hidupnya di dalam tanah atau sedimen organik di
atasnya. Fauna tanah mencakup cacing tanah, nematoda,fungi, bakteri, dan
berbagai arthropoda. Dekomposisi materi organik oleh organimse memiliki pengaruh yang
besar terhadap tingkat kesuburan dan struktur tanah sehingga biologi tanah berperan penting
dalam menentukan karakteristik tanah.

Sifat Biologi Tanah terdiri dari

- Total Mikroorganisme Tanah

Mikroorganisme tanah itu sendirilah yang bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik
dan pendauran unsur hara. Dengan demikian mikroorganisme tanah mempunyai pengaruh
terhadap sifat fisik dan kimia tanah.

- Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat (P)

Fungsi bakteri tanah yaitu turut serta dalam semua perubahan bahan organik, memegang
monopoli dalam reaksi enzimatik yaitu nitrifikasi dan pelarut fosfat.

- Jumlah Fungi Tanah

Fungi berperan dalam perubahan susunan tanah. Fungi tidak berklorofil sehingga mereka
menggantungkan kebutuhan akan energi dan karbon dari bahan organik.

- Total Respirasi Tanah


Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah.
Pengukuran respirasi (mikroorganisme) tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan
untuk menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1983. Dasar-dasar bercocok tanam. Yogyakarta: Kanisius.

Cahyono, B. 2002. Teknik budidaya usaha tani. Yogyakarta: Kanisius.

Hartatik,W., Husnain dan L. R. Widowati. 2015. Peranan Pupuk Organik dalam Peningkatan
Produktivitas Tanah dan Tanaman. Jurnal Sumberdaya Lahan . 9(2) : 107-1
Susanto, H. 2013. Aneka kolam ikan. Jakarta : Penebar Swadaya.

Utami, Nur Hikmah. 2009. KAJIAN SIFAT FISIK, SIFAT KIMIA DAN SIFAT BIOLOGI
TANAH PASKA TAMBANG GALIAN C PADA TIGA PENUTUPAN LAHAN (Studi
Kasus Pertambangan Pasir (Galian C) di Desa Gumulung Tonggoh, Kecamatan
Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat). Bogor: IPB

Anda mungkin juga menyukai