DEFLEKSI
Oleh:
NAMA : Meipen
NIM : 1707122805
Kelompok : C4
Puji Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmatnya
sehingga laporan akhir praktikum defleksi ini dapat selesai. Didalam pembuatan
laporan akhir ini terdapat banyak hal yang terjadi tapi penulis bersyukur semua itu
dapat selesai dengan baik.
Penulis juga berterima kasih kepada asisten laboratorium yang sudah mau
membimbing Penulis selama praktikum. Penulis juga berterima kasih kepada
Dosen pengampu yang sudah memberi teori mengenai defleksi kepada Penulis.
Tidak lupa juga Penulis berterima kasih kepada teman-teman yang sudah memberi
dukungan sehingga laporan ini dapat selesai dengan baik.
Dalam laporan ini masih banyak hal yang kurang, maka dari itu Penulis
sangat mengharapkan masukan dan saran sehingga laporan ini dapat lebih baik
untuk kedepannya. Atas perhatiannya Penulis ucapkan terimakasih.
penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR NOTASI
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Dasar................................................................................................
2.3 Faktor Penentu Defleksi
2.4 Jenis- jenis tumpuan
2.5 Jenis-jenis Pembebanan
2.6 Jenis-jenis Batang
2.7 Fenomena lendutan batang
2.8 Aplikasi Lendutan (Defleksi) Batang
2.9 Metode Perhitungan Defleksi..................................................................12
BABIIIMETODOLOGI
3.1 Peralatan
3.2 Prosedur Praktikum
BABIVDATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengujian
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Batang 1 Tumpuan Jepit Rol Beban Tengah (tipis)
4.2.2 Batang 2 Tumpuan Jepit Rol Beban Tengah (tebal)
4.2.3 Batang 3 Tumpuan Jepit Rol Beban Tengah (silindris)
4.2.4 Batang 1 Tumpuan Jepit Rol Beban Ujung( tipis)
4.2.5Batang 2 Tumpuan Jepit Rol Beban Ujung( tebal)
4.2.6Batang 1 Tumpuan Jepit Rol Beban Ujung( tipis)
4.2.7Batang 1 Tumpuan Engsel Rol Beban Tengah (tipis)
4.2.8Batang 1 Tumpuan Engsel Rol Beban Tengah (tebal)
4.2.9Batang 2 Tumpuan Jepit Rol Beban Tengah (silindris)
4.2 Analsisa Data
BAB VKESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. 1 Balok
Gambar 2. 2 Defleksi Vertikal
Gambar 2. 3 Defleksi Horizontal
Gambar 2. 4 Tumpuan Engsel
Gambar 2. 5 Tumpuan Rol
Gambar 2. 6 Tumpuan Jepit
Gambar 2. 7 Beban Terpusat
Gambar 2. 8 Beban Terdistribusi
Gambar 2. 9 Beban Bervariasi Uniform
Gambar 2. 10 Batang Tumpuan Sederhana
Gambar 2. 11 Batang Kartilever
Gambar 2. 12 Batang Overhang
Gambar 2. 13 Batang Menerus
Gambar 2. 14 Lendutan Pada Jembatan
Gambar 2. 15 Poros Transisi
Gambar 2. 16 Rangka Mobil
Gambar 2. 17 Rangka Pesawat
Gambar 2.18 Metode Integrasi Ganda...................................................................13
Gambar 2.19 Skesta metode luas moment.............................................................16
Gambar 2.20 Metode super posisi..........................................................................18
Gambar 3. 1 AlatPenguji............................................................................................
Gambar 4. 1 Tumpuan Jepit-Rol dan beban pada bagian tengah batang...............24
Gambar 4. 2 Tumpuan Jepit-Rol dan beban pada bagian ujung batang................24
Gambar 4. 3 Tumpuan Engsel-Rol dan beban pada bagian tengah batang............25
Gambar 4. 4Pengujian VS Teoritis Jepit-Rol Beban Ujung(B.Tipis)....................25
Gambar 4. 5Pengujian VS Teoritis Jepit-Rol Beban Ujung(B.Tebal)...................26
Gambar 4. 6Pengujian VS Teoritis Jepit-Rol Beban Ujung(B.Silindris)...............27
Gambar 4. 7Pengujian VS Teoritis Jepit-Rol Beban Tengah (B.Tipis).................28
Gambar 4. 8Pengujian VS Teoritis Jepit-Rol Beban Tengah (B.Tebal)................29
iv
Gambar 4. 9Pengujian VS Teoritis Jepit-Rol Beban Tengah (B.Silindris)............30
Gambar 4. 10Pengujian VS Teoritis Engsel-Rol Beban Tengah(B.Tipis).............31
Gambar 4. 11 Pengujian VS Teoritis Engsel-Rol Beban Tengah(B.Tebal)...........32
Gambar 4. 12 Pengujian VS Teoritis Engsel-Rol Beban Tengah (B.selindirs).....33
v
DAFTAR TABEL
Halama
vi
DAFTAR NOTASI
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Praktikum defleksi ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui fenomena defleksi (lendutan) batang prismatic atau
pemanfaatannya dalam.eksperimen dengan kontruksi sederhana.
2. Membandingkan solusi teoritik dengan hasil eksperimen.
1.3 Manfaat
Manfaat dari pratikum ini yaitu:
1. Praktikan mengetahui fenomena defleksi (lendutan) yang terjadi pada
batang atau balok. Dan mampu membuktikan rumus-rumus defleksi
teoritis dengan hasil percobaan.
2. menambah wawasan penulis terkait dengan objek yang akan diuji.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
tumpuan pin (pasak) dan defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih
besar dari tumpuan jepit.
4. Jenis beban yang terjadi pada batang
Beban terdistribusi merata dengan beban titik,keduanya memiliki kurva
defleksi yang berbeda-beda. Pada beban terdistribusi merata slope yang
terjadi pada bagian batang yang paling dekat lebih besar dari slope titik.Ini
karena sepanjang batang mengalami beban sedangkan pada beban titik
hanya terjadi pada beban titik tertentu saja (Binsar Hariandja 1996).
beban vertical.Sedang rol-rol hanya dapat melawan suatu tegak lurus pada
bidang cp.
1. Beban terpusat
Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas kontaknya
kecil.
8
Batang prismatic adalah sebuah batang lurus yang memiliki penampang yang
sama pada keseluruhan panjangnya.
10
ds d
1 d2y
dx 2 (2.2)
Dimana rumus lentur yang terjadi adalah
1 M
= (2.3)
ρ EI
1
Dengan menyamakan harga dari persamaan diatas, kita peroleh
d2
EI =M (2.4)
d x2
Persamaan diatas dikenal sebagai persamaan differensial kurva elastis
balok. Perkalian EI, disebut kekauan lentur balok, biasanya tetap
sepanjang balok. Apabila persamaan diatas diintegrasi, andaikan EI
diperoleh :
dy
EI = Mdx+C1 (2.5)
dx ∫
Persamaan diatas adalah persamaan kemiringan yang menunjukkan
kemiringanatau harga dy / dx pada setiap titik. Dapat dicatat disini bahwa
M menyatakanpersamaan momen yang dinyatakan dalam terminologi x,
danC1adalah konstantayang dievaluasi dari kondisi pembebanan tertentu.
Sekarang integrasi persamaan diatas untuk memperoleh:
EIy=∫ Mdxdx+C 1 +C2 (2.6)
Persamaan diatas adalah persamaan lendutan kurva elastis yang
dikehendaki gunamenunjukkan harga y untuk setiap harga x; 2 C adalah
konstanta integrasi lainyang harus dievaluasi dari kondisi balok tertentu
dan pembebannya.Apabila kondisi pembebanan dirubah sepanjang balok,
maka persamaanmomen akan berubah pula.Pengevaluasian konstanta
integrasi menjadi sangat rumit. Kesulitan ini dapatdihindari dengan
menuliskan persamaan momen tunggal sedemikan rupa sehinggamenjadi
persamaan kontinu untuk seluruh panjang balok meskipun
pembebanantidak seimbang.
15
Jarak dari B pada kurva elastis (diukur tegak lurus terhadap kedudukan
balok original) yang akan memotong garis singgung yang ditarik kekurva
ini pada setiap titik lain A adalah jumlah pintasandt yang timbul akibat
garis singgung kekurva pada titik yang berdekatan. Setiap pintasan ini
dianggap sebagai busur lingkaran jari-jari x yang dipisahkan olehsudut dq:
dt= xdq
w( x ) w1( x ) w2( x )
Berlaku analog
18
3.1 Peralatan
Peralatan dan bahan yang di gunakan dalam praktikum defleksi yaitu :
1. Alat Penguji
Alat penguji adalah alat yang digunakan untuk menguji defleki pada
benda.
19
20
6. Mistar
Mistar digunakan untuk mengukur panjang batang sekaligus mengatur
letak beban yang diinginkan.
Gambar 3. 6 Mistar
7. Beban
Beban 1,12 kg digunakan untuk memberi gaya luar pada batang.
Gambar 3. 7Beban
8. Benda Uji 1 (Batang Silindris)
24
25
E=200000 N /mm2
1. Mencarinilaiinersiapadasetiapbatang.
π
I batangsilindris= × D4
64
π
¿ × 6,5 mm4
64
¿ 87,58 mm4
26
bh3
I batangtipis=
12
48 ×3 mm3
¿
12
¿ 108 mm4
bh3
I batangtebal=
12
49 × 4,5 mm3
¿
12
¿ 372,1 mm4
¿ 1,5 kg × 9,81m/ s2
¿ 14,7 N
p. x
1. δ X 1 tipis= 48. E . I ( 3. l²−4 x ² )
¿ 7,55 mm
p. x
2. δ X 2 tipis= 48. E . I ( 3. l²−4 x ² )
¿ 12,8 mm
27
p.x
3. δ X 3 tipis = ( 3. l ²−4 x ² )
48. E . I
14,7 N ×700 mm❑ 2
¿ 2
(3(970 mm)−4 ( 700 mm ) )
48 ×200000 N /mm ×108 mm
¿ 8,6 mm
4.2.2 Batang 2 Tumpuan Jepit Rol Beban Tengah (tebal)
p. x
1. δ X 1 tebal = 48. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
¿ 1,25 mm
p. x
2. δ X 2 tebal = 48. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
¿ 1,53 mm
p. x
3.δ X 3 tebal = 48. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
p. x
1. δ X 1 silindris = 12. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
¿ 2,54 mm
p. x
2. δ X 2 silindris = 12. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
28
¿ 2,49 mm
p. x
3. δ X 3 silindris = ( 3.l ²−4 x ² )
12. E . I
14,7 N ×700 mm❑ 2
¿ 2
(3 (1001mm)−4 ( 600 mm ) )
12×200000 N /mm × 87,58 mm
¿ 3,7 mm
14,7 N x 600 mm
¿ +( 6002−485 2)
N
24 x 485 x 200000 ×108 mm4
mm
¿ 4,377 mm
4.2.4 Batang2 Tumpuan Jepit Rol Beban Ujung( tebal)
p.x
1. δ X 1 tebal = ( x ²−a ² )
24. a . E . I
14,7 N x 200mm
¿ 4
(200 2−3982)
24 x 398 x 200000 N /mm ×372,1 mm
¿−0,4897 mm
29
p.x
2. δ X 2 tebal = ( x ²−a ² )
24. a . E . I
14,7 N x 350 mm
¿ 4
(350 2−3982)
24 x 398 x 200000 N /mm ×372,1 mm
¿−1.32mm
p. x
3. δ X 3 tebal = (x 2−a2)
24 a . E . I
14,7 N x 600 mm
¿ +(6002−398 2)
N
24 x 398 x 200000 × 372,1mm 4
mm
¿ 2,501 mm
4.2.4 Batang 1 Tumpuan Jepit Rol Beban Ujung( tipis)
p. x
1. δ X 1 silindris = ( x ²−a ² )
6. a . E . I
14,7 N x 200 mm
¿ 4
(200 2−500,52)
6 x 500,5 x 200000 N /mm ×87,58 mm
¿−0,117 mm
p. x
2. δ X 2 silindris = ( x ²−a ² )
6. a . E . I
14,7 N x 350mm
¿ 4
(4002−500,52 )
6 x 500,5 x 200000 N /mm ×87,58 mm
¿−0,1252 mm
p.x
3. δ X 3 silindris = (x 2−a2 )
24 a . E . I
14,7 N x 600 mm
¿ +(6002−500,5 2)
N
6 x 500,5 x 200000 ×87,58 mm 4
mm
¿ 1,836 mm
p. x
1. δ X 1 tebal = 48. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
31
¿ 1.24 mm
p. x
2. δ X 2 tebal = 48. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
¿ 1.43 mm
p. x
3.δ X 3 tebal = 48. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
Pada grafik di atas untuk tumpuan jepit-rol terjadi perbedaan yang cukup
kecil , ini disebabkan karna pada saat mengukur defleksi yang sudah di beri tanda
pada kertas tidak tepat atau kesalahan pada saat membaca dial indikator,sehingga
di dapatkanlah hasil pada grafik di atas.
Hal lain yang dapat menyebabkan perbedaan data antara defleksi
pengujian dan defkesi teoritis adalah kesalahan pada saat mengunci batang uji
pada tumpuan jepit sehingga batang bergerak.
33
Pada grafik di atas bisa kita analisa bahwa defleksi yang terjadi paling
besar berada di bagian tengah batang,ini tejadi pada saat melakukan pengukuran
defleksi pada bagian tengah,karna jarak dua tumpuan berjauhan sehingga pada
saat waktu memberi pembebanan di tengah itu paling besar,karna batang terebut
tidak mampu menahan beban kecuali adanya penampang di sekitar beban yang
berada di tengah.jika suatu batang itu di beri pembebabnan di tengah maka yang
terjadi pada batang tersebut adalah defleksi yang di dapatkan cukup besar dari
pembebanan yang berada di ujung.
35
Pada grafik di atas untuk batang tebal grafik yang terjadi pada batang tebal
itu yang terjadi adalah,karena batang tebal jika di beri pembebanan yang beratnya
belum maksimum maka untuk batang tebal yang terjadi yaitu pada defleksi yang
terjadi kecil dikarenakan beban yang di kasih pada batang tengah belum
maksimum beratnya akibatnya defleksi yang terjadi pada batang tebal Cuma
sedikit di bandingkan dengan batang tipis.Bisa di analisa bahwa jika beban yang
di berikan pada batang tebal lebih berat maka deflekdii yang terjadi pada batang
tebal akan terjadi defleksi yang sangat besar di karenakan beban yang di berikan
lebih berat.
36
12
10 Defleksi Pengujian
Defleksi Teoritis
8
0
150 200 250 300 350 400 450 500 550
Gambar 4.11 Grafik Defleksi Pengujian VS Teoritis Engsel-Rol Beban
Tengah(B.Tebal)
Adapun hasil yang bisa kita lihat dari grafik perbandingani yaitu adanya
peningkatan padadefleksi teoritis ini disebabkan adanya ketidaktelitian praktikan
sehingga hasil yang di dapat jauh dari hasil yang sebenarnya,kemudian pada saat
meletakkan dial indicator tidak tepat beradad di titik yang d tentukan maka hasil
yang di dapatpun jauh berbeda.
39
10
8 Defleksi Pengujian
Defleksi Teoritis
6
0
100 200 300 400 500 600 700
Gambar 4.12 Grafik Defleksi Pengujian VS Teoritis Engsel-Rol Beban Tengah
(B.selindirs)
Pada grafik bisa kita lihat bahwa grafik defleksi pada batang selindris
pengujian terjadi peningkatan lendutan sedangkan pada defleksi teoritis terjadi
penurunan defleksi hal inilah yang saya rasa adanya kesalahan pada praktikan.
Ini terjadi pada ketebalan pada batang selindrisdan ketebalan juga
menentuukan hasil dari defleksi,jika defleksi yang terjadi kecil maka beban yang
di berikan belum maksimum,dan ketebalan suatu batang juga menentukan suatu
defleksi.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan dan pengolahan data yang telah dilakukan, penulis dapat
mengambil kesimpulan :
1. Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat diketahui fenomena
lendutan terjadi akibat ada beban yang bekerja pada batang. Perbedaan
besar defleksi juga diakibatkan oleh bentuk,panjang,bahan dari batang
kemudian tumpuan juga mempengaruhi besarnya defleksi misalkan pada
tumpuan sederhana rol-engsel itu defleksi terbesar terjadi pada bagian
yang terdekat pada beban. Lain halnya pada over hang tumpuan diletak
ditengah batang. Jadi defleksi sebelum tumpuan tengah bernilai negative(-)
atau defleksi terjadikeatas dan defleksi terbesar terjadi pada ujung batang.
2. Harga defleksi yang didapat dari hasil percobaan dengan hasil teoritis
berbeda, hal ini dapat dikarenakan peralatan atau benda uji sudah terlalu
banyak terdefleksi sehingga bentuk tidak simetris lagi dan mempengaruhi
data yang didapat.
5.2 Saran
Dari Percobaan praktikum yang telah dilakukan, penulis dapat memberi
saran sebagai berikut :
1. Praktikan diaharapkan untuk lebih hati-hati saat melakukan praktikum agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Sebelum memulai praktikum sebaiknya alat-alat yang digunakan untuk
praktikum sudah disiapkan agar tidak terjadi proses pinjam meminjam
pada praktikan lain karen akan mengganggu konsentrasi praktikan lain.
3. Praktikan harus behati-hati saat melakukan praktikum agar tidak ada alat
yang rusak nantinya.
34
DAFTAR PUSTAKA