LAPORAN AKHIR
Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
hidayah dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun
untuk memperoleh nilai pada Modul 01 tentang “UJI LENTUR DAN DEFLEKSI”.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai Modul 01.
Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi pelajar atau masyarakat umum terutama
kami sendiri sekali penyusun laporan ini.
Demi kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik
atau saran yang berguna.
Kelompok 17
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
L
a F F a
A B
F F
RAx
RAy RBy
Μ .C
Tegangan lentur σ=
I
Hukum Hooke σ =E . ε
F.a
Defleksi maksimum δ= X ( 4 a2−3L²)
24 EI
2.3 Defleksi
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah vertikal dan
horizontal akibat adanya pembebanan yang diberikan pada balok atau batang.
Sumbu sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila benda
dibawah pengaruh gaya terpakai. Dengan kata lain suatu batang akan
mengalami pembebanan transversal baik itu beban terpusat maupun terbagi
merata akan mengalami defleksi. Deformasi pada balok secara sangat mudah
dapat dijelaskan berdasarkan defleksi balok dari posisinya sebelum mengalami
pembebanan. Defleksi diukur dari permukaan netral awal ke posisi netral
3
setelah terjadi deformasi. Konfigurasi yang diasumsikan dengan deformasi
permukaan netral dikenal sebagai kurva elastis dari balok.
2.4 Gaya
Gaya adalah dorongan atau tarikan yang diberikan pada suatu benda.
Untuk melakukan suatu gaya, diperlukan tenaga. Gaya dan tenaga mempunyai
arti yang tidaksama, namun keduanya saling berhubungan. Gaya tidak dapat
dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan. Tarikan dan dorongan yang
dilakukan memerlukan tenaga. Gaya ada yang kuat dan ada pula yang lemah.
Makin besar gaya dilakukan, makin besar pula tenaga yang diperlukan. Besar
gaya dapat diukur dengan alat yang disebut dinamometer. Satuan gaya
dinyatakan dalam Newton (N). Gaya dapat memengaruhi gerak dan bentuk
benda.
Gaya dapat menyebabkan sebuah benda berubah bentuk, berubah posisi,
berubah kecepatan, berubah panjang atau volume, dan juga berubah arah.
Besar kecilnya atau kuat lemahnya gaya yang harus kita keluarkan untuk suatu
kegiatan, tergantung pada jenis kegiatannya. Sebuah gaya disimbolkan dengan
huruf F singkatan dari Force. Satuan gaya dalam Satuan Internasional (SI)
adalah Newton (N) yang merupakan penghormatan bagi seorang ilmuwan
Fisika Inggris bernama Sir Isaac Newton (1642-1727).
4
Jadi dapat kita simpulakan bahwa gaya mempunyai 3 sifat, yaitu:
2.5 Tegangan
Tegangan (stress) adalah gaya yang bekerja pada permukaan seluas satu
satuan. Tegangan merupakan besaran skalar yang memiliki satuan N.m-2 atau
Pascal (Pa). Tegangan pada sebuah benda menyebabkan benda itu mengalami
perubahan bentuk.
5
Gambar 2.3 Tegangan normal
(Sumber : dhamarar.blogspot.2018)
(Sumber : siddix.blogspot.2018)
6
2.6 Regangan
Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang
dengan panjang awal. Contohnya benda yang menggantung pada tali,
menimbulkan gaya tarik pada tali, sehingga tali memberikan perlawanan
berupa gaya dalam yang sebanding dengan berat beban yang dipikulnya (gaya
aksi = reaksi). Respon perlawanan dari tali terhadap beban yang bekerja
padanya akan mengakibatkan tali menegang sekaligus juga meregang sebagai
efek terjadinya pergeseran internal di tingkat atom pada partikel-partikel yang
menyusun tali, sehingga tali mengalami pertambahan panjang.
(Sumber : Academia.2019 )
2.7 Momen
Momen adalah gaya kecenderungan berputar suatu pengungkit yang
besarnya sama dengan hasil kali gaya dengan jarak tegak lurus dari titik tumpu
terhadap gaya
7
(highly stiff). Banyak hal yang dapat kita pelajari dari hasil uji tarik. Bila kita
terus menarik suatu bahan (dalam hal ini suatu logam) sampai putus, kita akan
mendapatkan profil tarikan yang lengkap yang berupa kurva seperti
digambarkan pada gambar di bawah. Kurva ini menunjukkan hubungan antara
gaya tarikan dengan perubahan panjang. Profil ini sangat diperlukan dalam
desain yang memakai bahan tersebut.
8
Gambar 2.7 Tumpuan Sendi
(Sumber : gurusipil.2017)
B. Tumpuan Rol
Tumpuan Rol ini tidak dapat menahan gaya tarik dan tekan
sembarang arah. Tumpuan ini hanya bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik berarah vertikal saja. Tumpuan rol tidak dapat menahan momen
atau meneruskan momen. Gaya reaksi rol ini dapat diproyeksikan pada
arah vertikal.
C. Tumpuan Jepit
Tumpuan jepit ini membuat balok dalam keadaan kaku, justru
karenanya dapat meneruskan gaya tarik dan tekan dengan sembarang
arah di samping itu juga dapat meneruskan momen. Dengan demikian
tumpuan jepit ini dapat menahan Gaya Vertikal, Gaya Horizontal dan
Momen.
9
Gambar 2.9 Tumpuan Jepit
(Sumber : gurusipil.2017)
2. Cantilever Beam adalah balok yang ditumpu oleh tumpuan lateral disatu
ujung dan tidak mempunyai tumpuan di ujung yang lain.
10
3. Overhanging Beam adalah balok yang ditumpu 2 titik dan mempunyai salah
satu atau 2 ujungnya melebihi tumpuan.
∑ F=0
2. Hukum Newton II
Percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya dan
sebanding dengan gaya eksternal neto yang bekerja padanya
∑ F=ma
11
penting, yang penting kedua-duanya ada.
∑ F aksi =∑ Freaksi
F=−k ⋅ Δx
12
2. Rangkaian Pegas Paralel
Apabila terdapat 2 buah pegas atau lebih yang tersusun secara
paralel maka nilai konstanta pegas tersebut bisa dihitung dengan
persamaan :
kp = k1 + k2 + …
Ep = ½ k Δx2
13
Poros sepanjang tepi (salah satu sisinya)
2
3
4
5
2
I = ∫ r ⅆm
2
I = ∫ r λⅆy
a
2
I =λ ∫ y ⅆy
2
−L
2
a
2
I =2 λ∫ y ⅆy
2
I =2 λ
( ) 1 3 a2
y|
3 0
14
( ( ))
3
1 a
I =2 λ
3 2
I =2 λ ( )
1 a3
3 8
1 2
I= aλ a ⇒ m=aλ
12
1
I= m a2
12
Dengan cara yang sama kita dapat menentukan momen inersia ketika
porosnya sejajar dengan sisi a dan melewati titik pusat massanya yakni sebesar
1 2
I= mb
12
Poros di pusat massanya dan tegak lurus bidang. Momen inersia pelat
dengan sumbu poros di pusat massanya dan tegak lurus lurus bidang dapat
ditentukan dengan menggunakan teorema sumbu tegak lurus.
15
inersia pada sumbu x sama dengan momen inersia pada pers (2) sehingga dapat
kita tuliskan.
Iz = Ix + Iy
Poros sepanjang tepi (salah satu sisinya). Momen inersia pelat sepanjang
tepi salah satu sisinya dapat ditentukan dengan menggunakan teorema sumbu
sejajar, dimana poros sejajar dan bergeser sejauh ½ a dari poros dipusat
massanya (pers. 2), maka dapat kita tuliskan :
I = Ipm + md2
I = 1/12 ma2 + m( ½a)2
I = 1/12 ma2 + ¼ ma2
I = 1/12 ma2 + 3/12 ma2
I = 4/12 ma2
I = 1/3 ma2
(Sumber : scribd.com,2020)
16
Defleksi adalah perubahan bentuk suatu benda karena dipengaruhi oleh
gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut dan dari luar. Adapun perubahan
tersebut biasanya disebabkan oleh gaya tekan yang bekerja pada suatu
benda.&uatu batang kontiniu yang ditumpu pada bagian pangkalnya
akanmelendut jika diberi suatu pembebanan. secara umum persamaan dari
defleksidapat dilihat pada kur'a defleksi dari sebuah batang prismatik. Jika
dilihat padakur'a dibawah ini, maka defleksi pada batang defleksi dari batang
pada titik m1 pada jarak dari tumpuam ( gambar 2.18 ) berpindah searah
dengan sumbu y, diukur dari aksis ke kurva defleksi. Defleksi yang mengarah
kebawah adalah positif dan yang mengarah ke atas adalah bernilai negatif.
Suatu putaran - dari aksis batang pada titik m1 adalah sudut antara akis
dantorgent di kurva defleksi sudut ini positif ketika searah jarum jam.
ringkasan rumus umumnya adalah :
g = distribusi beban
−dv
= =EIV ' ' '
dx
Dimana :
M = Momen Bending -M = ƐEIV ' '
V = Gaya Geser -V = ƐEIV ' ' '
17
(Sumber : scribd.com,2020)
Pl
δ= m
AE
P N
σ=
A m
ΔL = δ = L−L0 m
E
( ΔLL )= PA
0
Mpa
E
( Lδ )= PA
0
Mpa
N
σ=EƐ
m
ΔL
Ɛ= m
L0
Pl 0
δ= m
AE
P
AƐ= m
A
18
Gambar 2.18 Instalasi Pengujian
Sebuah balok alluminium dengan dipasang alat ukur regangan berupa strain
gauge.
1. Pengujian struktural beam dengan load cell.
2. Strain gauge dan peralatannya.
3. Electronic portable digital indicator strain.
4. Dial gauge dan stand.
5. Alat ukur sesuai kebutuhan
19
BAB III
PENGOLAHAN DATA
20
Posisi BEBAN Awal Akhir
1 279 270
2 237 264
3 278 172
4 23 159
5 12 191 80
6 162 154
7 289 174
8 88 193
9 69 262
21
9 69 105
22
6 162 290
7 289 172
8 88 114
9 69 206
Tabel 3.6 Tabel data pengamatan M. Ridhwan
1⁄ 𝑊 1⁄ 𝑊
2 2
350 mm 350 mm
835 mm
(𝑌1 . 𝐴1 + 𝑌2 . 𝐴2 )
𝑌̅ = 𝐴1 + 𝐴2
5. Mencari Momen Inersia
3 3
I zz=¿¿ ( b h + A d 2) + ( b h + A d 2)
12 1 12 2
23
M .c
σ=
I
7. Mencari Tegangan Normal dengan Hukum Hooke
σ=E.ɛ
8. Mencari Error Tegangan
σmin
e=¿ 1− | x 100%
σmax
9. Mencari Regangan (Strain) Secara Teori
σ
ɛ=
E
10. Regangan Secara Praktek
ɛ 1−¿ ɛ ¿ (Diperoleh dari percobaan)
9
24
25
BAB IV
ANALISA
1. Pada hasil perhitungan perbedaan antara regangan hasil praktek dan regangan
teori cukup jauh (persentase errornya tinggi)
2. Praktikan diharuskan mempelajari statika struktur sebelum melakukan
praktikum
3. Kesalahan pada saat pembuatan DBB dan Gaya reaksi tumpuan dapat
menyebabkan kesalahan untuk perhitungan – perhitungan selanjutnya
4. Dalam pemberian nilai pembebanan yang berbeda dapat mempengaruhi
besarnya defleksi dan deformasi materialnya
5. Sebelum dimulainya praktikum praktikan wajib melakukan pengecekan pada
alat yang akan digunakan untuk menghindari kesalahan yang akan terjadi
6. Dalam pemberian nilai pembebanan yang berbeda dapat mempengaruhi
besarnya benda kerja mudah terdefleksi dan terdeformasi materialnya.
7. Ikuti prosedure praktik sesuai dengan urutan yang telah ditentukan karna data
yang di dapat menentukan hasil dari perhitungan
8. Titik penempatan pada pembebanan dapt mempengaruhi data yang
diperoleh,jadi harus benar benar sesuai petunjuk
1.
26
BAB V
KESIMPULAN
1. Hasil awal dan akhir regangan praktek dari setiap beban yang berbeda, akan
menentukan besar kecilnya persentase error tegangan yang terjadi.
2. Praktikan harus memastikan koefisien elastisitas untuk almunium dan
mengukur strain pada permukaan balok.
3. Setelah melakukan praktikum praktikan dapat mengetahui cara untuk
mengukur strain pada permukaan balok.
4. Ketika beban melebihi dari kekuatan balok tersebut maka akan mengalami
defleksi atau terjadinya deformasi plastis secara permanen dengan didahului
oleh deformasi elastis.
5. Pada praktikum ini praktikan dapat memahami dan mampu mengukur
regangan pada permukaan balok.
6. Sumbu sebuah balok akan terdefleksi dari kedudukannya semula bila berada
dibawah pengaruh gaya
7. Menurut hasil perhitungan pada percobaan uji lentur dan defleksi yang
dilakukan pada alumunium, defleksi yang terjadi pada balok alumunium terjadi
perbedaan antara hasil perhitungan dengan hasil uji coba.
8. Ketika menghitung beban yang terjadi pada suatu benda, pada kontruksi
tertentu,
wajib mengetahui beban yang terjadi, agar bisa diantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan
27
DAFTAR PUSTAKA
28
LAMPIRAN
29