PENDAHULUAN
1
3. Apa pengaruh tumpuan dan perbedaan jenis material terhadap defleksi yang
dihasilkan?
4. Apa bedanya besar defleksi hasil percobaan dengan hasil perhitungan?
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang berisi mengenai teori
singkat dari percobaan yang dilakukan.
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
Bab III menjelaskan mengenai metode pengambilan data dan bagaimana cara
melakukan praktikum
BAB IV ANALISA+ DAN PEMBAHASAN
Bab IV menjelaskan mengenai data percobaan dan pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran dari percobaan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
pembebanan pada balok atau batang, sedangkan deformasi merupakan berbagai
macam bentuk perlakuan yang dapat menyebabkan perubahan bentuk ataupun
ukuran pada balok atau batang. (wahyu, 2022)
.
Gambar 2.2 defleksi Vertikal
(sumber: 123dok.com)
5
2.3 Faktor yang mempengaruhi defleksi
Defleksi/lendutan adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y
akibat adanya pembebanan vertical yang diberikan pada batang material.
Deformasi pada balok dapat dijelaskan berdasarkan defleksi sesuai dengan
bahan material, dari posisinya sebelum mengalami pembebanan. Defleksi
diukur dari permukaan netral awal ke posisi netral setelah terjadi deformasi.
Konfigurasi yang diasumsikan dengan deformasi permukaan netral dikenal
sebagai kurva elastis dari balok. (Astamar, 1993)
A. Kekakuan batang
Batang yang sifatnya semakin kaku maka lendutan yang dihasilkan akan
semakin kecil.
B. Besarnya kecil gaya yang diberikan
Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus dengan
besarnya defleksi yang terjadi. Dengan kata lain semakin besar beban yang
dialami batang maka defleksi yang terjadi semakin besar.
C. Jenis tumpuan yang diberikan
Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Oleh karena
itu besarnya defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbeda-beda tidaklah
sama. Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban
maka defleksi yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari tumpuan pin
(pasak) dan defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih besar dari tumpuan
jepit.
D. Jenis beban yang terjadi pada batang
Beban terdistribusi merata dengan beban titik, keduanya memiliki kurva
defleksi yang berbeda-beda. Pada beban terdistribusi yang terjadi pada
bagian batang yang paling dekat lebih besar. Ini karena sepanjang batang
mengalami beban sedangkan pada beban titik hanya terjadi pada beban titik
tertentu saja. Beban terdistribusi merata dengan beban titik, keduanya
6
memiliki kurva defleksi. Untuk setiap batang yang ditumpu akan melendut
apabila diberikan beban yang cukup besar, dimana pada bagian-bagian
tertentu seperti struktur jembatan, lendutan sangat tidak diizinkan karena
dengan adannya lendutan yang besar maka struktur jembatan tersebut akan
mengalami kerusakan dan akan mengakibatkan jembatan tersebut menjadi
roboh. Pada semua konstruksi teknik, bagian-bagian pelengkap suatu
bangunan haruslah diberi ukuran-ukuran fisik yang tertentu. Bagian-bagian
tersebut haruslah diukur dengan tepat untuk menahan gayagaya yang
sesungguhnya atau yang mungkin akan dibebankan kepada struktur
jembatan tersebut. Jadi struktur jembatan haruslah diperlukan untuk
menahan gayagaya luar dan dalam. Demikian pula, bagian-bagian suatu
struktur material harus cukup kuat sehingga tidak akan melentur melebihi
batas yang diizinkan bila bekerja dibawah beban yang diizinkan. (Basori,
2015)
7
Intrepretasi fisik adalah proses penerjemahan secara fisis terhadap sifat materi
yang mengalami deformasi tegangan (stress) yang terjadi pada materi.
Hubungan fungsional antara beban dan deformasi yang terjadi dimana sifat
materi yang terdeformasi terdiri atas 2 macam, yaitu:
1. Rigid (Kaku) = Patah = Plastik.
2. Non-Rigid = Lentur = Elastik.
8
deformasi plastis, atom-atom yang bergeser menempati kedudukannya yang
baru dan stabil, meskipun beban (tegangan) dihilangkan, atom-atom tersebut
tetap berada pada kedudukan yang baru (Eko Didik, 2015)
A. Elastisitas
Deformasi elastis adalah proses perubahan bentuk dari struktur atom
pada logam yang dikenai beban dan akan kembali kebentuk semula,
contohnya seperti karet
Elastisitas adalah sifat yang dimiliki oleh suatu material yang
menyebabkan benda / material akan kembali ke bentuk seperti semula
setelah diberi beban dan mengalami perubahan bentuk kemudian beban
dihilangkan. Sebuah benda yang kembali sepenuhnya kepada bentuk
semula kita namakan elastis sempurna, sedangkan apabila tidak
sepenuhnya kembali kepada bentuk semula kita namakan elastis parsial
(sebagian). ( S. Timoshenko dan Goodier. 1986 ) Elastisitas bahan sangat
ditentukan oleh modulus elastisitas, modulus elastisitas suatu bahan didapat
dari hasil bagi antara tegangan dan regangan
σ
ε …….………………………………(1)
E
Dimana:
E = Modulus elastisitas ( Mpa )
σ = Tegangan (Mpa)
ε = Regangan
B. Plastisitas
Deformasi plastis adalah proses perubahan bentuk dari struktur atom
pada logam yang dikenai beban dan tidak bisa panjang kebentuk semula
(permanen). Plastisitas adalah sifat yang dimiliki oleh suatu material, yaitu
Panjang beban yang diberikan kepada suatu benda / material hingga
mengalami perubahan bentuk kemudian dihilangkan lalu benda tidak bisa
Panjang sepenuhnya ke bentuk semula.
9
Peningkatan pembebanan yang melebihi kekuatan luluh (yield
strength) yang dimiliki plat mengakibatkan aliran deformasi permanen
yang disebut plastisitas. Teori plastis terbagi menjadi dua kategori. Teori
fisik menjelaskan aliran bagaimana logam akan menjadi plastis. Meninjau
terhadap kandungan mikroskopik material seperti halnya pengerasan kristal
atom dan dislokasi butir kandungan material saat mengalami tahap
plastisitas. Teori matematik berdasarkan pada fenomena logis alami dari
material dan kemudian dideterminasikan ke dalam rumus yang digunakan
untuk acuan perhitungan pengujian material tanpa mengabaikan sifat dasar
material.
Regangan
ε = δ / L0………………………..………………(2.3)
10
bahan getas/rapuh memiliki regangan yang relatif kecil hingga titik putus,
misalnya seperti besi cor dan beton.
Kurva Tegangan regangan dapat diperoleh beberapa sifat mekanik material. Beberapa
sifat mekanik material yang dimaksud yaitu Dari kekuatan tarik, keuletan, dan
elastisitas. Contoh kurva hasil uji tarik dapat dilihat pada gambar 2.4 (Budiman,
2016)
σ ∝ ε………………………………...…………(2.4)
atau
σ = Eε…………………………………………..(2.5)
11
Pengujian defleksi sangat penting dilakukan pada material untuk
mengetahui kelenturan benda uji ketika terjadi suatu pembebanan.
Defleksi/kelenturan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu
perancangan kontruksi mesin maupun bangunan, untuk mendapatkan kontruksi
yang kokoh dan mampu menerima beban yang sesuai dengan rancangan. Dalam
perancangan kontruksi salah satu bagian yang perlu diperhatikan yaitu
perhitungan defleksi/lendutan dan tegangan pada elemen-elemen ketika
mengalami suatu pembebanan. Hal ini sangat penting diperhatikan dari segi
kekakuan (stiffnes) dan kekuatan (strength), dimana pada batang horizontal
yang diberi beban secara lateral akan terjadi defleksi. Defleksi dan tegangan
yang terjadi pada elemen-elemen yang mengalami pembebanan harus sesuai
pada suatu batas yang diijinkan, karena jika melewati batas yang diijinkan maka
akan terjadi kerusakan pada elemenelemen tersebut ataupun pada elemen-
elemen lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari fenomena defleksi sudah banyak
dijumpai seperti pada jembatan atau pada rangka mesin, jika defleksi yang
diterima oleh suatu material sangat besar maka akan mempengaruhi safety dari
pengguna dan kemampuan rangka dalam menerima tekanan tertentu pada posisi
tertentu. Maka dari itu dalam penelitian ini akan dilakukan perbandingan antara
hasil perhitungan dengan hasil percobaan sehingga dalam merancang suatu alat
akan dapat digunakan dalam rentan waktu yang lama serta mempunyai
kekuatan yang besar. (Ferli Adinata, 2021)Gaya lateral yang bekerja pada
struktur material dapat mengakibatkan terjadinya defleksi atau pergeseran. Oleh
karenanya, diperlukan pengujian lapangan atau lateral test untuk mengetahui
besaran defleksi yang terjadi. Salah satu alat tersebut adalah strain gauge
12
jika tekanan pada benda berubah maka kawat logam akan berubah bentuk dan
nilai hambatan alat pun ikut berubah. Perubahan resistansi kemudian
dimasukkan ke dalam rangkaian dalam bentuk jembatan Wheatstone. Maka
Anda akan mengetahui berapa hambatan dari strain gauge tersebut
Sensor strain gauge pada dasarnya adalah tipe kawat logam, dimana
konfigurasi dari grid terbentuk melalui proses photoeching. Karena proses yang
mudah, maka dapat dibentuk ukuran dari gauge yang bermacam macam. Untuk
ukuran panjang strain gauge yang terkecil yang tersedia sebesar 0,20 mm, dan
yang terbesar sebesar 102 mm. Tahanan strain gauge dengan ukuran umum
sebesar 120 mm dan 350 ohm, selain itu ada strain gauge dengan tujuan khusus
yang tersedia sebesar 500, 1000, dan 1000 ohm. (U.A.Bakshi, 2008). Gambar
strain gauge ditunjukkan dibawah ini
13
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
mulai
Melepas satu penjepit dan semua tumpuan dari rangka instalasi dan memasang
benda uji
atur digital dial indicator pada posisi di atas benda uji dengan jarak tertentu
14
Gambar 3.1 Diagram alir
(sumber: Dokumentasi pribadi)
15
(sumber: Dokumentasi pribadi)
3. Jangka sorong
4. Dial indicator
16
(sumber: Dokumentasi pribadi)
5. Kunci L
17
3. Lepaskan satu penjepit dan semua tumpuan dari rangka instalasi
4. Pasang benda uji dengan menjepitkan salah satu ujungnya pada penjepit
5. atur digital dial indicator pada posisi di atas benda uji dengan jearak tertentu
kemudian kunci
6. setting dial indicator pada posisi nol menggunakan tombol “origin”
7. gantungkan beban seperti tergambar dibawah ini
18
Gambar 3.9 Tumpuan sederhana
(sumber: Laboratorium FDM)
19
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
20
Tabel 4.4 spesifikasi bahan
Batang b (mm) d (mm) E I L
−2
Aluminium 19,14 3,28 69 nm 600
−2
Steel 19,04 3,18 207 nm 600
−2
brass 19,06 3,15 105 nm 600
1. Jelaskan mengenai hubungan antara sebuah massa dan sebuah defleksi pada
beam
Jawab: Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah vertikal
dan horizontal akibat adanya pembebanan yang diberikan pada balo
katau batang. Sumbu sebuah batang akan terdeteksi dari
kedudukannya semula bila benda dibawah pengaruh gaya terpakai.
Dengan kata lain suatu batang akan mengalami pembebanan
transversal baik itu beban terpusat maupun terbagi merata akan
mengalami defleksi. Beban berhubungan dengan defleksi karena
semakin besa beban yang ditahan oleh beam, semakin besar pula nilai
defleksi pada beam tersebut
2. Sebutkan dan jelaskan tiga contoh aplikasi dari strukttur cantilever dan
tumpuan sederhana dan sertakan gambarnya
Jawab: Kantilever memberikan ruang kosong di bawah balok tanpa kolom
atau penyangga pendukung. Kantilever menjadi bentuk struktur yang
populer dengan diperkenalkannya baja dan beton bertulang. Mereka
digunakan secara luas dalam konstruksi bangunan seperti pada
jembatan. Jembatan kantilever adalah jembatan yang dibangun
dengan menggunakan struktur yang menonjol secara horizontal ke
21
dalam ruang, ditopang hanya pada salah satu ujungnya (disebut
kantilever). Untuk jembatan penyeberangan kecil, kantilevernya bisa
berupa balok sederhana; namun, jembatan kantilever besar yang
dirancang untuk menangani lalu lintas jalan raya atau kereta api
menggunakan rangka yang terbuat dari baja struktural, atau gelagar
kotak yang dibuat dari beton pratekan.
22
(sumber: dekoruma.com)
Tower Crane adalah salah satu jenis crane yang biasa digunakan
dalam proyek konstruksi bangunan. Dalam pembangunan suatu
gedung tinggi alat berat ini sangatlah dibutuhkan demi
mempermudah proses pembangunan. Tinggi tower crane adalah 70-
80 meter dan dilengkapi dengan daya angkat material berat hingga
lebih dari 20 ton. Memiliki bentuk yang tinggi besar, membuat
pemasangan tower crane memakan banyak waktu. Pengaturan
untuk menggunakan tower crane adalah tetap berada di tempat
crane itu ditancapkan. Dasar dari tower ini terbuat dari beton dan
untuk proses penancapannya menggunakan baut besar berkualitas
tinggi.
23
Gambar 4.4 pegas daun
(sumber: otospector.co.id)
Contoh penerapan dari tumpuan sederhana lainnya adalah sruktur
beton,. Struktur beton adalah suatu sistem konstruksi yang
menggunakan material beton sebagai bahan utamanya. Beton
memiliki kekuatan yang cukup tinggi, sehingga dapat digunakan
untuk membangun berbagai macam struktur baik itu gedung,
jembatan, maupun bangunan-bangunan lainnya. Dalam struktur
beton, material beton akan dibentuk menjadi berbagai macam
bentuk seperti batu bata, blok beton, dan lain-lain sesuai dengan
kebutuhannya. Selain itu, struktur beton juga dilengkapi dengan
beberapa bagian penting seperti besi tulangan dan pasir agar dapat
meningkatkan kekuatannya.
24
saddle (dudukan) beserta roller yang berfungsi sebagai pengarah
wirerope utama tersebut.
3. Buatlah grafuk defleksi terhadap massa untuk ketiga benda uji pada
salah satu data dalam aksis yang sama
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
150 200 250
25
grafik kantilever 200mm
4.5
3.5
2.5
1.5
0.5
0
150 200 250
0
150 200 250
26
grafik sederhana 125mm
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
125 250 250
27
grafik sederhana 300mm
1.8
1.6
1.4
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
125 250 250
28
- Jarak 200 mm dengan beban 150g
2
1.47 × 0.2 ( 3 ×0.6−0.6 )=0.00403
6 ( 69 ×10 ) × ( 56.2836 ×10−11 )
9
b. Batang steel
- Jarak 100 mm dengan beban 150g
2
1.47 × 0.2 ( 3 ×0.6−0.6 )=0.000278
6 ( 207 ×10 9) × ( 51.0231× 10−11 )
- Jarak 100 mm dengan beban 200g
2
1.96 × 0.2 ( 3 ×0.6−0.6 )=0.000371
6 ( 207 ×10 9) × ( 51.0231× 10−11 )
- Jarak 100 mm dengan beban 250g
2
1.47 × 0.2 ( 3 ×0.6−0.6 )=0.000463
6 ( 207 ×10 9) × ( 51.0231× 10−11 )
29
- Jarak 200 mm dengan beban 150g
2
2.45× 0.2 ( 3 ×0.6−0.6 )=0.00148
6 ( 207 ×10 9) × ( 51.0231× 10−11 )
c. Batang brass
- Jarak 100 mm dengan beban 150g
2
1.47 ×0.1 ( 3× 0.6−0.6 ) =0.000569
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
- Jarak 100 mm dengan beban 200g
2
1.96 ×0.1 ( 3× 0.6−0.6 ) =0. 000759
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
- Jarak 100 mm dengan beban 250g
30
2
2.45 ×0.1 ( 3× 0.6−0.6 ) =0.000949
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
- Jarak 200 mm dengan beban 150g
2
1.47 ×0.2 ( 3× 0.6−0.6 ) =0.002277
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
- Jarak 200 mm dengan beban 200g
2
1.96 ×0.2 ( 3× 0.6−0.6 ) =0.003036
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
- Jarak 200 mm dengan beban 250g
2
2.45 ×0.2 ( 3× 0.6−0.6 ) =0.003796
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
- Jarak 300 mm dengan beban 150g
2
1.47 ×0.3 ( 3× 0.6−0.6 ) =0.005124
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
- Jarak 300 mm dengan beban 200g
2
1.96 ×0.3 ( 3× 0.6−0.6 ) =0.006832
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
- Jarak 300 mm dengan beban 250g
2
2.45 ×0.3 ( 3× 0.6−0.6 ) =0.008541
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
31
- Jarak 100 mm dengan beban 250g
2
2.45× 0.1 ( 3 ×0.6−0.1 ) =0.001787
6 ( 69 ×10 ) × ( 56.2836 ×10−11 )
9
d. Batang steel
- Jarak 100 mm dengan beban 150g
2
1.47 × 0.1 ( 3 ×0.6−0.1 )=0.000394
6 ( 207 ×10 9) × ( 51.0231× 10−11 )
- Jarak 100 mm dengan beban 200g
2
1.96 × 0.1 ( 3 ×0.6−0.1 )=0.000525
6 ( 207 ×10 9) × ( 51.0231× 10−11 )
- Jarak 100 mm dengan beban 250g
32
2
2.45× 0.1 ( 3 ×0.6−0.1 )=0.000657
6 ( 207 ×10 9) × ( 51.0231× 10−11 )
- Jarak 200 mm dengan beban 150g
2
1.47 × 0.2 ( 3 ×0.6−0.2 )=0.001484
6 ( 207 ×10 9) × ( 51.0231× 10−11 )
- Jarak 200 mm dengan beban 200g
2
1.96 × 0.2 ( 3 ×0.6−0.2 )=0.001979
6 ( 207 ×10 9) × ( 51.0231× 10−11 )
- Jarak 200 mm dengan beban 250g
2
2.45× 0.2 ( 3 ×0.6−0.2 )=0.002474
6 ( 207 ×10 9) × ( 51.0231× 10−11 )
- Jarak 300 mm dengan beban 150g
2
1.47 × 0.3 ( 3 ×0.6−0.3 ) =0.003131
6 ( 207 ×10 9) × ( 51.0231× 10−11 )
- Jarak 300 mm dengan beban 200g
2
1.96 × 0.3 ( 3 ×0.6−0.3 ) =0.004175
6 ( 207 ×10 9) × ( 51.0231× 10−11 )
- Jarak 300 mm dengan beban 250g
2
2.45 × 0.3 ( 3 ×0.6−0.3 ) =0.005219
6 ( 207 ×10 9) × ( 51.0231× 10−11 )
e. Batang brass
- Jarak 100 mm dengan beban 150g
2
1.47 ×0.1 ( 3× 0.6−0.1 )=0.000806
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
- Jarak 100 mm dengan beban 200g
2
1.96 ×0.1 ( 3× 0.6−0.1 )=0.001075
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
- Jarak 100 mm dengan beban 250g
2
2.45 ×0.1 ( 3× 0.6−0.1 )=0.001344
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
33
- Jarak 200 mm dengan beban 150g
2
1.47 ×0.2 ( 3× 0.6−0.2 )=0.003036
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
- Jarak 200 mm dengan beban 200g
2
1.96 ×0.2 ( 3× 0.6−0.2 )=0.004049
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
- Jarak 200 mm dengan beban 250g
2
2.45 ×0.2 ( 3× 0.6−0.2 )=0.005061
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
- Jarak 300 mm dengan beban 150g
2
1.47 ×0.3 ( 3× 0.6−0.3 )=0.006405
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
- Jarak 300 mm dengan beban 200g
2
1.96 ×0.3 ( 3× 0.6−0.3 )=0.008541
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
- Jarak 300 mm dengan beban 250g
2
2.45 ×0.3 ( 3× 0.6−0.3 )=0.010676
6 ( 105 ×109 ) × ( 49.1734 × 10−11 )
34
- Jarak 125mm dengan beban 250g
1.47 ×0.125
( 3 × 0.62−4 ×0.125 2) =0.001671
48 ( 69 ×10 ) × ( 56.283 ×10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 150g
1. 96 ×0.25
( 3 × 0.62−4 ×0. 252 ) =0.00 1636
48 ( 69 ×10 ) × ( 56.283 ×10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 200g
2.45 ×0.25
( 3 × 0.62−4 ×0.25 2) =0.002181
48 ( 69 ×10 ) × ( 56.283 ×10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 250g
2.45 ×0.25
( 3 × 0.62−4 ×0.25 2) =0.00 2727
48 ( 69 ×10 ) × ( 56.283 ×10
9 −11
)
- Jarak 380mm dengan beban 150g
1.47 ×0.38
( 3 × 0.62−4 ×0. 382 ) =0.001505
48 ( 69 ×10 ) × ( 56.283 ×10
9 −11
)
- Jarak 380mm dengan beban 200g
1. 96 ×0.38
( 3 × 0.62−4 ×0.38 2) =0.002007
48 ( 69 ×10 ) × ( 56.283 ×10
9 −11
)
- Jarak 380mm dengan beban 250g
2.45 ×0.38
( 3 × 0.62−4 ×0.38 2) =0.002509
48 ( 69 ×10 ) × ( 56.283 ×10
9 −11
)
b. Batang Steel
- Jarak 125mm dengan beban 150g
1.47 ×0.125
( 3 × 0.62−4 ×0. 1252 ) =0.00 0 368
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
- Jarak 125mm dengan beban 200g
35
1. 96 ×0.125
( 3 × 0.62−4 ×0.125 2 )=0.000491
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
- Jarak 125mm dengan beban 250g
2.45 ×0.125
( 3 × 0.62−4 ×0.125 2 )=0.000614
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 150g
1.47 × 0.25
( 3 × 0.62−4 ×0. 252 ) =0.000606
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 200g
1.96 ×0.25
( 3 × 0.62−4 ×0.25 2 )=0.000802
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 250g
1.96 ×0.25
( 3 × 0.62−4 ×0.25 2 )=0.001002
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
- Jarak 380mm dengan beban 150g
1.47 × 0.38
( 3 × 0.62−4 ×0. 382 ) =0.000553
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
- Jarak 380mm dengan beban 200g
1. 96 ×0.38
( 3 × 0.62−4 ×0.38 2 )=0.0007380
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
- Jarak 380mm dengan beban 250g
2.45 ×0.38
( 3 × 0.62−4 ×0.38 2 )=0.000922
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
c. Batang brass
- Jarak 125mm dengan beban 150g
1.47 × 0.125
( 3× 0.62 −4 × 0.125 2) =0.000754
48 ( 105 ×10 ) × ( 49.173 ×10
9 −11
)
36
1.96 × 0.125
( 3 × 0.62−4 ×0. 1252 ) =0.00100 5
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
- Jarak 125mm dengan beban 250g
2.45 ×0.125
( 3 × 0.62−4 ×0.125 2 )=0.001257
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 150g
1.45 ×0.25
( 3 × 0.62−4 ×0.25 2 )=0.0012 30
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 200g
1.96 ×0.25
( 3 × 0.62−4 ×0.25 2 )=0.001641
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 250g
2.45 ×0.25
( 3 × 0.62−4 ×0.25 2 )=0.002051
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
- Jarak 380mm dengan beban 150g
1.47 × 0.38
( 3 × 0.62−4 ×0. 382 ) =0.001132
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
- Jarak 380mm dengan beban 200g
1.96 ×0.38
( 3 × 0.62−4 ×0.38 2 )=0.001059
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
- Jarak 380mm dengan beban 250g
2.45 ×0.38
( 3 × 0.62−4 ×0.38 2 )=0.001887
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.023 ×10
9 −11
)
37
- Jarak 125mm dengan beban 200g
1. 96 ×0.125
( 0.62−0.125 2−0.32 )=0.000334
48 ( 69 ×10 ) × ( 56.2836 ×10
9 −11
)
- Jarak 125mm dengan beban 250g
2.45 ×0.125
( 0.62−0.125 2−0.32 )=0.000417
48 ( 69 ×10 ) × ( 56.2836 ×10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 150g
1.47 × 0.25
( 0.62−0. 252−0.32 )=0.000409
48 ( 69 ×10 ) × ( 56.2836 ×10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 200g
1. 96 ×0.25
( 0.62−0.252 −0.32 )=0.000545
48 ( 69 ×10 ) × ( 56.2836 ×10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 250g
2.45 ×0.25
( 0.62−0.252 −0.32 )=0.000681
48 ( 69 ×10 ) × ( 56.2836 ×10
9 −11
)
- Jarak 380mm dengan beban 150g
1.47 × 0.38
( 0.62−0. 382−0.3 2 )=0.000376
48 ( 69 ×10 ) × ( 56.2836 ×10
9 −11
)
- Jarak 380mm dengan beban 200g
1.96 × 0.38
( 0.62−0. 382−0.3 2 )=0.000501
48 ( 69 ×10 ) × ( 56.2836 ×10
9 −11
)
- Jarak 380mm dengan beban 250g
2.45 ×0.38
( 0.62−0.38 2−0.32 )=0.000627
48 ( 69 ×10 ) × ( 56.2836 ×10
9 −11
)
b. Batang Steel
- Jarak 125mm dengan beban 150g
1.47 ×0. 125
( 0.6 2−0.125 2−0.32 ) =0.000922
48 ( 207 ×10 ) × ( 5 1.0231× 10
9 −11
)
- Jarak 125mm dengan beban 200g
38
1. 96 ×0.125
( 0.6 2−0.1252−0.32 )=0.000122
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.0231 ×10
9 −11
)
- Jarak 125mm dengan beban 250g
2.45 ×0.125
( 0.6 2−0.1252−0.32 )=0.000153
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.0231 ×10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 150g
1.47 × 0.25
( 0.6 2−0. 252−0.3 2) =0.000154
48 ( 207 ×10 ) × ( 51.0231 ×10
9 −11
)
b. Batang Brass
- Jarak 125mm dengan beban 150g
1.47 × 0. 125
( 0.6 2−0. 1252−0.32 ) =0.000188
48 ( 105 ×10 ) × ( 49.1734 × 10
9 −11
)
- Jarak 125mm dengan beban 200g
1. 96 × 0.125
( 0.6 2−0.1252−0.3 2 )=0.000251
48 ( 105 ×10 ) × ( 49.1734 × 10
9 −11
)
39
- Jarak 125mm dengan beban 250g
2.45 × 0.125
( 0.6 2−0.1252−0.3 2 )=0.000314
48 ( 105 ×10 ) × ( 49.1734 × 10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 150g
1.47 × 0. 25
( 0.6 2−0. 252−0.32 ) =0.000307
48 ( 105 ×10 ) × ( 49.1734 × 10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 200g
1.96 × 0.25
( 0.6 2−0.252−0.3 2 )=0.000410
48 ( 105 ×10 ) × ( 49.1734 × 10
9 −11
)
- Jarak 250mm dengan beban 250g
2.45 × 0.25
( 0.6 2−0.252−0.3 2 )=0.000512
48 ( 105 ×10 ) × ( 49.1734 × 10
9 −11
)
40
defleksi maksimal aluminium
jarak (m)
beban
kantilever sederhana
(gram)
100 200 300 125 250 380
150 0.001072 0.004037 0.002505 0.000409 0.000409 0.000376
200 0.001429 0.005383 0.00334 0.000334 0.000545 0.000501
250 0.001787 0.006739 0.004175 0.000417 0.000681 0.000627
41
kantilever sederhana
(gram)
100 200 300 125 250 380
150 0.000806 0.003036 0.006405 0.000188 0.000307 0.000283
200 0.002075 0.004049 0.008541 0.000251 0.00041 0.000377
250 0.001344 0.005061 0.010676 0.000314 0.000512 0.000471
0.001
0.0008
0.0006
0.0004
0.0002
0
150 200
Beban 250
42
Grafik kantilever Alumunium jarak 200mm
0.018
0.016
0.014
0.012
0.01
Defleksi
0.008
0.006
0.004
0.002
0
150 200 250
Beban
0.03
0.025
0.02
Defleksi
0.015
0.01
0.005
0
150 200 250
Beban
43
Grafik Sederhana Alumunium jarak 125mm
0.0025
0.002
0.0015
Defleksi
0.001
0.0005
0
150 200 250
Beban
0.005
0.004
Defleksi
0.003
0.002
0.001
0
150 200 250
Beban
44
Grafik Sederhana Alumunium jarak 380mm
0.006
0.005
0.004
Defleksi
0.003
0.002
0.001
0
150 200 250
Beban
0.0012
0.001
0.0008
Defleksi
0.0006
0.0004
0.0002
0
150 200 250
Beban
45
Grafik kantilever Steel jarak 200mm
0.006
0.005
0.004
Defleksi
0.003
0.002
0.001
0
150 200 250
Beban
0.012
0.01
0.008
Defleksi
0.006
0.004
0.002
0
150 200 250
Beban
46
Grafik Sederhana Stell jarak 125mm
0.001
0.0009
0.0008
0.0007
0.0006
Defleksi
0.0005
0.0004
0.0003
0.0002
0.0001
0
150 200 250
Beban
0.0014
0.0012
0.001
Defleksi
0.0008
0.0006
0.0004
0.0002
0
150 200 250
Beban
47
Grafik Sederhana Steel 380mm
0.0016
0.0014
0.0012
0.001
Defleksi
0.0008
0.0006
0.0004
0.0002
0
150 200 250
Beban
0.002
0.0015
Defleksi
0.001
0.0005
0
150 200 250
Beban
48
Grafik kantilever Brass jarak 200mm
0.012
0.01
0.008
Defleksi
0.006
0.004
0.002
0
150 200 250
Beban
0.025
0.02
Defleksi
0.015
0.01
0.005
0
150 200 250
Beban
49
Grafik Sederhana Brass jarak 125mm
0.002
0.0018
0.0016
0.0014
0.0012
Defleksi
0.001
0.0008
0.0006
0.0004
0.0002
0
150 200 250
Beban
0.003
0.0025
0.002
Defleksi
0.0015
0.001
0.0005
0
150 200 250
Beban
50
Grafik Sederhana Brass jarak 380mm
0.0035
0.003
0.0025
0.002
Defleksi
0.0015
0.001
0.0005
0
150 200 250
Beban
51
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah praktikum dijalankan, kesimpulan yang dapat diambil dari
praktikum defleksi batang adalah:
1. Dapat dilihat pada grafik bahwa hampir semua grafik memiliki pola yang
sama yaitu meningkat secara lurus dan bertahap, hal ini bisa saja menjadi
indikasi bahwa praktikum berjalan dengan bendar dan teratur, namus masih
dapat dilihat pada beberapa grafik memiliki deviasi berupa bentuk yang
bengkok dan tidak teratur hal ini bisa saja menjadi penyebab data yang
didapatkan salah dan tidak sesuai
2. Setelah praktikum kita mengetahui bahwa Defleksi adalah perubahan
bentuk pada balok atau batang yang ditinjau dari 1 dimensi akibat adanya
pembebanan yang diberikan pada balok atau batang. Sumbu sebuah batang
akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila benda dibawah pengaruh
gaya terpakai. Dengan kata lain suatu batang yang mengalami pembebanan
transversal baik itu beban terpusat maupun terbagi merata akan mengalami
defleksi. Sementara it bisa dilihat pada tabel hasil pengujian bahwa hasil
yang diapat dengan tumpuan kantilever dan tumpuan sederhana berbeda
3. Tumpuan dan bahan benda dapat mempengaruhi tingkat deflekti yang
terjadi pada benda. Dapat dilihat bahwa suatu benda yang diberi beban
dengan tumpuan kantilever akan memiliki tingkat defleksi yang lebih
tinggi daripada tumpuan sederhana selain itu dapat dilihat pula pada tabel
bahwa alumunium yang memiliki modulus young lebih kecil daripada baja
dan kuningan memiliki tignkat defleksi yang lebih tinggi daripada dua
bahan tersebut
4. Dapat dilihat pada grafik bahwa selagi data hasil pratikum relative kecil.
Data hasil perhitungan besar, hal ini bisa saja dikarenakn beberapa faktor
52
seperti keasalahn perhitungan, namu baik pada perhitungan maupun data
praktikum bisa dilihat bahwa grafik memiliki jejak yang lurus hal ini dapat
menjadi indikasi bahwa praktikum berjalan dengan benar
5.2 Kesimpulan
Setelah praktikum dijalankan, saran yang bisa diberi pratikan adalah
berikut:
5.2.1 Laboratorium
1. Alat-alat praktikum sebaiknya dikalibrasi terlebih dahulu supaya tidak
menggangu dan membuat praktikum menjadi gagal
2. Ruang praktikum sebaiknya lebih rapih demi kenyamanan selama
praktikum
3. menambah variasi bahan yang digunakan agar tidak terpakuk pada
aluminium, baja, dan kuningan
53