BAB IV
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS
4.1 Dasar Teori
4.1.1 Definisi Defleksi
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok atau batang yang ditinjau dari 1
dimensi akibat adanya pembebanan yang diberikan pada balok atau batang. Sumbu
sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila benda dibawah pengaruh
gaya terpakai. Dengan kata lain suatu batang akan mengalami pembebanan transversal
baik itu beban terpusat maupun terbagi merata akan mengalami defleksi. Defleksi ada 2
yaitu:
1. Defleksi Vertikal (y)
Perubahan posisi batang atau balok arah vertikal karena adanya
pembebanan yang diberikan pada batang atau balok.
2. Defleksi Horisontal (x)
Perubahan posisi suatu batang atau balok arah horisontal karena adanya
pembebanan yang dberikan pada batang atau balok.
kemampuan
suatu
benda
menerima
beban
tanpa
menyebabkan perubahan bentuk atau defleksi. Semakin kaku suatu batang maka
lendutan yang akan terjadi pada batang akan semakin kecil.
2. Besar kecilnya gaya yang diberikan
Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus dengan
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/205
100
Gambar
4.7
Pembebanan Terbagi Merata
Sumber: Beer et. al. (2012: 566)
5. Bentuk Batang
Bentuk batang yang mmemiliki radius dengan bentuk batang yang tidak
memiliki radius memiliki defleksi yang berbeda. Bentuk batang yang memiliki radius
cenderung sulit untuk terdefleksi dari pada bentuk batang yang tidak memiliki radius.
Hal ini dikarenakan radius pada bentuk batang berguna untuk mendistribusikan
beban, sedangkan untuk untuk batang yang tidak memiliki radius bebannya terpusat.
Gambar 4.8 Bentuk Batang yang Beradius dan Bentuk Batang yang Tidak Beradius
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/205
103
U
qi
dimana :
Qi = gaya [N]
U = energi regangan [Nm]
qi = perpindahan [m]
2. Teorema Castigliano II
Teori ini digunakan untuk menghitung perpindahan dari suatu struktur
elastis sebagai persamaan gaya, Qi, maka turunan parsial dari energi regangan
terhadap persamaan gaya memberikan persamaan perpindahan, qi, searah Qi.
Secara matematis, dirumuskan sebagai :
qi=
U
Qi
Sebagai contoh, untuk beam kantilever lurus dan tipis dengan beban P di ujung, dan
perpindahan pada ujungnya dapat ditemukan dengan teori kedua Castigliano:
=
P. x. y
I
P=
Mx
x
1
du= . .dvol
2
du=
1 2
dvol
2 E
P. x. y 2
I
1
du=
dvol
2
E
2
Mx
. x. y
x
I
1
du=
dvol
2
E
Mx . y
I
1
du=
2
E
) A . dx
du=
1 Mx 2 . I
A . dx
2 E . I2 A
du=
1 Mx
. dx
2 E. I
1 Mx 2 . y 2
A . dx
2 E . I2
y 2=
I
A
du
dp
d 1 Mx 2
dx
dp 2 E . I
d 1 P .x
dx
dp 2 E . I
P . x2
dx
E.I
(
(
=
0
P. x
dx
E. I
1 P . L3
3 E.I
4.1.5 Momen
Momen adalah kecenderungan sebuah gaya untuk memutar sebuah benda
disekitar sumbu tertentu dari benda tersebut. Bila didefinisikan dari persamaannya
adalah hasil perkalian dari besar gaya (F) dengan jarak tegak lururs (d).
M=F .d
Dimana:
M = Momen (N.m)
F = Gaya (N)
d = jarak tegak lurus (m)
Arah momen gaya tergantung dari perjanjian, misalnya searah jarum jam
(CW/Clock Wise) atau berlawanan arah jarum jam (CCW/Counter Clock Wise) begitu
F = Gaya(N)
r = jarak tegak lurus(m)
2. Momen Kopel
Momen kopel dinotasikan dengan M, satuannya Nm. Kopel adalah
pasangan dua buah gaya yang sama besar berlawanan arah dan sejajar. Besarnya
kopel dinyatakan dengan momen kopel (M). Momen kopel merupakan besaran
vektor dengan satuan Nm. Pengaruh kopel terhadap benda yaitu dapat
menyebabkan benda berotasi.
Formula: M = F x d
Keterangan :
M = momen kopel (Nm)
F = gaya (N)
d = jarak antara kedua gaya (m)
Keterangan:
I = Momen Inersia(Kg m2)
k = konstanta inersia
m = massa(Kg)
r = jari-jari objek dari pusat massa(m)
Spesimen
Bahan : Baja
25,4 3,2 mm
E = 2 107 gr/mm
Spesimen 1 : a = 75 mm
R = 75 mm
b = 75 mm
Spesimen 2 : a = 0
R = 150 mm
b=0
Spesimen 3 : a = 0
R = 75 mm
b = 75 mm
Spesimen 1 : a = 150 mm
R=0
b = 150 mm
Prosedur :
1. Pasang Spesimen (2) pada klem (1).
2. Blok (3) dikendorkan dan ditempatkan ulang jika perlu untuk menempatkan
spesimen. Kunci pada posisi yang tersedia.
3. pasang Beban (4) pada spesimen. Dial indicator (5) dan (6) ditempatkan
berhubungan dengan beban (4)
4. Indikator di set terlebih dahulu sehingga menunjukkan angka nol. Pembebanan
dilakukan dengan memberikan beban pada beban tergantung (4).
5. Kemudian perubahan yang terjadi dicatat. Beban ditambahkan sambil mencatat
perubahan yang terjadi.