PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1
BAB II
TEORI DASAR
2
gaya terpakai. Dengan kata lain suatu Batang akan mengalami pembebanan
transversal baik itu beban terpusat Maupun terbagi merata akan mengalami
defleksi. Unsure-unsur dari mesin Haruslah cukup tegar untuk mencegah
ketidakbarisan dan mempertahankna Ketelitian terhadap pengaruh beban
dalam gedung-gedung,balok lantai tidak Dapat melentur secara berlebihan
untuk meniadakan pengaruh psikologis yang Tidak diinginkan para
penghuni dan untuk memperkecil atau mencegah dengan Bahan-bahan jadi
yang rapuh. Begitu pun kekuatan mengenai karateristik Deformasi dari
bangunan struktur adalah paling penting untuk mempelajari Getaran mesin
seperti juga bangunan-bangunan stasioner dan Penerbangan.dalam
menjalankan fungsinya,balok meneruskan pengaruh beban Gravitasi
keperletakan terutama dengan mengandalakan aksi lentur,yang Berkaitan
dengan gaya berupa momen lentur dan geser.kalaupun timbul aksi
Normal,itu terutama di timbulkan oleh beban luar yang relative
kecil,misalnya Akibat gaya gesek rem kendaraan pada gelagar
jembatan,atau misalnya akibat Perletakan yang di buat miring.
1. Kekakuan batang
Semakin kaku suatu batang maka lendutan batang yang akan terjadi pada
Batang akan semakin kecil
2. Besarnya kecil gaya yang diberikan
3
Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus
Dengan besarnya defleksi yang terjadi. Dengan kata lain semakin besar
Beban yang dialami batang maka defleksi yang terjadi pun semakin kecil
3. Jenis tumpuan yang diberikan
Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Jika
Karena itu besarnya defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbeda-
beda Tidaklah sama. Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan
gaya Dari beban maka defleksi yang terjadi pada tumpuan rol lebih
besar dari Tumpuan pin (pasak) dan defleksi yang terjadi pada tumpuan
pin lebih besar Dari tumpuan jepit.
4. Jenis beban yang terjadi pada batang
Beban terdistribusi merata dengan beban titik,keduanya memiliki
kurva Defleksi yang berbeda-beda. Pada beban terdistribusi merata slope
yang Terjadi pada bagian batang yang paling dekat lebih besar dari slope
titik. Ini Karena sepanjang batang mengalami beban sedangkan pada
beban titik Hanya terjadi pada beban titik tertentu saja (Binsar Hariandja
1996).
Jenis-jenis Defleksi :
1. Deflkesi Vertikal (Δw)
Perubahan bentuk suatu batang akibat pembebanan arah vertikal
(tarik, tekan) hingga membentuk sudut defleksi, dan posisi batang
vertikal, kemudian kembali ke posisi semula.
4
Gambar 2.4 Defleksi Horizontal
2.1.2. Pengertian Deformasi Plastis dan Elastis
Dalam ilmu material, deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran
objek diterapkan karena adanya gaya. Ini bisa menjadi hasil dari tarik
(menarik) kekuatan, tekan (mendorong) kekuatan, geser,membungkuk atau
torsi (memutar). Deformasi sering digambarkan sebagai strain.
Sebagai deformasi terjadi, internal antar-molekul muncul kekuatan-
kekuatan yang menentang gaya diterapkan. Jika gaya yang diberikan tidak
terlalu besar kekuatan-kekuatan ini mungkin cukup untuk diterapkan
sepenuhnya menolak kekuatan, yang memungkinkan objek untuk
mengasumsikan keadaan ekuilibrium baru dan kembali ke keadaan semula
apabila beban dihilangkan. Gaya diterapkan yang lebih besar dapat
menyebabkan deformasi permanen dari objek atau bahkan ke kegagalan
struktural.
Dalam gambar dapat dilihat bahwa beban kompresi (ditandai dengan
tanda panah) telah menyebabkan deformasi dalam silinder sehingga bentuk
asli (garis putus-putus) telah diubah (cacat) menjadi satu dengan sisi
menonjol. Tonjolan sisi karena materi, walaupun cukup kuat untuk tidak
retak atau gagal, tidak cukup kuat untuk mendukung beban tanpa
perubahan, sehingga material dipaksa keluar lateral. Kekuatan internal
(dalam kasus ini pada sudut kanan deformasi) menahan beban diterapkan.
5
Diagram Stres-regangan kurva, yang menunjukkan hubungan antara stres
(gaya yang diberikan) dan regangan (deformasi) dari logam yang ulet.
Deformasi elastis
Jenis deformasi secara reversible,Setelah pasukan tidak lagi
diterapkan, objek kembali ke bentuk aslinya. Elastomer dan
memori bentuk logam seperti Nitinol menunjukkan rentang
deformasi elastis besar Soft termoplastik dan konvensional logam
memiliki rentang deformasi elastis moderat, sementara keramik,
kristal, dan keras plastik termoseting hampir tidak mengalami
deformasi elastis.Deformasi elastis linear diatur oleh hukum Hooke
yang menyatakan:
Mana diterapkan σ adalah stres, E adalah material konstanta
yang disebut Young's modulus, dan ε adalah hasil ketegangan.
Hubungan ini hanya berlaku dalam rentang elastis dan
menunjukkan bahwa kemiringan kurva tegangan vs regangan dapat
digunakan untuk menemukan Modulus Young. Insinyur sering
menggunakan perhitungan ini di tarik tes .Para rentang elastis
berakhir ketika bahan mencapai kekuatan luluh.
6
lakukan ulet logam seperti tembaga, perak, dan emas.Steel tidak
juga, tapi bukan besi cor. Hard termoseting plastik, karet, kristal,
dan keramik memiliki rentang minimal deformasi plastik. Satu
bahan dengan kisaran deformasi plastik besar basah permen
karet, yang dapat ditarik puluhan kali panjang aslinya.
Bawah tegangan tarik deformasi plastik dicirikan
oleh pengerasan regangan daerah dan penciutan wilayah dan
akhirnya, fraktur (juga disebut pecah). Selama pengerasan
regangan material menjadi lebih kuat melalui gerakan dislokasi
atom. Penciutan fase yang ditandai oleh penurunan luas
penampang spesimen. Penciutan dimulai setelah Kekuatan
Ultimate tercapai. Selama penciutan, materi tidak dapat lagi
menahan tekanan maksimum dan tekanan pada spesimen
meningkat dengan cepat. Deformasi plastik berakhir dengan fraktur
material.
7
2. Rol
Rol merupakan tumpuan yang hanya dapat menerima gaya reaksi
vertikal. Jenis tumpuan ini mampu melawan gaya-gaya dalam suatu
garis aksi yang spesifik.
8
Gambar 2.10 Pembebanan Terpusat
2. Beban merata
Disebut beban merata karena terdistribusi merata di sepanjang batang
dan dinyatakan dalam qm (kg/m atau kN/m)
Keterangan:
F : besar gaya tekan/tarik (N)
A : luas penampang (m2)
σ : tegangan (N/m2)
Bila dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas penampangnya
berbeda diberi gaya, maka kedua kawat tersebut akan mengalami tegangan
yang berbeda. Kawat dengan penampang kecil mengalami tegangan yang
lebih besar dibandingkan kawat dengan penampang lebih besar. Tegangan
9
benda sangat diperhitungkan dalam menentukan ukuran dan jenis bahan
penyangga atau penopang suatu beban, misalnya penyangga jembatan
gantung dan bangunan bertingkat.
Regangan (strain)
Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara
penambahan panjang benda ΔX terhadap panjang mula-mula
X. Regangan dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
ε : regangan strain (tanpa satuan)
ΔX : pertambahan panjang (m)
X : panjang mula-mula (m)
Makin besar tegangan pada sebuah benda, makin besar juga regangannya.
Artinya, ΔX juga makin besar. Berdasarkan berbagai percobaan di
laboratorium, diperoleh hubungan antara tegangan dan regangan untuk baja
dan aluminium seperti tampak pada gambar berikut.
10
bangunan-bangunan besar seperti jembatan, gedung bertingkat, dan jalan
layang.
Hubungan tegangan dan regangan secara garis kurva dalam grafik
pada umumnya memiliki dua kondisi garis, yaitu garis linear dan non-linear.
Bentuk dan besaran pada kurva tegangan-regangan suatu logam
tergantung pada komposisi, perlakukan panas, deformasi plastis yang
pernah dialami, laju regangan, temperatur, dan keadaan tegangan yang
menentukan selama pengujian. Parameter-parameter yang digunakan untuk
menggambarkan kurva tegangan-regangan logam adalah kekuatan tarik,
kekuatan luluh atau titik luluh, persen perpanjangan, dan pengurangan luas.
Parameter pertama adalah parameter kekuatan, sedangkan yang kedua
menyatakan keuletan bahan.
Karena tegangan dan regangan dipeoleh dengan cara membagi beban
dan perpanjangan dengan faktor yang konstan, kurva beban – perpanjangan
akan mempunyai bentuk yang sama seperti pada gambar dibawah.
Pada Gambar diatas dapat kita lihat garis linear adalah garis yang
dimulai dari keadaan awal hingga titik leleh, sedangkan bagian garis non-
linear dimulai dari titik leleh hingga titik putus. Pada Gambar 2.6 juga dapat
dilihat adanya bagian daerah elastis dan bagian daerah inelastis. Pengertian
dari adanya kedua jenis daerah tersebut adalah dimana daerah elastis berarti
benda akan kembali ke bentuk atau kondisi semula apabila benda tersebut
hanya mengalami tegangan dan regangan di daerah elastis, sedangkan
11
apabila benda telah mengalami tegangan dan regangan yang berada di
dalam daerah inelastis maka benda tidak akan kembali lagi ke bentuk atau
kondisi semula.
12
Jika ada satu benda yang diputar seperti gambar A, maka persamaan
momen inersia menjadi:
I=mR2
Jika ada lebih dari satu benda, maka persamaan momen inersia menjadi:
I=∑mR2
Keterangan:
I = Momen Inersia (kg/m2)
m = massa benda (kg)
R = Jarak dari benda ke poros/ sumbu putar (m)
13
2.1.9. Tabel Modulus Elastisitas Material
Modulus elastisitas adalah angka yang digunakan untuk mengukur
objek atau ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastis
ketika gaya diterapkan pada benda itu. Modulus elastisitas suatu benda
didefinisikan sebagai kemiringan dari kurva tegangan-regangan di wilayah
deformasi elastis: Bahan kaku akan memiliki modulus elastisitas yang lebih
tinggi. Modulus elastis dirumuskan dengan:
di mana tegangan adalah gaya menyebabkan deformasi dibagi dengan
daerah dimana gaya diterapkan dan regangan adalah rasio perubahan
beberapa parameter panjang yang disebabkan oleh deformasi ke nilai asli
dari parameter panjang. Jika stres diukur dalam pascal , kemudian karena
regangan adalah besaran tak berdimensi, maka Satuan untuk λ akan pascal
juga.
Menentukan bagaimana stres dan regangan yang akan diukur,
termasuk arah, memungkinkan untuk berbagai jenis modulus elastisitas
untuk didefinisikan. Tiga yang utama adalah:
Modulus Young ( E ) menjelaskan elastisitas tarik atau kecenderungan
suatu benda untuk berubah bentuk sepanjang sumbu ketika stress
berlawanan diaplikasikan sepanjang sumbu itu; itu didefinisikan sebagai
rasio tegangan tarik terhadap regangan tarik. Hal ini sering disebut hanya
sebagai modulus elastisitas saja.Modulus geser atau modulus kekakuan
menjelaskan kecenderungan sebuah objek untuk bergeser (deformasi bentuk
pada volume konstan) ketika diberi kekuatan yang berlawanan;
didefinisikan sebagai tegangan geser terhadap regangan geser. Modulus
geser modulus adalah turunan dari viskositas.
bulk modulus ( K ) menjelaskan elastisitas volumetrik, atau
kecenderungan suatu benda untuk berubah bentuk ke segala arah ketika
diberi tegangan seragam ke segala arah; didefinisikan sebagai tegangan
volumetrik terhadap regangan volumetrik, dan merupakan kebalikan
dari kompresibilitas. Modulus bulk merupakan perpanjangan dari modulus
Young pada tiga dimensi.
Tiga modulus elastisitas lain adalah modulus axial, parameter pertama
Lame, dan modulus gelombang P. Bahan material homogen
14
dan isotropik (sama di semua arah) memiliki sifat keelastisitasan yang
dijelaskan oleh dua modulus elastisitas, dan satu dapat memilih yang lain.
Tabel 2.1 Daftar Nilai Modulus Elastisitas Untuk Beberapa Material
Beton 20 x 106 - -
Nylon 5 x 106 - -
Air - - 1 x 106
15
4. Menghitung nilai kekuatan suatu material pada saat ada gaya yang bekerja
pada suatu batang.
16
2. Poros Transmisi
Pada poros transmisi roda gigi yang saling bersinggungan untuk
mentransmisikan gaya torsi memberikan beban pada batang poros secara
radial. Ini yang menyebabkan terjadinya defleksi pada batang poros transmisi.
Defleksi yang terjadi pada poros membuat sumbu poros tidak lurus.
Ketidaklurusan sumbu
17
defleksi secara berlebihan yang menyebabkan perpatahan atau fatik karena
beban terus-menerus.
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Perhitungan dan
Analisa Data
Penyusunan Laporan
Selesai
19
4. Pasang benda uji dengan menjepitkan salah satu ujungnya pada penjepit.
5. Atur digital dial indikator pada posisi diatas benda uji dengan jarak
tertentu kemudian kunci.
6. Setting dial indikator pada posisi nol menggunakan tombol “origin”.
7. Gantungkan beban-beban pada benda uji dengan menggunakan
gantungan beban seperti tergambar di bawah ini :
20
Gambar 3.3 Tumpuan Sederhana
4. Posisikan digital dial indikator tepat di tegah-tengah kedua tumpuan.
5. Posisikan sebuah gantungan beban seperti pada gambar diatas.
6. Setting dial indikator pada posisi nol menggunakan tombol “origin”.
7. Gantungkan beban pada gantungan dengan jumlah beban ditentukan pada
tabel percobaan.
8. Catat defleksi yang terjadi pada beban per tiap penambahan jumlah beban
ke dalam tabel percobaan.
9. Ulangi percobaan diatas untuk setiap material benda uji.
21
Gambar 3.5 Dial indikator (defleksi)
4. Jangka Sorong
5. Benda Uji
22
BAB IV
PEMBAHASAN
Jarak (mm)
45 90 135 180 130 260 390 520
/ Beban (gr)
23
Tabel 4.3 Hasil Percobaan Batang Kuningan
Jarak (mm)
45 90 135 180 130 260 390 520
/ Beban (gr)
24
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Berikut adalah data nilai defleksi dari berbagai jenis balok dengan
pembebanan pada titik-titik yang berbeda pada saat melakukan percobaan.
Tabel 6.1 Hasil Percobaan Batang Alumunium
25
Tabel 6.3 Hasil Percobaan Batang Kuningan
2. Prinsip pada batang yang berbeda beda juga defleksi yang terjadi juga
berbeda beda tergantung batang itu terbuat dari material apa.
3. Pengaruh tumpuan tumpuan dan jenis material yang di unakan juga
mempengaruhi defleksi itu sendiri , dan defleksi juga tergantung dari
modulus elastisitasnya material.
4. Perbandingan hasil defleksi perhitungan dan pengamatan berbeda jauh
presentase kesalahan paling jauh adalah 50 persen dimana hal itu terjadi ,
kurang teliti dan alas rangka instalasi yang langsung ke lantai.
5.2. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
TUGAS
1. Apa perbedaan momen dan kopel ?
Jawaban : Momen gaya merupakan besaran yang dipengaruhi oleh gaya dan
lengan dan momen gaya timbul akibat gaya yang bekerja pada
benda tidak tepat pada pusat massa,sedangkan momen
kopel merupakan hasil kali vektor antara vektor gaya dan vektor
lengan gaya.
4. Buatlah simulasi lendutan dengan pembeban di tengah, dan 0,25 dari ujung
engsel
Jawaban :
28
29
30