PENDAHULUAN
1.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum defleksi adalah sebagai berikut ini:
1. Supaya praktikan dapat mengoperasikan dari suatu mesin defleksi.
2. Agar praktikan mengetahui software-software apa saja yang ada di dalam
defleksi.
3. Supaya praktikan dapat melihat kekuatan defleksi suatu bahan atau
material uji.
4. Supaya praktikan dapat menentukan dan mengetahui besar defleksi yang
terjadi pada suatu batang segi empat dengan jarak gaya yang diberikan
berbeda dengan gaya yang sebelumnya.
5. Agar praktikan paham langkah-langkah di dalam pengoperasian alat-alat
defleksi.
6. Agar praktikan mengerti ketika kalau praktikan terjun ke lapangan untuk
menguji defleksi dan tidak kebingungan ketika melakukan pengujian
defleksi
7. Mengerti secara utuh proses defleksi bagaimana terjadi
1.2 Tujuan
Adapun tjuan dari praktikum defleksi adalah sebagai berikut ini:
1. Agar praktikan mengethaui cara melihat kekuatan defleksi satu bahan atau
material uji
2. Agar praktikan mengetahui cara untuk dapat mengoperasikan dari suatu
mesin defleksi
3. Agar praktikan paham akan langkah-langkah di dalam proses penggunaan
alat-alat defleksi tersebut
4. Agar praktikan tahu dalam memilih bahanatau material yang baik dari
kekuatan lendutan yang telah di uji menggunakan mesin defleksi
5. Praktikan bias menentukan dan mengetahui besar nilai defleksi yang
terjadi pada suatu batang segi empat dengan jarak gaya yang diberikan
berbeda dengan gaya brat yang menjadi variable bebas.
1
6. Praktiksn dapat dengan mudah untuk membandingkan hasil daripada
defleksi.
7. Praktikan dapat dengan cekatan dalam menghitung rumus-rumus empiris
di dalam menghitung nilai terjadi ketika terjadinya fenomena defleksi.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum defleksi ini adalah :
1. Setiap mahasisawa teknik mesn dapat mengetahui cara mencari
defleksi suatu bahan atau material uji
2. Setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui cara menjalankan
mesin defleksi
3. Setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui langkah – langkah di
dalam proses percobaan defleksi
4. Setiap mahasiswa teknik mesin dapat lebih disiplin dan tepat waktu
dalam membuat laporan
5. Mengetahui kendala – kendala dalam percobaan defleksi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
a. Tumpuan Rol
b. Tumpuan engsel
c. Tumpuan jepit
Jenis tumpuan yang berbeda-beda akan membuat bentuk defleksi benda ui
akan berbeda juga serta formula yang digunakan dalam meng-hitung besar
kecilnya defleksi juga akan berbeda, tergantung dari jnis tu-mpuan yang
digunakan.
Adapun jenis-jenis tumpuan yang digunakan yang dapat mempe-ngaruhi
besar kecilnya defleksi yang terbentuk adalah sebagai sebagai berikut diuraikan
1. Engsel
Engsel merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertical dan
gaya reaksi horizontal. Tumpuan yang berpasak mampu melawan gayayang
bekerja dalam setiap arah dari bidang. Jadi pada umumnyareaksi padasuatu
tumpuan seperti ini mempunyai dua komponen yang satu dalam arahhorizontal
dan yang lainnya dalam arah vertical. Tidak seperti pada perbandingan tumpuan
rol atau penghubung,maka perbandingan antara komponen-komponen reaksi pada
tumpuan yang terpasak tidaklah tetap. Untuk menentukan kedua komponen ini,
dua buah komponen statika harus digunakan
4
hanya dalam arah AB rol. Pada gambar dibawah hanya dapat melawan beban
vertical. Sedang rol-rol hanya dapat melawan suatu tegak lurus pada bidang cp
3. Jepit
Jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertical, gaya
reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang. Tumpuan jepit ini
mampu melawan gaya dalam setiap arah dan juga mampu melawan suaut kopel
atau momen. Secara fisik,tumpuan ini diperoleh dengan membangun sebuah balok
ke dalam suatu dinding batu bata. Mengecornya ke dalam beton atau mengelas ke
dalam bangunan utama. Suatu komponen gaya
dan sebuah momen.
Sumber:repository. Unhas.ac.id/bitstream.handle
1. Beban terpusat
5
Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas kontaknya kecil.
Sumber:repository. Unhas.ac.id/bitstream.handle
2. Beban terbagi merata
Sumber:repository. Unhas.ac.id/bitstream.handle
3. Beban bervariasi unform
6
Gambar 2.6 Beban bervariasi
Sumber:repository. Unhas.ac.id/bitstream.handle
4. Jenis beban yang terjadi pada batang
Suatu batang akan terdistribusi secara merata dengan beban titik kedua
memiliki kurva defleksi yang berbeda-beda.
Pada bahan yang akan terdistribusi merata merata kemiringan (slope) yang
terjadi pada bagian batang yang paling dekat lebih besar dan slope titik ini.
Karena sepanjang batang mengalami beban sedangkan pada beban titik hanya
terjadi pada beban titik hanya terjadi pada beban titik tertentu saja yang ada.
Beban yang terjadi pada suatu struktur dapat diklasfikasikan ke dalam
beberapa kategori yaitu sebagi berikut
1. Bahan mati (dead loads)
2. Beban hidup ( live loads)
3. Beban gempa
4. Beban angina
Jadi disini kita dapat menyimpulkan bahwa jenis beban yang ada akan
dapat juga untuk mempengaruhi daripada pengujian fenomena defleksi daripada
suatu benda. Itulah kita sebagai engineering untuk dapat bisa mengusai
perhitungan dan juga melakukan pengujian darip-da defleksi karna akan perlu
untuk kerja dilapangan suatu saat nanti.
7
menyediakan sarana untuk menghitung karakteristik pembawa beban dan lendutan
balok. Ini mencakup kasus untuk defleksi kecil dari sinar yang dikenakan hanya
beban lateral. Ini adalah kasus khusus teori balok Timoshenko yang menjelaskan
deformasi geser dan berlaku untuk balok tebal. Ini pertama kali diucapkan sekitar
tahun 1750, tetapi tidak diterapkan dalam skala besar sampai perkembangan
Menara Eiffel dan roda Ferris pada akhir abad ke-19. Setelah demonstrasi yang
sukses ini, dengan cepat menjadi landasan rekayasa dan enabler Revolusi Industri
Kedua.
Alat analisis tambahan telah dikembangkan seperti teori pelat dan analisis
elemen hingga, tetapi kesederhanaan teori balok membuatnya menjadi alat
penting dalam ilmu pengetahuan, terutama rekayasa struktural dan mekanik.
Defleksi merupakan salah satu bagian terpenting dari Analisa struktur.
Sejarah Analisa struktur lahir dari ilmu fisika. Tulisan atau karangan tertua
mengenai ilmu mekanika ini dibuat oleh Archimedes (257-212 SM) yang
membahas system jungkit dan prinsip kemampuan mengapung dari suatu bahan.
Kemajuan yang besar diawali oleh Simon Stevinus (1548-1620) yang juga
merusmuskan sebagian besar dari prinsip fisika. Penyelidikan tentang lenturan
pertama dilakukan oleh Galileo Galiliea(1564-1642) , namun baru dipecahkan
dengan baik oleh Auguste Coulomb (1736-1806). Robert Hooke(1635-1703)
menemukan sifat elastisitas material yang kita kenal sekarang dengan hokum
Hooke sebagai das elastisitas. Metode kerja awalnya dikembangkan oleh Leibritz
untuk menyelesaikan masalah mekanika yang biasa. Selanjutnya pendekatan ini
benar-benar sangat berguna dan penggunaannnya diperluas dalam berbagai hal.
Berbeda dengan ilmuan lain yang menemukanpersamaan analitik,
Christian Otto Mohr (1835-1918) mengembangkan metode grafik yang sekarang
dikenal dengan sebutan diagram Mohr(yang diperuntukkan untuk menentukan
tegangan), dan tegangan Willot-Mohr untuk menentukan perpindahan truss.
Pada abad modern , perkembangan terjadi dengan dibilang sangat besar
ilmu pengetahuan bahan dilakukan oleh ilmuan-ilmuan terkenal dari Rusia-
Amerika Serikat yang bernama Stephen. P. Timoshenko
8
2.2.1 Tokoh Yang Berpengaruh Dalam Uji Defleksi
Defleksi merupakan salah satu bagian terpenting dari Analisa struktur.
Sejarah Analisa struktur lahir dari ilmu fisika. Tulisan atau karangan tertua
mengenai ilmu mekanika ini dibuat oleh Archimedes (257-212 SM) yang
membahas system jungkit dan prinsip kemampuan mengapung dari suatu bahan.
Kemajuan yang besar diawali oleh Simon Stevinus (1548-1620) yang juga
merusmuskan sebagian besar dari prinsip fisika. Penyelidikan tentang lenturan
pertama dilakukan oleh Galileo Galiliea(1564-1642) , namun baru dipecahkan
dengan baik oleh Auguste Coulomb (1736-1806). Robert Hooke(1635-1703)
menemukan sifat elastisitas material yang kita kenal sekarang dengan hokum
Hooke sebagai das elastisitas. Metode kerja awalnya dikembangkan oleh Leibritz
untuk menyelesaikan masalah mekanika yang biasa. Selanjutnya pendekatan ini
benar-benar sangat berguna dan penggunaannnya diperluas dalam berbagai hal.
Teori balok Euler-Bernoulli (juga dikenal sebagai teori pancaran insinyur
atau teori sinar klasik) adalah penyederhanaan teori linear elastisitas yang
menyediakan sarana untuk menghitung karakteristik pembawa beban dan lendutan
balok
Christian Otto Mohr (1835-1918) mengembangkan metode grafik yang
sekarang dikenal dengan sebutan diagram Mohr(yang diperuntukkan untuk
menentukan tegangan), dan tegangan Willot-Mohr untuk menentukan
perpindahan truss.
9
netral dikenal dengan kurva elastis dari balok. Dari gambar memperlihatkan balok
ada posisi awal
Sumber:repository. Unhas.ac.id/bitstream.handle
2.4 Jenis pembebanan Defleksi
1. Beban terpusat
Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas kontaknya
kecil.
10
bahwa tiap tiap pembebanan akan menyebabkan hasil defelksi yang berbeda nilai
akhirnya, maksudnya disini adalah pembebanan yang dijelaskan diatas
mempunyai peran-perannya masing-masing setiap pada pembebanannya.
Prinsip ini berlaku apabila besar yang di cari merupakan suatu daripada
fungsi linier daripada beban yang bekerja.
Dan apabila demikian besaran yang dicari dapat diperoleh sebagai akibat
daripada masing-masing beban yang telah bekerja secara terpisah, dan hasil-hasil
ini dapat di superposisikan untuk mendapat besaran yang dicari.
Akibat semua beban yang bekerja secara simultan. Dalam struktur biasa,
prinsip ini biasanya berlaku untuk tegangan-tegangan, momen lentur dan banyak
besarn lainnya selain daripada yang kita kethaui yaitu defleksi.
11
Gambar 2.8 Sistem pembebanan untuk prinsip superposisi
Sumber: Data sheet fenomena dasar Universitas Sumatera Utara
Dan beberapa daripada sebuah gaya yang bekerja pada suatu bidang atau
bidang dapat di uraikan menjadi pembebanan-pembebanan tunggal
Dimana beban yang dipasang pada jarak tertentu yang terdiri lebih dari
satu beban yang bekerja, lalu kita jumlahkan beban total.
Defleksi suatu balok yang dihasilkan oleh beberapa beban yang bekerja
secara simultan dapat diperoleh dengan mensuperposisikan defleksi yang
12
dihasilkan oleh beban yang sama yang bekerja secara terpisah. Metode superposisi
untuk dapat mencapai kedefleksian daripada suatu balok merupakan salah satu
daripada contoh daripada konsep yang lebih umum dikenal pada biasanya didalam
perhitungan mekanika Teknik yaitu saebagaia prinsip superposisi.
13
Sumber: Data sheet fenomena dasar Universitas Sumatera Utara
Karena struktur bersifat besar elastk maka prinsip superposisi secara linier
elastik pun berlaku artinya uraikan tahapan analisa secara terpisah menjadi strujtur
tengah dan struktur paling bawah. Lihat struktur paling atas
d =2j- r-n2
d=2(3)-4-1
d=1
Jadi struktur yang paling atas termasuk statis tertentu 1 derajat, sehingga
ada satu kelebiahan gaya yang harus dihilangkan untuk smentara sehingga
strukturnya menjadi statis tentu .
Suatu gaya redendunt yang dipilih boleh yang mana saja, reaksi reletakan
di A di B ataupun di C. untuk gambar di atas dipilih reaksi peletakan di B sebagai
gaya berlebihan. Setelah diperoleh struktur yang tengah, maka kita bisa lakukan
perhitungan struktur statis tertentu, dimulai dengan mencari Ro.
14
Gambar 2.10 Teori Maxwell
Besarnya defleksi pada titik a akibat beban adalah sama dengan besarnya
defeksi pada titik b.
Spesimen diletakkan di atas dua tumpuan di pilih dua titik A dan B yang
diletakkan tidak simetris. Letakkan beban di titik A dan ukur beban lendutan di
15
titik B. Kemudian beban yang sama di letakkan di titik B dan ukur berapa
lendutan di titik A. Prosedur ini di uluangi dengan memilih titik a dan titik b yang
lain dengan menggunakan beban yang berbeda.
Karena penemuan teori dari bapak Maxwell maka dunia teknologi modern
tinggal hanya mengembangkan yang telah ditemukan oleh bapak Maxwell.
Dari teori Maxwell yang menyatakan bahwa defleksi yang terjadi di titik A
pada beban P akan ssama dengan hasilnya bila beban P diletakkan do ttik B dan
defleksi di ukur pada titik pembebanan P pertama. Hal ini berarti bahwa jika suatu
bahan atau beban di letakkan pada batang yang di tumpu dengan sembarang.
Selama beban diletakkan masih di dalam daerah tumpuan, maka dapat di hitung
defleksi pada titik-titik lainnya.
16
Gambar 2.11 Aplikasi teori Maxwell
17
Gambar 2.12 Aplikasi kedua prinsip
Untuk struktur yang paling bawah, semua gaya luar sudah tidak ada, yang
ada berupa gaya Rb (besarnya belum diketahui dan dimisalkan arahnya ke atas)
yang merupakan representasi dari gaya reaksi dari perletakan representasi dari
18
gaya reaksi yang merupakan B. Hitunglah peletakan di titik A dan titik C akibat
dari gaya Rb.Kemudian cari gaya-gaya di dalamnya dilanjutkan dengan mencari
persamaan Euler-Bernouli untuk mendapatkan lendutan di titik B.
19
Beberapa pengecualian tetap ada ajika beberapa struktur mempunyai
bnetuk yang tidak lazim untuk di lakukan analisa computer yang lebih lama.
Beberapa contoh daripada software-software yang membantu dalam
menyelesaikan erhitungan-perhitungan defleksi atau lendutan adalah ANSYS,
Solidwork di lakukan hampir sama dengan ansys, dapat diatur jenis pembebeanan
dua jenis tumpuan selain itu pada software ini juga dapat di atur jenis penampang
dari batang tersebut apakah di inginkan penampang yang pejal atau penampang
yang memiliki rongga di dalamnya (hollow).
1. Ansys
Sumber: http://www.xiawu.com/tagss/ansys+14.5
Selain ansys dan solidwork, terdapat berbagai macam software-software
lainnya yang juga dapat berfungsi untuk mendesign defleksi yaitu seperti catia dan
yang lainnya.
20
Gambar 2.14 Simulasi Ansys
Sumber: https://www.slideshare.net/muktiazis332/laporan-kerja-praktek-unsika-
2015
2. Solidwork
Sumber: http://www.prototypetoday.com/solidworks/dassault-systemes-
announces-launch-of-solidworks-2017
Seperti tampak pada gambar, disini solidwork berfungsi hampir sama
dengan ansys untuk mendesign suatu gambar tapi untuk simulasinya sedikit
kurang
21
Gambar 2.16 Simulasi solidworks
Sumber: https://mahdiy.wordpress.com/2012/09/30/simulasi-defleksi-pada-
batang-dengan-finite-element2/
3. Autodesk Inventor
22
Gambar 2.17 Autodesk Inventor
Sumber: https://sites.google.com/site/lishakilltech/autodesk-inventor
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=13WrH9KKCC4
4. Catia
23
Gambar 2.19 Catia
Sumber: http://sebron.org/s/catia-3d-systems-v5-certification/
5. NX Nastran
Nastran merupakan sebuah program analisis elemen hingga (FEA/finite
element analysis) yang dikembangkan untuk NASA pada akhir tahun 1960an.
Pembuatan dan pengembangan Nastran secara khusus untuk
industri aerospace dan dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat. Nastran sendiri
merupakan akronim dari NASA Structure Analysis.
Nastran terintegrasi dengan software CAD. Mirip dengan ANSYS, anda
dapat membuat model melalui CAD dan selanjutnya dapat anda analisis dengan
Nastran. Nastran juga cocok dengan berbagai jenis komputer dan sistem operasi
24
mulai dari komputer kecil hingga komputer super. Semuanya itu untuk
mempermudah para pengguna Nastran.
25
a. Jembatan
Disinilah dimana aplikasi lendutan batang sangat dibutuhkan. Sebuah
jebatan yang fungsinya di atasnya mengalami beban yang sangat besar dan
dinamis bergerak di atasnya. Hal ini tentunya akan mengakibatkan batang-batang
konstruksi. Defleksi yang terjadi secara berlebihan mengakibatkan perpatahan
pada jembatan tersebut dan hal yang tidak diinginkan dalam membuat atau
merancang konstruksi jembatan.
Peran anak Teknik disini akan sangat berperan sekali dalam proses
pembuatan jembatan. Dimulai dari perancangan dan pada akhirnya akan di uji
kekuatan lendutannya. Ketika salah dalam perhitungan, hal tersebut akan sangat
berbahaya sekali dan akan mengakibatkan jembatan runtuh ketika warga sedang
melewati jembatan tersebut.
Sumber: http://indonesiantravelarea.blogspot.co.id/2011/09/ampera-bridge-in
b. Rangka (chasis)
Kendaraan-kendaraan pengangkut yang berdaya angkut yang besar, sangat
memungkinkan terjadinya suatu defleksi ataupun terjadinya suatu lendutan
ataupun terjadinya suatu lendutan pada batang-batang penyusunnya.
Sasis atau yang sering disebut dengan kerangka mobil memiliki fungsi
utama sebagai penopang kendaraan, mesin, serta penumpang. Sasis biasanya
terbuat dari kerangka besi atau baja.Di Indonesia pada umumnya mobil-mobil
yang diproduksi menggunakan sasis monokok (monocoque chassis). Artinya
kerangkamobil menjadi satu dengan bodi mobil sehingga bodi mobil juga
berfungsi sebagai kerangka.
26
Gambar 2.24 Rangka/chasis
Sumber: http://www.mobil-klasikantik.com/2012/05/kelanjutan-restorasi-taft.html
c. Poros transmisi
Pada poros tansmisi roda gigi yang saling bersinggungnan untuk
mentransmisikan gaya torsi memberikan beban pada batang poros secara radial.
Hal ini menyebabkan terjadinya defleksi pada batang poros transmisi. Defleksi
yang terjadi pada poros akan membuat sumbunya poros tidak lurus ketidak
lurusan sumbu poros akan menimbulkan gerakan atau efek getaran pada sebuah
batang poros transmisi
Sumber: http://teknomech.blogspot.co.id/2013/08/perancangan-poros-
transmisi.html
27
memilki kekuatan yang tinggi atau baik. Oleh karena itu, diperlukan analisa
lendutan batag untuk mengatasi defleksi yang terjadi pada material penyusun
pesawat untuk mencegah terjadinya defleksi secara berlebihan menyebabkan
perpatahan-perpatahan karena adanya beban secara terus-menerus.
Sumber: http://fansclopedia.blogspot.co.id/2015/02/mesin-pemindah-bahan.html
28
Rancangan sayap pesawat udara ada yang menggunakan penyangga luar ( external
bracing ) seperti : batang(struts) , kabel (cabel),kawat (wires) dsb. Dan untuk era
sekarang ini rancangan sayap pesawat sudah tidak menggunakan penyangga luar (
no external bracing).
Struktur utama dari sayap terdiri dari :
1. Spar
2. Rib / bulkhead
3. Stringer
4. Skin
Jawab:
29
2. Jika pada soal no.1, panjang balok 3 m dan diberi beban 50 kN, ketebalan
balokbaja ini 450 mm, memiliki second moment pada axis 300 x 106 mm4
dan E = 200GN/m2. Tentukan:
a) Defleksi maksimum yang terjadi pada balok
b) Tegangan lentur maksimum yang terjadi pada balok
Jawab:
30
3. Carilah persamaan defleksi pada balok kantilever dengan pembebanan seperti
dibawah ini.
Jawab:
31
4. Tentukan persamaan defleksi dari balok kantilever di bawah ini.
Jawab:
32
Jawab:
33
BAB III
Berikut ini adalah beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum fenomena dasar yang berjudul defleksi:
3.1 Alat
1. Penggaris/Mistar
2. Beban
Beban adalah suatu alat yang digunakan dalam praktikum yang fungsinya
sebagai pemberat. Beban yang digunakan pada praktikum ini adalah beban 50
gram, beban 100 gram, dan beban 200 gram. Beban ini nantinya akan diletakkan
pada titik-titik yang sudah ditentukan pada saat praktikum.
34
Gambar 3.2 Beban
3. Dial Indikator
Dial indicator adalah alat ukur dengan skala yang sangat kecil, berfngsi
untuk mengukur permukaan
4. Tumpuan
Digunakan untuk menopang beam. Tumpuan ini dapat di lepas ataupun di
pasangkan beberapa buah sesuai dengan jumlah ataupun banyaknya tumpuan yang
di gunakan serta tumpuan juga dapat di geser-geser sesuai dengan yang
dibutuhkan di dalam pengujian.
Dalam pengujian defleksi ini, tumpuan yang dipakai adalah tumpuan geser
dan tumpuan tetap. Tumpuan geser dapat dipindahkan sesuai dengan yang kita
inginkan.
35
1 2
Keterangan:
1. Tumpuan geser
2. Tumpuan tetap
5. Frame gelegar
Digunakan sebagai tempat penyangga peralatan -peralatan uji serta
specimen yang akan di ui harus sangat kaku, dikarenakan frame menahan beban
yang akan di gantungkan pada specimen.
4 1
2
Gambar 3.5 frame gelegar
Keterangan:
36
1. Landasan specimen
2. Alat frame gelegar
3. Tiang penyangga
4. Tumpuan
3.2 Bahan
1. Beam
Baja adalah logam paduan besi (Fe) sebagai unsur dasr dan karbon ( C )
sebagai unsur paduan utamanya.
Baja mempunyai kekuatan yang sangat tinggi dan mempunayi sifat tidak
berubah banyak terhadap waktu, elastisitas, liat. Di dalam praktikum ini
menggunakan baja yang panjangnya 1200 mm
37
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN
Dalam hal ini yang diukur adalah lebar dan tebal pada jarak tertentu dari
ujung batang. Dan berikut adalah langkah-langkah dari pengujian defleksi:
1. Prinsip superposisi
38
2. Aplikasi Prinsip superposisi
Spesimen diletakkan di ats tiga tumpuan (I,II,III). Tumpuan letaknya tidak
tepat di tengah-tengah batang . Psang alat ukur defleksi pada tumpuan dua.
Letakkan beban Pa di titik A dan Pb di titik B, lalu titik A dan B sedemikian rupa
sehingga tidak terletak di tengah antara dua tumpuan
3. Teori Maxwell
Spesimen diletakkan diatas tumpuan dan di pilih dua titik A dan B yang
letaknya tidak simetris, diletakkan di A dan di ukur berapa lendutan di titik B.
Kemudian beban yang sama di titik B dan ukur berapa lendutan di titik A.
Prosedur ini diulang dengan memilih titik A dan B yang lain dengan beban
berbeda.
39
BAB V
DATA SHEET
TERLAMPIR
40
BAB VI
Spesimen yang digunakan dalam percobaan ini adalah dari jenis baja
karbon rendah dengan data-data sebagai berikut:
Panjang : L=1200 mm
Lebar : b= 25,44 mm
Tebal : h= 5,24 mm
𝑏ℎ3 25,44(5,24)3
Momen inersia : I= 12 = =287,89 mm4
12
Volume : l b h =156913,93 mm
41
X0=600 mm, P1= 300 gram, P2=200 gram, P3= 300 gram
I P1 b1 X P1 (𝑋−a1 )3 I P2 (𝑋−2)3
Y0T = [ (𝑙 2 − b1 2 − 𝑥 2 ] + [ ] + [ ]+
EI b1 bl EI 6
I P3 b3 X
[ (𝑙 2 − b3 2 − 𝑥 2 ]
EI bl
1 0,1.10.1100.60 0,3.10 (600−100) 3
Y0T = 54,7.106 [ (12002 − 11002 − 6002 ] + [ ]
1200 6.1200
1 0,2.10 (600−200) 1 0,3.10.400.600
+ [ ]+ [ (12002 − 4002 − 6002 ]
54,7.106 6 54,7.106 6.1200
Y0T = 280,466.10-2 mm
−2
−266.10−2
= |280,466.10 | × 100%
280,466.10−2
= 2,6%
I P1 b1 X P1 (𝑋−a1 )3
Y0T = EI [ (𝑙 2 − b1 2 − 𝑥 2 ] + [ ]
b1 bl
42
1 0,1.10.1100.60 0,3.10 (600−100) 3
Y0T =54,7.106 [ (12002 − 11002 − 6002 ] + [ ]
1200 6.1200
Y0T = 95,0639.10-2 mm
−2
−314.10−2
= |95,0639.10 | × 100%
95,0639.10−2
= 3,1%
I P2 b2 X P2 (𝑋−a2 )3
Y0T = EI [ (𝑙 2 − b2 2 − 𝑥 2 ] + [ ]
b1 bl
1 0,2.10.200.500
Y0T = [ (12002 − 90002 − 5002 ] +
54,7.106 1200
0,2.10 (500−1300) 3
[ ]
6.1200
Y0T = 91,7123.10-2 mm
43
Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.
Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 165.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
Y0TT− Y0Tp
Persen ralat (%) = | Y0TT
| × 100%
−2
−165.10−2
= |91,7123.10 | × 100%
91,7123.10−2
= 79,91 %
I P3 b3 X P1 (𝑋−a2 )3
Y0T = EI [ (𝑙 2 − b3 2 − 𝑥 2 ] + [ ]
b3 bl
Y0T =168,19.10-2 mm
−2
−305.10−2
= |168,19.10 | × 100%
168,19.10−2
44
= 3,05 %
I P1 b1 X P1 (𝑋−a1 )3 I P2 b2
Y3 = EI [ (𝑙 2 − b1 2 − 𝑥 2 ] + [ ] +EI [ ]
6b1 bl 6l
Y3=169,4596.10-2 mm
Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.
Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 125.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
Y03T− Y3p
Persen ralat (%) = | Y3T
| × 100%
45
−2
−125.10−2
= |169,4596.10 | × 100%
169,4596.10−2
= 26,23 %
Tabel 6.5Hasil defleksi 2 buah pembebanan dan persen ralat (%)
a1 a2 X3 P1 P2 Y3p Y3T Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
100 700 500 300 200 135 169,4596 26,23
2. Pembebanan P3
Diketahui data:
I P1 b1 X
Y3 = EI [ (𝑙 2 − b1 2 − 𝑥 2 ]
6b1
1 0,3.10.500.700
Y3 = 54,7.106 [ (12002 − 5002 − 7002 ]
6.1200
Y3=186,624.10-2 mm
= 12,52 %
Tabel 6.6Hasil defleksi pembebanan P3 dan persen ralat (%)
X3 P3 Y3p Y3T Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (%)
500 300 210 186,624 12,52
46
Tabel 6.7 Analisa Percobaan aplikasi prinsip superposisi
NO a1 a2 X3 P1 P2 Y1 Y2 Y3p Y3T Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
1 100 700 500 300 200 135 145 125 169,4596 26,23
2 - - 700 300 - - - 210 186,624 12,52
I pbX 2 p(𝑋−𝑎)3
Y= EI [ (𝑙 2 − b − 𝑥2] + [ ]
6𝑙 6
1 0,3.10.1100.500 (0,3.10.750.800)3
Y= [ (12002 − 11002 − 5002 ] + [ ] +
54,7.106 6.1200 6.1200
1 0,2.10.500.500
[ ]
54,7.106 6.1200
Y=147,7376.10-2 mm
= 9,28 %
Tabel 6.8Hasil defleksi 1 buah pembebanan dan persen ralat (%)
47
a X P Yp YT Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
450 800 300 135 147,7376. 9,28
I pbX 2
Y= EI [ (𝑙 2 − b − 𝑥2]
6𝑙
1 0,3.10.800.450
Y= 54,7.106 [ (12002 − 800 − 4502 ]
6.1200
Y=147,7376.10-2 mm
= 7,26 %
Tabel 6.9Hasil defleksi 1 buah pembebanan dan persen ralat (%)
A X P Yp YT Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
800 450 300 135 147,7376. 7,26
48
2 800 450 300 135 147,737 7,26
I P1 b1 X P1 (𝑋−a1 )3
Y0T = EI [ (𝑙 2 − b1 2 − 𝑥 2 ] + [ ]
6l 6
1 0,3.10.900.550 0,3.10 (550−300) 3
Y0T = 54,7.106 [ (12002 − 9002 − 5502 ] + [ ]
1200 6
Y0T =137,7685.10-2 mm
−2
−155.10−2
= |137,7685.10 | × 100%
137,7685.10−2
= 12,5 %
49
300 550 1550 370 137,7685. 10−2 12,5
2. Pembebanan P2
I P1 b1 X
Y0T = EI [ (𝑙 2 − b1 2 − 𝑥 2 ]
6l
1 0,3.10.900.550
Y0T = 54,7.106 [ (12002 − 4502 − 5502 ]
6.1200
Y0T =117,516.10-2 mm
Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.
Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 140.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
YAT− YAp
Persen ralat (%) = | YAT
| × 100%
−2
−155.10−2
= |117,516.10 | × 100%
117,516.10−2
= 19,13 %
3. Pembebanan P3
50
Diketahui data: a3= 900 mm, XA=550 mm, P3=300 gram
I P2 b2 X
Y0T = EI [ (𝑙 2 − b2 2 − 𝑥 2 ]
6l
1 0,3.10.900.550
Y0T = 54,7.106 [ (12002 − 3002 − 5502 ]
6.1200
Y0T =113,6556.10-2 mm
Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.
Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 170.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
YAT− YAp
Persen ralat (%) = | YAT
| × 100%
−2
−170.10−2
= |113,6556.10 | × 100%
113,6556.10−2
= 29,124 %
Tabel 6.13Hasil Analisa percobaan aplikasi teori Maxwell
NO a1 a2 a3 XA P1 P2 P3 YAP YAT Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
1 300 - - 550 300 - - 155 137,768 12,5
2 - 750 - 550 - 200 - 140 117,516 19,3
3 - - 900 550 - - 300 170 131,6556 29,124
51
I Pb bb X P1 (X1 −𝑎)3
YB = EI [ (𝑙 2 − bb 2 − 𝑥 2 ] + [ ]
6l 6
1 0,5.10.900.300 0,5.10 (200−700) 3
YB = 54,7.106 [ (12002 − 9002 − 3002 ] + [ ]
6.1200 6
YB =185,1005.10-2 mm
−2
−155.10−2
= |185,1005.10 | × 100%
185,1005.10−2
= 27,06 %
I Pc bc X
Yc = EI [ (𝑙 2 − bc 2 − 𝑥 2 ]
6l
1 0,7.10.700.700
Yc = 54,7.106 [ (12002 − 7002 − 7002 ]
6.1200
Yc =400,6195.10-2 mm
−2
−155.10−2
= |400,6195.10 | × 100%
400,6195.10−2
= 5,33 %
I Pb bb X P1 (Xd −𝑎)3
Yd= EI [ (𝑙 2 − bb 2 − 𝑥 2 ] + [ ]
6l 6
1 0,7.10.700.900 0,7.10(900−700)3
Yd= 54,7.106 [ (12002 − 7002 − 9002 ] + [ ]
6.1200 6
Yd=173,827.10-2 mm
52
Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.
Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 226.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
YcT− Ycp
Persen ralat (%) = | YcT
| × 100%
−2
−226.10−2
= |173,827.10 | × 100%
173,827.10−2
= 30,01 %
Tabel 6.14Hasil defleksi satu pembebanan dan % ralat
N aA XB XC XD Pa YBP YBT YCP YCT YDT YDp Ralat
O (mm) (mm) (mm (m (mm) −2 −2 −2 −2 −2 −2 (%)
(10 (10 (10 (10 (10 (10
) m) mm) mm) mm) mm) mm) mm)
1 300 300 - - 500 135 185,1 - - - - 27,06
2 700 - 500 - 700 - - 422 400,62 - - 5,33
3 700 - - 900 700 - - - - 226 173,82 30,01
X0=600 mm, Pb= 1000 gram, Pc=200 gram, Pd= 500 gram
I Pb bb X Pb (𝑋−ab )3 I Pc (𝑋−2)3
YA= [ (𝑙 2 − bb 2 − 𝑥 2 ] + [ ] + [ ]+
EI bb bl EI 6
I Pd bd X
[ (𝑙 2 − bd 2 − 𝑥 2 ]
EI bl
1 0,1.10.1100.700 0,3.10 (700−100) 3
YA= [ (12002 − 11002 − 7002 ] + [ ]
54,7.106 6.1200 6
1 0,3.10 (800−700) 1 0,5.10.200.700
+ [ ]+ [ (12002 − 2002 − 7002 ]
54,7.106 6.1200 54,7.106 6.1200
YA= 408.10-2 mm
53
Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.
Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 354.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
= 13,23 %
54
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan defleksi ini adalah mahasiswa dapat melihat,
menganalisa serta menghitung defleksi yang terjadi diantara beberapa tumpuan
pada suatu batang diantara beberapa tumpuan pada suatu batang atau beam
Mahasiswa mengetahui prinsip-prinsip yang dapat digunakan pada
percobaan defleksi ini. Serta mengetahui cara kerja dari prinsip tersebut. Semakin
besar beban yang diberikan pada beam, maka semakin besar juga lendutan yang
terjadi pada beam tersebut.
7.2 Saran
Saran dalam praktikum ini adalah:
1. Disarankan barang-barang percobaan praktikum dibersihkan setelah
percobaan
2. Setelah selesai praktikum, bahan dan alat praktikum diletakkan pada tempat
seemula
3. Jaga ketertiban selama praktikum
4. Jaga peralatan praktikum, jangan sampai jatuh
55
DAFTAR PUSTAKA
56