Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum defleksi adalah sebagai berikut ini:
1. Supaya praktikan dapat mengoperasikan dari suatu mesin defleksi.
2. Agar praktikan mengetahui software-software apa saja yang ada di dalam
defleksi.
3. Supaya praktikan dapat melihat kekuatan defleksi suatu bahan atau
material uji.
4. Supaya praktikan dapat menentukan dan mengetahui besar defleksi yang
terjadi pada suatu batang segi empat dengan jarak gaya yang diberikan
berbeda dengan gaya yang sebelumnya.
5. Agar praktikan paham langkah-langkah di dalam pengoperasian alat-alat
defleksi.
6. Agar praktikan mengerti ketika kalau praktikan terjun ke lapangan untuk
menguji defleksi dan tidak kebingungan ketika melakukan pengujian
defleksi
7. Mengerti secara utuh proses defleksi bagaimana terjadi

1.2 Tujuan
Adapun tjuan dari praktikum defleksi adalah sebagai berikut ini:
1. Agar praktikan mengethaui cara melihat kekuatan defleksi satu bahan atau
material uji
2. Agar praktikan mengetahui cara untuk dapat mengoperasikan dari suatu
mesin defleksi
3. Agar praktikan paham akan langkah-langkah di dalam proses penggunaan
alat-alat defleksi tersebut
4. Agar praktikan tahu dalam memilih bahanatau material yang baik dari
kekuatan lendutan yang telah di uji menggunakan mesin defleksi
5. Praktikan bias menentukan dan mengetahui besar nilai defleksi yang
terjadi pada suatu batang segi empat dengan jarak gaya yang diberikan
berbeda dengan gaya brat yang menjadi variable bebas.

1
6. Praktiksn dapat dengan mudah untuk membandingkan hasil daripada
defleksi.
7. Praktikan dapat dengan cekatan dalam menghitung rumus-rumus empiris
di dalam menghitung nilai terjadi ketika terjadinya fenomena defleksi.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum defleksi ini adalah :
1. Setiap mahasisawa teknik mesn dapat mengetahui cara mencari
defleksi suatu bahan atau material uji
2. Setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui cara menjalankan
mesin defleksi
3. Setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui langkah – langkah di
dalam proses percobaan defleksi
4. Setiap mahasiswa teknik mesin dapat lebih disiplin dan tepat waktu
dalam membuat laporan
5. Mengetahui kendala – kendala dalam percobaan defleksi

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hal-hal Yang Mempengaruhi Defleksi


Adapun hal-hal yang mempengaruhi defleksi antara lain sebagai berikut ini:
1. Kekakuan batang
Semakin kaku suatu batangmaka lendutan batang yang akan terjadi pada
batang akan semakin kecil. Kekakuan batang adalah besarnya gaya yang
diperlukan untuk merubah bentuk benda sebesar satuan terentu. Kekuatan balok
pada suatu rangkaian struktur dapat dipakai untuk menetapkan factor distribusi
dalam memberitahukan distribusi beban ke elemen struktur tersebut. Suatu beban
di distribusi ke dalam elemen struktur dan sebandimg dengan kekuatan masig-
masing elemen struktur. Faktor- factor kekakuan dapat dihitung berdasarkan
bentuk peletakan dan penjepitan batang yang digunakan dalam percobaan tersebut
2. Besar atau kecilnya gaya yang diberikan pengunci
Besar kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus
denganbesarnya defleksi . Dengan kata lain semakin besar beban yang
di alami batang maka defleksi yang terjadi semakin kecil pula.
Semakin tinggi kekuatan bahan yang ada maka semakin tinggi perlawanan
yang dilakukan oleh benda uji untuk tidak dapat lentur. Demikian sebaliknya
apabila benda memiliki kekuatan yang kecil sesuai dengan property material yang
ada maka benda terseut akan mudah melentur. Sehingga akan menunjukkan jarak
defleksi yang ada cukup besar dibandingkan material yang kuat tadi
3. Jenis Tumpuan Yang diberikan
Jumlah arah dan reaksi pada setiap himpunan berbeda-beda. Karena itu
besarnya defleksi pada penggunan tumpuan yang berbeda-beda tidaklah sama.
Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melakukan gaya dari beban maka
defeleksi yang terjadi pada tumpuan satu kali lebih besar dari tumpuan pun lebih
besar dari tumpuan jepit.
Jenis-jenis tumpuan yang umum digunakan antara lain adalah sebagai
berikut ini:

3
a. Tumpuan Rol
b. Tumpuan engsel
c. Tumpuan jepit
Jenis tumpuan yang berbeda-beda akan membuat bentuk defleksi benda ui
akan berbeda juga serta formula yang digunakan dalam meng-hitung besar
kecilnya defleksi juga akan berbeda, tergantung dari jnis tu-mpuan yang
digunakan.
Adapun jenis-jenis tumpuan yang digunakan yang dapat mempe-ngaruhi
besar kecilnya defleksi yang terbentuk adalah sebagai sebagai berikut diuraikan
1. Engsel
Engsel merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertical dan
gaya reaksi horizontal. Tumpuan yang berpasak mampu melawan gayayang
bekerja dalam setiap arah dari bidang. Jadi pada umumnyareaksi padasuatu
tumpuan seperti ini mempunyai dua komponen yang satu dalam arahhorizontal
dan yang lainnya dalam arah vertical. Tidak seperti pada perbandingan tumpuan
rol atau penghubung,maka perbandingan antara komponen-komponen reaksi pada
tumpuan yang terpasak tidaklah tetap. Untuk menentukan kedua komponen ini,
dua buah komponen statika harus digunakan

Gambar 2.1 Tumpuan engsel


Sumber:repository. Unhas.ac.id/bitstream.handle
2. Rol
Rol merupakan tumpuan yang hanyadapat menerima gaya reaksi vertical.
Alat ini mampu melawan gaya-gaya dalam suatu garis aksi yang
spesifik.Penghubung yang terlihat pada gambar dibawah ini dapat melawan gaya

4
hanya dalam arah AB rol. Pada gambar dibawah hanya dapat melawan beban
vertical. Sedang rol-rol hanya dapat melawan suatu tegak lurus pada bidang cp

Gambar 2.2 Tumpuan Rol


Sumber:repository. Unhas.ac.id/bitstream.handle

3. Jepit
Jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertical, gaya
reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang. Tumpuan jepit ini
mampu melawan gaya dalam setiap arah dan juga mampu melawan suaut kopel
atau momen. Secara fisik,tumpuan ini diperoleh dengan membangun sebuah balok
ke dalam suatu dinding batu bata. Mengecornya ke dalam beton atau mengelas ke
dalam bangunan utama. Suatu komponen gaya
dan sebuah momen.

Gambar 2.3 Tumpuan Jepit

Sumber:repository. Unhas.ac.id/bitstream.handle

Salah satu factor yang mempengaruhi besarnya defleksi pada batang


adalah jenis beban yang diberikan kepadanya. Adapun jenis pembeban :

1. Beban terpusat

5
Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas kontaknya kecil.

Gambar 2.4 Pembebanan terpusat

Sumber:repository. Unhas.ac.id/bitstream.handle
2. Beban terbagi merata

Disebut beban terbaf\gi merata karena merata sepanjang batang dinyatakan


dalm qm (kg/m atau KN/m).

Gambar 2.5 Beban terbagi rata

Sumber:repository. Unhas.ac.id/bitstream.handle
3. Beban bervariasi unform

Disebut beban bervariasi uniform karena beban sepanjang batang

besarnya tidak merata.

6
Gambar 2.6 Beban bervariasi

Sumber:repository. Unhas.ac.id/bitstream.handle
4. Jenis beban yang terjadi pada batang

Suatu batang akan terdistribusi secara merata dengan beban titik kedua
memiliki kurva defleksi yang berbeda-beda.
Pada bahan yang akan terdistribusi merata merata kemiringan (slope) yang
terjadi pada bagian batang yang paling dekat lebih besar dan slope titik ini.
Karena sepanjang batang mengalami beban sedangkan pada beban titik hanya
terjadi pada beban titik hanya terjadi pada beban titik tertentu saja yang ada.
Beban yang terjadi pada suatu struktur dapat diklasfikasikan ke dalam
beberapa kategori yaitu sebagi berikut
1. Bahan mati (dead loads)
2. Beban hidup ( live loads)
3. Beban gempa
4. Beban angina
Jadi disini kita dapat menyimpulkan bahwa jenis beban yang ada akan
dapat juga untuk mempengaruhi daripada pengujian fenomena defleksi daripada
suatu benda. Itulah kita sebagai engineering untuk dapat bisa mengusai
perhitungan dan juga melakukan pengujian darip-da defleksi karna akan perlu
untuk kerja dilapangan suatu saat nanti.

2.2 Sejarah Singkat Defleksi


Teori balok Euler-Bernoulli (juga dikenal sebagai teori pancaran insinyur
atau teori sinar klasik) adalah penyederhanaan teori linear elastisitas yang

7
menyediakan sarana untuk menghitung karakteristik pembawa beban dan lendutan
balok. Ini mencakup kasus untuk defleksi kecil dari sinar yang dikenakan hanya
beban lateral. Ini adalah kasus khusus teori balok Timoshenko yang menjelaskan
deformasi geser dan berlaku untuk balok tebal. Ini pertama kali diucapkan sekitar
tahun 1750, tetapi tidak diterapkan dalam skala besar sampai perkembangan
Menara Eiffel dan roda Ferris pada akhir abad ke-19. Setelah demonstrasi yang
sukses ini, dengan cepat menjadi landasan rekayasa dan enabler Revolusi Industri
Kedua.
Alat analisis tambahan telah dikembangkan seperti teori pelat dan analisis
elemen hingga, tetapi kesederhanaan teori balok membuatnya menjadi alat
penting dalam ilmu pengetahuan, terutama rekayasa struktural dan mekanik.
Defleksi merupakan salah satu bagian terpenting dari Analisa struktur.
Sejarah Analisa struktur lahir dari ilmu fisika. Tulisan atau karangan tertua
mengenai ilmu mekanika ini dibuat oleh Archimedes (257-212 SM) yang
membahas system jungkit dan prinsip kemampuan mengapung dari suatu bahan.
Kemajuan yang besar diawali oleh Simon Stevinus (1548-1620) yang juga
merusmuskan sebagian besar dari prinsip fisika. Penyelidikan tentang lenturan
pertama dilakukan oleh Galileo Galiliea(1564-1642) , namun baru dipecahkan
dengan baik oleh Auguste Coulomb (1736-1806). Robert Hooke(1635-1703)
menemukan sifat elastisitas material yang kita kenal sekarang dengan hokum
Hooke sebagai das elastisitas. Metode kerja awalnya dikembangkan oleh Leibritz
untuk menyelesaikan masalah mekanika yang biasa. Selanjutnya pendekatan ini
benar-benar sangat berguna dan penggunaannnya diperluas dalam berbagai hal.
Berbeda dengan ilmuan lain yang menemukanpersamaan analitik,
Christian Otto Mohr (1835-1918) mengembangkan metode grafik yang sekarang
dikenal dengan sebutan diagram Mohr(yang diperuntukkan untuk menentukan
tegangan), dan tegangan Willot-Mohr untuk menentukan perpindahan truss.
Pada abad modern , perkembangan terjadi dengan dibilang sangat besar
ilmu pengetahuan bahan dilakukan oleh ilmuan-ilmuan terkenal dari Rusia-
Amerika Serikat yang bernama Stephen. P. Timoshenko

8
2.2.1 Tokoh Yang Berpengaruh Dalam Uji Defleksi
Defleksi merupakan salah satu bagian terpenting dari Analisa struktur.
Sejarah Analisa struktur lahir dari ilmu fisika. Tulisan atau karangan tertua
mengenai ilmu mekanika ini dibuat oleh Archimedes (257-212 SM) yang
membahas system jungkit dan prinsip kemampuan mengapung dari suatu bahan.
Kemajuan yang besar diawali oleh Simon Stevinus (1548-1620) yang juga
merusmuskan sebagian besar dari prinsip fisika. Penyelidikan tentang lenturan
pertama dilakukan oleh Galileo Galiliea(1564-1642) , namun baru dipecahkan
dengan baik oleh Auguste Coulomb (1736-1806). Robert Hooke(1635-1703)
menemukan sifat elastisitas material yang kita kenal sekarang dengan hokum
Hooke sebagai das elastisitas. Metode kerja awalnya dikembangkan oleh Leibritz
untuk menyelesaikan masalah mekanika yang biasa. Selanjutnya pendekatan ini
benar-benar sangat berguna dan penggunaannnya diperluas dalam berbagai hal.
Teori balok Euler-Bernoulli (juga dikenal sebagai teori pancaran insinyur
atau teori sinar klasik) adalah penyederhanaan teori linear elastisitas yang
menyediakan sarana untuk menghitung karakteristik pembawa beban dan lendutan
balok
Christian Otto Mohr (1835-1918) mengembangkan metode grafik yang
sekarang dikenal dengan sebutan diagram Mohr(yang diperuntukkan untuk
menentukan tegangan), dan tegangan Willot-Mohr untuk menentukan
perpindahan truss.

2.3 Pengertian Defleksi


Defleksi adalah perubahan bentuk pada dalam arah y(Vertikal) akibat
adanya terjadi pembebanan yang telah diberikan pada sebuah balok- balok yang
akan diuji.
Deformasi pada balok secara sangat dengan mudah dijelaskan berdasarkan
defleksi balok dari betuk posisinya sebelum adanya terjadi pembebanan pada
benda uyang akan di uji
Defleksi di ukur dari permukaan awal ke posisi netral setelah terjadi
defprmasi. Konfigurasi yang di asumsikan dengan dengan deformasi permukaan

9
netral dikenal dengan kurva elastis dari balok. Dari gambar memperlihatkan balok
ada posisi awal

Gambar 2.7 Gambar benda sebelumdan sesudah diberi beban

Sumber:repository. Unhas.ac.id/bitstream.handle
2.4 Jenis pembebanan Defleksi

Salah satu factor yang mempengaruhi besarnya defleksi pada batang


adalah jenis beban yang diberikan kepadanya. Adapun jenis pembebanan :

1. Beban terpusat

Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas kontaknya
kecil.

2. Beban terbagi merata

Disebut beban terbaf\gi merata karena merata sepanjang batang

dinyatakan dalm qm (kg/m atau KN/m).

3. Beban bervariasi unform

Disebut beban bervariasi uniform karena beban sepanjang batang

besarnya tidak merata.

Pembebanan-pembebanan jenis diatas sangat berpengaruh sekali terhadap


bentuk dari defleksi atau geometri juga besarnya deformasi defleksi yang terjadi
pada material bahan tersebut. Bisa dilihat dari pada subbab yang telah dijelaskan
sebelumya. Dari penjelasan tentang pembebanan diatas dapat kita simpulkan juga

10
bahwa tiap tiap pembebanan akan menyebabkan hasil defelksi yang berbeda nilai
akhirnya, maksudnya disini adalah pembebanan yang dijelaskan diatas
mempunyai peran-perannya masing-masing setiap pada pembebanannya.

2.5 Prinsip Superposisi


Metode superposisi merupakan metode yang praktis dan umumnya
digunakan untuk mendapatkan defleksi dan sudut rotasi pada balok. Konsep yang
mendasarnya cukup sederhana dan dapat di nyatakan sebagai berikut:” Defleksi
yang dihasilkan oleh beberapa beban yang bekerja secara simultan dapat di
peroleh dengan mensuperposisikan defleksi yang dihasilkan beban secara terpisah.
Metode superposisi untuk mencari defleksi balok merupakan contoh dari
konsep yang lebih umum di kenal dalam mekanika sebagai prinsip superposisi.

Prinsip ini berlaku apabila besar yang di cari merupakan suatu daripada
fungsi linier daripada beban yang bekerja.

Dan apabila demikian besaran yang dicari dapat diperoleh sebagai akibat
daripada masing-masing beban yang telah bekerja secara terpisah, dan hasil-hasil
ini dapat di superposisikan untuk mendapat besaran yang dicari.

Akibat semua beban yang bekerja secara simultan. Dalam struktur biasa,
prinsip ini biasanya berlaku untuk tegangan-tegangan, momen lentur dan banyak
besarn lainnya selain daripada yang kita kethaui yaitu defleksi.

11
Gambar 2.8 Sistem pembebanan untuk prinsip superposisi
Sumber: Data sheet fenomena dasar Universitas Sumatera Utara

Dan beberapa daripada sebuah gaya yang bekerja pada suatu bidang atau
bidang dapat di uraikan menjadi pembebanan-pembebanan tunggal

Dimana beban yang dipasang pada jarak tertentu yang terdiri lebih dari
satu beban yang bekerja, lalu kita jumlahkan beban total.

Beban masing-masing itu biasanya telah ditabelkan untuk membantu para


enginer enginer atau insinyur-insinyur ataupun mahasiswa-mahasiswa dalam
menghitung dan menggunakan metode superposisi ini.

Metode superposisi ini telah lama digunakan karena kepraktisannya dalam


perhitungan mekanika Teknik serta tidak perlu mengguakan penghasilan yang
rumit dan rumus-rumus yang ada juga.

Defleksi suatu balok yang dihasilkan oleh beberapa beban yang bekerja
secara simultan dapat diperoleh dengan mensuperposisikan defleksi yang

12
dihasilkan oleh beban yang sama yang bekerja secara terpisah. Metode superposisi
untuk dapat mencapai kedefleksian daripada suatu balok merupakan salah satu
daripada contoh daripada konsep yang lebih umum dikenal pada biasanya didalam
perhitungan mekanika Teknik yaitu saebagaia prinsip superposisi.

Prinsip superposisi banyak digunakan karena perhitungannya yang bisa


dikatakan sederhana dan kita telah menjumpai pehitungan ini dibangku sekolah
menegah atas. Dn juga defleksi ini da[at dengan mudah untuk dapat di aplikasikan
dalam bebeapa jenis-jenis kasus lendutan.

2.6 Aplikasi Prinsip superposisi

Aplikasi prinsip superposisi merupakan pengembangan perhitungan


selanjutnya dari mencari nilai defleksi beberapa beban. Defleksi yang terjadi pada
beam akibat beban yang bekerja secara Bersama-sam dapat dihitung dengan
menggunakan prinsip superposisi terhadap masing-masing beban yang bekerja
secara tunggal. Hal ini mengandung arti bahwa jika batang diberi beban yang
bekerja sekaligus pada sebuah beam, maka besarnya defleksi dapat dihitung akibat
beban tersebut.

Gambar 2.9 Aplikasi prinsip superposisi

13
Sumber: Data sheet fenomena dasar Universitas Sumatera Utara

Karena struktur bersifat besar elastk maka prinsip superposisi secara linier
elastik pun berlaku artinya uraikan tahapan analisa secara terpisah menjadi strujtur
tengah dan struktur paling bawah. Lihat struktur paling atas

d =2j- r-n2

d=2(3)-4-1

d=1

Jadi struktur yang paling atas termasuk statis tertentu 1 derajat, sehingga
ada satu kelebiahan gaya yang harus dihilangkan untuk smentara sehingga
strukturnya menjadi statis tentu .

Suatu gaya redendunt yang dipilih boleh yang mana saja, reaksi reletakan
di A di B ataupun di C. untuk gambar di atas dipilih reaksi peletakan di B sebagai
gaya berlebihan. Setelah diperoleh struktur yang tengah, maka kita bisa lakukan
perhitungan struktur statis tertentu, dimulai dengan mencari Ro.

Prinsip superposisi banyak digunakan karena perhitungannya yang


sederhana dan dapat dengan mudah diaplikasikan kedalam beberapa jenis kasus-
kasus lendutan ataupun dengan kata lain yaitu kasus Defleksi.

2.7 Teori Maxwell


James Maxwell atau lebih dikenal di dunia mekanika dengan nama
Maxwell merupakan seorang fisikawan asal skotlandia. Dalam teorinya Maxwell
menyatakan bahwa pada batang yang di tempa atau ditumpu pada kedua ujungnya
di beri satu beban, maka defleksi yang timbulnya pada suatu keadaan akibat beban
tersebut adalah sama dengan defleksi yang terjadi pada daerah pembebanan
pertama akibat beban yang sama yang bekerja

14
Gambar 2.10 Teori Maxwell

Sumber: Data sheet fenomena dasar Universitas Sumatera Utara

Besarnya defleksi pada titik a akibat beban Pa adalah sama dengan


besarnya defleksi pada titik B akibat beban Pb atau dapat ditulis dengan rumus
Ya=Yb

Hukum timbal balik Maxwell ayau Rechiprocal Theorem menyatakan


bahwa “ Jika pada struktur linier elastis bekerja dua buah gaya yaitu F1 dan F2,
pada titik yang sat dan titik yang dua maka , usaha yang dilakukan oleh gaya F 1
terhadap lendutan pada titik dua yang di akibatkan F1 ”

Sehingga berlaku persamaan F1d12=F2d21 jika F1 sama dengan F2 maka d12


sama dengan d21

Besarnya defleksi pada titik a akibat beban adalah sama dengan besarnya
defeksi pada titik b.

Spesimen diletakkan di atas dua tumpuan di pilih dua titik A dan B yang
diletakkan tidak simetris. Letakkan beban di titik A dan ukur beban lendutan di

15
titik B. Kemudian beban yang sama di letakkan di titik B dan ukur berapa
lendutan di titik A. Prosedur ini di uluangi dengan memilih titik a dan titik b yang
lain dengan menggunakan beban yang berbeda.

Maxwell dikenal dalam dunia mekanika Teknik karena berhasil


menemukan teori-teori dasar Maxwell. Dalam teorinya Maxwell menyatakan
bahwa satu batang yang di tumpu pada kedua ujung diberi satu batang tang
ditumpu pada kedua ujug diberi satu beban maka defleksi atau lendutan yang akan
timbul pada satu titik akibat beban tersebut adalah sama dengan defleksi yang
terjadi pada daerah pembebananan pertama akibat beban yang sama bekerja pada
satu titik pengukuran yang akan dikerjakan oleh bahan pada proses pembebanan
sebelumnya . Hal ini ini yang menyatakan teori Maxwell menjadi terkenal.

Karena penemuan teori dari bapak Maxwell maka dunia teknologi modern
tinggal hanya mengembangkan yang telah ditemukan oleh bapak Maxwell.

2.8 Aplikasi Teori Maxwell

Dari teori Maxwell yang menyatakan bahwa defleksi yang terjadi di titik A
pada beban P akan ssama dengan hasilnya bila beban P diletakkan do ttik B dan
defleksi di ukur pada titik pembebanan P pertama. Hal ini berarti bahwa jika suatu
bahan atau beban di letakkan pada batang yang di tumpu dengan sembarang.
Selama beban diletakkan masih di dalam daerah tumpuan, maka dapat di hitung
defleksi pada titik-titik lainnya.

16
Gambar 2.11 Aplikasi teori Maxwell

Sumber: Data sheet fenomena dasar Universitas Sumatera Utara


James clerk di edinburial, 13 juni 1831, meninggal di combdge pada
November 1879(pada umur 48 tahun). Adalah fisikawan skotlandia yang pertama
sekali menulis hukum magnetisme dan kelistrikan dalam rumus matematis.

Pada tahun 1864, ia membuktka bahwa gelombang elektromagnetik ialah


gabungan dari osilasi medan listrik dan magnetic. Maxwell mendapati cahaya
adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik.

Ia juga membuka pemahaman tentang gerak gas, dengan menunjukkan


bahwa laju molekul-molekul di dalam gas tergantung kepada suhunya masing-
masing. Fisikawan ini terkenal dengan formulasi empat pernyataan yang
mendasarkan hukum dasar listrik dan magnet.

Maxwell juga berkontribusi dalam ilmu mekanika Teknik yaitu ia


berpendapat bahwa deleksi yang terjadi di titik A pada beban P akan sama halnya
beban P diletakkan pada titik B

Maxwell menemukan beberpaa hukum dalam medan magnetic yang


berlaku hingga sampai sekarang saaat ini dan juga dipakai oleh mahasiswa-
mahasiswa yang akan melakukan pembelajaran yang mengenai tentang material
tersebut juga digunakan oleh banyak ilmuan.

2.9 Aplikasi Kedua Prinsip

Aplikasi kedua prinsip ini dipakai atau digunakan untuk menghitung


lendutan yang terjadi pada tengah batang. Jika ditumpu sederhana pada beberapa
itik tertentu sepanjang batang, maka kedua prinsip sepanjang batang, maka kedua
prinsip dapat ditentukan.

17
Gambar 2.12 Aplikasi kedua prinsip

Sumber: Data sheet fenomena dasar Universitas Sumatera Utara


Dengan menggunakan kedua prinsip ini kita dapat mengetahui besarnya
lendutan atau defleksi yang terjadi pada sebuah batang atau obek yang diuji.
Seperti yang kita ketahui lendutan atau defleksi sangat mempengaruhi kinerja dari
sebuah mesin karena apabila tidak diperhatikan maka lendutan atau defleksi ini
dapat menimbulkan kerusakan pada mesin.

Sebagai seorang Mahasiswa Teknik Mesin harus diwajibkan untuk dapat


menghitung besarnya defleksi atau lendutan dari suatu batang aau objek, hal ini
dikarenakan lendutan atau defleksi merupakan suatu fenomena yang dapat terjadi
pada komponen-konponn penting.

Prinsip superposisi digunakan untuk menghitung defleksi yang


diakibatkan oleh beberapa gaya luar yang bekerja sama.

Sementara prinsip Maxwell sendiri menyatakan bahwa hukum timbal balik


berlaku bahwa hasil yang sama akan diperoleh meskipun kedudukan beban dan
alat pengukur ditukar dan Rc, mencari gaya gaya dalam, menetapkan persamaan
Euler-Bernouli dan mencari lendutan di titik B.

Untuk struktur yang paling bawah, semua gaya luar sudah tidak ada, yang
ada berupa gaya Rb (besarnya belum diketahui dan dimisalkan arahnya ke atas)
yang merupakan representasi dari gaya reaksi dari perletakan representasi dari

18
gaya reaksi yang merupakan B. Hitunglah peletakan di titik A dan titik C akibat
dari gaya Rb.Kemudian cari gaya-gaya di dalamnya dilanjutkan dengan mencari
persamaan Euler-Bernouli untuk mendapatkan lendutan di titik B.

Prinsip superposisi banyak digunakan karena perhitungan yang sederhana


dan dapat dengan mudah diaplikasikan di dalam beberapa jenis kasus. Aplikasi
prinsip superposisi adalah bentuk pengujian defleksi bahan atau material yang
lebih mudah untuk digunakan daripada metode -metode lainnya.

Maxwell mengemukakan bahwa kedua batang yang diberi beban dalam


pengaplikasian yang menghasilkan pda terjadinya defleksi yang terdapat dalm
material dapat diamati di dalam kenyataan dan dalam pembebanan akibat beban
kerja yang terbentuk pada defleksi pertama. Dari teori Maxwell yang menyatakan
bahwa defleksi yang terjadi pada jarak P yang dianggap sebagai pembebanan dari
titik A yang ada dilakukan pada jarak tertentu yang pada awalnya ditumpu bahkan
dengan beban yang tertahan pada batang baik itu batang yang kuat serta kaku serta
ada keelastisitas yang sanggup menopang benda. Banyak orang yang
menggunakan prinsip kedua metode ini, hal ini dilakukan apabila hanya untuk
menggunakan satu prinsip saja, maka akan lebih sulit lagi dan akan lebih sulit lagi
untuk bisa didapatkan hasil dari perhitungannya.

2.10 Software Yang Digunakan Untuk Menyelesaikan Persoalan


Defleksi
Hingga tahun 1950-an analisa dari beberapa tipe struktur sangat rumit dan
memiliki langkah penyelesaian ataupun dengan kata lain langkah perhitungan
yang bisa dikatan cukup rumit.

Analisa struktur dengan banyak sambungan dan anggota ( ruang conthnya


) memerluka beberapa jam bahkan beberapa hariuntuk dihitung oleh beberapa tim
insinyur berpengalaman.

Sekarang program computer yang tersedia sudah dapat membuat pekerjaan


dalam menentukan besar defleksi ataupun dengan kata lain lendutan menjadi lebih
cepat dan akurat yang dikarenakan bantuan daripada software-software pada
computer yang berhubungan dengan statika struktur

19
Beberapa pengecualian tetap ada ajika beberapa struktur mempunyai
bnetuk yang tidak lazim untuk di lakukan analisa computer yang lebih lama.
Beberapa contoh daripada software-software yang membantu dalam
menyelesaikan erhitungan-perhitungan defleksi atau lendutan adalah ANSYS,
Solidwork di lakukan hampir sama dengan ansys, dapat diatur jenis pembebeanan
dua jenis tumpuan selain itu pada software ini juga dapat di atur jenis penampang
dari batang tersebut apakah di inginkan penampang yang pejal atau penampang
yang memiliki rongga di dalamnya (hollow).

1. Ansys

Gambar 2.13 Ansys

Sumber: http://www.xiawu.com/tagss/ansys+14.5
Selain ansys dan solidwork, terdapat berbagai macam software-software
lainnya yang juga dapat berfungsi untuk mendesign defleksi yaitu seperti catia dan
yang lainnya.

Berikut adalah gambar simulasi uji defleksi yang menggunakan software


ANSYS. Pada simulasi dapat dilihat bahwa gaya geser terbesar terdapat pada
bagian yang berwarna merah dan tegangan geser terletak pada bagian yang
berwarna biru, bentuk pembebanan dan jenis tumpuannya juga dapat diukur jika
mau untuk dibuat

20
Gambar 2.14 Simulasi Ansys

Sumber: https://www.slideshare.net/muktiazis332/laporan-kerja-praktek-unsika-
2015

2. Solidwork

Solidwork adalah model design yang digunakan ntuk mendesign 3D.

Gambar 2.15 Solidworks

Sumber: http://www.prototypetoday.com/solidworks/dassault-systemes-
announces-launch-of-solidworks-2017
Seperti tampak pada gambar, disini solidwork berfungsi hampir sama
dengan ansys untuk mendesign suatu gambar tapi untuk simulasinya sedikit
kurang

21
Gambar 2.16 Simulasi solidworks

Sumber: https://mahdiy.wordpress.com/2012/09/30/simulasi-defleksi-pada-
batang-dengan-finite-element2/

3. Autodesk Inventor

Autodesk Inventor Professional (AIP) adalah salah satu perangkat lunak


(software) jenis Computer Aided Drawing (CAD) yang lebih menekankan pada
pemodelan solid. Perangkat lunak ini adalah salah satu produk dari Autodesk Inc.
USAyang dahulu lebih dikenal karena produk AutoCAD.
AIP lebih ditujukan untuk penggambaran teknik pemesinan (Mechanical
Engineering) yang menyediakan secara lengkap fasilitas untuk memvisualisasikan
model dalam 3D, gambar rakitan (assembly), gambar kerja (drawing), animasi
dari benda yang akan dibuat secara digital.
Dokumendigital ini akan membantu kita memvisualisasikan,
mensimulasikan dan menganalisasisuatu produk sebelum dibuat atau dengan kata
lain purwarupa secara virtual.Setelahpurwarupa secara virtual dinyatakan layak
maka akan dilanjutkan pada tahapanmembuat purwarupa secara fisik kemudian
diuji coba melalui berbagai tahapanpengujian.

22
Gambar 2.17 Autodesk Inventor

Sumber: https://sites.google.com/site/lishakilltech/autodesk-inventor

Gambar 2.18 Simulasi Inventor

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=13WrH9KKCC4

4. Catia

CATIAadalah sebuah perangkat lunak/software komersial multi-platform


CAD/CAM/CAE yang dikembangkan oleh perusahaan perancis “Dassault
Systemes” dan dipasarkan ke seluruh dunia oleh IBM, dan ditulis dengan bahasa
pemrograman C++, dan CATIA merupakan landasan dari Product Lifecycle
Management software suite Dassault Systemes.
Software ini tidak hanya digunakan untuk menggambar 2D dan 3D saja,
karena multi-platform CAD/CAM/CAE software ini pun dapat digunakan untuk
perencanaan dan perancangan proses pemesinan dari suatu product, membuat
simulasinya, serta menganalisa karakteristik dari product itu.

23
Gambar 2.19 Catia

Sumber: http://sebron.org/s/catia-3d-systems-v5-certification/

Gambar 2.20 Simulasi Catia


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=MVBV4UKJ9T8

5. NX Nastran
Nastran merupakan sebuah program analisis elemen hingga (FEA/finite
element analysis) yang dikembangkan untuk NASA pada akhir tahun 1960an.
Pembuatan dan pengembangan Nastran secara khusus untuk
industri aerospace dan dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat. Nastran sendiri
merupakan akronim dari NASA Structure Analysis.
Nastran terintegrasi dengan software CAD. Mirip dengan ANSYS, anda
dapat membuat model melalui CAD dan selanjutnya dapat anda analisis dengan
Nastran. Nastran juga cocok dengan berbagai jenis komputer dan sistem operasi

24
mulai dari komputer kecil hingga komputer super. Semuanya itu untuk
mempermudah para pengguna Nastran.

Gambar 2.21 NX Nastran


Sumber: https://community.plm.automation.siemens.com/t5/Simcenter-Blog/NX-
Nastran-Release-V11-0/ba-p/366110

Gambar 2.22 Simulasi NX Nastran


Sumber: http://www.mscsoftware.com/product/nastran
2.11 Aplikasi Penggunaan Dan Contoh Soal Defleksi

Aplikasi dan anilasa lendutan batang di dalam bidang ke teknikan sangat


luas, mulai perancangan poros transmisi sebuah kendaraan bermotor. Ini
menunjukkan bahwa pentingnya analisa lendutan batang ii di dalam perancangan
nerkonstruksi Teknik. Berikut pengaplikasian daripada defleksi:

25
a. Jembatan
Disinilah dimana aplikasi lendutan batang sangat dibutuhkan. Sebuah
jebatan yang fungsinya di atasnya mengalami beban yang sangat besar dan
dinamis bergerak di atasnya. Hal ini tentunya akan mengakibatkan batang-batang
konstruksi. Defleksi yang terjadi secara berlebihan mengakibatkan perpatahan
pada jembatan tersebut dan hal yang tidak diinginkan dalam membuat atau
merancang konstruksi jembatan.
Peran anak Teknik disini akan sangat berperan sekali dalam proses
pembuatan jembatan. Dimulai dari perancangan dan pada akhirnya akan di uji
kekuatan lendutannya. Ketika salah dalam perhitungan, hal tersebut akan sangat
berbahaya sekali dan akan mengakibatkan jembatan runtuh ketika warga sedang
melewati jembatan tersebut.

Gambar 2.23 Jembatan

Sumber: http://indonesiantravelarea.blogspot.co.id/2011/09/ampera-bridge-in

b. Rangka (chasis)
Kendaraan-kendaraan pengangkut yang berdaya angkut yang besar, sangat
memungkinkan terjadinya suatu defleksi ataupun terjadinya suatu lendutan
ataupun terjadinya suatu lendutan pada batang-batang penyusunnya.
Sasis atau yang sering disebut dengan kerangka mobil memiliki fungsi
utama sebagai penopang kendaraan, mesin, serta penumpang. Sasis biasanya
terbuat dari kerangka besi atau baja.Di Indonesia pada umumnya mobil-mobil
yang diproduksi menggunakan sasis monokok (monocoque chassis). Artinya
kerangkamobil menjadi satu dengan bodi mobil sehingga bodi mobil juga
berfungsi sebagai kerangka.

26
Gambar 2.24 Rangka/chasis

Sumber: http://www.mobil-klasikantik.com/2012/05/kelanjutan-restorasi-taft.html

c. Poros transmisi
Pada poros tansmisi roda gigi yang saling bersinggungnan untuk
mentransmisikan gaya torsi memberikan beban pada batang poros secara radial.
Hal ini menyebabkan terjadinya defleksi pada batang poros transmisi. Defleksi
yang terjadi pada poros akan membuat sumbunya poros tidak lurus ketidak
lurusan sumbu poros akan menimbulkan gerakan atau efek getaran pada sebuah
batang poros transmisi

Gambar 2. 25 Poros transmisi

Sumber: http://teknomech.blogspot.co.id/2013/08/perancangan-poros-
transmisi.html

d. Konstruksi badan pesawat


Pada perancangan sebuah psawat, material pembangunan pesawat tersebut
merupakan material-material ringan dengan tingkat elastis yang tinggi namun,

27
memilki kekuatan yang tinggi atau baik. Oleh karena itu, diperlukan analisa
lendutan batag untuk mengatasi defleksi yang terjadi pada material penyusun
pesawat untuk mencegah terjadinya defleksi secara berlebihan menyebabkan
perpatahan-perpatahan karena adanya beban secara terus-menerus.

Gambar 2.26 Rangka pesawat


https://id.wikipedia.org/wiki/Longeron

e. Mesin pengangkut Material


Pada alat ini pengangkutan maupun yang beban tak bertumpu sedangkan
yang lain berhubungan langsung. Dari analisa lendutan batang akan mengalami
batas tahan maximum yang boleh di angkut

Gambar 2.27 Mesin pengangkut material

Sumber: http://fansclopedia.blogspot.co.id/2015/02/mesin-pemindah-bahan.html

f. Sayap pesawat terbang


Wing di sebuah pesawat udara merupakan sebuah bidang yang dirancang
untuk menghasilkan gaya angkat ( Lift ) saat bergerak dengan cepat di udara.

28
Rancangan sayap pesawat udara ada yang menggunakan penyangga luar ( external
bracing ) seperti : batang(struts) , kabel (cabel),kawat (wires) dsb. Dan untuk era
sekarang ini rancangan sayap pesawat sudah tidak menggunakan penyangga luar (
no external bracing).
Struktur utama dari sayap terdiri dari :
1. Spar
2. Rib / bulkhead
3. Stringer
4. Skin

Gambar 2.28 Konstruksi sayap pesawat terbang


Sumber: http://ramadandwiputra.blogspot.co.id/2014/11/sayap-pesawat-udara-
aircraft-wing.html
CONTOH SOAL
1. Tentukan defleksi maksimum dari balok berikut.

Jawab:

29
2. Jika pada soal no.1, panjang balok 3 m dan diberi beban 50 kN, ketebalan
balokbaja ini 450 mm, memiliki second moment pada axis 300 x 106 mm4
dan E = 200GN/m2. Tentukan:
a) Defleksi maksimum yang terjadi pada balok
b) Tegangan lentur maksimum yang terjadi pada balok
Jawab:

30
3. Carilah persamaan defleksi pada balok kantilever dengan pembebanan seperti
dibawah ini.

Jawab:

31
4. Tentukan persamaan defleksi dari balok kantilever di bawah ini.

Jawab:

5. Balok seperti pada gambar berukuran 50 x 100 mm dan beban 20 kN dengan


a = 1 m dan b = 0.5 m, carilah defleksi maksimum yang terjadi denga E = 200
GN/m2.

32
Jawab:

33
BAB III

ALAT DAN BAHAN

Berikut ini adalah beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum fenomena dasar yang berjudul defleksi:

3.1 Alat

Adapun alat-alat yang digunakan di dalam uji defleksi yaitu sebagai


berikut ini:

1. Penggaris/Mistar

Penggaris digunakan untuk mengukur Panjang bahan atau specimen yang


kita gunakan

Gambar 3.1 Penggaris

2. Beban

Beban adalah suatu alat yang digunakan dalam praktikum yang fungsinya
sebagai pemberat. Beban yang digunakan pada praktikum ini adalah beban 50
gram, beban 100 gram, dan beban 200 gram. Beban ini nantinya akan diletakkan
pada titik-titik yang sudah ditentukan pada saat praktikum.

34
Gambar 3.2 Beban

3. Dial Indikator

Dial indicator adalah alat ukur dengan skala yang sangat kecil, berfngsi
untuk mengukur permukaan

Gambar 3.3 Dial indikator

4. Tumpuan
Digunakan untuk menopang beam. Tumpuan ini dapat di lepas ataupun di
pasangkan beberapa buah sesuai dengan jumlah ataupun banyaknya tumpuan yang
di gunakan serta tumpuan juga dapat di geser-geser sesuai dengan yang
dibutuhkan di dalam pengujian.
Dalam pengujian defleksi ini, tumpuan yang dipakai adalah tumpuan geser
dan tumpuan tetap. Tumpuan geser dapat dipindahkan sesuai dengan yang kita
inginkan.

35
1 2

Gambar 3.4 Tumpuan

Keterangan:

1. Tumpuan geser
2. Tumpuan tetap

5. Frame gelegar
Digunakan sebagai tempat penyangga peralatan -peralatan uji serta
specimen yang akan di ui harus sangat kaku, dikarenakan frame menahan beban
yang akan di gantungkan pada specimen.

4 1

2
Gambar 3.5 frame gelegar

Keterangan:

36
1. Landasan specimen
2. Alat frame gelegar
3. Tiang penyangga
4. Tumpuan

3.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan di dalam praktikum fenomena dasar yang


berjudul “defleksi” adalah sebagai berikut:

1. Beam

Baja adalah logam paduan besi (Fe) sebagai unsur dasr dan karbon ( C )
sebagai unsur paduan utamanya.
Baja mempunyai kekuatan yang sangat tinggi dan mempunayi sifat tidak
berubah banyak terhadap waktu, elastisitas, liat. Di dalam praktikum ini
menggunakan baja yang panjangnya 1200 mm

Gambar 3.6 Beam

37
BAB IV

PROSEDUR PERCOBAAN

Sebelum percobaan dimulai, terlebih dahulu dilakukan pengukuran-


pengukuran terhadap dimensi-dimensi pada specimen yang fungsinya nanti
digunakan dalam perhitungan rumus-rumus. Karena di dalam rumus-rumus nanti
akan dipakai dimensi-dimensi sebelum terjadinya pengujian defleksi.

Dalam hal ini yang diukur adalah lebar dan tebal pada jarak tertentu dari
ujung batang. Dan berikut adalah langkah-langkah dari pengujian defleksi:

1. Siapkan semua alat-alat dan bahan


2. Tentukan letak daripada beban(p)
3. Atentukan letak titik a,x,y
4. Lalu gantungkan beban ditempat yang sudah ditentukan
5. Secara teliti lihatlah perubahan yang terjadi pada dial indikator
6. Jangan lupa untuk melihat benda uji secara teliti di dalam proses perhitungan
7. Lalu hitunglah defleksi sesuai dengan rumus
8. Selesai

Berikut adalah proses perhitungan menurut teori-teori yang ada:

1. Prinsip superposisi

Spesimen dipasang di atas dua tumupuan dan diberikan pembebanan


terpusat di titik A,B,C secara bergantian dan besarnya beban terpusat tidak sama
pada tiap titik. Besarnya defleksi di ukur dengan menggunakan alay pengukur
defleksi, dimana alat ini diletakkan apada titik yang diukur. Dalam percobaan ini
alat pengukur diletakkan ditengah-tengah batang. Kemudian proses diatas diulang
dengan memberikan ketiga beban terpusat sekaligus lalu di ukur berapa besar
defleksi di tengah-tengah batang ukur berapa besar defleksi di tengah-tengah
batang.

38
2. Aplikasi Prinsip superposisi
Spesimen diletakkan di ats tiga tumpuan (I,II,III). Tumpuan letaknya tidak
tepat di tengah-tengah batang . Psang alat ukur defleksi pada tumpuan dua.
Letakkan beban Pa di titik A dan Pb di titik B, lalu titik A dan B sedemikian rupa
sehingga tidak terletak di tengah antara dua tumpuan
3. Teori Maxwell
Spesimen diletakkan diatas tumpuan dan di pilih dua titik A dan B yang
letaknya tidak simetris, diletakkan di A dan di ukur berapa lendutan di titik B.
Kemudian beban yang sama di titik B dan ukur berapa lendutan di titik A.
Prosedur ini diulang dengan memilih titik A dan B yang lain dengan beban
berbeda.

4. Teori Aplikasi Maxwell


Spesimen diletakkan di atas dua tumpuan dan dipilih dua titik A dan B
yang letaknya tidak simetris, letakkan di A dan ukur berapa lendutan yang
berbeda lalu di ukur berpa lendutan di titik B. Kemudian beban diganti dengan
dengan beban yang berbeda lalu di ukur lendutan yang terjadi pada batang
tersebut
5. Apikasi Kedua prinsip
Spesimen di titik A, di ukur lendutan di titik B,Cdan D. Di ukur juga
lendutan di titik A, lepaskan beban di titik A dan kemudian ukur lendutan di titik
A.
Itulah prosedur daripada percobaan defleksi yang dipakai dalam
laboratorium Mekanika Teknik Fenomena Dasar dan khusus di jurusan Teknik
mesin.

39
BAB V

DATA SHEET

TERLAMPIR

40
BAB VI

ANALISA HASIL PERCOBAAN

Spesimen yang digunakan dalam percobaan ini adalah dari jenis baja
karbon rendah dengan data-data sebagai berikut:

Panjang : L=1200 mm

Lebar : b= 25,44 mm

Tebal : h= 5,24 mm

𝑏ℎ3 25,44(5,24)3
Momen inersia : I= 12 = =287,89 mm4
12

Modulus Elastis : E = 190×103 N/mm2

EI : EI = 287,89 mm4× E = 190×103 N/mm2=547×106


N/mm2

Density : 7,695×103 kg/m3

Volume : l b h =156913,93 mm

Berat batang : 11,845 N

Berat per satuanpanjang : 0,oo987 N/ mm

6.1 Analisa Hasil Percobaan Prinsip Superposisi

1. Pembebanan sekaligus (P1,P2, dan P3)

Diketahui data: a1= 100mm, a2= 200 mm, a3= 800 mm

41
X0=600 mm, P1= 300 gram, P2=200 gram, P3= 300 gram

I P1 b1 X P1 (𝑋−a1 )3 I P2 (𝑋−2)3
Y0T = [ (𝑙 2 − b1 2 − 𝑥 2 ] + [ ] + [ ]+
EI b1 bl EI 6
I P3 b3 X
[ (𝑙 2 − b3 2 − 𝑥 2 ]
EI bl
1 0,1.10.1100.60 0,3.10 (600−100) 3
Y0T = 54,7.106 [ (12002 − 11002 − 6002 ] + [ ]
1200 6.1200
1 0,2.10 (600−200) 1 0,3.10.400.600
+ [ ]+ [ (12002 − 4002 − 6002 ]
54,7.106 6 54,7.106 6.1200

Y0T = 280,466.10-2 mm

Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.


Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 266.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
Y0TT− Y0Tp
Persen ralat (%) = | Y0TT
| × 100%

−2
−266.10−2
= |280,466.10 | × 100%
280,466.10−2

= 2,6%

Tabel 6.1Hasil defleksi 3 buah pembebanan dan persen ralat (%)


a1 a2 a3 X0 P1 P2 P3 Y0TP Y0TT Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
100 200 800 600 300 200 300 266 280,466 2,6

2. Untuk satu pembebanan P1

Diketahui data: a1= 100mm, X0=600 mm, P1= 300 gram

I P1 b1 X P1 (𝑋−a1 )3
Y0T = EI [ (𝑙 2 − b1 2 − 𝑥 2 ] + [ ]
b1 bl

42
1 0,1.10.1100.60 0,3.10 (600−100) 3
Y0T =54,7.106 [ (12002 − 11002 − 6002 ] + [ ]
1200 6.1200

Y0T = 95,0639.10-2 mm

Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.


Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 200.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
Y0TT− Y0Tp
Persen ralat (%) = | Y0TT
| × 100%

−2
−314.10−2
= |95,0639.10 | × 100%
95,0639.10−2

= 3,1%

Tabel 6.2Hasil defleksi 1 buah pembebanan dan persen ralat (%)


a1 X0 P1 Y0TP Y0TT Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
100 600 300 200. 10−2 95,0639. 10−2 3,1

3. Untuk satu pembebanan P2

Diketahui data: a2= 300mm X0=600 mm, P2=200 gram,

I P2 b2 X P2 (𝑋−a2 )3
Y0T = EI [ (𝑙 2 − b2 2 − 𝑥 2 ] + [ ]
b1 bl
1 0,2.10.200.500
Y0T = [ (12002 − 90002 − 5002 ] +
54,7.106 1200

0,2.10 (500−1300) 3
[ ]
6.1200

Y0T = 91,7123.10-2 mm

43
Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.
Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 165.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
Y0TT− Y0Tp
Persen ralat (%) = | Y0TT
| × 100%

−2
−165.10−2
= |91,7123.10 | × 100%
91,7123.10−2

= 79,91 %

Tabel 6.3Hasil defleksi 1 buah pembebanan dan persen ralat (%)


a2 X0 P2 Y0TP Y0TT Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
300 600 200 165. 10−2 91,7123. 10−2 79,91

4. Untuk satu pembebanan P4

Diketahui data: a3= 600mm X0=400 mm, P3=300 gram,

I P3 b3 X P1 (𝑋−a2 )3
Y0T = EI [ (𝑙 2 − b3 2 − 𝑥 2 ] + [ ]
b3 bl

1 0,2.10.200.500 0,3.10 (600−400) 3


Y0T =54,7.106 [ (12002 − 6002 − 3002 ] + [ ]
1200 6.1200

Y0T =168,19.10-2 mm

Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.


Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 305.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
Y0TT− Y0Tp
Persen ralat (%) = | Y0TT
| × 100%

−2
−305.10−2
= |168,19.10 | × 100%
168,19.10−2

44
= 3,05 %

Tabel 6.4Hasil defleksi 1 buah pembebanan dan persen ralat (%)


a3 X0 P3 Y0TP Y0TT Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
600 400 300 165. 10−2 168,19. 10−2 3,05

6.2 Analisa Hasil Percobaan Aplikasi Prinsip Superposisi


Berikut adalah Analisa hasil percobaan aplikasi prinsip superposisi
1. Pembebanan sekaligus (P1,P2)

Diketahui data: a1= 100mm, a2= 700 mm,

X3=500 mm, P1= 300 gram, P2=200 gram

I P1 b1 X P1 (𝑋−a1 )3 I P2 b2
Y3 = EI [ (𝑙 2 − b1 2 − 𝑥 2 ] + [ ] +EI [ ]
6b1 bl 6l

1 0,3.10.1100.500 0,3.10 (500−100) 3


Y3 = 54,7.106 [ (12002 − 11002 − 5002 ] + [ ]
6.1200 6.1200
1 0,2.10.500.500
+ [ ]
54,7 6.1200

Y3=169,4596.10-2 mm
Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.
Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 125.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
Y03T− Y3p
Persen ralat (%) = | Y3T
| × 100%

45
−2
−125.10−2
= |169,4596.10 | × 100%
169,4596.10−2

= 26,23 %
Tabel 6.5Hasil defleksi 2 buah pembebanan dan persen ralat (%)
a1 a2 X3 P1 P2 Y3p Y3T Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
100 700 500 300 200 135 169,4596 26,23

2. Pembebanan P3

Diketahui data:

X3=700 mm, P3= 300

I P1 b1 X
Y3 = EI [ (𝑙 2 − b1 2 − 𝑥 2 ]
6b1
1 0,3.10.500.700
Y3 = 54,7.106 [ (12002 − 5002 − 7002 ]
6.1200

Y3=186,624.10-2 mm

Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.


Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 210.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.

Persen ralat (%) = |Y3T−


Y
Y3P
| × 100%
3T
−2
−210.10−2
= |186,624.10 | × 100%
186,624.10−2

= 12,52 %
Tabel 6.6Hasil defleksi pembebanan P3 dan persen ralat (%)
X3 P3 Y3p Y3T Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (%)
500 300 210 186,624 12,52

46
Tabel 6.7 Analisa Percobaan aplikasi prinsip superposisi
NO a1 a2 X3 P1 P2 Y1 Y2 Y3p Y3T Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
1 100 700 500 300 200 135 145 125 169,4596 26,23
2 - - 700 300 - - - 210 186,624 12,52

6.3 Analisa Hasil Percobaan Teori Maxwell


Berikut adalah hasil percobaan teori Maxwell
1. Pembebanan sekaligus

Diketahui data: a= 450mm,

X=800 mm, P= 300 gram

I pbX 2 p(𝑋−𝑎)3
Y= EI [ (𝑙 2 − b − 𝑥2] + [ ]
6𝑙 6
1 0,3.10.1100.500 (0,3.10.750.800)3
Y= [ (12002 − 11002 − 5002 ] + [ ] +
54,7.106 6.1200 6.1200
1 0,2.10.500.500
[ ]
54,7.106 6.1200

Y=147,7376.10-2 mm

Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.


Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 125.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
Persen ralat (%) = |YT−
Y
YP
| × 100%
T
−2 −2
= |147,7376.10 −125.10
147,7376.10−2
| × 100%

= 9,28 %
Tabel 6.8Hasil defleksi 1 buah pembebanan dan persen ralat (%)

47
a X P Yp YT Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
450 800 300 135 147,7376. 9,28

2. Untuk satu pembebanan

Diketahui data: a= 800mm,

X=450 mm, P= 300 gram

I pbX 2
Y= EI [ (𝑙 2 − b − 𝑥2]
6𝑙
1 0,3.10.800.450
Y= 54,7.106 [ (12002 − 800 − 4502 ]
6.1200

Y=147,7376.10-2 mm

Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.


Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 137.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
Persen ralat (%) = |YT−
Y
YP
| × 100%
T
−2
−137.10−2
= |147,7376.10 | × 100%
147,7376.10−2

= 7,26 %
Tabel 6.9Hasil defleksi 1 buah pembebanan dan persen ralat (%)
A X P Yp YT Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
800 450 300 135 147,7376. 7,26

Tabel 6.10 Analisa hasil percobaan teori Maxwell


NO a X P Yp YT Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
1 450 800 300 135 147,737 9,28

48
2 800 450 300 135 147,737 7,26

6.4 Analisa Hasil Percobaan Aplikasi Teori Maxwell


Berikut ini adalah Analisa hasil percobaan aplikasi Maxwell
1. Pembebanan sekaligus

Diketahui data: a1= 300mm, a2= 300 mm, X3=550 mm,

I P1 b1 X P1 (𝑋−a1 )3
Y0T = EI [ (𝑙 2 − b1 2 − 𝑥 2 ] + [ ]
6l 6
1 0,3.10.900.550 0,3.10 (550−300) 3
Y0T = 54,7.106 [ (12002 − 9002 − 5502 ] + [ ]
1200 6

Y0T =137,7685.10-2 mm

Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.


Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 155.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
YAT− YAp
Persen ralat (%) = | YAT
| × 100%

−2
−155.10−2
= |137,7685.10 | × 100%
137,7685.10−2

= 12,5 %

Tabel 6.11Hasil defleksi 3 buah pembebanan dan persen ralat (%)


a1 XA P1 YAT YAP Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)

49
300 550 1550 370 137,7685. 10−2 12,5

2. Pembebanan P2

Diketahui data: a2= 750 mm, XA=550 mm,

I P1 b1 X
Y0T = EI [ (𝑙 2 − b1 2 − 𝑥 2 ]
6l
1 0,3.10.900.550
Y0T = 54,7.106 [ (12002 − 4502 − 5502 ]
6.1200

Y0T =117,516.10-2 mm
Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.
Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 140.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
YAT− YAp
Persen ralat (%) = | YAT
| × 100%

−2
−155.10−2
= |117,516.10 | × 100%
117,516.10−2

= 19,13 %

Tabel 6.12Hasil defleksi pembebanan P2 dan persen ralat (%)


a2 XA PA YAT YAP Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
750 550 1550 140 117,516. 10−2 19,13

3. Pembebanan P3

50
Diketahui data: a3= 900 mm, XA=550 mm, P3=300 gram

I P2 b2 X
Y0T = EI [ (𝑙 2 − b2 2 − 𝑥 2 ]
6l
1 0,3.10.900.550
Y0T = 54,7.106 [ (12002 − 3002 − 5502 ]
6.1200

Y0T =113,6556.10-2 mm
Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.
Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 170.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
YAT− YAp
Persen ralat (%) = | YAT
| × 100%

−2
−170.10−2
= |113,6556.10 | × 100%
113,6556.10−2

= 29,124 %
Tabel 6.13Hasil Analisa percobaan aplikasi teori Maxwell
NO a1 a2 a3 XA P1 P2 P3 YAP YAT Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
1 300 - - 550 300 - - 155 137,768 12,5
2 - 750 - 550 - 200 - 140 117,516 19,3
3 - - 900 550 - - 300 170 131,6556 29,124

6.5 Analisa Hasil Percobaan Aplikasi Kedua Prinsip


Berikut ini adalah Analisa hasil percobaan aplikasi kedua prinsip
1. Untuk satu Pembebanan Pa

Diketahui data: aa= 700mm, XB= 300 mm, PA=500 gram,

51
I Pb bb X P1 (X1 −𝑎)3
YB = EI [ (𝑙 2 − bb 2 − 𝑥 2 ] + [ ]
6l 6
1 0,5.10.900.300 0,5.10 (200−700) 3
YB = 54,7.106 [ (12002 − 9002 − 3002 ] + [ ]
6.1200 6

YB =185,1005.10-2 mm

Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.


Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 135.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
YBT− YBp
Persen ralat (%) = | YBT
| × 100%

−2
−155.10−2
= |185,1005.10 | × 100%
185,1005.10−2

= 27,06 %

Diketahui data: aa= 700mm, Xc= 500 mm, PA=700 gram,

I Pc bc X
Yc = EI [ (𝑙 2 − bc 2 − 𝑥 2 ]
6l
1 0,7.10.700.700
Yc = 54,7.106 [ (12002 − 7002 − 7002 ]
6.1200

Yc =400,6195.10-2 mm

Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.


Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 422.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
YcT− Ycp
Persen ralat (%) = | YcT
| × 100%

−2
−155.10−2
= |400,6195.10 | × 100%
400,6195.10−2

= 5,33 %

Diketahui data: aa= 700mm, Xd= 900 mm, PA=700 gram,

I Pb bb X P1 (Xd −𝑎)3
Yd= EI [ (𝑙 2 − bb 2 − 𝑥 2 ] + [ ]
6l 6
1 0,7.10.700.900 0,7.10(900−700)3
Yd= 54,7.106 [ (12002 − 7002 − 9002 ] + [ ]
6.1200 6

Yd=173,827.10-2 mm

52
Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.
Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 226.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.
YcT− Ycp
Persen ralat (%) = | YcT
| × 100%

−2
−226.10−2
= |173,827.10 | × 100%
173,827.10−2

= 30,01 %
Tabel 6.14Hasil defleksi satu pembebanan dan % ralat
N aA XB XC XD Pa YBP YBT YCP YCT YDT YDp Ralat
O (mm) (mm) (mm (m (mm) −2 −2 −2 −2 −2 −2 (%)
(10 (10 (10 (10 (10 (10
) m) mm) mm) mm) mm) mm) mm)
1 300 300 - - 500 135 185,1 - - - - 27,06
2 700 - 500 - 700 - - 422 400,62 - - 5,33
3 700 - - 900 700 - - - - 226 173,82 30,01

2. Pembebanan sekaligus (P1,P2, dan P3)

Diketahui data: ab= 100mm, ac= 400 mm, ad= 1000 mm

X0=600 mm, Pb= 1000 gram, Pc=200 gram, Pd= 500 gram

I Pb bb X Pb (𝑋−ab )3 I Pc (𝑋−2)3
YA= [ (𝑙 2 − bb 2 − 𝑥 2 ] + [ ] + [ ]+
EI bb bl EI 6
I Pd bd X
[ (𝑙 2 − bd 2 − 𝑥 2 ]
EI bl
1 0,1.10.1100.700 0,3.10 (700−100) 3
YA= [ (12002 − 11002 − 7002 ] + [ ]
54,7.106 6.1200 6
1 0,3.10 (800−700) 1 0,5.10.200.700
+ [ ]+ [ (12002 − 2002 − 7002 ]
54,7.106 6.1200 54,7.106 6.1200

YA= 408.10-2 mm

53
Hasil diatas merupakan besar defleksi yang dihitung menggunakan rumus.
Sedangkan defleksi pada percobaan praktikum adalah 354.10-2 mm maka persen
ralat dapat dihitung.

Persen ralat (%) = |YAT−


Y
YAP
| × 100%
AT
−2
−310.10−2
= |408.10 | × 100%
408.10−2

= 13,23 %

Tabel 6.15Hasil defleksi 3 buah pembebanan dan persen ralat (%)


Ya aB aC(mm) aD PB PC PD YAP YAT Ralat
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (%)
700 100 400 1000 100 200 500 354 408 13,23

54
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan defleksi ini adalah mahasiswa dapat melihat,
menganalisa serta menghitung defleksi yang terjadi diantara beberapa tumpuan
pada suatu batang diantara beberapa tumpuan pada suatu batang atau beam
Mahasiswa mengetahui prinsip-prinsip yang dapat digunakan pada
percobaan defleksi ini. Serta mengetahui cara kerja dari prinsip tersebut. Semakin
besar beban yang diberikan pada beam, maka semakin besar juga lendutan yang
terjadi pada beam tersebut.

7.2 Saran
Saran dalam praktikum ini adalah:
1. Disarankan barang-barang percobaan praktikum dibersihkan setelah
percobaan
2. Setelah selesai praktikum, bahan dan alat praktikum diletakkan pada tempat
seemula
3. Jaga ketertiban selama praktikum
4. Jaga peralatan praktikum, jangan sampai jatuh

55
DAFTAR PUSTAKA

Asisten, 2018. Modul Praktikum Laboratorium Fenomena Dasar


Mekanika Teknik. Departemen Teknik Mesin. Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
Gore dan Timoshenko. 1996 “Mekanika Bahan”. Edisi Kedua jilid I
Erlangga. Jakarta
Hibbeler, R.C. 2011. “Mechanics Of materials”. Eight Edition. Prentice
Hall. United States Of Amerika.
http://app. Pdddnet.com/News/2014/05/ANSYS
http://oa. Wikipedia. Org/wiki/gama-clerck-Maxwell
http://prewenciauneweb.com ar
Pieter George E. Mechanical Metallurgy. Mc Graw hill. New York
S.Timoshenco. 1995. Strength of Material. Part II. McGrawHill. New
York

56

Anda mungkin juga menyukai