Anda di halaman 1dari 19

LEMBARAN INFORMASI

Mata Kuliah : ELEMEN MESIN 1


Topik : MUR DAN BAUT
Minggu Ke : 4

MUR DAN BAUT

Sistem sambungan dengan menggunakan Mur & Baut ini, termasuk sambungan yang
dapat di buka tanpa merusak bagian yang di sambung serta alat penyambung ini sendiri.
Penyambungan dengan mur dan baut ini paling banyak digunakan sampai saat ini, misal nya
sambungan pada konstruksi konstruksi dan alt permesinan.
Bagian–bagian terpenting dari mur dan baut adalah ulir. Ulir adalah suatu yang diputar
disekeliling silinder dengan sudut kemiringan tertentu. Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah
lembaran berbentuk segi tiga di gulung pada sebuah silinder seperti terlihat pada gambar 1.
Dalam pemakaiannya ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir luar dan ulir dalam. Ulir
pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang berbentuk segi tiga sama kaki .
Jarak antara satu puncak dengan puncak berikut nya dari profil ulir disebut jarak bagi (P)
lihat gambar 2.

Gbr. 1. Ulir:
l = Kisar
d2 = diameter efektif
β = sudut kisar

Gbr 2. Nama bagian-bagian ulir.


1. Sudut ulir
2. Puncak ulir luar
3. Jarak bagi/jarak puncak ulir
4. Diameter inti dari ulir luar
5. Diameter luar dari ulir luar
6. Diameter dalam dari ulir dalam
7. Diameter luar dari ulir dalam

Yuhelson/UMRI Page 1
Ulir disebut tunggal atau satu jalan bila hanya satu jalur yang melilit silinder, dan disebut
2 atau 3 jalan bila ada 2 atau 3 jalur . Jarak antara puncak-puncak yang berbeda satu putaran dari
satu jalur disebut KISAR. Kisar pada ulir tunggal adalah sama dengan jarak bagi nya, sedangkan
untuk ulir ganda dan tripal besar nya kisar berturut – turut sama dengan dua kali atau tiga kali
jarak baginya.
Ulir juga dapat berupa ulir kanan dan ulir kiri , dimana ulir kanan bergerak maju bila di
putar searah jarum jam sedangkan ulir kiri diputar searah jarum jam akan bergerak undur.
Pada gambar 2 dibawah ini diperlihatkan bentuk ulir kanan, ulir kiri, ulir tunggal, ganda
dan ulir tripal.

Gbr 3. Ulir tunggal, ulir ganda, dan ulir tripel

Gbr 4. Ulir kanan, dan ulir kiri

Dalam perdagangan ulir sudah di standarisasikan & bentuk ulirnya dapat bermacam-
macam yaitu:
1. Standard British Witworth ulir sekrup ( gambar 5a )
2. British Association ulir sekrup ( gambar 5b )

Yuhelson/UMRI Page 2
3. American National Standar ulir sekrup ( gambar 5c )
4. Unified Standar ulir sekrup ( gambar 5d )
5. Square thread ( Ulir sekrup bujur sangkar ) ( gambar 5e )
6. Acme Thread ( Gambar 5f )
7. Ulir sekrup bulat ( Knuckle thread ) ( gambar 5g )
8. Ulir sekrup trapesium ( Buttress thread ) gambar 5h
9. Ulir sekrup metris ( Metric thread ) gambar 5i

H = 0.96p; h = 0.64 p; r = 0.1373 p

Gbr. 5a. Standard British Witworth ulir sekrup Gbr. 5b. . British Association ulir sekrup

Gbr. 5c. American National Standar ulir sekrup Gbr. 5d. Unified Standar ulir sekrup

Gbr. 5e. Square thread ( Ulir sekrup bujur sangkar ) Gbr. 5f. Acme Thread

Yuhelson/UMRI Page 3
Gbr. 5g. Ulir sekrup bulat (Knuckle thread) Gbr. 5h. Ulir sekrup trapesium (Buttress thread)

Pada saat ini ulir yang terdapat di dalam perdagangan, ada dua standard yang dipakai yaitu :
a. Standard British Witworth dengan ciri-ciri nya :
- Simbol nya W misal nya W ½ “ artinya diameter luar nya adalah ½ inchi
- ukuran nya dalam satuan inchi
- sudut puncak (alpha)= 55 derajat
b. Standard Metris (SI) :
- simbol nya (M), misal nya M20 artinya diameter luar nya adalah 20mm
- semua ukuran dalam tabel dan gambar dalam satuan (mm)
- sudu puncak (alpha)= 60 derajat
Bentuk yang paling banyak dipakai adalah ulir segitiga. Ulir segitiga diklasifikasikan lagi
menurut jarak baginya dalam ukuran metris dan inc, dan menurut ulir kasar dan ulir lembut
sebagai berikut:
1. Seri ulir kasar metris (table 1a dan 1 b)
2. Seri ulir kasar UNC (table 2)
3. Seri ulir lembut metris.
4. Seri ullir lembut UNF.
5. Seri ulir lembut UNEF
Seri ulir kasar dipakai untuk keperluan umum, seperti baut dan mur. Seri ulir lembut mempunyai
jarak bagi (pitch) yang kecil dan dipergunakan pada bagian-bagian yang tipis serta untuk
keadaan dimana getaran besar (karena ulir lembut tidak mudah kendor sendiri).

Gbr. 6. Perbandingan antara ulir kasar dan ulir

Yuhelson/UMRI Page 4
lembut.

Tabel 1a. Ukuran standar ulir kasar metris (JIS B 0205)

Yuhelson/UMRI Page 5
Tabel 1b. Ukuran standar ulir kasar metris (JIS B 0205)

Yuhelson/UMRI Page 6
Bila ditijau dari segi penggunaannya baut dapat dibedakan terdiri dari:
1. Baut penjepit yang terdiri dari 3 macam:
a. Baut biasa (baut tembus) (Gambar 7a)
b. Baut tanam (Gambar 7b)
c. Baut tap (Gambar 7c)

Yuhelson/UMRI Page 7
Gbr. 7. Baut penjepit

2. Baut untuk pemakaian khusus:


a. Baut Pondasi, yang digunakan untuk memasang mesin atau bangunan pada pondasinya.
(Gambar 8a)
b. Baut Penahan, untuk menahan dua bagian dalam jarakyang tetap. (gambar 8b)
c. Baut Mata atau Baut Kait, untuk oeralatan kaitan mesinpengangkat. (Gambar 8c)
d. Baut T, untuk mengikat benda kerja atau peralatan pada meja yang dasaarnya mempunyai
alur T. (Gambar 8d)
e. Baut Kereta, dipakai pada kendaraan. (Gambar 8d)
f. Dll

Gbr. 8. Macam-macam baut untuk pemakaian khusus.


3. Sekrup dengan Bermacam – macam bentuk kepala serta teknik pemutarnya (Gambar 9a
s/d 9e)

Yuhelson/UMRI Page 8
Gbr. 9. Macam-macam sekrup mesin
4. Sekrup Penetap
Sekrup penetap ini, digunakan untuk menetepkan naf pada porosnya, sedang bentuk
ujungnya disesuaikan dengan penggunaannya (lihat gambar 10a s/d 10c).

Gbr. 10. Sekrup penetap.


1. Beralur
2. Lekuk (soket) segi enam.
3. Kepala bujur sangkar
4. Ujung mangkok
5. Ujung rata
6. Ujung kerucut
7. Ujung berleher
8. Ujung bulat

MUR
Pada umumnya mur mempunyai bentuk segi enam, tetapi untuk pemakaian khusus dapat
di pakai mur dengan bentuk bermacam macam, misalnya Mur bulat, Mur flens, Mur tutup, Mur
mahkota, dan Mur kuping (lihat gambar 11a s/d 11e)

Yuhelson/UMRI Page 9
Gbr. 11. Macam-macam mur

Yuhelson/UMRI Page 10
PERHITUNGAN BAUT DAN MUR
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting. Untuk mencegah
timbulnya kerusakan pada mesin, pemilihan baut dan mur sebagai alat pengikat, harus
disesuaikan dengan gaya yang mungkin akan menimbulkan baut dan mur tersebut
putus atau rusak. Dalam perencanaan baut dan mur, kemungkinan kerusakan yang
mungkin timbul yaitu :
a. Putus karena mendapat beban tarikan (12 a)
b. Putus karena mendapat beban punter (12 b)
c. Putus karena mendapat beban geser (12 c)
d. Ulir dari baut dan mur putus tergeser (12 d)

Gbr. 12. Kerusakan pada baut

Untuk menghindari kemungkinan timbulnya kerusakan tersebut, maka beberapa faktor yang
harus diperhatikan yaitu :
a. Sifat gaya yang bekerja pada baut dan mur tersebut
b. Syarat kerjanya
c. Kekuatan bahannya
d. Kelas ketelitiannya
Kemungkinan gaya-gaya yang bekerja pada baut dan mur :
1. Beban statis aksial murni
2. Beban aksial, bersama dengan puntir
3. Beban geser
4. Beban tumbukan aksial

Yuhelson/UMRI Page 11
1. Beban Aksial Murni
Beban aksial adalah beban yang sejajar dengan sumbu baut. Persamaan yang berlaku
adalah:
W W
σt= =
A ( π / 4 )d 2
1

(1)
Dimana: W = beban tarik aksial pada baut (kg)
σt = tegangan tarik yang terjadi (kg/mm2)
d1 = diameter inti (mm)
d = diameter luar (mm)
umumnya diameter d1 = 0,8 d, sehingga (d1/d)2 = 0,64
Jika σa (kg/mm2) adalah tegangan yang diizinkan, maka:
(2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:

4W 2W
d≥
√ π .σ a x 0,64 atau
d≥
√ σa (3)
Harga σa tergantung pada macam bahan, yaitu SS, SC, atau SF.
Jika difinis tinggi, factor keamanan dapat diambil sebesar 6 – 8, dan jika difinis biasa
besarnya antara 8 – 10.
Untuk baja liat yang mempunyai kadar carbon 0,2 – 0,3 (%), tegangan yang diizinkan σa
umumnya adalah sebesar 6 kg/mm2 jika difinis tinggi, dan jika difinis biasa 4,8 kg/mm2.

Dalam hal MUR, tekanan kontak pada permukaan dapat dilihat pada gambar 13.

Gbr. 13. Tekanan permukaan pada ulir


(1). Ulir dalam (mur)
(2). Ulir luar (baut)

Yuhelson/UMRI Page 12
W
q= ≤q
π .d 2 .h . z a (4)
h = tinggi profil yang bekerja menahan gaya (mm)
z = jumlah lilitan ulir
d2 = diameter efektif ulir luar (mm)
W = gaya tarik pada baut (kg)
q = tekanan kontak pada permukaan ulir (kg/mm2)
qa = tekanan kontak yang diizinkan (kg/mm2), dapat dilihat pada table 2.

Table 2. tekanan permukaan yang diizinkan pada ulir.

Jumlah ulir Z dan tinggi mur H dapat dihitung dari persamaan:


W
z≥
π .d 2 .h.q a (5)
H = z.p, dimana p = jarak bagi (pitch) (6)
Menurut standar: H = (0,8 – 1,0)d (7)

Yuhelson/UMRI Page 13
Keterangan:
(1) = ulir luar (baut)
(2) = ulir dalam (mur)
d1 = diameter inti ulir luar
d2 = diameter efektif ulir luar
D = diameter luar
kp = tebal akar ulir luar
jp = tebal akar ulir mur
p = jarak bagi (pitch)
H = tinggi mur

Gbr. 14. Geseran pada ulir.,

Dalam gambar 14 diperlihatkan bahwa gaya W juga akan menimbulkan tegangan geser
pada luas bidang silinder (πd1.k.p.z), dimana k.p adalah tebal akar ulir luar (baut).
Besarnya tegangan geser yang terjadi ini (τb) adalah:
W
τ b= (8)
π.d 1 .k . p. z
Jika tebal akar ulir pada mur dinyatakan dengan j.p, maka tegangan
gesernya adalah:
W
τ n=
π. D . j. p. z (9)
Tegangan geser yang diizinkan diambil (0,5 – 0,75) tegangan tarik yang diizinkan.
τa = (0,5 – 0,75) σa
Untuk ulir metris dapat diambil k = 0,84 dan j = 0,75.

Baut yang mendapat beban tumbukan dapat putus karena adanya konsentrasi tegangan
pada bagian akar profil ulir. Dengan demikian diameter inti baut harus diambil cukup besar
untuk mempertinggi factor keamanannya. Baut khusus untuk menahan tumbukan biasanya
dibuat panjang, dan bagian yang tidak berulir dibuat dengan diameter lebih kecil dari pada
diameter intinya, atau diberi lubang pada sumbunya sepanjang bagian yang tak berulir, seperti
pada gambar 15.

Yuhelson/UMRI Page 14
Gbr. 15. Baut untuk beban tumbukan

Baut atau mur dapat menjadi kendor atau lepas karena getaran. Untuk mengatasi hal ini
perlu dipakai penjamin. Berikut ini diberikan beberapa contoh yang umum dipakai:
1. Cincin penjamin (gbr. 16), yang dapat berbentuk cincin pegas, cincin bergigi luar,
cincin cekam, dan cincin berlidah.
2. Mur penjamin (gbr. 17), yang menggunakan dua buah mur, yang bentuknya dapat
bermacam-macam. Dalam gambar 17, mur A akan mencegah mur B menjadi kendor.
3. Pena penjamin, sekrup mesin, atau sekrup penetap (gbr. 18).
4. Macam-macam penjamin lain (gbr 19), seperti cincin nilon yang disisipkan pada
ujung mur untuk memperbesar gesekan dengan baut, menipiskan dan membelah
ujung mur yang berfungsi sebagai penjepit baut, dll.

Gbr. 16. Cincin penjamin


(a). cincin pegas (d). cincin berlidah
(b). cincin bergigi (e). cincin berlidah ganda
(c). cincin cekam

Yuhelson/UMRI Page 15
Gbr. 17. Mur penjamin

Gbr. 18. Cara menjamin dengan pena atau sekrup

Gbr. 19. Cara lain untuk menjamin

Yuhelson/UMRI Page 16
Contoh Soal:
1. Hitunglah gaya tarik yang diizinkan pada sebuah baut M30, jika bahan baut S20C.
Penyelesaian:
1. Bahan baut S20C dengan kekuatan tarik (σB) = 40 kg/mm2.
Factor keamanan Sf = 8
tegangan tarik yang diizinkan σa = σB/Sf = 40 kg/mm2/8 = 5 kg/mm2
2. Baut M30: diameter luar baut d = 30 mm, diameter inti d1 = 26,211 mm.
π π
A= . d 21 = x 26 , 211=539 , 58 mm 2
Luas penampang inti: 4 4
3. Gaya tarik yang diizinkan:
F = σa x A = 5 x 539,58 = 2697,9 kg

2. Sebuah baut mata digunakan untuk menggantung suatu beban 35 kN. Hitunglah
diameter nominal baut, jika tegangan tarik baut 500 MPa.

Gbr. 16, Baut mata


Penyelesaian:
1. Beban W = 35 kN = 35 x 103 N
2. faktor koreksi fc =1,2
3. Beban rencana; Wd = 1,2 x 35 x 103 = 42 x 103 N
4. Bahan baut: baja karbon kontruksi dengan kekuatan tarik 500 MPa = 500
N/mm2.
Factor keamanan Sf = 7,
tegangan tarik yang diizinkan σa = σB/Sf = 500N/mm2/7 = 71,43 N/mm2.
5. Diameter inti yang diperlukan:
4 .W d 3
d 1=
√ √
π . σa
=
4 x 42 x 10
πx 71 , 43
=27 , 36 mm

Yuhelson/UMRI Page 17
6. Dipilih ulir metris kasar: (lihat table 1b)
Diameter inti d1 = 29,211 mm
Diameter luar d = 33 mm Baut M33
Jarak bagi (pitch) = 5,5 mm

3. Rencanakanlah ulir dan mur untuk sebuah kait dengan beban 5 ton seperti pada
gambar 17. Kait dan mur keduanya dibuat dari baja liat dengan kadar karbon 0,22%.

Gbr. 17. Kait


Penyelesaian:
1. Beban W = 5000 kg
2. faktor koreksi fc =1,2
3. Beban rencana; Wd = 1,2 x 5000 = 6000 kg
4. Bahan baut: baja liat dengan 0,22% C, diambil kekuatan tarik (σB) = 42 kg/mm2.
Factor keamanan Sf = 7,
tegangan tarik yang diizinkan σa = σB/Sf = 42 kg/mm2/7 = 6 kg/mm2.
Tegangan geser yang diizinkan: τa = (0,5) σa = 0,5 x 6 kg/mm2 = 3 kg/mm2
5. Diameter inti yang diperlukan:
4 .W d
d1=
√ √
π . σa
=
4 x 6000
πx 6
=35 , 8 mm

6. Dipilih ulir metris kasar: (lihat table 1b)


Diameter inti d1 = 37,129 mm
Diameter luar d = 42 mm
Jarak bagi (pitch) = 4,5 mm
7. Bahan Mur: baja liat dengan 0,22% C, diambil kekuatan tarik (σB) = 42 kg/mm2.

Yuhelson/UMRI Page 18
Factor keamanan Sf = 7,
tegangan tarik yang diizinkan σa = σB/Sf = 42 kg/mm2/7 = 6 kg/mm2.
Tegangan geser yang diizinkan: τa = (0,5) σa = 0,5 x 6 kg/mm2 = 3 kg/mm2
Tekanan permukaan yang diizinkan: qa = 3 kg/mm2
8. Diameter luar ulir dalam D = 42 mm (lihat table 1b)
Diameter efektif ulir dalam D2 = 39,077 mm
Tinggi kaitan H1 = 2,436 mm
9. Jumlah ulir mur yang diperlukan:
Wd 6000
z= = =6 ,69
π . d 2 . h. q a πx 39 , 077 x 2 , 436 x3 →7
10. Tinggi mur:
H ≥ p x z = 4,5 x 7 = 31,5 mm, menurut standar H ≥ (0,8 – 1,0)d = 42 mm
Jika tinggi mur H yang dipakai 42 mm, maka jumlah ulir mur:
z’ = H/p = 42/4,5 = 9,33
11. Tegangan geser akar ulir baut:
W 6000
τ b= = =1 ,46 kg/mm 2
π .d 1 .k . p . z πx 37 ,129 x 0 , 84 x 4,5 x9, 33
Tegangan geser akar ulir mur:

W 6000
τ n= = =1,44 kg/mm 2
π. D . j. p. z πx 42x 0,75x 4,5 x 9,33
12. Harga diatas dapat diterima karena masing-masing lebh kecil dari tegangan yang
diizinkan τa (3 kg/mm2).
13. Bahan baut dan mur : baja liat dengan 0,22 %C.
Baut: M42, mur: M42, tinggi mur = 42 mm

TUGAS:
1. Rencanakanlah ulir dan mur untuk sebuah kait dengan beban 6 ton seperti pada
gambar 17. Kait dan mur keduanya dibuat dari baja karbon konstruksi S45C.
2. Sebuah baut mata digunakan untuk menggantung suatu beban 4,5 ton.
Rencanakanlah baut dan mur, jika bahan baut dan mur adalah SS41B

Yuhelson/UMRI Page 19

Anda mungkin juga menyukai