Anda di halaman 1dari 42

15

Diagram Alir Perhitungan Poros.

START a

1. Daya yang ditransmisikan : P = 86 PS 13. Diameter poros ds (mm)


Putaran poros : n = 5600 rpm Bahan poros, Perlakuan panas
Jari-jari filet dari poros bertangga
Ukuran pasak danalur pasak

2. Faktor koreksi fc
STOP
3. Daya rencana Pd (kW)
END
4. Momen puntir rencana T (kg mm)

5. Bahan poros, perlakuan panas, kekuatan tarik σB


(kg/mm2)
Apakah poros bertangga atau beralur pasak
Faktor keamanan Sf1 , Sf2

6. Tegangan geser yang diizinkan τa(kg/mm2)

7. Faktor koreksi untuk momen puntir Kt


Faktor lenturan Cb

8. Diameter poros ds (mm)

9. Jari-jari filet dari poros bertangga r (mm)


Ukuran pasak dan alur pasak

10. Faktor konsentrasi tegangan pada poros


bertangga β1, pada pasak α

11. Tegangan geser τ (kg/mm2)

τ a Sf 2
12. :K τ
α a tauβ t

a
16

BAB 3
ANALISA PERHITUNGAN

3.1. Poros
Poros adalah salah satu yang penting dalam konstruksi kopling, maka
perlu diperhatikan sebaik mungkin.Hampir sama dengan kopling sebagai penerus
daya dan putaran, perencanaan seperti ini dipegang oleh poros.
Poros sebagai pemindah daya dan putaran, Poros yang terbuat dari batang
baja mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
 Tahan terhadap momen puntir
 Mempunyai skalalitas yang baik
 Tidak mudah patah

b
l
h

d
s

Gambar 3.1. Poros


3.1.1.Perhitungan poros
Pada perencanaan ini poros memindahkan Daya (N) sebesar 86 PS dan
Putaran (n) sebesar 5600 rpm. Jika daya di berikan dalam daya kuda (PS) maka
harus dikalikan 0,735 untuk mendapatkan daya dalam (kw). Dari data tersebut
dapat diperoleh harga Torsi (T) dengan faktor koreksi (Fc) untuk daya maksimum
adalah 0,8 – 1,2 (diambil 1,2) seperti tabel berikut :
Tabel 3.1 Faktor koreksi daya.

Daya yang dipindahkan Fc


Daya rata - rata yang diperlukan 1,2 - 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2
Daya normal 1,0 - 1,5

Daya (N) = 86 PS
Putaran (n) = 5600 rpm
17

Dimana :
1 PS = 0,735 kw
P = 86 × 0,735 kw= 63,21 kw

Pd = P × fc
Pd = 63,21kw × 1,2
= 75,852 kw

Maka besar daya rencana 75,852 kw, sehingga besar Torsi (momen puntir) untuk
daya rencana adalah :

T = 9,74 × 10
5 ( Pdn ) kg.mm.............( Lit 1, hal 7 )
5
T= 9,74 × 10 ( 75,852 / 5600 )
T= 13192,83 kg.mm = 13,2 kg.m

Bahan poros di pilih dari bahan yang difinis dingin S35C-D dengan kekuatan tarik

σB= 58 kg/mm².
Tabel 3.2. Bahan konstruksi mesin.
Standard an Lambang Perlakuan panas Kekuatan tarik Keterangan
2
macam (kg/mm )
S30C Penormalan 48
Baja karbon S35C “ 52
konstruksi mesin S40C “ 55
(JIS G 4501) S45C “ 58
S50C “ 62
S55C “ 66
Ditarik dingin,
Batang baja S35C-D 53 digerinda,
yang difinis dibubut, atau
dingin S45C-D 60 gabungan antara
hal-hal tersebut
S55C-D 72
Sumber : literature 1 hal 3
18

σB
Tegangan geser yang di izinkan :τ a=
( Sf 1 × Sf 2 )

dimana :

τa=tegangan geser yang di izinkan poros (kg/mm²)


σB= tegangan tarik izin poros = 58 kg/mm²
Sf1 = factor keamanan akibat pengaruh masa untuk bahan S-C (baja karbon)
diambil 6 sesuai dengan standart ASME ( lit 1 hal 8 )

Sf2=factor keamanan akibat pengaruh bentuk poros atau daya spline pada poros, di
mana harga sebesar 1,3-3,0 maka di ambil 2,8

σB
Maka : τ a=
( Sf 1 × Sf 2 )
58
= 6×2,8
= 3,45 kg/mm²

Pertimbangan untuk momen diameter poros :


rumus :
1
5,1
ds =
[ τa
Kt .Cb.T ] 3
............................................................................ ( Lit 1, hal
7)
dimana :
ds = diameter poros (mm)
T = momen torsi rencana = 13192,83kg.mm
Cb = factor keamanan terhadap beban lentur harganya 1,2-2,3
Kt = faktor bila terjadi kejutan dan tumbukan besar atau kasar 1,5-3,0
1
5,1
maka : ds =
[ τa
Kt .Cb.T ] 3
19

1
5,1
ds =
[ 3,45
×1,5×2×13192,83 ] 3

ds = 38 mm ( diambil sesuai dengan tabel )


Tabel 3.3. Diameter poros
4 10 *22,4 40 100 *224 400
24 (105) 240
11 25 42 110 250 420
260 440
4,5 *11,2 28 45 *112 280 450
12 30 120 300 460
31,5 48 *315 480
5 *12,5 32 50 125 320 500
130 340 530
35 55
*5,6 14 35,5 56 140 *335 560
(15) 150 360
6 16 38 60 160 380 600
(17) 170
*6,3 18 63 180 630
19 190
20 200
22 65 220
7 70
*7,1 71
75
8 80
85
9 90
95
sumber : literature 1 hal 9

Keterangan :
1. Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan dipilih dari
bilangan standart.
2. Bilangan di dalam kurung hanya di pakai untuk bagian di mana akan di
pasang bantalan gelinding.

Anggap diameter yang menjadi tempat bantalan 40 mm maka


diperoleh...............................................................................(Gbr. 1.2 hal 11 lit 1 )
Jari-jari filet (r) = (48 – 45) / 2 = 1 mm
20

r 1
= =0 , 026
ds 38
D 40
= =1 , 05
ds 38

Maka β = 1,42

dari diameter 38 mm diperoleh .............................................( Gbr. 1.1 hal 9 lit. 1)


ds 38
b= = =9,5
4 4

ds 38
t= = =4 ,75
8 8

Filet = 0,6

Maka alur pasak 9,5×4,75×0,6

Konsentrasi tegangan poros alur pasak adalah :

0,6
=0 , 0159
38

Maka α = 2,8 α> β

Pada diameter poros di atas 38 mm, maka tegangan geser terjadi pada poros
adalah
5,1⋅T
τ=
d 3s
5,1⋅13192,83
τ=
383
2
=1,23 kg/mm

maka dapat dibuktikan bahwa poros tersebut layak digunakan


τa. sf 2
>cb . kt . τ
λ
21

3, 45×2,8
>1,5×2×1,03
2,8
3,45>3,09 ( Baik )

Dari perhitungan di atas diperoleh :


ds = 38 mm
Bahan S45C-D
Diameter poros : ϕ38 × 40
Jari-jari filet 1 (mm)
Pasak : 10 × 8
Alur pasak 9,5 × 4,75 × 0,6
22

Diagram aliran spline dan naaf

a
START

1. Diameter poros :ds = 38 mm 8. Faktor keamanan = 10

9. Tegangan geser yang


Diameter luar :d2 = 48 mm diizinkan :τgi (kg/mm2)
Lebar spline dan naaf: b =8 mm,
2 .Jumlah spline dan naaf: i=8 buah

10.
τ gi ¿
τg
3. Tinggi :h(mm), jari-jari : Rm(mm)

4. Gaya pada spline :F ( kg )


STOP

5. Tegangan geser: τg( kg/mm2 )


END

6. Tegangan tumbukan :p (kg/mm2)

7. Kekuatan tarik bahan yang direncanakan = 58 kg/mm2

a
23

3.2. Spline dan Naaf

Spline adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-
bagian roda gigi sebagai penerus momen torsi dari kopling ke poros kemudian ke
roda gigi dan Naaf adalah pasangan dari spline.Hubungan antara roda gigi maju
dan mundur pada waktu perpindahan kecepatan. b

Gambar. 3.2. Spline

Pada perhitungan ini telah diperoleh ukuran diameter porosnya (


d s ) sebesar (38
mm ) bahan yang digunakan yaitu S45C-D dengan kekuatan tarik 58 kg/mm2,
untuk spline dan naaf pada kendaraan dapat diambil menurut DIN 5462 sampai
5464. Dalam perencanaan ini diambil DIN 5463 untuk beban menengah. Seperti
yang terdapat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.4. DIN 5462 – DIN 5464
Diameter Ringan DIN 5462 Menengah DIN 5463 Berat DIN 5464
dalam Banyaknya Baji Banyaknya Baji Banyaknya Baji
d1 (mm) (I) d2 (mm) b (mm) (I) d2 (mm) b (mm) (I) d2 (mm) b (mm)
11 - - - 6 14 3 - - -
13 - - - 6 16 3,5 - - -
16 - - - 6 20 4 10 20 2,5
18 - - - 6 22 5 10 23 3
21 - - - 6 25 5 10 26 3
23 6 26 6 6 28 6 10 29 4
26 6 30 6 6 32 6 10 32 4
28 6 32 7 6 34 7 10 35 4
32 8 36 6 8 38 6 10 40 5
36 8 40 7 8 42 7 10 45 5
42 8 46 8 8 48 8 10 52 6
46 8 50 9 8 54 9 10 56 7
24

Diameter maksimum (diambil


d s = 38 mm )
Dimana :
d s =0 , 81⋅d 2
ds
d 2=
0 ,81
38
d 2=
0 ,81
=47,91 mm =48 mm

Spline dan Naaf yang direncanakan atau ketentuan ukurannya(dari tabel 3.4.)
antara lain :
Jumlah ( i ) = 8 buah
Lebar ( b ) = 8 mm
Diameter luar ( d2) = 48 mm

3.2.1. Perhitungan Spline dan Naaf

d 2−d s
Tinggi ( H ) = 2
48−38
= 2 = 5 mm

Panjang ( L ) =
1,5⋅d s

= 1,5⋅38 = 57 mm

d 2 +d s
Jari–jari ( Rm) = 4
48+38
= 4 = 21,5 mm

Jarak antara spline ( w ) = 0,5⋅d s

= 0,5⋅38 mm = 19 mm
25

Besar gaya yang bekerja pada Spline :

T
F=
Rm

dimana :
F = gaya yang bekerja pada spline (kg)
T = momen puntir yang bekerja pada poros sebesar 13192,83
kg.mm
Rm = jari-jari spline (mm)

maka :
13192,83
F= 21,5
=613 ,62 kg

Tegangan geser pada poros spline adalah :

F
τ g=
i⋅w⋅L

dimana :
τ g = tegangan geser yang terjadi pada spline (kg/mm2)
F = gaya yang bekerja pada spline (kg)
i = jumlah gigi spline
w = jarak antar spline (mm)
L = panjang spline (mm)

maka :
613,62
τ g= 8.19.57
=0,071 kg/mm2
26

Sedangkan tegangan tumbuk yang terjadi adalah :

F
P=
i⋅H⋅L

613,62
=
8 .5. 57
2
=0,27 kg/mm

Kekuatan tarik dari bahan yang direncanakan adalah 58 kg/mm2 dengan faktor
keamanan untuk pembebanan dinamis (8 – 10) diambil 10 untuk meredam getaran
yang terjadi.

Tegangan geser yang diizinkan :

τ gi =0,8⋅σ trk

dimana :
58
σ trk =
10 =5,8 kg/mm2
maka :
τ gi =0,8⋅5,8 =4,64 kg/mm2

Maka spline dan naaf aman terhadap tegangan geser yang terjadi.
dimana dapat dibuktikan :

τ gi ¿ τg

4 ,64 ¿ 0,071
Tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan.
27

Diagaram Alir Kopling Tetap


START a

1.Daya yang akan ditansmisikan =63,21 kw putaran poros motor nm = 5600 (rpm)

Laju keausan permukaan w (cm3/kg.m)


Volume kehausan yang diizinkan L3 (cm3)
15. Bahan gesek
2.Faktor koreksi fc = 1,2

3.Daya rencana Pd =75,852 (kw) 16.umur dalam jumlah penghubungan NmL(kali)

4.Momen poros motor T1 (kg.m)


Momen poros kopling T2 (kg.m)
17.Umur dalam jumlah hari atau tahun NmD
(hari, bulan)

5.Momen beban pada saat start Tl1 (kg/m)


Momen beban setelah start Tl2 (kg/m) 18. Nomor kopling elektro magnit ,
Bahan gesek
Waktu penggantian bahan gesek
6.GD2 pada poros kopling (kg.m2)
putaran relatif nr (rpm)

STOP
7.Waktu penghubung rencana te (s)
Faktor keamanan kopling f

8.Moment start ta (kg.m) END

momen gesekan statis Tso (kg.m) momen gesekan dinamis Tdo (kg.m)
Pemilihan nomor tipe kopling
9. Pemilihan tipe kopling

10.Kerja penghubungan yang diizinkan Ea(kg.m)

11. Kerja penghubung E(kg.m)

> 12. E/Ea ≤ 1

<

13.Waktu penghubung sesungguhnya tae(s)

14.tae ≤ te
>

< a
28

3.3. Plat Gesek


Plat gesek berfungsi untuk meneruskan momen akibat terjadinya gesekan
pada plat, sekaligus berfungsi sebagai penahan dan penghindar dari adanya
pembebanan yang berlebihan dan sebagai pembatas momen.
Syarat plat gesek antara lain :
 Tahan pada suhu yang tinggi
 Tahan pada gesekan
Pada perencanaan ini bahan yang digunakan ialah besi cor dan asbes.Dengan
asumsi material sangat baik untuk menghantar putaran serta tahan pada
temperature tinggi.

Gambar 3.3. Plat


gesek

Adapun jenis-jenis bahan plat gesek dapat di lihat pada tabel bahan ini :

Tabel 3.5. Harga µ dan Pa


µ
Bahan permukaan kontak Pa(kg/mm2)
kering dilumasi
Bahan Cor dan Besi Cor 0,10 – 0,20 0,08 – 0,12 0,09 – 0,17
Besi Cor dan Perunggu 0,10 – 0,20 0,10 – 0,20 0,05 – 0,08
Besi Cor dan Asbes (ditenun) 0,35 – 0,65 - 0,007 – 0,07
Besi Cor dan Serat 0,05 – 0,10 0,05 – 0,10 0,005 – 0,03
Besi Cor dan Kayu - 0,10 – 0,35 0,02 – 0,03
sumber : Elemen Mesin

3.3.1. Perhitungan plat gesek


29

Diketahui dari spesifikasi :


Daya ( P ) = 86 PS
Putaran ( n ) = 5600 rpm
Faktor Koreksi ( fc ) = 1,2
Daya rencana ( Pd ) = 75,852 kw
Momen Poros = Tl1 = Tl2 = 13192,83kg/mm = 13,2 kg/m

Perbandingan diameter dalam bidang gesek ( D1 ) dan diameter luar bidang

gesek ( D2 ) > 0,5. Maka direncanakan perbandingan diameter D 1 / D2 =0,8

Gaya tekanan gesekan F :

Berdasarkan tabel 3.5 dari bahan Besi cor dan asbes (ditenun), harga

tekanan permukaan yang diizinkan pada bidang gesek( 0,007-0,07 )


Pa=0, 02
2
kg/mm
maka :
π 2
F= D −D 21 )⋅Pa
4( 2 ..................... ( Lit 1, hal 62 )

3 ,14 2
= ( 1 −0,8 2 ) D22⋅0 ,02
4
2
=0,00565 D2

rm=( D 1 + D 2 ) / 4

=( 0,8+1 ) D 2 /4 =0, 45 D2

Berdasarkan tabel 3.5 dari bahan Besi cor dan asbes (ditenun), harga

koefisien gesekan kering ( 0,35 - 0,65 ) diambil μ=0,4


maka :
30

T =μ⋅F⋅rm . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( Lit 1, hal 62 )


2
13192,83 =0,4⋅0 , 00565 D2⋅0 , 45 D2
3 −6 3
13192,83 =0 ,0005085 D2 =508,5×10 D2

13192,83

D 2 =3
508 , 5×10−6
D 2 =296 , 039 =296 mm

Maka diameter luar bidang gesek ( D 2 ) = 296 mm

Diameter dalam kopling : D1 =0,8⋅D2

=0,8⋅296 =236 ,8 mm

Tabel 3.6. momen puntir gesek statis untuk kopling elektromagnit plat tunggal
kering.
Nomor Kopling 1,2 2,5 5 10 20 40 70 100
Momen Gesek Statis
1,2 2,5 5 10 20 40 70 100
(Kg.m)
GD2 Sisi Rotor 0,003 0,022 0,219
2
GD Sisi Stator 0,0013 4 0,0089 1 0,0882 2 0,4124 1,1257
0,0022 0,005 0,0150 0,032 0,1004 0,231 0,5036 1,0852
2 2 5
Diameter Lubang 15 20 25 30 40 50 60 70
Alur Pasak 5×2 5×2 7×3 7×3 10×3,5 15×5 15×5 18×6

GD2 pada sisi rotor diambil dari tabel 3.5. dengan diameter lubang 40 mm

GD2 = 0,0882 (kg/m2), nr = 5600 rpm


Waktu penghubung rencana atau te = 0,2 s
Faktor keamanan kopling f = 1,7
Momen start ,
2
GD ×nr
Ta= +T l1
375×te
0,0882×5600
Ta= +13 ,2
375×0,2 =19,7856 kg.m
31

Ta . f = 19,7856 × 1,7 =33,63552 (kg.m)


Kopling plat tunggal kering dengan pelayanan elektromagnetik (untuk
pengendalian otomatis)
Nomor kopling 20, momen gesek statis (Tso) = 40 kg.m, momen gesek dinamis
(Tdo)= 30 kg.m, frekwensi penghubungan (N) = 3 hb/min = 180 hb/h, maka kerja
penghubung yang diizinkan (Ea) = 400 kg.m
Kerja penghubung yang terjadi :
Dimana :
2 2
GD ×nr Tdo
E= +
7160 Tdo−T l1
2
0,0882×5600 30
E= +
7160 30−13 , 2
= 388,09 Kg.m
Maka,
E
<1
Ea
388,09
<1
400
0,97< 1

Waktu penghubung yang sesungguhnya


GD 2 ×nr
t ae=
375×(Tdo−T l 1 )
0 , 0882×5600
t ae=
375×(30−13 , 2)
= 0,0784 s
tae<te
0,0784 s < 0,2 s .. (baik)
32

Tabel 3.7. Laju keausan permukaan plat gesek


Bahan Permukaan w[cm3/(kg.m)]
Paduan Tembaga Sinter (3 – 6) x 10-7
Paduan Sinter Besi (4 – 8) x 10-7
Setengah Logam (5 – 10) x 10-7
Damar Cetak (6 – 12) x 10-7

Tabel 3.8. Batas keausan Rem dan Kopling Elektromagnetik Plat TunggalKering
No Kopling/Rem 1,2 2,5 5 10 20 40 70 100
Batas Keausan Permukaan
2,0 2,0 2,5 2,5 3,0 3,0 3,5 3,5
(mm)
Volume Total pada Batas 15
7,4 10,8 22,5 33,5 63,5 91,0 210
Keausan (cm3) 0

Bahan plat gesek paduan tembaga sinter, laju keausan permukaan w = 3 × 10-7
cm3/(kg.m), dan volume keausan yang diizinkan L3 = 63,5 cm3
Umur dalam jumlah penghubung,
L3
N mL=
E×w
63 , 5
N mL= −7
=7 , 82×105 hb
338,09×(3×10 )

Umur dalam jumlah hari atau tahun


6 × 60 × 6 = 2160 (hb/hari)

Dengan 300 hari tiap tahun maka = 21600 x 300 = 648000 (hb)
5
7 , 82×10
N mD = =1,2
648000 tahun (kurang lebih satu tahun)

Kopling plat tunggal kering elektromagnetik No. 20, plat gesek harus diganti tiap
satu tahun.
33

Diagram aliranpegas

START b a

1. Beban maksimum :Wl(kg) 11. Beban awal terpasang :Wo = kg


Lendutan :δ = 18 – 20 mm Lendutan efektif :h = mm
Tarik atau tekan Tinggi pada lendutan maksimum :Hl = mm
Diameter rata-rata :D(mm)

12. Jumlah lilitan mati pada setiap ujung 1

Diameter kawat :d(mm)


Indeks pegas :c = 4 13. Tinggi mampat :Hc = mm
Taksiran awal : 2.

3. Faktor tegangan :WahlK 14.


Hl : Hc
>
4. Tegangan geser :τ(kg/mm2)
<

Tegangan rencana :τd = kg/mm2


Modulus geser :G= 8000 kg/mm2 15. Kelonggaran kawat pada
diizinkan :τa = 65 kg/mm2 awal terpasang : Cs = 1,5 mm
Tegangan geser maksimum yang Kelonggaran kawat pada
5. Bahan pegas SUP4 (Baja pegas) lendutan maksimum : Cl = 0,4 mm

7. Jumlah lilitan yang bekerja :n 16.


Hf / D ¿ 5
T

8. Lendutan total :δ(mm)

17. Diameter kawat :d = mm


9. Konstanta pegas :k (kg/mm)
Bahan pegas SUP4 (Baja pegas)
Perlakuan panas
Jumlah lilitan yang bekerja :n
10. Tinggi bebas :Hf(mm) Lilitan mati 1
Tinggi awal terpasang :Hs (mm) Lendutan efektif :h = mm
Lendutan awal terpasang :δo Lendutan total :δ = mm
Tinggi tekan :Hc = mm
Beban awal :Wo = kg
a

STOP

END
34

3.4. Pegas

Pegas berfungsi sebagai peredam getaran dan penahan gaya permukaan


terhadap plat gesek.

H
f

Gambar. 3.4. Pegas

Tabel 3.9. Harga modulus geser G


Harga G
Bahan Lambang
( kg/mm2 )
Baja pegas SUP 8 x 103
Kawat baja keras SW 8 x 103
Kawat piano SWP 8 x 103
Kawat distemper dengan minyak --- 8 x 103
Kawat baja tahan karat SUS 7,5 x 103
(SUS 27, 32, 40)
Kawat kuningan BsW 4 x 103
Kawat perak nikel NSWS 4 x 103
Kawat perunggu fosfor PBW 4,5 x 103
Kawat tembaga berilium BeCuW 5 x 103
Sumber : lit. 1 hal 313, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga
35

3.4.1.Perhitungan pegas
Diketahui : T = 13192,83 kg.mm
n = 4 (direncanakan)
d = 8 mm
Harga perbandingan D/d berkisar antara 4 - 10. Dalam rancangan ini, harga D/d
diambil 4, sehingga diperoleh :

D/d = 4
D = 8 . 4 = 32 mm

Beban maksimum
Wl :

T =( D/2 )⋅W l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( Lit 1, hal 72 )

maka :
T
W l=
( D /2 )
13192,83
= =824 , 552
(32 /2 ) kg

Lendutan yang terjadi pada beban δ = (18 – 20) mm, diambil 20 mm

Indeks pegas :

c = D/d
c=4

Faktor tegangan :

4 c −1 0 , 615
K= +
4 c−4 c ..................... ( Lit 1, hal 316 )

4⋅4−1 0 , 615
= +
4⋅4−4 4

=1,40375
36

Tegangan geser τ :
8⋅D⋅W l
τ =K⋅
π⋅d 3
8⋅32⋅824 , 552
=1 , 40375⋅
3 ,14⋅83
=184 ,3 kg/mm2

Bahan pegas SUP4 ( Baja pegas ) dengan tegangan geser maksimum yang

diizinkan
τ a =65 kg/mm2 , Modulus geser G=8000 kg /mm2
(berdasarkan tabel 3.9.)

Tegangan rencana :

τ d =τ a⋅0,8

=65⋅0,8=52 kg /mm2

Wl
k=
δ
824 ,552
= =41 , 2276
20 kg /mm
Jumlah lilitan yang bekerja :

G⋅d 4
k=
8 n⋅D3
8000⋅( 8 )4
41 , 2276=
8 n⋅( 32 )3
n=3,03 → 3,0

Lendutan total :
3,0
δ=20⋅ =19, 8
3, 03 mm

δ=19 → ( 18−20 ) , baik


37

Jumlah lilitan mati untuk masing-masing ujung diambil 1

Tinggi bebas
Hf :

H c =( n+1,5 )⋅d
=( 3,0+1,5 )⋅8=36 mm

Tinggi pegas pada lendutan maksimum ( Hl) :


Cl = 0,2 – 0,6 mm, diambil 0,4 mm
Cl =( H l −H c ) / ( n+1,5 )

0,4=( H l −36 ) / ( 3,0+1,5 )

H l−36=1,5
H l=37 ,5 mm

Tinggi bebas pegas ( Hf ) :


δ=H f −H l
20=H f −37 ,5
H f =37 ,5+20=57 , 5 mm

Tinggi awal terpasang


Hs :

Cs = 1,0 – 2,0 mm, diambil 1,5 mm

C s= ( H s −H c ) / ( n+1,5 )

1,5=( H s −36 ) / ( 3,0+1,5 )

H s −36=7
H s =43 mm
38

Lendutan awal terpasang :

δ o =H f −H s

=57 ,5−43

=14 ,5 mm

Beban awal terpasang


Wo :

W o =( H f −H s )⋅k

=( 57 , 5−43 )⋅41 ,2276

=597,8 kg

Lendutan efektif h :

h=δ−δ o
=20−14,5
=5,5 mm

Tinggi pada lendutan maksimum


H l=37 ,5 mm

Jumlah lilitan mati pada setiap ujung 1

Tinggi mampat
H c =36 mm

Hl ¿ Hc
37 mm ¿ 36 mm , baik

Kelonggaran kawat pada awal terpasang antara 1,0 – 2,0 mm, maka diambil

C s=1,5 mm
39

Kelonggaran kawat pada awal terpasang antara 0,2 – 0,6 mm, maka diambil

Cl =0,4 mm

Hf / D ¿ 5
57 ,5/32 ¿ 5
1,80 < 5

Diameter kawat = 8 mm
Bahan pegas SUP 4 ( Baja pegas ) perlakuan panas

Jumlah lilitan yang bekerja n=3,0 lilitan


Lilitan yang mati 1 pada setiap ujung

Lendutan efektif h=5,5 mm

Lendutan total δ=19 mm

Tinggi tekan
H c =36 mm

Beban awal terpasang


W o=597 ,8 kg
40

Diagram aliran bantalan gelinding

START

1.Momen yang ditransmisikan :T = 13192,83 kg.mm


Putaran poros : n = 5600 rpm

Co = kg
Kapasitas nominal statis spesifik :
spesifik : C = kg
Kapasitas nominal dinamis
2.Nomor nominal bantalan

3.Cincin yang berputar dalam


∑ Fa / Co = 0,014, faktor e = 0,19
∑ Fa / V . ∑ Fr : faktor X = 0,56
faktor Y = 2,30
Beban ekivalen dinamis : P = kg

4.faktor kecepatan : fn
Faktor umur : fh

5.Umur : Lh = jam

6. Lh atau Ln :Lha

<

7.Nomor nominal bantalan


Pasan, ketelitian, dan
umur bantalan

STOP

END
41

3.5. Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang berbeban


sehingga putaran dan getaran bolak-balik dapat berputar secara halus, dan tahan
lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesinnya
bekerja dengan baik, jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi
seluruh sistem akan menurun atau tidak berkerja semestinya.

r
Gambar. 3.5. Bantalan gelinding

Momen yang ditransmisikan dari poros T =13192,83 kg⋅mm dan


putaran (n) = 5600 rpm.

Tabel 3.10. Bantalan Bola


Nomor Bantalan Ukuran luar (mm) Kapasitas Kapasitas
Dua sekat nominal nominal statis
Jenis Dua
tanpa d D B r dinamis spesifik Co
terbuka sekat
kontak spesifik C (kg) (kg)
6000 10 26 8 0,5 360 196
6001 6001ZZ 6001VV 12 28 8 0,5 400 229
6002 6002ZZ 6002VV 15 32 9 0,5 440 263
6003 6003ZZ 6003VV 17 35 10 0,5 470 296
6004 6004ZZ 6004VV 20 42 12 1 735 465
6005 6005ZZ 6005VV 25 47 12 1 790 530
6006 6006ZZ 6006VV 30 55 13 1,5 1030 740
6007 6007ZZ 6007VV 35 62 14 1,5 1250 915
6008 6008ZZ 6008VV 40 68 15 1,5 1310 1010
6009 6009ZZ 6009VV 45 75 16 1,5 1640 1320
6010 6010ZZ 6010VV 50 80 16 1,5 1710 1430
Sumber : lit. 1 hal 143, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga
42

Pada perhitungan ini telah diperoleh ukuran diameter porosnya (


ds )
sebesar (38 mm). Berdasarkan dari tabel 3.10. di atas maka ukuran - ukuran dari
bantalan dapat ditentukan sebagai berikut :

Nomor bantalan 6008,


Diameter bantalan : D=68 mm

Lebar bantalan : B=15 mm

Kapasitas nominal dinamis spesifik : C=1310 kg

Kapasitas nominal statis spesifik :


C o =1010 kg

Fa
=0 , 014
Untuk bantalan bola alur dalam Co (direncanakan) dari tabel 3.11.
di bawah ini :

Tabel 3.11. Faktor - faktor V, X, Y dan X0, Y0


Beban Beban Baris
Baris ganda
putar pd putar pd tunggal Baris Baris
e
Jenis bantalan cincin cincin tunggal ganda
Fa / VFr> e Fa /VFr ≤ e Fa /VFr> e
dalam luar
V X Y X Y X Y X0 Y0 X0 Y0
Fa /C0= 0,014 2,30 2,30 0,19
= 0,028 1,99 1,99 0,22
= 0,056 1,71 1,71 0,26
Bantalan
= 0,084 1,55 1,55 0,28
bola alur = 0,11 1 1,2 0,56 1,45 1 0 0,56 1,45 0,30 0,6 0,5 0,6 0,5
dalam = 0,17 1,31 1,31 0,34
= 0,28 1,15 1,15 0,38
= 0,42 1,04 1,04 0,42
= 0,56 1,00 1,00 0,44

α = 20o 0,43 1,00 1,09 0,70 1,63 0,57 0,42 0,84


Bantalan = 25o 0,41 0,87 0,92 0,67 1,41 0,68 0,38 0,76
bola = 30o 1 1,2 0,39 0,76 1 0,78 0,63 1,24 0,80 0,5 0,33 1 0,66
sudut = 35o 0,37 0,66 0,66 0,60 1,07 0,95 0,29 0,58
= 40o 0,35 0,57 0,55 0,57 0,93 1,14 0,26 0,52
Sumber : lit. 1 hal 135, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga
43

Beban aksial bantalan


Fa :

F a=C o⋅0 , 014


=1010⋅0,014=14 ,14 kg

Dari tabel di atas juga dapat diketahui harga beban radial Fr dengan
menggunakan persamaan :
Fa
>e
v⋅F r
dimana : v = beban putar pada cincin dalam
e = 0,19

Fa
Fr =
maka : v⋅e

14 ,14
= =74, 42
1⋅0,19 kg

Dengan demikian beban ekivalen dinamis P dapat diketahui melalui


persamaan di bawah ini :

P= X⋅Fr +Y⋅F a

dimana : P = beban ekivalen (kg)


Fr = beban radial (kg)
Fa = beban aksial (kg)
X ,Y = harga - harga baris tunggal yang terdapat dalam tabel
3.12. di atas

maka :
P=0, 56⋅74 ,42+2,30⋅14,14

=74 ,1972 kg
44

Jika C (kg) menyatakan beban nominal dinamis spesifik dan P (kg) beban

ekivalen dinamis, maka faktor kecepatan


f n bantalan adalah :

1/3
33 , 3
( )
f n=
n
1/3
33 , 3
f =(
5600 )
n =
0,184

Faktor umur bantalan


fh :

C
f h=f n⋅
P
1310
=0,184⋅ =
74 ,1972 3,249

Umur nominal dari bantalan


Lh :

Lh =500⋅( f n )3

3
=500⋅(3 ,249 ) = 17148,22 jam
45

Diagram aliran baut dan mur

START b a

1. Beban :W =kg 9. Jumlah ulir mur yang diperlukan :z

Faktor koreksi :fc = 1,2 2. 10. Tinggi mur :H = mm

3. Bebanrencana :Wd = kg 11. Jumlah ulir mur :z’ = mm

diizinkan :τa = 6 kg/mm2


Tegangan geser yang 12. Tegangan geser akar
Faktor keamanan :Sf = 7 ulir baut : τb = kg/mm2
Kekuatan tarik :σB = 42 kg/mm2 Tegangan geser akar
Bahan baut : baja liat 4. ulir mur : τn = kg/mm2

5. Diameter inti yang diperlukan :d1 = mm


13.
> τb :τa
6. Pemilihan ulir standar
τn :τa
Diameter luar :d = mm
Diameter inti :d1 = mm
Jarak bagi :p = mm ≤

diizinkan :qa = 3 kg/mm2


14. Bahan baut : baja liat
Bahan mur : baja liat
Tegangan permukaan yang
Tegangan geser yang diizinkan :τa = 6 kg/mm2 Diameter nominal ulir :
Kekuatan tarik :σB = 42 kg/mm2 baut = M , mur = M
Bahan mur : baja liat 7. Tinggi mur :H = mm

8. Diameter luar ulir dalam :D = mm


Diameter efektif ulir dalam :D2 = mm STOP
Tinggi kaitan gigi dalam :H1 = mm

b a END
46

3.6. Baut dan Mur

Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting untuk
mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pemilihan baut dan mur sebagai
alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang
sesuai. Didalam perencanaan kopling ini. Baut dan mur berfungsi sebagai
pengikat gear box. Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor harus
diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan
bahan, kelas ketelitian, dan lain-lain.
47

Gambar. 3.6. Baut dan Mur

Beban yang diterima baut merupakan beban yang diterima bantalan

W=P pada bantalan =74 ,1972 kg

Faktor koreksi (fc) = 1,2

Maka beban rencana Wd :

W d =fc⋅W
W d =1,2⋅74 ,1972

=89,037 kg

Bahan baut dipakai baja liat dengan kadar karbon 0,22 %


2
Kekuatan tarik : σ B =42 kg/mm

Faktor keamanan :
S f =7 dengan tegangan yang di izinkan
σ a =6
2
kg/mm
( difinis tinggi )

Diameter inti yang diperlukan

4⋅W d
d 1≥
√ π⋅σ a⋅0 ,64

4⋅89 , 037
d 1≥

3 , 14⋅6⋅0 , 64
d 1 ≥5 , 435 mm

Tabel 3.12. Ukuran standar ulir kasar metris


Jarak Tinggi Ulir dalam
48

Diameter Diameter Diameter


Ulir luar D efektif D2 dalam D1
bagi kaitan
Ulir luar
p H1
1 2 3 Diameter Diameter Diameter
luar d efektif d2 inti d1
M6 1 0,541 6,000 5,350 4,917
M7 1 0,541 7,000 6,350 5,917
M8 1,25 0,677 8,000 7,188 6,647
M9 1,25 0,677 9,000 8,188 7,647
M 10 1,5 0,812 10,000 9,026 8,376
M 11 1,5 0,812 11,000 10,026 9,376
M 12 1,75 0,947 12,000 10,863 10,106
M 14 2 1,083 14,000 12,701 11,835
M 16 2 1,083 16,000 14,701 13,835
M 18 2,5 1,353 18,000 16,376 15,294
M 20 2,5 1,353 20,000 18,376 17,294
M 22 2,5 1,353 22,000 20,376 19,294
M 24 3 1,624 24,000 22,051 20,752
M 27 3 1,624 27,000 25,051 23,752
M 30 3,5 1,894 30,000 27,727 26,211
M 33 3,5 1,894 33,000 30,727 29,211
M 36 4 2,165 36,000 34,402 31,670
M 39 4 2,165 39,000 36,402 34,670
Sumber : lit. 1 hal 290, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga

Dipilih ulir metris kasar diameter inti d 1 =5 , 917 mm ¿5 ,435 mm dari tabel
3.12. di atas.

Maka pemilihan ulir standar ulir luar

diameter luar d=7 mm

diameter inti d 1 =5 , 917 mm

jarak bagi p=1 mm

Bahan mur dipakai baja liat dengan kadar karbon 0,22 %


2
Kekuatan tarik : σ B =42 kg/mm
49

Faktor keamanan :
S f =7 dengan tegangan yang di izinkan
σ a =6

kg/mm2
( difinis tinggi )

Tegangan geser yang diizinkan

τ a =(0,5−0 ,75 )⋅σ a → diambil 0,5

maka :
τ a =0,5⋅6=3 kg /mm2
q a =3 2
dengan tekanan permukaan yang diizinkan kg/mm

Diameter luar ulir dalam D=7 mm

Diameter efektif ulir dalam D 2 =6 , 350 mm

Tinggi kaitan gigi dalam H 1=0 ,541 mm

Jumlah ulir mur yang diperlukan

Wd
z≥
π⋅D2⋅H⋅qa
89 , 037
z≥
3,14⋅6 ,350⋅0 , 541⋅3

z≥2,75 → 3

Tinggi mur

H=z⋅p
H=3⋅1=3 mm
50

Jumlah ulir mur

H
z'=
p
3
z '= =3
1

Tegangan geser akar ulir baut

W
τ b=
π⋅d 1⋅k⋅p⋅z (dimana k=0,84 )
89 ,037
τ b= =1,9
3 , 14⋅5 ,917⋅0 ,84⋅1⋅3 kg/mm2

Tegangan geser akar ulir mur

W
τ n=
π⋅D⋅j⋅p⋅z (dimana j=0,75 )
89 , 037
τ n= =1,8 2
3 , 14⋅7⋅0 , 75⋅1⋅3 kg/mm
51

Diagram aliran paku keling

START

1. Banyak paku keling :n = 12

Diameter paku keling :d = 4 mm 2.

3. Gaya yang bekerja pada paku keling :F= 99,045kg

Bahan paku keling Aluminium 4.

5. Faktor keamanan v = 9

Tegangan tarik: τb = 37 kg/mm2 6.

7. Luas penampang paku keling :A = 12,56 mm2

8. Tegangan geser yang terjadi :τg = 0,65 kg/mm2

9. Tegangan geser yang diizinkan :τgi = 3,28 kg/mm2

10.
τgi>τg

11. Bahan paku keling Aluminium


Diameter paku keling :d = 4 mm
Banyaknya paku keling :n = 12

STOP

END
52

3.7. Paku Keling

Paku keling merupakan alat penyambung tetap/mati.Dalam banyak kasus


penggunaanya, sambungan paku keling digantikan dengan sambungan las karena
sambungan paku keling memerlukan waktu lebih lama dari pada sambungan las
yang lebih sederhana. Pada sisi lain sambungan paku keling terlihat jauh lebih
aman dan mudah untuk dilakukan pengontrolan yang lebih baik (dibunyikan
dengan pukulan). Khususnya untuk sambungan logam ringan orang lebih
menyukai pengelingan, untuk menghindarkan penuruna kekuatan disebabkan
tingginya suhu seperti karena pengelasan (pengaruh dari struktur penggelasan).
Paku keling yang dipasang pada plat gesek dan plat penghubung berfungsi
untuk meneruskan putaran plat gesek ke plat penghubung dan selanjutnya
keporos.

Gambar. 3.7.Paku Keling

3.7.1.Perhitungan paku keling

Jumlah paku keling dalam perencanaan ini sebanyak 12 buah.


Diameter paku keling d = (2,3 – 6) mm, diambil 4 mm.
53

Diameter kepala paku keling :

D=1,6⋅d
=1,6⋅4=6,4 mm

Lebar kepala paku keling :

K=0,6⋅d
=0,6⋅4=2,4 mm

Panjang batang yang akan dikeling :

p=1,5⋅d
=1,5⋅4=6 mm

Karena paku keling terletak di tengah-tengah kopling plat gesek, sehingga :

D1 + D 2
Rm=
4

dimana :
Rm = jarak antara paku keling (mm)
D1 = diameter dalam plat gesek ( 236,8mm)
D2 = diameter luar plat gesek (296mm)

maka :
236 ,8+296
Rm=
4
=133,2 mm

Gaya yang bekerja pada paku keling :

T
F=
Rm
dimana :
F = gaya yang bekerja pada paku keling (kg)
T = momen puntir yang bekerja pada poros sebesar 13192,83
kg.mm
Rm = jarak antara paku keling (mm)
54

maka :
13192,83
F=
133 ,2
=99,045 kg
Jadi seluruh paku keling mengalami gayaF = 99,045 kg

Sedangkan gaya yang berkerja pada masing – masing paku keling dapat di
asumsikan dengan persamaan berikut ini :
F
F '=
n
dimana :
F' = gaya yang diterima setiap paku keling (kg)
F = gaya yang diterima seluruh paku keling (kg)
n = banyaknya paku keling yang direncanakan

maka :
99 , 045
F '= =8 ,25
12 kg
Jadi setiap paku keling menerima gaya F’ = 8,25 kg

σ b =37 2
Bahan paku keling aluminium dengan tegangan tarik kg/mm
faktor keamanan paku keling v =( 8−10 ) , diambil 9

Tegangan izin paku keling.

σb
σi=
v

37
=4 ,11
= 9 kg/mm2
55

Luas penampang paku keling A :

3 , 14 2
A= ⋅d
4
3 ,14 2
= ⋅4 =12, 56
4 mm 2

Tegangan geser yang terjadi :

F'
τ g=
A
8,25
= =0,65
12,56 kg/mm2

Tegangan geser yang diizinkan :

τ gi =0,8⋅σ i
2
=0,8⋅4 ,11=3,28 kg/mm

Maka paku keling aman terhadap tegangan geser yang terjadi.


dimana dapat dibuktikan :
τ gi ¿
τg
3,28 ¿ 0,65
Tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan.
Bahan paku keling aluminium
Diameter paku keling d=4 mm

Banyaknya paku keling n=12


56

Anda mungkin juga menyukai