PENDAHULUAN
1
2
1.2 RumusanMasalah
1.3 TujuanPerencanaan
TEORI DASAR
Secara istilah poros adalah elemen mesin yang berbentuk batang dan
umumnya berpenampang lingkaran, berfungsi untuk memindahkan putaran atau
mendukung sesuatu beban atau tanpa meneruskan daya.
Fungsi yang berbeda beda. dilihat dari fungsinya poros dibedakan menjadi
beban yang didukung oleh poros pada umumnya adalah roda gigi, roda daya (fly
wheel), roda ban (pulley), roda gesek, dan lain lain. poros hampir terdapat pada
setiap konstruksi mesin dengan :
1. Poros dukung : misalnya gandar, poros motor
2. Poros transmisi : misalnya poros motor listrik, poros gigi transmisi pada
gear box
3. Gabungan antara dukung dan transmisi : misalnya poros pada roda mobil
a. Poros transmisi/Shaft
Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau beban puntir dan
lentur. Daya yang ditransmisikan kepada poros melalui kopling, roda gigi,
b. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama pada mesin
bubut, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang
3
4
harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk
c. Line shaft
2) Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak-
telitian (pada mesin perkakas). Dan dapat mengakibatkan kerusakan pada
poros dan bagian-bagian lainnya. Oleh karena itu kekakuan poros juga perlu
diperhatikan dan disesuaikan dengan mesin.
3) Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran
tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut
putaran kritis. Putaran kerja poros haruslah lebih rendah dari putaran kritisnya
demi keamanan karena getarannya sangat besar akan terjadi apabila putaran
poros dinaikkan pada harga putaran kritisnya.
5
4) Korosi
Poros-poros yang sering berhenti lama dan poros-poros yang terancam
kavitasi maka perlu dipilih poros yang terbuat dari bahan yang tahan korosi
(termasuk plastik) dan perlu untuk dilakukannya perlindungan terhadap
korosi secara berkala.
5) Bahan poros
Poros yang biasa digunakan pada mesin adalah baja dengan kadar karbon
yang bervariasi.
S40C ” 55
S45C ” 58
S50C ” 62
S55C ” 66
Ditarik dingin,
Batang baja yang S35C-D - 53 dibubut, atau
difinis dingin S45C-D - 60 gabungan
antara hal-hal
S55C-D - 72 tersebut
Tabel 2.1 Baja karbon untuk kontruksi mesin dan baja batang yang difinis
dingin untuk poros.
6
Pada umumnya baja diklasifikasikan atas baja lunak, baja liat, baja agak
keras, dan baja keras. Diantaranya, baja liat dan baja agak keras banyak dipilih
untuk poros. Kandungan karbonnya adalah seperti yang tertera dalam tabel 1.4.
Baja lunak yang terdapat dipasaran umumnya agak kurang homogen ditengah,
sehingga tidak dapat dianjurkan untuk dipergunakan sebagai poros penting. Baja
agak keras pada umumnya berupa baja yang dikil seperti yang telah disebutkan
diatas. Baja macam ini jika diberi perlakuan panas secara tepat dapat menjadi
bahan poros yang sangat baik.
dianjurkan untuk memilih baja atas dasar klasifikasi yang terlalu umum seperti
beberapa negara serta persamaannya dengan JIS (standar Jepang) untuk poros
Berikut ini akan dibahas rencana sebuh poros yang akan mendapat
pembebanan utama berupa torsi, seperti pada poros motor dengan sebuah kopling.
Jika diketahui bahwa poros yang akan direncanakan tidak mendapat
beban lainkecuali torsi, maka diameter poros tersebut dapat lebih kecil daripada
yang dibayangkan.
Meskipun demikian, jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa
lenturan, tarikan, atau tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi
dipasangkan pada poros motor, maka kemungkinan adanya pembebanan
tambahan tersebut perlu diperhitungkan dalam faktor keamanan yang diambil.
Material yang biasa digunakan dalam membuat poros adalah carbon steel
(baja karbon), yaitu carbon steel 40 C 8, 45 C 8, 50 C 4, dan 50 C 12. Namun,
untuk poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada
umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit
(case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah
baja khrom nikel, baja khrom nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom
vanadium, dll. Sekalipun demikian, baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan
jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja.
Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat
treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.
10
5. Bahan
poros,
perlakuan
panas,
kekuatan tarik
4. Momen punntir B (kg/mm2).
3. Daya rencana Pd (kW) Apakah poros
rencana T (kg/mm)
bertangga
atau beralur
pasak. Faktor
keamanan S1
S2
7. Faktor
6. Tegangan geser yang koreksi untuk
8. Diameter poros ds
momen puntir
diizinkan a (kg/mm2) Kt. Faktor
(mm)
lenturan Cb
9. Jari-jari
filet dari 10. Faktor konsentrasi
poros
bertangga r
tegangan pada poros 11. Tegangan geser
(mm). Ukuran bertangga , pada pasak (kg/mm2)
pasak dan ∞
alur pasak
STOP END
11
Pd = fc P (kW)
Catatan, untuk penulisan tabel harus di atas tablenya sedangkan untuk gambar
di bawahnya perbaiki untuk tabel- table yang lain
12
Poros pada imumnya meneeruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan
rantai. Dengan demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan lentur,
sehingga pada permukaan poros akan terjadi tegangan geser ( = T/Zp). Karena
momen puntir T dan tegangan ( = M/Z) karena momen lentur.
Untuk bahan yang liat seperti pada poros, dapat dipakai teori pada
tegangan geser maksimum.
√𝜎 2 +4𝜏2
max =
2
Beban yang bekerja pada poros pada umumnya adalah beban berulang.
Jika poros tersebut mempunyai roda gigi untuk meneruskan daya besar maka
kejutan berat akan terjadi pada saat mulai atau sedang berputar.
Untuk beban dengan tumbukan ringan Km terletak antara 1,5 dan 2,0 dan
untuk beban dengan tumbukan berat Km terletak antara 2 dan 3.
Besarnya max yang dihasilkan harus lebih kecil dari tegangan geser yang
diizinkan a.
kondisi kerja normal, besarnya defleksi puntiran dibatasi sampai 0,25 atau 0,3
derajat.
𝑇𝐼
= 584
𝐺𝑑4 𝑠
4
Ds ≥ 4,1 √𝑇
Kekakuan poros terhadap lenturan juga perlu diperiksa. Bila suatu poros
baja ditumpu oleh bantalan yang tipis atau bantalan yang mapan sendiri, maka
lenturan poros y (mm) dapat ditentukan dengan rumus berikut.
𝐹𝑙12 𝑙22
Y = 3,23 10 -4
𝑑𝑠4 𝑙
Bila suatu poros panjang ditimpu secara kaku dengan bantalan atau
dengan cara lain, maka lenturannya dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut.
𝐹𝑙13 𝑙23
Y = 3,23 10 -4
𝑑𝑠4 𝑙 3
14
𝑑𝑠2 𝑙
Nc = 52700 √
𝑙1 𝑙2 𝑊
T τ
=
J r
Dimana :
T = Momenpuntirpadaporos, J = MomenInersia Polar, r = jari-jariporos = do/2, τ =
torsional shear stress.
𝑇 𝜏
𝜋 = 𝑑
×𝑑 4
32
2
𝜋
𝑇= × 𝜏 × 𝑑3
16
𝜋
𝐽 = × [(𝑑0 )4 − 𝑑𝑖4 ]
32
𝟐𝝅𝑵𝑻
𝑷=
𝟔𝟎
𝑻 = (𝑻𝟏 − 𝑻𝟐 )𝑹
Dimana :
T1 dan T2 : tarikan pada sisi kencang (tight) dan kendor (slack).
R = jari-jari pulley
16
s
17
Kt = 2.0 (profile)
Kt = 3.0
24
25
4.4Pelumasan
a. Menghindari keausan.
b. Mengurangi gesekan atau kontak langsung antara dua permukaan/bidang
yang bergesekan.
c. Membuang panas yang ditimbulkan karena adanya gerakan/gesekan pada
komponen mesin perkakas.
d. Memberikan perlindungan terhadap timbulnya korosi.
e. Memberikan perlindungan bantalan bantalan mesin perkakas terhadap
kotoran dan kelembaban.
f. Membuang kotoran-kotoran dan pencemaran lain pada roda gigi tranmisi
lainnya
tersebut.salah satu contoh lain yaitu apabila bukit atau tonjolan yang ada pada
permukaan tadi terpotong, maka potongan-potongannya ikut terbawa bergerak dan
bergerak dengan bagian-bagian yang lain, tentu saja akan menimbulkan kerusakan
sepanjang permukaan lintasan tersebut.
Gesekan antara dua permukaan pada poros :
1. Tampa bahan pelumas akan timbul aus.
2. Memakai bahan pelumas keausan bisa dihindari
Tetapi pada pasaran yang paling populer dan perlu diketahui untuk
menentukan kualitas pelumas adalah :
1. SAE, yang menyatakan nilai kekentalan dari pelumas.
2. API, yang menyatakan berat jenisnya.
Karena itu,kalau hanya menggunakan kode SAE saja tidak bisa memberi
informasi tentang kualitas pelumas terhadap kemampuan bekerja, lama dan
ketahanan terhadap kemampuan bekerjalama dan ketahanannya terhadap
temperatur. Untuk itu, dalam menentukan kualitas pelumas perlu
mempertimbangkan hal-hal yang sudah tersebut dia atas.
4500 . P 4500 . 25
T= 2 . = 2. = 89,5 kgm = 8950 kg/cm
π. n 𝜋 . 200
3 10571 .16
d= √ = 3√128,18 = 5,04 cm
𝜋 .420
21
𝜋 𝜋
Telah diketahui bahwa : Me = . 𝜎 . 𝑑3
32 𝑏
maka : 8098 = 32.560. 𝑑3
3 8089.32 3
d =√ 𝜋.560
= √147,29 = 5,28 cm = 5,5 cm
Jika beban yang terjadi bersifat gradual, untuk menghitung diameter poros d
digunakan Km = 1,5 dan Kt = 1,0 :
Momen torsi ekivalen:
𝜋 𝜋
Telah diketahui bahwa: Te =
16
. 𝜏𝑠 . 𝑑3 , maka: 12300 16 . 420 . 𝑑3
3 12300 . 16 3
d =√ 𝜋 .420
= √149 = 5,3 cm = 5,5 cm
22
3.2 SOAL 2
Berat pulley: W = 20 kg
Jarak antara kedua bantalan : L = 10 cm
Diameter pulley: D = 20 cm.
Radius Pulley : R= 10 cm.
Daya yang dipindahkan : P = 1,5 hp.
Kecepatan putar poros: n = 120 rpm.
Sudut kontak belt: 𝜃 = 180° = 𝜋 radian.
Koefisien gesek belt dan pulley: 𝜇 = 0,3.
Tegangan geser yang diizinkan dari bahan poros: 𝜏𝑠 = 350 kg/cm
Faktor shock dan fatigue untumomen bengkok: 𝐾𝑚 = 1,5.
Faktor shock dan fatigue untuk momen torsi: 𝐾𝑡 = 2,0.
31
Persamaan ii disubstitusikan ke persamaan i, maka:
FV = S1 + S2 + W = 146,5 + 57 + 20 = 223,5 kg
Momen bengkok yang terjadi pada pulley:
M = (S1 + S2 + W) . L = 223,5 . 10 = 2235 kgcm
Momen torsi ekivalen:
𝑇𝑒 = √(𝐾𝑚 . 𝑀)2 + (𝐾𝑡 . 𝑇)2 = √1,5 .2235)2 + (2,3 . 895)2 = 3800 kgcm
𝜋
𝑇𝑒 = . 𝑇𝑠 . 𝑑 3
16
𝜋
3800= . 350. 𝑑3
16
3 3800 . 16 3
d= √ = √55,3 = 3,8 cm = 4,0 cm
𝜋 . 350
32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya
berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen sperti roda gigi (gear).
Poros bisa menerima beban lenturan,beban tarikan, beban tekan atau beban
putiran yang bekerja dengan sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan
lainnya.berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Dan
memiliki macam-macam poros.
Besar momen torsi adalah 8950 kg/cm, dan besar momen bengkok adalah
8098 kgcm. Untuk menentukan diameter poros menggunakan elemen torsi
ekivalen.
B. Saran
Dalam merencanakan poros harus kita ketahui dahulu adalah bahan atau
material apa yang harus untuk menahan beban besar,tahan korosi, tegangan
tariknya, batas mulur,dan berapa tegangan maximalnya. Sekian dan terimakasih
semoga bermanfaat.
33
32
DAFTAR PUSTAKA
R.S. Khurmi, J.K. Gupta. 2005. Machine Design. New Delhi : Eurasia Publishing
House (PVT.) LTD.
Suhariyanto, Syamsul Hadi. Elemen Mesin I. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Surabaya. 2004
Ulrich, Karl and Eppinger, Steven B. Product. 2000. Desigen and Development.
Boston : Irwin McGrawHillCo