Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Pasak

Pasak adalah sepotong baja lunak (mild steel) yang berfungsi untuk
pengunci yang disisipkan diantara pros dan hub (bos) sebuah roda pulli atau roda
gigi agar keduanya tersambung dengan pasti sehingga mampu meneruskan momen
putar/torsi.
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan
kestabilan bagian-bagian yang disambung.
Untuk daya yang kecil, antara naf roda dan poros cukup diajamin dengan
baut tanam (set screw).
Dilihat dari cara pemasangannya, pasak dapat dibedakan menjadi :
- Pasak Memanjang
Jenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu :
a. Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk Key)

b. Pasak bujur sangkar (Square Key)


Bentuknya sama seperti Rectangular Sunk Key, tapi lebar dan tebalnya sama yaitu
:

c. Parallel Sunk Key (Pasak Benam Sejajar)


Bentuknya sama seperti di atas, tapi penggunaannya bila pemakaian di atas belum
mampu memindahkan daya, maka pasak tersebut dipasang sejajar
d. Pasak Berkepala (Gib Head Key)
Pasak ini digunakan untuk poros berputar bolak-balik

e. Pasak Tembereng (Woodruf Key)


Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan punter/daya tidak terlalu besar
f. Pasak Pelana (Saddle Key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan anatara naf roda
dengan poros.

g. Tangent Key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana, tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit.

h. Pasak Bulat (Round Keys)


Jenis pasak ini bisanya digunakan untuk memindahkan daya yang relative kecil.

i. Pasak Gigi (Splines)


Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya digunakan
untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja putarannya
bolak-balik.
poros Perhitungan kekuatan pasak memanjang

Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW)


dengan putaran (n) rpm, maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran, sehingga besar torsi (T)
yang bekerja pada yaitu :

T = nPπ260 (N.m) atau T = 16πτp d3


dimana : p = daya yang akan dipindahkan (watt)
n = putaran dalam (rpm)
d = Diameter poros
τp = Tegangan puntir yang diizinkan untuk bahan poros

Dalam perencanaan pasak, besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu : Tp = k. T
dimana : Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 1,25 s/d 1,5

Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui, maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu :
F = 2/dTp .................. 1) dimana : d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak, ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus :
a.Putus akibat gaya geser
b.Putus akibat tekanan bidang Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan
putus akibat gaya geser maka :
F = A τg
---------- > F = L b τg........................ 2)
dimana : A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
∆=Lb
τg= Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak.
Dari pers. 1 & 2 diperoleh :
2/dTp = L b τg===== > Tp = L b 2dτg...................... 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang :
F = A σD

dimana : σD = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak


A = Luas bidang pasak yang menekan / bersinggungan terhadap
bidang poros.

∆ = L 2t
------ > F = L 2tσD dimana Tp = F 2d
===== > Tp = L 2t2dσD .................. 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan,
maka dari pers. 3 & 4 diperoleh :
L b 2dτg= L 2tσD
b τg = 2tσD ==== > tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka
hasil perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasi.Bila
hasil perhitungan, ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak,
maka ukuran pasak yang diambil adalah ukuran yang lebih besar.

Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak, sesuai dengan standart
yang dipasaran.
Tabel standart Pasak melintang menurut IS : 2292 dan 2293 – 1963

Desain Pasak
Dalam perencanaan pasak, dimensi pasak sudah distandarkan sesuai
diameter porosnya. Pada perencaan ini dipilih psak dengan tipe square. Sedangkan
yang perlu dianalisa adalah tegangan geser dan tegangan kompresinya. Dimensi
dasar pasak square ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

F’
F

F
L
F’
H

W
Gambar 5.1 Skema pasak

Maka pada pasak akan timbul tegangan geser yang besarnya,

F
Ss =
A

Dimana : Ss = tegangan geser

A = Luasan bidang geser = W.L

2.T
Ss =
W .L.D

Supaya pasak aman dalam beroperasi maka syarat yang harus dipenuhi adalah

Ssyp
Ss 
N

Dimana : Ssyp = tegangan geser dari bahan pasak

N = faktor keamanan

Adapun tegangan kompresi yang timbul adalah

F
Sc =
A

Dimana : Sc = tegangan kompresi

A = Luasan bidang kompresi pada pasak = (W.L)/2

Sehingga persamaan tersebut menjadi

4.T
Sc =
W .L.D
Supaya pasak Aman maka syarat yang harus dipenuhi adalah
Scyp
Sc 
N
Dimana :
Scyp = tegangan kompresi bahan = tegangan tarik (Syp)
N = faktor keamanan

Adapun untuk menentukan panjang pasak maksimum pasak dapat dimabil dari
persamaan

4.T
L=
Sc.W .D

atau bila diperhitungka harga koreksinya , maka akan diperhitungkan harga e(faktor
kekuatan relatif). Dimana harga e dirumuskan sebagai berikut:

e = 1 – 0,2 w –1,1 h
dimana : e = kekuatan relatif

w = rasio antara lebar pasak dengan diameter poros

h = rasio antara kedalaman pasak dengan diameter poros

W H
w= h=
D D

Dengan menggantikan Ss = 0,58 Syp , akan diperoleh

D2
L  e.0,58.
4.W

kemudian dilakukan pengujianan terhadap kekuatan bahan, yaitu akibat tegangan


geser dan tegangan kompresi pada pasak.

1. Tegangan geser
2.T
Ss 
W .L.D

Dengan mengambil bahan pasak yang sesuai, diperoleh harga :

Sc = Syp dan Ssyp = 0,58 Syp

syarat Aman pasak saat beroperasi yaitu :


Ssyp
Ss  ; Aman
N

2. Tegangan Kompresi
4.T
Sc  ……………………….. (2.)
W .L.D

Syarat aman pasak saat beroperasi yaitu :

Scyp
Sc  ; Aman
N

5.1 Perencanaan Pasak Poros I


 T = 901,03 lb-in
 Dporos = 1,29 in
 Dari tabel 7-7 hal 363 Machine Design, Deutschman didapatkan pasak jenis
square type dengan dimensi W = 0, 5 in ; H = 0, 5 in
 Material yang digunakan untuk pasak adalah AISI 1022 , dengan S yp =
188.000 psi.
 Angka keamanan (N) yang digunakan adalah 2
1. Rasio antara lebar pasak dengan diameter poros (w)
W 0,5
w= = = 0,388
D 1,29
2. Rasio antara kedalaman pasak dengan diameter poros (h)
H 0,5
h= = = 0,388
D 1,29
3. Kekuatan relative (e)
e = 1 - 0,2 w -1,1 h
e = 1 - 0,2 (0,388) -1,1 (0,388) = 0,496
4. Panjang pasak (L)
D2
L  e.0,58.
4.W
(1,29)2
L  (0,496).0,58. = 0,75in
4.(0,5)
5. Tegangan geser (Ss)
2.T
Ss 
W .L.D

2.(901,03)
Ss 
(0,5).(0,75).(1,29)

Ss = 3716,312 psi

Ssyp = 0,58 Syp

Ssyp = 0,58 (188.000 psi) = 109.040 psi

Ssyp
Ss  (AMAN)
N

6. Tegangan kompresi (Sc)


4.T
Sc 
W .L.D

4.(901,03)
Sc 
(0,5).(0,75).(1,29)

Sc = 188000 psi

Scyp = Syp
Scyp = 188.000 psi)
Scyp
Sc  (AMAN)
N

Jadi dari hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut dengan material AISI
1022

Anda mungkin juga menyukai