Pasak adalah sepotong baja lunak (mild steel) yang berfungsi untuk
pengunci yang disisipkan diantara pros dan hub (bos) sebuah roda pulli atau roda
gigi agar keduanya tersambung dengan pasti sehingga mampu meneruskan momen
putar/torsi.
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan
kestabilan bagian-bagian yang disambung.
Untuk daya yang kecil, antara naf roda dan poros cukup diajamin dengan
baut tanam (set screw).
Dilihat dari cara pemasangannya, pasak dapat dibedakan menjadi :
- Pasak Memanjang
Jenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu :
a. Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk Key)
g. Tangent Key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana, tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit.
Dalam perencanaan pasak, besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu : Tp = k. T
dimana : Tp = Total untuk perencanaan pasak
T = Torsi yang bekerja pada poros
k = Faktor perencanaan = 1,25 s/d 1,5
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui, maka gaya
keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari yaitu :
F = 2/dTp .................. 1) dimana : d = diameter poros
Dalam perencanaan pasak, ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus :
a.Putus akibat gaya geser
b.Putus akibat tekanan bidang Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan
putus akibat gaya geser maka :
F = A τg
---------- > F = L b τg........................ 2)
dimana : A = Luas penampang kemungkinan putus tergeser
∆=Lb
τg= Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan pasak.
Dari pers. 1 & 2 diperoleh :
2/dTp = L b τg===== > Tp = L b 2dτg...................... 3)
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang :
F = A σD
∆ = L 2t
------ > F = L 2tσD dimana Tp = F 2d
===== > Tp = L 2t2dσD .................. 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan,
maka dari pers. 3 & 4 diperoleh :
L b 2dτg= L 2tσD
b τg = 2tσD ==== > tb = gDτσ2
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka
hasil perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasi.Bila
hasil perhitungan, ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak,
maka ukuran pasak yang diambil adalah ukuran yang lebih besar.
Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak, sesuai dengan standart
yang dipasaran.
Tabel standart Pasak melintang menurut IS : 2292 dan 2293 – 1963
Desain Pasak
Dalam perencanaan pasak, dimensi pasak sudah distandarkan sesuai
diameter porosnya. Pada perencaan ini dipilih psak dengan tipe square. Sedangkan
yang perlu dianalisa adalah tegangan geser dan tegangan kompresinya. Dimensi
dasar pasak square ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
F’
F
F
L
F’
H
W
Gambar 5.1 Skema pasak
F
Ss =
A
2.T
Ss =
W .L.D
Supaya pasak aman dalam beroperasi maka syarat yang harus dipenuhi adalah
Ssyp
Ss
N
N = faktor keamanan
F
Sc =
A
4.T
Sc =
W .L.D
Supaya pasak Aman maka syarat yang harus dipenuhi adalah
Scyp
Sc
N
Dimana :
Scyp = tegangan kompresi bahan = tegangan tarik (Syp)
N = faktor keamanan
Adapun untuk menentukan panjang pasak maksimum pasak dapat dimabil dari
persamaan
4.T
L=
Sc.W .D
atau bila diperhitungka harga koreksinya , maka akan diperhitungkan harga e(faktor
kekuatan relatif). Dimana harga e dirumuskan sebagai berikut:
e = 1 – 0,2 w –1,1 h
dimana : e = kekuatan relatif
W H
w= h=
D D
D2
L e.0,58.
4.W
1. Tegangan geser
2.T
Ss
W .L.D
2. Tegangan Kompresi
4.T
Sc ……………………….. (2.)
W .L.D
Scyp
Sc ; Aman
N
2.(901,03)
Ss
(0,5).(0,75).(1,29)
Ss = 3716,312 psi
Ssyp
Ss (AMAN)
N
4.(901,03)
Sc
(0,5).(0,75).(1,29)
Sc = 188000 psi
Scyp = Syp
Scyp = 188.000 psi)
Scyp
Sc (AMAN)
N
Jadi dari hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut dengan material AISI
1022