Anda di halaman 1dari 2

Contoh soal

Rencanakan sebuah poros untuk memindahkan daya dari sebuah motor listrik sebesar 8 (kw) pada
putaran 900 (rpm). Poros mengalami beban punter, dan juga beban lentur. Pada poros dibuat sebuah
alur pasak, jika sehari poros ini dipakai selama 8 jam dengan tumbukan ringan. Bahan yang dibuat dari
baja batang difinis dingin S30C-D.

1. Daya yang ditransmisikan P = 8 (kw), putaran n1 = 900 (rpm)


2. Faktor koreksi untuk tumbukan ringan fc = 1,0
3. Harga daya yang direncanakan Pd = fc x P. Maka Pd = 1 x 8 = 8 (kw)
4. Harga momen punter rencana T = 9,74 x 10 ⁵ x 8 / 900 = 8657,77 (kg.mm)
5. Kekuatan bahan S30C-D, Dari table bahan diketahui :
Tegangan Tarik 𝜎B = 48 (kg / mm²),
Faktor keamanan untuk menghitung tegangan geser ijin Sf₁ = 6,0
Dan factor keamanan untuk kosentrasi tegangan Sf₂ = 2,0
6. Tegangan geser yang diijinkan Ʈa = 𝜎B / Sf₁ x Sf₂ = 48 / ( 6 x 2 ) = 48 / 12 = 4 (kg/mm²)
7. Karena poros akan mengalami beban lentur maka diambil factor beban lentur Cь = 2,0 dan
factor koreksi untuk momen punter K𝑡 = 1,5
8. Dengan memasukan harga tegangan geser yang diijinkan, momen puntir rencana, factor-faktor
keamanan, factor beban lentur dan factor koreksi untuk momen puntir pada rumus untuk
5,1 1
menghitung diameter poros dѕ = [ Ʈa . Kt . Cb . Ʈ ] 3
5,1 1
ds = [ 4
. 5,1 . 2,0 .8657 ] 3
1
ds = [ 33113 ]
3
ds = 32,11 ( kg.mm )

maka dibuat diameter poros ds = 32 (mm)

9. Pemasangan poros pada konstruksi mesin selalu ditumpu oleh beberapa bantalan agar poros
dapat berputar dengan lancar dan kokoh. Bantalan yang dipakai umumnya berdiameter poros
dan disesuaikan dengan diameter dalam bantalan yang tersedia. Untuk menyesuaikan dengan
diameter bantalan maka poros dibuat bertangga artinya pada bagian yang akan dipasang
bantalan dibuat lebih besar. Anggaplah diameter bagian yang menjadi tempat bantalan adalah d
= 35 (mm), jari-jari filet r = 35-32 / 2 = 1,5 (mm), alur pasak 10 x 8 x filet 0,4 (0,4 besar dari JIS)
Kosentrasi tegangan pada poros bertangga dari diagram R. E. Peterson adalah jari-jari filet r
dibagi dengan diameter poros d yaitu 1,5 /32 = 0,046 dan dari hasil bagi diameter poros tempat
bantalan dengan diameter poros didapatkan 35/32 = 1,09, maka besarnya harga factor
kosentrasi tegangan untuk poros bertangga β = 1,3
Pemasangan elemen mesin pada mesin pada poros (roda gigi, pulley) dihubungkan dengan
pasak agar dapat ikut berputar bersama-sama dengan poros. Untuk itu pada harus dibuat alur
pasak sebagai tempat pemasangan pasak. Alur pasak yang dibuat mengakibatkan terjadinya
kosentrasi tegangan pada bagian tersebut. Besarnya harga factor kosentrasi pada poros beralur
pasak (α) dapat diperoleh dengan diagram R. E. Peterson. Harga kosentrasi tegangan pada poros
dengan alur pasak didapat dari harga jari-jari filet r = 0,4 dibagi dengan harga diameter poros 32
yaitu sama dengan 0,0125, maka didapatkan α = 2,3. Harga α > β maka yang dipergunakan
adalah harga α
Harga tegangan geser ijin yang dipergunakan untuk menghitung diameter pada no 8 didapatkan
dengan menggunakan factor tegangan yang diambil sembarang yaitu 2. Dari perhitungan factor
kosentrasi tegangan yang didapat dari diagram R. E. Peterson ternyata lebih besar yaitu 2,3
maka perlu diadakan pengecekan apakah Ʈa = Sf₂ / α apakah lebih besar atau lebih kecil dari Ʈ .
Cb . Kt
Jika ternyata lebih kecil berarti diameter maka berarti diameter yang didapatkan harus dikoreksi
menjadi lebih besar sedangkan jika lebih kecil berarti diameter tersebut sudah sesuai atau sudah
cukup kuat.
10. Pengecekan diameter hasil perhitungan no 8
Tegangan yang terjadi dapat dihitung dari persamaan (4)
Ʈ . Cb . Kt = 5,1 x 8657 / (32)ᵌ = 5,1 x 8657 / 32768 = 5,1 x 0,264 = 1,347 (kg/mm²)
Maka tegangan geser yang terjadi dikalikan factor beban lentur dan factor koreksi beban Ʈ . Cb .
Kt = 1,34 x 2,0 x 1,5 = 4,02 (kg/mm²)
Tegangan geser yang diijinkan dengan menggunakan factor kosentrasi tegangan α atau β dan
dipilih yang besar yaitu 2,3 (harga ini lebih besar dari harga perkiraan Sf₂ = 2 )
Maka tegangan geser yang diijinkan dikalikan dengan Sf₂ dibagi dengan α
Ʈa = Sf₂ / α = 4 x 2,0 / 2,3 = 4 x 0,86 = 3,47 (kg / mm²)
Berarti Ʈa = Sf₂ / α < Ʈ . Cb . Kt
3,47 < 4,02 maka harga diameter hasil perhitungan no 8 harus dikoreksi dan
perhitungan ulang dengan mengubah diameter poros menjadi lebih besar yaitu :
11. Buatlah diameter menjadi ds = 35 (mm)
Diameter bagian bantalan dibuat = 38 (mm)
Jari-jari filet (38 – 35 ) / 2 = 1,5 (mm)
Alur pasak 10 x 8
Kosentrasi tegangan dari poros bertangga adalah
1,5 / 35 = 0,042, 38 / 35 =1,08 β = 1,30
Kosentrasi tegangan dari poros dengan alur pasak adalah
10 x 4,5 x 6
α = 2,3 α > β
12. Tegangan yang terjadi Ʈ = 5,1 x 8657 (35)ᵌ = 1,02 (kg/mm²)
Maka tegangan geser yang terjadi dikalikan factor beban lentur dan factor koreksi beban Ʈ . Cb .
Kt = 1,02 x 2,0 x 1,5 = 3,06 (kg/mm²)
Tegangan geser yang diijinkan dengan menggunakan factor kosentrasi tegangan α atau β dan
dipilih yang besar yaitu (harga ini lebih besar dari harga perkiraan Sf₂ sama dengan 2 ).
Maka tegangan geser yang diijinkan dikalikan dengan Sf₂ dibagi dengan α
Ʈa = Sf₂ / α = 4 x 2,0 / 2,3 = 3,47 (kg/mm²)
Berarti Ʈa = Sf₂ / α > Ʈ . Cb . Kt atau sudah baik.
13. Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan harga diameter poros yang dapat dipakai adalah
ds = 35 (mm) dari bahan S30C-D
Diameter poros = ᶲ 35 x ᶲ 38
Jari-jari filet = 1,5 (mm)
Pasak : 10 x 8
Alur pasak : 10 x 4,5 x 6

Anda mungkin juga menyukai