MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pendidikan Agama Islam
Yang diampu oleh Bapak Hasyim
Disusun Oleh :
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manusia dalam Al Qur’an ........................................................ 2
2.2 Hakekat Manusia ........................................................................................ 4
2.3 Pengertian Agama ...................................................................................... 6
2.4 Karakteristik Agama .................................................................................. 9
2.5 Hubungan Agama Dengan Manusia Dalam Kehidupan ............................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Quraish Shihab mengutip dari Alexis Carrel dalam “Man the Unknown”,
bahwa banyak kesukaran yang dihadapi untuk mengetahui hakikat manusia,
karena keterbatasan-keterbatasan manusia sendiri.
Kata basyar disebut dalam Al-Qur’an 27 kali. Kata basyar menunjuk pada
pengertian manusia sebagai makhluk biologis (QS Ali ‘Imran [3]:47) tegasnya
memberi pengertian kepada sifat biologis manusia, seperti makan, minum,
hubungan seksual dan lain-lain.
Kata an-nas yang disebut sebanyak 240 dalam Al-Qur’an mengacu kepada
manusia sebagai makhluk sosial dengan karateristik tertentu misalnya mereka
mengaku beriman padahal sebenarnya tidak (QS Al-Baqarah [2]:8)
Kata “Abdi” berasal dari kata bahasa Arab yang artinya memperhambakan
diri, ibadah (mengabdi/memperhambakan diri). Manusia diciptakan oleh Allah
agar ia beribadah kepada-Nya. Pengertian ibadah di sini tidak sesempit pengertian
ibadah yang dianut oleh masyarakat pada umumnya, yakni kalimat syahadat,
shalat, puasa, zakat, dan haji tetapi seluas pengertian yang dikandung oleh kata
memperhambakan dirinya sebagai hamba Allah. Berbuat sesuai dengan kehendak
dan kesukaann (ridha) Nya dan menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya.
Sebagai orang yang beriman kepada Allah, segala pernyataan yang keluar
dari mulut tentunya dapat tersingkap dengan jelas dan lugas lewat kitab suci Al-
Qur’an sebagai satu kitab yang abadi. Dia menjelaskan bahwa Allah menjadikan
manusia itu agar ia menjadi khalifah (pemimpin) di atas bumi ini dan kedudukan
ini sudah tampak jelas pada diri Adam (QS Al-An’am [6]:165 dan QS Al-Baqarah
[2]:30) di sisi Allah menganugerahkan kepada manusia segala yang ada dibumi,
semula itu untuk kepentingan manusia (ia menciptakan untukmu seluruh apa yang
ada dibumi ini. QS Al-Baqarah [2]:29). Maka sebagai tanggung jawab
kekhalifahan dan tugas utama umat manusia sebagai makhluk Allah, ia harus
selalu menghambakan dirinyakepada Allah Swt.
Jadi dari uraian tersebut diatas bisa ditarik kesimpulan secara singkat
bahwa manusia hakikatnya adalah makhluk biologis, psikolsogi dan sosial yang
memiliki dua predikat statusnya dihadapan Allah sebagai Hamba Allah (QS Al-
Dzarait [51]:56) dan fungsinya didunia sebagai khalifah Allah (QS Al-Baqarah
[2]:30); al-An’am [6]:165), mengantur alam dan mengelolanya untuk mencapai
kesejahteraan kehidupan manusia itu sendiri dalam masyarakat dengan tetap
tunduk dan patuh kepada sunnatullah.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif
mampu mengatur dan mengontrol dirinya serta mampu menentukan nasibnya.
3. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
4. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati
Karena itu, kualitas, hakikat, fitrah, kesejatian manusia adalah baik, benar,
dan indah. Tidak ada makhluk di dunia ini yang memiliki kualitas dan kesejatian
semulia itu . Sungguhpun demikian, harus diakui bahwa kualitas dan hakikat baik
benar dan indah itu selalu mengisyaratkan dilema-dilema dalam proses
pencapaiannya. Artinya, hal tersebut mengisyaratkan sebuah proses perjuangan
yang amat berat untuk bisa menyandang predikat seagung itu. Sebab didalam
hidup manusia selalu dihadapkan pada dua tantangan moral yang saling
mengalahkan satu sama lain. Karena itu, kualitas sebaliknya yaitu buruk, salah,
dan jelek selalu menjadi batu sandungan bagi manusia untuk meraih prestasi
sebagai manusia berkualitas mutaqqin di atas.
Manusia terdiri dari sekumpulan organ tubuh, zat kimia, dan unsur
biologis yang semuanya itu terdiri dari zat dan materi Secara Spiritual manusia
adalah roh atau jiwa. Secara Dualisme manusia terdiri dari dua subtansi, yaitu
jasmani dann ruhani (Jasad dan roh). Potensi dasar manusia menurut jasmani ialah
kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, di darat, laut
maupun udara. Dan jika dari Ruhani, manusia mempunyai akal dan hati untuk
berfikir(kognitif), rasa(affektif), dan perilaku(psikomotorik). Manusia diciptakan
dengan untuk mempunyai kecerdasan.
Kata agama dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan “din” dalam
bahasa Arab dan Semit, atau dalam bahasa Inggris “religion”. Dari arti bahasa
(etimologi) agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tidak pergi, tetap
ditempat, diwarisi turun temurun. Sedangkan kata “din” menyandang arti antara
lain menguasai, memudahkan, patuh, utang, balasan atau kebiasaan.
7
a. Agama, din, religion adalah satu sistem credo (tata keimanan atau tata
keyakinan) atas adanya Yang Maha Mutlak diluar diri manusia;
b. Agama juga adalah sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang
dianggapnya Maha Mutlak tersebut.
c. Di samping merupakan satu sistema credo dan satu sistema ritus, agama juga
adalah satu sistem norma (tata kaidah atau tata aturan) yang mengatur hubungan
manusia sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam lainnya, sesuai dan
sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan termaktub diatas.
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:
1. Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada
keraguan lagi
· Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan
manusia.
· Pedoman keberadaan
dunia bila tidak berpedoman pada agama. Dewasa ini agama mengalami beralih
dan berpedoman kepada akal logikanya. Padahal akal dan logika manusia
memiliki keterbatasan yaitu keterbatasan melihat masa depan. Sedangkan agama
telah disusun sedemikian rupa oleh sang pencipta agar menjadi pedoman
sepanjang hayat manusia. Akibat dari skularisme ini mnimbulkan gaya hidup baru
bagi kaum muslim yakni gaya hidup hedomisme dan pragmatis.
3. Agama adlah suatu sistem nilai atau norma (kaidah) yang menjadi pola
hubungan manusiawi antara sesama manusia dan pola hubungan dengan ciptaan
lainnya dari yang absolut.
Tetapi “apa” dan “siapa” kekuatan gaib yang mereka rasakan sebagai sumber
kehidupan tersebut, dan bagaimana cara berkomunikasi dan memohon
peeerlindungan dan bantuan tersebut, mereka tidak tahu. Mereka hanya merasakan
adanya da kebutuhan akan bantuan dan perlindunganya. Itulah awal rasa agama,
yang merupakan desakan dari dalam diri mereka, yang mendorong timbulnya
perilaku keagamaan. Dengan demikian rasa agama dan perilaku keagamaan
(agama dan kehidupan beragama) merupakan pembawaan dari kehidupan
manusia, atau dengan istilah lain merupakan “fitrah” manusia.
Kemudian pada masa tua, dimana kemampuan akal fikiran dan budidaya manusia
sudah mulai berkurang, maka manusia memerlukan kembali tempat bergantung
yang pasti sebagai tempat kembali.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR RUJUKAN
Fathoni Ahmad Miftah Drs., M.Ag. 2001. Pengantar Studi Islam. Semarang:
Gunung Jati.
Syukur Amin Prof. Dr. H. M., MA. 2010. Pengantar Studi Islam. Semarang:
Pustaka Nuun