Disusun oleh :
1. Dwi fathimah ( 1905056006 )
2. Ima anis luthfia ( 1905056017 )
3. Nur halisah ( 1905056022 )
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS NEGERI WALISONGO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
PENULIS
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, banyak sekali berbagai masalahan kehidupan yang terjadi.
Segala kejadian yang terus menerus terjadi baik dari segi permasalahan sosial yang
berkaitan dengan agama, suku, dan kebudayaan. Isu-isu kontemporer tersebut sebenarnya
tidaklah dikenal dalam islam, namun seringkali dijadikan sebagai problematika
permasalahan dalam sosial, dikaitkan dengan islam karena arti sebenarnya dari istilah
yang termasuk dalam isu-isu kontemporer tersebut merupakan hal yang terkadang
bertolak belakang dari ajaran agama islam.
Berbagai isu-isu kontemporer yang awal mulanya timbul dari bangsa barat yang
hingga saat ini masih sering kita dengar, lihat dan saksikan diberbagai media yang tidak
jarang berupa buku, majalah, koran, televisi, radio dan media yang sekarang sudah bebas
untuk kita akses yaitu internet.
1.2 Tujuan
Mempelajari lebih dalam mengenai apa itu isu-isu kontemporer dan yang berkaitan
dengan dasar ketuhanan, demokrasi, dan nilai-nilai kemanusiaan.
- Ancaman isu-isu kontemporer dalam bentuk baru bukan berupa “serangan militer”
yg dilakukan oleh suatu negara kepada negara lain, tetapi tindakan kejahatan yang
dilakukan oleh non-state actor ( organisasi/individu yang ikut berpartisipasi dan
berperan dalam hubungan internasional ) dan ditujukan kepada state actor
( negara dan pemerintah itu sendiri ) maupun individu atau warga negara yang
mengancam keamanan umat manusia (Human Security).
Salah satu wacana yang cukup kontroversional dalam kalangan intelektual muslim
adalah demokrasi. Hal ini wajar terjadi karena demokrasi merupakan barang asing yang
bertolak belakang dengan pandangan dunia islam. Semenjak kedatangan barat ke dunia islam,
ideologi maupun hasil pengetahuan barat dianggap sebagai salah satu simbol kemajuan.
Demokrasi adalah salah satu dari bentuk penerapan ideologi barat dalam sistem
pemerintahan dan tak sedikit dari negara-negara yang menerapkan ideologi barat sebagai
klaim atas suatu kemajuan baik negara dengan mayoritas penganut islam ataupun bukan.
Islam mengenal musyawarah sebagai cara untuk menyelesaikan urusan umat dalam
sistem pemerintahan. Sedangkan demokrasi yang berasakan dari rakyat oleh rakyat dan untuk
rakyat dalam sistem pemerintahan merupakan pembahasan yang kontroversial di kalangan
cendekiawan islam.beberapa berpendapat bahwa demokraasi memiliki persamaan dan
keselarasan dengan asas musyawarah dalam islam ., tetapi sebagian yang lain berpendapat
bahwa demokrasi merupakan hal yang bertentangan dengan islam karena berkedaulatan berad
mutlak di tangan rakyat, juga dilihat dari aspek bahwa demokrasi merupakan tandingan atas
kedaulatan hukum Allah SWT.
Meninggalkan demokrasi untuk menegakkan syariat islam bukanlah hal yang baik
untuk diambil. Jika ranah politik merupakan satu-satunya cara untuk mewujudkan keinginan
dan aspirasi umat, maka mengikuti pemilu dan duduk di kursi pemerintahan wajib hukumnya.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA