Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HAKIKAT MANUSIA, AGAMA DAN RUANG LINGKUPNYA

Disusun Oleh:

1.Raihanun (2204060058)

2.Husnan Hadi (2204060003)


3.Ahmad Ramzi Karim (2204060002)

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA

NUSA TENGGARA BARAT

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalahyang berjudul “Hakikat
Manusia Menurut Islam”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Agama di Universitas Nahdlatul
Ulama.Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.

Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.Dalam penulisan makalah ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1

A.Latar Belakang……………………………………………………………………….1

B.Rumusan Masalah……………………………………………………………………1

C.Tujuan…………………………………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………3

A.Pengertian Hakikat Manusia…………………………………………………….3

B.Pengertian Manusia………………………………………………………………3

C.Tujuan Penciptaan Manusia……………………………………………………..5

D.Fungsi dan Peran Manusia……………………………………………………….6

E.Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba dan Khalifah ALLAH SWT…6

F.Pengertian Agama Islam…………………………………………………………7

G.Ruang Lingkup Ajaran Islam……………………………………………………8

H. Pentingnya Agama Bagi Manusia………………………………………………10

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..13

Kesimpulan………………………………………………………………...13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara tentang manusia dan agama dalam Islam adalah membicarakan


sesuatu yang sangat klasik namun senantiasa aktual. Berbicara tentang kedua hal
tersebut sama saja dengan berbicara tentang kita sendiri dan keyakinan asasi kita
sebagai makhluk Tuhan.

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Di dalam Al – Quran manusia


disebut al insan, annas, kadang kala disebut bani adam. Oleh karena itu, manusia dan
berbagai hal di dalam dirinya sering menjadi perbincangan di berbagai kalangan.
Hampir semua lembaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak
karyanya terhadap diri sendiri serta lingkungan tempat tinggalnya.

Agama islam sebagai agama yang paling baik, tidak pernah menggolongkan
manusia kedalam kelompok binatang, selama manusia itu mempergunakan akal
pikirannya. Namun, jika manusia itu tidak mempergunakan karunianya maka derajat
manusia akan turun, bahkan jauh lebih rendah dari seekor binatang.Sangat menariknya
pembahasan tentang manusia inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengulas
“Hakekat Manusia” menurut pandangan Islam.

B. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian hakikat dan manusia itu ?

2) Apa saja tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia ?

3) Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT ?

4)Apa pengertian dari agama?

5)Apa saja ruang lingkup dari ajaran agama?

6)Apa saja alasan manusia harus mempunyai agama?

iv
C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian hakikat dan manusia.

2) Untuk mengetahui tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia 

3) Untuk mengetahui tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah

SWT

4)Untuk mengetahui pengertian dari agama

5)Untuk mengetahui apa saja ruanglingkup dari ajaran agama

6)Untuk mengetahui alasan manusia harus punya agama.

v
BAB II

PEMBAHASAN

HAKIKAT MANUSIA DALAM ISLAM

A. Pengertian Hakikat

Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-


benarnya. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu. Karena itu
dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri.
Dikalangan tasauf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu
muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari
hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia. Hakikat manusia adalah sebagai berikut :

1) Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya


untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

2) Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial.

3) Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif


mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

4) Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang


tidak pernah selesai selama hidupnya.

5) Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha


untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati.

6) Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.

B. Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan


oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini.Manusia

vi
adalah makhluk serba dimensi. Dimensi pertama secara fisik manusia hampir
sama dengan hewan, membutuhkan makan,minum,kawin dan sebagainya. Dimensi
kedua, manusia memiliki sejumlah emosi. Dimensi ketiga manusia memiliki
perhatian terhadap keindahan.Dimensi keempat, manusia memiliki naluri untuk
menyembah kepada Tuhannya. Dimensi kelima, manusia dikaruniai akal, pikiran,
dan kehendak bebas, sehingga ia mampu menciptakan keseimbangan dalam
kehidupan. Dimensi keenam, manusia mampu mengenali dirinya, sehingga ia
menyadari siapa pencipta dirinya, bagaimana histori penciptaanya, mengapa ia
diciptakan dan untuk apa ia diciptakan.Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 4
kosa kata yang berbeda dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang
berbeda yaitu:

1.BaniAdam

Manusia disebut bani adam, karena dilihat dari aspek historis


penciptaannya, yaitu makhluk ciptaan Allah yangmerupakan keturunan nabi Adam.

2..Basyar

Penyebutan ini sesuia dengan sifat-sifat biologis manusiaseperti asalnya


dari tanah liat atau lempung keringdan makhluk Allah yang memiliki sifat-sifat
fisik, kimia dan biologis dalam dirinya yang membutuhkan makan, minum, dan
sebagainya

3.Insan

Insan adalah makhluk yang terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.


Ini menunjukkan manusia yang memiliki sifat-sifat psikologis atau spiritual
sebagai makhluk yang berpikir, menyerapilmu, dan memikul amanah.

4.An-Nas

Dilihat dari aspek sosiologis manusia merupakan mahkluk ciptaan Allah


yang mempunyai sifat-sifat dan kecenderungan untuk hidup berkelompok dengan
sesamanya ( bermasyarakat ), sehingga disebut makhluk social.

Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis,


psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang

vii
tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.Sebenarnya manusia
itu terdiri dari 3 unsur yaitu :

1. Jasmani.Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.

2. Ruh.Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja

.3 Jiwa.Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang


diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat
di kelompokkan pada dua hal yaitu potensi fisik dan potensi rohania. Ibnu
sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah
makhluk social dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk
social untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena
manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain
manusia baru bisa mencapai kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila
hidup berkumpul bersama manusia.

C. Tujuan Penciptaan Manusia

Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu Allah.


Pengertian penyembahan kepada Allah tidak bisa di artikan secara sempit, dengan
hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan
berarti ketundukan manusia dalam hokum Allah dalam menjalankan kehidupan di
muka bumi, baik yamg menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun manusia
dengan manusia.

Oleh kerena itu penyembahan harus dilakukan secara suka rela, karena Allah
tidak membutuhkan sedikitpun pada manusia karena termasuk ritual-ritual
penyembahannya. Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia adalah akan
menjadikan dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelolah alam
semesta. Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukum-hukum
kemanusiaan yang telah Allah ciptakan.

viii
D. Fungsi dan Peran Manusia

Berpedoman pada Al-Quran surah al-baqarah ayat 30-36, status dasar manusia
yang mempelopori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan
sebagai penerus ajaran Allah maka peran yang dilakukan adalah penerus pelaku ajaran
Allah dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah Swt.Peran yang
hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah di
antaranya adalah:

1. Belajar

2. Mengajarkan ilmu 

3. Membudayakan ilmu

Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama
ummat manusia dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu
pada diri sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.

E. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT

1) Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT

Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan
kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam
ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.Oleh karena itu,
dalam al-quran dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun naran” (jagalah dirimu
dan keluargamu dengan iman dari api neraka).

2) Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah SWT

Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus


dipertanggungjawabkan dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah
tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta
pengolaan dan pemeliharaan alam.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia


menjadi khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran di muka bumi.
Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya
mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan
ix
hidpnya.Oleh karena itu hidup manusia, hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan
amaliah. Kerja keras yang tiada henti sebab bekerja sebagai seorang muslim adalah
membentuk amal saleh.

 F.Pengertian Agama Islam

Pengertian agama menurut bahasa (etimologi) atau secara lughawi, menurut H.M
Syafaat, bahwa agama berarti “tidak kacau”. Kata agama itu berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu a = tidak, gama = kacau (tidak kacau). Pengertian agama secara istilah
adalah sesuatu yang membawa peraturan yang merupakan hukum yang harus dipatuhi,
menguasai diri seseorang dan membuat ia tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan
menjalankan ajaran itu, membawa kewajiban-kewajiban yang kalau tidak dijalankan
menjadi utang.kewajiban dan kepatuhan membawa faham pembalasan, menjalankan
mendapat baik, mengingkarinya memperoleh balasan buruk.
Pengertian Islam secara etimologi adalah sebagai berikut : Islam itu berasal dari
bahsa Arab, dari bentuk masdar (isim masdar, dalam istilah ilmu sharaf) yaitu
“penyerahan diri (menyerahkan diri)”. Sedangkan pengertian Islam secara istilah adalah
sebagai berikut : Islam adalah agama yang mengatur manusia agar menjadi selamat,
sejahtera, aman, damai, dan menyerahkan diri kepada Allah, patuh dan tunduk kepada-
Nya serta mau beribadah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Secara kongkrit
pengertian agama Islam menurut istilah adalah sebagai berikut : Agama Islam yang
diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang disiarkan dengan dakwah
ke seluruh penjuru dunia, memberikan petanda bahwa Islam diperuntukkan bagi semua
manusia yang berada di muka bumi. Kesempurnaan, keuniversilan dan kecocokan
ajaran Islam dalam kehidupan manusia baik kehidupan masa lalu, masa sekarang,
maupun masa yang akan datang jelas memberikan pandangan yang luas kepada
manusia bahwa Islam mempunyai konsepsi yang matang, terarah dan sesuai dengan
perkembangan zaman yang sebagian besar ditandai dengan akselerasi peradaban,
rekayasa industri dan teknologi.aksioma yang dapat diterima bahwa Islam pada
prinsipnya adalah agama yang mengatur manusia di dunia agar memenuhi perintah
Tuhannya dan selalu mentaatinya, dan tunduk serta tawakal untuk mencapai tingkatan
takwa yang sesungguhnya.
1. Pengertian Agama Islam Secara Bahasa dan Istilah Islam
Secara bahasa pengertian islam bermakna berserah diri, tunduk, patuh dan
ta'at. Maksudnya mengenai kalimat tersebut yaitu kepatuhan dan ketundukan yang

x
ditunjukkan kepada Allah SWT. Definisi islam menurut Muhammad bin Abdul Wahab
yaitu Menyerahkan diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya tunduk kepada-Nya
dengan penuh ketaatan dan berlepas diri dari kesyirikan dan orang-orang musyrik.
Islam merupakan agama yang Allah turunkan kepada semua Rasul-Nya dari
sejak Rasul pertama hingga yang terakhir, agar ia menjadi rahmat bagi seluruh makhluk
alam ini.  Islam datang dalam bentuk konsep, aturan, undang-undang, prinsip serta
ideologi yang harus diberlakukan kepada setiap manusia agar manusia meraih
kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat

Secara Istilah pengertian islam lebih luas dari apa yang didefinisikan oleh
para ulama. Yang demikian itu karena adanya hadits Rasullah SAW yang menjelaskan
makna Islam, diantaranya adalah sebagai berikut ini :
A. Islam adalah engkau bersyahadat bahwasanya tiada illah melainkan Allah dan
bahwasanya Nabi Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat, menunaikan
zakat, melaksanakan shaum dibulan Ramadhan dan pergi Haji ke baitullah jika mampu.
( Potongan hadits Jibril yang diriwayatkan oleh Muslim).
B.Islam itu memiliki delapan saham; Islam itu sendiri merupakan saham, shalat juga
termasuk saham, zakat adalah saham, shaum adalah saham, Haji termasuk saham, amar
ma'ruf termasuk saham, nahi munkar termasuk saham, berjihad termasuk saham, maka
celakalah orang yangn tidak memiliki saham itu. (HR. Al Bazzar

G.Ruang Lingkup Ajaran Islam

Ruang lingkup ajaran islam meliputi tiga bidang yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak

a.  Aqidah

Aqidah arti bahasanya ikatan atau sangkutan. Bentuk jamaknya ialah aqa’id. Arti
aqidah menurut istilah ialah keyakinan hidup atau lebih khas lagi iman. Sesuai dengan
maknanya ini yang disebut aqidah ialah bidang keimanan dalam islam dengan meliputi
semua hal yang harus diyakini oleh seorang muslim/mukmin. Terutama sekali yang
termasuk bidang aqidah ialah rukun iman yang enam, yaitu iman kepada Allah, kepada
malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada hari
Akhir dan kepada qada’dan qadar.

xi
b.  Syari’ah

Syari’ah arti bahasanya jalan, sedang arti istilahnya ialah peraturan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan tiga pihak Tuhan, sesama manusia dan alam
seluruhnya, peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan disebut
ibadah, dan yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam
seluruhnya disebut Muamalah. Rukun Islam yang lima yaitu syahadat, shalat, zakat,
puasa dan haji termasuk ibadah, yaitu ibadah dalam artinya yang khusus yang materi
dan tata caranya telah ditentukan secara parmanen dan rinci dalam al-Qur’an dan
sunnah Rasululah Saw.

c  Akhlak
Akhlak adalah berasal dari bahasa Arab jamat dari “khuluq” yang artinya
perangai atau tabiat. Sesuai dengan arti bahasa ini, maka akhlak adalah bagian ajaran
islam yang mengatur tingkahlaku perangai manusia. Ibnu Maskawaih mendefenisikan
akhlak dengan “keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan-
perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran”. Akhlak ini meliputi akhlak manusia
kepada tuhan, kepada nabi/rasul, kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada tetangga,
kepada sesama muslim, kepada non muslim.
Dalam Islam selain akhlak dikenal juga istilah etika. Etika adalah suatu ilmu
yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di
dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus
diperbuat (Amin, 1975 : 3) Jadi, etika adalah perbuatan baik yang timbul dari orang
yang melakukannya  dengan sengaja dan berdasarkan kesadarannya sendiri serta dalam
melakukan perbuatan itu dia tau bahwa itu termasuk perbuatan baik atau buruk. Etika
harus dibiasakan sejak dini, seperti anak kecil ketika makan dan minum dibiasakan
bagaimana etika makan atau etika minum, pembiasaan etika makan dan minum sejak
kecil akan berdampak setelah dewasa.
Sama halnya dengan etika berpakaian, anak perempuan dibiasakan menggunakan
berpakaian berciri  khas perempuan seperti jilbab sedangkan laki-laki memakai kopya
dan sebagainya. Islam sangat memperhatikan etika berpakai sebagaimana yang
tercantum dalam surat al-Ahsab di atas.

xii
H.  Pentingnya Agama Bagi Manusia

Sekurang-kurangnnya ada tiga alasan yang melatar belakangi perlunya manusia


terhadap agama. Ketiga alasan tersebut secara singkat dapat dikemukakan sebagai
berikut.

1.      Latar Belakang Fitrah Manusia

Kenyataan manusia memiliki fitrah keagamaan pertama kali ditegaskan dalam


ajaran Islam, yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitri manusia. Sebelumnya,
manusia belum mengenal kenyataan ini. Baru di masa akhir-akhir ini, muncul
beberapa orang yang menyerukan dan mempopulerkannya. Fitrah keagamaan yang
ada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya manusia pada agama.
Oleh karenanya, ketika datang wahyu Tuhan yang menyeru manusia agar beragama,
maka seruan tersebut memang amat sejalan dengan fitrahnya itu. Dalam konteks ini
kita dapat melihat ayat al-qur’an surat Ar-Ruum ayat 30 yang artinya: “Hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tetaplaj atas fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia sesuai dengan fitrah itu”.

Adanya potensi fitrah beragama yang terdapat pada manusia tersebut dapat
pula dianalisis dari istilah insan yang digunakan Al-qur’an untuk menunjukkan
manusia. Musa Asy’ari menyatakan bahwa manusia (insan) adalah manusia yang
menerima pelajaran dari Tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya.
Manusia (insan) secara kodrati sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna bentuknya
dibandingkan dengan ciptaan Tuhan lainnya sudah dilengkapi dengan kemampuan
mengenal dan memahami kebenaran dan kebaikan yang terpancar dari ciptaan-Nya.
Lebih lanjut, pengertian manusia yang disebut insan, yang dalam al-qur’an dipakai
untuk menunjukkan lapangan kegiatan manusia yang amat luas adalah terletak pada
kemampuan menggunakan akalnya dan mewujudkan pengetahuan konseptualnya
dalam kehidupan konkret. Hal demikian berbeda dengan kata basyar yang digunakan
al-qur’an untuk menyebut manusia dalam pengertian lahiriahnya yang membutuhkan
makan, minum, pakaian, tempat tinggal, hidup dan kemudian mati. 

xiii
2. Kelemahan Dan Kekurangan Manusia

Faktor lain yang melatarbelakangi manusia memerlukan agama adala karena di


samping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki kekurangan. Hal
ini antara lain diungkapkan oleh kata an-nafs. Menurut Quraish Shihab, bahwa
dalam pandangan al-qur’an, nafs  diciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang 
berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan,
dan karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh al-qur’an dianjurkan untuk diberi
perhatian lebih besar. Seperti yang tertera dalam al-qur’an surat Al-Syams ayat 7-8
yang artinya: “Demi nafs serta penyempurnaan ciptaan, Allah mengilhamkan
kepadanya kefasikan dan ketakwaan.”
Menurut Quraish Shihab bahwa kata mengilhamkan berarti potensi agar
manusia melalui nafs  menangkap makna baik dan buruk, serta dapat mendorongnya
untuk melakukan kebaikan dan keburukan. Tetapi kata nafs dalam pandangan kaum
sufi merupakan sesuatu yang melahirkan sifat tercela dan periaku buruk. Pengertian
kaum sufi tentang nafs  ini sama dengan yag terdapat dalam Kamus Besar Bahasa
Indoneisa  yang antara lain menjelaskan bahwa nafs adalah dorongan hati yang kuat
untuk berbuat yang kurang baik. Selanjutnya, Quraish Shihab mengatakan, walaupun
al-qur’an menegaskan bahwa nafs berpotensi positif dan negatif, namun di peroleh
pula isyarat bahwa pada hakikatnya potensi positif manusialebih kuat daripada daya
tarik negatifnya, hanya aja daya tarik keburukan lebih kuat daripada daya tarik
kebaikan. Untuk menjaga kesucian nafs ini manusia harus selalu mendekatkan diri
pada Tuhan dengan bimbingan agama, dan di sinilah letaknya kebutuhan manusia
terhadap agama.
3.  Tantangan Manusia
Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena
manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang
datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan
hawa nafsu dan bisikan setan, sedangkan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa
dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupaya ingin
memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga,
dan pikiran yang  dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang di
dalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari Tuhan. Seperti yang tertera
dalam al-qur’an surat Al-anfal ayat 36 yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang

xiv
yang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan
Allah.”
Untuk itu, upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan
mengajar mereka agar taat menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup
demikian itu, saat ini semakin meningkat, sehinga upaya mengagamakan masyarakat
menjadi penting.

xv
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan apa yang telah dibahas maka daat ditarik kesimpulan sebgai
berikut
1.      Secara garis besar pengertian agama berarti “tidak kacau”. Kata agama itu
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu a = tidak, gama = kacau (tidak kacau) yang
membawa peraturan dan merupakan hukum yang harus dipatuhi, menguasai diri
seseorang dan membuat ia tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan menjalankan
ajaran itu, membawa kewajiban-kewajiban yang kalau tidak dijalankan menjadi
utang.kewajiban dan kepatuhan membawa faham pembalasan, menjalankan
mendapat baik, mengingkarinya memperoleh balasan buruk.  Ruang lingkup agama
secara umum memiliki tiga bidang yang harus diperhatikan yaitu aqidah, syari’ah
dan akhlak.
2.      Sekurang-kurangnnya ada tiga alasan yang melatar belakangi perlunya manusia
terhadap agama yaitu :
1.      Latar Belakang Fitrah Manusia
2.      Kelemahan Dan Kekurangan Manusia
3.      Tantangan Manusia.
Untuk itu, upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan
mengajar mereka agar taat menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup
demikian itu, saat ini semakin meningkat, sehinga upaya mengagamakan
masyarakat menjadi penting.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

http://www.tugasku4u.com/2013/05/makalah-hakikat-manusia-menurut-islam.html

Imron. 2013. Ruang Lingkup Ajaran Islam. (online).


(http://blog.spot.com/diakses pada 17 September 2014)
Jianto, Ari. 2012. Agama Islam. (online). (http://wordpress.com/diakses pada 17
September 2014)
Syakir, Ahmad. 2014. Pentingnya Agama Untuk Umat. (online).
(http://blog.spot.com/diakses pada 17 September).

xvii

Anda mungkin juga menyukai