Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu

Secara etimologis ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu alima,


yalamu, ilman, dan wazan faila, yafalu yang artinya mengerti,
memahami dengan benar. Dalam bahasa Inggris berarti science, bahasa
Latin berarti scintia (pengetahuan) dan scire (mengetahui). Dalam kamus
besar bahasa Indonesia artinya pengetahuan suatu bidang secara
sistematis berdasarkan metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala tertentu di bidang itu. Sedangkan menurut terminologi
ilmu memiliki ciri, yaitu :

a. Koheren, empiris, sistematis, dapat diukur dan dibuktikan.


b. Koherensi sistematik
c. Tidak memerlukan kepastian lengkap menurut penalaran perorangan.
d. Bersumber di dalam kesatuan obyeknya.

Menurut Mohammad Hatta, ilmu adalah pengetahuan yang


teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam masalah yang sama
tabiatnya, kedudukannya yang tampak dari luar dan bangunannya dari
dalam. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, ilmu adalah yang
empiris, rasional, umum dan sistematik, yang keempatnya serentak. Ashley
Montagu, ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu system
yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan
hakikat prinsip tentang hal yang sedang diuji. Landasan ilmu perlu
menjawab persoalan berikut :

1. Landasan ontologis, seperti : obyek apa yang ditelaah?


Bagaimana wujud hakiki dari obyek tersebut ?
2. Landasan epistemologis : bagaimana prosedur dan mekanismenya ?

3
3. Landasan aksiologis, seperti : untuk apa pengetahuan yang berupa
ilmu digunakan ?

4
2.2 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan secara etimologi yaitu knowledge (bahasa Inggris), dalam
Encyclopedia of Filosophy adalah kepercayaan yang benar (knowledge is
justified true belief). Secara terminology, menurut Sidi Gazalba, pengetahuan
adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu dari kenal, sadar, insaf,
mengerti dan pandai. Dalam arti luas berarti kehadiran internasional
obyek dalam subyek, dalam arti sempit berarti kebenaran, kepastian.
Pengetahuan dapat juga berarti pengalaman sadar, harus benar agar tidak
kontradiksi.

2.2.1 Jenis pengetahuan

Menurut Burhanuddin Salam jenis pengetahuan manusia antara lain :

a. Pengetahuan biasa, common sense, good sense, diperoleh dari


pengalaman sehari-hari.
b. Pengetahuan ilmu, usaha untuk mengorganisasikan dan
mensistemasikan common sense dari pengalaman dan pengamatan
sehari-hari.
c. Pengetahuan filsafat, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari
pemikiranbersifat kontemplatif dan spekulatif, menekankan pada
universalitas kajian mendalam.
d. Pengetahuan agama, berasal dari Tuhan melalui utusannya.

2.2.2 Perbedaan Pengetahuan dan Ilmu

Dalam bahasa Inggris, pengetahuan artinya knowledge, sedangkan


ilmu artinya science. Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu
atau perbuatan manusia untuk memahami obyek tertentu, berwujud barang
fisik, pemahaman melalui cara persepsi lewat indra, akal atau masalah

5
kejiwaan. Memiliki obyek tertentu, runtut, memiliki metode yang umum.

6
Menurut Liang Gie ilmu adalah aktivitas manusia sehingga memperoleh
pengetahuan, lebih lengkap dan cermat tentang alam di masa lampau, sekarang
dan nanti, untuk beradaptasi, mengubah lingkungan dan sifat-sifatnya.

Ilmu dan pengetahuan berbeda karena ciri sistematisnya dan cara


memperolehnya. Dalam bahasa, pengetahuan dan ilmu bersinonim arti,
sedangkan dalam arti material, keduanya berbeda.

2.3 Hakikat Dan Sumber Pengetahuan

1. Hakikat Pengetahuan

Dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan yaitu :

a. Realisme, gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada di alam nyata
sehingga pengetahuan adalah benar dan tepat jika sesuai dengan
kenyataan, mempertajam perbedaan antara yang mengetahui dan yang
diketahui. Tidak mementingkan pada subyek tapi obyek.
b. Idealisme, pengetahuan adalah proses mental psikologis yang
subyektif. Dunia dan bagiannya adalah satu kesatuan yang utuh dan
saling berhubungan. Mementingkan subyek dibandingkan obyek
sehingga tidak mengakui kebenaran universal, kebenaran menjadi
relative.

2. Sumber Pengetahuan
a. Empirisme, pengetahuan diperoleh melalui pengalaman, bukan
bawaan. Tokohnya : John Locke, David Hume.
b. Rasionalisme, pengetahuan diperoleh dengan akal. Tidak mengingkari
kegunaan indera dalam memperoleh pengetahuan.
c. Intuisi, hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi (Henry
Bergson), mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis
yang bersifat

7
analisis,menyeluruh, mutlak tanpa penggambaran simbolis, personal,
tidak bisa diramalkan, tidak dapat diandalkan, hanya sebatas hipotesa.
d. Wahyu, berasal dari Tuhan melalui para nabi.

Sehingga perbedaan filsafat dan ilmu, yaitu:

Filsafat Ilmu
1. Obyek material : universal 1. Obyek material : khusus
2. Obyek formal : nonfragmantis, 2. Obyek formal Fragmantis, spesifik
luas, mendalam dan mendasar intensif, teknik.
3. Menonjolkan daya spekulasi, kritis 3. Riset melalui trial and error.
dan pengawasan
4. Pertanyaan lebih jauh dan mendalam 4. Diskursif, logis, tidak tahu menjadi
berdasarkan realitas tahu.
5. Penjelasan terakhir, mutlak, 5. Penyebab tidak terlalu mendalam
mendalam (primary causa) lebih dekat yang sekunder
(secondary cause)

2.3.1 Filsafat Ilmu adalah bagian dari filsafat

Mencoba berbuat bagi ilmu apa saja yang dilakukan oleh filsafat bagi
pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua hal :

1. Membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menawarkan


sebagai landasan- landasan bagi keyakinan dan tindakan
2. Menguji secara kritis segala hal yang dapat ditawarkan sebagai suatu landasan
bagi keyakinan atau tindakan,termasuk penghapusan teori-teorinya yang tidak
konsisten dan mengandung kesalahan.

8
2.3.2 Kedudukan Filsafat Ilmu Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Pada dasarnya filsafat ilmu bertugas memberi landasan filosofi untuk
memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu, sampai membekalkan
kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Secara substantif fungsi perkembangan
tersebut memperoleh pembekalan dan disiplin ilmu masing-masing agar dapat
menampilkan teori substantif. Selanjutnya secara teknis dihadapkan dengan bentuk
metodologi, perkembangan ilmu dapat mengoprasionalkan perkembangan konsep
tesis, dan teori ilmiah dari disiplin ilmu masing-masing.
Kajian yang dibahas dalam filsafat ilmu meliputi hakikat (esensi) pengetahuan,
artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap masalah-masalah mendasar ilmu
pengetahuan seperti ontologi, epistemologi, dan aksiologi ilmu.

2.3.3 Manfaat Filsafat Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Filsafat berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai pemberi


nilai dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Filsafat mengambil peran penting karena
dalam filsafat kita bias menjumpai pandangan-pandangan tentang apa saja
(kompleksitas, mendiskusikan dan menguji kesahihan dan akuntabilitas pemikiran
serta gagasan-gagasan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan
intelektual. Secara sistematis. Artinya filsafat menawarkan metode-metode
mutakhir untuk menangani masalah-masalah mendalam manusia, tentang hakikat
kebenaran dan pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah, tentang tanggung jawab, dan
keadilan dan sebagainya. Melalui jalur sejarah filsafat. Di situ orang belajar untuk
mendalami, menanggapi, serta belajar dari jawaban-jawaban yang sampai sekarang
ditawarkan oleh para pemikir dan filosof terkemuka terhadap pertanyaan-pertanyaan
tersebut.

Kemampuan ini memberikan sekurang- kurangnya tiga kemampuan yang


memang sangat dibutuhkan oleh segenap orang yang dizaman sekarang harus atau
mau memberikan pengarahan, bimbingan, dan kepemimpinan spiritual dan intelektual
dalam masyarakat. Suatu pengertian lebih mendalam tentang manusia dan
dunia. Dengan mempelajari pendekatan-pendekatan pokok terhadap pertanyaan-
pertanyaan manusia paling hakiki, serta mendalami jawaban- jawaban yang diberikan
9
oleh pemikir-pemikir besar umat manusia, wawasan dan pengertian kita sendiri
diperluas. Sehingga, manfaat filsafat dalam perkembangan ilmu pengetahuan adalah :

1. Memberikan landasan filosofi dalam memahami berbagi konsep dan teori


disiplin ilmu. Landasan filosofi dalam memahami konsep dan teori yaitu;
ontologi ilmu, epistemologi ilmu, dan aksiologi ilmu. Ontologi ilmu : apakah
yang ingin diketahui ilmu, apa yang menjadi bidang telaah ilmu? Objek ilmu
adalah pengetahuan empiris, pengetahuan yang dapat dijangkau manusia. Ilmu
mengemukakan tiga asumsi mengenai objek empiris: (a) menganggap objek-objek
tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, misalnya dalam hal bentuk,
struktur, sifat, dsb. Kita dapat mengelompokkan beberapa objek yang serupa ke
dalam satu golongan; (b) menganggap bahwa suatu benda tidak mengalami
perubaan dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan keilmuan mempelajari tingkah
laku suatu objek dalam jangka waktu tertentu; (c) menganggap tiap gejala bukan
merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan. Tiap gejala mempunyai pola
tertentu. Epistemologi ilmu: teori pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan
yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Metode
inilah yang membedakan ilmu dengan buah pemikiran lain. Epistemologi berbicara
metode pengetahuan, yang dalam sejarah perkembangan manusia terdapat dua pola
dalam memoperoleh pengetahuan, yaitu dengan berfikir secara rasional dan cara
berfikir empiris. Gabungan antara pendekatan rasional dan empiris dinamakan
metode keilmuan. Aksiologi ilmu: apakah kegunaan ilmu bagi kehidupan
manusia. Ilmu banyak mengubah dunia dalam mengatasi berbagai persoalan
seperti penyakit, kelaparan, kemiskinan, dan berbagai wajah kehidupan lainnya.
Ilmu juga merupakan berkat dan penyelamat manusia. Ilmu bersifat neral, tidak
mengenal sifat baik dan buruk, hanya si pelilik ilmu itulah yang harus mempunyai
sikap. Jalan mana yang akan ditempuh oleh si pemilik ilmu terletak pada sistem
nilai si pemilik ilmu. Netralitas ilmu terletak pada epistemologi, sedangkan secara
ontologi dan aksiologi, ilmuwan harus mampu menilai antara yang baik dan yang
buruk, yang pada hakikatnya mengharuskan kita menentukan sikap. Kekuasaan
ilmu yang besar dari ilmuwan harus mempunyai landasan moral yang kuat.

10
2. Sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap
kegiatan ilmiah. Artinya, seorang ilmuwan harus memiliki sikap kritis terhadap
bidang ilmunya. Sehingga, dapat menghindarkan diri dari sikap arogansi,
menganggap bahwa hanya pendapatnya yang paling benar.
3. Menyatukan pengetahuan yang terpotong dalam pandangan hidup yang sempurna
dan terpadu.
4. Membantu membedakan ilmu dan scients
5. Menyumbang integrasi antar ilmu.

11
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Mencoba berbuat bagi ilmu apa saja yang dilakukan oleh filsafat bagi pengalaman
manusia. Filsafat melakukan dua hal :

1. Membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menawarkan


sebagai landasan- landasan bagi keyakinan dan tindakan.
2. Menguji secara kritis segala hal yang dapat ditawarkan sebagai suatu landasan bagi
keyakinan atau tindakan,termasuk penghapusan teori-teorinya yang tidak konsisten
dan mengandung kesalahan. Manfaat filsafat dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, yaitu :
a. Memberikan landasan filosofi dalam memahami berbagi konsep dan teori
disiplin ilmu.
b. Sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap
kegiatan ilmiah.
c. Menyatukan pengetahuan yang terpotong dalam pandangan hidup yang
sempurna dan terpadu.
d. Membantu membedakan ilmu dan scients
e. Menyumbang integrasi antar ilmu.

12

Anda mungkin juga menyukai