Anda di halaman 1dari 3

1

II. ILMU PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

2.1. Sasaran Pembelajaran


Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan definisi dan jenis-jenis pengetahuan
2. Menjelaskan perbedaan pengetahuan dan ilmu
3. Menjelaskan hakekat dan sumber-sumber pengetahuan
4. Menjelaskan teori-teori kebenaran
5. Menjelaskan klasifikasi dan hierarki ilmu

2.2. Materi Pembelajaran

A. DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN


Pengetahuan secara etimologi yaitu knowledge (bahasa Inggris), dalam
Encyclopedia of Filosophy adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true
belief). Secara terminology, menurut Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang
diketahui atau hasil pekerjaan tahu dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Dalam
arti luas berarti kehadiran internasional obyek dalam subyek, dalam arti sempit berarti
kebenaran, kepastian. Pengetahuan dapat juga berarti pengalaman sadar, harus benar
agar tidak kontradiksi.
1. Jenis pengetahuan
Menurut Burhanuddin Salam jenis pengetahuan manusia antara lain :
a. Pengetahuan biasa, common sense, good sense, diperoleh dari pengalaman
sehari-hari.
b. Pengetahuan ilmu, usaha untuk mengorganisasikan dan mensistemasikan
common sense dari pengalaman dan pengamatan sehari-hari.
C. Pengetahuan filsafat, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiranbersifat
kontemplatif dan spekulatif, menekankan pada universalitas kajian mendalam.
d. Pengetahuan agama, berasal dari Tuhan melalui utusannya.
2. Perbedaan Pengetahuan dan Ilmu
Dalam bahasa Inggris, pengetahuan artinya knowledge, sedangkan ilmu artinya
science. Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau perbuatan
manusia untuk memahami obyek tertentu, berwujud barang fisik, pemahaman melalui
2

cara persepsi lewat indra, akal atau masalah kejiwaan. Memiliki obyek tertentu, runtut,
memiliki metode yang umum.
Ilmu menurut Carles Siregar, ilmu adalah proses yang membuat pengetahuan.
Sedangkan menurut Liang Gie ilmu adalah aktivitas manusia sehingga memperoleh
pengetahuan , lebih lengkap dan cermat tentang alam di masa lampau, sekarang dan
nanti, untuk beradaptasi, mengubah lingkungan dan sifat-sifatnya. Ilmu dan pengetahuan
berbeda karena ciri sistematisnya dan cara memperolehnya.
Dalam bahasa pengetahuan dan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti
material, keduanya berbeda.

B. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN


1. Hakikat Pengetahuan
Dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan yaitu :
a. Realisme, gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada di alam nyata sehingga
pengetahuan adalah benar dan tepat jika sesuai dengan kenyataan,
mempertajam perbedaan antara yang mengetahui dan yang diketahui. Tidak
mementingkan pada subyek tapi obyek.
b. Idealisme, pengetahuan adalah proses mental psikologis yang subyektif. Dunia
dan bagiannya adalah satu kesatuan yang utuh dan saling berhubungan.
Mementingkan subyek dibandingkan obyek sehingga tidak mengakui kebenaran
universal, kebenaran menjadi relative.
2. Sumber Pengetahuan
a. Empirisme, pengetahuan diperoleh melalui pengalaman, bukan bawaan.
Tokohnya : John Locke, David Hume.
b. Rasionalisme, pengetahuan diperoleh dengan akal. Tidak mengingkari kegunaan
indera dalam memperoleh pengetahuan.
c. Intuisi, hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi (Henry Bergson), mengatasi
sifat lahiriah pengetahuan simbolis yang bersifat analisis,menyeluruh,
mutlak tanpa penggambaran simbolis, personal, tidak bisa diramalkan, tidak
dapat diandalkan, hanya sebatas hipotesa. d. Wahyu, berasal dari Tuhan melalui
para nabi.
3

C. UKURAN KEBENARAN
Ada 3 jenis kebenaran, yaitu : kebenaran epistemologis, berhubungan dengan
pengetahuan manusia, kebenaran ontologism yaitu kebenaran sebagai sifat dasar yang
melekat pada hakikat segala sesuatu yang ada atau diadakan, dan kebenaran semantic
yaitu kebenaran yang terdapat dan melekat pada tutur kata dan bahasa. Teori yang
menjelaskan kebenaran epistemologis antara lain
1. Teori Korespondensi, keadaan dianggap benar jika ada kesesuaian (correspondence)
antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan obyek yang dituju
oleh pernyataan atau pendapat tersebut. Kebenaran antara subyek dan obyek.
Umumnya dianut pengikut realism.
2. Teori Koherensi (konsistensi) tentang Kebenaran, kebenaran tidak dibentuk atas
hubungan antara putusan (judgment) dengan sesuatu yang lain (fakta, realitas) tetapi
atas hubungan antar putusan itu sendiri.
3. Teori Pragmatisme tentang Kebenaran, benar tidaknya suatu ucapan, dalil, atau teori,
hanya bergantung pada asas manfaat. Kebenaran terbukti oleh kegunaannya,
hasilnya, dan oleh akibat-akibat praktisnya.
4. Agama sebagai Teori Kebenaran, sesuatu dianggap benar jika sesuai dengan ajaran
agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak.

DAFTAR PUSTAKA

Aceng Rahmat, Conny Semiawan, Diana Nomida, Ismail Arianto, Kinayati Djoyosuroto,
Nadiroh, Nusa Putra, Sabarti akhadiah, 2011. Filsafat Ilmu Lanjutan. Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.

Amsal Bahtiar, 2011. Filsafat Ilmu. Rajawali Press. Jakarta.

Jujun S. Suriasumantri. 1993. Ilmu dalam perspektif. PT. Gramedia, Jakarta.

Jujun S. Suriasumantri. 1994. Filsafat ilmu sebuah pengantar populer. Sinar Harapan,
Jakarta.

Soetriono dan SRDM Rita Hanafie, 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Andi
Yokyakarta.

Suparlan Suhartono, 1997. Filsafat Ilmu Pengetahuan: Konsep Dasar. Unhas.

Van Melsen. 1989. Ilmu pengetahuan dan tanggungjawab kita (terjemahan). PT. Gramedia,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai