Anda di halaman 1dari 10

A.

Defenisi Ilmu Pengetahuan

Pengertian Ilmu dan Pengetahuan

Istilah ilmu pengetahuan diambil dari bahsa Arab, yaitu ‘Alima,Ya’lamu, ‘Ilman yang berarti mengerti,
mengetahui dan memahami dengan benar. Sedangkan dalam bahasa Inggris istilah ilmu berasal dari
kataScience, yang berasal dari bahasa latin scienta dari bentuk kata scire, yang berarti mempelajari
dan mengetahui.Menurut The Liang Gie Ilmu Sebagai Pengetahuan, aktivitas ataumetode
merupakan suatu kesatuan yang saling berkaitan. Ilmu adalahrangkaian aktivitas manusia yang di
laksanakan dengan metode tertentu,yang akhirnya aktivitas metodis itu menghasilkan pengetahuan
ilmiah. Menurut Sumarna, ilmu dihasilkan dari pengetahuan ilmiah yang berangkatdari perpaduan
proses berfikir deduktif (rasional) dan berfikir induktif(empiris), jadi proses berfikir inilah yang
membedakan antara ilmu dan pengetahuan. Jujun S. Surisumantri menyatakan bahwa pada
hakikatnya ilmumempelajari alam sebagaimana asalnya dan terbatas pada ruang lingkup
pengalaman kita.

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

Sehubungan dengan adanya berbagai sumber, sifat-sifat, karakter dansusunan ilmu pengetahuan,
maka pandangan tentang ilmu pengetahuan ituorang mengutarakan pembagian ilmu pengetahuan
(classification). Hal initergantung dari cara dan tempat para ahli itu meninjaunya, pada zaman purba
dan abad pertengahan pembagian ilmu pengetahuan berdasarkan

“artis liberalis” atau kesenian merdeka yang terdiri dari dua bagian , yaitu :

a.Trivium atau tiga bagian ialah :

1) Gramatika, bertujuan agar manusia dapat berbicara yang baik


2) Dialektika, bertujuan agar menusia dapat berfikir dengan baik, formaldan logis.
3) Retorika, bertujuan agar manusia dapat berbicara dengan baik.

b. Quadrivium, atau empat bagian adalah :

1) Arimatika, ilmu hitung

2) Geometerika, ilmu ukur

3) Musika, ilmu music

4) Astronomia, ilmu perbintanganPengetahuan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa sudut


pandang.a.

Berdasarkan cara memperolehnya :

1)
Pengetahuan dengan kehadiran (knowledge by present / al-ilm al-hudlury) yaitu pengetahuan yang
hakikat objek yang diketahuitersebar dan tersaksikan secara langsung pada diri subjek
yangmengetahui atau pelaku persepsi2)

Pengetahuan diusahakan (acquired knowledge / al-ilm al-husuli) yaitu pengetahuan yang eksistensi
objek tidak secara langsung tersaksikanoleh subjek, tetapi subjek menangkapnya melalui perantara
yangmencerminkan objek berupa konsep mental. b.

Berdasarkan sumbernya1)

Pengetahuan inderawi, yaitu pengetahuan diperoleh dari serapanindera baik lahir maupun batin2)

Pengetahuan rasional yaitu pengetahuan yang diperoleh dari penalaranrasional seperti ungkapan ½
lebih kecil dari keseluruhan.3)

Pengetauan intuitif atau visi spiritual yaitu pengetahuan yangdiperoleh melalui intuitif atau kasyaf.4)

Pengetahuan yang diperoleh melalui wahyu, diriwayatkan ataudinukilkan.c.

Berdasarkan kepentingannya1)

Pengetahuan DimonatifYaitu pengetahuan yang digunakan untuk melakukan dominasikekuasaan.2)

Pengetahuan DeskriptifYaitu pengetahuan yang digunakan untuk mendeskripsiakn fenomena.3)

Pengetahuan EmansipatorisYaitu pengetahuan yang digunakan sebagai sarana


pemberdayaanmasyarakat tertindas.

3.

Persyaratan menjadi sebuah ilmu pengetahuan

Ada tiga hal pokok yang menjadi persyaratan ilmu pengetahuan, yaitu :a.
Pengakuan atas adanya kenyataan bahwa setiap manusia terlepas darikasta, kepercayaan, jenis
kelamin atau usia, mempunyai hak yang tidakdapat diganggu gugat atau dipersoalkan lagi untuk
mencari ilmu.

b.

Metode ilmiah itu tidak hanya pengamatan atau eksperimentasi, tetapi juga teori dan sistematisasi.
Ilmu pengetahuan mengamati faktor-faktor,mengklasifikasikannya, menunjukkan hubungan-
hubungannya danmenggunakannya sebagai dasar untuk menyusun teori.c.

Semua orang harus mengakui bahwa ilmu pengetahuan berguna dan berarti untuk individu maupun
sosial.

4.

Ukuran ilmu pengetahuan

Ilmu penegetahuan diukur dari logia atau tidaknya pengetahuan itu,kelogisan itulah yang membuat
suatu ilmu pengetahuan menjadi sebuahkebenaran, karena berbicara masalah ukuran ilmu
pengetahuan berarti berbicara masalah kebenaran. Kebenaran suatu ilmu pengetahuan
ituditentukan logis atau tidaknya teori ilmu pengetauan itu dikemukakan.Manusia berpengetahuan
tidak lain dalam rangka mengejar kebenaran.Hanya dengan seperti inilah pengetahuan akan
diterima kebenarannya.Mengingat objek pengetahuan itu beraneka ragam, maka tolak
ukurkebenaran yang menjadi syarat diterimanya pengetahuan pun berlainanterahadap objek
pengetahuan yang bersifat :a.

Empiris, ukuran kebenarannya adalah bukti kenyataan (factual) b.

Ideal, sandaran kebenarannya dalah hukum pikir (rasional)c.

Transenden, landasan kebenarannya adalah rasa percaya (superrasional)Menurut Mudlor Ahmad,


bobot dari kebenaran itu berjenjang dalam tigatingkatan, yaitu :a.

Kebenaran mutlak atau absolute yaitu kebenaran yang sebenar-benarnya,kebenaran sejati,


kebenaran sempurna, atau kebenaran hakiki. b.

Kebenaran nisbi atau relative, yaitu kebenarna setingkat dibawah mutlak,kebenaran yang tidak
utuh.c.
Kebenaran dasar yaitu kebenaran yang paling bawah, yaitu kebenaranyang tidak bisa dipersalahkan
tetapi masih membutuhkan penegasanlebih lanjut diantaranya pengetahuan bukan khilaf, adanya
ubunganantara subjek dan objek, manusia dapat mengetaui.

Dalam hubungannya dengan kadar atau ukuran ilmu pengetahuan, teorikebenaran telah popular
dibahas dalam berbagai buku filsafat, yangmenyatakana bahwa ada beberapa teori kebenaran
diantaranya :a.

Teori kebenaran korespondensiSuatu idea atau proposisi itu benar apabila secara akurat dan
cukupmenyerupai atau merepresentasikan realitas. b.

Teori kebenaran koherensiSuatu proposisi atau pernyataan benar jika proposisi tersebut
beradadalam keadaan saling berhubungan dengan proposisi lain yang benar.c.

Teori kebenaran pragmatisTeori ini mengukur kebenaran melalui konsekuensi praktis dari sebuah
pernyataan.d.

Teori kebenaran agamaTeori ini menyatakan bahwa kebenaran berasal dari Tuhan, kebenaran
inimutlak dan berada diatas kemampuan dan kemauan manusia.

B.

Objek dan Sumber Ilmu Pengetahuan

1.

Objek Ilmu Pengetahuan

Salah satu ciri dari ilmu pengetahuan itu adalah memiliki penyelidikan,obyek dari penyelidikan dari
ilmu terdiri dari dua objek, yaitu objek materildan objek formal. Objek material adalah suatu hal
yang menjadi sasaran penyelidikan atau pemikiran sesuatu yang dipelajari, baik berupa
bendakongkret maupun benda yang abstrak. Sedangkan objek formal merupakansudut pandang
atau cara memandang terhadap objek materil, termasuk prinsip yang dugunakan.Pada hakikatnya
objek pengetahuan manusia dapat dikatakan sebagaisegala sesuatu yang ada atau wujud, sehingga
objek pengetahuan manusia bisa disebut sebagai maujudat, entitas-entitas yang wujud.Menurut
Langeveld dalam bukunya Menuju ke Pemikiran Filsafat, iamenjelaskan bahwa objek pengetahuan
dapat dibedakan menjadi tiga :a.
Objek empiris (objek rasa), yaitu objek pengetahuan yang pada dasarnyaada dan dapat ditangkap
oleh indra lahir dan indra bathin.

b.

Objek ideal (objek bukan rasa), yaitu objek yang pada dasarnya tiada danmenjadi ada berkat
kegiatan akal.c.

Objek transenden (objek luar rasa), yaitu objek yanag pada dasarnya ada,tetapi berada diluar
jangkauan pikiran dan perasaan manusia.

2.

Sumber Ilmu Pengetahuan

a.

Menurut Muhammad In’am Esha, ada beberapa ragam pemikiran para

ahli tentang sumber pengetahuan yang dimungkinkan bagi manusia yaitu:1)

Sumber pengetahuan berasala dari pengalaman yang bersandar dari pesepsi indera (idrak al-
hawas)2)

Sumber pengetahuan berasal dari pemikiran yang bersandar darirasio/akal.3)

Sumber pengetahuan intuitif yang bersandar pada hati (qalb).4)

Sumber pengetahuan yang bersandar pada khabar sadiq, yaitu pengetahuan yang bersumber pada
otoritas atau kesaksian sumberyang terpercaya dan juga wahyu. b.

Menurut Jujun S. Suriasumantri dalam Filsafat Ilmu;Sebuah PengantarPopular, menjelaskan bahwa


sumber pengetahuan ada empat :1)

Penalaran2)
Pengalaman3)

Intuisi4)

Dan wahyuc.

Menurut Harold Titus dkk dalam Persoalan-Persoalan Filsafatmenjelaskan bahwa sumber


pengetahuan yang mungkin bagi manusiaada empat :1)

Kesaksian sumber kedua : bersandar pada otoritas2)

Indra sebagai sumber : Bersandar kepada persepsi indra3)

Pemikiran sebagai sumber : bersandar pada akal4)

Dalam diri sendiri sebagai sumber : bersandar kepada intuisi.d.

Amtsal Bakhtiar dalam bukunya Filsafat Ilmu, mengemukakan bahwailmu pengetahuan itu
dimungkinkan berasal dari empat sumber yaitu :1)

Empirisme (pengalaman)

2)

Rasionalisme (akal)3)

Intuisi4)

WahyuDari paparan beberapa tokoh yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa sumber
pengetahuan berasal dari pengalaman (experience),keyakinan dalam hati, penalaran, logika, dan
kebenaran mutlak (wahyu).

C.
Ilmu Pengetahuan dalam Persfektif Moderen dan Islam (al-

Qur’an dan

Hadis)

Proses helenisme (pertemuan anatara budaya Yunani-Roma denganIslam), menurut Watt terjadi
dalam dua gelombang. Pertama pertemuan dalam bentuk pemikiran yang terjadi lewat proses
penerjemahan selama 2 abad (750-950 M). Kedua pertemuan dalam bentuk kontak senjata dalam
perang Salibyang disusul serbuan tentara Hulagu ke Baghdad terjadi antara 1095-1258 M.Dalam
proses inilah terjadi pola fikir antara Ilmuan Barat dan Ilmuan Islam.Islam memandang Ilmu
pengetahuan sebagai cara yang utama bagi penyalamatan jiwa dan pencapaian kebahagiaan serta
kesejahteraan dalamkehidupan kini dan nanti yang bersumber pada prinsip Tuhid atau
keesaanTuhan sebagai sebuah pernyataan pengetahuan tentang realitas. Sedangkansains moderen
memandang ilmu pengetahuan sebagai pola fikir yang berpijak pada makna dan logika, artinya akal
lebih merupakan pemikiran yang berkaitandengan upaya mencari sebab dari sesuatu. Di bawah ini
penulis akanmembahas sekelumit tentang ilmu pengetahuan dari sudut pandang moderendan dari
sudut pandang Islam (al-

Qur’an dan Hadis).

1.

Ilmu Pengetahuan dalam Persfektif Moderen

Yang dimaksud dengan sains (ilmu pengetahuan) moderen disini adalahmodel pengkajian alam
semesta yang dikembangkan oleh para filosof danilmuan barat sejak abad ketujuh belas, termasuk
seluruh aplikasi praktisnyadi wilayah teknologi. Dalam hal ilmu pengetahuan moderen kita fahami
bahwa ilmuan barat lah yang memegang peranannya.Berbicara masalah moderen dan barat, ilmu
pengetahuan ditemukan

dalam bentuk “kebebasan” dalam kemanusiaannya, maka dengan kebebasan

itu mereka mengarahkan ke kehidupan yang sekuler, yaitu suatu kehidupan pembebasan dari
kedudukan manusia yang merupakan koloni dan subkoloni agama dan gereja. Akibatnya tidak
mengherankan jika filsafat danagama di Barat masing-masing berdiri sendiri, proses diferensiasi
inikemudian dilanjutkan dengan ditinggalkannya filsafat oleh ilmu-ilmu pengetahuan dan cabangnya
yang metodologinya masing-masingmengembangkan spesialisasinya sendiri secara intens.Dalam
sains modern memandang ilmu pengetahuan alam sebagaicontoh sederhana, yang mana Ilmu
pengetahuan alam mulai berdiri sendirisejak abad ke 17. Kemudian pada tahun 1853, Auguste
Comte mengadakan penggolongan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya penggolongan ilmu
pengetahuan yang dilakukan oleh Auguste Comte, sejalan dengan sejarahilmu pengetahuan itu
sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala-gejala dalamilmu pengetahuan yang paling umum akan
tampil terlebih dahulu. Denganmempelajari gejala-gejala yang paling sederhana dan paling umum
secaralebih tenang dan rasional, maka akan memperoleh landasan baru bagi ilmu-ilmu pengetahuan
yang saling berkaitan untuk dapat berkembang secaralebih cepat. Dalam penggolongan ilmu
pengetahuan tersebut, dimulai dariMatematika, Astronomi, Fisika, Ilmu Kimia, Biologi dan
Sosilogi.Penggolongan tersebut didasarkan pada urutan tata jenjang, asasketergantungan dan
ukuran kesederhanaan. Dalam urutan itu, setiap ilmuyang terdahulu adalah lebih tua sejarahnya,
secara logis lebih sederhana danlebih luas penerapannya daripada setiap ilmu yang
dibelakangnya.Disini jelas lah bahwa sains modern yang dikembangkan oleh Barathanya berpijak
kepada akal saja, dan berkembang dalam bentuk faham-faham yang mereka kembangkan sendiri,
hal ini terlihat ketika merekamengklasifikasikan ilmu pengetahuan dari disiplin ilmu yang
tertua.Keberhasilan sains Barat dalam memajukan ilmu pengetahuan, ternyatatidak sebanding
dengan manfaat yang diperoleh manusia secarakeseluruhan. Apa yang telah dilakukan saintis Barat,
sesungguhnya bukansekedar membangun kemajuan teknologi yang dibanggakan. Lebih dari

pada itu, para saintis Barat telah mengantarkan kehidupan manusia padagerbang kehancuran,
karena dari pencapaian tersebut kehidupan manusiasemakin mengalami malapetaka yang tidak
terbantahkan.Pada tataran yang lebih luas, sebagian saintis sudah ada yang mulaiterbongkar
epistemologinya. Sebagai sebuah contoh dapat kita lihat daritokoh semisal Richard Tarnas dan
Thomas S. Khun. Richard Tarnas

menyatakan bahwa sains Barat saat ini sedang memasuki “krisis global”

sebuah krisis yang multidimensional yang mengakibatkan kehidupanmanusia semakin terpuruk.


Sains memang telah berhasil membantu manusiadalam mensejahterakan hidup, akan tetapi akibat
yang ditimbulkan jauhlebih parah dibandingkan dengan kemajuannya. Hal ini disebabkan paradigma
yang dibangun dalam sains Barat tidak berbasiskan pada nilaidan etika.Terlihat jelas integrasi
peranan etika dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Etika hanya bias dijelaskan dengan ilmu
pengetahuan agama.

2.

Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Islam (al-

Qur’an dan Hadis)

Secara konseptual sebetulnya bagi orang Islam, ilmu pengetahuan danteknologi bukan merupakan
hal yang baru, melainkan merupakan bagianyang paling dasar dari kemajuan dan pandangan
dunianya (world-view).Konseptualisasi ilmu yang dilakukan oleh pemikir muslim pada masaawalnya
kelihatan pada upaya mendefinisikan ilmu yang tiada habis-habisnya dengan kepercayaan bahwa
ilmu tidak lebih dari perwujudan

“memaham

i tanda-

tanda kekuasaan Tuhan”.

Didalam Islam terkandung dimensi ajaran yang tidak lepas darihubungan antara Allah SWT sebagai
zat pencipta (al-Khaliq) dan manusiaatau alam semesta sebagai yang dicipta (al-makhluq), hal ini
terbukti ketika para ilmuan muslim dulu mengklasifikasikan ilmu dalam berbagai macam jenis, Ibnu
Khaldun misalnya mengklasifikasikan ilmu dalam dua jenis ilmu

pokok, yaitu naqliyah dan ‘aqliyah. Ilmu naqliyah adalah ilmu yang
berdasarkan wahyu, dan ilmu naqliyah adalah ilmu yang berdasarkankepada rasio. Dan Al-ghazali
dalam pengembangan ilmu pengetahuan

mengklasifikasi ilmu menjadi dua kelompok yaitu ilmu yang wajib dicari

dan menjadi tanggung jawab setiap individu (fardhu ‘ain), dan ilmu yang

wajib dicari dan menjadi tanggung jawab sekelompok umat Islam (fardhukifayah).Di sisi lain, ada
Ibnu Rusyd sebagai ilmuan muslim yang menganut paham Aristotalian, berpendapat bahwa
kosmologi dan ilmu pengetahuanyang sejati dan valid bukan gagasan yang ada dalam ide, juga bukan
realitasyang tampak oleh indera tetapi kesesuaian antara konsep yang ada dalam idedengan apa
yang ada dalam realitas empiris yang semuanya lahir dari sebab penggerak yang bermuara pada
gerak hasrat Tuhan.Dari pandangan ilmuan muslim, dapat kita cerdasi bahwa Islammemandang
bahwa ilmu pengetahuan mempunyai unsur yang saling berkaitan erat dengan agama, yang
diibaratkan dengan dua sisi mata uangyang berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan, yang mana
penggunaan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari keimanan kepada Allah SWT,dalam arti
kata kesadaraan akan keesaan Tuhan merupakan kesadaran beragama yang peling fundamental,
sehingga apapun aktifitas (keagamaanmaupun budaya) senantiasa dinafasi oleh prinsip dan
semangatmonotheisme (tauhid) tersebut.Menurut konsep Islam sains dan teknologi harus
berorientasi pada nilai-nilai berikut :a.

Sumber ilmu adalah Allah, manusia hanya diberikan sedikit saja dariilmuNya. Quran surat al-
kahfi:109. Quran surat al-

Isra’: 85

b.

Ilmu pengetahuan dipergunakan sebagai sarana (tools) untukmenyempurnkan ibadah kepada Allah,
karena tujuan Allah menciptakan jindan manusia adalah untuk beribadah kepadanya. QS. Adzariyat :
56c.

Alam semesta beserta isinya hak milik mutlak Allah Swt. QS. Thaha: 6d.

Alam semesta beserta isinya merupakan nikmat Allah Swt. Yangdianugerahkan kepada umat
manusia. QS.Luqman:20e.

Alam yang dikaruniakan Allah Swt. harus dinikmati dan dimanfaatkandengan tidak melampaui batas-
batas ketentuan-Nya. QS. Al-

A’raf : 31.
f.

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan tidak bolehmenimbulkan kerusakan (mafsadah)
apalagi mengancam kehidupanmanusia. QS.Al-Ankabut: 36.g.

Ilmu pengetahuan dan teknologi dipergunakan untuk mendapatkankebahagiaan hidup dunia dan
akhirat. QS. Al-Baqarah: 201.Mensinergikan antara sains dan agama merupakan sesuatu yang sangat
penting, bahkan keharusan karena mengabaikan nilai-nilai agama dalam perkembangan sains dan
teknologi akan melahirkan dampak negatif yangluar biasa, tidak hanya pada orde sosial-
kemanusiaan tetapi juga padaorde kosmos atau alam semesta.Sebagai contoh sederhana dampak
negatif dari perkembanganteknologi dan ilmu pengetahuan yang tidak beroreantasi pada
prinsipagama adalah ketika bidang kedokteran menemukan teknologi cloningdan berbagai rekayasa
genetika yang hendak diterapkan pada manusia.Dan kita tidak bias menebak rekayasa apalagi yang
akan diterapkan

kepada manusia sehingga manusia sendiri dijadikan “kelinci” percobaan.

Disinilah diperlukan integritas antara ilmu pengetahuan dan agama.Semua yang dilakukan manusia
tidak luput dari aturan-

aturan (syari’at)

yang berguna bagi manusia apapun itu dan seberapa majunya pengetahuan itu.

Anda mungkin juga menyukai