Anda di halaman 1dari 4

Nama : Heny Rizki Meryana

Kelas : PGSD Semester 3


Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Materi : Epistemologi
Hari, Tanggal : Kamis, 4 Desember 2018

A. PENGERTIAN EPISTEMOLOGI
Epistemologi merupakan pikiran atau teori yang mempelajari tentang ilmu
pengetahuan. Ada beberapa pengertian epistemologi menurut beberapa pendapat ahli
yaitu :
 Poedjiadi (2001: 13), epistemology merupakan cabang ilmu yang membahas
tentang pengetahuan, yaitu membahas tentang asal mula, bentuk atau struktur,
dinamika atau validitas dan metodologi yang bersama-sama membentuk
pengetahuan manusia.
 Harold H. Titus (1984: 187-188), menyatakan epistemology mengkaji 3 persoalan,
yaitu :
- Apakah sumber-sumber pengetahuan ? dari manakah sumber pengetahuan
yang benar itu dating dan bagaimana kita mengetahuinya ?
- Apakah sifat dasar pengetahuan ? apa ada alam yang benar-benar di luar
pikiran kita ? bagaimana kita mengetahuinya ?
- Apakah pengetahuan kita itu benar ? bagaimanakah dapat membedakan
sesuatu yang benar dan salah ?
 Mohammad Muslih (2005: 68), menurutnya ketiga hal di atas adalah objek formal
epistemologi yaitu perspektif dalam melihat objek materialnya, yaitu pengetahuan.
Dan kemudian dikenal sebagai hakikat pengetahuan yang merupakan jawaban
dari soal di atas.
B. PERIHAL PENGETAHUAN
Proses terjadnya pengetahuan mewanai corak pemikiran kefilsafatannya. Proses
tersebut dapat diperoleh dari pengalaman dari indera maupn batin. Pengalaman
merupakan keseluruhan totalitas segala pengamatan, yang disimpan dalam ingatan dan
digabungkan dengan pengharapan masa depan, sesuai yang diamati pada masa lampau.
Beberepa pendapat ahli mengenai pengetahuan :
1. John Hospers dan Knight (1982), meyakini dalam mengetahui memerlukan
pengalaman indera, nalar, wahyu, intuisi, hak untuk bertindak, dan keyakinan.
Pengetahuan didapatkan melalui pengamatan yang dimulai dengan gambaran
inderawi yang kemudian ditingkatkan ke dalam pengetahuan rasional dan
pengetauan intuitif. Pengamatan inderawi terjadi karena gerak benda di luar
yang menggerakkan indera manusia. Gerakan tersebut diteruskan ke otak,
jantung. Dalam jantung terjadi reaksi dan itulah yang sebenarnya pengamatan.
2. Jan Hendrik Rapar (2005: 38-39), pengetahuan dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui hasil
penyerapan indera terhadap objek yang disaksikan dalam sehari-hari.
b. Pengetahuan ilmiah, merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui
metode ilmiah yang menjamin kepastian kebenaran yang diperoleh.
c. Pengetahuan filsafati, adalah pengetahuan yang diperoleh melalui
pemikiran rasional berdasarkan pemahaman, penafsiran, spekulasi,
penilaian kritis, dan pemikiran logis, analitis, dan sistematis. Pengetahuan
ini berkaitan dengan hakikat, asas, dan prinsip realitas yang dipersoalkan.

C. MASALAH DASAR PENGETAHUAN


1. Wiramihardja (2006), ada 3 permasalahan yaitu :
- Apakah dasar atau sumber pengetahuan kita ?
- Adakah kemungkinan manusia mencapai pengetahuan mutlak ?
- Apakah kemungkinan manusia mengetahu objek di luar dirinya ?
2. Juhaya S. Pradja (2005: 87-88), terdapat 3 persoalan yaitu :
- Apakah sumber-sumber pengetahuan itu ? darimana datangnya dan bagaimana
mengetahuinya ? (ini ada problem asal)
- Apakah watak dari pengetahuan ? adakah dunia riil di luar akal ? jika ada
dapatkah diketahui ? (problem penampilan)
- Apakah pengetahuan kita itu benar ? bagaimana kita mebedakan kebenaran
dan kekeliruan ? (mencoba kebenaran)
3. Menurut aliran dogmatisme
Kebenaran pengetahuan sempurna dan abadi dapat dicapai melalui ilmu,
4. Menurut aliran skeptisme
Orang tidak mungkin mencapai pengetahuanyang benar karena terbatas pada
penggunaan akal yang berubah terus menerus dari generasi ke generasi.
Masalah objek pengetahuan dijawab oleh aliran idealism dan realisme, yaitu
pengetahuan merupakan suatu reproduksi gambaran dari objek yang ada di luar diri
kita.
D. PERIHAL KEBENARAN
Salah satu menurut teori kebenaran yaitu keenaran saling berhubungan,
berkesesuaian dan kebenaran inherensi (sudarsono: 2001: 146).
a. Teori kebenaran saling berhubungan menyatakan suatu proporsi itu benar
apabila memiliki hubungan ide-ide dengan proporsi yang telah ada atau benar.
Pembuktian teori kebenaran ini melalui fakta sejarah dan logika.
b. Teori kebenaran saing berkesesuaian yaitu berpandangan bahwa proposisi itu
bernilai benar apabila saling berkesesuaian dengan kenyataan. Kebenaran
tersebut dapat dibuktikan secara langsung dengan dunia nyata.
c. Teori kebenaran inherensi, berpandangan bahwa sesuatu yang memiliki nilai
kebenaran apabila memiliki akibat yang bermanfaat.

Kebenaran menurut ahli :

a. Rene descrates, menegaskan bahwa yang benar adalah apa yang jelas dan
terpilah-pilah. Pengetahuan yang diperoleh melalui indera adalah kabur, artinya
semua harus dengan sadar sebagai sesuatu tidak pasti, karena segala sesuatu
yang diperoleh melalui kesadaran mungkin itu sebuah khayalan.
b. William James, menjelaskan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, berlaku
umum, bersifat tetap, berdiri sendiri, lepas dari akal. Karena pengalaman berjalan
terus dan kebenaran dapat berubah karena dalam praktiknya apa yang dianggap
benar dapat dikoreksi dengan pengalaman berikutnya. Jadi, tiada kebenaran
yang mutlak, yang ada adalah kebenaran-kebenaran yaitu apa yang benar dalam
pengalaman yang khusus, dan setiap saat data diubah oleh pengalaman
berikutnya.

E. ALIRAN-ALIRAN TEORI PENGETAHUAN


1. Aliran empirisme
Berasal dari Bahasa Yunani yang berarti pengalaman. Manusia memperoleh
Pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman inderawi adalah pengalaman yang
dimaksud, dengan contoh manusia mengatahui asinnya garam karena mencicipnya.
Menurut John Locke (1632-1704), menyatakan bahwa manusia kososng dari
pengetahuan. Dan pengetahuan benar diperoleh dari pengalaman inderawi.
2. Aliran Rasionalisme
Akal manusia dapat diperoleh melalui pengetahuan. Pengetahuan yang benar dapat
diukur dan diperoleh dengan akal. Kebenaran yang diperoleh manusia melalui
akalnya, namun indera juga sangat penting dalam merangsang akal dan memberikan
bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja.
3. Aliran Positivisme
Aliran ini penyeimbang antara empirisme dengan rasionalisme, dengan cara
memasukkan eksperimen dan ukuran-ukuran. August Comte menyatakan bahwa
indera amat penting dalam memperoleh pengetahuan, namun harus dipertajam
dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen.
4. Aliran Intuisionisme
Henri Bonson (1859-1941), berkeyakinan bahwa akal dan indera memiliki
keterbatasan. Karena objek yang ditangkap selalu berubah. Jadi pengetahuan yang
dimiliki oleh manusi tidak pernah tetap. Akal hanya dapat memahami suatu objek
apabila ia mengkosentrasikan diri pada objek tersebut. Intuisi merupakan hasil evolusi
pemahaman yang tertinggi. Intuisi memerlukan usaha untuk mengembangkan
kemampuan dengan cara memahami kebenaran yang utuh, dan tetap. Intuisi
menangkap objek secara langsung tanpa melalui pemikiran.

Anda mungkin juga menyukai