BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang sebagai hasil
perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari hasil pengamatan
dan pengalaman telah mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan
kebenaran yang tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka,
dorongan tersebut setidaknya terdiri dari dua sisi; yakni dorongan pertama
adalah dorongan untuk memuaskan diri sendiri yang sifatnya non praktis atau
teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami tentang hakikat alam
semesta dan segala isinya, yang selanjutnya melahirkan pure science (Ilmu
pengetahuan murni). Sementara dorongan yang ke-dua adalah dorongan yang
sifatnya praktis, dimana ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk meningkatkan
taraf hidup yang lebih tinggi, dan selanjutnya disebut dengan Applied
science (Ilmu pengetahuan terapan/teknologi). Kedua dorongan inilah yang
memicu manusia untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru yang
menjadi titik awal lahirnya pengetahuan alamiah modern yang semakin
berkembang dari zaman ke zaman.
Makalah ini secara tidak langsung akan membahas tentang bagaimana
proses kelahiran pengetahuan alamiah modern yang menjadi suatu hal yang
sangat menarik untuk dipelajari lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian ilmu pengetahuan?
2. Apa hakikat ilmu alamiah dasar bagi manusia?
3. Apa fungsi ilmu alamiah bagi manusia ?
1
4. Apa saja ciri-ciri dari ilmu alamiah dasar?
C. Tujuan
1. Memperkenalkan konsep-konsep dasar dalam IPA.
2. Memberikan wawasan pengetahuan, pengertian dan apresiasi terhadap
obyek dan cara pemikiran serta cara-cara pendekatan dalam IPA dan
Teknologi.
3. Memberikan bekal untuk memanfaatkan bahan dan cara pemikiran, cara-
cara pendekatan dan hasil-hasil dalam IPA dan Teknologi.
4. Mengembangkan interaksi yang selaras dan disiplin-disiplin ilmu non-
eksakta.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sampai pada pengalaman-pengalaman indriawi yang telah tersimpan rapi di
dalam akal. Jika terdapat pengalaman yang tidak tergali oleh daya ingatan akal,
itu berarti merupakan kelemahan akal. Akibatnya pengindraan yang menjadi
pengalaman manusia tidak lagi dapat diakulturasikan, dengan demikian bukan
lagi sebagai ilmu pengetahuan yang faktual.
Selain John Locke, pada era modern muncul pula George Barkeley
(1685-1753) yang berpandangan bahwa seluruh gagasan dalam pikiran atau ide
datang dari pengalaman. Pengalaman konkret “mutlak” sebagai sumber
pengetahuan utama bagi manusia karena penalaran bersifat abstrak dan
membutuhkan rangsangan pengalaman. Berbagai gejala fisikal akan ditangkap
oleh indra kemudian dikumpulkan dalam daya ingatan manusia, sehingga
pengalaman indriawi menjadi akumulasi pengetahuan yang berupa fakta-fakta.
Untuk upaya faktualisasinya dibutuhkan akal. Dengan demikian fungsi akal
tidak sekedar menjelaskan dalam bentuk-bentuk khayali, melainkan dalam
konteks realistik.
Empirisme dan rasionalisme berkembang pesat, hingga melahirkan
positivisme yang diperkenalkan oleh Auguste Comte (1798-1857). Positif
artinya sama dengan faktual, yakni apa yang didasarkan pada fakta-fakta.
Menurut positivisme, pengetahuan pengetahuan kita tidak boleh melebihi
fakta-fakta. Adapun yang termasuk dalam ilmu pengetahuan hanyalah fakta-
fakta dan hubungan diantara fakta-fakta yang ada. Tidak seperti empirisme
yang menerima pengalaman batiniah, positivisme hanya menerima pengalaman
indra yang benar-benar sebagai sumber pengetahuan yang faktual.
Menurut Francis Bacon (1210-1292 M), pengetahuan sebenarnya adalah
pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan indriawi dengan dunia
fakta. Menurutnya, ilmu yang benar adalah yang telah terakumulasi antara
pikiran dan kenyataan, kemudian diperkuat oleh sentuhan indriawi. Demikian
pula Thomas Hobbes (1588-1679 M) sebagai penganut empirisme, ia
beranggapan bahwa pengenalan atau pengetahuan diperoleh karena
pengalaman.pengenalan dengan akal hanya mempunyai fungsi mekanis karena
pengalaman dengan akal mewujudkan suatu proses penjumlahan dan
4
pengurangan. Sedangkan pengalaman adalah seluruh totalitas pengamatan yang
disimpan di dalam ingatan atau digabungkan dengan pengharapan akan masa
depan, sesuai dengan pengamatan pada masa lain.
Empirisme pun terlihat pada pandangan Herbert Spencer tentang the
great unknowable. Menurut kita hanya dapat mengenali fenomena atau gejala-
gejala. Memang, di belakang gejala-gejala tersebut terdapat sesuatu yang
disebut yang tidak diketahui (the great unknowable). Dengan demikian, teori
metafisika pun menjadi tidak mungkin.
Beberapa pandangan filsuf tentang pengalaman sebagai sumber
pengetahuan yang utama. Dengan demikian, the experience is the best teacher
bukan pernyataan yang salah. Manusia yang belajar dari pengalamannya adalah
manusia yang memahami bahwa masa depannya sangat bergantung pada
kecerdasan dalam mengambil pelajaran atau hikmah dibalik semua
pengalamannya.
Pada dasarnya, pengetahuan memiliki tiga kriteria yaitu :
1. Adanya suatu sistem gagasan dalam pikiran;
2. Persesuaian antara gagasan benda-benda yang sebenarnya; dan
3. Ada keyakinan tentang persesuaian.
Gagasan dalam pikiran manusia adalah ide yang terdapat dalam alat
pikiran yang disebut dengan akal atau otak. Dengan pemahaman tersebut,
sistem gagasan dalam pikiran manusia adalah kelancaran kerja otak dalam
menangkap segala sesuatu, mengembangkan nalar dalam sebuah ide tentang
sesuatu yang dimaksudkan, dan membentuk konsep demi pembatasan sesuatu
yang digagas.
5
4. Manusia memiliki nafsu untuk mengetahui semua yang dilihat dan
dirasakannya.
5. Manusia tidak merasa puas dengan yang telah diperolehnya.
6. Manusia adalah makhluk yang memiliki fleksibilitas dengan kehidupan
alam.
7. Manusia berusaha menaklukkan alam dengan mempelajari berbagai gejala
alamiah.
8. Ilmu pengetahuan manusia semakin bertambah karena perubahan alam.
9. Perubahan alam merangsang manusia untuk terus melanjutkan hidup dari
generasi ke generasi.
10. Komunikasi manusia dengan alam merupakan bagian dari ibadah karena
Allah memerintahkan manusia agar memelihara alam.
11. Allah mewariskan alam kepada manusia karena mampu berpikir.
Klasifikasi pengetahuan:
1) Pengetahuan yang bersifat wacana intelektual yang tidak dapat diterapkan,
semata-mata dapat dipikirkan oleh manusia.
2) Pengetahuan yang bukan hanya dipikirkan manusia tetapi dapat diterapkan
dalam bentuk-bentuk yang real untuk membantu mempermudah
kehidupan manusia (teknologi).
3) Pengetahuan yang tidak dapat dipikirkan, tetapi dapat dirasakan
(keyakinan spiritualisme).
6
7) Bergerak.
Manusia memiliki rasa ingin tahu yang terus tumbuh dan berkembang
sangat pesat. Rasa ingin tahu manusia tidak pernah dapat terpuaskan. Apabila
suatu masalah dapat dipecahkan, akan timbul masalah lain yang menunggu
pemecahannya. Manusia mampu menggunakan pengetahuan yang telah lama
diperoleh untuk dikombinasikan dengan pegetahuan yang baru menjadi
pengetahuan yang lebih baru lagi. Hal demikian berlangsung berabad-abad
sehingga terjadi akumulasi pengetahuan.
Pada awalnya, karena keterbatasan penginderaan dan penalaran serta
hasrat ingin tahu yang ingin segera dipenuhi, manusia menerima mitos. Puncak
pemikiran mitos terjadi pada zaman Babilonia, yaitu kira-kira 700-600 SM.
Akan tetapi mereka telah mengenal bidang ekliptika sebagai bidang edar
matahari dan menetapkan perhitungan satu tahun.
Berdasarkan kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan
perlengkapan pengamatan yang semakin sempurna, mitos dengan berbagai
legenda makin ditinggalkan dan manusia cenderung menggunakan akal sehat
atau rasio.
Selain Thales, para filsuf Yunani yang telah memotivasi pemikiran
filsufis dan ilmiah, khususnya berpikir tentang alam adalah sebagai berikut:
1. Anaximander
Ia berpendapat bahwa langit dan segala isinya itu beredar
mengelilingi bumi. Ia juga yang mengajarkan membuat jam matahari,
yaitu tongkat yang tegak lurus di permukaan bumi.
2. Anaximenes (560-520 SM)
Ia berpendapat bahwa unsur dasar pembentukan semua benda
adalah air. Air merupakan salah satu bentuk benda . Jika merenggang
menjadi api, dan jika memadat menjadi tanah (transmutasi unsur-
unsur).
7
3. Herakleitos (560-470 SM)
Seorang pengoreksi pendapat Anaximenes bahwa api
menyebabkan adanya transmutasi.Tanpa api, benda-benda akan seperti
adanya.
4. Pythagoras (500 SM)
Ia berpendapat bahwa unsur dasar semua benda sebenarnya adalah
empat, yaitu: tanah, api, udara, dan air, sebagaimana yang diungkapkan
orang-orang sebelumnya. Pythagoras juga terkenal sebagai ahli
matematika dan penemu dalil. Sehubungan dengan alam semesta,
Pythagoras berpendapat bahwa bumi adalah bulat dan berputar.
5. Demokritos (460-370 SM)
Seorang yang berpendapat tentang unsur-unsur dasar benda.
Apabila suatu benda dibagi terus-menerus, suatu saat akan sampai pada
bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Bagian terkecil dinamakan
atomos atau atom.
6. Empedokles (480-430 SM)
Penyempurna ajaran Pythagoras tentang empat unsur dasar. Ia
memperkenalkan daya tarik-menarik dan daya tolak-menolak.
7. Plato (427-345 SM)
Menurut Plato, keragaman yang tampak sebenarnya hanya suatu
duplikat dari semua yang kekal dan immaterial.
8. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles berpendapat bahwa tidak ada ruang yang hampa.
Apabila suatu ruang tidak terisi oleh suatu benda, ia akan diisi oleh
sesuatu yang immateriil, yaitu ether. Ajaran Aristoteles yang penting
adalah pola berpikir berdasarkan logika untuk mencari kebenaran juga
orang pertama yang menyusun klasifikasi hewan. Dan pandangan
tentang awal kehidupan, yaitu paham abiogenesis (generatio
spontanea).
8
9. Ptolomeus (127-151 M)
Ia berpendapat bahwa bumi sebagai pusat sistem tata surya
(geosentris), berbentuk bulat, dan diam seimbang tanpa tiang
penyangga.
10. Ibnu Sina (Avicenna) (abad ke-11)
Seorang ahli ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang ilmu
kedokteran dan filsuf.
Sejarah tentang lahirnya ilmu alamiah diawali banyaknya pertanyaan dari
para filsuf tentang keberadaan alam ini. Sebagaimana Thales memandang
segala sesuatu berasal dari air. Rasulullah SAW. menyatakan al-mau min al-
mai, artinya air berasal dari air.
Sesungguhnya manusia memiliki salah satu sifat yang paling esensial,
yaitu berpikir. Oleh karena itu, lahirnya ilmu pengetahuan tentang alam atau
ilmu alamiah berasal dari pemikiran manusia tentang jati diri alam.
Ilmu alamiah sering disebut ilmu pengetahuan atau ilmu kealaman. Dalam
bahasa Inggris disebut natural science. Ilmu ini merupakan ilmu pengetahuan
yang mengkaji gejala-gejala alam semesta, termasuk bumi sehingga terbentuk
konsep dan prinsip. Ilmu alamiah dasar (basic natural science) hanya mengkaji
konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar esensial. 4
4
Maskoeri jasin, 2006:1
9
5. Alam berasal dari Tuhan.
Lima alasan diatas merupakan titik tolak dan prinsip lahirnya ilmu
pengetahuan. Hal ini karena dengan lima pandangan tersebut, manusia tidak
berhenti mengembangkan pendidikan, baik secara praktis, sehingga pendidikan
semakin berkembang dan alam semakin diketahui eksistensinya.
10
C. Ciri-Ciri Ilmu Alamiah Dasar
Manfaat ilmu alam lebih dominan dibandingkan dengan ilmu sosial. Berikut ini
adalah contoh pemanfaatan ilmu alamiah dasar:
11
4. Dengan kemajuan ilmu alam batu-batu didesain untuk digunakan sebagai
penghias dinding rumah.
Allah SWT. Menegaskan dalam surat Al-‘Asar, yang artinya “Demi masa.
Sungguh, manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan kebajikan dan saling menasehati untuk kebenaran
dan saling menasehati untuk kesabaran”.
Pesan Allah tersebut mengandung makna bahwa keimanan manusia belum
sempurna apabila tidak ditopang tata cara mengelola alam secara ilmiah dan
profesional demi kepentingan dunia dan ukhrawi.
Ilmu pengetahuan alam atau sains natural mendasarkan segala sesuatau
pada observasi, pengukuran, dan pengumpulan data yang diolah secara ilmiah.
Seluruh proses dimulai dari pengamatan dan uji validitas di laboratorium
maupun di lapangan bersifat eksperimental yang didasarkan pada nalar
rasional. Gejala alam diteliti secara ilmiah, artinya tingkah laku alam
dipikirkan oleh para ilmuwan.
Manfaat dari ilmu pengetahuan alam adalah memberikan pengetahuan
empiris dan terukur kepada manusia. Demikian pula, gejala alam yang dapat
dihitung secara matematis. Dengan demikian, manusia lebih waspada
menghadapi berbagai gejala alam yang akan mendatangkan malapetaka.
Ilmu pengetahuan alam juga bermanfaat dalam melahirkan teknologi,
yaitu penerapan sains secara sistematis untuk memengaruhi alam di sekeliling
kehidupan manusia dalam suatu proses produktif ekonomis untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi manusia.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengetahuan bersumber dari dua alat utama yaitu akal dengan
penalarannya dan intuisi dengan penghayatannya.
Tujuan ilmu alamiah adalah mencari kebenaran yang objektif tentang
objek tertentu yang bersifat relatif untuk mencapai kebenaran tersebut maka
diperlukan metode yang tepat yang dikenal dengan metode ilmiah.
Kelahiran ilmu alamiah modern mungkin saja terjadi pada zaman Yunani,
karena pada zaman inilah kebenaran pendekatan tertumpu pada rasionalisme
dan empirisme yang selanjutnya menjadi cikal bakal perkembangan Ilmu
Pengetahuan yang pesat pada zaman modern.
13
2. Objek penelitian berupa gejala alam dan jenis-jenis alam yang terdapat
pada ciptaan Allah, seperti tanah,air,binatang,planet,lingkungan, dan
sebagainya.
3. Memerlukan uji laboratorium.
4. Memerlukan uji eksperimental.
5. Bersifat objektif.
6. Berkelanjutan.
7. Dapat dirasakan hasilnya.
8. Rasional.
9. Bersifat matematis, dan
10. Bersifat teknologis (dapat diterapkan dalam kehidupan manusia untuk
berbagai kepentingan).
14
DAFTAR PUSTAKA
15