Anda di halaman 1dari 10

PANDANGAN

EPISTEMOLOGI
DALAM
FILSAFAT ILMU
DR.PANDAPOTAN SITOMPUL, M.M.
1. Pengertian Epistemologi
Epistemologi merupakan bentukan dari dua
kata dalam bahasa Yunani, yaitu :
Episteme yang berarti pengetahuan, dan
Logos yang juga berarti pengetahuan atau
informasi.
Jadi epistemologi adalah pengetahuan tentang
pengetahuan.
2. Beberapa Pandangan Epistomologi
2.1 Aliran Filsafat dan Epistemologi Science
Modern
2.2 Perbandingan Epistemologi
2.3 Pengujian Kebenaran Ilmiah
2.1 Aliran Filsafat dan Epistemologi Science
Modern

1) Empirisme
 Secara radikal empirisme berpendirian bahwa sebenarnya
kita hanya bisa memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman dengan menggunakan indra ilmiah.
 Thomas Hobbes, salah seorang penganut empirisme
mengemukakan bahwa empiris (pengalaman) adalah awal
dari segala pengetahuan. Karena itu semua diturunkan dari
pengalaman.
 Tokoh empiris lain adalah John Locke. Ia terkenal dengan teori
Tabula Rasanya. Menurut Locke, rasio manusia pada mulanya
sebagai lembaran kertas putih (as white paper). Apa yang
kemudian mengisinya, seluruhnya berasal dari pengalaman,
baik pengalaman lahiriah (sensation) maupun pengalaman
batiniah (reflection).
 George Barkeley adalah tokoh lain empiris yang
mengemukakan teori immaterialisme atas dasar prinsip
empirisisme. Menurutnya sama sekali tidak ada substansi yang
bersifat material. Yang ada hanyalah ciri-ciri yang dapat
diamati, atau dengan kata lain, yang ada hanyalah pengalaman
dalam jiwa saja (being is being perceived).
 David Hume tidak menerima konsep mengenai substansi,
sebab menurutnya, apa yang dialami manusia hanyalah kesan-
kesan tentang beberapa ciri yang selalu terdapat bersama-
sama
2) Rasionalisme
 Penganut rasionalisme berpandangan bahwa ia dapat dicapai
dengan menggunakan akal budi (intellect) sebagai sumber utama.
Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa pada dasarnya
pengetahuan adalah suatu sistem dedukatif yang dapat dipahami
secara rasioanal dengan ukuran kebenaran adalah konsistensi logis.
 Penganut rasionalisme meyakini bahwa metode rasional yang
dedukatif, rasional, matematis dan inferensial dapat digunakan
untuk mencapai pengetahuan.
3) Kritisisme
Kritisisme adalah suatu aliran filsafati, yang dalam epistemologi
berupaya menunjukkan jalan untuk mencapai pengetahuan tanpa harus
terjebak dalam ekstrimitas empirisme dan rasionalisme.
Menurut Kant, memang benar bahwa kita punya pengalaman
inderawi, tapi sama benarnya juga bahwa kita mempunyai
pengetahuan yang menghubungkan hal-hal, yang untuk mencapainya,
kita harus keluar menembus pengalaman.
Bagi Kant, pengetahuan manusia pada dasarnya terjadi alas unsur-
unsur aposteriori (sesudah pengalaman) dan apriori (mendahului
pengalaman)
2.2 Perbandingan Epistemologi
Secara sangat jelas epistemologi science modern meletakkan pandangan
bahwa pencapaian pengetahuan ilmiah semata-mata merupakan fungsi dari
bekerjanya indera dan akal manusia. Hal ini ditunjukkan oleh filsafat
rasionalisme dan empirisme secara sendiri-sendiri, maupun oleh kritisisme
secara bersama-sama.
Filsafat science modern hanya meletakkan pengetahuan ilmiah (ilmu
pengetahuan sains) secara sempit dalam wilayah keterjangkauan indera
lahiriah dan/atau kemampuan rasional manusia.
Pandangan epistemologi Islami sebenarnya juga meletakkan pandangan
bahwa pengetahuan ilmiah dapat dicapai antara lain dengan indera dan
akal. Akan tetapi penggunaan indera dan akal tidak ditetapkan secara
mutlak berlaku untuk seluruh obyek pengetahuan, dan indera serta akal itu
sendiri mempunyai pengertiannya yang berbeda secara mendasar dengan
pandangan epistemologi science modern.
Pertama mengenai indera. Dalam hal ini epistemologi Islami meletakkan
pandangan adanya dua kategori indra yaitu indera lahiriah dan indera
batiniah (indera kalbu) atau fuad. Indera batiniah (fuad) inilah yang tidak
dikenal dalam epistemologi science modern. Padahal dalam rangka
berpengatahuan, peranan indera batiniah ini sangat jelas, yaitu untuk
mempersepsi realitas non fisik.
Selanjutnya mengenai akal. Filsafat science modern mengenai akal identik
dengan otak pada manusia dengan keseluruhan fungsi sistem sarafnya. Apa
yang dipahami science modern sebagai yang masuk akal atau rasional
adalah hubungan-hubungan logis (dedukatif maupun induktif) yang
kemudian dikembangkan pemahamannya.
Dalam Konsep epistemologi Islami yang telah dikemukakan di atas, akal
adalah sekedar sebuah benda secara terminologis yang sesungguhnya
menunjuk pada qalb (hati).
2.3 Pengujian Kebenaran Ilmiah
Dalam dunia ilmu dikenal tiga pandangan mengenai pengujian kebenaran
ilmiah sebagai berikut :
1. Teori Koresponden (Uji Persamaan dengan Fakta)
Menurut teori ini, suatu pernyataan pengetahuan (sepertinya yang dinyatakan dalam
hipotesis) bisa diterima kebenarannya secara ilmiah apabila ia dapat dibuktikan
bersesuaian kebenarannya dengan obyek empirik yang dinyatakannya.
2. Teori Koherensi (Uji Konsistensi)
Teori ini menyatakan suatu pernyataan pengetahuan dapat diterima kebenarannya secara
ilmiah apabila pernyataan pengetahuan tersebut menunjukkan koheren dengan teori-
teori ilmiah yang kebenarannya telah diterima sebelumnya.
3. Teori Pragmatik (Uji Kemanfaatan)
Teori ini menilai kebenaran suatu pernyataan pengetahuan secara ilmiah apabila
pernyataan pengetahuan tersebut memang potensial digunakan untuk memecahkan
berbagai permasalahan kehidupan secara berguna.

Anda mungkin juga menyukai