Anda di halaman 1dari 95

BAB II PEMBAHASAN A.

Macam- Macam Sumber Pengetahuan Manusia berusaha mencari pengetahuan


dan kebenaran, yang dapat diperolehnya dengan melalui beberapa sumber. Ada beberapa pendapat tentang
sumber pegetahuan antara lain sebagai berikut[1]: 1.
Empirisme Aliran ini menganggap bahwa
penegtahuan diperoleh melalui pengalaman empiris. Dalam hal ini, harus ada tiga hal, yaitu yang mengetahui
(objek), dan cara mengetahui pengalaman. Tokoh yang terkenal dari aliran ini antara lain Johon Locke (16321704), George Barkeley(1685-1753), dan David Hume Secara etimologis, empirisme berasal dari kata bahasa
inggris empiricism dan experience. Kata-kata ini berakar dari kata bahasa yunani (emperia) dan dari kata
experietia yang berarti berpengalaman dalam, berkenalan dengan, dan terampil untuk. Jadi empirisme adalah
aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa pengetahuan secara keseluruhan atau parisal didasarkan pada
pengalaman yang menggunakan indra.Selanjutnya secara terminologis terdapat beberapa devinisi megenai
empirisme diantaranya adalah doktrin bahwa sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman,
pandangan, bahwa semua ide merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami,
pengalaman, indrawi adalah salah satunya sumber pengetahuan. Bukan akal Menurut aliran ini, mustahil kita
dapat mencari pengetahuan mutlak dan mencakup semua segi, apalagi jika di dekat kita terdapat kekuatan
yang dapat dikuasai untuk meningkatkan penegtahuan manusia, yang meskipun bersifat lebih lambat, lebih
dapat diandalkan. Kum empiris cukup puas dengan mengembangkan sebuah sistem pengetahuan yang
mempunyai peluang besar untuk benar meskipun kepastian mutlak tidak akan pernad dapat dijamin Usaha
manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang bersifat mutlak, dan pasti telah berlangsung secara terus
menerus. Namun, terdapat sebuah tradisi epistemologi yang kuat untuk mendasarkan diri kepada pengalaman
manusia yang meninggalkan cita- cita untuk mendapatkan pengetahuan yang mutlakdan pasti. Salah satunya
adalah empirisme. Kaum empirisme berpandangan bahwa pengetahuan manusia dapat diperoleh melalui
pengalaman. David Hume, misalnya, mengatakan bahwa tidak ada atupun ada dalam pikiran yang tidak
terlebih dahulu terdapat pada data-data indrawi[2] David Hume, mengatakan bahwa tidak ada satu pun ada
dalam pikiran yang tidak terlebih dahulu terdapat pada data-data indrawi. David Hume melakukan perbedaan
antara kesan dan ide. Kesan merupakan pengindraan langsung atas realitas lahiriah, sementara ide adalah
ingatan atas kesan-kesan. Menurutnya, kesan selalu muncul lebih dahulu, sementara ide sebagai pengalaman
langsung tidak dapat diragukan. Dengan kata lain, karena ide merupakan ingatan atas kesan-kesan, isi pikiran
manusia tergantung kepada aktivitas indranya David Hume lebih menekankan pada pengalaman spontan kita
menyangkut dunia, menurutnya tidak ada filosof yang akan dapat membawa kita balik kepengalaman seharihari atau menawarkan pada kita aturan-aturan prilaku yang berbeda dari yang kita dapatkan melalui
perenungan tentang kehidupan sehari-hari Emipirisme juga sering disebut sebagai ilmu bukti, yang sering
juga memakai istilah menyusun segala bukti. Bahan atau bukti yang dipergunakan oleh kaum ahli
pengetahuan empirisme diperoleh dengan jalan pengamatan. Jalan pengamatan ini banyak mendapatkan hasil
kaena dengan jalan praktik si penyelidik dapat memindhkan barang dari satu tempat ketempat lain dan
mencampurkan dari berbagai benda dan kenyataan sesuai dengan keinginannya. Sedangkan dalam
pengamatan, penyelidik Cuma pasif, berdiam diri dan mengamati saja. Si pengamat Cuma bisa mengamati
hidup dan sifatnya masing-masing tumbuhan atau hewan di masing-masing tempatnya Di era itu empirisme
mengalami perkembangan yang pesat seiring denagn munculnya berbagai macam ilmu dan teknologi di bidang
teknik, mesin, kedokteran. Varian mengatakan bahwa empirisme adalah yanng menganggap bahwa
pengetahuan dapat dilacak sampai pengalaman indrawi, dan apa yang tidak dapat dilacak dengan cara seperti
itu dianggap bukan pengetahuan. Ini adalah sejenis empirisme radikal atau yang layak di sebut aliran
sensasionalisme. Menurut John Locke (1932-1704) yang dilahirkan di Wrington, dekat Bristol, Inggris. Di
samping sebagai seorang ahli hukum, ia juga menyukai filsafat dan teologi, mendalami ilmu kedokteran dan
penelitian kimia. Dalam penelitiannya ia memakai istilah sensation dan reflection. Sensation adalah suatu yang
dapat berhubungan dengan dunia luar,tetapi manusia tidak dapat mengerti dan meraihnya.sementara itu,
reflection adalah pengenalan intuitif yang memberikan pengetahuan kepada manusia,yang sifatnya lebih baik
dari sensation. Tiap-tiap pengetahuan yang diperoleh manusia terdiri dari sensation dan reflection. Walaupun
demikian manusia harus mendahulukan sensation. Mengapa itu demikian? Karena jiwa manusia di saat
dilahirkan putih bersih pada waktu sejak lahir. Tidak ada sesuatu dalam jiwa yang dibawa sejak lahir,
melainkan pengalaman yang membentuk jiwa seseorang Menurut Thomas Hobbes (1588-1679) ia adalah
seorang ahli pikir inggris yang lahir di Malmesbury pada usia 15 ia pergi ke oxford untuk belajar logika
skolastik dan fisika, ang ternyata gagal, karena ia tidak berminat sebab gurunya beraliran Areistotelian.
Sumbengan yang besar sebar ahli pikir adalah suatu sistem materialistis yang benar, termasuk juga
perikehidupan organis dan rohania. Dalam bidang kenegaraan ia mengemukakan teori kontarak sosial. Dalam
tulisannya, ia telah menyususn suatu sistem pemikiran yang berpangkal pada dasar-dasar empirisme, di
samping juga menerima metode dalam ilmu alam yang matematis. Pendapatnya adalah bahwa ilmu filsafat
adalah suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya umum. Menurutnya filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan
tentang akibat-akibat atau tentang gejala-gejala yang diperoleh dari sebabnya. Segala yang ada ditentukan
oleh sebab, sedangkan prosesnya sesuai dengan hukum ilmu pasti atau ilmu alam Namanya sangat terkenal
karena teorinya tentang kontrak sosial, yaitu manusia mempnyai kecenderungan untuk mempertahankan diri.
Apabila setiap orang mempuyai kecenderungan diri maka pertentangan tidak dapat dihindari. Perang akan
membuat kehidupan menjadi sengsara dan buruk. Bagimana manusia dapat menghindarinnya, maka

diperlukan akal sehat, agar setiap orang mau melepaskan haknya untuk berbuat sekehendaknya sendiri. Untuk
itu, mereka harus bersatu membuat perjanjian untuk menaati terhadap penguasa. Dan orang-orang
dipersatukan itu namanya adalah Commonwealth.[3] 2.
Rasionlisme Rasionalisme dipelopori
oleh Rene Descartes (1596-650) yang disebut sebagai bapak filsafat modern.ia ahli dalam ilmu alam,ilmu
hokum,dan ilmu kedokteran.ia menyatakan,bahwa ilmu pengetahuan harus satu,tanpa bandingannya,harus
disusun oleh satu orang,sebagai bangunan yang berdiri sendiri menurut satu metode yang umum.yang harus
dipandang sebagai hal yang benar adalah apa yang yang jelas dan terpilah-pilah.ilmu pengetahuan harus
mengikuti langkah ilmu pasti karena ilmu pasti dapat dijadikan model cara mengenal secara dinamis. Rene
Descartes yang mendirikan aliran Rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat di
percaya adalah akal. Hanya pengetahuan yang diperoleh lewat akallah yang memenuhi syarat yang dituntut
oleh semua ilmu pengetahuan ilmiah. Dengan akal dapat diperoleh kebenaran dengan metode deduktif, seperti
yang dicontohkan dalam ilmu pasti. Latar belakang munculnya rasionalisme adalah keinginan untuk
membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (skolastik), yang pernah diterima,tetapi ternyata tidak
mampu menangani hasil-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi. Apa yang ditanam Aristoteles dalam pemikiran
saat itu juga masih dipengaruhi oleh khayalan-khayalan. Descartes menginginkan cara yang baru dalam
berpikir, maka diperlukan titk tolak pemikiran pasti yang dapat ditemukan dalam keragu-raguan, Cogito ergo
su (saya berpkir maka saya ada).jelasnya, bertolak dari keraguan untuk mendapatkan kepastian[4]. Dan
menurut Descartes, spinoza,leibniz menyatakan bahwa rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan
bahwa akal adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan, maka rasionalisme mengajarkan bahwa
pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir itu ialah kaidah-kaidah logis atau kaidah-kaidah logika.
Rasionalisme ada dua macam: dalam bidang agama, dan dalam bidang falsafat. Dalam bidang agama
rasionalisme adalah lawan outoritas, dalam bidang filsafat rasionalisme adalah lawan empirisme[5]. 3.
Intuisi Banyak kalangan yang menyebut bahwa intuisi dapat menjadi sumber pengetahuan. Dengan intuisi,
manusia memperoloeh pengetahuan secara tiba-tiba tanpa melalui proses penalaran tertentu. Henry Bergeson,
misalnya menganggap intusi merupakan hasil evaluasi pemikiran yang tinggi, tetapi bersifat personal. Intuisi
sebagai sumber pengetahuan biasanya dihadapkan pada fakta bahwa kita perlu pikiran kritis dan bukan berfikir
sesaat untuk mendapatkan pengetahuan. Penganjur berfikir seperti gladwell tampaknya hanya membedakan
dan memperkokoh intuisi sebagai kekuatan mental. Dia mengatakan bahwa intuisi sebagai sebuah sumber
potensial dari dasar perbuatan baik yang tidak terkekang dan sangat bermanfaat. Dia mengatakan apa yang
akan terjadi kalau kita menganggapi serius insting kita. Tentu banya kyang menganggap bahwa
mempercayakan intuisi semata akan membahayakan, apalagi untuk menghasilkan pengetahuan yang
berkaitan dengan pembutan keputusan keputusan dan kebijakan yang penting. Cara kita membuat keputusan
yang tepat dan menghasilakan kerja yang baik adalah teknik mental yang tak seragam yang melibatkan emosi,
observasi, intuisi, dan nalar kritis. Emosi dan intuisi hanyalah bagian mdahnya saja, bagian otomatis.skill
observasi, dan nalar keritis adalah bagian yang sulit, bagian yang didapatkan kemudian, latar belakang yang
penting bagi semua itu adalah dasar pengetahuan yang kuat. Semakin besar dasarnya, semakin mungkin
seseorang memahami dan menguasai berbagai macap konsep, model, dan cara untuk menginterpretasi dunia.
Semakin besar dasar tersebut, semakin mungkin semua bagian cocok bersama-sama. Namun sama seperti
intuisi yang dimiliki semua manusia, kamampuan berfikir dan menalar secara kritis juga dimiliki oleh semua
manusia. Pandangan tentang pentingnya intuisi dan pentingnya kesan pertama sebagai sumber
pengetahuan mendapatkan legitimasi dari generasi filsafat pospodernis akademis dara para aktivis yang
dengan giat berusaha mempreteli setiap sisi dari alam dan masyarakat kedalam berbagai asumsi yang
nyeleneh tidak sesuai. Yang bernuansa ragu padanalar rasional dan kritis. Mereka menganggap bahwa pikiran
rasional itu reduksionis dan selalu di curigai bersesuaian dengan pandangan yang mapan. Kepercayaan yang
sempit tersebut membuat mereka tak percaya pada hal yang ilmiah, yang objektif. Mereka mengagukan
subjektivitas sebagai seumber pengetahuan, yaitu yang mengagunggkan intuisi,insting, dan emosi[6] Dan ada
juga yang berpendapat bawasanya intuisi itu merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses
penalaran tertentu. Seseorang yang berpusat pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba saja menemukan
jawaban atas permasalahn tersebut, tanpa melalui proses berpikir yang berliku-liku tiba-tiba saja dia sudah
sampai di situ. Jawaban atas permasalahan yang sedang dipikirkannya muncul dibenaknya bagikan kebenaran
yang membukakan pintu. Atau juga bisa intuisi ini bekerja dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar, artinya
jawaban atas permasalahan ditemukan tidak ada waktu orang tersebut secara sadar. Intuisi bersifat personal
dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur maka intuisi ini tdak
dapat diandalkan. Pengetahuan intuisi dapat dipergunakan sebagai hipotesis bagi anlisis selanjutnya dalam
menentukan benar dan tidaknya pernyataan yang dikemukakan kebenarannya[7] 4.
Wahyu Suber
pengetahuan yang disebut wahyu identik dengan agama atau kepercayaan yang sifatnya mistis. Ia
merupakan pengetahuan yang bersumber dari tuhan melalui hambanya yang terpilih untuk menyampaikan
nabi dan rosul. Melalui wahyu atau agama, manusia diajarkan tentang sejumlah penegetahuan. Baik yang
terjangkau ataupun tidak terjangkau oleh manusia.[8] Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan
tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi-nabi yang di utusnya sepanjang zaman. Agama
merupakan pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan sekarang yang terjangkau pengalaman, namun juga
mencakup masalah-masalah yang bersifat trasendental seperti latar belakang penciptaan manusia dan hari

kemudian di akherat nanti. Pengetahuan ini didasarkan pada kepercayaan kepada tuhan yang merupakan
sumber pengetahuan, kepercayaan kepada nabi sebagai perantara dan kepercayaan terhadap wahyu sebagai
cara penyampaian, merupakan dasar dari penyusunan pengetahuan ini. Kepercayaan adalah titik tolak dalam
agama. Suatu pernyataan harus dipercaya dahulu utuk dapat diterima, pernyataan ini bisa saja selanjutnya
dikaji dengan metode lain. Secara rasional bisa dikaji umpamanya apakah pernyataan-pernyataaan yang
terkandung didalamnya bersifat konsisten atau tidak. Dipihak lain secara empiris bisa dikumpulkan fakta-fakta
yang mendukung pernyataan tersebut atau tidak. Singkatnya agama dimulai dengan rasa percaya, dan lewat
pengajian selanjutnya kepercayaan itu bisa meningkat atau menurun. Pengetahuan lain seperti ilmu
perumpamaannya. Ilmu dimulai dengan rasa tidak percaya, dan setelah melalui proses pengkajian ilmiah, kita
bisa diyakinkan atau tetap pada pendiria semula. B.
Sumber Ilmu Perspektif Islam Memperhatikan kajian
teoritis di atas, diskusi tentang sumber ilmu pengetahuan tampaknya dipusatkan pada pertanyaan: Apa
sebenarnya yang memberi manusia pengetahuan? Rasiokah, empirikkah, atau fenomenologikah? Berikut
penulis akan menjelaskan kajian tentang sumber ilmu menurut Islam. Namun, sebelum menjawab pertanyaan
ini, terlebih dahulu akan dijelaskan bagaimana pandangan Islam tentang fakultas manusia yang memberi
manusia ilmu pengetahuan. 1. Alat Mendapatkan Ilmu a)
Rasio ( )Dalam al-Qur`an dijumpai 49
kali kosa kata yang berakar kata a-q-l ( )dalam berbagai bentuk. Misalnya: -
Sebarannya sebagai berikut: kata ( aqaluh) dijumpai dalam 1 ayat, kata ( taqilun) 24 ayat, ( naqil)
1 ayat, ( yaqiluha) 1 ayat, dan ( yaqilun) 22 ayat. Makna kosa kata itu dalam arti paham dan mengerti
Sebagai contoh dapat dilihat pada ayat-ayat berikut:
)( Maka apakah kamu (muslimin) sangat mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, sedangkan
segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya, padahal
mereka mengetahuinya? (Al-Baqarah/2: 75).
)( Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat
memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah
hati yang di dalam dada. (Al-Hajj/22: 46) )( Demikianlah Allah menerangkan
kepadamu ayat-ayat-Nya agar kamu mengerti. (Al-Baqarah/2: 242 )( Dan
mereka berkata, Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami
tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala. (Al-Mulk/67: 10). )(
Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tidak ada yang akan memahaminya
kecuali mereka yang berilmu. (Al-Ankabut/29: 43). Dalam Lisan al-Arab dijelaskan bahwa al-aql berarti al-hijr
(menahan) dan al-qil adalah orang yang menahan diri (yahbis) dan mengekang hawa nafsu. Selanjutnya
dijelaskan pula bahwa al-aql mengandung arti kebijaksanaan (al-nuh), lawan dari lemah pikiran (al-humq).
Al-aql juga mengandung arti al-qalb (kalbu). Lebih lanjut disebutkan bahwa kata aqala mengandung arti
memahami. Menurut Harun Nasution, kata aqala kelihatannya bermakna mengikat dan menahan. Orang yang
qil di zaman Jahiliyah, yang dikenal dengan hammiyah atau darahnya panas, adalah orang yang dapat
menahan amarahnya dan oleh karenanya dapat mengambil sikap dan tindakan yang berisi kebijaksanaan
dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Dari keseluruhan kosa kata yang berakar pada a-q-l dapat
disimpulkan bahwa al-aql adalah fakultas manusia yang berfungsi untuk mengerti atau memahami sesuatu.
Al-aql (rasio) dalam ayat-ayat di atas tidak dibicarakan dalam konteks sumber ilmu tetapi dalam konteks alat
yang darinya manusia memperoleh ilmu. Baharuddin mengatakan bahwa dari keseluruhan ayat-ayat al-Qur`an
yang memiliki akar kata a-q-l, tidak satu pun ayat yang menyebut akal sebagai kata benda, semuanya dalam
bentuk kata kerja (fiil). Baharuddin melanjutkan: Hal ini menunjukkan bahwa aql bukanlah suatu substansi
(jauhar) yang bereksistensi, melainkan aktivitas dari suatu substansi. Jika dipahami demikian, akan
mengandung suatu pertanyaan, yaitu substansi apakah yang berakal itu? Pertanyaan itu dapat dikembalikan
kepada Al-Qur`an. Dalam ayat lain dijelaskan bahwa substansi yang mampu ber-aql itu adalah qalb. Firman
Allah menjelaskan: Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi? Mereka
mempunyai kalbu yang mereka ber-aql dengannya b) Indera Dalam Al-Qur`an alat-alat indera yang
beraktifitas dan berfungsi bagi manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah al-sam dan al-absar. Kata alsam dan berbagai kata jadiannya disebut 185 kali, sedangkan kata al-sam sendiri dijumpai 12 kali dalam AlQur`an. Kata al-absar dan berbagai kata jadiannya disebut 148 kali. Sementara kata al-absar disebut 18 kali.
Di antara ayat-ayat yang mengandung kosa kata al-sam sebagai berikut:
Katakanlah (Muhammad), Siapakah
yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran
dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati
dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab, Allah. Maka
katakanlah, Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)? (Yunus/10: 131).
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu
bersyukur. (An-Nahl/16: 78). Dan Dialah yang telah menciptakan
bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur. (Al-Mu`minun/23:
78). Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan
ruh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagimu,

(tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur. (As-Sajdah/32: 9). Di antara ayat yang mengandung kosa kata alabsar sebagai berikut:
)( Sesungguhnya, telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang berhadap-hadapan. Satu
golongan berperang di jalan Allah dan yang lain (golongan) kafir yang melihat dengan mata kepala, bahwa
mereka (golongan muslim) dua kali lipat mereka. Allah menguatkan dengan pertolongan-Nya bagi siapa yang
Dia kehendaki. Sungguh pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai
penglihatan. (Ali Imran/3: 13). )( Dia tidak dapat dicapai oleh
penglihatan mata, sedang Dia melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus, Maha Teliti. (AlAnam/6: 103). )( Maka
tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat
mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada. (AlHajj/22: 46)" Berdasarkan penelusuran terhadap ayat-ayat Al-Qur`an yang memiliki kosa kata al-sam dan alabsar dapat dijelaskan bahwa kemampuan mendengar karena manusia diberikan alat berupa telinga (uzun)
dan kemampuan melihat karena manusia diberikan alat berupa mata (ain). Mata, yang memiliki kemampuan
melihat, bisa saja tidak memberi manusia pengetahuan, oleh karena qalbu-nya tidak paham (buta). Sesuatu
yang jelas terlihat bahwa bagi Al-Qur`an, al-sam dan al-basr adalah aktifitas. c. Hati (Fuad) Kata fu`ad dan
yang seakar kata dengannya tersebar dalam 16 ayat. Semuanya dalam bentuk kata benda, yakni al-fu`ad dan
al-af`idah. Mahmud Yunus mengartikannya sebagai hati atau akal. Kedua kata ini seakar dengan f`idah
(jamak: faw`id) artinya faedah atau guna. Makna yang dapat ditarik dari penggunaan Al-Quran terhadap
kata al-fu`ad dan al-af`idah adalah bahwa al-fu`ad memiliki fungsi akal (memahami, mengerti), sama dengan
al-qalb. Dalam surat Yusuf/12: 120 disebutkan:
)( Dan semua kisah-kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu
Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan
peringatan bagi orang yang beriman. Secara tekstual, Allah menceritakan, yang bermakna Nabi Saw
mendengarkan kisah-kisah Rasul terdahulu. Lalu dengan kisah-kisah itu menjadi kuat fu`ad (hati) Nabi.
Dengan al-fuad itu berarti Nabi mendapatkan makna atau hikmah sejarah. Dalam ayat lain disebutkan:
)( Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh hampir
saja dia menyatakan (rahasia tentang Musa), seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, agar dia termasuk
orang-orang yang beriman (kepada janji Allah). Makna al-fuad dalam ayat terakhir juga sama dengan makna
al-fuad pada ayat sebelumnya. Makna yang sama juga dinyatakan oleh Allah ketika menjelaskan bahwa hati
Nabi Saw tidak mendustakan apa yang ia lihat oleh beliau ketika Jibril mendekat kepadanya untuk
menyampaikan wahyu.(An-Najm/53: 1-19). Berdasarkan ayat-ayat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa alfu`ad merupakan sentral dan pengendali bagi aktifitas al-aql dan al-qalb dalam menetapkan pengetahuan
yang benar, baik dan berguna bagi manusia. Secara umum, bagi Al-Qur`an indera dalam dan luar manusia
seperti al-aql, al-qalb, al-fuad, al-sam, al-absar adalah alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Dan obyek
pengetahuan adalah ayat-ayat Allah baik yang qauliyah/tanziliyah maupun yang kauniyah. Berbeda sekali
dengan perspektif Barat yang memandang bahwa akal dan indera sebagai fakultas yang memberi manusia
pengetahuan. Hemat penulis, Barat berpandangan demikian karena hirarki pengetahuan mereka hanya
berhenti pada tataran empirikal. Asumsi-asumsi teologis-metafisik telah terputus dari epistemologi keilmuan
Barat, sejalan dengan pandangan humanis mereka yang sekular-ateistik. [1] Nurani Soyomukti, Penagantar
Filsafat Ilmu, hal 155 [2] Ibid 156-157 [3] Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, hal 116-118 [4] Asmoro
Achmadi, filsafat Umum, hal 115-116 [5] Prof. DR. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, Akal dan Hati Sejak Thales
Sampai Capra, hal 127 [6] Nurani Soyomukti, Pengantar Filsafat Umum, 160-162 [7] Jujun S. Suriasumantri,
filsafat ilmu, sebuah pengantar populer, hal 53 [8] Nuranti Soyomukti, Pengantar filsafat Umum, hal 162
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

SUMBER ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM


Pada abad-abad awal ketika peradaban islam pada puncaknya, cendikiawan Muslim
mendekati pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan. Beberapa ilmu yag
berbeda tlah dilihat dalam perspektif tunggal, dan depandang saling berhubungan
sebagaimana cabang-cabang pohon pengetahuan. Seluruh tujuan-tujuan ilmu dipandang
sebagai penemuan-penemuan desatuan dan koherensi di dalam dunia alam. Sesuai dengan itu,
sumber seluruh ilmu dipandang satu. Untuk memahami berbagai tingkat dan taraf eksistensi,
mereka menggunakan pendekatan eksperimental di samping pendekatan intelektual dan
intuitif. Selama periode itu kita menemukan sejumlah contoh para sarjana yang

mengkombinasikan otoritas de dalam ilmu-ilmu agama dengan pengetahuan ensiklopedik


ilmu-ilmu kealaman. Orang-orang seperti Ibnu Sina, Umar Khayyam, Khwajah Nashir AlDin Thusi dan Quthb Al-Din Syirazi, adalah beberapa di antara banyak nama. 1 Selama visi
dan perspektif inilah yang mengatur kesarjanaan dan ilmu orang islam, mereka berada di
barisan muka peradaban manusia, dan kota-kota mereka menjadi pusat-pusat studi yang
terspesialisasi.
Sebenarnya banyak lagi filsof-filsof islam yang sebelum dan sesudah mereka tersebut
di atas. Mereka tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu alamiyah akan tetapi mereka juga
bagaimana mereka mengombinasikan antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu alam.
Ketika mereka telah menemukan sebuah fenomena alamiyah maka mereka tidak hanya
terputus sampai di situ. Mereka banyak mempelajari Al-Quran dan juga banyak mempelajari
fenomena-fenomena dan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam yang kemudian di
konfrontasikan dengan ayat-ayat Al-Quran. Dengan demikian Al-Quran adalah merupakan
salah satu bagian sumber ilmu pengetahuan dalam islam.
Sayyid Quthb ketika menafsirkan ayat Al-Quran 35:16 Jika Dia menghendaki,
niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk
menggantikan kamu) ia mengatakan bahwa Dalam ayat ini, bentuk atau pokok masalah
ilmu tidak di sebutkan, sebab ia melihat ilmu secara umum. Lebih dari itu, ayat ini
menyiratkan arti bahwa seluruh bentuk ilmu di anggap pemberian Allah, dan seorang
manusia terdidik harus menyadari asal ilmunya dan menghadapkan wajahnya kepada Allah
untuk bersyukur. Dia juga harus menggunakannya untuk meraih ridha Allah yang telah
menganugerahkan ilmu itu kepadanya. Karena itu, ilmu tidak boleh mengalangi hubungan
manusia dan pencipta, karena ilmu merupakan pemberian-Nya. Ilmu yang memisahkan hati
manusia dan Allah, tidak berarti apa-apa kecuali penyimpangan dan penyelewengan dari
asalnya dan akan melupakan tujuannya. Dia tidak akan membawa kebagiaan baik kepada
pemiliknya maupun kepada yang lain, dan hanya menjadi sebab kekejaman, ketakutan,
kecemasan dan kehancuran, karena ia telah sesat arahny, terasing dari arahnya, dan telah
kehilangan jalannya menuju Allah.2
Menurut Al-Quran, mempelajari kitab alam akan mengungkapkan rahasia-rahasianya
kepada manusia dan menampakkan koherensi (keterpaduan), konsistensi, dan aturan di
dalamnya. Ini akan memungkinkan manusia untuk menggunakan ilmunya sebagai
perantarauntuk menggali kekayaan-kekayaan dan sumber-sumber yang tersembunyi di dalam
alam dan mencapai kesejahteraan material lewat penemuan-penemuan ilmiahnya. Tuhan telah
menunjuk manusia sebagai wakil dan khalifah-Nya di atas bumi dan diberinya kesempatankesempatan yang tidak terbatas. Ia harus mengenal potensi-potensi dirinya, memanfaatkan
kesempatan-kesempatan itu, dan memperoleh kekuatan dan kebijaksanaan yang sesuai

dengan peranannya sebagai seorang wakil Allah dan sebuah tanda kebijaksanaan dan
kamahatahuan-Nya.
Kalau kita ingat terhadap hadits Rasulullah, Tuntutlah ilmu walaupun sampai kenegeri Cina. Sebenarnya islam itu tidak pasif dan tidak menutup diri dalam masalah-masalah
cara mendapatkan ilmu pengetahuan. Karena pada waktu itu neger cina belum mengenal
agama islam atau belum islam. Dan juga haditsnya lihatlah apa yang di bicarakan dan jangan
melihat siapa berbicara. Dengan dasar-dasar itulah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
tidak hanya Al-Quran yang menjadi sumber pengetahuan menurut islam. Jadi islam juga
mengadopsi ilmu-ilmu pengetahuan yang datang luar islam. Karena dalam Al-Quran
mengakui potensi-potensi yang terdapat pada manusia yang di topang oleh dua faktor yang
kuat. Peratama, menggunakan dan memanfaatkan pengalaman orang lain baik dari kalangan
generasi dulu maupun kini. Kedua, menggunakan akal dan pengalaman kita dalam upaya
mencari kebenaran agar keta mendapat petunjuk dan hidayah yang orang lain tidak
mendapatkannya. Dan menurut ungkapan Al-Quran, yang pertama melalui pendengaran dan
yang kedua dengan akal.3
Selanjutnya pembahasan kita tentang aliran-aliran ilmu pengetahuan barat yang dapat
yang mungkin dapat di pelajari untuk menunjang ilmu-ilmu pengetahuan dalam islam sebagai
berikut: Pertama, Rasionalisme (Descartes-Spinoza-Leibniz), aliran ini mengatakan bahwa
akal adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan, yaitu lewat cara berpikir. Alat
dalam berpikir itu ialah kaidah-kaidah logis atau kaidah-kaidah logika. Kaitannya dengan ini,
dalam Al-Quran juga mendorong manusia untuk selalu berpikir dengan menggunakan akal.
Kata yang di gunakan Al-Quran dalam bentuk kata kerja yang di sebutkan oleh para ulama
kira-kira ada 30 ayat dalam Al-Quran. 4 Dan bukan hanya ini yang membicarakan kedudukan
akal akan tetapi banyak lagi yang membahas tentang fungsi akal pada manusia. Jadi AlQuran tidak menafikan fungsi akal yang di berikan kepada manusia dan karena akallah
manusia mengetahui dirinya dan orang lain.
Kedua, Empirisme (John Locke), aliran ini lebih menekankan pada pranan
pengalaman empiris dalam memproleh pangetahuan tertentu, dan lebih menekankan pada
mengecilkan fungsi akal. Paham ini mengatakan bahwa jiwa manusia, tatkala manusia di
lahirkan, dalam keadaan kosong seperti tabula rasa kertas putih yang belum ada tulisan sama
sekali, dan setiap idea yang di perolehnya datang dari pengalaman-pengalaman. 5Dalam hadits
Rasulullah juga menyebutnya bahwa setiap anak yang di lahirkan itu adalah dalam keadaan
suci, tergantung kedua orang tuanya yang akan menjadikan dia nasrani, majuzi dan
sebagainya. Tetapi dalam islam tidak serta-merta diserahkan pada pemahaman empiris yang
membentuk kepribadian manusia. Kata suci di situ di maksudkan sebagai potensi yang ada
pada manusia sebagai pemberian Allah.

Ketiga, Positivisme (August Comte, 1798-1857), aliran yang mengkonfrontasikan


antara aliran empirisme dan rasionalisme. Aliran ini berpendapat bahwa alat indera amatlah
penting dalam memperoleh pengetahuan, tetapi harus di pertajam dengan alat bantu dan
diperkut dengan eksprimentasi. Kekeliruan indera akan dapat di koreksi lewat eksprimen.
Dan apa yang terlintas dalam pikiran harus bisa di buktikan secara empiris. Dalam islam
tidak hanya bisa di buktikan dengan indera saja akan tetapi juga bisa di rasakan dengan
perasaan karena perasaan yang bisa mendatangkan kepuasan terhadap apa yang sedang di
hadapinya.
Keempat, Intuisionisme (Henri Brigson, 1859-1941), aliran yang mengakui terhadap
lemahnya atau terbatasnya indera dan akal. Obyek-obyek yang kita tangkap itu adalah obyek
yang selalu berubah. Karenanya, pengetahuan kita tentang itu tidak pernah tetap. Intelek atau
akal juga terbatas. Akal dapat mengetahui sesuatu jikalau dikonsentarasikan ke obyeknya.
Tetapi ia tidak dapat mengetahui secara keseluruhannya. Seperti, apakah adil ? jawaban akal
akan selalu subyektif. Demikian juga indera yang tidak sepenuhnya selalu obyektif
kebenarannya.
Dengan keterbatasan indera dan akal di sini, mungkin juga manusia dapat mencapai
kebenaran dan keobyektifannya melalui cara yang levelnya lebih tinggi menurut islam
yaitu intuisi (Ilham)6. Karena teori ini menyatakan bahwa manusia yang hatinya bersih talah
dari segala dosa telah siap dan sanggup menerima pengetahuan dari Allah SWT. Dan intuisi
ini adalah merupakan gerak hati yang paling dalam 7. Dengan demikian intuisi ini
kebenarannya tidak dapat diujui dengan ukuran pengalaman inderawi dan juga dengan akal
pikiran. Karena itu tidak berlaku untuk umum, hanya orang-orang tertentu yang bisi
melakukannya.
Dapat di simpulkan bahwa sumber-sumber ilmu pengetahuan dalam islam
ialahPertama, Wahyu, dimana wahyu di sini dalam islam yang berbertuk teks di sebut AlQuran dan Al-Quran inilah dalam islam yang berperan sebagai petunjuk dan pegangan
hidup. Dan ini hanya di berikan kepada hamba-Nya yang telah di pilih-Nya. Kedua, Ilham,
ilham hanya di proleh dengan cara membersihkan hati dengan tujuan mendekatkan diri
kepada Allah, dan tidak semua orang bisa. Ketiga, kesaksian orang lain, yang dengan
kesaksian orang lain tidak mengharuskan semua orang mencobanya. Keempat, akal pikiran
dan pancaidera atau pengalaman.

Lihat Buku yang berjudul Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran karya Prof. Dr. Harun Nasution.
Munculnya Filsof-Filsof Islam pada abad Ke 8 sampai abad Ke 13. Hal. 103.

Filsafat Sains Menurut Al-Quran. Dr. Mahdi Ghulsyani. Hal. 56.

Membahas tentang ayat-ayat yang berkenaan dengan cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan menurut AlQuran baik di prolihnya secara akal (Rasionalisme) maupun secara pengalaman (Empirisisme). Prof. Ali
Abdul Azhim, Falsafat al-Marifat fi al-Quran al-Karim, yang diterjemah oleh Khalilullah Ahmas Masjkur
Hakim. Hal. 16-38.

Lihat Prof. Dr. Harun Nasution, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran. Hal. 139-141.

Lihat Nufal Ramzi, pembahasannya tentang Empirisme. Hal. 16.

Lihat Miska Muhammad Amien, Epistemologi Islam Pengantar Filsafat Pengetahuan Islam. Hal. 22-23.

Filsafat Ilmu Pengetahuan, Suparlan Suhartono, Ph.D. Hal. 71.

Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan


Al-Quran adalah Kalam Allah yang yang berupa mukjizat yang diturunkan oleh Allah kepada
manusia, melalui Jibril, dengan perantara rasul terakhir Muhammad, berfungsi utama sebagai
petunjukNya bagi manusia sebagai makhluk psikofisik yang bernilai ibadah bagi yang
membacanya. Eksistensi dan keadaan manusia memang membutuhkan petunjukNya dalam
menempun kehidupan di dunia. Tanpa petunjuk, manusia hidup tersesat yang berakhir tidak
selamat (Rifat Syauqi Nawawi, 2009: 203).
Manusia adalah mahluk yang lemah, maka manusia membutuhkan ilmu sebagai alat yang
dipergunakan untuk memudahkan kehidupannya. Menurut Dodi Syihab (2010), karena Ilmu
sebagai alat bagi manusia untuk mengetahui dan memahami sesuatu, dengan ilmu banyak
manusia menjadi baik dan dengan ilmu itu juga banyak manusia menjadi rusak. Pada intinya
ilmu tercipta dalam rangka mempermudah manusia untuk sampai kepada tujuan. Semakin
banyak ilmu yang manusia miliki seharusnya semakin mempermudah dirinya melakukan
sesuatu, namun hampir setiap manusia semakin banyak memiliki ilmu pengetahuan semakin
sulit untuk mengerjakan sesuatu sehingga menyiksa dirinya, terkekang dengan
pengetahuannya. Dengan demikian banyak manusia mencari ilmu yang tidak bisa dilakukan
atau diamalkan, namun adajuga manusia yang memiliki ilmu dan diamalkan dalam kehidupan
kesehariannya.
Manusia yang diberi anugrah akal yang membedakan manusia dengan mahluk ciptaan Allah
yang lainnya, dengan akal manusia dapat mengetahui segalanya, tentang kehidupan, baik
buruk, bahkan sampai mengetahui tentang adanya Allah melalui pencitaanNya, namun manusia
tidak dapat mengetahui dan mengerti bagaimana cara dirinya dalam mendekatkan diri dengan
Allah, bagaimana cara beribadah kepada Allah, mengenai kehidupan di akhirat, surga neraka
dan lain sebagainya. Dengan demikian, manusia dengan akalnya tidak semua dapat diketahui,
dalam hal ini, Allah menurunkan wahyu berupa Al-Quran sebagai penyempurna akal manusia,
petunjuk bagi manusia dalam kehidupannya dan menjawab apa yang tidak dapat manusia
ketahui tersebut.
FUNGSI AL-QURAN

Fungsi utama al-Quran yaitu sebagai hidayah (petunjuk) bagi manusia dalam mengelola
hidupnya di dunia secara baik dan merupakan rahmat untuk alam semesta, disamping pembeda
antara yang hak dan batil, juga sebagai penjelas terhadap segala sesuatu, akhlak, moralitas,
dan etika-etika yang patut dipraktekkan manusia dalam kehidupan mereka. Penerapan ajaran
Tuhan itu akan membawa dampak positif bagi manusia sendiri.
Disamping fungsi utama, hidayah Tuhan, juga memiliki fungsi-fungsi lain yang tidak kalah
pentingnya, yaitu sebagai mujizat Nabi Muhammad saw untuk membuktikan bahwa ia adalah
Nabi dan rasul Tuhan, dan bahwa al-Quran adalah firmanNya bukan ucapan atau ciptaan
Muhammad sendir.
Juga sebagai hakim pemutus yang diberi wewenang oleh Allah guna memberikan keputusan
pamungkas mengenai berbagai masalah yang diperselisihkan di kalangan para pemimpin agama
dari pelbagai macam agama. Dan juga sebagai penguat terhadap kebenaran kitab-kitab
terdahulu sebelum al-Quran dan kebenaran para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad saw.
Disamping itu, fungsi al-Quran adalah sebagai keterangan yang jelas, sebagai pelajaran yang
baik bagi orang-orang yang bertakwa (Ali Imran:138) dan sebagai penyembuh (syifa) serta
rahmat bagi orang beriman (Yunus:57).
Terkait dengan fungsi al-Quran sebagai petunjuk, ulama-ulama tafsir mencurahkan perhatian
yang besar untuk lebih mengedepankan fungsi itu, Muhammad Abduh yang dikutip oleh Rifat
Syauqi Nawawi, memberikan perhatiannya yang begitu besar terhadap segi hidayah al-Quran,
beliau mengatakan kelemahan dan kemunduran umat Islam serta hilangnya kejayaan mereka di
masa silam adalah karena mereka berpaling dari petunjuk al-Quran. Untuk memperoleh
kejayaan, kepemimpinan dan kehormatan hidup, menurutnya jalan yang harus ditempuh ialah
kembali kepada petunjuk al-Quran dan berpegang teguh kepadanya, umat Islam tidak hanya
mengimani al-Quran sebagai kitab suci melainkan melaksanakan apa yang telah diajarkan alQuran dalam kehidupan sehari-hari dalam wujud perbuatan nyata. (Rifat Syauqi Nawawi,
2009: 203-206).
KEMUKJIZATAN AL-QURAN
Al-Quran sebagai mujizat Nabi Muhammad saw yang besifat Logis dan Rasional, hal ini sejalan
dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan peradaban manusia, dari yang dulunya
tenggelam dalam mitos dan kebodohan menuju era yang semakin maju, logis dan rasional.
Mujizat Nabi Muhammad saw selalu menantang nalar dan logika untuk mengkaji dan
membuktikan kebenarannya.
Kemukjizatannya akan selalu terungkap sejalan dengan perkembangan pengetahuan,
peradaban dan kemampuan nalar manusia, disamping paparannya logis dan rasional, ia juga
tidak pernah musnah dan tergantikan meskipun waktu dan tempat yang selalu berubah (Yusuf
Ahmad, 2009: 27-28).
Adapun garis besar isi kandungan dalam al-Quran meliputi:

1.

Akidah

Ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap
orang di dunia. Al-quran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan
keyakinan terhadap Allah SWT yang satu, yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak.
2.
Ibadah
Menurut bahasa adalah taat, tunduk, ikut atau nurut. Sedangkan menurut pengertian Fuqaha,
ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan
ridha Allah SWT. Bentuk ibadah dalam ajaran agama Islam yakni seperti yang tercantum dalam
rukun Islam.
3.
Akhlak
Perilaku yang dimiliki manusia, baik akhlak yang terpuji (akhlakul karimah) maupun tercela
(akhlakul madzmumah). Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki akhlak
manusia. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi laranganNya.
4.
Hukum-hukum
Hukum yang ada dalam Al-Quran adalah memberi perintah kepada orang yang beriman untuk
mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesama manusia yang terbukti bersalah.
Hukum dalam Islam berdasarkan Al-Quran ada beberapa jenis seperti Jinayat, Muamalat,
Munakahat, Faraidh dan Jihad.
5.
Peringatan (tadzkir)
Sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa
neraka atau waaid, maupun berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya
dengan balasan berupa nikmat surga Jannah atau waaad. Disamping itu ada pula gambaran
yang menyenangkan di dalam Al-Quran yang disebut Targhib dan kebalikannya ganbaran yang
menakutkan yang disebut Tahrib.
6.
Sejarah atau kisah
Cerita mengenai orang-orang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada
Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebiasaan akibat tidak taat atau ingkar kepada Allah
SWT. Dari sejarah itu dapat diambil hikmah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari atau
dengan istilah lain disebut ikhbar.
7.
Dorongan untuk berfikir
Didalam Al-Quran banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran
manusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama
mengenai alam semesta. Inilah yang akan kita kaji pada pembahasan selanjutnya.
ILMU PENGETAHUAN DALAM AL-QURAN
Menurut Yusuf Ahmad (2009), ilmu dalam Islam adalah ibadah, ibadah secara etimologi berarti
merendahkan diri dan secara istilah adalah tunduk kepada Allah swt atas apa yang Dia
perintahkan dan Dia larang. Sedangkan ilmu dalam bahasa berarti mengungkap sesuatu untuk
mengetahui hakikatnya.

Manusia adalah mahluk yang paling utama dimuka bumi dibekali dengan akal dan indera agar
mengetahui dan mengenal-Nya, mengetahui dan mengenal Allah adalah dengan memahami
jejak-jejak penciptaan-Nya, menghayati keindahan ciptaan-Nya dan merasakan keagungan
ayat-ayatNya, mereka yang mampu melakukan semua itu adalah orang-orang yang memiliki
pengetahuan luas.
Di dalam ayat-ayat al-Quran banyak dijelaskan tentang ilmu-ilmu pengetahuan, diantaranya:
1.
Manusia mengembangkan studi ilmu alam, fenomena-fenomena alam dan hasil
penelitian manusia tidaklah melenceng seperti apa yang diterangkan dalam al-Quran, manusia
meneliti tentang bentuk muka bumi dan segala yang berada diatasnya seperti gunung-gunung
dan sungai-sungai (QS. An-Nahl: 15, An-Naba: 6-7), al-Quran juga memaparkan tentang laut
dan segala sesuatu yang terdapat didalamnya (QS. An-Nahl: 14, Fathir: 12, al-Furqan: 53, arRahman: 19-21), al-Quran menjelaskan fenomena alam di langit dan hubungannya dengan
bumi (QS. Ar-Rum: 24, ar-Rad: 12-13).
2.
Manusia menemukan ilmu tentang perbintangan / astronomi, namun al-Quran sudah
jauh menjelaskan tentang hal itu, seperti al-Quran menyebutkan langit yang dipenuhi oleh
bintang dan Planet (QS. Al-Hijr: 16), bintang sebagai petunjuk bagi manusia (QS. Al-Anam:
97), Matahari dan bulan serta menjelaskan hubungannya dengan bumi dan kehidupan manusia
(QS. Yunus: 5, al-Isra: 12, Fathir: 13).
3.
Manusia mengembangkan Ilmu Botani (tumbuh-tumbuhan), dan al-Quran menerangkan
tentang air dan tumbuh-tumbuhan serta hubungan antara keduanya dengan kehidupan manusia
dan binatang (QS. As-Sajdah: 27), menjelaskan tumbuhan dan masanya (QS. az-Zumar: 21),
menjelaskan macam-macam buah (QS. Al-Anam: 141, an-Nahl: 10-11).
4.
Manusia mengembangkan ilmu Biologi, dan al-Quran menjelaskan asal kehidupan
binatang dan jenis-jenisnya (QS. An-Nur: 45), menjelaskan proses kehidupan manusia dan
tahapannya (QS. Al-Muminun: 12-14, al-Hajj: 5).
5.
Al-Quran menyebutkan tentang kesehatan dengan melarang makan dan minum
berlebihan (QS. Al-Araf: 31) kemudian disusunlah Ilmu tentang Kedokteran.
6.
Kemudian al-Quran menjelaskan semua (point 1-5) dalam satu ayat secara ilmiah,
seperti QS. Al-Baqarah: 164, dan al-Jatsiah: 3-5.
7.
Al-Quran mengajak manusia untuk melakukan perjalanan (petualangan) di muka bumi
melalui darat atau laut agar bisa saling mengenal secara lebih dekat antara berbagai suku,
bangsa-bangsa dan kelompok yang ada di bumi (QS. Al-Hujurat: 13).
8.
Al-Quran mendorong manusia untuk menceritakan tentang kisah-kisah kaum dan suku
bangsa terdahulu dengan tujuan untuk mengungkap kejadian yang mereka alami (QS. Ar-Rum:
9, Ali Imran: 137, al-Ankabut: 20), maka kemudian disusunlah ilmu geografi dan sejarah.
Berdasarkan itu semua, jika kita mau menjadi ilmuwan maka harus memahami al-Quran
dengan ilmu tafsir yang ditunjang oleh kaidah bahasa dan garamatika arab, disamping itu
dibekali dengan ilmu logika , mengetahui kandungan hukumnya berdasarkan ilmu fikih
didukung oleh kajian ilmu ushul, mengungkap fenomena langit dengan ilmu astronomi,
memahami bumi serta isinya dengan disiplin ilmu alam dan geologi dan juga melakukan
observasi dimuka bumi untuk menemukan jalur antara berbagai tempat dan daerah dengan

geografi, merekontruksi peristiwa-peristiwa masa lampau dan meneliti kisah-kisah dengan ilmu
sejarah dan mengetahui berbagai macam penyakit dan kesehatan dengan kedokteran.
Oleh karena itu, maka tidak heran apabila banyak tokoh-tokoh ilmuwan muslim yang banyak
ahli diberbagai disiplin ilmu, seperti:
1.
Yakub al-Kindi dan Abu Bakar ar-Razi adalah pakar kedokteran, filsafat, astronomi,
kimia dan music.
2.

Ibnu Sina adalah seorang filsuf, dokter, ahli fikih dan penyair.

3.

Al-Farabi ahli dibidang filsafat, musik, dan kedokteran.

4.

Al-Biruni ahli dibidang astronomi, filsafat, matematika dan geografi.

5.

Abu Hanifah ad-Dainuri ahli dibidang astronomi dan matematika, juga bidang botani.

6.

Ibnu an-Nafis ahli kedokteran, ushul dan hadits.

7.

Az-Zamakhsyari, ahli tafsir dan geografi, bahasa dan sastra.

KESIMPULAN
Al-Quran merupakan mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Rasul Muhammad saw sebagai
penguat kenabiannya, yang berfungsi sebagai petunjuk dan memberikan pedoman bagi
kehidupan manusia menuju kejalan yang benar, disamping itu juga al-Quran mengajarkan dan
mendorong manusia untuk berfikir logis dan rasional, menggunakan daya akalnya untuk
mengungkapkan segala keagungan Tuhan yang dapat dilihat dan diteliti melalui penciptaanNya.
Maka dari itu tak heran apabila kaum muslimin setelah sepeninggalan Rasulullah, banyak
mengkaji al-Quran dan Sunnah dalam kehidupannya sehingga jaya dan terangkatlah derajat
umat muslim dan menjadikannya umat yang paling maju yang pernah dialami dalam sejarah
dunia.
Terdapat banyak ayat-ayat dalam al-Quran yang berisi tentang Ilmu pengetahuan yang bersifat
Ilmiyah dan sesuai atau selaras dengan hasil penelitian manusia zaman sekarang, sehingga
terbuktilah kebenaran dan kemukjizatan al-Quran.

Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu


Pengetahuan
Oleh Kazuhana El Ratna Mida -

Jun 1, 2015

5412

www.nytimes.com
Al-Quran adalah mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad. Al-Quran juga satusatunya mukjizat yang bertahan hingga sekarang. Selain sebagai sumber
kebahagiaan di dunia dan akhirat, al-Quran juga merupakan sumber ilmu
pengetahuan

yang

tidak

pernah

mati.

Jika

dicermati,

kebanyakan

ilmu

pengetahuan yang saat ini berkembang, sejatinya telah Allah tuliskan dalam alQuran.
Ayat al-Quran yang pertama kali turun menunjukkan dasar ilmu pengetahuan
adalah surat al-Alaq ayat 1-5,
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1]. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Qs. al-Alaq: 1-5)
Dalam ayat ini, kita dianjurkan untuk belajar melalui baca-tulis, mengkaji ilmu
yang ada dalam al-Quran, meneliti lebih jauh tentang ilmu pengetahuan yang
sudah Allah ajarkan dalam al-Quran.
Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran.(Qs. Az-Zumar: 9)

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. al-Mujadalah: 11)
Kedua ayat di atas menunjukkan pentingnya seseorang untuk memiliki ilmu
pengetahuan.
Jika kita cermati, dengan membaca al-Quran, maka akan kita menemukan
banyak ilmu pengetahuan tentang alam semesta yang tak terkira.
Sebuah contoh, dalam surat Yunus ayat 5 yang menjelaskan tentang ilmu falak
atau perbintangan.
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan
oleh-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu supaya
kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak[2]. Dia menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (Qs.
Yunus: 5)
Lalu di dalam surat Yasin,
Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan
manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir)
kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua[3]. Tidaklah mungkin bagi
matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang.
Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (Qs. Yasin: 38-40)
Bukti lain tentang al-Quran sebagai dasar ilmu pengetahuan adalah surat anNahl ayat 66 tentang ilmu hewan:
Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran
bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya
(berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah yang mudah ditelan bagi
orang-orang yang meminumnya.(Qs. an-Nahl: 66)
Atau

dalam

surat

ar-Rad

ayat

yang

menjelaskan

ilmu

tumbuhan:

Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun


anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak
bercabang, disirami

dengan

air yang sama.

Kami

melebihkan

sebagian

tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya


pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
berfikir. (Qs. ar-Rad: 4)
Lalu tentang ilmu bumi dan ilmu alam,
Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung
yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah
dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba
yang kembali (mengingat Allah). (Qs Qaf: 7-8)
Dan surat Saba ayat 18,
Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami
limpahkan berkah kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami
tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di
kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman[4]. (Qs.
Saba: 18)
Jelas bukan, bahwa sejatinya al-Quran sebagai sumber ilmu pengatahuan yang
pertama kali. Pada masa berkembangnya Islam dulu, banyak para pakar muslim
yang menjadi orang hebat karena selalu berpegang teguh pada al-Quran.
Misalnya pada masa Islam masuk di Andaluisia (Spanyol) kita mengatahui:
1. Abbas bin Farmas sebagai ahli ilmu kimia dan astronomi. Dia adalah penemu
pertama pembuatan kaca dari batu.
2. Ibrahim bin Yahya al-Naqqas terkenal dalam ilmu astronomi. Ilmu yang dapat
mengetahui terjadinya gerhana matahari atau bulan dan dapat pula mengetahui
lama waktu terjadinya gerhana tersebut. Ibrahim bin Yahya menemukan
teropong modern yang dapat mengetahui jarak anatara tata surya dan bintangbintang lain.
3. Ahmad bin Ibas dari Cardova ahli dalam bidang obat-obatan.

4. Umm al-Hasan binti Abu Jafar dan al-Hafidz dua orang wanita ahli
kedokteran.
5. Ibun Batuthah dari Tangier, Maroko ahli geografi
6. Dan banyak lagi para ilmuan Islam yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Kita mengatahui saat itu kaum Muslimin masih sangat memegang teguh alQuran sebagai sumber pengetahuan. Kejaayaan Islam dan para pemikir Islam
ini tentu mengundang pertanyaan dari para cendiakawan Eropa. Mereka
penasaran dan mulai mempelajari bahasa Arab agar bisa menerjemahkan bukubuku karangan umat Islam.
Bahkan para pemuda-pemuda kristen Eropa juga mulai belajar di universitasuversitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Sevile, Malaga, Granada
dan Salamance.
Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku ilmiah
karya para sarjana Muslim. Pusat pemerintah berada di Toledo. Setelah pulang
ke negaranya masing-masing, mereka mengajarkan ilmu yang didapat kepada
pelajar di Eropa.
Mahabesar Allah dengan segala Kebesaran-Nya. Semua penjelasan tentang
pengetahuan bisa kita dapat dalam al-Quran, andai kita mau memerhatikan dan
mencerna lebih dalam atas ayat-ayat yang diturunkan. Bahkan bangsa Eropa
sebelum semaju sekarang mengakui kebesaran umat Islam dan al-Quran.
[Kazuhana El Ratna Mida/Bersamadakwah]
Keterangan

[1] Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis-baca.


[2] Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma,
melainkan dengan penuh hikmah.
[3] Bulan-bulan itu pada awal bulan kecil berbentuk sabit, kemudian sesudah
menempati manzilah-manzilah, dia menjadi purnama, kemudian pada manzilah
terakhir kelihatan seperti tandan kering yang melengkung.

[4] Yang dimaksud dengan negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya ialah
negeri yang berada di Syam karena kesuburannya, dan negeri- negeri yang
berdekatan ialah negeri-negeri antara Yaman dan Syam sehingga orang-orang
dapat berjalan dengan aman siang dan malam tanpa terpaksa berhenti di
padang pasir, dan tanpa mendapat kesulitan.
Berbagai Sumber (Srobyong, 11 Mei 2015)

Di awal era pertumbuhan Islam, Dunia Pengetahuan mengalami zaman


keemasan dengan bermunculannya ilmuwan - ilmuwan muslim yang
sampai sekarang penemuannya masih digunakan dan menjadi rujukan
sebagai dasar dari perkembangan pengetahuan modern, tapi mungkin
karena kurangnya publisitas dan banyaknya peristiwa sejarah yang
menjadikan nama - nama mereka kurang dikenal bahkan di kalangan
para umat muslim itu sendiri, berikut 10 ilmuwan muslim yang sangat
berjasa
bagi
dunia
pengetahuan
1. IBNU RUSHD (AVERROES)

Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun
520 Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakimhakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang
anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak
ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd
mendalami
filsafat
dari
Abu
Ja'far
Harun
dan
Ibnu
Baja.
Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan
pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk
mengabdi sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu
Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat

Aristoteles yang mempengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan,


termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang
mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran
dan
masalah
hukum.Pemikiran
Ibnu
Rusyd
Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih
dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karyakarya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani
(Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak
ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang
dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu
Rusyd
tentang
akidah
dan
sikap
keberagamaannya.
Karya
:
Bidayat
Al-Mujtahid
(kitab
ilmu
fiqih)
Kulliyaat
fi
At-Tib
(buku
kedokteran)
Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syariat (filsafat dalam Islam
dan menolak segala paham yang bertentangan dengan filsafat)

2. IBNU SINA / Avicenna

Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat


adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia
(sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis
yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi
dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah Bapak Pengobatan
Modern dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan
bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya
yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di
bidang
kedokteran
selama
berabad-abad.
Karya Ibnu Sina, fisikawan terbesar Persia abad pertengahan ,
memainkan peranan penting pada Pembangunan kembali Eropa.
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar.
Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia
dianggap oleh banyak orang sebagai bapak kedokteran modern. George
Sarton menyebut Ibnu Sina ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah
satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.

pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The
Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap:
Al-Qanun
fi
At
Tibb).
Kehidupannya dikenal lewat sumber - sumber berkuasa. Suatu
autobiografi membahas tiga puluh tahun pertama kehidupannya, dan
sisanya didokumentasikan oleh muridnya al-Juzajani, yang juga
sekretarisnya
dan
temannya.
Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana,
sebuah kota kecil sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia).
Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan,
dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di
salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afghanistan
(dan juga Persia). Dia menginginkan putranya dididik dengan baik di
Bukhara.
Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili,
pemikiran Ibnu Sina independen dengan memiliki kepintaran dan ingatan
luar biasa, yang mengizinkannya menyusul para gurunya pada usia 14
tahun.
Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan
kepandaiannya segera membuatnya menjadi kekaguman diantara para
tetangganya; dia menampilkan suatu pengecualian sikap intellectual dan
seorang anak yang luar biasa kepandaiannya / Child prodigy yang telah
menghafal Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia.
Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai
untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu
mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.
Meskipun bermasalah besar pada masalah - masalah metafisika dan pada
beberapa tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun
berikutnya, dia juga mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak
rintangan. pada beberapa penyelidikan yang membingungkan, dia akan
meninggalkan buku - bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke
masjid, dan terus sholat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan kesulitannya. Pada larut malam dia akan melanjutkan kegiatan
belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala segelas susu
kambing, dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan
memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca
Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata - katanya tertulis dalam
ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai suatu hari mereka
menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di

suatu bookstall seharga tiga dirham. Yang sangat mengagumkan adalah


kesenangannya pada penemuan, yang dibuat dengan bantuan yang dia
harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk berterima kasih
kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas orang miskin.
Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori
kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui
perhitungannya sendiri, menemukan metode - metode baru dari
perawatan. Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang
fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa Kedokteran
tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan
metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi
dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan
obat - obat yang sesuai. Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar
dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.
3. AL-BIRUNI

Merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis

ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang


banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obatobatan.Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazm di Asia Tengah yang
pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar matematika
dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.Abu Raihan Al-Biruni
merupakan teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn
Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu
Miskawaih, di universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu
Al Abbas Ma'mun Khawarazmshah. Abu Raihan Al-Biruni juga
mengembara ke India dengan Mahmud dari Ghazni dan menemani beliau
dalam ketenteraannya di sana, mempelajari bahasa, falsafah dan agama
mereka dan menulis buku mengenainya. Dia juga mengetahui bahasa
Yunani, bahasa Suriah, dan bahasa Berber. Dia menulis bukunya dalam
bahasa Persia (bahasa ibunya) dan bahasa Arab.Sebahagian karyanya
ialah: Ketika berusia 17 tahun, dia meneliti garis lintang bagi Kath,
Khwarazm, dengan menggunakan altitude maksima matahari. Ketika
berusia 22, dia menulis beberapa hasil kerja ringkas, termasuk kajian
proyeksi peta, "Kartografi", yang termasuk metodologi untuk membuat
proyeksi
belahan
bumi
pada
bidang
datar.

Ketika berusia 27, dia telah menulis buku berjudul "Kronologi" yang
merujuk kepada hasil kerja lain yang dihasilkan oleh beliau (sekarang
tiada lagi) termasuk sebuah buku tentang astrolab, sebuah buku tentang
sistem desimal, 4 buku tentang pengkajian bintang, dan 2 buku tentang
sejarah.

Beliau membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil


ini
diulang
di
Barat
pada
abad
ke
16)
Hasil
karya
Al-Biruni
melebihi
120
buah
buku.
Sumbangannya kepada matematika termasuk:

aritmatika teoritis and praktis


penjumlahan seri
analisis kombinatorial
kaidah angka 3
bilangan irasional
teori perbandingan
definisi aljabar
metode pemecahan penjumlahan aljabar
geometri
teorema Archimedes
sudut segitiga

4.

Al-Khawarizmi

Nama
Asli
dari
alKhawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu beliau
dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. AlKhawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, alAhawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi.
Beliau
dilahirkan
di
Bukhara.Tahun
780-850M
adalah
zaman
kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220
dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal
pertengahan abad ke-9M. Sumber lain menegaskan beliau hidup di
Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun
266H/850M
di
Baghdad.
Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi adalah seorang
tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan keahliannya
bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika,
aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia.
Al-Khawarizmi

sebagai

guru

aljabar

di

Eropa

Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam


penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja
di bawah pemerintahan Khalifah al-Mamun, bekerja di Bayt al-Hikmah di
Baghdad. Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar
matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk

memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angkaangka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam. Beliau
juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. AlKhawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan
aljabar dan hisab. Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari
dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika
yang begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang.
PERANAN

DAN

SUMBANGAN

AL-KHAWARIZMI

Sumbangsihnya dalam bentuk hasil karya diantaranya ialah :


1. Al-Jabr wal Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian secans
dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.
2. Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau telah mengajukan contohcontoh persoalan matematika dan mengemukakan 800 buah
masalah yang sebagian besar merupakan persoalan yang
dikemukakan oleh Neo. Babylian dalam bentuk dugaan yang telah
dibuktikan kebenarannya oleh al-Khawarizmi.
3. Sistem Nomor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia
penting dalam sistem Nomor pada zaman sekarang. Karyanya yang
satu ini memuat Cos, Sin dan Tan dalam penyelesaian persamaan
trigonometri , teorema segitiga sama kaki dan perhitungan luas
segitiga, segi empat dan lingkaran dalam geometri.
Banyak lagi konsep dalam matematika yang telah diperkenalkan alkhawarizmi . Bidang astronomi juga membuat al-Khawarizmi terkenal.
Astronomi dapat diartikan sebagai ilmu falaq [pengetahuan tentang
bintang-bintang yang melibatkan kajian tentang kedudukan, pergerakan,
dan pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan bintang].
Pribadi

al-Khawarizmi

Kepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia


Barat.
Ini
dapat
dibuktikan
bahawa
G.Sarton
mengatakan
bahwapencapaian-pencapaian yang tertinggi telah diperoleh oleh orangorang Timur. Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh lain, Wiedmann
berkata." al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh dan
seorang
yang
mengabdikan
hidupnya
untuk
dunia
sains".
Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yang diperkenalkan oleh alKhawarizmi seperti: geometri, aljabar, aritmatika dan lain-lain. Geometri
merupakan cabang kedua dalam matematika. Isi kandungan yang
diperbincangkan dalam cabang kedua ini ialah asal-usul geometri dan

rujukan utamanya ialah Kitab al-Ustugusat[The Elements] hasil karya


Euklid : geometri dari segi bahasa berasal daripada perkataan yunani iaitu
geo yang berarti bumi dan metri berarti pengukuran. Dari segi ilmu,
geometri adalah ilmu yang mengkaji hal yang berhubungan dengan
magnitud dan sifat-sifat ruang. Geometri ini dipelajari sejak zaman firaun
[2000SM]. Kemudian Thales Miletus memperkenalkan geometri Mesir
kepada Yunani sebagai satu sains dalam kurun abad ke 6 SM. Seterusnya
sarjana Islam telah menyempurnakan kaidah pendidikan sains ini
terutama
pada
abad
ke9M.
Algebra/aljabar merupakan nadi matematika. Karya
diterjemahkan oleh Gerhard of Gremano dan Robert
bahasa Eropa pada abad ke-12. sebelum munculnya
Hisab al-Jibra wa al Muqabalah yang ditulis oleh
tahun
820M.
Sebelum
ini
tak
ada
5.

Jabir

Ibnu

Hayyan

Al-Khawarizmi telah
of Chaster ke dalam
karya yang berjudul
al-Khawarizmi pada
istilah
aljabar.

/ Ibnu

Geber

Lahir di kota peradaban Islam klasik, Kuffah


(Irak), ilmuwan Muslim ini lebih dikenal dengan nama Ibnu Hayyan.
Sementara di Barat ia dikenal dengan nama Ibnu Geber. Ayahnya,
seorang penjual obat, meninggal sebagai 'syuhada' demi penyebaran
ajaran Syi'ah. Jabir kecil menerima pendidikannya dari raja bani
Umayyah, Khalid Ibnu Yazid Ibnu Muawiyah, dan imam terkenal, Jakfar
Sadiq. Ia juga pernah berguru pada Barmaki Vizier pada masa
kekhalifahan
Abbasiyah
pimpinan
Harun
Al
Rasyid.
Ditemukannya kimia oleh Jabir ini membuktikan, bahwa ulama di masa
lalu tidak melulu lihai dalam ilmu-ilmu agama, tapi sekaligus juga
menguasai ilmu-ilmu umum. "Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan
matematika, bangsa Arab memberikan sumbangannya yang terbesar di
bidang kimia," tulis sejarawan Barat, Philip K Hitti, dalam History of The
Arabs. Berkat penemuannya ini pula, Jabir dijuluki sebagai Bapak Kimia

Modern.
Dalam karirnya, ia pernah bekerja di laboratorium dekat Bawwabah di
Damaskus. Pada masamasa inilah, ia banyak mendapatkan pengalaman
dan pengetahuan baru di sekitar kimia. Berbekal pengalaman dan
pengetahuannya itu, sempat beberapa kali ia mengadakan penelitian soal
kimia. Namun, penyelidikan secara serius baru ia lakukan setelah
umurnya
menginjak
dewasa.
Dalam penelitiannya itu, Jabir mendasari eksperimennya secara
kuantitatif dan instrumen yang dibuatnya sendiri, menggunakan bahan
berasal dari logam, tumbuhan, dan hewani. Jabir mempunyai kebiasaan
yang cukup konstruktif mengakhiri uraiannya pada setiap eksperimen.
Antara lain dengan penjelasan : Saya pertamakali mengetahuinya
dengan melalui tangan dan otak saya dan saya menelitinya hingga
sebenar mungkin dan saya mencari kesalahan yang mungkin masih
terpendam
.
Dari Damaskus ia kembali ke kota kelahirannya, Kuffah. Setelah 200
tahun kewafatannya, ketika penggalian tanah dilakukan untuk pembuatan
jalan, laboratoriumnya yang telah punah, ditemukan. Di dalamnya
didapati peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesona, dan
sebatang
emas
yang
cukup
berat.
Teori

Jabir

Pada perkembangan berikutnya, Jabir Ibnu Hayyan membuat instrumen


pemotong, peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses
dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur,
penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi,
dan
oksidasi-reduksi.
Semua ini telah ia siapkan tekniknya, praktis hampir semua 'technique'
kimia modern. Ia membedakan antara penyulingan langsung yang
memakai bejana basah dan tak langsung yang memakai bejana kering.
Dialah yang pertama mengklaim bahwa air hanya dapat dimurnikan
melalui
proses
penyulingan.
Khusus menyangkut fungsi dua ilmu dasar kimia, yakni kalsinasi dan
reduksi, Jabir menjelaskan, bahwa untuk mengembangkan kedua dasar
ilmu itu, pertama yang harus dilakukan adalah mendata kembali dengan
metoda-metoda yang lebih sempurna, yakni metoda penguapan,
sublimasi,
destilasi,
penglarutan,
dan
penghabluran.
Setelah itu, papar Jabir, memodifikasi dan mengoreksi teori Aristoteles
mengenai dasar logam, yang tetap tidak berubah sejak awal abad ke 18
M. Dalam setiap karyanya, Jabir melaluinya dengan terlebih dahulu
melakukan riset dan eksperimen. Metode inilah yang mengantarkannya
menjadi ilmuwan besar Islam yang mewarnai renaissance dunia Barat.
Namun demikian, Jabir tetap saja seorang yang tawadlu' dan

berkepribadian mengagumkan. "Dalam mempelajari kimia dan ilmu fisika


lainnya, Jabir memperkenalkan eksperimen objektif, suatu keinginan
memperbaiki ketidakjelasan spekulasi Yunani. Akurat dalam pengamatan
gejala, dan tekun mengumpulkan fakta. Berkat dirinya, bangsa Arab tidak
mengalami kesulitan dalam menyusun hipotesa yang wajar," tulis Robert
Briffault.
Menurut Briffault, kimia, proses pertama penguraian logam yang
dilakukan oleh para metalurg dan ahli permata Mesir, mengkombinasikan
logam dengan berbagai campuran dan mewarnainya, sehingga mirip
dengan proses pembuatan emas. Proses demikian, yang tadinya sangat
dirahasiakan, dan menjadi monopoli perguruan tinggi, dan oleh para
pendeta disamarkan ke dalam formula mistik biasa, di tangan Jabir bin
Hayyan menjadi terbuka dan disebarluaskan melalui penyelidikan, dan
diorganisasikan
dengan
bersemangat.
Terobosan Jabir lainnya dalam bidang kimia adalah preparasi asam
sendawa, hidroklorik, asam sitrat dan asam tartar. Penekanan Jabir di
bidang eksperimen sistematis ini dikenal tak ada duanya di dunia. Inilah
sebabnya, mengapa Jabir diberi kehormatan sebagai 'Bapak Ilmu Kimia
Modern' oleh sejawatnya di seluruh dunia. Dalam tulisan Max Mayerhaff,
bahkan disebutkan, jika ingin mencari akar pengembangan ilmu kimia di
daratan Eropa, maka carilah langsung ke karyakarya Jabir Ibnu Hayyan.
Puaskah Jabir? Tidak! Ia terus mengembangkan keilmuannya sampai
batas tak tertentu. Dalam hal teori keseimbangan misalnya, diakui para
ilmuwan modern sebagai terobosan baru dalam prinsip dan praktik alkemi
dari masa sebelumnya. Sangat spekulatif, di mana Jabir berusaha
mengkaji keseimbangan kimiawi yang ada di dalam suatu interaksi zat-zat
berdasarkan sistem numerologi (studi mengenai arti klenik dari sesuatu
dan pengaruhnya atas hidup manusia) yang diterapkannya dalam kaitan
dengan alfabet 28 huruf Arab untuk memperkirakan proporsi alamiah dari
produk sebagai hasil dari reaktan yang bereaksi. Sistem ini niscaya
memiliki arti esoterik, karena kemudian telah menjadi pendahulu
penulisan
jalannya
reaksi
kimia.
Jelas dengan ditemukannya proses pembuatan asam anorganik oleh Jabir
telah memberikan arti penting dalam sejarah kimia. Di antaranya adalah
hasil penyulingan tawas, amonia khlorida, potasium nitrat dan asam
sulferik. Pelbagai jenis asam diproduksi pada kurun waktu eksperimen
kimia yang merupakan bahan material berharga untuk beberapa proses
industrial. Penguraian beberapa asam terdapat di dalam salah satu
manuskripnya berjudul Sandaqal-Hikmah (Rongga Dada Kearifan) .
Seluruh karya Jabir Ibnu Hayyan lebih dari 500 studi kimia, tetapi hanya
beberapa yang sampai pada zaman Renaissance. Korpus studi kimia Jabir
mencakup penguraian metode dan peralatan dari pelbagai pengoperasian

kimiawi dan fisikawi yang diketahui pada zamannya. Di antara bukunya


yang terkenal adalah Al Hikmah Al Falsafiyah yang diterjemahkan ke
dalam
bahasa
Latin
berjudul
SummaPerfecdonis.
Suatu pernyataan dari buku ini mengenai reaksi kimia adalah: "Air raksa
(merkuri) dan belerang (sulfur) bersatu membentuk satu produk tunggal,
tetapi adalah salah menganggap bahwa produk ini sama sekali baru dan
merkuri serta sulfur berubah keseluruhannya secara lengkap. Yang benar
adalah bahwa, keduanya mempertahankan karakteristik alaminya, dan
segala yang terjadi adalah sebagian dari kedua bahan itu berinteraksi dan
bercampur, sedemikian rupa sehingga tidak mungkin membedakannya
secara seksama. Jika dihendaki memisahkan bagianbagian terkecil dari
dua kategori itu oleh instrumen khusus, maka akan tampak bahwa tiap
elemen (unsur) mempertahankan karakteristik teoretisnya. Hasilnya
adalah suatu kombinasi kimiawi antara unsur yang terdapat dalam
keadaan keterkaitan permanen tanpa perubahan karakteristik dari
masing-masing
unsur."
Ide-ide eksperimen Jabir itu sekarang lebih dikenal/dipakai sebagai dasar
untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, utamanya pada bahan
metal, nonmetal dan penguraian zat kimia. Dalam bidang ini, ia
merumuskan tiga tipe berbeda dari zat kimia berdasarkan unsurunsurnya:
Air (spirits), yakni yang mempengaruhi penguapan pada proses
pemanasan, seperti pada bahan camphor, arsenik dan amonium klorida,
Metal, seperti pada emas, perak, timah, tembaga, besi, dan Bahan
campuran,
yang
dapat
dikonversi
menjadi
semacam
bubuk.
Sampai abad pertengahan risalah-risalah Jabir di bidang ilmu kimia
--termasuk kitabnya yang masyhur, yakni Kitab Al-Kimya dan Kitab Al
Sab'een, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Terjemahan Kitab Al
Kimya bahkan telah diterbitkan oleh ilmuwan Inggris, Robert Chester
pada 1444, dengan judul The Book of the Composition of Alchemy.
Sementara buku kedua Kitab Al Sab'een, diterjemahkan oleh Gerard
Cremona.
Berikutnya di tahun 1678, ilmuwan Inggris lainnya, Richard Russel,
mengalihbahasakan karya Jabir yang lain dengan judul Summa of
Perfection. Berbeda dengan pengarang sebelumnya, Richard-lah yang
pertama kali menyebut Jabir dengan sebutan Geber, dan memuji Jabir
sebagai seorang pangeran Arab dan filsuf. Buku ini kemudian menjadi
sangat populer di Eropa selama beberapa abad lamanya. Dan telah pula
memberi
pengaruh
pada
evolusi
ilmu
kimia
modern.
Karya lainnya yang telah diterbitkan adalah; Kitab al Rahmah, Kitab al
Tajmi, Al Zilaq al Sharqi, Book of The Kingdom, Book of Eastern Mercury,
dan Book of Balance (ketiga buku terakhir diterjemahkan oleh Berthelot).

"Di dalamnya kita menemukan pandangan yang sangat mendalam


mengenai metode riset kimia," tulis George Sarton. Dengan prestasinya
itu, dunia ilmu pengetahuan modern pantas 'berterima kasih' padanya.
6.
Ilmuwan

Ibnu
Muslim

Ismail
Penemu
Konsep

Al
Robotika

Jazari
Modern:

Al Jazari mengembangkan prinsip


hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai
mesin
robot.
Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting.
Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain,
merakit,
dan
membuat
sebuah
mesin
(Donald
Hill).
Kalimat di atas merupakan komentar Donald Hill, seorang ahli teknik asal
Inggris yang tertarik dengan sejarah teknologi, atas buku karya ahli
teknik Muslim yang ternama, Al-Jazari. Al Jazari merupakan seorang
tokoh besar di bidang mekanik dan industri. Lahir dai Al Jazira, yang
terletak diantara sisi utara Irak dan timur laut Syiria, tepatnya antara
Sungai tigris dan Efrat.Al-Jazari merupakan ahli teknik yang luar biasa
pada masanya. Nama lengkapnya adalah Badi Al-Zaman Abullezz Ibn
Alrazz Al-Jazari. Dia tinggal di Diyar Bakir, Turki, selama abad kedua
belas. Ibnu Ismail Ibnu Al-Razzaz al-Jazari mendapat julukan sebagai
Bapak Modern Engineering berkat temuan-temuannya yang banyak
mempengaruhi rancangan mesin-mesin modern saat ini, diantaranya
combustion engine, crankshaft, suction pump, programmable automation,
dan
banyak
lagi.
Ia dipanggil Al-Jazari karena lahir di Al-Jazira, sebuah wilayah yang
terletak di antara Tigris dan Efrat, Irak. Seperti ayahnya ia mengabdi
pada raja-raja Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari 1174 sampai 1200
sebagai
ahli
teknik.
Donald Routledge dalam bukunya Studies in Medieval Islamic Technology,
mengatakan bahwa hingga zaman modern ini, tidak satupun dari suatu

kebudayaan yang dapat menandingi lengkapnya instruksi untuk


merancang, memproduksi dan menyusun berbagai mesin sebagaimana
yang disusun oleh Al-Jazari. Pada 1206 ia merampungkan sebuah karya
dalam bentuk buku yang berkaitan dengan dunia teknik.Beliau
mendokumentasikan lebih dari 50 karya temuannya, lengkap dengan
rincian gambar-gambarnya dalam buku, al-Jami Bain al-Ilm Wal Aml alNafi Fi Sinat at al-Hiyal (The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical
Devices). Bukunya ini berisi tentang teori dan praktik mekanik. Karyanya
ini sangat berbeda dengan karya ilmuwan lainnya, karena dengan
piawainya Al-Jazari membeberkan secara detail hal yang terkait dengan
mekanika. Dan merupakan kontribusi yang sangat berharga dalam
sejarah
teknik.
Keunggulan buku tersebut mengundang decak kagum dari ahli teknik asal
Inggris, Donald Hill (1974). Donald berkomentar bahwa dalam sejarah,
begitu pentingnya karya Al-Jazari tersebut. Pasalnya, kata dia, dalam
buku Al-Jazari, terdapat instruksi untuk merancang, merakit, dan
membuat
mesin.
Di tahun yang sama juga 1206, al-Jazari membuat jam gajah yang
bekerja dengan tenaga air dan berat benda untuk menggerakkan secara
otomatis sistem mekanis, yang dalam interval tertentu akan memberikan
suara simbal dan burung berkicau. Prinsip humanoid automation inilah
yang mengilhami pengembangan robot masa sekarang. Kini replika jam
gajah tersebut disusun kembali oleh London Science Museum, sebagai
bentuk
penghargaan
atas
karya
besarnya.
Pada acara World of Islam Festival yang diselenggarakan di Inggris pada
1976, banyak orang yang berdecak kagum dengan hasil karya Al-Jazari.
Pasalnya, Science Museum merekonstruksi kerja gemilang Al-Jazari, yaitu
jam air.

Ketertarikan Donald Hill terhadap karya Al-Jazari membuatnya terdorong


untuk menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974, atau enam abad dan
enam puluh delapan tahun setelah pengarangnya menyelesaikan
karyanya.
Tulisan Al-Jazari juga dianggap unik karena memberikan gambaran yang
begitu detail dan jelas. Sebab ahli teknik lainnya lebih banyak mengetahui
teori saja atau mereka menyembunyikan pengetahuannya dari orang lain.
Bahkan ia pun menggambarkan metode rekonstruksi peralatan yang ia
temukan.
Karyanya juga dianggap sebagai sebuah manuskrip terkenal di dunia,
yang dianggap sebagai teks penting untuk mempelajari sejarah teknologi.
Isinya diilustrasikan dengan miniatur yang menakjubkan. Hasil kerjanya
ini
kerap
menarik
perhatian
bahkan
dari
dunia
Barat.
Dengan karya gemilangnya, ilmuwan dan ahli teknik Muslim ini telah

membawa masyarakat Islam pada abad ke-12 pada kejayaan. Ia hidup


dan bekerja di Mesopotamia selama 25 tahun. Ia mengabdi di istana
Artuqid, kala itu di bawah naungan Sultan Nasir al-Din Mahmoud.
Al-Jazari memberikan kontribusi yang pentng bagi dunia ilmu
pengetahuan dan masyarakat. Mesin pemompa air yang dipaparkan
dalam bukunya, menjadi salah satu karya yang inspiratif. Terutama bagi
sarjana
teknik
dari
belahan
negari
Barat.
Jika menilik sejarah, pasokan air untuk minum, keperluan rumah tangga,
irigasi dan kepentingan industri merupakan hal vital di negara-negara
Muslim. Namun demikian, yang sering menjadi masalah adalah terkait
dengan alat yang efektif untuk memompa air dari sumber airnya.
Masyarakat zaman dulu memang telah memanfaatkan sejumlah peralatan
untuk mendapatkan air. Yaitu, Shaduf maupun Saqiya. Shaduf dikenal
pada masa kuno, baik di Mesir maupun Assyria. Alat ini terdiri dari balok
panjang yang ditopang di antara dua pilar dengan balok kayu horizontal.
Sementara Saqiya merupakan mesin bertenaga hewan. Mekanisme
sentralnya terdiri dari dua gigi. Tenaga binatang yang digunakan adalah
keledai maupun unta dan Saqiya terkenal pada zaman Roma.
Para ilmuwan Muslim melakukan eksplorasi peralatan tersebut untuk
mendapatkan hasil yang lebih memuaskan. Al-Jazari merintis jalan ke
sana dengan menguraikan mesin yang mampu menghasilkan air dalam
jumlah lebih banyak dibandingkan dengan mesin yang pernah ada
sebelumnya.
Al-Jazari, kala itu, memikul tanggung jawab untuk merancang lima mesin
pada abad ketiga belas. Dua mesin pertamanya merupakan modifikasi
terhadap Shaduf, mesin ketiganya adalah pengembangan dari Saqiya di
mana
tenaga
air
menggantikan
tenaga
binatang.
Satu mesin yang sejenis dengan Saqiya diletakkan di Sungai Yazid di
Damaskus dan diperkirakan mampu memasok kebutuhan air di rumah
sakit
yang
berada
di
dekat
sungai
tersebut.
Mesin keempat adalah mesin yang menggunakan balok dan tenaga
binatang. Balok digerakkan secara naik turun oleh sebuah mekanisme
yang
melibatkan
gigi
gerigi
dan
sebuah
engkol.
Mesin itu diketahui merupakan mesin pertama kalinya yang menggunakan
engkol sebagai bagian dari sebuah mesin. Di Eropa hal ini baru terjadi
pada abad 15. Dan hal itu dianggap sebagai pencapaian yang luar biasa.
Pasalnya, engkol mesin merupakan peralatan mekanis yang penting
setelah roda. Ia menghasilkan gerakan berputar yang terus menerus.
Pada masa sebelumnya memang telah ditemukan engkol mesin, namun
digerakkan dengan tangan. Tetapi, engkol yang terhubung dengan sistem
rod
di
sebuah
mesin
yang
berputar
ceritanya
lain.
Penemuan engkol mesin sejenis itu oleh sejarawan teknologi dianggap
sebagai peralatan mekanik yang paling penting bagi orang-orang Eropa
yang hidup pada awal abad kelima belas. Bertrand Gille menyatakan

bahwa sistem tersebut sebelumnya tak diketahui dan sangat terbatas


penggunaannya.
Pada 1206 engkol mesin yang terhubung dengan sistem rod sepenuhnya
dikembangkan pada mesin pemompa air yang dibuat Al-jazari. Ini
dilakukan tiga abad sebelum Francesco di Giorgio Martini melakukannya.
Sedangkan mesin kelima, adalah mesin pompa yang digerakkan oleh air
yang merupakan peralatan yang memperlihatkan kemajuan lebih radikal.
Gerakan roda air yang ada dalam mesin itu menggerakan piston yang
saling
berhubungan.
Kemudian, silinder piston tersebut terhubung dengan pipa penyedot. Dan
pipa penyedot selanjutnya menyedot air dari sumber air dan
membagikannya ke sistem pasokan air. Pompa ini merupakan contoh awal
dari double-acting principle. Taqi al-Din kemudian menjabarkannya
kembali mesin kelima dalam bukunya pada abad keenam belas.
7.
Sang

Abu

Al
Penemu

Zahrawi
Gips

/
Era

ALBUCASIS
Islam:

Abu Al Zahrawi merupakan seorang


dokter, ahli bedah, maupun ilmuan yang berasal dari Andalusia. Dia
merupakan penemu asli dari teknik pengobatan patah tulang dengan
menggunakan gips sebagaimana yang dilakukan pada era modern ini.
Sebagai seorang dokter era kekalifahan, dia sangat berjasa dalam
mewariskan ilmu kedokteran yang penting bagi era modern ini.
Al Zahrawi lahir pada tahun 936 di kota Al Zahra yaitu sebuah kota yang
terletak di dekat Kordoba di Andalusia yang sekarang dikenal dengan
negara modern Spanyol di Eropa. Kota Al Zahra sendiri dibangun pada
tahun 936 Masehi oleh Khalifah Abd Al rahman Al Nasir III yang berkuasa
antara tahun 912 hingga 961 Masehi. Ayah Al Zahrawi merupakan
seorang penguasa kedelapan dari Bani Umayyah di Andalusia yang
bernama Abbas. Menurut catatan sejarah keluarga ayah Al Zahrawi
aslinya
dari
Madinah
yang
pindah
ke
Andalusia.

Al Zahrawi selain termasyhur sebagai dokter yang hebat juga termasyhur


karena sebagai seorang Muslim yang taat. Dalam buku Historigrafi Islam
Kontemporer, seorang penulis dari perpustakaan Viliyuddin Istanbul Turki
menyatakan Al Zahrawi hidup bagaikan seorang sufi. Kebanyakan dia
melakukan pengobatan kepada para pasiennya secara cuma-cuma. Dia
sering kali tidak meminta bayaran kepada para pasiennya. Sebab dia
menganggap melakukan pengobatan kepada para pasiennya merupakan
bagian dari amal atau sedekah. Dia merupakan orang yang begitu
pemurah
serta
baik
budi
pekertinya.
Selain membuka praktek pribadi, Al Zahrawi juga bekerja sebagai dokter
pribadi Khalifah Al Hakam II yang memerintah Kordoba di Andalusia yang
merupakan putra dari Kalifah Abdurrahman III (An-Nasir). Khalifah Al
Hakam II sendiri berkuasa dari tahun 961 sampai tahun 976. Dia
melakukan perjanjian damai dengan kerajaan Kristen di Iberia utara dan
menggunakan kondisi yang stabil untuk mengembangkan agrikultur
melalui pembangunan irigasi. Selain itu dia juga meningkatkan
perkembangan ekonomi dengan memperluas jalan dan pembangunan
pasar.
Kehebatan Al Zahrawi sebagai seorang dokter tak dapat diragukan lagi.
Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi yang begitu besar bagi
kemajuan perkembangan ilmu kedokteran modern adalah penggunaan
gips bagi penderita patah tulang maupun geser tulang agar tulang yang
patah bisa tersambung kembali. Sedangkan tulang yang geser bisa
kembali ke tempatnya semula. Tulang yang patah tersebut digips atau
dibalut semacam semen. Dalam sebuah risalahnya, dia menuliskan, jika
terdapat tulang yang bergeser maka tulang tersebut harus ditarik supaya
kembali tempatnya semula. Sedangkan untuk kasus masalah tulang yang
lebih
gawat,
seperti
patah
maka
harus
digips.
Untuk menarik tulang lengan yang bergeser, Al Zahrawi menganjurkan
seorang dokter meminta bantuan dari dua orang asisten. Kedua asisten
tersebut bertugas memegangi pasien dari tarikan. Kemudian lengan harus
diputar ke segala arah setelah lengan yang koyak dibalut dengan balutan
kain panjang atau pembalut yang lebih besar. Sebelum dokter memutar
tulang sendi sang pasian, dokter tersebut harus mengoleskan salep
berminyak ke tangannya. Hal ini juga harus dilakukan oleh para asisten
yang ikut membantunya dalam proses penarikan. Setelah itu dokter
menggerakan tulang sendi pasien dan mendorong tulang tersebut hingga
tulang
tersebut
kembali
ke
tempatnya
semula.
Setelah tulang lengan yang bergeser tersebut kembali ke tempat semula,
dokter harus melekatkan gips pada bagian tubuh yang tulangnya tadi

sudah dikembalikan. Gips tersebut mengandung obat penahan darah dan


memiliki kemampuan menyerap. Kemudian gips tersebut diolesi dengan
putih telur dan dibalut dengan perban secara ketat. Setelah itu, dengan
menggunakan perban yang diikatkan ke lengan, lengan pasien
digantungkan ke leher selama beberapa hari. Sebab jika lengan tidak
digantungkan, maka lengan terasa sakit karena masih lemah kondisinya.
Sesudah kondisi lengan semakin kuat dan membaik, maka gantungan
lengan ke leher dilepaskan. Jika tulang yang bergeser itu sudah benarbenar kembali dalam posisi semula dengan baik dan sudah tidak terasa
begitu sakit lagi maka buka semua balutan termasuk gips yang membalut
tangan pasien. Tetapi jika tulang yang bergeser tersebut belum
sepenuhnya pulih atau kembali ke tempat semula secara tepat, maka
perban maupun gips yang membalut lengan pasien harus dibuka. Lalu
lengan pasien dibalut lagi dengan gips dan perban yang baru setelah itu
dibiarkan selama beberapa hari hingga lengan pasien benar-benar
sembuh
total.
Salah satu karya fenomenal Al Zahrawi merupakan Kitab Al-Tasrif. Kitab
tersebut berisi penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan untuk
penyembuhan setelah dilakukannya proses operasi. Dalam penyiapan
obat-obatan itu, dia mengenalkan tehnik sublimasi. Kitab Al Tasrif sendiri
begitu populer dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa oleh
para penulis. Terjemahan Kitab Al Tasrif pernah diterbitkan pada tahun
1519 dengan judul Liber Theoricae nec non Practicae Alsaharavii. Salah
satu risalah buku tersebut juga diterjemahkan dalam bahasa Ibrani dan
Latin oleh Simone di Genova dan Abraham Indaeus pada abad ke-13.
Salinan Kitab Al Tasrif juga juga diterbitkan di Venice pada tahun 1471
dengan judul Liber Servitoris. Risalah lain dalam Kitab Al Tasrif juga
diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Gerardo van Cremona di Toledo
pada abad ke-12 dengan judul Liber Alsaharavi di Cirurgia. Dengan
demikian kitab karya Al Zahrawi semakin termasyhur di seluruh Eropa.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya karya Al Zahrawi tersebut bagi
dunia. Kitabnya yang mengandung sejumlah diagram dan ilustrasi alat
bedah yang digunakan Al Zahrawi ini menjadi buku wajib mahasiswa
kedokteran
di
berbagai
kampus-kampus.
Al Zahrawi menjadi pakar kedokteran yang termasyhur pada zamannya.
Bahkan hingga lima abad setelah dia meninggal, bukunya tetap menjadi
buku wajib bagi para dokter di berbagai belahan dunia. Prinsip-prinsip
ilmu pengetahuan kedokterannya masuk dalam kurikulum jurusan
kedokteran
di
seluruh
Eropa.

8.
Ilmuwan

Ibnu
Optik

Haitham/AL
dari

HAZEN
Basrah:

Nama lengkapnya Abu Al


Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham. Dunia Barat mengenalnya dengan
nama Alhazen. Ia lahir di Basrah tahun 965 M. Di kota kelahirannya itu ia
sempat menjadi pegawai pemerintahan. Tetapi segera keluar karena tidak
suka
dengan
kehidupan
birokrat.
Sejak itu, mulailah perantauannya untuk belajar ilmu pengetahuan. Kota
pertama yang dituju adalah Ahwaz kemudian Baghdad. Kecintaannya
kepada ilmu pengetahuan membawanya berhijrah ke Mesir. Untuk
membiayai hidupnya, ia menyalin buku-buku tentang matematika dan
ilmu
falak.
Belajar yang dilakukan secara otodidak membuatnya mahir dalam bidang
ilmu pengetahuan, ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan, dan
filsafat. Tulisannya mengenai mata telah menjadi salah satu rujukan
penting dalam bidang penelitian sains di Barat. Kajiannya mengenai
pengobatan
mata
menjadi
dasar
pengobatan
mata
modern.
Ibnu Haitham juga turut melakukan percobaan terhadap kaca yang

dibakar dan dari situ tercetuslah teori lensa pembesar. Teori itu telah
digunakan oleh para saintis di Itali untuk menghasilkan kaca pembesar
pertama di dunia. Yang lebih menakjubkan ialah Ibnu Haitham telah
menemukan prinsip isi padu udara sebelum seorang ilmuwan bernama
Tricella
mengetahui
hal
tersebut
500
tahun
kemudian.
Beberapa buah buku mengenai cahaya yang ditulisnya telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, salah satunya adalah Light dan
On Twilight Phenomena. Kajiannya banyak membahas mengenai senja
dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang
dan
gerhana.
Ibnu Haitham membuktikan dirinya begitu bergairah mencari dan
mendalami ilmu pengetahuan pada usia mudanya. Banyak buku yang
dihasilkannya dan masih menjadi rujukan hingga saat ini. Di antara bukubukunya itu adalah AlJami fi Usul alHisab yang mengandung teori-teori
ilmu matemetika dan matematika penganalisaan; Kitab al-Tahlil wa
alTarkib mengenai ilmu geometri; Kitab Tahlil aimasail al Adadiyah
tentang aljabar; Maqalah fi Istikhraj Simat alQiblah yang mengupas
tentang arah kiblat; Maqalah fima Tadu llaih mengenai penggunaan
geometri dalam urusan hukum syarak; dan Risalah fi Sinaat al-Syir
mengenai
teknik
penulisan
puisi.
Meski menjadi orang terkenal di zamannya, namun Ibnu Haitham tetap
hidup dalam kesederhanaan. Ia dikenal sebagai orang yang miskin materi
tapi
kaya
ilmu
pengetahuan.

9. Al-Jahiz

Al-Jahiz lahir di Basra, Irak pada 781 M. Abu Uthman Amr ibn Bahr alKinani al-Fuqaimi al-Basri, nama aslinya. Ahli zoologi terkemuka dari
Basra, Irak ini merupakan ilmuwan Muslim pertama yang mencetuskan
teori evolusi. Pengaruhnya begitu luas di kalangan ahli zoologi Muslim dan
Barat. Jhon William Draper, ahli biologi Barat yang sezaman dengan
Charles Darwin pernah berujar, Teori evolusi yang dikembangkan umat
Islam lebih jauh dari yang seharusnya kita lakukan. Para ahli biologi
Muslim sampai meneliti berbagai hal tentang anorganik serta mineral. AlJahiz lah ahli biologi Muslim yang pertama kali mengembangkan sebuah
teori
evolusi
.
Ilmuwan dari abad ke-9 M itu mengungkapkan dampak lingkungan
terhadap kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan hidup.
Sejarah peradaban Islam mencatat, Al-Jahiz sebagai ahli biologi pertama
yang mengungkapkan teori berjuang untuk tetap hidup (struggle for
existence). Untuk dapat bertahan hidup, papar dia, makhluk hidup harus
berjuang, seperti yang pernah dialaminya semasa hidup. Beliau dilahirkan
dan dibesarkan di keluarga miskin. Meskipun harus berjuang membantu
perekonomian keluarga yang morat-marit dengan menjual ikan, ia tidak
putus sekolah dan rajin berdiskusi di masjid tentang sains. Beliau
bersekolah hingga usia 25 tahun. Di sekolah, Al-Jahiz mempelajari banyak
hal, seperti puisi Arab, filsafat Arab, sejarah Arab dan Persia sebelum
Islam,
serta
Al-Quran
dan
hadist.
Al-Jahiz juga merupakan penganut awal determinisme lingkungan.
Menurutnya, lingkungan dapat menentukan karakteristik fisik penghuni
sebuah komunitas tertentu. Asal muasal beragamnya warna kulit manusia
terjadi akibat hasil dari lingkungan tempat mereka tinggal. Berkat teoriteori yang begitu cemerlang, Al-Jahiz pun dikenal sebagai ahli biologi
terbesar yang pernah lahir di dunia Islam. Ilmuwan yang amat tersohor di
kota Basra, Irak itu berhasil menuliskan kitab Ritab Al-Haywan (Buku
tentang Binatang). Dalam kitab itu dia menulis tentang kuman, teori
evolusi, adaptasi, dan psikologi binatang. Al-Jahiz pun tercatat sebagai
ahli biologi pertama yang mencatat perubahan hidup burung melalui
migrasi. Tak cuma itu, pada abad ke-9 M. Al-Jahiz sudah mampu
menjelaskan metode memperoleh ammonia dari kotoran binatang melalui
penyulingan. Sosok dan pemikiran Al-Jahiz pun begitu berpengaruh
terhadap ilmuwan Persia, Al-Qazwini, dan ilmuwan Mesir, Al-Damiri.
Karirnya sebagai penulis ia awali dengan menulis artikel. Ketika itu AlJahiz masih di Basra. Sejak itu, ia terus menulis hingga menulis dua ratus
buku
semasa
hidupnya.
Pada abad ke-11, Khatib al-Baghdadi menuduh Al-Jahiz memplagiat
sebagian pekerjaannya dari Kitab al-Hayawan of Aristotle. Selain alHayawan, beliau juga menulis kitab al-Bukhala (Book of Misers or Avarice
& the Avaricious), Kitab al-Bayan wa al-Tabyin (The Book of eloquence

and demonstration), Kitab Moufakharat al Jawari wal Ghilman (The book


of dithyramb of concubines and ephebes), dan Risalat mufakharat alsudan ala al-bidan (Superiority Of The Blacks To The Whites).
Suatu ketika, pada tahun 816 M ia pindah ke Baghdad. Al-Jahiz meninggal
setelah lima puluh tahun menetap di Baghdad pada tahun 869, ketika ia
berusia
93
tahun.
10.

Ar-Razi

RAZHES

Abu Bakar Muhammad bin


Zakaria ar-Razi (Persia: ) atau dikenali sebagai Rhazes di dunia
barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun
864 - 930. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat
pada
tahun
313
H/925.
Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan
kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin
Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk

memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin


Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad. Ar-Razi juga diketahui sebagai
ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar
dalam
Islam.
Biografi
Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Hijirah dan meninggal pada
tanggal 9 Oktober 925 Hijriah. Nama Razi-nya berasal dari nama kota
Rayy. Kota tersebut terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi
Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran. Di kota ini juga, Ibnu Sina
menyelesaikan
hampir
seluruh
karyanya.
Saat masih kecil, ar-Razi tertarik untuk menjadi penyanyi atau musisi tapi
dia kemudian lebih tertarik pada bidang alkemi. Pada umurnya yang ke30, ar-Razi memutuskan untuk berhenti menekuni bidang alkemi
dikarenakan berbagai eksperimen yang menyebabkan matanya menjadi
cacat. Kemudian dia mencari dokter yang bisa menyembuhkan matanya,
dan dari sinilah ar-Razi mulai mempelajari ilmu kedokteran.
Dia belajar ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal at-Tabari, seorang dokter
dan filsuf yang lahir di Merv. Dahulu, gurunya merupakan seorang Yahudi
yang kemudian berpindah agama menjadi Islam setelah mengambil
sumpah untuk menjadi pegawai kerajaan dibawah kekuasaan khalifah
Abbasiyah,
al-Mu'tashim.
Razi kembali ke kampung halamannya dan terkenal sebagai seorang
dokter disana. Kemudian dia menjadi kepala Rumah Sakit di Rayy pada
masa kekuasaan Mansur ibnu Ishaq, penguasa Samania. Ar-Razi juga
menulis at-Tibb al-Mansur yang khusus dipersembahkan untuk Mansur
ibnu Ishaq. Beberapa tahun kemudian, ar-Razi pindah ke Baghdad pada
masa kekuasaan al-Muktafi dan menjadi kepala sebuah rumah sakit di
Baghdad.
Setelah kematian Khalifan al-Muktafi pada tahun 907 Masehi, ar-Razi
memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya di Rayy, dimana dia
mengumpulkan murid-muridnya. Dalam buku Ibnu Nadim yang berjudul
Fihrist, ar-Razi diberikan gelar Syaikh karena dia memiliki banyak murid.
Selain itu, ar-Razi dikenal sebagai dokter yang baik dan tidak membebani
biaya
pada
pasiennya
saat
berobat
kepadanya.
Kontribusi
Bidang

Kedokteran=

Cacar

dan

campak

Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi


merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit
cacar:
"Cacar terjadi ketika darah 'mendidih' dan terinfeksi, dimana kemudian
hal ini akan mengakibatkan keluarnya uap. Kemudian darah muda (yang
kelihatan seperti ekstrak basah di kulit) berubah menjadi darah yang
makin banyak dan warnanya seperti anggur yang matang. Pada tahap ini,
cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada wine. Penyakit ini
dapat terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tapi juga masa
dewasa. Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah mencegah
kontak dengan penyakit ini, karena kemungkinan wabah cacar bisa
menjadi
epidemi."
Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia Britanika (1911) yang
menulis: "Pernyataan pertama yang paling akurat dan tepercaya tentang
adanya wabah ditemukan pada karya dokter Persia pada abad ke-9 yaitu
Rhazes, dimana dia menjelaskan gejalanya secara jelas, patologi penyakit
yang dijelaskan dengan perumpamaan fermentasi anggur dan cara
mencegah
wabah
tersebut."
Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku
pertama yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah
yang berbeda. Buku ini kemudian diterjemahkan belasan kali ke dalam
Latin dan bahasa Eropa lainnya. Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan
kepatuhan pada prinsip Hippokrates dalam pengamatan klinis
memperlihatkan
cara
berpikir
ar-Razi
dalam
buku
ini.
Berikut ini adalah penjelasan lanjutan ar-Razi: "Kemunculan cacar
ditandai oleh demam yang berkelanjutan, rasa sakit pada punggung,
gatal pada hidung dan mimpi yang buruk ketika tidur. Penyakit menjadi
semakin parah ketika semua gejala tersebut bergabung dan gatal terasa
di semua bagian tubuh. Bintik-bintik di muka mulai bermunculan dan
terjadi perubahan warna merah pada muka dan kantung mata. Salah satu
gejala lainnya adalah perasaan berat pada seluruh tubuh dan sakit pada
tenggorokan."

Alergi

dan

demam

Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit


"alergi asma", dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan

imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya


penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi
juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai
mekanisme
tubuh
untuk
melindungi
diri.
Farmasi
Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan
seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan obatobatan
yang
berasal
dari
merkuri.
Etika

kedokteran

Ar-Razi juga mengemukakan pendapatnya dalam bidang etika


kedokteran. Salah satunya adalah ketika dia mengritik dokter jalanan
palsu dan tukang obat yang berkeliling di kota dan desa untuk menjual
ramuan. Pada saat yang sama dia juga menyatakan bahwa dokter tidak
mungkin mengetahui jawaban atas segala penyakit dan tidak mungkin
bisa menyembuhkan semua penyakit, yang secara manusiawi sangatlah
tidak mungkin. Tapi untuk meningkatkan mutu seorang dokter, ar-Razi
menyarankan para dokter untuk tetap belajar dan terus mencari informasi
baru. Dia juga membuat perbedaan antara penyakit yang bisa
disembuhkan dan yang tidak bisa disembuhkan. Ar-Razi kemudian
menyatakan bahwa seorang dokter tidak bisa disalahkan karena tidak
bisa menyembuhkan penyakit kanker dan kusta yang sangat berat.
Sebagai tambahan, ar-Razi menyatakan bahwa dia merasa kasihan pada
dokter yang bekerja di kerajaan, karena biasanya anggota kerajaan suka
tidak
mematuhi
perintah
sang
dokter.
Ar-Razi juga mengatakan bahwa tujuan menjadi dokter adalah untuk
berbuat baik, bahkan sekalipun kepada musuh dan juga bermanfaat
untuk masyarakat sekitar.

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT LAINNYA DIBAWAH INI :

ama

AL-QURAN TERBERAT DI DUNIA

MENCONTOH PUASA RASULULLAH SAW

APA ITU IMSAK ?

JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1434 H TAHUN 2013 M

MENGUAK MISTERI SAKARATUL MAUT

MENGUNGKAP MISTRI MAHLUK LUAR ANGKASA


BERDASARKAN AL QURAN

PERTOLONGAN AL QURAN DI ALAM KUBUR


INILAH KEUNTUNGAN MEMAKAI JILBAB
INILAH RAHASIA DIBALIK NAMA MUHAMMAD
ORANG YANG DIHINAKAN ALLAH SWT
SUNNAH YANG JARANG DILAKUKAN KAUM MUSLIMIN
5 JENIS JIN YANG ADA DI DUNIA

OKOH DAN ILMUWAN MUSLIM

Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril
dengan berkata Iqra!, pada ayat pertama di dalam Al-Quran. Iqra bukan hanya berarti
bacalah, namun juga berarti belajarlah. Begitulah kalimat pertama dalam wahyu-Nya
yang ternyata mempunyai arti dan makna yang sangat berguna sekali bagi kehidupan
manusia Bumi di kemudian hari.
*****
Nabi Muhammad SAW adalah seorang buta huruf. Beliau bukanlah seorang pengarang.
Dan Al-Qur an diwahyukan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari
sesuai dengan kejadian atau peristiwa yang menjadi asbaabun-nuzul (sebab-sebab
turunnya) ayat-ayat al=Qur an itu. Sehingga selama diwahyukan, Al-Quran diturunkan
tidak berurutan ayat demi ayat, tetapi acak, beda surat, beda ayat, beda kota dan beda
keadaan. Kemudian dihafalkannya beserta semua shahabatnya agar tidak saling lupa.
Namun ketika tiap ayat dalam Al-Qur an yang telah diwahyukan tersebut disusun,
ternyata menjadi beraturan! Itulah salah satu kitab Ilahi yang sempurna, mukzizat yang
tiada duanya karena tidak hanya dapat dinikmati oleh Rasul dan kaum di zamannya,
namun oleh segenap umatnya hingga akhir zaman.
*****
Di dalam Islam, ada tiga pilar yang harus dikerjakan untuk menjadi manusia yang selalu
bertaqwa dan berbudaya dengan baik. Yaitu, percaya kepada Allah, menggali ilmu (ilm),
dan mencintai sesama manusia. Islam sering kali diberikan gambaran oleh orang-orang
dan golongan yang tidak pernah mengenalnya sebagai agama yang mundur dan
memundurkan. Islam juga dikatakan tidak pernah menggalakkan umatnya untuk
menuntut dan menguasai pelbagai lapangan ilmu pengetahhuan. Kenyataan dan
gambaran yang diberikan itu bukan saja tidak benar tetapi justru bertentangan dengan
hakikat sejarah yang sebenarnya.
Sejarah adalah fakta, dan fakta adalah sejarah. Sejarah telah membuktikan betapa
dunia Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan ilmuwan yang cukup hebat
dalam berbagai bidang keilmuwan. Dalam ajaran Islam, jika seseorang menemukan alat
atau apapun yang belum ada manusia yang menciptakannya, maka wajiblah baginya
untuk menyebarkan hasil temuannya itu.Menyebarkannya kepada umat manusia agar
mereka semakin dapat mempermudah pekerjaannya dan menjadikan mereka semakin
bersyukur kepada Allah.Mereka tidak menuntut satu apapun, termasuk hak paten atau
upeti lainnya akibat temuannya tersebut.
Dan oleh orang-orang Barat ilmu-ilmu itu kemudian dicuri, lalu dipatenkan atas nama
mereka masing-masing untuk mencari keuntungan. Banyak sekali penemuan-penemuan
dari kebudayaan Islam yang tak tercatat sejarah. Misalkan, diantaranya adalah
keilmuwan dalam bidang falsafah, sains, politik, kesusasteraan, kemasyarakatan,
agama, pengobatan, astronomi dan sebagainya. Salah satu ciri yang dapat diperhatikan

pada para tokoh ilmuwan Islam ialah mereka tidak sekedar dapat menguasai ilmu
tersebut pada usia yang muda, tetapi mereka juga menguasai keilmuwan tersebut
dalam masa yang singkat dan dapat menguasai beberapa bidang ilmu secara
bersamaan. Inilah Ilmuwan dan Tokoh Sains Muslim Yang Berjasa Bagi Dunia
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razy

Di dunia Barat dikenal sebagai Rhazes, merupakan salah seorang pakar sains Iran yang
hidup antara tahun 864 930. Ar-Razy juga diketahui sebagai ilmuwan serba bisa dan
dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam. Ia lahir di Razy, Teheran
pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razy sejak muda telah
mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia
berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya
untuk memimpin sebuah rumah sakit di Razy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah
Sakit Muqtadari di Baghdad. Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad.
Ar-Razy merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar.
ar-Razy diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit alergi asma,
dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu
tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar
pada musim panas. Ar-Razy juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan
demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi
juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-Razy juga
mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri. Semasa hidupnya ia menulis
tidak kurang dari 200 buku ilmiyah. Karya Zakaiya Ar-Razy antara lain sebagai berikut:
1.
AL-HAWI (buku penyuluhan); buku ini dianggap sebagai buku induk dalam
bidang kedokteran
2.
Ensiklopedia kedokteran yang terdiri dari 10 jilid, jilid ke 9 buku ini di tulis
bersama Al-Qanun Fi Al-Tibl karya Ibnu Shinna
3.
ALJUDARI WAL HASABAH (cacar dan campak)
4.
AL-KYMIA merupakan buku acuan penting dalam ilmu kimiya
5.
AL-ASRAR (rahasia-rahasia)
Karya-karya besar ar-raji tersebut merupakan buku rujukan penting dalam
perkembangan dunia kedokteran. Saat itu dan untuk masa-masa berikutnya. Buku-buku
karya banyak di jumpai di musium-musium Eropa dan banyak digiunakan sebagai buku
rujukan untuk dunia kedokteran di dunia Barat. Selain itu banyak sekali penemuan
monumental Ar-razi yang sangat berarti bagi perlembangan ilmu kedokteran di
antaranya:
1.
Small-fox (penyakit cacar). Penemuan ini melembungkan namanya dalam dunia
medis, sebab ia adalah sarjana pertama yang meneliti penyakit tesebut. Ia membedakan
penyakit ini menjadi penyakit air (variola) dan cacar merah (vougella).
2.
Air raksa (HG) yaitu salah satu penemuan besar beliau dan banyak manfaatnya
di dunia kedokteran.
3.
Diagonsa Hipertensi ar-Razy adalah seorang dokter yang pertama kali
melakukan diagonsa terhadap hipertensi (darah tinggi). Ia melakukan penelitian dan

pengobatan kepala pening dengan pemanasan saraf. Ia pun melakukan pengobatan


mirip cara akupuntur yang sekarang telah amat populer.
Tentang pengobatan yang telah di lakukan ar-razi salah seorang dokter dari Barat
mengatakan,ar-Razi mengobati penyakit kronos dengan cara seperti yang kita terapkan
dewasa ini, dan ia juga telah melakukan penjahitan pada luka-lika yang terbuka. Beliau
juga seorang dokter klinia yang terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan satu
penelitian Al-Kimi atau sekarang lebih terkenal disebut ilmu Kimia. Di dalam
penelitiannya pada waktu itu Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi sudah menggunakan
peralatan khusus dan secara sistimatis hasil karyanya dibukukan, sehingga orang
sekarang tidak sulit mempelajarinya. Disamping itu Al-Razi telah mengerjakan pula
proses kimiawi seperti: Distilasi, Kalsinasi dan sebagainya dan bukunya tersebut
merupakan suatu buku pegangan Lboratorium Kimia yang pertama di dunia. Bidang lain:
Medicine, Ophthalmology, Smallpox, Chemistry, Astronomy.
Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham (Basra,965
Kairo 1039).

Beliau dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah
seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri,
pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan
telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam
menciptakan mikroskop serta teleskop. Bidang lain: Physics,Optics, Mathematics.
Sebagai pelopor di bidang optik dengan kamus optiknya (Kitab Al Manazhir) jauh
sebelum Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Keppler, dan Newton, penemu hukum
pemantulan dan pembiasan cahaya (jauh sebelum Snellius), penemu alat ukur
ketinggian bintang kutub, menerangkan pertambahan ukuran bintang-bintang dekat
zenit
Abu Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu Hayyan
Orang-orang Eropa menamakannya Gebert, ia hidup antara tahun 721-815 M. Dia
adalah seorang tokoh Islam yang mempelajari dan mengembangkan dunia Islam yang
pertama. Ilmu tersebut kemudian berkembang dan kita mengenal sebagai ilmu kimia.
Bidang keahliannya, (dimana dia mengadakan peneltian) adalah bidang : Logika,
Filosofi, Kedokteran, Fisika, Mekanika, dan sebagainya.
Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi

Dalam dunia Barat dia dikenal dengan nama Al-Kindus. Memang sudah menjadi
semacam adat kebiasaan orang barat pada masa lalu dengan melatinkan nama-nama
orang terkemuka, sehingga kadang-kadang orang tidak mengetahui apakah orang
tersebut muslim atau bukan. Tetapi para sejarawan kita sendiri maupun Barat
mengetahui dari buku-buku yang ditinggalkan bahwa mereka adalah orang Islam,
karena karya original mereka dapat diketahui dalam bentuk tulisan ilmiah mereka
sendiri. Al Khindi adalah ilmuwan ahli ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli
matematika, fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani
kuno. Al-Kindi adalah seorang filosof muslim dan ilmuwan sedang bidang disiplin
ilmunya adalah: Filosofi, Matematika, Logika, Musik, Ilmu Kedokteran
Abul Hakam Umar bin Abdurrahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani
Seorang cendekiawan besar abad ke-12 dari Kordoba, Al-Andalus. Ia adalah murid dari
Maslamah Al-Majriti. Ia mempelajari dan berkarya di bidang bidang geometri dan logika.
Menurut muridnya Al-Husain bin Muhammad Al-Husain bin Hayy Al-Tajibi, tak ada yang
sepandai Al-Kirmani dalam memahami geometri atau jawaban atas pertanyaanpertanyaannya yang tersulit, dan dalam mempertunjukkan seluruh bagian dan
bentuknya. Ia lalu pindah ke Harran, Al-Jazirah (sekarang terletak di Turki). Disana ia
mempelajari geometri dan kedokteran. Ia lalu kembali ke Al-Andalus dan tinggal di
Sarqasta (Zaragoza). Ia diketahui menjalankan praktik bedah seperti amputasi dan
kauterisasi.
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi

Sang Penemu Gips Era Islam. Abu Al Zahrawi merupakan seorang dokter, ahli bedah,
maupun ilmuan yang berasal dari Andalusia. Dia merupakan penemu asli dari teknik
pengobatan patah tulang dengan menggunakan gips sebagaimana yang dilakukan pada
era modern ini. Sebagai seorang dokter era kekalifahan, dia sangat berjasa dalam
mewariskan ilmu kedokteran yang penting bagi era modern ini.
Al Zahrawi lahir pada tahun 936 di kota Al Zahra yaitu sebuah kota yang terletak di dekat
Kordoba di Andalusia yang sekarang dikenal dengan negara modern Spanyol di Eropa.
Kota Al Zahra sendiri dibangun pada tahun 936 Masehi oleh Khalifah Abd Al rahman Al
Nasir III yang berkuasa antara tahun 912 hingga 961 Masehi. Ayah Al Zahrawi

merupakan seorang penguasa kedelapan dari Bani Umayyah di Andalusia yang


bernama Abbas.
Menurut catatan sejarah keluarga ayah Al Zahrawi aslinya dari Madinah yang pindah ke
Andalusia.Al Zahrawi selain termasyhur sebagai dokter yang hebat juga termasyhur
karena sebagai seorang Muslim yang taat. Dalam buku Historigrafi Islam Kontemporer,
seorang penulis dari perpustakaan Viliyuddin Istanbul Turki menyatakan Al Zahrawi
hidup bagaikan seorang sufi. Kebanyakan dia melakukan pengobatan kepada para
pasiennya secara cuma-cuma. Dia sering kali tidak meminta bayaran kepada para
pasiennya. Sebab dia menganggap melakukan pengobatan kepada para pasiennya
merupakan bagian dari amal atau sedekah. Dia merupakan orang yang begitu pemurah
serta baik budi pekertinya.
Selain membuka praktek pribadi, Al Zahrawi juga bekerja sebagai dokter pribadi Khalifah
Al Hakam II yang memerintah Kordoba di Andalusia yang merupakan putra dari Kalifah
Abdurrahman III (An-Nasir). Khalifah Al Hakam II sendiri berkuasa dari tahun 961
sampai tahun 976. Dia melakukan perjanjian damai dengan kerajaan Kristen di Iberia
utara dan menggunakan kondisi yang stabil untuk mengembangkan agrikultur melalui
pembangunan irigasi. Selain itu dia juga meningkatkan perkembangan ekonomi dengan
memperluas jalan dan pembangunan pasar.Kehebatan Al Zahrawi sebagai seorang
dokter tak dapat diragukan lagi.
Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi yang begitu besar bagi kemajuan
perkembangan ilmu kedokteran modern adalah penggunaan gips bagi penderita patah
tulang maupun geser tulang agar tulang yang patah bisa tersambung kembali.
Sedangkan tulang yang geser bisa kembali ke tempatnya semula. Tulang yang patah
tersebut digips atau dibalut semacam semen. Dalam sebuah risalahnya, dia menuliskan,
jika terdapat tulang yang bergeser maka tulang tersebut harus ditarik supaya kembali
tempatnya semula.
Sedangkan untuk kasus masalah tulang yang lebih gawat, seperti patah maka harus
digips.Untuk menarik tulang lengan yang bergeser, Al Zahrawi menganjurkan seorang
dokter meminta bantuan dari dua orang asisten. Kedua asisten tersebut bertugas
memegangi pasien dari tarikan. Kemudian lengan harus diputar ke segala arah setelah
lengan yang koyak dibalut dengan balutan kain panjang atau pembalut yang lebih besar.
Sebelum dokter memutar tulang sendi sang pasian, dokter tersebut harus mengoleskan
salep berminyak ke tangannya.
Hal ini juga harus dilakukan oleh para asisten yang ikut membantunya dalam proses
penarikan. Setelah itu dokter menggerakan tulang sendi pasien dan mendorong tulang
tersebut hingga tulang tersebut kembali ke tempatnya semula/ Setelah tulang lengan
yang bergeser tersebut kembali ke tempat semula, dokter harus melekatkan gips pada
bagian tubuh yang tulangnya tadi sudah dikembalikan.
Gips tersebut mengandung obat penahan darah dan memiliki kemampuan menyerap.
Kemudian gips tersebut diolesi dengan putih telur dan dibalut dengan perban secara
ketat. Setelah itu, dengan menggunakan perban yang diikatkan ke lengan, lengan
pasien digantungkan ke leher selama beberapa hari. Sebab jika lengan tidak
digantungkan, maka lengan terasa sakit karena masih lemah kondisinya. Sesudah
kondisi lengan semakin kuat dan membaik, maka gantungan lengan ke leher
dilepaskan. Jika tulang yang bergeser itu sudah benar-benar kembali dalam posisi
semula dengan baik dan sudah tidak terasa begitu sakit lagi maka buka semua balutan

termasuk gips yang membalut tangan pasien. Tetapi jika tulang yang bergeser tersebut
belum sepenuhnya pulih atau kembali ke tempat semula secara tepat, maka perban
maupun gips yang membalut lengan pasien harus dibuka. Lalu lengan pasien dibalut
lagi dengan gips dan perban yang baru setelah itu dibiarkan selama beberapa hari
hingga lengan pasien benar-benar sembuh total.
Salah satu karya fenomenal Al Zahrawi merupakan Kitab Al-Tasrif. Kitab tersebut berisi
penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan untuk penyembuhan setelah
dilakukannya proses operasi. Dalam penyiapan obat-obatan itu, dia mengenalkan tehnik
sublimasi. Kitab Al Tasrif sendiri begitu populer dan telah diterjemahkan ke dalam
beberapa bahasa oleh para penulis. Terjemahan Kitab Al Tasrif pernah diterbitkan pada
tahun 1519 dengan judul Liber Theoricae nec non Practicae Alsaharavii. Salah satu
risalah buku tersebut juga diterjemahkan dalam bahasa Ibrani dan Latin oleh Simone di
Genova dan Abraham Indaeus pada abad ke-13. Salinan Kitab Al Tasrif juga juga
diterbitkan di Venice pada tahun 1471 dengan judul Liber Servitoris. Risalah lain dalam
Kitab Al Tasrif juga diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Gerardo van Cremona di
Toledo pada abad ke-12 dengan judul Liber Alsaharavi di Cirurgia. Dengan demikian
kitab karya Al Zahrawi semakin termasyhur di seluruh Eropa.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya karya Al Zahrawi tersebut bagi dunia. Kitabnya
yang mengandung sejumlah diagram dan ilustrasi alat bedah yang digunakan Al
Zahrawi ini menjadi buku wajib mahasiswa kedokteran di berbagai kampus-kampus.Al
Zahrawi menjadi pakar kedokteran yang termasyhur pada zamannya. Bahkan hingga
lima abad setelah dia meninggal, bukunya tetap menjadi buku wajib bagi para dokter di
berbagai belahan dunia. Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kedokterannya masuk dalam
kurikulum jurusan kedokteran di seluruh Eropa.
Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud Abu Mansur al-Samarqandi al-Maturidi
al-Hanafi atau Abu Mansyur Almaturiddi
Seorang cendekiawan muslim dan ahli di bidang ilmu kalam. Maturidi dilahirkan di
Maturid, dekat Samarqand. Di bidang ilmu agama, beliau berguru pada Abu Nasr al`Ayadi and Abu Bakr Ahmad al-Jawzajani. Ia banyak menulis tentang Mutazilah,
Qarmati, dan Syiah.
Ibnu Rushd

Nama lengkapnya Abu Walid Muhammad Ibnu Ahmad adalah ahli falsafah,
perubatan, matematik,teologi, ahli fikah mazhab Maliki, astronomi, geografi dan sains.
Rushd adalah ahli falsafah yang paling agung pernah dilahirkan dalam sejarah Islam.
Pengaruhnya bukan sahaja berkembang luas di dunia Islam, tetapi juga di kalangan
masyarakat di Eropah. Di Barat, beliau dikenal sebagai Ave Roes Ia juga ahli fisika, ahli
bahasa, ahli filsafat Yunani kuno. Seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia). Dia lahir tahun
1126 Marrakesh, Maroko, dan meninggal 10 Desember 1198). Karya-karya Ibnu
Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan,

essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya
sudah tidak ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang
Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap
keberagamaannya. Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia
dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk
mengabdi sebagai Kadi (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal
sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang memengaruhi
filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas.
Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran
dan masalah hukum.
Abu Raihan Al-Biruni

Seorang matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia,


filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang
kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan. Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di
Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang
pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan pengkajian
bintang dari Abu Nashr Mansur. Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli
obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan
pakar etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu
Al Abbas Mamun Khawarazmshah. Dia lahir 15 September 973 dan meninggal 13
Desember 1048. Bidang lain: Astronomy, Mathematics, determined Earths
circumference
Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi (780 850)

Nama lengkapnya ABU ABDULLAH MUHAMMAD BIN MUSA AL-KHAWARIZMY. Ia


Lahir di Khawariz, Uzbekistan pada tahu 194 H/780 M. Pada usia mudanya, selama

kepemimpinan khalifah Al-Makmun, ia bekerja di Baitul Hikam. Di sana ia bekerja dalam


sebuah observatorium tempat ia menekuni matematika dan ekonomi. Muahammad Ibnu
Musa Al-Khawarizmy adalah tokoh utama dalam kajian matematika Arab.
Sebagai seorang pemikir Islam terbesar, ia telah memengaruhi pemikiran dalam bidang
matematika hingga batas tertentu lebih besar daripada penulis abad pertengahan
lainnya. Di samping menyusun tabel astronomi tertua, Al-Khawarizmy dikenal dengan
penemuannya yang monumental tentang Al-jabar. Yaitu sistem hitungan nilai menurut
tempatnya, puluhan, ratusan, ribuan.
Bukunya yang terkenal berjudul Al-Mukhtasar Fi Hisab Al-Jabr Wa AlMuqobalah.kemudian buku tersebut disalin oleh orang-orang Barat dan sampai
sekarang ilmu itu kita kenal dengan nama Al-Jabar. Sehingga Al-Khawarizmi dikenal
sebagai Bapak alGebra. Orang Eropa menyebutnya dengan AlGorisma. Nama itu
kemudian dipakai orang-orang Barat dalam arti kata Aritmatika atau ilmu hitung.
IBNU MASSAWAYH (DOKTER SPESIALIS DIET)
Nama lengkapnya ABU ZAKARIYYA YUHANA IBNU MASAWAYH. Populer dengan
nama Ibnu masawayh adalah nama orang tuanya ia dokter termasyhur di abad 3H/9M
karirnya sebagai dokter ternama sejak zaman Harun Ar-Rasyid, khalipah Abbasiyah ke
lima hingga Al-Mutawakkil, khalipah ke sepuluh. Ia pernah bekerja sebagai dokter
istana. Pasien-pasiennya pada umumnya menganggap ia sebagai dokter spesialis diet
karya-karya yang paling penting Ibnu Masawayh adalah:
1.
AN-Nawadir At-Tibbiya (sebuah kumpulan aporisme medis)
2.
Kitab Al-Azmina (sebuah deskripsi tentang ragam musim sepanjang tahun)
Abu Nasir Al-Farabi

Orang barat menyebutnya dengan ALFARABIUS. Ia hidup tahun antara tahun 870-950
Masehi dan merupakan tokoh Islam yang pertama dalam bidang Logika. Al Farabi juga
mengembangkan dan mempelajari ilmu Fisika, Matematika, Etika, Filosofi, Politik, dan
sebagainya. Bidang lain: Sociology, Logic, Philosophy, Political Science, Music, salah
satu karya besarnya dijiplak bebas oleh Thomas Aquinas.
Walaupun Al-Farabi lebih dikenal sebagai seorang fiolsof dari pada ilmuwan, namun
karya-karyanya banyak pula yang menyangkut selain bidang filsapat. Karya-karya
besarnya di bidang filsapat adalah
1.
Organon, yaitu buku/risalah berisi komentar dan ulasan beliau tentang pikiran
Aristoteles tersebut kepada Bangsa Arab
2.
Introduction section of logic yaitu sebuah buku tentang perkenalan/mukodimah
logika.
Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani (Buzhgan,
Nishapur, Iran, 940 997 / 998)

Sebagai seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul
Wafa pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri di sana. Dia
juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wfa
sesuai dengan namanya. Salah satu kontribusinya dalam trigonometri adalah
mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel
trigonometri
Abul Qashim Maslamah bin Ahmad Al-Majriti
Seorang astronom, alkimiawan, matematikawan, dan ulama Arab Islam dari Al-Andalus
(Spanyol yang dikuasai Islam). Abdul Qasim lahir di Madrid dan meninggal 1008 atau
1007 M).Ia juga ikut serta dalam penerjemahan Planispherium karya Ptolemeus,
memperbaiki terjemahan Almagest, memperbaiki tabel astronomi dari Al-Khwarizmi,
menyusun tabel konversi kalender Persia ke kalender Hijriah, serta mempelopori teknikteknik geodesi dan triangulasi. Ia juga ditulis sebagai salah satu penulis Ensiklopedia
Ikhwan As-Shafa, tapi kecil kemungkinan bahwa ia benar-benar salah satu penulisnya.
Abu Ali Al-Husein Ibnu Shina

Beliau dikenal dengan nama Ave Cenna, yang hidup antara tahun 986-1037 M. Seorang
ilmuwan muslim dan Filosof besar pada waktu itu, hingga kepadanya diberikan julukan
Syeh Al-Rais. Keistimewaannya antara lain pada masa umur 10 tahun sudah hafal AlQur`an, kemudian pada usia 18 tahun sudah mampu menguasai semua ilmu yang ada
pada waktu itu, bidang keahliannya adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi,
Mineralogi. Juga dibidang Medicine, Philosophy, Mathematics, Astronomy. Penulis
kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu kedokteran Barat), menulis
buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC,Diabetes dan penyakit yang
ditimbulkan oleh efek fikiran.

Nama lengkapnya Abu Al-Husain Bin Abdullah Bin Ali Bin Sina. Ia lebih populer dengan
sebutan Ibnu Shina, orang Barat menyebutnya Avecenna. Ia lahir bulan safar 470 H/980
M di Afshanah, Afghanistan dan meninggal pada tahu 1037 M. Ia merupakan seorang
dokter dan filosof Muslim yang ternama. Sejak kecil Ibnu Shina mempelajari al-Quran
dan ilmu-ilmu agama. Setelah itu, ia mempelajari matematika, logika, fisika, geometri,
astronomi, metafisika, dan kedokteran. Profesinya di bidang kedokteran mualai pada
usia 17 tahun ketika ia berhasil menyembuhkan Nuh Bin Mansur, salah seorang
penguasa Dinasti Samaniyyah. Pada masa Dinasti Hamdani ia dua kali menjabat
sebagai menteri. Kebesaran Ibnu Shina terlihat pada gealar yang diberikan kepadanya .
di bidang filsapat ia digelari asy-Syikh ar-Rais (guru para raja). Di bidang kedokteran ia
digelari Pangeran para dokter Ibnu Shina meninggalkan tidak kurang dari 200 karya tulis
kebnyakan tulisan itu menggunakan bahasa Arab. Sedangkan sebagaian lainnya
menggunakan bahasa Fersia. Buku-bukunya yang terkenal antara lain:
1.
Asy-syifa (penyembuhan)
2.
Al-qanum Fi-tibb (peraturan-peraturan dalam kedokteran)
3.
Al-isyarat wa at-tanbihat (isyarat dan penjelasan)
4.
Mantiq al-masyrikiyyin (logika timur)
Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi
Merupakan salah seorang pakar sains Islam yang hidup di Sicily. Sumbangan utama
tokoh ini ialah menghasilkan peta bebola perak seberat 400 paun untuk Raja Roger II,
lengkap dengan membahagikan dunia kepada 7 iklim, laluan perdagangan, teluk, tasik,
sungai, bandar-bandar besar, bukit dan lembah serta gunung-ganang. Al Idrisi lahir 1099
Masihi di Ceuta, Sepanyol dan meninggal pada 1166 Masihi. Beliau juga mencatatkan
jarak dan ketinggian sesuatu tempat dengan tepat.
Tokoh Geografi kurun ke-12 ini kemudiannya menghasilkan buku Nuzhah al Musytaq fi
Ishtiraq al Afaq (Kenikmatan pada Keinginan Untuk Menjelajah Negeri-negeri) atau
Rogers Book yaitu sebuah ensiklopedia geografi yang mengandungi peta dan informasi
tentang negara Eropah, Afrika dan Asia. Buku ini mencatatkan perihal masyarakat,
budaya, kerajaan dan cuaca negara-negara yang terdapat di dalam petanya. Beliau
turut menggunakan semula garisan lintang dan garisan bujur yang diperkenalkan
sebelumnya dalam peta yang dihasilkan. Beberapa abad lamanya, Eropa menggunakan
peta Al Idrisi dan turut menggunakan hasil kerja ilmuwan ini ialah Christopher Columbus.
Piri Reis

Pencipta peta dunia terlengkap dibuat pada tahun 1513. Para ahli satelit sendiri pun
merasa terkejut dengan model pemetaan yang dibuat oleh tokoh Muslim tersebut. Peta
yang dibuat di atas sepotong kulit rusa berukuran 9065 centimeter tersebut benarbenar digambarkan lengkap dan cukup detail. Bahkan hasil perbandingan dengan
pemotretan dari angkasa luar yang dilakukan menggunakan satelit saat ini memiliki

bentuk yang sangat mirip. Mulanya para sejarawan tidak percaya akan bukti keberadaan
peta tersebut.
Di peta yang terlihat jelas hanyalah kawasan Laut Timur Tengah. Sementara kawasan
lainnya seperti benua Afrika dan Amerika sama sekali tergambar sangat berbeda. Baru
setelah gambar hasil pemotretan satelit jaman modern ini dipadukan dengan peta kuno
karya ilmuwa muslim bangsa Turki tersebut sangat nyata kebenarannya bahwa gambar
yang ditorehkan dalam kulit tersebut memang sangat detail dan terperinci.
Omar Al-Khayym

Seorang penyair, ahli matematik, dan ahli astronomi. Kahyyam yang lahir: 18 Mei 1048
di Nishapur, Iran (Parsi) dan meninggal 4 Desember 1131 itu mempunyai nama asli
Ghiyatuddin Abu al-Fatah Omar ibni Ibrahim Al-Nisaburi Khayami. Khayam adalah
perkataan pinjaman bahasa Arab yang bermakna pembuat khemah. Beliau paling
dikenali kerana himpunan puisinya, Rubaiyat Omar Khayyam. Beliau memecahkan
persamaan pangkat tiga dan empat melalui kerucut-kerucut yang merupakan ilmu
aljabar tertinggi dalam matematika modern,
Sebagai penyair. ahli kimia dengan berbagai eksperimennya, penemu sejumlah
perlengkapan alat laboraturium modern, system penyulingan air, identifikasi alkali, asam,
garam, mengolah asam sulfur, soda api, asam nitrihidrokhlorik pelarut logam dan air
raksa (jauh sebelum Mary Mercurie), pembuat campuran komplek untuk cat. Kontribusi
terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru
pada Barmaki Vizier, di masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia
mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga
setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat
berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah
merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap. Kontribusi lainnya antara lain dalam
penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta
pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut.
Ibnu Nafis atau Ibn Al-Nafis Damishqui
Merupakan orang pertama yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam
tubuh manusia (pada 1242). Penggambaran kontemporer proses ini telah bertahan.
Khususnya, ia merupakan orang pertama yang diketahui telah mendokumentasikan
sirkuit paru-paru. Secara besar-besaran karyanya tak tercatat sampai ditemukan di
Berlin pada 1924. Dia lahir di Damaskus (kini wilayah Suriah) tahun 1210 dan meninggal
di Kairo (kini wilayah Mesir), 17 Desember 1288 pada umur 77/78 tahun).
Abu Nashr Mansur bin Ali (sekitar. 970 1036)

Merupakan matematikawan dari Khwarazm. Ia banyak dikenal untuk penemuannya


tentang hukum sinus.
Abu Nashr Mansur
Dilahirkan di Khwarazm dari keluarga yang menguasai daerah itu. Ia kemudian menjadi
pangeran dalam iklim politik. Ia merupakan guru Al-Biruni dan juga kolega penting para
matematikawan. Bersama mereka menorehkan karya penemuan besar dalam
matematika dan mendedikasikan karyanya pada orang lain. Kebanyakan karya Abu
Nashr berfokus pada matematika, namun beberapa karyanya pada astronomi. Dalam
matematika, ia memiliki banyak tulisan penting pada trigonometri, yang dikembangkan
dari tulisan Ptolomeus. Ia juga memelihara karya Menelaus dari Alexandria dan
mengerjakan kembali banyak teorema Yunani. Ia meninggal di daerah yang kini
Afganistan dekat kota Ghazna.
Muhammad Asad atau Leopold Weiss
Seorang cendekiawan muslim, mantan Duta Besar Pakistan untuk Perserikatan Bangsa
Bangsa, dan penulis beberapa buku tentang Islam termasuk salah satu tafsir Al Quran
modern yakni The Message of the Quran. Muhammad Asad terlahir sebagai Leopold
Weiss pada tahun 1900 di kota Lemberg, saat itu bagian dari Kekaisaran AustriaHongaria(sekarang bernama Lviv dan terletak di Ukraina) dalam lingkungan keluarga
Yahudi. Dia lahir di Lemberg, Austria-Hongaria pada tahun 1900 dan meninggal di
Spanyol pada tahun 1992. Pendidikan agama yang ia enyam selama masa kecil hingga
mudanya menjadikan ia familiar dengan bahasa Aram, Kitab Perjanjian Lama serta teksteks maupun tafsir dari Talmud, Mishna, Gemara dan Targum.
Miqdad bin Amru
Pelopor pembuat pasukankalveleri/berkuda modern pertama.
Al Nadim (990)
Abad ke 10 adalah pelopor pembuat katalog/ensiklopedi kebudayaan pertama.
Mamun Ar Rasyid
Hidup tahun 815, abad 9 adalah pelopor pendiri perpustakaan umum pertama di dunia
yang dikenal dengan Darul Hikmah di Baghdad.
Nizam Al Mulk (1067)
Pelopor pendiri universitas modern pertama di dunia yang dikenal dengan Nizamiyyah
saat itu ditiru sistemnya oleh Oxford Univ. Inggris.
Al Ghazali (1111)
Pelopor pembuat klasifikasi fungsi sosial pengetahuan yang dalam perkembangannya
mengarah timbulnya berbagai jenis referensi dan karya bibliografi, ahli ilmu kalam, ahli
tasawuf.
Fakhruddin Razi (1290)
Ahli matematika, ahli fisika, tabib/dokter, filosof, penulis ensiklopedia ilmu pengetahuan
modern.
Al Battani (sekitar 850 923)
Adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Al Battani lahir di Harran
dekat Urfa. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan tahun

matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Al Battani juga menemukan
sejumlah persamaan trigonometri.
Ibnu Khaldun (1406)
Seorang sejarahwan, pendidik ulung, pendiri filsafat sejarah dan sosiologi. Ibnu
Khaldun, lahir 27 Mei 1332/732H, wafat 19 Maret 1406/808H) adalah seorang sejarawan
muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi
dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan).
Ibnu Thufail (1185)
Seorang dokter, filosof, penulis novel filsafat paling awal Risalah Hayy Ibn Yaqzan
kemudian dijiplak habis-habisan oleh Defoe dengan judul barunya Robinson Crusoe
Ibnu Al Muqaffa (757)
Pengarang kitab Al Hayawan atau kitab tentang Binatang/ Ensiklopedia tentang Hewan.
Ikhwan Ash Shafa (983)
Pembuat serial pertama dan ensiklopedi pertama (bukanlah Marshall Cavendish seperti
yang diakui sekarang).
Abu Wafa (997)
Mengembangkan ilmu Trigonometri dan Geometri bola serta penemu table Sinus dan
Tangen, juga penemu variasi dalam gerakan bulan.
Abul Hasan Tsabit bin Qurra bin Marwan al-Sabi al-Harrani, (826 18 Februari
901)
Adalah seorang astronom dan matematikawan dari Arab, dan dikenal pula sebagai
Thebit dalam bahasa Latin. Tsabit lahir di kota Harran, Turki. Tsabit menempuh
pendidikan di Baitul Hikmah di Baghdad atas ajakan Muhammad ibn Musa ibn Shakir.
Tsabit menerjemahkan buku Euclid yang berjudul Elements dan buku Ptolemy yang
berjudul Geograpia.
Al Battani (929)
Ahli astronom terbesar Islam, mengetahui jarak bumi matahari, alat ukur gata
gravitasi, alat ukur garis lintang dan busur bumi pada globe dengan ketelitian sampai 3
desimal, menerangkan bahwa bumi berputar pada porosnya, mengukur keliling bumi.
( jauh sebelum Galileo), table astronomi, orbit planet-planet.
Al Tusi atau Nasir al-Din Tusi (1274)
Seorang astronom kawakan dari Damaskus yang melakukan penelitian tentang gerakan
planet-planet, membuat model planet (planetarium) jauh sebelum Copernicus.
Ibnu Bajjah
Nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh merupakan filsuf
dan dokter Muslim Andalusia yang dikenal di Barat dengan nama Latinnya, Avempace.
Ia lahir di Saragossa di tempat yang kini bernama Spanyol dan meninggal di Fez pada
1138. Pemikirannya memiliki pengaruh yang jelas pada Ibnu Rushdi dan Yang Besar
Albert. Kebanyakan buku dan tulisannya tidak lengkap (atau teratur baik) karena
kematiannya yang cepat. Ia memiliki pengetahuan yang luas pada kedokteran,
Matematika, dan Astronomi. Sumbangan utamanya pada filsafat Islam ialah gagasannya
pada Fenomenologi Jiwa, namun sayangnya tak lengkap. Ekspresi yang dicintainya
ialah Gharib dan Motivahhed ekspresi yang diakui dan terkenal dari Gnostik Islam.

Tsabit bin Qurrah (901)


penemu teori tentang getaran/trepidasi.
Jabir Ibnu Hayyan (813)
Ahli kimia dengan berbagai eksperimennya, penemu sejumlah perlengkapan alat
laboraturium modern, system penyulingan air, identifikasi alkali, asam, garam, mengolah
asam sulfur, soda api, asam nitrihidrokhlorik pelarut logam dan air raksa (jauh sebelum
Mary Mercurie), pembuat campuran komplek untuk cat. Kontribusi terbesar Jabir adalah
dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier,
di masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik
eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat
direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan
reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya
hukum perbandingan tetap. Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses
kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen
untuk melakukan proses-proses tersebut.
Abu Bakar Ar Razi (935)
Membagi zat kimia ke dalam kategori mineral, nabati dan hewani (klasifikasi zat kimia)
jauh sebelum Dalton, pembagian fungsi tubuh manusia berdasarkan reaksi kimia
komplek.
Al Majriti (1007)
Membuktikan hukum ketetapan massa (900 tahun sebelum Lavoisier)
Al Jahiz (869)
Menulis penelitian tentang ilmu hewan (zoology) pertama kali. Al-Jahiz lahir di Basra,
Irak pada 781 M. Abu Uthman Amr ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri, nama aslinya.
Ahli zoologi terkemuka dari Basra, Irak ini merupakan ilmuwan Muslim pertama yang
mencetuskan teori evolusi. Pengaruhnya begitu luas di kalangan ahli zoologi Muslim dan
Barat. Jhon William Draper, ahli biologi Barat yang sezaman dengan Charles Darwin
pernah berujar, Teori evolusi yang dikembangkan umat Islam lebih jauh dari yang
seharusnya kita lakukan. Para ahli biologi Muslim sampai meneliti berbagai hal tentang
anorganik serta mineral.
Al-Jahiz merupakan ahli biologi Muslim yang pertama kali mengembangkan sebuah teori
evolusi. Ilmuwan dari abad ke-9 M itu mengungkapkan dampak lingkungan terhadap
kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan hidup. Sejarah peradaban Islam
mencatat, Al-Jahiz sebagai ahli biologi pertama yang mengungkapkan teori berjuang
untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk dapat bertahan hidup, papar dia,
makhluk hidup harus berjuang, seperti yang pernah dialaminya semasa hidup. Beliau
dilahirkan dan dibesarkan di keluarga miskin. Meskipun harus berjuang membantu
perekonomian keluarga yang morat-marit dengan menjual ikan, ia tidak putus sekolah
dan rajin berdiskusi di masjid tentang sains. Beliau bersekolah hingga usia 25 tahun. Di
sekolah, Al-Jahiz mempelajari banyak hal, seperti puisi Arab, filsafat Arab, sejarah Arab
dan Persia sebelum Islam, serta Al-Quran dan hadist.
Al-Jahiz juga merupakan penganut awal determinisme lingkungan. Menurutnya,
lingkungan dapat menentukan karakteristik fisik penghuni sebuah komunitas tertentu.
Asal muasal beragamnya warna kulit manusia terjadi akibat hasil dari lingkungan tempat
mereka tinggal. Berkat teori-teori yang begitu cemerlang, Al-Jahiz pun dikenal sebagai

ahli biologi terbesar yang pernah lahir di dunia Islam. Ilmuwan yang amat tersohor di
kota Basra, Irak itu berhasil menuliskan kitab Ritab Al-Haywan (Buku tentang Binatang).
Dalam kitab itu dia menulis tentang kuman, teori evolusi, adaptasi, dan psikologi
binatang. Al-Jahiz pun tercatat sebagai ahli biologi pertama yang mencatat perubahan
hidup burung melalui migrasi. Tak cuma itu, pada abad ke-9 M.
Al-Jahiz sudah mampu menjelaskan metode memperoleh ammonia dari kotoran
binatang melalui penyulingan. Sosok dan pemikiran Al-Jahiz pun begitu berpengaruh
terhadap ilmuwan Persia, Al-Qazwini, dan ilmuwan Mesir, Al-Damiri. Karirnya sebagai
penulis ia awali dengan menulisnartikel. Ketika itu Al-Jahiz masih di Basra. Sejak itu, ia
terus menulis hingga menulis dua ratus buku semasa hidupnya. Pada abad ke-11, Khati
al-Baghdadi menuduh Al-Jahiz memplagiat sebagian pekerjaannya dari Kitab alHayawan of Aristotle.
Selain al-Hayawan, beliau juga menulis kitab al-Bukhala (Book of Misers or Avarice &
the Avaricious), Kitab al-Bayan wa al-Tabyin (The Book of eloquence and
demonstration), Kitab Moufakharat al Jawari wal Ghilman (The book of dithyramb of
concubines and ephebes), dan Risalat mufakharat al-sudan ala al-bidan (Superiority Of
The Blacks To The Whites).Suatu ketika, pada tahun 816 M ia pindah ke Baghdad. AlJahiz meninggal setelah lima puluh tahun menetap di Baghdad pada tahun 869, ketika
ia berusia 93 tahun.
Kamaluddin Ad Damiri (1450)
Mengembangkan system taksonomi/ klasifikasi khusus ilmu hewan dan buku tentang
kehidupan hewan.
Abu Bakar Al Bayta (1340)
Pengarang buku tentang kedokteran hewan yang pertama.
Al Khazini (1121)
Ahli kontruksi, pengarang buku tentang teknik pengukuran (geodesi) dan kontruksi
keseimbangan, kaidah mekanis, hidrostatika, fisika, teori zat padat, sifat-sifat
pengungkit/tuas, teori gaya gravitasi (jauh 900 thn dari Newton)
Al Farghani (870)
Pengarang buku tentang pergerakkan benda-benda langit dan ilmu astronomi dan
dipakai oleh Dante jauh kemudian.
Banu Musa bersaudara (abad ke 9)
Pengarang buku Al Hiyal (buku alat-alat pintar) yang berisikan 100 macam mesin seperti
pengisi tangki air otomatis, kincir air dan system kanal bawah tanah (sekarang yang
terkenal Belanda), teknik pengolahan logam, tambang, lampu tambang, teknik survei
dan pembuatan tambang bawah tanah.
Abul Hasan Ali Al-Masudi
Merupakan salah seorang pakar sains Islam yang meninggal pada tahun 957. Dilahirkan
di Baghdad, dia juga merupakan seorang ahli sejarah, geografi dan falsafah. Dia pernah
mengembara ke Sepanyol, Rusia, India, Sri Lanka dan China serta menghabiskan
umurnya di Syiria dan Mesir. Dia berasal dari keturunan sahabat Nabi Muhammad,
Abdullah bin Masud. Bukunya Muruj adh-Dhahab wa Maadin al-Jawahir (Padang Emas
dan Lombong Manikam) yang ditulis pada 943, merupakan himpunan kisah perjalanan
dan pembelajarannya. Ia menyentuh aspek sosial dan kesusasteraan sejarah,

perbincangan mengenai agama dan penerangan geografi. Dia juga menulis buku AlTanbih wa al-Ashraf, yang merupakan buku terakhirnya
Nasir Al-Din Al-Tusi (12011274)
Adalah ahli sains Islam Syiah berkebangsaan Iran yang dikenali sebagai ahli falsafah,
matematik, astronomi, teologi, serta pakar perubatan dan penulis, iaitu beliau adalah
seorang pakar dalam pelbagai bidang. Bidang lainnya: Astronomy, Non-Euclidean
Geometry.
Al Farazi (790)
Perintis alat astrolab planisferis yaitu mesin hitung analog pertama, sebagai alat Bantu
astronomi menghitung waktu terbit dan tenggelam serta titik kulminasi matahari dan
bintang serta benda langit lainnya pada waktu tertentu.
Taqiuddin (1565)
Perintis jam mekanis pertama dan alarmnya yang digerakkan dengan pegas.
Ibnu Nafis (1288)
Menulis dan menggambarkan tentang sirkulasi peredaran darah dalam tubuh manusia
(Harvey 1628 dianggap pertama yang menemukannya).
Abu Muhammad Abdullah Ibn Ahmad Ibn al-Baitar Dhiya al-Din al-Malaqi
Abu Muhammad Abdullah Ibn Ahmad Ibn al-Baitar Dhiya al-Din al-Malaqi Merupakan
salah seorang pakar sains Islam yang hidup antara tahun meninggal pada tahun 1248.
Lebih dikenali sebagai Ibn al-Baitar, beliau dilahirkan di Malaga, Spanyol.
Az Zahra (939)
Pembuat alat bedah/pembedahan , teknik dan jenis pengoperasian, pengembangan
ilmu kedokteran gigi dan operasi gigi serta peralatan bedah gigi.
Al Ibadi (873)
Pengarang buku tentang anatomi mata, otak dan syaraf optik, permasalahan pada mata.
Ibnu Fadlan (abad 10)
Membuat daftar koordinat daerah Volga-Caspian (daerah Rusia) dan sosiologi daerah
tersebut.
Ali Ibn Rabban Al-Thabari
Merupakan salah seorang pakar sains Islam yang hidup antara tahun 838 870.
Ibnu Batutah (1369)
Membuat daftar koordinat dan sosiologi wilayah China, Srilangka, India, Byzantium,
Rusia Selatan.
Ibnu Majid (abad 15)
Pemandu Vasco da Gamma dan menerbitkan buku panduan navigasi bagi pilot dan
pelaut
Ibnu Khuradadhbih (abad 9)
Penulis geografi tentang kerajaan-kerajaan dan rute perjalanannya dari negeri-negeri
China, Korea dan Jepang.

Imam Hanafi,
Nama lengkapnya adalah An Nukman bin Tsabit. Lahir tahun 700 M di Kufah, Irak.
Ajarannya dalam ilmu fiqih adalah selalu berpegang pada Al-Quran dan hadis. Beliau
tidak menghendaki adanya taklid dan bidah yang tidak ada dasarnya dalam Al Quran
dan hadis. Dalam menetapkan hukum fiqih beliau bersumber pada Al Quran, hadis,
qiyas dan ihtisan.
Imam Maliki,
Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Malik bin Annas. Beliau lahir di Madinah tahun
716 M. Beliau merupakan ulama besar di kawasan Arab. Dalam menetapkan ilmu fiqih,
beliau berpedoman pada Al Quran, hadis, ijma sahabat, dan kemaslahatan urf (adat)
penduduk Madinah. Buku karangannya diantaranya adalah Al Muwaththa. Imam Maliki
ini adalah guru Imam Syafii.
Imam Syafii,
Nama lengkapnya adalah Muhammad Ibnu Idris bin Abbas bin Usman Asy Syafii. Beliau
dilahirkan di Palestina tahun 767 M. Menurut riwayat, beliau telah mahir membaca dan
menulis Arab pada usia 5 tahun. Pada usia 9 tahun, beliau telah hafal Al Quran 30 juz.
Pada usia 10 tahun, beliau sudah menghafal hadis yang terdapat dalam kitab Al
Muwaththa karya Imam Malik. Di usianya yang 15 tahun, beliau lulus dalam spesialisasi
hadis dari gurunya Imam Sufyan bin Uyaina, sehingga beliau diberi kepercayaan untuk
mengajar dan memberi fatwa kepada masyarakat dan menjadi guru besar di Masjidil
Haram, Mekah. Dalam menetapkan ilmu fiqih, Imam Syafii berpedoman pada Al Quran,
hadis, ijma dan qiyas. Buku karangan Imam Syafii adalah Ar Risalah dan. Al Um.
Ajaran Imam Syafii terkenal dengan Mazhab Syafii yang banyak dianut oleh umat Islam
di Indonesia, Asia Tenggara, Mesir, Baghdad, dan negara lainnya.
Imam Hambali,
Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Hambal Asy Syaibani. Beliau lahir di Baghdad
tahun 855 M. Ajarannya terkenal dengan nama Mazhab Hambali. Dalam menetapkan
hukum fiqih, Imam Hambali berpedoman pada Al Quran, hadis, dan fatwa para sahabat.
Imam Ghazali,
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali. Beliau
lahir di Iran tahun 1058 M. Beliau tokoh yang terkenal dalam bidang ilmu tafsir, ilmu fiqih,
ilmu filsafat, dan ilmu akhlak. Karena keluasan ilmunya, beliau mendapat gelar Hujjatul
Islam. Karya beliau diantaranya adalah Tahafut Al Falasifah, Huluqul Muslim, dan yang
terkenal adalah Ihya Ulumuddin.
Al Masudi
Menerbitkan ensiklopedi geografi yang membahas gempa bumi, formasi geologis, sifat
dasar laut mati, evolusi geologi (jauh sebelum Maghelan dan Weber).
Al Idris (1154)
Ahli peta bumi, membuat peta bumi dan globe dengan dilengkapi penjelasan
penggunaan kompas.
Yaqut Hawami (1229)
Membuat kamus geografi pertama berdasarkan abjad berisikan nama kota dan tempat
yang dikenal dan berisi informasi akurat mengenai ukuran bumi, zona iklim dan sifatnya,
geografi matematika dan politik.

Abu Al-Nasr Al-Farabi


Dikenal sebagai Al-Pharabius di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains dan
ahli falsafah Islam yang hebat di dalam dunia Islam pada ketika itu,beliau hidup antara
tahun 870 950. Dia berasal dari Farab, Kazakhstan
.
Ibnu Abdus Salam (abad 13)
Perumus pertama kali tentang hak-hak perlindungan binatang atau konservasi hewani.
Safiuddin (1294)
Memperkenalkan teori musik.
Al Mawsili (850)
Ahli musik klasik dan oleh muridnya musisi ulung Ziryab memperkenalkan ke Spanyol
thn 822, pengembangan notasi mensural, konsep gloss atau hiasan melodi,
pengembangan rumpun alat musik gesek, kecapi, kelompok gitar, busur gesek pada alat
musik gesek, musik keroncong dan morisko.
Abu Hasan Al Asyari
Adalah tokoh ilmuwan muslim di bidang ilmu tauhid. Beliau lahir di Baghdad tahun 873
M. Ajaran Abu Hasan Al Asyari dikenal dengan paham Asyariah. Adapun ajaran
Asyariah yang berkembang sampai saat ini adalah sifat wajib Allah swt. ada 13(wujud,
qidam, baqa, mukhalafatul lilhawadis, qiyamuhu binafsihi, wahdaniyat, qudrat, iradat,
ilmu, hayat. sama, bashar dan kalam) ditambah dengan 7 sifat maknawiyah (qadiran,
muridan, aliman, hayyan, samian, basiran, mutakalliman), sehingga menjadi 20 sifat
wajib bagi Allah SWT.
Nur Al-Din Ibn Ishaq Al-Bitruji (1204)
Dikenali sebagai Alpetragius di dunia barat merupakan salah seorang ahli sains Islam.
Muhammad Abduh (Delta Nil, 1849 Alexandria, 11 Juli 1905 )
Seorang pemikir muslim dari Mesir, dan salah satu penggagas gerakan modernisme
Islam. Beliau belajar tentang filsafat dan logika di Universitas Al-Azhar, Kairo, dan juga
murid dari Jamal al-Din al-Afghani, seorang filsuf dan pembaharu yang mengusung
gerakan Pan-Islamisme untuk menentang penjajahan Eropa di negara-negara Asia dan
Afrika. Muhammad Abduh diasingkan dari Mesir selama enam tahun pada 1882, karena
keterlibatannya dalam Pemberontakan Urabi. Di Libanon, Abduh sempat giat dalam
mengembangkan sistem pendidikan Islam. Pada tahun 1884, ia pindah ke Paris, dan
bersalam al-Afghani menerbitkan jurnal Islam The Firmest Bond. Salah satu karya
Abduh yang terkenal adalah buku berjudul Risalah at-Tawhid yang diterbitkan pada
tahun 1897.
al-Allamah al-Muhaddits al-Faqih az-Zahid al-Wara asy-Syaikh Abdul Muhsin bin
Hammad al-Abbad al-Badr
Lahir di Zulfa (300 km dari utara Riyadh) pada 3 Ramadan tahun 1353H (10 Desember
1934. Ia adalah salah seorang pengajar di Masjid Nabawi yang mengajarkan kitab-kitab
hadits seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud dan saat ini beliau
masih memberikan pelajaran Sunan Turmudzi. Ia adalah seorang Alim Robbaniy dan
pernah menjabat sebagai wakil mudir (rektor) Universitas Islam Madinah yang waktu itu
rektornya adalah Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz.
Ahmad ibnu Yusuf al-Misri (835 912)

Seorang matematikawan, putra dari Yusuf ibnu Ibrahim yang juga seorang
matematikawan. Ahmad ibnu Yusuf lahir di Baghdad, Irak dan kemudian pindah
bersama bapaknya ke Damaskus pada tahun 839. Kemudian ia pindah lagi ke Kairo,
dan dari sini lah namanya mendapat tambahan al-Misri (dari Mesir).
Abu-L Abbas Ahmad ibn Khallikan
Seorang sarjana Muslim Kurdi pada abad ke-13. Karyanya yang paling terkenal adalah
Wafayat al-Ayan (Berita Kematian Laki-laki Ulung) atau lebih dikenal sebagai Kamus
Biografis. Dia lahir Irbil, 22 September 1211. Damaskus, Suriah dan meninggal 30
Oktober 1282. Menurut Encyclopedia Britannica, ibn Khallikan memilih bahan faktual
untuk biografinya dengan sangat baik dari sisi pengetahuan akademis dan buku ini juga
menyebutkan ia adalah seorang yang menyumbangkan sumber berharga untuk
karya kontemporer dan berisi petikan dari biografi yang lebih awal yang sudah tidak lagi
ada. Ia mulai mengerjakan karya ini dari tahun 1256 sampai dengan tahun 1274
Said Al-Andalus(Almera, 1029 Toledo, 1070)
Al-Tulaytuli (dari Toledo) adalah seorang qadi, ilmuwan dan sejarawan Al-Andalus.
Karyanya yang terkenal adalah Tabaqat Al-Umam (Klasifikasi Bangsa-Bangsa), yang
banyak dipelajari oleh para sejarawan. Karyanya yang lain adalah Kumpulan Sejarah
Bangsa Arab dan Non-Arab, dan Koreksi Pergerakan Bintang-Bintang.
Jafar Muhammad bin Musa bin Shakir Banu Musa (800 873)
Seorang astronom dan matematikawan dari Baghdad. Ia bersama kedua saudaranya
(Ahmad Banu Musa dan Hasan Banu Musa) sangat aktif menerjemahkan berbagai buku
sains dari manuskrip Yunani dan Pahlavi ke dalam bahasa Arab pada masa
kekhalifahan Al-Mamun.
Mlik ibn Anas bin Malik bin mr al-Asbahi Lahir di (Madinah pada tahun 714 (93 H).
Beliau meninggal pada tahun 800 (179 H)). Ia adalah pakar ilmu fikih dan hadits, serta
pendiri Mazhab Maliki.
Yusuf al-Qaradawi
Lahir di Shafth Turaab, Kairo, Mesir, 9 September 1926 (umur 84 tahun) adalah seorang
cendekiawan Muslim yang berasal dari Mesir. Ia dikenal sebagai seorang Mujtahid pada
era modern ini. Selain sebagai seorang Mujtahid ia juga dipercaya sebagai seorang
ketua majelis fatwa. Banyak dari fatwa yang telah dikeluarkan digunakan sebagai bahan
rujukan atas permasalahan yang terjadi. Namun banyak pula yang mengkritik fatwafatwanya.
Jalaluddin as-Suyuthi
Lahir 1445 (849H) wafat 1505 (911H). Dia adalah ulama dan cendekiawan muslim
yang hidup pada abad ke-15 di Kairo, Mesir. Beliau pernah berguru pada al Bulqini
sampai wafatnya Al Bulqini, Beliau juga belajar hadits pada Syaikhul Islam Taqiyyudin al
Manaawi. Dalam Kitab beliau yang berjudul Khusnul Muhadlarah beliau menyebutkan
bahwa dari setiap guru yang aku datangi aku mendapatkan lisensi dan aku
menghitungnya sampai sejumlah 150 ijazah dari 150 guru.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah,
Dilahirkan di Damaskus, Suriah pada tanggal 4 Februari 1292, dan meninggal pada 23
September 1350) adalah seorang Imam Sunni, cendekiawan, dan ahli fiqh yang hidup
pada abad ke-13. Ia adalah ahli fiqih bermazhab Hambali. Disamping itu juga seorang

ahli Tafsir, ahli hadits, penghafal Al-Quran, ahli ilmu nahwu, ahli ushul, ahli ilmu kalam,
sekaligus seorang mujtahid.
Muhammad Marmaduke William Pickthall (1875-1936)
Seorang intelektual Muslim Barat, yang terkenal dengan terjemahan Al Quran yang
puitis dan akurat dalam bahasa Inggris. Ia merupakan pemeluk agama Kristen yang
kemudian berpindah agama memeluk Islam.
Pickthall adalah juga seorang novelis, yang diakui oleh D.H Lawrence, H.G Wells dan
E.M Forster, juga seorang jurnalis, kepala sekolah serta pemimpin politik dan agama.
Dididik di Harrow, ia terlahir pada keluarga Inggris kelas menengah, yang akar
keluarganya mencapai ksatria terkenal William sang penakluk.
Pickthall berkelana ke banyak negara-negara Timur, mendapat reputasi sebagai ahli
masalah Timur Tengah. Ia menerbitkan terjemahannya atas Al Quran (The meaning of
the Holy Quran), ketika menjadi pejabat di bawah pemerintahan Nizam dari Hyderabad.
Terjemahannya ini menjadi terjemahan dalam bahasa Inggris pertama yang dilakukan
oleh seorang Muslim dan diakui oleh Universitas Al Azhar (Mesir); terjemahan ini oleh
Times Literary Supplement disebut sebagai sebuah pencapaian penulisan yang besar.
Pickthall dimakamkan di pemakaman Muslim di Brookwood.
Ahmad bin Muhammad Miskawaih, Ibnu Miskawaih (932-1030)
Meerupakan filsuf Iran yang menonjol dari Ray, Iran. Ia merupakan tokoh politik yang
aktif selama masa Al-Booye. Pengaruhnya pada filsafat Islam terutama berkaitan
dengan isu etik.
Al-Jhiz (781 Desember 868/Januari 869)
Seorang cendekiawan Afrika-Arab yang berasal dari Afrika Timur. Ia merupakan
sastrawan Arab dan memiliki karya-karya dalam bidang literatur Arab, biologi, zoologi,
sejarah, filsafat, psikologi, Teologi Mutaziliyah, dan polemik-polemik politik religi.
Ibnu Ismail Al Jazari Ilmuwan Muslim Penemu Konsep Robotika Modern. Al Jazari
mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari
dikenal sebagai mesin robot. Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang
begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain,
merakit, dan membuat sebuah mesin (Donald Hill). Kalimat di atas merupakan
komentar Donald Hill, seorang ahli teknik asal Inggris yang tertarik dengan sejarah
teknologi, atas buku karya ahli teknik Muslim yang ternama, Al-Jazari. Al Jazari
merupakan seorang tokoh besar di bidang mekanik dan industri. Lahir dai Al Jazira,
yang terletak diantara sisi utara Irak dan timur laut Syiria, tepatnya antara Sungai Tigris
dan Efrat.
Al-Jazari merupakan ahli teknik yang luar biasa pada masanya. Nama lengkapnya
adalah Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari. Dia tinggal di Diyar Bakir, Turki,
selama abad kedua belas. Ibnu Ismail Ibnu Al-Razzaz al-Jazari mendapat julukan
sebagai Bapak Modern Engineering berkat temuan-temuannya yang banyak
mempengaruhi rancangan mesin-mesin modern saat ini, diantaranya combustion
engine, crankshaft, suction pump, programmable automation, dan banyak lagi.Ia
dipanggil Al-Jazari karena lahir di Al-Jazira, sebuah wilayah yang terletak di antara Tigris
dan Efrat, Irak. Seperti ayahnya ia mengabdi pada raja-raja Urtuq atau Artuqid di Diyar
Bakir dari 1174 sampai 1200 sebagai ahli teknik.

Donald Routledge dalam bukunya Studies in Medieval Islamic Technology, mengatakan


bahwa hingga zaman modern ini, tidak satupun dari suatu kebudayaan yang dapat
menandingi lengkapnya instruksi untuk merancang, memproduksi dan menyusun
berbagai mesin sebagaimana yang disusun oleh Al-Jazari. Pada 1206 ia merampungkan
sebuah karya dalam bentuk buku yang berkaitan dengan dunia teknik. Beliau
mendokumentasikan lebih dari 50 karya temuannya, lengkap dengan rincian gambargambarnya dalam buku, al-Jami Bain al-Ilm Wal Aml al-Nafi Fi Sinat at al-Hiyal (The
Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices). Buku ini berisi tentang teori dan
praktik mekanik. Karyanya ini sangat berbeda dengan karya ilmuwan lainnya, karena
dengan piawainya Al-Jazari membeberkan secara detail hal yang terkait dengan
mekanika.

Dan merupakan kontribusi yang sangat berharga dalam sejarah teknik. Keunggulan
buku tersebut mengundang decak kagum dari ahli teknik asal Inggris, Donald Hill
(1974). Donald berkomentar bahwa dalam sejarah, begitu pentingnya karya Al-Jazari
tersebut. Pasalnya, kata dia, dalam buku Al-Jazari, terdapat instruksi untuk merancang,
merakit, dan membuat mesin. Di tahun yang sama juga 1206, al-Jazari membuat jam
gajah yang bekerja dengan tenaga air dan berat benda untuk menggerakkan secara
otomatis sistem mekanis, yang dalam interval tertentu akan memberikan suara simbal
dan burung berkicau. Prinsip humanoid automation inilah yang mengilhami
pengembangan robot masa sekarang.
Kini replika jam gajah tersebut disusun kembali oleh London Science Museum, sebagai
bentuk penghargaan atas karya besarnya. Pada acara World of Islam Festival yang
diselenggarakan di Inggris pada 1976, banyak orang yang berdecak kagum dengan
hasil karya Al-Jazari. Pasalnya, Science Museum merekonstruksi kerja gemilang AlJazari, yaitu jam air. Ketertarikan Donald Hill terhadap karya Al-Jazari membuatnya
terdorong untuk menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974, atau enam abad dan enam
puluh delapan tahun setelah pengarangnya menyelesaikan karyanya.
Tulisan Al-Jazari juga dianggap unik karena memberikan gambaran yang begitu detail
dan jelas. Sebab ahli teknik lainnya lebih banyak mengetahui teori saja atau mereka
menyembunyikan pengetahuannya dari orang lain&nbsp. Bahkan ia pun
menggambarkan metode rekonstruksi peralatan yang ia temukan. Karyanya juga

dianggap sebagai sebuah manuskrip terkenal di dunia, yang dianggap sebagai teks
penting untuk mempelajari sejarah teknologi. Isinya diilustrasikan dengan miniatur yang
menakjubkan. Hasil kerjanya ini kerap menarik perhatian bahkan dari dunia Barat.
Dengan karya gemilangnya, ilmuwan dan ahli teknik Muslim ini telah membawa
masyarakat Islam pada abad ke-12 pada kejayaan. Ia hidup dan bekerja di
Mesopotamia selama 25 tahun. Ia mengabdi di istana Artuqid, kala itu di bawah
naungan Sultan Nasir al-Din Mahmoud.
Al-Jazari memberikan kontribusi yang pentng bagi dunia ilmu pengetahuan dan
masyarakat. Mesin pemompa air yang dipaparkan dalam bukunya, menjadi salah satu
karya yang inspiratif. Terutama bagi sarjana teknik dari belahan negari Barat. Jika
menilik sejarah, pasokan air untuk minum, keperluan rumah tangga, irigasi dan
kepentingan industri merupakan hal vital di negara-negara Muslim. Namun demikian,
yang sering menjadi masalah adalah terkait dengan alat yang efektif untuk memompa
air dari sumber airnya Masyarakat zaman dulu memang telah memanfaatkan sejumlah
peralatan untuk mendapatkan air. Yaitu, Shaduf maupun Saqiya. Shaduf dikenal pada
masa kuno, baik di Mesir maupun Assyria. Alat ini terdiri dari balok panjang yang
ditopang di antara dua pilar dengan balok kayu horizontal. Sementara Saqiya
merupakan mesin bertenaga hewan. Mekanisme sentralnya terdiri dari dua gigi. Tenaga
binatang yang digunakan adalah keledai maupun unta dan Saqiya terkenal pada zaman
Roma.
Para ilmuwan Muslim melakukan eksplorasi peralatan tersebut untuk mendapatkan hasil
yang lebih memuaskan. Al-Jazari merintis jalan ke sana dengan menguraikan mesin
yang mampu menghasilkan air dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dengan mesin
yang pernah ada sebelumnya. Al-Jazari, kala itu, memikul tanggung jawab untuk
merancang lima mesin pada abad ketiga belas.
Dua mesin pertamanya merupakan modifikasi terhadap Shaduf, mesin ketiganya adalah
pengembangan dari Saqiya di mana tenaga air menggantikan tenaga binatang. Satu
mesin yang sejenis dengan Saqiya diletakkan di Sungai Yazid di Damaskus dan
diperkirakan mampu memasok kebutuhan air di rumah sakit yang berada di dekat
sungai tersebut. Mesin keempat adalah mesin yang menggunakan balok dan tenaga
binatang. Balok digerakkan secara naik turun oleh sebuah mekanisme yang melibatkan
gigi gerigi dan sebuah engkol. Mesin itu diketahui merupakan mesin pertama kalinya
yang menggunakan engkol sebagai bagian dari sebuah mesin.
Di Eropa hal ini baru terjadi pada abad 15. Dan hal itu dianggap sebagai pencapaian
yang luar biasa. Pasalnya, engkol mesin merupakan peralatan mekanis yang penting
setelah roda. Ia menghasilkan gerakan berputar yang terus menerus. Pada masa
sebelumnya memang telah ditemukan engkol mesin, namun digerakkan dengan tangan.
Tetapi, engkol yang terhubung dengan sistem rod di sebuah mesin yang berputar
ceritanya lain. Penemuan engkol mesin sejenis itu oleh sejarawan teknologi dianggap
sebagai peralatan mekanik yang paling penting bagi orang-orang Eropa yang hidup
pada awal abad kelima belas.
Referensi:
1.
Taman Cerita K

Catatan Ramadhan #16.


Menjadi Ulul Albab (tafsir AlImran ayat 190-191)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi Ulil
Albab. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka. (Ali Imran: 190-191)
Salah satu grup WA yang saya ikuti yang paling hidup selain grup ODOJ
77 adalah grup WA Kajian Muslim (Kamus) Psikologi UPI. Disamping
saya bisa silaturahmi dengan akang-akang dan teteh senior psikologi
juga yang paling seru itu tentang diskusi atau kajiannya.
Ilmu psikologi yang terkadang membuat dilema bagi seorang muslim,
setidaknya di grup ini dapat menenangkan itu. Biasanya kajian seputar
tafsir al-quran dalam pandangan psikologi ataupun sebaliknya. Intinya
ternyata psikologi itu di satu sisi teorinya islami banget.
Salah satu yang akan saya tulis ini adalah resume kajian di grup itu
tentang tafsir surat Al Imran ayat 190-191.Masih disampaikan oleh
Kang Zein. Yang ditulis di atas adalah salah satu ayat favorit saya.
Tentang karakter Ulul Albab.
Ulul Albab itu adalah karakteristik, atau dalam istilah psikologi
adalah state. Dan karakteristik ulul albab ini dapat didapat dengan
mudah. Ciri ulul albab yang diceritakan di ayat di atas bahwa ulul albab
adalah orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau berbabring (dalam keadaan apapun) dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi.

Jika kita search makna ulul albab di google rata-rata kita akan
menemukan penjelasannya sebagai ilmuwan, cendikiawan muslim,
atau orang-orang yang berpikir. Secara sederhana pengertian itu dapat
diterima. Hanya yang menjadi pertanyaannya adalah adalah yang
kaya bagaimana?
Jika membaca ayat tadi maka yang menjadi ciri ulul albab itu ada
dua. Pertama yang mengingat Allah dalam berbagai keadaan baik
berdiri, duduk atau saat berbaring. Yang dimaksud mengingat disini
bukan mengingat seperti halnya recalling atauretrieving memory. Jadi
yang dimaksud mengingat disini adalah dzikir.Dzikir disini juga berbeda
dengan rapal wirid setelah sholat.
Sebelum melanjutkan tentang dzikir. Akan diulas
mengenaienthusiast atau inspiration. Enthusiasm itu bahasa inggris
yang diserap dari bahasa Yunani dari dua kata yaitu en artinya masuk,
dan theos artinya Tuhan atau hal yang ghoib. Sama
denganinspiration, dari kata in yaitu masuk danspirit. Kalau
pengertian saya jadi spiritualitas.
Jadi yang dimaksud mengingat disini ya dzikir. Dengan pengertian
dzikir adalah antusias dan mendapat inspirasi dari Allah untuk
mengulik ilmu pengetahuan. Maksudnya juga sama dengan mengingat
Allah, membuat yang mengingatnya menjadi semangat, seolah
mendapat energi, atau merasa sangat dimudahkan. Lebih ikhlas dan
siap berjihad yaitu bersungguh-sungguh.
Ciri kedua dari ulul albab yaitu memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi. Memikirkan disini berusaha mencari penjelasan atas hal-hal
yang ada di langit dan bumi itu. Dari sini pentingnya beda cara berpikir
cendikiawan muslim dengan yang bukan bisa dilihat dari cara berpikir
di sini. Banyak orang yang kebalik-balik dan pada akhirnya kehilangan
filter akal dan menjadi anti-theis.
Untuk membahas ciri kedua ini perlu dijelaskan apa filsafat (philosphy).
Secara sederhana filsafat itu upaya untuk finding the right way to
think about things. Manusia butuh untuk menjelaskan segala sesuatu
untuk membuat dunia masuk akalnya.

Misal mengapa hujan? Mengapa dia cantik? Dan lain-lain. Selain islam,
filsafat memprovide kebutuhan manusia akan penjelasan itu, cuma
beda cara berpikirnya. Karena cara berpikir mereka yang filsafati
mengharuskan seseorang untuk mencari akar (radict) sehingga disebut
radikal. Padahal dalam Islam akar itu sudah jelas, sangat jelas.
Jika dipermudah dengan prinsip sebab-akibat. Filsafat menuntun kita
untuk senantiasa mencari sebab dari setiap pertanyaan soal dunia.
Sementara Islam justru mengajak atau menuntun kita untuk berpikir ke
arah akibat.
Misal ketika saya mencoba menjelaskan mengapa saya cerdas?
Dengan filsafat kita dituntun untuk mencari sebab atau awal mula
sehingga saya menjadi cerdas. Dalam Islam yang dituntun adalah apa
akibat yang bisa dihasilkan dari kecerdasan ini. Karena alasan
sebabnya sudah jelas semua karena kuasa Allah.
Dari cara berpikir itu bibit atheis penggemar filsafat yang tanpa filter
jika terus mencari-cari sebab yang bukan karena Allah ya jadinya
atheis.
Jadi poin ulil albab kedua ini memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi itu adalah untuk mencari penjelasan kira-kira untuk apa ini
diciptakan dan dengan itu apa manfaat akhiratnya nanti. Jadi ulul albab
ini adalah menjadi orang yang antusias dalam mengeksplorasi ilmu
pengetahuan untuk bekal dunia dan akhirat serta menjadi cendikiawan
muslim yang sejati. Wallahualam.
14 Juli 2014
Catatan #16 dari 30 tulisan selama Ramadhan. Berangsur-angsur satu
hari satu tulisan. Semoga ini Ramadhan yang Terbaik

KARAKTER INTELEKTUAL
MUSLIM

Oleh: Fadlullah
(Universitas Tirtayasa)

Masa depan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya


manusianya. Jumlah penduduk yang besar merupakan berkah
sekaligus musibah. Musibah jika daya saing dan kualitas sumberdaya
manusia itu rendah. Penduduk yang tidak terdidik menjadi beban
pemerintah dan masyarakat. Sebaliknya jika penduduk yang besar itu
memperoleh layanan pendidikan yang bermutu, maka populasi
angkatan kerja itu menjadi modal dasar pembangunan dan kemajuan
ekonomi suatu bangsa.
Insan terdidik adalah pembelajar produktif yang memiliki akal pikiran
dan kemampuan bersama menyelesaikan masalah, menggunakan, dan
menemukan teknologi baru. Populasi yang besar akan meningkatkan
stok pengetahuan dan pekerja yang terlatih.
Kerisauan Nabi Muhammad SAW terkait dengan kualitas sumberdaya
manusia ini terlihat pada raut wajah yang berkaca-kaca pada suatu
pagi menjelang shalat subuh. Bilal bin Rabbah mengajukan
pertanyaan apa gerangan yang menyebabkan Nabi saw. bersedih.
Rupanya Nabi memikirkan nasib umatnya. Akankah menjadi
pemimpin atau menjadi buih di tengah samudera persaingan global.

Rasulullah bercerita bahwa semalam beliau mendapatkan wahyu


sebagaimana ditulis pada Qs. Ali Imran ayat 190-191 berikut:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi ulul albab,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Qs. Ali Imran [3]: 190191)
Ayat di atas menandai citra ideal intelektual muslim dengan
sebutanUlul Albab. Ulil Albab adalah insan profetis yang
mencerminkan keluhuran dalam hal pengetahuan dan tindakan benar.
Dalam diri manusia terdapat tiga fakultas yang tidak dapat
dipisahkan, yakni roh fakultas zikir, akal fakultas pikir dan jasad
fakultas amal. Dengan adanya tiga fakultas yang saling terkait
tersebut, ia membimbing dan memelihara kehidupannya di dunia ini.
Dari segi fakultas zikir, intelektual muslim rajin melaksanakan sholat
lima waktu. Inilah makna sederhana dari kalimat mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring. Muslim
yang rajin shalat senantiasa berinteraksi dengan Allah dan alam
semesta. Bukankah waktu shalat ditentukan berdasarkan garis edar
matahari? Mulai fajar, zuhur, ashar, maghrib hingga isya dan shalat
di keheningan malam.
Dalam makna yang lebih luas, zikir sesudah shalat meliputi membaca
dan mentadabburi isi kandungan Alquran. Alquran dibaca setiap
hari sesudah shalat fardlu terutama pada pagi dan sore hari. Al-Quran

dipelajari dan diajarkan sebagai pedoman hidup, sumber nilai, sumber


hukum, dan sumber inspirasi dalam melakoni hidup di dunia. AlQuran juga dipahami sebagai sumber ilmu terutama ilmu sosial dan
kemanusiaan dalam merekonstruksi masyarakat yang beradab.
Dimaklumi bahwa Al-Quran berbahasa Arab.Jadi, bahasa Arab
merupakan unsur utama dalam pengjian isi kandungan Al-Quran.
Bahasa adalah media kita dalam usaha menemukan dan meningkatkan
ekspresi nilai-nilai dasar kemanusiaan melalui interaksi kita dengan
Al-Quran dan sesama manusia (alam masyarakat). Pada tahap yang
lebih tinggi, pengkajian terhadap Alquran memerlukan logika dan
ilmu tafsir, sehingga dapat menggali makna dan pemahaman filosofis
terhadap kebenaran yang dikandung dalam lambang-lambang wahyu.
Inilah prinsip-prinsip kebahasaan yang dibahas secara mendalam
dalam ilmu ushul fiqh.
Menjadi ulul albab tidak cukup dengan membaca dan mempelajari
Alquran dalam pengertian tradisional. Di dalam Al-Quran
dinyatakan gejala-gejala alam sebagai ayat-ayat Allah. Namun,
tidaklah cukup kita membaca ayat-ayat Al-Quran untuk meyakini
kebesaran dan kekuasaan Allah. Kita juga tidak mudah menafsirkan
ayat-ayat alquran tentang gejala alam raya itu tanpa pengamatan
ilmiah. Dalam hal ini diperlukan usaha serius untuk mengembangkan
pendekatan kajian tafsir bil ilmi yang melibatkan ilmuan dari berbagai
disiplin ilmu.
Dari segi fakultas pikir, intelektual muslim rajin melakukan
pengamatan dan penelitian ilmiah. Mempelajari hukum Allah yang
berlaku pada tumbuhan, hewan, manusia, dan jagat raya ini. Berusaha
mengungkap tabir dalam semua ciptaan itu sehingga terkuak

cakrawala tentang kemahakuasaan Allah Yang Maha Agung. Berusaha


menemukan manfaat atau nilai tambah dari seluruh sumberdaya alam
yang diberikan Allah, sehingga dengan kerendahan hati sanggup
berucap: Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan siasia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Dalam mengelola sumberdaya alam, intelektual berpredikat ulul
albab tidak melihat kekayaan alam hanya pada persediaan yang
tampak oleh mata, tetapi selalu sabar dan tekun menciptakan temuan
baru, berusaha mempelajari dan menggali lebih dalam tentang
cadangan sumber daya yang tersembunyi. Di tangan intelektual
muslim sumber daya dimobilisasi secara seimbang dan berkelanjutan,
sehingga menghasilkan nilai tambah, tidak ada yang terbuang sia-sia.
Lebih lanjut, memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara kreatif
dengan membangun jaringan dan hubungan baik dengan orang lain.
Dengan demikian kekayaan alam yang tersedia dapat meningkatkan
kulaitas hidup dan kemakmuran rakyat.
Dari segi fakultas amal, intelektual muslim tidak hanya mengajar dan
meneliti ilmu untuk ilmu, melainkan untuk merekonstruksi peradaban
bangsa. Ia tidak hanya sibuk dengan tugas di kampus sebagai
pengajar, peneliti, dan petugas administrasi; namun juga terpanggil
untuk menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai Islam dalam
kehidupan kampus; peka terhadap gairah masyarakat kampus untuk
menyerap nilai-nilai Islam; dan mereka yang memandang Islam
sebagai lan vital dalam perubahan sosial. Seorang intelektual adalah
seorang ilmuan yang menaruh perhatian dengan perkembangan
budaya bangsanya.

Peran kampus dalam mengembangkan fakultas amal dilakukan


dengan melakukan penelitian dan pelayanan. Penelitian dapat
dibedakan dalam dua kategori: penelitian yang bersifat proyek dalam
arti penelitian yang langsung berhubungan dengan kepentingan
kebijakan pemerintah atau kepentingan perusahaan; dan penelitian
yang berguna untuk menunjang perkembangan ilmu. Semua hasil
penelitian itu berguna dalam membangun perdaban dan kemaslahatan
umat.
Bagaimana peran masjid dalam menyiapkan terciptanya intelektual
muslim berpredikat ulul albab itu?
Sejarah Islam telah menjadi bukti bahwa masjid menjadi laboratorium
sosial yang sukses. Masjid dirancang sebagai sumber kegiatan. Mulai
kegiatan peribadatan, kegiatan pendidikan dan pengkajian Islam;
kegiatan dakwah hingga promosi budaya bernafas keagamaan (Islam)
serta melakukan pelayanan sosial.
Di Masjid pun perlu disediakan ruang perpustakaan. Kita maklumi
bahwa ilmu pengetahuan diwariskan lewat buku. Perpustakaan
dirancang untuk penelitian yang memungkinan para pembelajar untuk
secara langsung dan terus menerus mencapai akumulasi pengetahuan
dan dapat mengakses penemuan teori-teori baru yang paling mutakhir
dalam bidang keahlian mereka. Karena kemajuan ilmu yang demikian
cepat, maka perpustakaan harus berlangganan dan memasukkan
jurnal-jurnal terbaru dalam berbagai disiplin ilmu, sehingga
perpustakaan selalu relevan bagi penelitian yang baru dan tepat
waktu.
Teori-teori ilmu yang dikaji melalui buku dan hasil temuan penelitian
terdahulu yang dilaporkan melalui jurnal ilmiah harus diuji di

laboratorium. Karena itu selain forum-forum diskusi di masjid, juga


mutlak diperlukan laboratorium dengan pelengkapannya
yangsophisticated. Sarana dan prasarana tersebut memang mahal,
pembelian maupun perawatannya. Akan tetapi, manfaat yang
diberikannya pun akan besar dalam hal pengembangan dan penerapan
pengatahuan maju dalam menyokong program pembangunan umat.
Sebaliknya, ketiadaan sarana dan prasarana tersebut menyebabkan
suatu kemacetan serius dalam pendidikan dan penelitian di masa
depan.
Masjid dan perpustakaan dalam sejarah keemasan Islam ibarat dua
sisi dari satu mata uang. Keduanya berkontribusi dalam
mengembangkan model perguruan tinggi berbasis masjid. Perguruan
tinggi yang menjalankan misi iman, ilmu, dan amal secara simultan.
Perguruan tinggi yang berfungsi sebagai tempat mendidik intelektual
muda yang rajin belajar, meneliti, berbagi ilmu dan mengabdi untuk
kemanusiaan dan kemajuan peradaban Islam.
Itulah sejatinya tugas pendidikan dalam Islam, yakni mendidik
manusia secara utuh. Insan yang sadar akan kedudukannya di hadapan
Allah dalam tatanan wujud kosmos. Dalam mencapai tujuan itu, Allah
memberikan pedoman dan sumber belajar yang sangat jelas,
sebagaimana termaktub dalam firman-Nya:
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami dari segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga
jelaslah bagi mereka bahwa al-Quran itu adalah benar. (Qs. Fushilat
[41]: 53)
Sekali lagi, ayat di atas atas menginformasikan tentang adanya tiga
realitas dalam basis ontologi pendidikan Islam, yakni: ufuk jagad raya

sebagai makrokosmos, jati diri manusia sebagai mikrokosmos, dan alQuran sebagai kalam Allah (baca: metakosmos). Tiga realitas ini
merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah yang memiliki kebenaran
yang paralel. Karena itu, untuk menemukan kebenaran secara objektif
perlu korespondensi antara wahyu ilahi yang tertulis dengan ilmuilmu sosial kemanusiaan dan hukum yang berlaku dalam jagad raya.
Alquran dan alam semesta harus dipahami sebagai hukum Allah
yang saling menjelaskan. [fdh]
*) Diolah dari berbagai sumber; **) Dosen Agama Islam, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan lanjut dan bumi (seraya berkata), Ya Robb kami, tiadalah Engkau ciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka dipeliharalah kami dari siksa neraka. (QS.3:190-191)
Suatu ketika, selepas shalat berjamaah di masjid, Rasulullah saw. berkumpul bersama para
sahabatnya. Kemudian beliau meminta sahabat Ibnu Mas'ud membacakan ayat-ayat Qur'an.
Pada awalnya Ibnu Mas'ud menolak halus karena ia merasa Rasulullah jauh lebih memahami
Qur'an daripada dirinya. Namun sesungguhnya Rasulullah mengetahui kelebihan masing-masing
dari para sahabatnya. Dan Ibnu Mas'ud ini, meskipun tubuhnya kecil dan sedikit cacat kakinya
(pincang jalannya), namun ia memiliki suara yang merdu dan bacaannya bagus. Sehingga ketika
Rasulullah memintanya kembali, Ibnu Mas'ud pun menurutinya. Ketika itu Ibnu Mas'ud membaca
ayat-ayat Qur'an surah Ali Imran. Dan ketika sampai pada ayat 190-191(seperti di atas),
terdengar isak tangis Rasulullah, sehingga Ibnu Mas'ud menghentikan bacaannya. Para sahabat
pun merasa heran melihat Rasulullah menangis, sehingga meraka bertanya seperti pertanyaan
yang diajukan Bilal kepada Rasulullah ketika ayat tersebut baru saja turun pada kisah asbabun
nuzul di atas. Rasulullah bersabda : "Celakalah bagi orang yang membaca ayat ini, namun
tidak memahami maknanya".

Diriwayatkan dari 'Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw berkata: "Wahai 'Aisyah saya pada malam
ini beribadah kepada Allah SWT". Jawab Aisyah ra: "Sesungguhnya saya senang jika Rasulullah
berada di sampingku. Saya senang melayani kemauan dan kehendaknya" Tetapi baiklah! Saya
tidak keberatan. Maka bangunlah Rasulullah saw dari tempat tidurnya lalu mengambil air
wudu, tidak jauh dari tempatnya itu lalu salat. Di waktu salat beliau menangis sampai-sampai
air matanya membasahi kainnya, karena merenungkan ayat Alquran yang dibacanya. Setelah
salat beliau duduk memuji-muji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau
mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya membasahi

tanah. Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi saw menangis ia bertanya:
"Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa
Rasulullah baik yang terdahulu maupun yang akan datang". Nabi menjawab: "Apakah saya ini
bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah SWT? Dan bagaimana saya
tidak menangis? Pada malam ini Allah SWT telah menurunkan ayat kepadaku. Selanjutnya
beliau berkata: "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikir
dan merenungkan kandungan artinya".
Imam Auza'i mengomentari jawaban Rasulullah tersebut, bahwa ayat tersebut tidak sekedar
dibaca, tetapi harus dipahami isinya dan direnungkan maknanya. Bagi orang yang memiliki
pemikiran luas dan mendalam atau berinteligensi tinggi, maka seluruh apa yang ada di langit
dan di bumi yang tercipta itu merupakan kenyataan ontologis, sebagai ayat kauniyyah Allah
untuk dipelajari. Demikian pula tentang pergantian waktu malam dan siang memberikan
makna tertentu, paling tidak dapat menimbulkan pertanyaan yang semakin mendalam,
kemudian menyimpulkan secara sederhana bahwa ada fenomena alam yang penuh keteraturan
dan keajegan, sebagai suatu hukum alam yang berlaku atau sunnatullah. Dan kunci tabir
sunnatullah tersebut tersirat dalam Qur'an bagi orang yang memperhatikan dan memahaminya.
Banyak di antara kaum muslimin yang pandai membaca Qur'an, bahkan mengerti artinya.
Namun umumnya mereka tidak pandai membaca ayat-ayat kauniyyah yang ada di alam ini,
sehingga mereka tidak menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Atau sebaliknya, banyak
kaum muslimin yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi jauh dari Qur'an atau
tidak mau membaca Qur'an. Sehingga kemudian terjadi dikotomi antara petunjuk Qur'an dan
ilmu pengetahuan, bahkan dalam beberapa hal saling bertentangan. Oleh karenanya, Allah
akan mengangkat derajat seorang muslim yang mampu menyatukan petunjuk Qur'an dan ilmu
pengetahuan sebagai satu kebenaran, dimana dalam beberapa firmanNya orang tersebut diberi
predikat sebagai ulul albab (QS Ali Imran 190-191 dan Ar Ra'd 19-22)
Istilah Ulul Albab diambil dari bahasa Al-Quran sehingga untuk memahaminya diperlukan kajian
terhadap nash-nash yang berbicara tentang Ulul Albab, karena itu agar diperoleh pemahaman
yang utuh mengenai istilah tersebut, maka diperlukaan kajian mendalam terhadap ayat-ayat
yang berkaitan dengan Ulul Albab, baik dari segi lughawi (bahasa) maupun dari kandungan
makna yang dibangun dari pemahaman terhadap pesan, kesan, dan keserasian (munasabah)
antara ayat yang satu dengan ayat-ayat sebelumnya.
Menurut Prof . Dr. M. Qurash Shihab (1993) seorang ahli tafsir di Indonesia menjelaskan bahwa
kata Albab adalah bentuk jamak dari kata lubb yang berarti saripati sesuatu. Kacang
misalnya, memiliki kulit yang menutupi isinya, maka isi kacang itulah yang disebut dengan
lubb. Dengan demikian, Ulul Albab adalah orang-orang yang memiliki akal yang murni, yang
tidak diselubungi oleh kulit atau kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan dalam berfikir
sebagaimana terungkap dalam Al-Quran Surat Ali Imron ayat 190-191. Dalam kaitannya dengan
Al-Quran surat Ali Imron ayat diatas, ia menjelaskan bahwa orang yang berdzikir dan berfikir
(secara murni) atau merenungkan tentang fenomena alam raya, maka akan dapat sampai pada
bukti yang sangat nyata tentang keesaan dan kekuasaan Allah.
Muhaimin (2003) yang berdasarkan hasil kajian terhadap istilah Ulul Albab, sebagaimana
terkandung dalam 16 ayat al-Quran, ditemukan adanya 16 ciri khusus yang selanjutnya diperas

ke dalam 5 (lima) ciri utama, yaitu: (1) Selalu sadar akan kehadiran Tuhan disertai dengan
kemampuan menggunakan potensi kalbu (dzikir), dan akal (pikir) sehingga sampai pada
keyakinan adanya keagungan Allah swt dalam segala ciptaannya; (2) Tidak takut kepada
siapapun kecuali kepada Allah swt, mampu membedakan dan memilih antara yang baik dan
yang jelek; (3) Mementingkan kualitas hidup baik dalam keyakinan, ucapan maupun perbuatan,
sabar dan tahan uji; (4) Bersungguh-sungguh dan kritis dalam menggali ilmu pengetahuan; (5)
Bersedia menyampaikan ilmunya kepada masyarakat dan terpanggil hatinya untuk ikut
memecahkan problem yang dihadapi masyarakat.
Dalam ayat 191, diterangkan karakteristik Ulil Albab, yaitu selalu melakukan aktivitas dzikir
dan fikir sebagai metode memahami alam, baik yang ghaib maupun yang nyata.
Dzikir, secara bahasa berasal dari kata dzakara , tadzakkara, yang artinya menyebut,
menjaga, mengingat-ingat. Secara istilah dzikir artinya tidak pernah melepaskan Allah dari
ingatannya ketika beraktifitas. Baik ketika duduk, berdiri, maupun berbaring. Ketiga hal itu
mewakili aktifitas manusia dalam hidupnya. Jadi,dzikir merupakan aktivitas yang harus selalu
dilakukan dalam kehidupan. Dzikir dapat dilkukan dengan hati,lisan, maupun perbuatan. Dzikir
dengan hati artinya kalbu manusia harus selalu bertaubat kepada Allah, disebabkan adanya
cinta, takut, dan harap kepada-Nya yang berhimpun di hati (Qolbudz Dzakir). Dari sini tumbuh
keimanan yang kokoh, kuat dan mengakar di hati. Dzikir dengan lisan berarti menyebut nama
Allah dengan lisan. Misalnya saat mendapatkan nikmat mengucapkan hamdalah. Ketika
memulai suatu pekerjaan mengucapkan basmalah. Ketika takjub mengucapkan tasbih. Dzikir
dengan perbuatan berarti memfungsikan seluruh anggota badan dalam kegiatan yang sesuai
dengan aturan Allah .
Fikir, secara bahasa adalah fakara, tafakkara yang artinya memikirkan, mengingatkan,
teringat. Dalam hal ini berpikir berarti memikirkan proses kejadian alam semesta dan berbagai
fenomena yang ada di dalamnya sehingga mendapatkan manfaat daripadanya dan teringat atau
mengingatkan kita kepada sang Pencipta alam, Allah SWT
Keberhasilan hidup bagi penyandang Ulul Albab bukan terletak pada jumlah kekayaan,
kekuasaan, sahabat, dan sanjungan yang diperoleh, melainkan terletak pada keselamatan dan
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Penyandang Ulul Albab selalu memilih jenis dan cara
kerja yang shaleh artinya mereka bekerja dengan cara yang benar, lurus, ikhlas, dan
profesional.
Ulul Albab meyakini adanya kehidupan jasmani dan ruhani, dunia dan akhirat. Kedua dimensi
kehidupan tersebut harus memperoleh perhatian yang seimbang dan tidak dibenarkan hanya
memprioritaskan salah satunya. Keberuntungan dunia harus berdampak positif pada kehidupan
akhirat, demikian juga sebaliknya. Hal ini didasari ajaran Rasulullah yang mengharuskan umat
Islam untuk mencari kehidupan dunia seolah-olah akan hidup selamanya, dan mencari
kehidupan akhirat seolah-olah kematian sudah di depan mata. Untuk mencapai tujuan tersebut
maka pendidikan harus mampu mengembangkan dzikir, fikr, dan amal shaleh. Menurut
Suprayogo (2004) ukuran keberhasilan dari pendidikan Ulul Albab dianggap tercapai ketika
pribadi yang terbentuk dalam proses pendidikan memiliki kualitas sebagai berikut: 1)
Mempunyai ilmu pengetahuan yang luas; 2) Mempunyai penglihatan yanag tajam; 3) Bercorak
cerdas; 4) Berhati lembut; 5) Bersemangat juang tinggi karena Allah sebagai pengejawantahan
amal shaleh.

Dari uraian tentang ulul albab diatas, menurut penulis bentuk operasional suatu alat ukur
adalah konsep Ulul Albab yang ditandai adanya empat kekuatan yaitu:
Kedalaman spiritual yaitu kemampuan individu dalam memaknai kehidupan dan
berperilaku yang didasari dengan adanya semangat spiritual. Kemampuan ini dicirikan dengan
adanya kesadaran terhadap kehadiran Allah, kemampuan untuk mengagumi ciptaan Allah, rasa
takut hanya oleh Allah.

Keagungan akhlak yaitu kemampuan individu untuk berperilaku mulia sesuai dengan
ajaran Islam sehingga perilaku tersebut menjadi ciri dari kepribadiannya. Kemampuan ini
dicirikan dengan adanya kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidup baik berupa
keyakinan, lisan, maupun perbuatan, dan kemampuan untuk bersabar dalam menghadapi
cobaan, dan kemampuan membedakan yang baik dan yang buruk.

Keluasan ilmu yaitu kualitas seseorang yang dicirikan dengan kepintaran dan kecerdikan
dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan bidang keahliannya. Kemampuan ini dicirikan
dengan sikap bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, kemampuan untuk selalu menggunakan
potensi akal fikiran, dan kemampuan untuk selalu menggunakan potensi kalbu (perasaan).

Kematangan profesional yaitu kemampuan seseorang untuk bekerja dan berperilaku


sebagai seorang profesional dibidangnya. Kemampuan ini dicirikan dengan adanya kesediaan
untuk menyampaikan ilmu, kesediaan berperan serta dalam memecahkan masalah umat, dan
kebiasaan untuk bertindak sesuai dengan ilmu.
SIMPULAN URAIAN DIATAS
A. Maknanya
1. pertama, orang yang mempunyai pemikiran (mind) yang luas atau mendalam.
2. Kedua, orang yang mempunyai perasaan (heart) yang peka, sensitif atau yang halus
perasaannya.
3. Ketiga, orang yang mempunyai daya pikir (intellect) yang tajam atau kuat.
4. Kempat orang yang mempunyai pandangan alam atau wawasan (insight) yang luas,
mendalam atau menukik.
5. Kelima, orang memiliki pengertian (understanding) yang akaurat, tepat atau luas.
6. Dan keenam, orang yang memiliki kebijakan (wisdom), yakni mendekati kebenaran, dengan
pertimbangan-pertimbangan yang terbuka dan adil.
B. Keseimpulan dari bahasan diatas adalah
1. Dari berbagai arti ulul albab di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ulul albab
yaitu orang yang berakal, memilki pikiran, perasaan dan hati. Namun bukan hanya sekedar
memilikinya akan tetapi mau menggunakannya secara maksimal sehingga ia mampu
mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas serta pandangan yang tajam terhadap
sesuatu. Penggunaan akal, pikiran dan perasaan ini tentu saja dengan cara yang benar dan
dengan tujuan yang baik. Karena banyak orang yang memiliki komponen-komponen ini, namun
tidak mau menggunakannya secara maksimal. Begitu juga banyak orang yang menggunakannya
namun tidak dengan cara yang benar dan bukan untuk kebaikan, seperti orang yang
menggunakan akalnya hanya untuk akal-akalan mencari keselamatan di dunia.
2. Ulul albab adalah orang-orang yang senantiasa menyeimbangkan dzikir dan pikir, mereka
pandai membaca dan memahami maknanya dari ayat-ayat Allah yang tertulis (qauliyyah)
berupa Qur'an, dan juga pandai membaca, memikirkan dan memahami ayat-ayat yang tidak

terulis (kauniyyah) berupa alam semesta seisinya dan berbagai fenomena kejadian di
dalamnya. Mereka senantiasa mengingat Allah dalam keadaan yang bagaimana pun, disamping
selalu menggunakan akalnya untuk mengambil hikmah dari berbagai kejadian di alam ini.
Dalam firman Allah yang lain orang-orang seperti ini disebut juga sebagai ulul abshar (orang
yang menggunakan pengamatannya), seperti pada ayat berikut ini : Allah membuat malam dan
siang silih berganti. Sesungguhnya itu semua merupakan pelajaran bagi ulul abshar (QS An Nuur
44). Kita saat ini butuh orang-orang yang berpredikat ulul albab atau ulul abshar, agar Islam
kembali memancarkan cahayanya dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, agar
umat Islam bangkit dari ketertinggalannya dari umat lain, dan kembali pada jaman
kejayaannya seperti yang terjadi di masa lalu. Mudah-mudahan kita, atau ada di antara kita
yang berpredikat ulul albab atau ulul abshar. Semoga.
3. Dengan dzikir manusia akan memahami secara jelas petunjuk ilahiyah yang tersirat maupun
yang tersurat dalam al-Quran maupun as-sunnah sebagai minhajul hayah (pedoman hidup).
Dengan fikir, manusia mampu menggali berbagai potensi yang terhampar dan terkandung pada
alam semesta. Aktivitas dzikir dan fikir tersebut harus dilakukan secara seimbang dan sinergis
(saling berkaitan dan mengisi).
Sebab jika hanya melakukan aktivitas fikir, hidup manusia akan tenggelam dalam kesesatan.
Jika hanya melakukan aktivitas dzikir, manusia akan terjerumus dalam hidup jumud (tidak
berkembang, statis). Sedangkan, jika melakukan aktivitas dzikir dan fikir tetapi masing-masing
terpisah, dikhawatirkan manusia akan menjadi sekuler.
WALLAHUALAM BISAWAB.

Oleh : Drs.K.H. Yakhsyallah Mansur,M.A., Imaam


Jamaah Muslimin(Hizbullah)
Firman Allah :


( 190)










(191)






Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi

(seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan


ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka. (Q.S. Ali Imran [3]: 190-191).
Imaam At-Thabrani dan Ibnu Al Mundzir meriwayatkan Asbabun
Nuzulayat ini dari Ibnu Abbas sebagai berikut, Orang-orang
Quraisy mendatangi orang-orang Yahudi dan berkata, Mujizat apa
yang dibawa Nabi Musa kepadamu untuk membuktikan
kebenarannya?
Mereka menjawab, Tongkatnya dan tangannya yang bersinar putih
cemerlang. Kemudian mereka mendatangi orang Nasrani dan
berkata, Mujizat apa yang dibawa Nabi Isa kepadamu? Mereka
menjawab, Menyembuhkan penyakit buta sejak dalam kandungan
dan penyakit kusta dan menghidupkan orang yang mati.
Kemudian mereka mendatangi Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam dan berkata, Berdoalah kepada Tuhanmu agar bukit
Shofa menjadi emas untuk kami. Maka Nabi berdoa, lalu Allah
menurunkan ayat di atas. Ibnu Abbas berkata, Pikirkanlah ayat
ini.
Ulul Albaab secara harfiyah berarti orang yang mempunyai akal
yang sehat dan fikiran yang lurus sehingga al-lub arti aslinya
adalah inti dan kemurnian segala sesuatu.
Ayat ini memberi petunjuk bahwa untuk membuktikan kebenaran
risalah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dapat
ditempuh dengan menggunakan akal untuk memikirkan semua
ciptaan Allah yang ada di alam raya ini.
Orang yang menggunakan akal pikiran ini dalam terminologi Al
Quran disebut Ulul Albab atau yang senada dengannya yaitu Ulin

Nuha, Ulil Abshor, Ulama dan sebagainya. Dalam bahasa Indonesia


kata-kata ini berpadanan dengan kata Intelektual, Ilmuwan, atau
Cendekiawan.
Ayat ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan orang yang
berakal. Ketika menjelaskan ayat ini, Prof. DR. Abdul Salam,
seorang pemenang hadiah Nobel 1979 bidang fisika, berkat teori
unifikasi gaya yang disusunnya berkata, Al Quran mengajarkan
kepada kita dua hal,Tafakkur dan Tasyakur.
Tafakkur adalah merenungkan ciptaan Allah di langit dan di bumi,
kemudian menangkap hukum-hukum yang terdapat di alam
semesta.Tafakkur inilah yang sekarang disebut dengan science.
Tasyakur ialah memanfaatkan nikmat dan karunia Allah dengan
menggunakan akal pikiran, sehingga kenikmatan semakin
bertambah, dalam istilah modern, tasyakur disebut
dengan tehnologi. Ulil Albabmerenungkan ciptaan Allah di langit
dan di bumi dan berusaha mengembangkan ilmunya sedemikian
rupa sehingga karunia Allah ini dilipatgandakan nikmatnya.
Jadi, Ulil Albab atau Cendekiawan adalah kelompok orang yang
merasa terpanggil untuk memperbaiki masyarakatnya, menangkap
aspirasi mereka, merumuskannya dalam bahasa yang dapat
dipahami setiap orang, menawarkan strategi dan alternatif
pemecahannya.
Karakteristik Ulul Albaab
Didalam Al Quran, banyak disebutkan karakter ulul albab, antara
lain :
Pertama, Bersungguh-Sungguh dalam Mencari Ilmu

Allah Subhanahu Wa Taala berfirman :


Artinya: Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata:
Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya
itu dari sisi Tuhan kami. Dan tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (Q.S. Ali
Imran [3]: 7).
Kedua, Rajin Shalat Malam
Allah Subhanahu Wa Taala berfirman :





Artinya: Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung
ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan
sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran. (Q.S. Az-Zumar [39]: 9)
Ketiga, Tidak Takut Kecuali kepada Allah
Allah Subhanahu Wa Taala berfirman :

Artinya: Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal


adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang
berakal.(Q.S. Al-Baqarah [2]: 197).
Keempat, Kritis dan Cerdas dalam Menerima Informasi
Allah Subhanahu Wa Taala berfirman :



Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling
baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi
Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai
akal. (Qs. Az-Zumar : 18)
Kelima, Mengembangkan Ilmunya untuk Memperbaiki
Masyarakat
Allah Subhanahu Wa Taala berfirman :


Artinya: (Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi
manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan
supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang
Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil
pelajaran. (Q.S. Ibrahim [14]: 52).
Menurut Dr. Mahdi Ghulsyani, ilmu dipandang bermanfaat apabila
memenuhi kriteria antara lain; pertama, dia dapat meningkatkan
pengetahuan pemiliknya akan Allah. Kedua, dia dengan efektif
dapat membantu mengembangkan masyarakat Islam dan

merealisasikan tujuan-tujuannya. Ketiga, dia dapat membimbing


orang lain. Keempat, dia dapat memecahkan berbagai problema
masyarakat.
Keenam, Mampu Memisahkan yang Baik dan yang Buruk
Firmal Allah Subhanahu Wa Taala berfirman :








Artinya: Katakanlah: Tidak sama yang buruk dengan yang
baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka
bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu
mendapat keberuntungan. (Q.S.. Al-Maaidah [5]: 100).
Ketujuh, Menjadikan Al Quran sebagai Pusat Perhatian
Allah Subhanahu Wa Taala berfirman :




Artinya: Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu
penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayatayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang
mempunyai pikiran.(Q.S. Shaad [38]: 29)
Tanggung Jawab Ulul Albaab

Firman Allah :

( 19)



( 20)











(21)










Artinya: Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan
orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang
dapat mengambil pelajaran (19). (yaitu) orang-orang yang
memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian (20). dan
orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah
perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada
Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk (21). (Q.S. Ar-Rad
[13]: 19-21).
Pada ayat ini Allah menyebutkan dua tanggung jawab utama Ulul
Albabyaitu :
Pertama, Memenuhi Janji
Janji Allah yang disebut mitsaq ini didefinisikan oleh Dr.
Muhammad Mahmud Hijazi sebagai apa yang mengikat diri
mereka dalam hubungan antara mereka dengan Tuhan mereka,
antara diri mereka dengan diri mereka, antara mereka dengan
manusia yang lain.
Janji tertua manusia kepada Allah yang mereka ungkap sejak masih
di alam arwah disebutkan dalam firman-Nya :





Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah

mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):


Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Tuhan). (Q.S. Al-Araf [7]: 172).
Dengan janji ini, setiap cendekiawan jauh sebelum diciptakan
dengan hidup yang nyata telah berjanji kepada Allah untuk
mengikuti perintah-Nya, menghentikan larangan-Nya,
melaksanakan seluruh rangkaian ibadah yang telah disyariatkanNya, dan mengikuti seruan Rasul-Nya.
Setelah itu dipenuhi janji kepada dirinya, untuk memilih komitmen
terhadap nilai Islam dan dipenuhi pula janjinya dengan sesama
manusia karena hidup pada hakekatnya paduan antara janji.
Apabila janji dipenuhi, maka akan terwujudlah harmoni kehidupan
dan apabila janji banyak dilanggar maka rusaklah kehidupan.
Termasuk dalam janji dengan sesama manusia ini adalah seorang
cendekiawan harus mempertahankan kejujuran, keterbukaan dan
kesungguhan hati, menghindari manipulasi data, pemalsuan
informasi, hanya memikirkan kepentingan pribadi dan lain-lain
yang akan menjatuhkan nilai-nilai ilmu yang dimiliki.
Apabila cendekiawan komitmen dengan janjinya kepada sesama
manusia maka tidak akan terjadi kasus yang mengerikan seperti
yang terjadi di Prancis, beberapa tahun lalu. Diberitakan bahwa
telah diketemukan janin-janin beku dalam kantong-kantong plastik
dalam sebuah truck yang menuju Prancis lewat Swiss.

Menurut berita tersebut, janin-janin itu dikirim untuk penelitian


pengembangan beauty creams di laboratorium-laboratorium di
Perancis. Pada halaman yang sama dalam berita yang
berjudul Abortion: A Thriving Industry in Americas Celebrated
Way of Life diberitakan pula tentang penemuan 17000 janin
korban aborsi di rumah seorang bekas operator laboratorium
kedokteran di California.
Kedua, Menyambung apa yang diperintahkan Allah
Menyambung apa yang diperintahkan Allah adalah menyambung
hubungan antara sesama manusia. Termasuk didalamnya
menggabungkan iman, amal dan cinta kepada Allah, serta
menghubungkan kelompok-kelompok yang bertentangan sehingga
tumbuh ukhuwwah Islamiyah di antara manusia. Di sinilah
seorang cendekiawan berperan sebagai integrator, katalis, dan
muwwahid yang menghidupkan semangat persatuan di tengah
masyarakat yang terpecah.
Disi pula pentingnya peran generasi muda Islam sebagai ulul albab.
Mereka hendaknya berusaha dengan sungguh-sungguh
mewujudkan kesatuan umat Islam dengan melaksanakan
kehidupan berjamaah di tengah-tengah masyarakat Islam. Karena
hanya dengan berjamaah, masyarakat Islam dapat disatukan,
sebagaimana firman Allah :



..




Artinya: Dan berpegang kamu semuanya kepada tali (agama)
Allah seraya berjamaah, dan janganlah kamu berceraiberai. (Q.S. Ali Imran [3]: 103).

Menurut riwayat Ibnu Ishaq, ayat ini turun berkenaan dengan


keretakan shaf umat Islam dari suku Aus dan Khazraj akibat
provokasi seorang Yahudi yang bernama Syas bin Qais. Suatu saat
dia lewat di hadapan suku Aus dan Khazraj yang sedang bercakapcakap dengan riang gembira. Dia benci melihat keakraban mereka
padahal sebelum masuk Islam mereka selalu bermusuhan. Ia
menyuruh seorang pemuda anak buahnya untuk ikut bercakapcakap dengan mereka dan membangkitkan rasa permusuhan di
antara mereka dengan menceritakan peristiwa perang Buats yang
terjadi di zaman jahiliyah.
Kemudian mereka berselisih dan menyombongkan kegagahan
masing-masing sehingga tampillah Aus bin Qurazhi dari golongan
Aus dan Jabbar bin Sakhr dari golongan Khazraj, saling cacimencaci dan menimbulkan amarah dari kedua belah pihak serta
berloncatan untuk berperang. Hal ini sampai kepada
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ia segera datang dan
memberi nasihat serta mendamaikannya. Mereka thaat dan tunduk
terhadap nasihat tersebut. Maka turunlah ayat di atas yang
memerintahkan umat Islam untuk berpegang teguh kepada AlIslam seraya berjamaah dan tidak berpecah-belah.
Dalam mewujudkan tanggung jawab tersebut ulul albab harus
mampu membimbing masyarakat dan membantu terwujudnya
kebutuhan mereka, bukan untuk memegang kepemimpinan politik
negara dan kepemimpinan yang bersifat sektarian. Apabila
masyarakat dibimbing dan dibangunkan secara benar, dia akan
melahirkan pemimpin-pemimpin yang tangguh untuk membimbing
mereka ke arah pembangunan masyarakat yang benar berdasarkan
pada ajaran Islam. Hal ini bukan karena konsekuensi iman saja,

tetapi karena ajaran Islam sanggup menjawab tantangan


kehidupan.
Ajaran Islam yang dipraktekkan secara konsekuen terbukti telah
melahirkan manusia unggul sebagai penyelamat dunia dan pelopor
peradaban di berbagai bidang. Umar bin Khaththab berhasil
menjadi pemimpin dunia yang jarang tandingannya. Bilal bin
Rabbah dari seorang budak yang menjadi muadzin Rasul dan
menjadi lambang persamaan manusia. Belum lagi dalam bidang
Sains dan tehnologi lahir nama Al Haytsan dalam bidang optics
yang dipandang sebagai mendasari teori Newton. Ibnu Sina
dengan Canon of Medicine-nya yang telah menjadi buku standar
ilmu kedokteran selama 600 tahun. Muhammad bin Musa Al
Khawarizmi yang pertama kali mengarang buku tentang
matematika dan istilah logaritma, diyakini berasal dari namanya.
Keberhasilan syariat Islam melahirkan manusia-manusia unggul di
atas adalah tidak terlepas dari kepemimpinan dan keteladanan Nabi
Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Bernard Shaw menulis,
Jika seorang seperti Muhammad menguasai (memimpin Pen)
dunia modern, maka dia berhasil membawa dunia pada
perdamaian dan kebahagiaan yang sangat dibutuhkan itu. Oleh
karena itu cendekiawan muslim dituntut untuk meneladani Nabi
Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dalam seluruh aspek
kehidupannya. Semoga kita mampu merealisasikannya.
Amin. Wallahu alam bish-showab.(T/R02/P4).
Maraji':

1.

Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al Nijai Al Mufahras li Alfadz

Al Quran Al-Karim, Daar Al Fikr, Cet. III, 1412 H.


2.
Al Baghawi, Maalim At Tanzil fi At Tafsir wa At Tawil,
Daar Al Fikr, Beirut, 1405 H.

3.

Al Qodhi Abdul Fatah, Asbab An-Nuzul fi As Sahabah wa Al


Mufassirin, Daar Al Nadwah Al Jadidat, 1408 H.

4.

Muhammad Sayyid Tanthawi, Tafsir Al-Wasith li Al Quran


Al-Karim, Daar Al-Maarif, Kairo,

1393 H./1973 M.
5.
Al-Raghib Al-Ashfahani, Al-Mufradat Fie Gharib Al Quran,
Daar Al-Maarif, Beirut, cet. II,
1420 H./1999 M.
6.
7.

Mahdi Ghulsyani, Filsafat Sains menurut Al Quran, Terj.


Agus Efendi, Mizan, Bandung, cet. X, 1419 H.
Hamka, Tafsir Al Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta, cet. II,
1983 M.

8.

Ali Shariati, Tugas Cendekiawan Muslim, Terj. Amin Rais,


Rajawali, Jakarta.

Miraj Islamic News Agency (MINA)


Tafsir QS li Imrn, 3: 110
Menjadi Umat (yang) Terbaik


Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik.
A. Predikat Dari Allah SWT untuk Umat Muhammad s.a.w.
Firman Allah SWT di atas merupakan pernyataan dari Allah SWT bahwa umat
Muhammad s.a.w., yakni kaum muslimin, sebagai umat yang terbaik di antara
umat manusia di muka bumi. Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengutip sebuah

hadits dari Bahz bin Hakim bahwa tatkala membaca ayat ini Rasulullah s.a.w.
bersabda:

Kalian adalah penyempurna dari 70 umat, kalian yang terbaik di antara mereka
dan termulia di sisi Allah Azza wa Jalla (HR. at-Tirmidzi).
Menurut al-Qurthubi dan Ibnu Katsir, predikat tersebut sama dengan
predikat ummatan wasathan yang Allah sebut dalam firman-Nya:




Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
adil dan pilihan [Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena
mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari
kebenaran baik di dunia maupun di akhirat] agar kamu menjadi saksi atas
(perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas
(perbuatan) kamu. dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu
(sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang
mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu
terasa Amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh
Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (QS al-Baqarah, 2: 143)
Berkaitan dengan kondisi umat yang terpuruk sekarang ini, ada yang bertanya
apakah predikat tersebut hanya untuk kaum muslimin terdahulu, yakni di masa
shahabat, ataukah berlaku hingga hari kiyamat?
Menurut Ibnu Abbas r.a., sebagaimana dikutip al-Qurthubi, kelompok orang yang
berpredikat umat terbaik yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah orangorang yang berhijrah dari Mekkah ke Madinah, yang ikut dalam perang Badar,
dan ikut dalam perjanjian Hudaibiyah. Namun Umar bin Khaththab mengatakan
bahwa siapa saja yang beramal seperti mereka, levelnya seperti mereka.

Dalam lafazh , ungkapan tersebut ditujukan kepada umat Nabi


Muhammad s.a.w.. Lafazh ( fiil madhi) tidak dimaksudkan untuk menyatakan
keadaan kaum muslimin pada masa lalu, melainkan bermakna(antum), artinya:
demikianlah Allah SWT membentuk kalian. Hal ini sama seperti firman Allah
SWT.: wa kna Allhu saman bashran. Yang tentu tidak diartikan bahwa Allah
SWT dulu Maha Mendengar dan Maha Melihat, sedangkan sekarang sudah tidak
demikian keadaannya. Maha suci Allah dari yang demikian! Oleh karena itu, azZamakhsyari dalam tafsirnya al-Kasysyf Juz I/392 menyebut dikatakan bahwa
dalam ilmu Allah kalian adalah umat terbaik. Juga, kata beliau, bisa diartikan
bahwa kalian disebut-sebut di kalangan umat-umat terdahulu sebagai khairu
ummah. Tentang tak perlu dipertentangkannya apakah yang terbaik di antara
umat Islam ini, yang awal ataukah yang akhir, al-Qurthubi dalam tafsirnya
mengutip sebuah riwayat hadits bahwasanya Rasulullah saw. bersabda:


Umatku bagaikan hujan, tak diketahui, yang lebih baik itu yang pertama
ataukah yang terakhir. (HR Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Abu Isa At- Tirmidzi
dari Anas bin Malik).
Lafaz merupakan sifat dari khairu ummah, yang artinya ditampilkan
atau dimenangkan atas manusia. Ini menunjukkan bahwa kaum muslimin bukan
dibangkitkan untuk umat Islam semata, melainkan untuk seluruh umat manusia.
Sebagaimana Rasulullah s.a.w. diutus untuk seluruh umat manusia, kaum
muslimin pun mengikuti perjuangan beliau (Nabi s.a.w.), yakni mengemban
risalah Islam ke seluruh umat manusia.
B. Keunggulan umat Terbaik
Keunggulan kaum muslimin yang menjadi umat terbaik ini di antara umat
manusia disebut oleh Abu Hurairah r.a. (lihat al-Qurthubi) dalam ucapannya:




Kami adalah yang terbaik di antara manusia, kami mengarahkan mereka untuk
menapaki jalan mendaki menuju kepada Islam.

Dan dengan cepatnya umat terbaik yang senantiasa membimbing umat manusia
ke jalan Islam, mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, membuka
berbagai wilayah bagi tegaknya kedaulatan Islam, serta mendapati umat
manusia dari berbagai bangsa, bahasa, negara, dan adat istiadat menerima
Islam sebagai keyakinan dan tataaturan hukum buat kehidupan mereka.
Mereka mengarahkan pikiran umat manusia dengan cara yang argumentatif logis
sebagaimana diajarkan oleh Allah SWT agar senantiasa mengajak manusia
berpikir dengan bukti-bukti yang nyata, yakni dakwah bil hikmah (QSan-Nahl,
16: 125).
Apabila ada halangan fisik terhadap dakwah, mereka dengan gagah berani
menyingkirkan halangan fisik itu dengan jihad fi sabilillah. Dan karena mereka
adalah manusia unggulan, dalam perang pemikiran maupun perang fisik pun
mereka senantiasa unggul. Allah SWT menjamin kualitas unggulan mereka
dalam firman-Nya:




Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mumin itu untuk berperang. Jika ada
dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat
mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar)
di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir,
disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. (QS al-Anfl, 8:
65).
Jelaslah bahwa kualitas umat terbaik itu dibandingkan dengan orang-orang kafir,
atau umat-umat lain, adalah 1 orang muslim bisa mengalahkan 10 (sepuluh)
orang kafir. Itu dalam kondisi prima, dalam kondisi kaum muslimin ada
kelemahan, Allah SWT masih memberikan garansi bahwa kaum muslimin akan
sanggup mengalahkan kekuatan orang kafir yang jumlahnya dua kali lipat
kekuatan mereka (QS al- Anfl, 8: 66). Dan sebab orang-orang kafir itu kalah
adalah karena mereka adalah kaum yang tak mengerti.
C. Syarat Unggulan Umat Terbaik

Mujahid, sebagaimana dikutip al-Qurthubi, mengatakan bahwa keunggulan umat


Islam itu dengan syarat memenuhi sifat-sifat yang disebut dalam ayat itu. Ada
tiga sifat yang dimiliki oleh umat pengemban risalah Muhammad s.a.w. ini yang
menyertai predikat anugerah Allah SWT sebagai umat yang terbaik, yakni: (1).
Menyuruh kepada yang marf, (2). Mencegah dari yang munkar, (3). Beriman
kepada Allah SWT, sebagaimana terdapat dalam lafazh:
. . . . . .
kalian menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah .
Itulah tiga sifat yang menjadi unsur-unsur kebaikan umat Muhammad s.a.w..
Dalam hal ini perlu dipahami bahwa iman kepada Allah SWT tentu harus ada
terlebih dahulu sebelum dua hal yang lain., yakni amar maruf dan nahi munkar.
Demikian pula, umat yang terbaik itu mesti iman kepada risalah Islam. Sebab
aktivitas amar maruf nahi mungkar tidak ditentukan oleh tradisi masyarakat,
melainkan oleh syariat yang diturunkan Allah SWT.
Menurut az-Zamakhsyari, penyebutan iman kepada Allah SWT dalam ayat ini
berarti juga termasuk iman kepada segala yang diwajibkan oleh iman kepada
Allah SWT, seperti iman kepada Rasul-Nya, Kitab-Nya, hari kebangkitan, hari
perhitungan, pahala dan siksa, dan lain-lain. Menurutnya, jika tidak disertai
iman kepada itu semua belum terhitung sebagai iman kepada Allah SWT. Beliau
melandasinya dengan firman Allah SWT:

. . . ( )


()
mereka mengatakan: Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir
terhadap sebahagian (yang lain), serta bermaksud (dengan perkataan itu)
mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir). Merekalah
orang-orang yang kafir sebenar-benarnya dan Kami telah menyediakan untuk
orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. (QS an-Nis, 4: 150151).
Dalam konteks kekinian, ketertarikan sebagian umat Islam lantaran
kedangkalan mereka terhadap pengertian aqidah Islam sebagai pandangan

hidup merekakepada ideologi dan sistem hidup selain Islam, seperti


sosialisme, komunisme, sekularisme, kapitalisme, dan lain-lain pandangan hidup
yang bertentangan dengan Islam, bisa menjadikan mereka tergelincir dari
keimanan kepada Al;lah SWT yang sebenarnya. Dan pada gilirannya, mereka tak
bakal menemukan kehidupan yang bahagia dan sejahtera di bawah naungan
Islam. Apalagi mendapatlkan gelar umat terbaik. Sungguh jauh panggang dari
api!
Dalam mengulas ayat tersebut, Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyertakan sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Durrah binti Abi Lahab
berkata bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah saw sewaktu beliau
berpidato di atas mimbar : Siapakah orang yang terbaik, ya
Rasulullah? Rasulullah s.a.w. menjawab:


Manusia yang terbaik adalah manusia yang paling banyak membaca, paling
bertaqwa kepada Allah SWT, paling giat melakukan amar maruf nahi munkar
dan paling suka bersilaturrahmi.
Dari sini bisa kita pahami bahwa orang yang terbaik adalah yang banyak
pengertiannya (karena aktivitas membacanya) dan paling memiliki sikap taqwa,
yakni menjalankan perintah Allah SWT dan larangan-Nya. Itu secara pribadi.
Secara komunal, dia berperanan menegakkan amar maruf nahi mungkar, yakni
membentuk sistem agar perintah dan larangan Allah SWT menjadi standar
umum di masyarakat dalam rangka mengatur interaksi antar individu anggota
masyarakat. Juga ia paling gemar melakukan silaturrahmi, meningkatkan
hubungkan antar karib kerabat yang merupakan salah satu kewajiban Islam.
Dengan kalimat singkat, dia adalah orang yang senantiasa berbuat baik dalam
pandangan syariat Islam, baik untuk dirinya, maupun untuk umat manusia. AlQurthubi mengutip sebuah hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah s.a.w.
bersabda:
.
Sebaik-baik orang adalah orang yang berumur panjang dan baik amalnya dan
seburuk-buruk orang adalah yang panjang umurnya dan buruk perbuatannya.

D. Kesimpulan
Jelaslah kini mengapa kaum muslimin disebut Allah SWT sebagai ( umat
terbaik) dan ( umat yang adil dan pilihan), yakni lantaran umat ini
beriman kepada Allah SWT yang telah menurunkan syariat Islam yang paripurna
(QS al-Midah, 5: 3) kepada rasul-Nya, Muhammad s.a.w., serta senantiasa
menegakkan pelaksanaan syariat Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam
(rahmatan lil lamn) dengan aktivitasamar maruf nahi munkar. Jika umat ini
masih memiliki unsur-unsur kebaikan umat tersebut, maka predikat terbaik dan
pilihan tersebut tentu masih lekat. Sebaliknya jika sifat itu hilang, layaklah
predikat itu tak tersandang lagi.
(Dikutip dari tulisan Muhammad Al-Khaththath dalam
http://lembagadakwahkampus.wordpress.com/2009/06/18/tafsir-surat-aliimran-110/)

Anda mungkin juga menyukai