Jacques Martain mengatakan, “ tujuan epistemologi bukanlah hal yang utama untuk
menjawab pertanyaan, apakah saya dapat tahu, tetapi untuk menemukan syarat-syarat
yang memungkinkan saya dapat tahu.”hal ini menunjukkan, bahwa tujuan epistemologi
bukan untuk memperoleh pengetahuan kendatipun keadaan ini tak bisa dihindari akan
tetapi yang menjadi pusat perhatian dari tujuan epistemologi adalah hal lebih penting dari
itu, yaitu ingin memiliki potensi untuk memperoleh pengetahuan
Landasan Epistemologi
Landasan epistemologi ilmu disebut metode ilmiah, yaitu cara yang dilakukan
ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan prosedur
dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi, ilmu pengetahuan
merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak semua
pengetahuan disebut ilmiah, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara
mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi agar suatu pengetahuan bisa disebut ilmu yakni tercantum dalam metode
ilmiah.
Metode Dalam Teori Pengetahuan
1. Metode induktif
Induksi merupakan suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil observasi
disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum. Menurut David Hume (1711-1716),
pernyataan yang berdasarkan observasi tunggal betapa pun besar jumlahnya, secara logis tak dapat
menghasilkan suatu pernyataan umum yang tak terbatas.
2. Metode Deduktif
Deduksi merupakan suatu metode yang menyimpulkan bahwa data empirik diolah lebih lanjut dalam
suatu sistem pernyataan yang runtut. Hal-hal yang harus ada dalam metode deduktif ialah adanya
perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri.
3. Metode Positivisme
Metode ini dikeluarkan oleh August Comte (1798-1857). Metode ini berpangkal dari apa
yang telah diketahui, yang faktual, yang positif. Ia menyampaikan segala uraian atau persoalan di luar
yang ada sebagai fakta.
4 Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk
memperoleh pengetahuan sehingga objek yang dihasilkan pun berbeda-beda harusnya
dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi.
5 Metode Dialektis
Descartes seorang filosof yang tidak puas dengan filsafat scholastic yang
pandangannya bertentangan, dan tidak ada kepastian disebabkan oleh
kurangnya metode berpikir yang tepat. Dan ia juga mengemukakan metode baru,
yaitu metode keragu-raguan. Jika orang ragu terhadap segala sesuatu, dalam
keragu-raguan itu jelas ia sedang berpikir. Sebab, yang sedang berpikir itu tentu
ada dan jelas ia sedang erang menderang. Cogito Ergo Sun (saya berpikir, maka
saya ada).
Positivisme
Tokoh aliaran ini adalah august compte (1798-1857). Ia menganut paham
empirisme. Ia berpendapat bahwa indera itu sangat penting dalam memperoleh
pengetahuan. Tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan
eksperimen.
Intuisionisme
Henri Bergson (1859-1941) adalah tokoh aliran ini. Ia menganggap tidak
hanya indera yang terbatasa, akal juga terbatas. Objek yang selalu berubah,
demikian bargson. Jadi, pengetahuan kita tentangnya tidak pernah tetap.
Intelektual atau akal juga terbatas. Akal hanya dapat memahami suatu objek
bila ia mengonsentrasikan dirinya pada objek itu, jadi dalam hal itu manusia
tidak mengetahui keseluruhan (unique), tidak dapat memahami sifat-sifat yang
tetap pada objek. Misalnya manusia menpunyai pemikiran yang berbeda-beda.
Dengan menyadari kekurangan dari indera dan akal maka bergson
mengembangkan satu kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki manusia, yaitu
intuisi
Kritisme
Aliran ini muncul pada abad ke-18 suatu zaman baru dimana seseorang ahli
pemikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme
dengan empirisme. Seorang ahli pikir jerman Immanuel Kant (1724-18004)
mencoba menyelesaikan persoalan diatas, pada awalnya, kant mengikuti
rasionalisme tetapi terpengaruh oleh aliran empirisme. Akhirnya kant mengakui
peranan akal harus dan keharusan empiris, kemudian dicoba mengadakan sintesis.
Walaupun semua pengetahuan bersumber pada akal (rasionalisme), tetapi adanya
pengertian timbul dari pengalaman (empirime).