Etika Matematika
Dosen Pengampu : Subanji
Disusun oleh:
Offering D
Kelompok II
B. Topik Bahasan
Adapun topik bahasan pada pada makalah ini adalah:
1. Pengertian pengetahuan
2. Aliran-aliran pengetahuan
3. Sumber pengetahuan
4. Macam-macam pengetahuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengetahuan
3. Positivisme
Tokoh aliran ini ialah August Comte (1798-1857) yang menganut empirisme. Ia
berpendapat bahwa indera itu amat penting dalalm memperoleh pengetahuan, tetapi
harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Kekeliruan indera
akan dapat dikoreksi lewat ekperimen. Eksperimen memerlukan ukuran-ukuran yang
jelas, dan memerlukan ukuran yang teliti terhadap objek tersebut. Dari sinilah kemajuan
sains benar-benar dimulai. Kebenaran diperoleh dengan akal, didukung dengan bukti
empiris yang terukur. “Terukur” itulah sumbangan positivisme.
Pada dasarnya positivisme bukanlah suatu aliran yang khas berdiri sendiri, ia
hanya menyempurnakan empiris dan rasionalisme yang bekerja sama dalam
menghasilakan pengetahuan yang benar, tentu pengetahuan benar yang didukung oleh
bukti empiris yang terukur. Dengan kata lain, ia menyempurnakan metode ilmiah
dengan memasukkan perlunya eksperimen dan ukuran-ukuran. Jadi, pada dasarnya
bahwa positivisme itu merupakan kaum empiris plus rasionalisme.
4. Intuisionisme
Tokoh aliran ini adalah Henri Bergson (1859-1941). Ia menganggap bahwa tidak
hanya indera yang terbatas, akal juga terbatas.objek-objek yang ditangkap merupakan
objek yang selalu berubah. Akal hanya dapat memahami suatu objek bila ia
mengosentrasikan dirinya pada objek itu, jadi dalam hal seperti itu manusia tidak
mengetahui secara keseluruhan, sehingga sifat-sifat yang ada pada objek tersebut tidak
dipahami secara utuh. Menurut aliran ini bahwa, akal hanya mampu memahami bagian-
bagian dari objek, kemudian bagian-bagian itu digabungkan oleh akal. Itu tidak sama
dengan pengetahuan menyeluruh dengan tentang objek.
Dengan menyadari keterbatasan indra dan akal yang selalu menghasilakan
pengetahuan keliru atau tidah utuh terhadap objek, Bergson yakni tokoh aliran ini
mengembangkan satu kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki oleh manusia, yakni
intuisi. Ini merupakan hasil evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip
dengan instinct, tetapi berbeda dalam kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan
kemampuan intuisi ini memerlukan suatu usaha. Kemampuan inilah yang mampu
memahami kebenaran yang utuh, yang tetap. Intuisi menangkap objek secara langsung
tanpa melalui pemikiran. Jadi, indera dan akal hanya mampu menghasilkan pengetahuan
yang tidak utuh (spatial), sedangkan intuisi dapat menghasilkan pengetahuan yang utuh,
tetap. (lihat Encyclopedia Americana, 3:580-1)
B. Sumber Pengetahuan
d. Pengetahuan agama
Pengetahuan agama yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan melalui
para utusan-Nya, yang bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk
agama.Pengetahuan agama yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan
melalui para utusan-Nya, yang bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para
pemeluk agama.
PENUTUP
Ahmad Tafsir (2013), Filsafat Umum (Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra), PT
Remaja Rosda Karya, Bandung.
Muhammad Baqir Shadr (2013). Filsafatuna (Materi, Filsafat, dan Tuhan dalan Filsafat
Barat dan Rasionalisme Islam), JAKFI, Yogyakarta