Anda di halaman 1dari 8

DIMENSI KAJIAN ILMU FILSAFAT (EPISTEMOLOGI)

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur


Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu: Dr. Soni Samsu Rizal M.Pd.I

Disusun oleh:
Kelompok 9
1. Ina Triyani
2. Iqna Lailatus Salamah
3. Laily Safitri

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID)
CIAMIS JAWA BARAT
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tatkala manusia lahir, ia tidak mempunyai pengetahuan
sedikitpun. Nanti, tatkala ia 40 tahunan, pengetahuannya banyak
sekali sementara kawan seumurannya mungkin mempunyai
pengetahuan yang lebih banyak daripada dia dalam bidang yang
sama atau berbeda. Bagaimana mereka dapat pengetahuan tersebut
dan mengapa pengetahuannya dapat berbeda dalam tingkat
akurasinya. Hal semacam ini dibicarakan dalam epistemologi.
Maka dari itu kami mengambil judul dalam makalah ini adalah :
Epistemologi Sebagai Cabang Fundamental Filsafat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah pendidikan tauhid pada
anak usia dini ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian Epistemologi?
2. Apa saja aliran Epistemologi?
3. Apa syarat dari Epistemologi?
C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah seabagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Epistemologi.
2. Untuk mengetahui aliran dalam Epistemologi.
3. Untuk mengetahui syarat dari epistemologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Epistemologi
Istilah epistemologi berasal dari kata Yunani epistemae =
pengetahuan dan logos = perkataan, pikiran, ilmu. Kata episteme dalam
bahasa Yunani berasal dari kata kerja epistemai artinya menundukkan,
menempatkan atau meletakkan. Maka, harfiah episteme berarti pengetahuan
sebagai upaya intelektual untuk menempatakan sesuatu pada tempatnya.
Kata pengetahuan dalam bahasa Yunani selain episteme ada juga gnosis.
Maka dalam sejarah istilah Epistemologi pernah disebut Gnoseologi. Dapat
disimpulkan bahwa Epistemologi adalah kajian filosofis yang membuat
telaah kritis dan analitis tentang dasar-dasar pengetahuan dan kadang
disebut dengan teori pengetahuan.
B. Aliran-Aliran Epistemologi
Pengetahuan manusia ada 3 macam yaitu, pengetahuan Sains,
pengetahuan filsafat dan pengetahuan Mistik. Pengetahuan tersebut
diperoleh manusia dengan berbagai cara dan menggunakan alat. Ada
beberapa aliaran yang berbicara tentang cabang filsafat ini diantaranya :
1. Empirisme
Bapak aliran empirisme ini adalah John Locke yang mengemukakan
bahwa manusia pada mulanya kosong dari pengetahuan, lantas
pengalamannya yang mengisi jiwa yang kosong dan ia memiliki
pengetahuan dari pengalaman tersebut. Pada intinya manusia
memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Pengalamam yang
dimaksud adalah pengalaman inderawi.
Karena menggunakan inderawi adapun kelemahan dari aliran ini,
yaitu sebagai berikut:
a. Indera terbatas.Indera menipu
b. Objek yang menipu
c. Berasal dari indera dan objek sekaligus

2
2. Rasionalisme
Bapak dari aliran ini adalah Rene Descartes yang menyatakan bahwa
akal adalah dasar-dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang
diperoleh dan diukur dengan akal. Ini benar akan tetapi, sesungguhnya
paham ini telah ada sejak zaman Yunani kuno yang meyakini bahwa
adalah alat dalam memperoleh pengetahuan yang benar.
Bagian aliran ini ada kekeliruan pada aliran empirisme yaitu dalam
kelemahan alat indera tersebut sebenarnya dapat dikoreksi seandainya
akal digunakan. Tetapi rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera
dalam memperoleh pengetahuan, pengalaman indera diperlukan untuk
merangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal
dapat bekerja.
Karena empirisme dan rasionalisme bekerja sama melahirkanlah
metode sains dan dari metode ini lahirlah pengetahuan sains, dalam
bahasa Indonesia sering disebut dengan pengetahuan ilmiah.
3. Positivisme
Tokoh aliran ini adalah August Compte,ia berpendapat bahwa indera
itu sangat penting dalam memperoleh pengetahuan. Tetapi harus
dipertajam dengan alat bantu dan dengan eksperimen. Kekeliruan indera
akan dapat dikoreksi lewat eksperimen yang memerlukan ukuran-
ukuran yang jelas.
Aliran ini menghasilakan kemajuan sains sehingga kebenaran
diperoleh dengan akal didukung oleh bukti empiris yang terukur.
Terukur merupakan sembangan positivisme. Jadi pada dasarnya aliran
ini tidak berdiri sendiri. Tetapi hanya menyempurnakan metode ilmiah
yang telah dilahirkan empirisme dan rasionalisme yang bekerja sama.
4. Intuisionisme
Tokoh aliran ini dalah Henri Bergson, ia menganggap bahwa tidak
hanya indera yang terbatas tetapi akal juga terbatas. Akal hanya dapat
memahami suatu objek bila ia mengonsentrasikan dirinya pada objek
itu, jadi dalam hal itu manusia tidak mengetahui secara keseluruhan,
tidak juga dapat memahami sifat-sifat yang tetap pada objek.
Dengan keterbatasan indera dan akal yang diterangkan diatas,
Bergson mengembangkan satu kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki
manusia yaitu intuis. Ini adalah hasil evolusi pemahaman yang
tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan instinct, tetapi berbeda dalam
kesadaran dan kebebasannya. Intuisi ini menangkap objek secara
langsung tanpa melalui pemikiran. Jadi indera dan akal mampu
menghasilkan pengetahuan yang tidak utuh, sedangkan intuisi dapat
menghasilakan pengetahuan yang utuh.
C. Syarat Epistemologi
Adapun persyaratan epistemologi diantaranya :
1. Dasar Pembenaran
Menurut Conny R. Semiawan, dasar pembenaran menurut
pengaturan kerja ilmiah yang diarahkan pada perolehan derajat
kepastian sebesar mungkin. Pernyataan harus dirasakan atas
pemahaman apriori yang didasarkan atas hasil kajian empiris.
2. Sifat Sistematis
Semantik dan sistematis menunjukkan pada ssusnan pengetahuan
yang didasarkan pada penyelidikan ilmiah yang sketerhubungan
merupakan suatu kebulatan melalui komparasi dan generalisasi secara
teratur.
3. Sifat Intersubjektif
Pengetahuan tidak dirasakan atas intuisi dan sifat subjektif
seseorang, namun harus ada kesepakatan dan pengakuan akan kadar
kebenaran dari ilmu itu didalam setiap bagiab dan didalam hubungan
menyeluruh sehingga tercapai intersubjektif.
Berdasarkan uraian diatas mengenai epistemologi dapat diketahui
bahwa manusia memperoleh pengetahuan dengan tiga cara yaitu : sains,
filsafat dan latihan rasa. Namun, sebenarnya pengetahuan itu diperoleh
apabila dengan cara berpikir benar. Sains dan filsafat jelas

4
menggunakan cara berpikir benar, begitupula dengan mistik berawal
dari berpikir benar juga. Aturan-aturan berpikir itulah yang dibicarakan
oleh logika ini adalah bagian dari pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian Epistemologi
Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang
brurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengadaian-
pengadaian, dan dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas
pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Epistemologi
membicarakan mengenai sumber pengetahuan dan bagaimana cara
memperoleh pengetahuan.
2. Aliran-Aliran Epistemologi
1. Empirismes
2. Rasionalisme
3. Positivisme
4. Intuisionisme
3. Syarat Epistemologi
1. Dasar pembenaran
2. Sifat sistematis
3. Sifat intersybjektif.

6
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/nauramude/dimensi-epistemologi
Tafsir, Ahmad. 2010. Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Zaprulkhan. 2015. Filsafat Ilmu: Sebuah Analisis Kontemporer. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai