Anda di halaman 1dari 6

EPISTEMOLOGI ILMU DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Muhammad Akbar1, Dr. Hj. Muslimah M. Pd²


1,
² Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya
Email: akbarmkh0@gmail.com
Email: muslimah.abdulaziz@iain-palangkaraya.ac.id

Abstrak : Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempertanyakan hakikat pengetahuan.


Dengan kata lain, epistemologi adalah cabang filsafat khusus yang memperoleh pengetahuan dari
pengetahuan lama atau baru, baik berupa serapan indrawi yang diperoleh secara sadar. Dalam
karya ini menggunakan metode penelitian kepustakaan yang menekankan pada penelitian
kepustakaan sesuai dengan pokok bahasan yang dipelajari. Epistemologi islam memandang
pengetahuan dari perspektif islam, karena metodenya terbukti valid. Mazhab epistemologi islam,
Bayan, Burhan, dan Irfani (intuisi). Mendalam pengetahuan islam secara epistemologis, itu
adalah pengetahuan tentang Allah termasuk semua pengetahuan yang Dia ciptakan dan berikan
kepada manusia.
Kata kunci : Epistemologi ilmu, Perspektif Islam

Abstract : Epistemology is a branch of philosophy that questions the nature of knowledge. In


other words, epistemology is a special branch of philosophy that derives knowledge from old or
new knowledge, either in the form of conscious sensory absorption. This work uses the library
research method which emphasizes library research according to the subject being studied.
Islamic epistemology looks at knowledge from an Islamic perspective, because the method is
proven valid. School of Islamic epistemology, Bayan, Burhan, and Irfani (intuition). Deep
epistemological Islamic knowledge, it is the knowledge of Allah including all the knowledge that
He created and gave to humans.

Keywords : Epistemology of science, Islamic Perspective

Pendahuluan
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan tidak menghalangi manusia untuk mencari
kebenaran. Sebalknya, banyak orang bersikeras mencari kebenaran berdasarkan teori yang ada
untuk menguji yang baru atau menyangkal yang lama. Itulah sebabnya orang secara aktif
berpartisipasi dalam penelitian untuk menemukan solusi atas semua masalah yang meraka
hadapi. Dengan kata lain, tidak berhenti pada titik tertentu, tetapi terus berlanjut seiring waktu,
memuaskan keingintahuan mereka terhadap dunia, metode dan nilai pengetahuan. Oleh karena
itu, epistemologi merupakan bagian dari filsafat ilmu, yang terutama mempertimbangkan hakikat
ilmua ( pengetahuan ilmiah ).

0
Epistemologi ilmu selalu menjadi sumber ilmu penelitian yang menarik karena
didasarkan pada landasan dan teori pengetahuan manusia. Pesatnya perkembangan ilmiah saat ini
dan aspek praktisnya disebabkan oleh struktur pengethuan darimana konsep itu terbentuk.
Bidang epistemologi ini memiliki posisi yang sangat strategis karena membutuhkan
perolehan pengetahuan yang nyata. Mengetahui cara mendapatkan informasi dengan benar
sangat erat kaitanya dengan hasil, bentuk informasi. Kedepannya, pengalaman akan menentukan
epistemologi sangat mempengaruhi warna dan jenis pengetahuan yang diperoleh.
Jika teori yang mapan tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa, sains akan berada dalam
krisis. Dalam krisis ini, para ilmuwan melakukan revolusi untuk menciptakan model baru. Saat
ini jelas bahwa dibalik krisis yang dialami ilmu pengetahuan moderen terdapat model pemikiran
rasionalis. Oleh karena itu tujuan dialektika hanya menguji teori bukan menciptakan pahaman
baru tentang sians. Perspektif baru ini dicapai ketika subjek dan objek dapat disilangkan
Epistemologi islam mengkaji dari perspektif islam ketika metodeloginya telah terbukti
dengan senidirinya. Dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, kebenaran dapat diperoleh
kecuali dari sudut pandang atau argumentasi islam ( epistemologi ).

Epistemologi ilmu
Epistemologi adalah kajian pengetahuan secara sistematis. Istilah ini pertamakali
dikemukakan oleh J.F Ferrier pada tahun 185. Ia menciptakan dua cabang filsafat : epistemologi
dan ontologi (is=baing, which, logoo= theory ) ontologi ( theory of what ). Konsep lain yang
setara dengan epistemologi dalam, literatur filhosofi yang berbeda kadang-kadang disebut logika
material, kritik dan intelektual dan gnosiologi dan Indonesia sering digunkan istilah filsafat
pengetahuan.
Conny Semiawan dkk. Menurutnya epistemologi adalah “cabang cabang filsafat yang
membahsa filosofis seputar teori pengetahuan, epistemologi menitikberatkan pada makna
pengethauan, yang berkaitan dengan konsep pengetahuan, sumber dan jenis pengetahuan dan
lain-lain.”1 Sedangkan menurut Hardono Hardi epistemologi adalah “ cabang filsafat yang berusa
menyelidimki dan mencoba menentukan hakikat dan ruang lingkup pengetauhan, asumsi dan
landsanya, serta tanggung jawab atas kalim-klaim yang dibuat tentang pengetahuan.”
Sebaliknya, objek material adalah pengetahuan itu sendiri, dan objek formalnya adalah
hakikat pengetahuan. Mengetahui harus memiliki subjek untuk mengetahui objek, yaitu
kesedaran akan sesuatu yang dimilki.
Pada mulanya, sains secara etimologis hanyalah ilmu pengetahuan, semua pengetahuan
segala tentang sesuatu. Makna ilmu lalu diperluas untuk mencakuip semua pengetahuan yang
sisitematis. Pengertian sains tidak jauh berbeda dengan pengetahuan, hanya sebatas disiplin
nonfisik sepetri matefisika. Tentu saja, seperti sains, filsafat adalah pengetahuan yang sistematis,
tetapi tidak disebut sains dalam epistemologi barat, tetapi termasuk dalam epistemologi islam.
Namun membatasi pencarian Anda pada biding ini bukanlah filosofi.
Epistemologi dengan demikia merupakan bidang filosifis yang mempertanyakan
pertanyaan tentang sifat pengetahuan. Dengan kata lain, epistemologi adalah khusus cabang

1
filsafat yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan untuk pengetahuan. Dalam hal ini
pengetahuanlah yang dihasilkan dari asimilasi sadar dari perasaan lama dan baru.

Jenis jenis epistemologi


Ada berbagai jenis epistemologi, termsuk epistemologi matefisik, epistemologi skeptis,
dan epistemologi kritis.
Pertama, epistemologi matefisika Plato dan Hagel membahas pengetahuan yang
mengasumsikan perspektif matefisika (realitas) sebagai dasar dari semua realitas. Perbedaan
Plato antara dunia ide dan dunia materi atau fenomena ( mungkin tiruan dari dunia ide )
didasarkan pada perbedaan Plato antara episteme dan doxs. Hal yang sama berlaku epistemologi
Hegel berangkat dari hipotesis matefisik. Baginya tidak ada apa-apa selain kenyataan adalah
perwujudan dari pikiran, jadi ‘gagasan’ dan ‘kenyataan atau realitas’ adalah sama. Apapun yang
ditafsirkan sebagai asli atau ditafsirkan sebagai sebenarnya. Epistemologi yang didasarkan pada
asumsi matefisik disebut epistemologi matefisik.
Kedua, ahli epistemologi skeptis Rene Descartes menemukan bahwa cara yang aman
adalah skeptisisme sistematis. Karena itu Descartes meragukan semua keberadaan, dan
berpendapat hanya ada satu hal yang tidak dapat diragukan, dan itu adalah meragukan diri
sendiri. Keraguan membuktikanya. Dari skeptisme ini, Descartes ingin meletakan filsafat dan
sains diatas landasan yang kokoh yang dapat di andalkan. Ini doidasarkan pada aksioma dan
diurutkan oleh proposisi logis. Kegiatan Descartes disebutkan sebagai epistemologi skeptis.
Ketiga, epistemologi kritis, penting untuk memulai pemikiran (ilmu dan sains) dan sikap
kritis terhadap berbagai asumsi, teori dan metode yang ada dalam kehidupan kita. Gagasan lama
sekarang dapat menjelaskan perasaan menemukan kelemahan sendiri secara lebih rasional. Dan
mencoba mengambangkan metode baru, ide baru.

Metode Epistemologi
Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia melalui akan, emosi dan lain-lain,. Memiliki
caranya sendiri. Yang termasuk dalam teori pengetahuan antara lain:

Metode induktif
Metode ini merupakan pernyataan penutup dengan proposisi yang lebih umum. Secara
umum diterima bahwa ilmu empiris dicirikan dengan metode induktif. Metode induktif
dikatakam induktif ketika provosisi individu dihilangkan, seperti menggambarkan pengamatan
manusia atau mempelajari proposisi universal.

Deduktif
Metode deduktif adalah metode menyimpilkan bahwa data empiris diproses lebih lanjut
dalam pernyataan yang koheren. Metode deduktif memerlukan perbandingan logis dari
kesimpulan itu sendiri.

2
Positivisme
Didasarkan pada metode empiris, berdasarkan metode yang diketahui, abaikan masalah
penjelasan yang tidak benar. Oleh karena itu, dalam filsafat dan sains, metode ini terbatas pada
fenomena.

Kontemplatif
Menurut metode kontemplatif, metode ini memiliki alsan yang terbatas untuk
memperoleh perasaan dan pengetahuan manusia, dan objek yang dihasilkan berbeda, maka
kemampuan haruis dikembangkan karena alasan tertentu yang disebut intuisi. Pengetahuan
intuisi dapat diperoleh dengan berpikir seperti imam Al- Ghazali.

Dialektika
Dalam filsafat, dialektika artinya cara bertanya dan menjawab pertanyaan untuk
mendapatkan penjelasan filosofis. Metode ini diajarkan oleh socrates tetapi ditafsirkan oleh plato
sebagai argumen logis. Sekarang dialektika mengacu pada langkah langkah yang logis yang
mengajarkan aturan dan metode serta analisis ide yang sistematis untuk mendaptkan isi tampilan.

Epistemologi dalam ilmu islam


Dalam bahasa arab, kata epistemologi sering digunakan dengan kata nazharyah
alma’rifah, namun kata ma’rifah digunakan untuk menunjukkan penggunaan kata “ilmu lain”.
Jika perlu kehati hatian, kata ma’rifah berarti ilmu orang bisa rancu, sedang kata ‘ilm (ilmu)
berarti kejelasan.
Epistemologi islam mengkaji pengetahuan dari perspektif islam karna metodologinya
terbukti valid. Dalam sejarah ilmu pengetahuan dan kebenaran dapat diperoleh dari sudut
pandang atau pernyataan islam (epistemologi), model epistemologi positivis terbentuk selama
beberapa dekade akhirnya menjadi filsafat sekitar 20 atau 30 tahun kemudian sampai muncul
perkembangan baru.
Epistemologi islam khusus ini telah dibahas dalam beberapa kajian terkait dalam
berbagai hal ilmu pengetahuan, pemahaman, hubungan, logika dan bentuk pemikiran, dan dalam
berbagai hal yang menyangkut ego dan jiwa manusia. Sedangkan dalam pandangan islam, ilmu
adalah ilmu epistemologi tentang Allah yang meliputi segala sesuatu yang diciptkan-Nya. Dan
ilmu yang diperoleh (diberikan) kepada manusia untuk mengetahui hakikatnya.
Dari sudut pandang epistemologi islam, tidak dikenal adanya dikotomi antara ilmu agama
dan ilmu (umum) non-agama. Sains adalah pengetahuan yang berasal dari sumber yang sama dan
kemudian berkembang sepanjang bidang materi dan objek formal yang serupa. Teruis menerus
didepan fenomena alam, manusia, dan yang lainya. Melalui hubungan ini, sains berkembang
dari waktu ke waktu dalam ruang sejarah.
Dalam islam, epistemologi tidak gterfokus pada manusia tetapi pada Allah, yaitu Allah
adalah sumber ilmu dan sumber segala kebenaran. Namun demikian, bukan berarti posisi
masyarakat tidak penting, melaikan masyrakat adalah pencari informasi.

3
Karakteristik epistemologi islam
Sains dari sudut pandang islam tidak sepenuhnya bertentangan dengan sains barat. Hal ini
menunjukkan persamaan dan perbedaan antara keduanya. Misalnya, baik islam maupun barat
mengakui sains sebagai sarana komonikasi untuk memperoleh pengetahuan. Ada alasanya, tetapi
tidak ada yang bisa menyelesaikan semua maslah yang dihadapi orang, jadi tidak mutlak.
Ciri epistemologis atau karakteristik dunia islam adalah :

Percaya pada spiritual


Kebenaran tidak terbatas pada empirisme, seperti asumsi positivisme, yang didasarkan
pada kekuatan spiritual. Manusia adalah makhluk yang tidak hanya emosional tetapi juga
memiliki akal, hati nurani, dan keyakinan. Kekuatan spiritual yang besar tersimpan pada iman
dan hati nurani. Selain wahyu, sains spiritual juga menekankan kekuatan spiritual seperti intuisi.
Diantara pemikir Muslim, intuisi adalah cara terbaik untuk memperoleh ilmu, dan intuisi
diperoleh dengan berdoa kepada Allah. Intuisi digunakan untuk meningkatkan berpikir pada
awal masalah ilmiah. Itu berarti, para pemikir islam masih menggunakan nalar dan nalar untuk
memikirkan soal soal ilmu, sehingga mereka memiliki pendekatan intuitif.

Interasi yang serasi dengan logika dan wahyu


Isfahani menjelaskan hubungan antara wahyu dan akal. Dapatkan informasi, dalam
bahasa organik yang solid. Menurut isfahan akal tidak dapat diwahyukan tanpa wahyu, dan
dalam pengertian ini wahyu tidak dapat dicapai tanpa keraguan. Hal ini juga menunjukkan
bahwa keduanya saling melengkapi. Keharmobisan akal dan wahyu menunjukkan bahwa ilmu
islam memiliki nilai transedental, nilai tertinggi.

Saling ketergantungan akal dan intuisi


Sains dalam islam didasarkan pada kerja sama akal dan intuisi. Pikiran memiliki
penalaran yang terbatas yang dilengkapi dengan intuisi yang dimediasi atau dukunganya. Ketika
intuisi tidak sistematis, kita membutuhkan alasan untuk mensistematisasikan informasi yang
diberikan kepada kita ini menunjukkan bahwa nalar membutuhkan intuisi dan intuisi
membutuhkan nalar. Menemukan pengetahuan memungkinkan Anda menggunakan nalar dan
intuisi, tetapi setiap pendekatan epistemologis memiliki kekuatan, dan kelemahanya sendiri,
sehingga kombinasinya membuat pengetahuan yang diperoleh menjadi lebih lengkap. Kombinasi
nalar dan intuisi dapat dicapai dengan pengetahuan ganda : praktis dan spiritual, eksternal dan
spiritual, empiris dan matefisik atau fisik matefisik, sekuler dan lain lain.

4
Memiliki orientasi teosentris
Teosentris berasal dari kata yunani theos, tetapi dari sudut pandangan teoretis, Tuhan
berarti gagasan bahwa semua proses kehidupan diplanet ini kembali ke pada Tuhan. Sains islam
didasarkan pada wahyu dan fakta serta alasan empiris. Ilmu berasal dari Allah dan ilmu sangat.
Pengetahuan islam bersifat universal dan terintegrasi dengan Tuhan atau nilai nilainya.
Oleh karena itu, dalam ajaran islam agama dan iman menggambarkan tiga unsur yang ada dalam
diri seseorang : kesadaran, pikiran, ucapan dan perilaku yang saling melengkapi. Dalam islam,
sains melibatkan pengetahuan dan pembahsan yang lebih rinci dari pada sains. Karena sains
mengumpulkan informasi dari Tuhan melalui wahyu diluar proses normal, dengan kata lain,
sains islam, memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh sains.

Terkain nilai
Pengetahuan islam merupakan ambang yang dipengaruhi oleh dimensi spiritual wahyu
dan intuisi berfokus pada ketuhanan. Hal ini sangat berbeda dengan sains barat karena
menekankan bahwa sains bersifat netral, tidak bernilai dan tidak terikat oleh nilai nilai tertentu.
Pernytaan ilmiah yang netral (tidak bernilai) dan tidak objektif membuat manusia moderen
memandang manusia dan lingkungan hanya sebagai objek.

Anda mungkin juga menyukai