Anda di halaman 1dari 5

FILSAFAT DAN LOGIKA

DOSEN : H. DUDUNG ABDUSSALAM

Kamis, 7 Oktober 2021

Filsafat berasal dari kata Filo dan Shopia, artinya cinta kebenaran.
Logika berasal dari kata logos, logis artinya dapat diterima akal.
Persamaan antara filsafat dengan agama sama mencintai mencari yang benar dan
yang baik, agama mencari baik dan benar, hanya kebenaran. Filsafat adalah
relatif/nisbi karena fikiran manusia, sedangkan agama adalah kebenarannya
mutlak/absolut karena datangnya dari Alloh SWT.
Al-Kisah ada orang awam bertanya kepada ahli filsafat. Coba sebutkan jenis
manusia? Filsuf menarik nafas panjang dan berpantun: “Ada orang yang tahu di
tahunya. Ada orang yang tahu di tidak tahunya. Ada orang yang tidak tahu di
tahunya. dan ada orang yang tidak tahu di tidak tahunya.
Cara mendapatkan pengetahuan ketahuilah apa yang kau tahu dan ketahuilah apa
yang kau tidak tahu.”
Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan berhak kita ketahui
dalam semesta yang seakan tak terbatas ini, juga berfilsafat berarti mengoreksi diri,
semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran
yang dicari yang telah kita jangkau.
Karakteristik berpikir filsafat adalah: pertama sifat menyeluruh, kedua sifat
mendasar, ketiga sifat spekulatif
Tugas utama filsafat adalah menetapkan dasar-dasar yang dapat diandalkan.
Apakah yang disebut logis? Apakah yang disebut benar? Apakah yang disebut
sohih? Apakah alam ini teratur atau kacau? Apakah hidup ini ada tujuannya atau
absurd? Adakah hukum yang mengatur alam dan segenap sarwa yang ada?

12 Oktober

“Bidang Telaah Filsafat”

Filsafat menelaah segala masalah yang mungkin dapat dipikirkan oleh manusia 
sesuai dengan fungsinya. Sebagai pionir dia mempermasalahkan hal-hal yang
pokok; terjawab masalah yang satu, diapun mulai merambah pertanyaan lain.
Ilmu ekonomi mempunyai asumsi bahwa manusia adalah makhluk ekonomi yang
bertujuan mencari kenikmatan sebesar-besarnya dan menjauhi ketidak nyamanan
semungkin bisa, makhluk hedonis yang serakah, mencari keuntungan yang sebesar-
besarnya dan menghindari kerugian. Ilmu manajemen bertujuan mempelajari kerja
sama antara sesama manusia dalam mencapai satu tujuan/homo
economicus/menelaah kerja sama antar manusia.
Tahap kedua adalah pertanyaan berkisar tentang ada, tentang hidup dan tentang
eksistensi manusia. Apakah hidup ini sebenarnya? Apakah hidup ini sekedar
peluang dengan nasib yang ditentukan dengan melempar dadu?
Tahap ketiga skenarionya bermula pada suatu pertemuan ilmiah tingkat tinggi
dimana seorang ilmuwan bicara panjang tentang suatu penemuan ilmiah dalam
risetnya.
Cabang-cabang filsafat: Filsafat Pengetahuan, Filsafat Moral, Filsafat Seni, Filsafat
Pemerintahan, Filsafat Agama, Filsafat Ilmu, Filsafat Pendidikan, Filsafat Hukum,
Filsafat Sejarah, Filsafat Matematika, Filsafat Ilmu. Ilmu-ilmu tersebut merupakan
telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai
hakikat ilmu seperti : Objek apa yang ditelaah? Bagaimana proses yang
memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Untuk apa pengetahuan
yang berupa ilmu itu dipergunakan? Atau pertanyaan -pertanyaan tersebut disebut
landasan Ontologi, landasan Epistemologi dan landasan Aksiologi. 
Dalam kaitan ini akan dikaji hakikat beberapa sarana berpikir ilmiah yakni : bahasa,
logika, matematika, statistika dan juga yang berkaitan dengan kegiatan keilmuan
seperti aspek moral, sosial pendidikan dan kebudayaan.

Kamis, 14 Oktober 2021

“Dasar-dasar Pengetahuan”

1. Penalaran
Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu mengembangkan
pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. Secara simbolik
manusia memakan buah pengetahuan lewat Nabi Adan dan Hawa dan setelah itu
manusia harus hidup berbekal pengetahuan ini. Dia mengetahui mana yang baik
dan mana yang buruk, mana yang indah dan mana yang buruk, mana yang benar
dan mana yang salah.
Manusia adalah salah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan ini
secara sungguh-sungguh. Binatang punya pengetahuan, namun pengetahuan ini
terbatas untuk kelangsungan hidupnya (survival). Pengetahuan ini mampu
dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama, yakni manusia mempunyai
bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang
melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua adalah kemampuan berpikir menurut
suatu alur kerangka berpikir tersebut. Secara garis besar cara berpikir seperti ini
disebut penalaran. Manusia adalah makhluk yang berpikir, merasa, mengindra dan
totalitas pengetahuannya berasal dari ketiga sumber tersebut di samping wahyu :
yang merupakan komunikasi Sang Pencipta dengan makhluk-Nya.
2. Hakikat Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan
yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang
berpikir, merasa ,, bersikap dan bertindak. Jadi hakikat penalaran merupakan
kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan
kebenaran.
Ciri penalaran : adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika.
Penalaran bersifat analitik dari proses berpikirnya. Penalaran ilmiah merupakan
suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah, dan demikian juga
penalaran lainnya yang mempergunakan logikanya tersendiri pula. Perasaan
merupakan suatu penarikan kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran.
Kegiatan berpikir juga ada yang tidak berdasarkan penalaran umpamanya adalah
intuisi. Intuisi merupakan suatu kegiatan berpikir yang non analitik yang tidak
mendasarkan diri kepada suatu pola berpikir tertentu.
Di samping itu masih terdapat bentuk lain dalam usaha manusia untuk mendapatkan
pengetahuan yakni wahyu. Ditinjau dari hakikat usahanya, maka dalam rangka
menemukan kebenaran dapat dibedakan 2 jenis pengetahuan : yakni pertama
adalah pengetahuan yang didapatkan sebagai hasil usaha yang aktif dari manusia
untuk menemukan kebenaran, baik melalui penalaran maupun lewat kegiatan lain
seperti perasaan dan intuisi. Di pihak lain terdapat bentuk pengetahuan yang kedua,
yang bukan merupakan kebenaran yang didapat sebagai hasil usaha aktif manusia. 
Dalam hal ini terdapat bentuk pengetahuan yang didapat itu bukan berupa
kesimpulan sebagai produk dari usaha aktif manusia dalam menemukan kebenaran,
melainkan berupa pengetahuan yang ditawarkan atau diberikan, umpamanya wahyu
yang diberikan Alloh SWT lewat malaikat dan nabi-nabi-Nya. Manusia dalam
menemukan kebenaran ini bersifat pasif sebagai penerima pemberitaan tersebut,
yang kemudian dipercaya atau tidak dipercaya, berdasarkan masing-masing
keyakinannya.
Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada
rasio atau fakta. Rasio adalah sumber kebenaran mengembangkan paham yang
kemudian disebut sebagai rasionalisme. Sedangkan mereka yang menyatakan
bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber
kebenaran mengembangkan paham empirisme.

Kamis, 21 Oktober 2021

“Logika Sumber Pengetahuan”


Cara penarikan kesimpulan, baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan
kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu. Cara penarikan kesimpulan ini
disebut logik, dimana logika secara luas dapat didefinisikan sebagai pengkajian
untuk berpikir secara sahih.
Jenis penarikan kesimpulan ada 2, yaitu logika induktif dan logika deduktif. Logika
induktif erat hubungnya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual
nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan logika deduktif, yang
membantu kita dalam menarik dari hal yang bersifat umum menjadi yang bersifat
individual.
De omnibus dubitandum artinya segala sesuatu harus diragukan, desak Rene
Descartes. Namun segala yang ada dalam dunia ini dimulai dengan meragukan
sesuatu, bahkan juga Hamlet si peragu, yang berseru kepada Ophelia :

ragukan bahwa bintang-bintang itu api


ragukan bahwa matahari itu bergerak
ragukan bahwa kebenaran itu dusta 
tapi jangan ragukan cintaku

pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah mendasarkan diri kepada rasio,
yang kedua mendasarkan diri kepada pengalaman. Kaum rasionalis
mengembangkan paham apa yang kita kenal dengan rasionalisme, sedangkan yang
mendasarkan kepada pengalaman disebut empirisme.
Disamping rasionalisme dan empirisme ada yang penting lagi yakni intuisi dan
wahyu.

Kamis, 28 Oktober 2021

"ONTOLOGI : HAKIKAT APA YANG DIKAJI"


Metafisika merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafati termasuk
pemikiran ilmiah. Pikiran ibarat roket yang meluncur ke bintang-bintang, menembus
galaksi dan awan, maka metafisika adalah landasan peluncurannya.
Beberapa tafsiran metafisika :
Tafsiran manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat wujud-wujud yang
bersifat gaib (supernatural) dan wujud-wujud ini bersifat lebih tinggi atau lebih
berkuasa dibanding dengan alam yang nyata. Sebaliknya, paham naturalisme
menolak pendapat bahwa terdapat wujud-wujud yang bersifat supranatural ini.
Materialisme yang merupakan paham berdasarkan naturalisme ini berpendapat
bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh kekuatan yang  bersifat
gaib, melainkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri, yang dapat
dipelajari dan dengan demikian dapat kita ketahui. Kaum mekanistik melihat gejala
alam hanya merupakan gejala kimia-fisika semata. Sedangkan bagi kaum vitalistik,
hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara substantif dengan proses
tersebut di atas.
Ahli filsafat berpendapat bahwa apa yang ditangkap oleh pikiran, termasuk
penginderaan dari segenap pengalaman manusia adalah bersifat mental. Kita
asumsikan bahwa hukum yang mengatur berbagai kejadian itu memang ada, sebab
tanpa asumsi ini maka pembicaraan kita semua lantas sia-sia.
Peluang : Peluang secara sederhana dapat diartikan bahwa probabilitas untuk turun
hujan misalnya esok hari 8 dari 10 (yang merupakan kepastian). Atau sekiranya
saya merasa pasti bahwa esok akan hujan.
Bebarapa asumsi
+ Batas-batas penjelajahan ilmu
+ Cabang-cabang ilmu: Ilmu murni dan ilmu terapan, Ilmu sosial, humaniora, seni,
filsafat, agama, bahasa , sejarah.

Anda mungkin juga menyukai