Anda di halaman 1dari 16

ONTOLOGI DAN

EPISTEMOLOGI

Wayan Yoga
A20222005

Putri Dian Lesatri P.


A20222008
Pendahuluan
Sistematika filsafat ilmu secara garis besar membahas
tiga pokok bagian yaitu;

 ontologi atau teori hakikat yang membahas tentang


hakikat segala sesuatu yang melahirkan
pengetahuan

 epistemologi atau teori pengetahuan yang


membahas bagaimana kita memperoleh
pengetahuan

 aksiologi atau teori nilai yang membahas tentang


guna pengetahuan
Ontologi
Ontologi dikenal sebagai satu kajian filsafat paling klasik dan berasal
dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat
konkrit.

Kata Ontologi berasal dari bahasa Yunani : on, ontos (ada, keberadaan)
dan logos (studi, ilmu), dengan demikian ontologi berati pengetahuan
tentang yang ada. Dalam studi filsafat, terma ontologi sering kali
dikaitkan dengan metafisika

Pembahasan tentang ontologi sebagai dasar ilmu berusaha untuk


menjawab “apa” yang menurut Aristoteles merupakan The First
Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda (Romdon dalam
Muliadi 2020:100).
Menurut Ansharullah (2019:38) ruang lingkup ontologi terdiri dari
1. Metafisika atau hakikat realitas . Bramel memberikan pendapatnya
tentang realitas itu sendiri, Ia telah mengatakan bahwa ontologi adalah
interpretasi tentang suatu realitas yang bisa saja bervariasi. Misalnya,
apa bentuk dari suatu meja itu. Pasti setiap orang berbeda-beda
pendapat mengenai bentuknya. Tetapi, jika ditanyakan tentang
bahannya, pastilah meja itu substansi dengan kualitas materi.

2. Fisika (Kosmologi) memusatkan perhatiannya kepada realitas kosmos,


yakni keseluruhan sistem alam semesta. Kosmologi meliputi baik
realitas yang khusus maupun yang umum, yang universal. Walaupun
kosmologi terkesan membahas alam semesta ini secara inderawi, tetapi
sebenarnya pada kosmologi lebih memerhatikan realitas alam semesta
secara intelektual (akal) dan hakiki (metafisik/abstrak).
Lebih lanjut Ansrullah (2019:41) mengambarkan ontologi memiliki
manfaat dan fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai refleksi kritis atas objek atau bidang garapan, konsep-


konsep, asumsi-asumsi dan ponstulat-ponstulat ilmu (sains)
untuk dijadikan sebagai dasar ilmu.

2. Membantu ilmu untuk menyusun suatu pandangan dunia yang


integral, komphrehensif dan koheren.

3. Memberikan masukan informasi untuk mengatasi permasalahan


yang tidak mampu dipecahkan oleh ilmu-ilmu yang khusus
Menurut Ansharullah (2019:38) aliran-aliran dalam ontologi diuraikan sebagai
berikut :

1. Idealisme , pokok utama aliran ini adalah jiwa mempunyai kedudukan


yang utama dalam alam semesta.

2. Materialisme adalah asal atau hakikat dari segala sesuatu, dimana asal
atau hakikat dari segala sesuatu ialah materi.

3. Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa cara


berada manusia dan benda lain tidaklah sama

4. Monisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa unsur pokok dari
segala sesuatu itu adalah unsur yang bersifat tunggal.

5. Dualisme adalah ajaran yang menyatakan realitas itu terdiri dari dua
substansi yang berlainan dan bertolak belakang

6. Pluralisme, menyatakan bahwa realitas tidak terdiri dari satu substansi


atau dua substansi tetapi banyak pula substansi yang bersifat independen
satu sama lain
Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang berarti
pengetahuan atau ilmu atau teori pengetahuan.

Secara linguistik, kata “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu:


kata “Episteme” dengan arti pengetahuan dan kata “Logos” berarti teori,
uraian, atau alasan. Epistemologi dapat diartikan sebagai teori tentang
pengetahuan yang dalam bahasa Inggris dipergunakan istilah theory of
knowledge.

Istilah epistemologi, secara etimologis, dapat diartikan sebagai teori


tentang pengetahuan yang benar.

Di dalam Bahasa Indonesia, epistemologi disebut filsafat pengetahuan.


Secara terminology (istilah kefilsafatan), epistemologi adalah teori
mengenai hakikat pengetahuan atau filsafat tentang pengetahuan
Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari benar atau
tidaknya suatu pengetahuan. Sebagai sub sistem filsafat, epistemologi
mempunyai banyak sekali pemaknaan atau pengertian yang kadang
sulit untuk bisa dipahami. Dalam memberikan pemaknaan terhadap arti
epistemologi, para ahli memiliki sudut pandang yang berbeda, sehingga
memberikan pemaknaan yang berbeda ketika mengungkapkannya
(Nina dalam Ansharullah, 2019:49).

Milton D. Hunnex dalam Muliadi (2020:69) Epsitemologi


merupakan studi sistematis tentang tiga hal pokok, yaitu: sumber ilmu
(source of knowledge), karakteristik pengetahuan (nature of
knowledge), dan keabsahan pengetahuan (validity of knowledge).
Muliadi (2020) menyampaikan sistematika penulisan epistemologi
terdiri dari terjadinya pengetahuan, teori kebenaran, metode ilmiah,
dan aliran teori pengetahuan

1. Terjadinya Pengetahuan berfilsafat apriori (Tanpa Pengalaman)


atau aposteriori (Melalui Pengalaman/Obyektif).
Menurut John Hospers mengemukakan ada enam alat untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu :
 Pengalaman Indera (Sense Experience)
 Nalar (Reason)
 Otoritas (Authority)
 Intuisi (Intuition)
 Wahyu (Revelation)
 Keyakinan (Faith)
2. Teori Kebenaran , Secara tradisional teori-teori kebenaran itu adalah
sebagai berikut, (Muliadi, 2020:49):
 Teori Kebenaran Saling Berhubungan (Coherence Theory of Truth)
 Teori Kebenaran Saling Berkesesuaian (Correspondence Theory of
Truth)
 Teori Kebenaran Inherensi (Inherent Theory of Truth)
 Teori Kebenaran Berdasarkan Arti (Semantic Theory of Truth)
 Teori Kebenaran Sintaksis
 Teori Kebenaran Non-deskripsi
 Teori Kebenaran Logis yang Berlebihan (Logical Superfluity of Truth)
3. Jenis-jenis Pengetahuan, menurut Soejono Soemargono dapat
dibagi menjadi pengetahuan nonilmiah ialah pengetahuan yang
diperoleh dengan cara-cara yang tidak termasuk dalam kategori
metode ilmiah. Secara umum pengetahuan nonilmiah ialah
segenap hasil pemahaman manusia atas sesuatu atau objek
tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini yang cocok
adalah hasil penglihatan, hasil pendengaran, hasil pembauan,
pengecapan lidah, dan perabaan kulit. Adapun pengetahuan
ilmiah adalah segenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh
dengan menggunakan metode-metode ilmiah
Sebagai bagian dari filsafat, epistemologi berfungsi dan bertugas :
1. Menganalisis secara kritis terhadap prosedur yang ditempuh filsafat.
2. Sangat membantu seseorang dalam melakuakan koreksi kritis
terhadap bangunan pemikiran yang diajukan orang lain maupun
dirinya sendirinya
3. Epistemologi menjadi modal dasar dan alat strategis dalam
merekayasa pegembangan ilmu-ilmu alam sehingga mampu
mengubah alam ini menjadi sebuah produk sains/ilmu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia
Menurut Ahmad Tafsir dalam Muliadi (2020:69) menyampaikan bahwa
dalam memperoleh pengetahuan, ada beberapa cara yang masing-
masing terdapat perbedaan yang fundamental. Kemudian cara
pemerolehan pengetahuan tersebut berkembang menjadi madzhab atau
aliran dalam epistemologi. Dalam filsafat Barat, sebagai contoh,
terdapat beberapa aliran besar yang berkembang, antara lain;
 Rasionalisme adalah faham filsafat yang menyatakan bahwa akal
(reason) adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan .
 Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan
bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia
 Positivisme, Aliran ini menyempurnakan empirisme dan
rasionalisme
 Intusionalisme adalah aliran atau paham yang menganggap bahwa
intuisi (naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran
 Skeptisisme adalah satu-satunya aliran yang secara radikal dan
fundamental tidak mengakui adanya kepastian dan kebenaran, atau
sekurang-kurangnya menyangsikan secara fundamental kemampuan
pikiran manusia untuk mendapatkan kepastian
 Objetivisme mengatakan kebenaran itu independen terlepas dari
pandang subjektif, kebenaran itu datang dari bukti faktual, dan
kebenaran hanya bisa didasari dari pengalaman inderawi. Pandangan
ini sangat dekat dan berhubungan erat dengan positivisme dan
empirisme
 Subjektivisme adalah pandangan bahwa objek dan kualitas yang kita
ketahui dengan perantaraan indera kita adalah tidak berdiri sendiri,
lepas dari kesadaran kita terhadapnya.
 Scientisme adalah suatu paham bahwa pernyataan ilmu saja yang
benar, yang selain ilmu tidak memiliki arti.
 Teori kritis adalah sebuah gerakan intelektual yang dilakukan
bersama-sama oleh sekelompok intelegensia dalam kurun sejarah
tertentu. Pengertian “kritik” dimaksudkan sebagai kritis terhadap
ajaran-ajaran di bidang sosial yang ada pada saat itu dan juga kritis
terhadap keadaan masyarakat pada saat itu yang sangat
memerlukan perubahan radikal.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai