Anda di halaman 1dari 25

MENULIS TEKS HOTS (Higher Order Thinking Skills) : KEMAMPUAN

BERFIKIR KREATIF

Dosen Pengampuh Mata Kuliah : Prof.Dr.Jusman Mansyur., M.Si

KELOMPOK 5

I WAYAN YOGA A 20222009


WINARSIH A 20222010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS


PROGRAM MAGISTER
PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Menulis
Teks HOTS (Higher Order Thinking Skills): Kemampuan Berfikir Kreatif ”.
Dengan selesainya makalah ini kami berharap dapat bermanfaat kepada seluruh
pembaca ataupun mahasiswa yang sedang mendalami bidang pendidikan. Kami
selaku penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun.

Palu, Desember 2022

Penyusun

DA
FT
AR
ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan..................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Berfikir Kreatif........................................................................................... 3

2.2 Ciri-Ciri Berfikir Kreatif.............................................................................................. 3


2.3 Indikator Berpikir Kreatif.............................................................................................4

2
2.4 Faktor Pendorong dan Penghambat Kreativitas............................................................6
2.5 Tahapan Proses Berpikir Kreatif....................................................................................7
2.6 Contoh Soal Kemampuan .......................................................................................... 8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 23
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................23
3.2 Saran.............................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada abad pengetahuan, yaitu abad 21 diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi yang
memiliki keahlian, yaitu mampu bekerja sama, berpikir tingkat tinggi, kreatif, terampil, memahami berbagai
budaya, kemampuan komunikasi, dan mampu belajar sepanjang hayat (life long leaning) (Trilling and
Hood, 1999). Galbreath (1999) mengemukakan bahwa pada abad pengetahuan modal intelektual khususnya
kecakapan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) merupakan kebutuhan sebagai tenaga kerja yang
handal. Rindel (1999) mengemukakan agar siswa melek terhadap sains mampu memahami materi pelajaran,
mampu memanfaatkan informasi, dan mampu berkreativitas diperlukan kecakapan berpikir. Oleh karena itu
dalam proses pembelajaran, siswa harus dilatih tentang kecakapan berpikir.
Degeng (2003) seorang pakar pendidikan dari Universitas Negeri Malang mengemukakan para
lulusan sekolah sampai perguruan tinggi, di samping memiliki kemampuan vokasional (vocasional skills)
juga harus memiliki kecakapan berpikir (thinking skills) sehingga Bangsa Indonesia tidak menjadi bangsa
“buruh”. Semua pendapat para ahli ini mendukung pendapat John Dewey (1916, dalam Johnson, 2002) yang
sejak awal mengharapkan agar siswa diajarkan kecakapan berpikir.
Namun kenyataannya sampai saat ini kecakapan berpikir siswa ini belum ditangani secara sungguh-
sunguh oleh para guru di sekolah. Hal ini didukung penemuan Rofi’udin (2000) bahwa terjadi keluhan
tentang rendahnya kemampuan berpikir kritis-kreatif yang dimiliki oleh lulusan pendidikan dasar sampai
perguruan tinggi, karena pendidikan berpikir belum ditangani dengan baik. Oleh karena itu penanganan
kecakapan berpikir kritis-kreatif sangat penting diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran.
Berpikir adalah kegiatan mental dalam memecahkan masalah (Gagne, 1980). Liliasari (2000)
membedakan kemampuan berpikir dasar dan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Johnson (2002); Krulik
and Rudnick (1996) mengemukakan berpikir tingkat tinggi meliputi berpikir kreatif dan berpikir kritis.
Berpikir kreatif (yang menjadi bahasan pada bahasan ini) adalah aktivitas mental untuk mengembangkan
atau menemukan ide-ide asli (orisinil), estetis, konstruktif yang berhubungan dengan pandangan konsep, dan
menekankan pada aspek berpikir intuitif dan rasional.
Lebih lanjut Krulik and Rudnick (1996) mengemukakan bahwa berpikir kreatif memiliki tingkatan
yang lebih tinggi dibandingkan berpikir kritis. Orang yang memiliki kecakapan berpikir kreatif harus
memiliki kecakapan berpikir kritis. Orang yang memiliki kecakapan berpikir kreatif atau sering juga disebut
berpikir divergen memiliki daya kreativitas yang tinggi dan bermanfaat bagi banyak orang. Oleh karena itu
kecakapan berpikir kreatif ini sangat penting diajarkan di sekolah.
1
Buzan (2005) mengemukakan bahwa kreativitas begitu penting agar menjadi yang terbaik, baik di
sekolah, kampus, perusahaan, masyarakat, dan di tempat lain. Mengapa orang di seluruh dunia mengeluh
bahwa pikiran mereka menjadi kosong ketika diminta mengemukakan gagasan orisinal atau jawaban yang
inovatif? Penjelasan sederhananya bahwa orang tidak menggunakan seluruh kekuatan otaknya. Umumnya,
rata-rata orang menggunakan kurang dari satu persen otak mereka dalam bidang-bidang kreativitas, ingatan,
dan pembelajaran. Bila orang dapat menggunakan kekuatan otaknya mencapai 20 persen, 40 persen atau
bahkan 100 persen ini akan memberikan hasil kreativitas yang luar biasa. Untuk mengoptimalkan potensi
otak dalam menghasilkan suatu yang kreatif, mind map memberikan latihan untuk itu.
Dari uraian di atas tampak betapa pentingnya melatih kecakapan berpikir tingkat tinggi terutama
berpikir kreatif. Sebagai seorang guru, salah satu cara untuk melatih siswa berpikir dalam mengorganisasi
informasi dalam belajar adalah dengan melatih membuat dan menggunakan peta pikiran. Dengan membuat
peta pikiran dalam belajar, kreativitas siswa dapat ditingkatkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa defenisi berfikir kreatif ?
2. Bagaimana ciri-ciri berfikir kreatif
3. Apa saja indikator dalm berfikir kratif?
4. Bagaimana langkah-langkah dalam berfikir kreatif?
5. Apa saja contoh soal sesuai dengan indikator berfikir kreatif ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan defenisi berfikir kreatif ?
2. Menyebutkan ciri-ciri berfikir kreatif
3. Menjelaskan indikator dalm berfikir kratif?
4. Menjelaskan langkah-langkah dalam berfikir kreatif?
5. Menyebutkan contoh soal sesuai dengan indikator berfikir kreatif ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Berfikir Kreatif
Berpikir dapat diartikan menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan
sesuatu. Hal tersebut selaras dengan pendapat Poerwadarminta dalam Syukur (2004:10) yang menyebutkan
berpikir sebagai penggunaan akal budi manusia untuk mempertimbangkan atau memutuskan sesuatu.
Menurut Surya (2015:117) berpikir adalah perilaku kognitif dalam tingkat yang lebih tinggi atau tertinggi.
Dikatakan perilaku kognitif dalam tingkat yang lebih tinggi karena berpikir merupakan bentuk pengenalan
dengan memanipulasi sejumlah objek dan konsep terutama dalam tatanan abstrak. Dengan demikian,
kemampuan berpikir hanya dapat dilakukan apabila telah memiliki konsepkonsep tertentu dan diimbangi
dengan daya nalar yang kuat. Jadi, yang menjadi landasan dalam kemampuan berpikir adalah tingkat daya
nalar dan penguasaan konsep dengan daya abstraksi tertentu.
Pada hakikatnya berpikir kreatif amatlah berkaitan dengan penemuan sesuatu yang baru, seperti yang
diungkapkan oleh Harriman (2017, hlm. 120) yang menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah suatu
pemikiran yang berusaha menciptakan gagasan yang baru. Namun demikian, berpikir kreatif juga
melibatkan suatu proses sistematis untuk mencapai kebaruannya.
Menurut Young & Balli (dalam Bergili, 2015, hlm. 2) berpikir kreatif dapat didefinisikan sebagai
seluruh rangkaian kegiatan kognitif yang digunakan individu dalam menghadapi masalah dari suatu kondisi
sehingga mereka mencoba menggunakan imajinasi, kecerdasan, wawasan dan ide-ide ketika mereka
menghadapi suatu situasi atau masalah tersebut. Berpikir kreatif adalah serangkaian proses untuk memahami
masalah, membuat tebakan, hipotesis tentang masalah, mencari jawaban, mengusulkan bukti, dan akhirnya
melaporkan hasil untuk diaplikasikan dalam proses penciptaan. Namun demikian menciptakan hal yang
sangat baru sangatlah tidak mudah. Bahkan jika kita runut asal-muasal suatu hal, maka kita tidak akan ada
habisnya menemukan bahwa berbagai hal yang kita anggap baru sebetulnya sudah pernah ada sebelumnya.
Akan tetapi hal tersebut bukanlah penghambat kreativitas. Mengapa? Karena berpikir kreatif adalah
kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata,
dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal
yang sudah ada, dan semuanya relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah seluruh rangkaian pemikiran atau proses kognitif
yang dilakukan secara sistematis agar dapat menciptakan sesuatu yang baru atau relatif berbeda dengan
yang sudah ada sebelumnya, baik dari hal yang benar-benar belum ada maupun kombinasi dengan hal-hal
yang sudah ada.
2.2 Ciri-Ciri Berpikir Kreatif
3
Selain melalui definisinya, kita juga dapat mengenal berpikir kreatif dari karakteristik atau ciri yang
menyelimutinya. Adapun ciri-ciri kemampuan dari berpikir kreatif yaitu Menurut Susanto (2016, hlm. 102)
ciri-ciri peserta didik yang kreatif dapat ditinjau dari dua aspek yaitu aspek kognitif dan efektif, yakni
sebagai berikut.
1. Aspek kognitif
Ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif atau divergen., yang ditandai
dengan adanya beberapa keterampilan tertentu, seperti : keterampilan berpikir lancar, berpikir
luwes/fleksibel, berpikir orisinal, keterampilan merinci, dan keterampilan menilai. Makin kreatif seseorang,
maka ciri-ciri ini makin melekat pada dirinya.
2. Aspek afektif
Ciri-ciri kreatif yang lebih berkaitan dengan sikap dan perasaan seseorang, yang ditandai dengan berbagai
perasaan tertentu, seperti : rasa ingin tahu, bersifat imajinatif/fantasi, sifat berani mengambil resiko, sifat
menghargai, percaya diri, keterbukaan terhadap pengalaman baru.
2.3 Indikator Berpikir Kreatif
Menurut Guilford (dalam Munandar, 2014) indikator berpikir kreatif adalah sebagai berikut.
1. Kelancaran berpikir (fluency of thinking),
yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat.
Dalam kelancaran berpikir, yang ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas.
2. Keluwesan berpikir (flexibility),
yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang
bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah
yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang
yang kreatif adalah orang yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara
berpikir lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang baru.
3. Elaborasi (elaboration),
yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari
suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
4. Originalitas (originality),
yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.
Tabel Indikator Berpikir kreatif
Munandar (2014, hlm. 113) menguraikan indikator berpikir kreatif secara rinci melalui tabel di bawah ini.

4
No Indikator Deskripsi

1. Kelancaran berpikir/Kefasihan 1. 1. Mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak


(Fluency) penyelesaian masalah, banyak pertanyaan dengan
lancar.
2. 2. Memberikan banyak cara atau saran untuk
melakukan berbagai hal.
3. 3. Memikirkan lebih dari satu jawaban.
2. Kelenturan/Fleksibilitas 1. 1. Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan
(Flexibility) yang bervariasi.
2. 2. Melihat suatu masalah dari sudut pandang yang
berbeda-beda.
3. 3. Mencari banyak alternative atau arah yang berbeda-
beda.
4. 4. Mampu mengubah cara pendekatan atau cara
pemikiran.
3. Elaborasi/Elaboration 1. Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu
gagasan atau produk.
2. Menambah atau merinci detail-detail dari suatu
objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih
menarik.

4. Keaslian/Originality 1. 1. Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.


1. 2. Memikirkan cara yang tidak lazim.
2. 3. Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak
lazim dari bagian-bagiannya.
Berdasarkan tabel diatas, indikator berpikir kreatif yang sering digunakan sebagai berikut.
a. Kelancaran (Fluency) Kelancaran diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan segudang ide. Ini
merupakan salah satu indikator yang paling kuat dari berpikir kreatif, karena semakin banyak ide, maka
semakin besar kemungkinan yang ada untuk memperoleh sebuah ide yang signifikan.
b. Fleksibilitas (Flexibility)
Karakteristik atau indikator ini menggambarkan kemampuan seseorang individu untuk mengubah
mentalnya ketika suatu keadaan, atau kecenderungan untuk memandang sebuah masalah secara instan dari
berbagai perspektif. Fleksibilitas adalah kemampuan untuk mengatasi rintangan-rintangan mental,
mengubah pendekatan untuk sebuah masalah. Tidak terjebak dengan mengasumsikan aturan-aturan atau
kondisi-kondisi yang tidak bisa diterapkan pada sebuah masalah.
c. Elaborasi (Elaboration)
Elaborasi diartikan sebagai kemampuan untuk menguraikan sebuah objek tertentu. Elaborasi adalah
jembatan yang harus dilewati oleh seseorang untuk mengomunikasikan ide kreatifnya kepada masyarakat.
Faktor inilah yang menentukan nilai dari ide apapun yang diberikan kepada orang lain di luar dirinya.

5
Elaborasi ditunjukkan oleh sejumlah tambahan dan detail yang bisa dibuat untuk stimulus sederhana untuk
membuatnya lebih kompleks.
d. Keaslian(Originality)
Indikator orisinalitas mengacu pada keunikan dari respon apapun yang diberikan. Orisinalitas yang
ditunjukkan oleh sebuah respon yang tidak biasa, unik dan jarang terjadi. Berpikir tentang masa depan bisa
juga memberikan stimulasi ide-ide orisinal. Jenis pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk menguji
kemampuan ini adalah tuntutan penggunaanpenggunaan yang menarik dari objekobjek umum. Berdasarkan
uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keempat indikator berpikir kreatif tersebut di atas memberikan
suatu pandangan tentang proses kreatif. Proses kreatif tersebut yang akan membantu individu untuk
menciptakan ideide atau gagasan kreatif dan menyelesaikan masalah-masalah tertentu di dalam proses
hidup. Beberapa indikator tersebut dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur kemampuan berpikir
kreatif seseorang dalam menyelesaikan masalah tertentu, misalnya dalam hal ini di bidang matematika.
2.4 Faktor Pendorong dan Penghambat Kreativitas
Menurut Uno & Mohamad (2017, hlm. 154-156) ada beberapa faktor pendorong dan penghambat kreativitas
yang meliputi:
1. Kepekaan dalam melihat lingkungan;
2. Kebebasan dalam melihat lingkungan/bertindak
3. Komitmen kuat untuk maju dan berhasil;
4. Optimis dan berani ambil resiko, termasuk risiko yang paling buruk;
5. Ketekunan untuk berlatih;
6. Hadapi masalah sebagai tantangan;
7. Lingkungan yang kondusif, tidak kaku, dan otoriter.
Sementara itu, beberapa faktor penghambat kreativitas meliputi:
1. Malas berpikir, bertindak, berusaha, dan melakukan sesuatu;
2. Implusif;
3. Anggap remeh karya orang lain;
4. Mudah putus asa, cepat bosan, tidak tahan uji;
5. Terlalu cepat puas;
6. Tak berani tanggung risiko;
7. Tidak percaya diri (Uno & Mohamad, 2017, hlm. 154-156).

2.5 Tahapan Proses Berpikir Kreatif


Tahapan proses berpikir kreatif menurut Wallas (dalam Munandar, 2014) terdiri dari persiapan, inkubasi,
iluminasi, dan verifikasi yang akan dijelaskan pada pemaparan sebagai berikut.

6
1. Persiapan
Pada tahap ini individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Individu mencoba memikirkan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dengan bekal ilmu
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, individu mencoba menjajaki jalan yang mungkin ditempuh
untuk memecahkan masalah tersebur. Namun, pada tahap ini belum ada arah yang tetap meskipun telah
mampu untuk mengeksplorasikan berbagai alternatif pemecahan masalah
2. Inkubasi
Pada tahap ini, proses pemecahan masalah dierami dalam alam prasadar, individu seakan-akan
melupakannya. Jadi pada tahap ini individu seakan akan melepaskan diri dari masalah yang dihadapinya
untuk sementara waktu, dalam artian tidak memikirkan secara sadar melainkan mengedepankan dalam alam
prasadar. Proses ini bisa lama, bisa pula sebentar sampai kemudian inspirasi untuk pemecahan masalah
muncul.
3. Iluminasi
Pada tahap ini telah timbul inspirasi atau gagasan-gagasan baru serta proses-proses psikologi yang
mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru. Proses Hal ini timbul setelah diendapkan

dalam waktu tertentu.


4. Verifikasi
Pada tahap ini, gagasan yang timbul dievaluasi secara kritis dan konvergen serta dihadapkan pada realitas.
Pada tahap ini, pemikiran dan sikap spontan harus diikuti oleh pemikiran selektif dan sengaja. Penerimaan
secara spontan juga harus diikuti oleh pemikiran selektif dan sengaja. Penerimaan secara total harus diikuti
oleh kehati-hatian dan imajinasi diikuti oleh pengujian yang realistis.

7
2.6 Contoh Soal Kemampuan Berfikir kreatif

Indikator No Soal Jawaba


Perpikir Kreatif n
(Berpikir Lancar) 1 Perhatikan gambar di bawah ini: Jalan alternatif agar anak lebih cepat sampai
Peserta didik ke
mampu masjid yaitu jalan c, dengan jarak dari
memberikan rumah Anak ke masjid 50m.
banyak jawaban Di bandingkan jika Anak memilih jalan
atas pertanyaan alternatif a+b, maka jarak yang akan di
yang diberikan tempuh Anak tersebut untuk sampai ke
masjid
yaitu70m.
Sehingga jika di bandingkan jalan alternatif c
dengan jalan alternatif a+b, maka jarak yang
lebih dekat adalah jalan c. dengan c<a+b
Seorang Anak ingin berangkat menuju atau 50m<70m.
masjid, untuk sampai

8
ke masjid terdapat beberapa jalan alternatif
yang bisa di
tempuh Anak tersebut agar bisa sampai ke
masjid. Menurut
Anda jalan alternatif manakah yang dipilih
Anak tersebut agar
lebih cepat sampai ke masjid? (jika a= 30m,
b=40m, c=50m,
d=20m, e=50m, f=60m dan g=20m).

2 Setiap mahluk hidup pasti akan Dalam kehidupan sehari-hari


bergerak dan mengalami
perpindahan. Bisakah Anda ilustrasikan kapan berdasarkan pengamatan memang
suatu benda dikatakan
bergerak dan mengalami perpindahan. menunjukkan bahwa setiap mahluk
Ilustrasikan berdasarkan
konsep fisika! hidup pasti mengalami yang namanya
bergerak dan berpindah
Namun berdasarkan konsep fisika di
jelaskan bahwa gerak suatu benda dapat
dikatakan bergerak ketika benda
mengalami berubahan posisi atau
berpindah dari titik yang satu ke titik
yang lain terhadap titik acuannya,

sehingga suatu benda dapat dikatakan


mengalami perpindahan ketika benda
tersebut bergerak dan mengalami
perubahan posisi.
3 Salah satu transportasi darat yang patut Jenis gerak yang dilakukan kereta
dipuji yaitu Kereta Api
Shinkansen. Jepang menciptakan tersebut tergolong dalam gerak lurus
transportasi paling efektif dan
efisien ini sejak 50 tahun yang lalu. Penduduk beraturan.
9
Jepang sebagian besar
menggunakan Kereta Api ini sebagai alat Karena gerak lurus beraturan merupakan
transportasi utama. Bagaimana tidak, Kereta gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan
Api ini mempunyai kecepatan yang kecepatan yang
menakjubkan. Dalam lintasan lurus, untuk konstan (tetap).
selang waktu satu jam, Kereta Api Shinkansen Ciri-ciri GLB:
mampu menempuh jarak 320 km. Jika kereta a. Kecepatannya konstan
selalu menempuh rel yang lurus tiap satu jam b. Lintasannya berupa garis lurus
menempuh jarak 320 km, maka jalur Tokyo ke c. Dibuktikan dengan jarak yang sama
Shin-Osaka dapat dilalui hanya dalam waktu d. Tidak mengalami perubahan
kurang dari 2 jam. Berdasarkan teks di atas, kecepatan(a=0)
jenis gerak apakah yang di informasikan? e. Kecepatan berbanding lurus dengan
Jelasakan pengertian gerak tersebut! dan perpindahan dan berbanding terbalik
sebutkan ciri-ciri gerak tersebut! dengan
waktu

4 Andi adalah salah satu siswa SMP Negeri 1 Dari peristiwa tersebut terjadi gerak
MAJENE karena jarak antara rumah Andi dan lurus berubah beraturan (GLBB).
sekolah cukup jauh, sehingga Andi harus Hal ini sesuai denga konsep GLBB bahwa
menggunakan sepeda ke sekolah. Ketika Andi kecepatan suatu benda dapat berubah-ubah
mengendarai sepeda ke sekolah, di jalan datar secara teratur dengan
yang lurus rata-rata kecepatan Andi mengayuh lintasan garis lurus.
sepeda akan stabil. Namun ketika mulai Di mana ketika sepeda berada di jalan turunan,
menaiki jalan tanjakan, kecepatan mengayuh maka akan mengalami percepatan sedangkan
sepeda Andi berkurang karena terasa semakin ketika sepeda berada ditanjakan maka akan
berat. Setelah melalui tanjakan pastinya Andi mengalami
akan melalui jalan turunan dan kecepatan perlambatan.
sepeda Andi akan semakin bertambah meski
tanpa dikayuh. Terkait dari peristiwa tersebut,
gerak apakah yang terjadi ketika Andi sedang
melalui jalan datar, tanjakan dan turunan?
Jelaskan berdasarkan konsep fisika.
5 Perhatikan dengan beberapa peristiwa yang Persamaan dari ketiga peristiwa tersebut adalah
terjadi berikut ini: ketiganya sama-sama melakukan
1. Bu Rani mengantar anaknya ke gerak lurus beraturan.

10
sekolah menggunakan sepeda. Bu Dimana pada gerak lurus beraturan, kecepatan
Rani selalu mengayuh sepeda sejauh benda setiap saat selalu konstan, artinya
3 m dalam waktu 1 s. kecepatan awal sama dengan kecepatan akhir.
2. Pak Roni mengendarai sepeda motor Oleh karena itu, jarak yang ditempuh benda
dengan jarum speedometer menunjuk berbanding
angka yang sama. Setiap 5 menit, lurus dengan waktu.
motor menempuh jarak 3 km. Dibuktikan dengan jarak yang ditempuh pada
3. Sebuah Kereta Api melaju pada rel ketiga peristiwa tersebut berubah
lurus dengan cepat. Setiap rel yang pada tiap selang waktu tertentu.
panjangnya 600 km dapat ditempuh
dalam waktu 7,5 jam.
Apa persamaan dari ketiga peristiwa gerak
tersebut? Jelaskan!
(Berpikir Luwes) 6 Rini berada di dalam mobil yang bergerak Bila acuannya Dewi maka Rini dikatakan
Peserta didik meninggalkan Dewi. Dari waktu ke waktu bergerak, namun bila acuannya adalah mobil
mampu Dewi yang berdiri di sisi jalan itu semakin rini dikatan
menghasilkan tertinggal di belakang mobil. Artinya posisi diam.
jawaban yang Rini dan Dewi berubah setiap saat seiring Karena selama perjalanan posisi Rini
bervariasi dengan dengan gerakan mobil menjauhi Dewi. dan mobil tidak berubah.
sudut padang Berdasarkan peristiwa tersebut manakah yang Jadi, suatu benda dapat bergerak
yang berbeda bergerak Rini atau Dewi? Jelaskan menurut sekaligus diam tergantung pada acuan
pandangan Anda beserta titik acuannya ! yang dipilih.

11
bahwa mobil tersebut tidak mengalami Karena selama 15 menit bus tidak
percepatan, sedangkan orang yang duduk di mengalami perubahan kecepatan.
belakang sopir mengatakan bahwa mobil Di buktikan dengan speedometer yang
tersebut mengalami percepatan tetapi selalu menunjuk angka 60 km/jam.
percepatannya tetap. Menurut Anda
pendapat manakah yang tepat? Jelaskan
alasanmu!
8 Agung, Budi dan Roni sedang bermain Ketika kelereng digelindingkan pada
kelereng. Kemudian mereka bermain tebak- tanah berpasir maka kelereng akan mengalami
tebakan. Jika sebuah kelereng kecil peristiwa GLB.
digelindingkan pada tanah berpasir, apa yang Karena kelereng tersebut mendapatkan gaya
akan terjadi? Apa terjadi GLB atau GLBB? gesek dari pasir maka lama kelamaan kelereng
Jelaskan pendapatmu! tersebut akan di
perlambat hingga mencapai posisi akhir.
Ketika kelereng tersebut bergerak dari posisi
awal/kondisi awal hingga akhir kelereng
tersebut bergerak secara lurus
beraturan (GLB).
9 Seorang anak menjatuhkan bola dari puncak a. Kedua grafik tersebut menceritakan tentang
menara. Gerakan bola tersebut memenuhi dua gerak yang dialami bola. Grafik (a) yaitu
grafik berikut! hubungan kecepatan terhadap waktu. Grafik
v (m/s) 𝑎 (𝑚/𝑠2) (b) yaitu hubungan percepatan terhadap
waktu.

Grafik (a) menggambarkan bahwa


kecepatan bola selalu berubah
t (s) (bertambah) setiap selang waktu
7 Jika sebuah mobil melaju selama 15 menit Pendapat yang tepat adalah bus tidak
dengan speedometer yang mengalami percepatan (𝑎 = 0).
selalu menunjuk angka 60 km/jam,
kemudian sopir mengatakan

12
(a) (b) tertentu. Grafik (b) menggambarkan bahwa
a. Ceritakan gerak bola tersebut mulai percepatan yang dialami bola
dilepaskan si anak hingga jatuh ke selalu tetap.
tanah dengan meninjau kecepatan dan Gerak yang dialami bola adalah gerak
11 Seekor burung merpati yang sedang terbang ke Penyelesaian :
percepatan bola! lurus berubah beraturan.
barat selama 15 detik dengan kecepatan 15 m/s. Timur dan Barat membentuk sudut 180 derajat,
b. Simpulkan jenis gerak yang dialami oleh Di buktikan dengan bentuk kedua2 grafik yang
Jika burung
100 m.merpati
yaitubola! tersebut
Kemudian salah kemudian kembali atau berlawanan arah.
satu dari karyawan g = 10 m/s
menandakan perubahan kecepatan
terbang
melemparkesebuah
timur benda
selamake 8bawah,
detik dari
dengan
atas Dik : vB = 15 m/s ttB==515
dan adanya percepatan tetap.sekon
kecepatan 8 m/s,Ilustarsi
balkon tersebut. berapakah kecepatan
seperti rata-rata
pada gambar di detik
(Berpiki Orisinal) 10 Keluarga Pak Dahlan melakukan Pendapat adik David tidak tepat. Angka yang
burung merpati tersebut? Ilustrasi seperti pada vT = 8 m/s
bawah ini!
Peseta didik perjalanan ke luar kota. David yang duduk ditunjuk oleh speedometer selalu sama, maka
gambar di bawah ini. tT = 8 detik: s….?
Ditanyakan
mampu memberikan di belakang Pak Dahlan selalu mengamati benda tidak mengalami perubahan kecepatan.
jawaban secara orisinal speedometer mobil ketika di jalan tol. Sehingga benda
Waktu Dit : 𝑣̅ … ? 1 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 Selama 9 B lima belas menit, angka yangT tidak mempunyai s = spercepatan.
0 + v0t +
∑𝑠
at
(sekon) 2
ditunjuk speedometer adalah 80 km/jam. Ketika speedometer menunjuk angka 80
Kelajuan 𝑣̅ =
6 8 10 12 Adik David berpendapat bahwa mobil km/jam, berarti mobil ∑ 𝑡 berjalan dengan kelajuan
(m/s)
bergerak dengan percepatan tetap selama 80 km/jam. Karena 𝑠 angka
1 + 𝑠2
yang ditunjuk oleh
Jarak (m) 𝑣̅ =
lima belas menit tersebut. Namun David speedometer selalu sama, maka1 mobil melaju
merasa pendapat adiknya tidak tepat. dengan kelajuan s = 100 + (𝑡15 1 +)(5𝑡2) + (−10)(5)2
2
Menurut Anda, apakah pendapat Adik yang tetap. s = 50 meter
David tepat? Jika tidak, apa yang harus Dapat dikatakan bahwavBmobil . tB − tidak
vT. tT mengalami
Jika orang tersebut melempar ke atas dengan 𝑣̅ = Jika tidak ada perubahan
Dani jelaskan pada adiknya agar adiknya perubahan kecepatan.
kecepatan 15 m/s, tB + tT
mengerti bahwa pendapatnya tidak tepat? kecepatan, maka mobil 15(15 tidak
) − dipercepat
8(8) atau
dengan percepatan gravitasi di tempat tersebut,
diperlambat. Jadi,v̅ percepatan
= mobil nol (mobil
maka posisi benda setelah 5 sekon jika diukur 15 + 8
tidak 161
dari tanah yaitu? v̅ = = 7 ms −1
13 Tabel di bawah ini menunjukkan gerak suatu mempunyai percepatan). 23
a.
benda
12 Salah satu perusahaan yang ada di kota Diketahui : s0 = 100 m
Bandung sedang v0 = 15 m/s
melaksanakan apel pagi di atas balkon yang
mempunyai ke tinggian

a. Lengkapilah tabel di atas kemudian lukislah


grafik kelajuan terhadap waktu. Berdasarkan
grafik yang terlukis, gerak apakah yang
dilakukan benda tersebut?

13
b. Hitung percepatan benda dari detik ke-3 hingga
detik ke-7

c. Hitung jarak yang ditempuh dari detik ke-2 hingga


detik ke-7

Gerak yang di lakukan benda adalah gerak lurus


berubah beraturan (GLBB) dipercepat.

v7 − v3
𝑏. 𝑎 =
t7 − t3

20 − 12
=
7−3

= 2m/s2

v2 + v7
𝑐. s2−7 = (t7 − t2)
2
= 10+20 (7 − 2)
2

= 75 m
14 Perhatikan grafik kecepatan terhadap waktu berikut Mencari percepatan (a) jika diberikan
ini:

14
)v(m/s) grafik v-t :
a = tan θ, dengan θ adalah sudut kemiringan
garis grafik terhadap horizontal dan tan suatu
D sudut adalah sisi depan sudut dibagi sisi
5 samping sudut.
B C Ingat: tan-de-sa
2 a. A – B
a = (2 − 0) : (3− 0) =2/3 m/𝑠2 (benda bergerak
t lurus berubah beraturan /GLBB dipercepat)
(
s
A )

3 7 9
b. B – C
a = 0 (garis lurus, benda bergerak lurus
Tentukan besar percepatan dan jenis gerak dari: beraturan/ GLB)
a. A – B c. C – D
b. B – C a = (5 − 2) : (9 − 7) = 3/2 m/𝑠2 (benda bergerak
c. C – D lurus berubah beraturan /GLBB dipercepat)

15 Dua buah benda P dan Q mula-mula berjarak 120 Waktu tempuh antara P dan Q sampai
meter satu sama lain. Benda P dan Q bergerak saling keduanya bertemu adalah sama sebesar t.
berlawanan masing-masing dengan kecepatan 8 m/s
dan 4m/s. Berapa waktu yang ditempuh jika kedua Sehingga :
benda tersebut bergerak dalam waktu bersamaan ?
stotal = sP + sQ

15
stotal = vP. t + vQ. t

120 = 8 . t + 4 . t

120 = 12t

t = 10 sekon

(Berpikir 16 Ani adalah salah satu mahasiswa baru di salah satu kampus yang kita gambar ilustrasi perpindahan untuk
ada mencari nilai kecepatan
Elaborasi) di Kota Makassar. Hari pertama masuk kuliah Ani ke
kampus
Pesereta didik bersama Fani, Ani dan Fani berjalan kaki sejauh 100 m kearah
barat,
mampu setelah melewati salah satu pusat perbelanjaan, mereka
kemudian
memperinci suatu belok ke selatan sejauh 300 m, setelah melewati pertamina
mereka
gagasan supaya berjalan kearah timur sejauh 500 m. Sedangkan waktu tempuh
lebih jelas yang 𝑝𝑒𝑟𝑝i𝑛𝑑𝑎𝑎𝑛
dibutuhkan Ani untuk menempuh perjalanan dari titik awal ke Kecepatan = w𝑎𝑘𝑡𝑢
titik
akhir adalah 25 menit. Terkait dari peristiwa tersebut,
berapa
kelajuan dan kecepatan yang diperoleh Ani untuk menuju
ke

16
√3002 + 4002
=
1500
√90000 + 160000
==
1500

√250000
=
1500

50 0
=
1500
𝑚
= 0,33
𝑠

j𝑎𝑟𝑎𝑘
Kelajuan=
w𝑎𝑘𝑡𝑢

100 + 300 + 500


=
1500

= 0,6 𝑚/𝑠
17 Seorang anak menjatuhkan dua bola dari ketinggian 3 m secara Boal bergerak lurus berubah beraturan.
bersamaan. Bola pertama terbuat dari logam dan bola kedua Karena bola bergerak semakin cepat
terbuat dari atom. Keadaan awal bola diam. Bola jatuh ketika terjatuh.
membentuk lintasan lurus dengan kecepatan yang semakin Terjadi perubahan kecepatan yang
bertambah ketika ketinggiannya berkurang. Informasi apakah mengartikan bahwa ada percepatan pada
yang disampaikan teks tentang gerak bola tersebut? Berikan bola.
alasan-alasan yang mendukung!
18 Joko berjalan ke timur sejauh 80 m. kemudian berbalik arah ke Penyelesaian:
barat Jarak total = AB + BC
menempuh jarak 50 m. Perjalanan tersebut memerlukan waktu = 80 m + 50 m
50 s. Berapakah kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata
Joko dalam

17
perjalanannya? = 130 m

Perpindahan = AB – BC
= AB – BC
= 80 m – 50 m
= 30 m

𝑘𝑒𝑙𝑎j𝑢𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎


j𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
=
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
130 𝑚
=
50 𝑠
= 2,6 𝑚/𝑠

𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎


𝑝𝑒𝑟𝑝i𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛
=
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ

18
30 𝑚
=
50 𝑠
= 0,6 𝑚/𝑠

19 Di bawah ini adalah grafik kecepatan terhadap waktu dari gerak Analisa grafik:
dua buah mobil. Mobil A berwarna merah dan mobil B berwarna Jenis gerak A → GLB dengan
coklat. kecepatan konstan 80 m/s
v(m/s) Jenis gerak B → GLBB dengan
percepatan a = tan α = 80 : 20 = 4 m/s2
B Kedua mobil bertemu berarti jarak tempuh
keduanya sama, missal keduanya bertemu
saat
80 waktu t
A
sA = sB
VAt = V0 t + 1/2at2
B
1
80t = (0)t + (4)t2
2
𝑎 2t2 − 80t = 0
t(s) t2 − 40t = 0
2 t(t-40) = 0
0 t = 0 sekon atau t = 40 sekon

Kedua mobil bertemu lagi saat t = 40


Tentukan pada jarak berapakah mobil A dan B bertemu lagi di
sekon pada jarak :
jalan jika keduanya berangkat dari tempat yang sama!
SA = VA t = (80)(40)
= 3200 meter

19
20 Tabel di bawah ini menunjukkan perjalanan sebuah benda Penyelesaian:
dari posisi A ke F sepanjang sumbu x beserta catatan waktunya.
Tabel hubungan posisi terhadap waktu.
Nama Posisi
Waktu
posisi (m)
(s) Keceptan rata-rata benda dari A ke D:
A 30 0
B 52 10
C 38 20 posisi akhir − posisi awal
v̅ =
D 0 30 selang waktu
E -37 40 0 − 30
v̅ =
F -53 50 30
Berapa kecepatan rata-rata benda tersebut dari A ke D dan
−30
gambarkan arah gerak benda? v̅ = = −1m/s 30
Tanda negatif (-) menunjukkan gerak benda
kearah kiri

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir kreatif merupakan bagian dari berpikir tingkat tinggi (higher order thingking) sehingga
kemampuan berpikir kreatif harus ada dan mulai dikembangkan pada setiap peserta didik sesuai dengan
jenjangnya sebagai bekal dalam menghadapi era disrupsi; Berpikir kreatif adalah aktivitas mental yang
terkait dengan kepekaan terhadap masalah, mempertimbangkan informasi baru dan ide-ide yang tidak
biasanya dengan suatu pikiran terbuka, serta dapat membuat hubungan-hubungan dalam menyelesaikan
masalah. Adapun ciri-ciri berfikir kreatif dapat ditinjau dari aspek kognitif dan aspek afektif. Terdapat
beberapa indikator yang sering digunakan dalam mengukur kemampuan berpikir kreatif yaitu keaslian
(orisinalitas), kelancaran, fleksibilitas, dan elaborasi. Langkah-langkah berfikir kreatif antara
lain:persiapan,inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.
B. Saran
Guru dapat memberikan pembelajaran inovatif yang melatih keterampilan berpikir kreatif agar
peserta didik mampu mengembangkan keterampilan berpikir kreatifnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Ulfah. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV di MIN 10 Bandar Lampung Tahun
Ajaran 2017/2018. Bandar Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan.

Bergili, B. (2015). Creative and critical thinking skills in problem-based learning environment. Journal of
Gifted Education and Creativity, 2(2), 71-80.

Harriman. (2017). Berpikir Kreatif. Journal of Chemical Information and Modeling 53(9):1689–99.

Munandar, U. (2014). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Susanto, A. (2016). Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media Group.

Uno, Hamzah B. & Mohamad, Nurdin. (2017). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

22

Anda mungkin juga menyukai