Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul KECERDASAN SUMBER
DAYA MANUSIA ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Dr.
Hj. M. ENNY WIDYANINGRUM, M. Si pada mata kuliah SUMBER DAYA MANUSIA
II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang KECERDASAN
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2
2.3 Perlunya IQ dan EQ dalam Meningkatkan Kualitas SDM
Indonesia..............................................................................................18
2.4 Cara Meningkatkan Kualitas SDM Indonesia.....................................19
2.5 Hubungan Kecerdasan Intelektual dengan Kecerdasan Emosional dan
Kecerdasan Spiritual............................................................................20
2.6 Efektivitas Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Kinerja Pegawai...................................................................................21
3.1 Kesimpulan..........................................................................................24
3.2 Saran.....................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kecerdasan sering dipahami oleh masyarakat sebagai kemampuan seseorang dalam proses
berfikir. Proses berfikir disini dilakukan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih dalam.
Pengetahuan yang diperoleh akan menjadi landasan mencapai kesuksesan. Banyak yang
menganggap bahwa orang cerdas dalam intelektual akan sukses. Namun, kesuksesan seseorang
tidak hanya ditentukan dari kecerdasan intelektual saja, melainkan adanya dukungan dari
kecerdasan lain. Kecerdasan tersebut adalah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
Ketiga kecerdasan ini terdapat didalam diri setiap individu, dan akan berkembang jika dapat
mengasahnya dengan baik. Dalam prakteknya, ketiga kecerdasan ini memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kecerdasan.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kecerdasan.
3. Untuk mengetahui perlunya IQ dan EQ dalam meningkatkan kualitas SDM di
Indonesia.
4. Untuk mengetahui cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
5. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan intelektual dengan kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual.
6. Untuk mengetahui efektivitas kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap
kinerja pegawai.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Kecerdasan intelektual berhubungan dengan stategi dalam pemecahan masalah
dengan menggunakna logika. Kecerdasan ini juga disebut kecerdasan rasional karena
menggunakan rasio dalam memecahkan masalah. Tingkat kecerdasan umumnya dapat
diukur melalui penilaian terhadap daya ingat, daya nalar, perbendaharan kata dan
pemecahan masalah.
7
perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan
kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dengan orang lain.
Jadi dari beberapa pendapat pakar diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
emosional merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan perasaan, dimana orang yang
mempunyai kecerdasan emosional ia dapat mengendalikan perasaannya sendiri, dapat
memahami perasaan orang lain dan dapat membangkitkan semangatnya sendiri bila ia
terjatuh. (Enny W, SE., MSi, :107)
a. Lingkungan Keluarga
Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam
mempelajari emosi. Kecerdasan emosi dapat diajarkan pada saat
masih bayi dengan cara contoh-contoh ekpsresi. Peristiwa
emosional yang terjadi pada masa anak-anak akan melekat dan
menetap secara permanen hingga dewasa, kehidupan emosional
yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi anak kelak
dikemudian hari.
b. Lingkungan Non Keluarga
Hal ini yang terkait adalah lingkungan masyarakat dan
pendidikan. Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan
perkembangan fisik dan mental anak. Pembelajaran ini biasanya
ditujukan dalam suatu aktivitas bermain peran sebagai seseorang
8
diluar dirinya dengan emosi yang menyertai keadaan orang lain.
(Goleman, 2015 : 32)
9
d) Berkurangnya perilaku agresif atau merusak diri sendiri
3. Motivasi (motivation):
4. Empati (empathy):
10
5. Keterampilan sosial (social skill):
Kecerdasan Emosi ini dapat berinteraksi dengan pengalaman dan dapat terus
berkembang. EQ dapat mempelajari cara baru melalui proses pengalaman yang belum
11
pernah dilakukan sebelumnya dan juga jenis pemikiran yang dapat mengenali nuansa dan
ambiguitas. Kelemahan kecerdasan ini adalah lambat dalam belajar, tidak akurat, dan
cendrung terikat dengan kebiasaan atau pengalaman. Kecerdasan emosi ini dapat berubah
dan dikembangkan. Kecerdasan ini dipengaruhi lingkungan.
Anak yang mempunyai kecerdasan emosi yang rendah bisa berkembang lebih baik
jika lingkungan masa kecil atau remaja dan pengalaman yang ia peroleh masa kecilnya
baik. Pengaruh lingkungan ini datang dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Sebaliknya
anak yang mempunyai emosi bawaan yang tinggi tetapi berada pada lingkungan yang
kurang bersahabat dan mendapat pengalaman yang tidak baik maka bisa saja kecerdasan
emosinya menurun. Pada dasarnya kecerdasan emosi ini dapat berubah, tergantung dari
motivasi dalam dirinya, yang jelas sedikit banyaknya terpengaruh dari lingkungan. Tetapi
kecerdasan emosional lebih hanya membahas hubungan manusia dengan manusia lainnya.
Pada dasarnya ada kecerdasan lain yang yang melingkupi kesadaran akan makna nilai
yang lebih hakiki, yang menyentuh persoalan inti kehidupan yang menyangkut fitrah
manusia sebagai mahluk Tuhan. Inilah yang kemudian yang dikenal dengan kecerdasan
spiritual (SQ).(Enny W, SE., MSi, 2019 : 109)
12
Kecerdasan moral (bahasa Inggris: moral quotient, disingkat MQ) adalah
kemampuan seseorang untuk membedakan benar dan salah berdasarkan keyakinan yang
kuat akan etika dan menerapkannya dalam tindakan.
Sederet kualifikasi di atas mungkin terdengar bagai PR berat bagi orang tua.
Selain mengisi otak anak dengan berbagai ilmu dan pengetahuan, Anda juga dituntut
mengisi hatinya dengan sederet kebaikan. Empati, jujur, adil, dan masih banyak lagi.
Akan menjadi ringan jika Anda mulai konsisten mengajarkannya sejak dini. ‘Bekal’
sukses seorang anak kelak tak hanya ditentukan oleh isi otaknya, tetapi juga ‘isi hatinya
13
Climbers adalah orang yang ber-AQ tinggi dengan kemampuan dan kecerdasan
yang tinggi untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan dan mampu mengatasi
tantangan hidup.
Hiks menjelaskan daya ruang adalah siklus kehidupan manusia yang akan selalu
berulang, sehingga tantangan,rintangan, dan hambatan merupakan pantulan
cermin kehidupan dari keadaan yang buruk. Kondisi tersebut merupakan
pengalaman yang dapat mendorong agar kehidupan berputar kembali menjadi
lebih baik. Dalam perkembangan selanjutnya tantangan,rintangan, dan hambtan
dianggap sebagai upaya perbaikan kehidupan atau perbaikan nasib.
Menurut Farber, manusia seperti “diamonds” yang memiliki berbagai sisi dalam
menghadapi berbagai jalan kehidupan, ada saatnya manusia terbius pikiran sempit yang
mempersulit hidupnya, dan ada kalanya pikirannya bercahaya terang sehingga menjadi
sinar dalam hidupnya dan merasa bahagia. Ketika kesulitan dihadapi dengan kaku,
justru akan menyebabkan meneteskan air mata atau sebaliknya kesulitan akan
membantu untuk mampu membangun diri.
Stottz menjelaskan bahwa basis kecerdasan daya juang adalah keyakinan bahwa
kesulitan akan dapat diatasi. Keyakinan mengatasi kesulitan itu didasari oleh unur-
unsur bakat khusus, bakat umum, keterampilan, pengalaman, pengetahuan, dan
kemauan.
Menurut Bryant, kecerdasan daya juang adalah kemampuan mengatasi segala
rintangan baik fisik, emosional, situasional atau spiritual yang dapat menghambat
sepanjang perjalanan hidup. Sebagai contoh apabila seseorang sedang menghadapi
kesulitan hidup. Kesulitan tidak dapat ditinggalkan hanya karena seseorang ingin lari,
karena bagaimanapun rasa sakit akibat kesulitan harus dihadapi dengan cara berjalan
terus menembus kesulitan demi kesulitan tersebut, seseorang dapat tumbuh dari sana,
belajar dari sana dan bukan hanya sekedar jalan menembus gelap tetapi juga harus
menjadi semakin kuat dari perjalanan tersebut. Harus diingat bahwa kesulitan yang
tidak dihadapi dengan tabah bisa membuat seseorang menjadi lumpuh.
14
Prilaku/Ahlak dan Kegiatan, serta Mampu Menyinergikan IQ (Intelegent Quotient)
yang terdiri dari IQ Logika/Berpikir dan IQ Financial / Kecerdasan memenuhi
kebutuhan hidupnya/keuangan, EQ (Emosional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient)
secara komprehensif.
Manfaat yang bisa di dapat adalah tercapai nya keseimabangan antara hubungan
Horizontal (manusia dengan manusia) dan Vertikal (manusia dan Tuhan). ESQ juga
dapat membuat kita lebih percaya diri dalam melakukan suatu tindakan.
15
Jung menjelaskan bahwa manusia kratif adalah orang yang santai dalam berpikir
rasional yang memberi jalan bagi alam bawah sadar berfungsi mengembangkan
perasaan dan imajinasinya, sehingga dapat merealisasikan perasaan dan imajinasinya
sesuai dengan kondisi riil kehidupan. Hakikatnya kreativitas itu adalah suatu proses
mewujudkan alam bawah sadar (id) menjadi alam sadar (ego). Proses ini berlangsung
jika manusia mengindera dan beraksi terhadap lingkungannya, atau manusia
merealisasikan bakatnya. Clark menyebut kreativitas adalah ekspresi tertinggi
keberbakatan, dan para psikolog dan filosof menyebut kreativitas itu produk getaran
emosional yang khusus (special excitement).
"Jika Anda ingin dihormati, Anda membutuhkan LQ," pendiri dan ketua raksasa
internet China itu mengatakan pada Forum Bisnis Global Bloomberg di New York awal
pekan ini. “Dan apa itu LQ? Hasil dari cinta, yang mesin tidak pernah miliki. ”
"Sebuah mesin tidak memiliki hati, tidak memiliki jiwa, dan tidak memiliki
keyakinan," katanya. “Manusia memiliki jiwa, memiliki keyakinan, memiliki nilai;
kami kreatif, kami menunjukkan bahwa kami dapat mengontrol mesin. ”
16
Kedelapan kecerdasan itu hakikatnya adalah hasil dari praktek social dan
praktek belajar. SDM yang memiliki kecakapan pikiran, perasaan kreasi, moral, daya
juang, dan semangat kerja tinggi akan sukses hidupnya.
17
Pengembangan kecerdasan sosial mengandalkan keunggulan pribadi, minimal
mencakup emapat bidang :
3.) Mengenal aksi sosial, tuntutan situasi sosial, dan merancang reformasi sosial
· Bersosial karena adanya faktor yang lain (supaya mendapat sanjungan dan
pujian dari orang lain)
Perlu diakui bahwa IQ dan EQ adalah perangkat yang bekerja dalam satu
kesatuan sistem yang saling terkait (interconnected) di dalam diri kita, sehingga tak
mungkin juga kita pisah-pisahkan fungsinya. Berhubungan dengan orang lain tetap
membutuhkan otak, begitupun sebaliknya. Kecerdasan SDM ialah kekuatan SDM
dalam memecahkan masalah dan mencipta pemikiran baru. Dalam perusahaan, SDM
merupakan subjek pemecah masalah karena menggunakan alat kerja untuk mencapai
sasaran kerja.(Enny W, SE., MSi, 2019 : 110)
Kualitas SDM Indonesia masih terpuruk. Kualitas SDM suatu bangsa berkaitan
erat dengan kondisi pendidikan. SDM kita masih terpuruk ini karena kualitas
pendidikan kita yang masih perlu diperbaiki. Beberapa hal yang harus dilakukan
pemerintah melalui segi agar kondisi SDM kita membaik :
19
b. Meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah perlu menerapkan
pendidikan yang menyeimbangkan antara kecerdasan IQ dan EQ.
Sehingga menghasilkan generasi muda yang berkualitas unggul, yang
mempunyai kecerdasan intelektual dan moral.(Enny W, SE., MSi, 2019 :
111)
Dalam kurun waktu yang lama kecerdasan intelektual (IQ) sering dijadikan
patokan standar kualitas manusia. Skor Kecerdasan Intelektual (IQ) yang tinggi berarti
memiliki kecerdasan yang baik dan dapat meraih kesuksesan dengan baik pula.
Memang Kecerdasan Intelektual (IQ) sangat berperan penting bagi setiap orang dalam
menggapai kesuksesan. Tetapi, jika Kecerdasan Intelektual (IQ) menjadi tolak ukur
satu-satunya, maka akan melahirkan general yang cerdas secara intelektual tetapi tidak
punya nurani. Bahkan cenderung membentuk manusia-manusia robot yang menunjukan
tugas secara rasional dan tanpa mempertimbangkan aspek emosional. Kecerdasan
Intelektual adalah syarat perlu bagi setiap orang tetapi tidak mencukupi untuk dijadikan
faktor kesuksesan seseorang. Sementara itu, seringkali kita mendapatkan seseorang
yang memiliki nilai akademik tidak terlalu baik tetapi memiliki prestasi yang
meyakinkan di perusahaannya. Kecerdasan Intelektual yang diberi sentuhan
Kecerdasan Emosional (EQ), meliputi sikap empati, mengungkapkan diri, disukai
kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan,
keramahan dan sikap hormat, akan menjadi kekuatan seseorang dalam menyelesaikan
masalah dengan pertimbangan aspek emosional. Bagi seorang manajer keterpaduan
antara Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional sangat diperlukan.
20
seseorang. Tanpa disertai kedamaian spiritual, kepandaian dan popularitas seseorang
tidak akan memberi makna, ketenangan dan kebahagiaan hidup.
Akan tetapi Kecerdasan Spiritual (SQ) yang dikenalkan oleh Danah Zohar dan Ian
Marshal belum menyentuh aspek ketuhan dalam kaitannya dengan nilai-nilai agama.
Aktivitas spiritual tersebut dapat juga dilakukan oleh seseorang Atheis dalam bentuk
kontemplasi atau perenungan tentang makna hidup atau sering juga disebut meditasi.
Ary Ginanjar Agustin memberikan sentuhan spiritual islam pada IQ, EQ, dan SQ dalam
bukunya, “Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual berdasarkan 6
rukun iman dan 5 rukun islam”. Ary Ginanjar Agustin menyatakan bahwa Kecerdasan
Intelektual (IQ) baru sebagai syarat perlu tetapi tidak cukup untuk meraih kesuksesan.
Sementara Kecerdasan Emosional (EQ) yang dipahami hanya sebatas hubungan antar
manusia. Sementara Kecerdasan Spiritual (SQ) sering dipahami sebagai sikap
menghindar dari kehidupan dunia. Hal ini mengakibatkan lahirnya manusia yang
berorientasi pada dunia dan di sisi lain ada manusia yang lari dari permasalahan dunia
untuk menemukan kehidupan yang damai. Dalam islam kehidupan dunia dan akhirat
harus terintegrasi dalam pikiran, sikap dan perilaku seseorang muslim.(Tannady, 2017 :
130)
21
kesungguhan dan kemampuan, dan mahir dalam pekerjaannya, kreatif, bagus hasilnya,
menyenangkan kawan kerjanya dan masyarakat.
22
b. Motivasi pribadi: berhubungan dengan apa yang menjadi pendorong
semangat seseorang, seperti visi, nilai-nilai, tujuan, harapan, hasrat, dan
gairah yang menjadi prioritas.
c. Pengaturan diri: kemampuan untuk mengelola diri sendiri agar mampu
mencapai visi dan nilai-nilai pribadi.
d. Empati: kemampuan untuk memahami cara orang lain melihat dan
merasakan berbagai hal.
e. Kemampuan sosial dan komunikasi: berkenaam dengan cara mengatasi
perbedaan, memecahkan masalah, menghasilkan solusi-solusi kreatif,
dan berinteraksi secara optimal untuk mengejar tujuan-tujuan bersama.
4. Cara Pengembangan Kecerdasan Spiritual dan dampak jika kita
mengabaikan dan mengkhianati Kecerdasan Spiritual:
a. Integritas: menyatu dengan nilai-nilai, keyakinan, dan nurani tertinggi
seseorang, serta membentuk hubungan dengan Tuhan.
b. Makna: memiliki keinginan untuk memberikan kontribusi terhadap orang
lain dan pada tujuan-tujuan yang bermakna.
c. Suara: menyelaraskan pekerjaan kita dengan bakat atau dengan anugerah
serta panggilan kita.(Hasibuan, 2018 : 89)
23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam kurun waktu yang lama kecerdasan intelektual (IQ) sering dijadikan
patokan standar kualitas manusia. Skor Kecerdasan Intelektual (IQ) yang tinggi berarti
memiliki kecerdasan yang baik dan dapat meraih kesuksesan dengan baik pula. Tetapi,
jika Kecerdasan Intelektual (IQ) menjadi tolak ukur satu-satunya, maka akan
melahirkan general yang cerdas secara intelektual tetapi tidak punya nurani.
24
pendidikan baik di SLTA maupun Perguruan tinggi menyebabkan ada
anak Indonesia yang masih mengecap pendidikan yang seadanya.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah perlu menerapkan
pendidikan yang menyeimbangkan antara kecerdasan IQ dan EQ.
Sehingga menghasilkan generasi muda yang berkualitas unggul, yang
mempunyai kecerdasan intelektual dan moral.
3.2 SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita tentang
kecerdasan agar dapat meningkatkan sumber daya manusia untuk lebih berkembang
dan maju lagi.
25
DAFTAR PUSTAKA
Enny W, SE., MSi, D. M. (2019) Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya: Ubhara
Manjaemen Press.
Hasibuan, M. (2018) Manajemen Sumber Daya Manusia. 22nd edn. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
26