Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Anand Ardhiansyah

Jurusan : Magister Ilmu Komunikasi

TUGAS MATRIKULASI

FILSAFAT DAN LOGIKA SAINS

Ada tiga cabang dalam ilmu Filsafat, yaitu Ontologis, Axiologis, dan Epistemologi. Pada
kesempatan ini saya akan membahas 2 cabang yaitu Epistemologi dan Ontologis. Berikut
gambaran singkat mengenai Filsafat ilmu :

FILSAFAT ILMU

ONTOLOGIS AXIOLOGIS EPISTEMOLOGIS

 Membahas tentang
 Nilai , etika, estetika  Cara mendapatkan
Realita
ilmu

1. Epistemologi
Epistemologis berasal dari bahasa Yunani yang berarti “episteme” artinya
pengetahuan atau tingkat pengetahuan dan logos yang berarti ilmu pengetahuan.
Jadi secara sederhana epistemologi dapat diartikan sebagai pengetahuan mengenai
pengetahuan.
Selain kata episteme, untuk kata pengetahuan dalam bahasa Yunani juga
dipakai kata gnosis, maka istilah epistemologi dalam sejarah pernah juga disebut
gnoseologi sebagai kajian filosofis yang membuat telaah kritis dan analitis tentang
dasar-dasar teoritis pengetahuan. Dalam bahasa Jerman, epistemologi
diterjemahkan antara lain menjadi erkentnistheorie dalam bahasa Belanda dikenal
istilah kennisleer atau kenthrorien atau teori pengetahuan. Berdasarkan asal kata
dan pengertiannya, singkatnya dapat disebutkan bahwa epistemologi adalah salah
satu cabang filsafat untuk membantu bagaimana cara mendapatkan pengetahuan
yang disebut ilmu. Secara singkat epistemologi dapat diartikan cara bagaimana data
diperoleh dan disusun secara netodologis, sistematis, dan logis.
Ada 3 posisi mengenai bagaimana proses apa pengetahuan dapat timbul:
 Mentalisme/Rasionalisme
Pengetahuan terbit semata-mata dari kekuatan pikiran manusia saja.
 Empirisme
Pelaku epmpirisme meyakini bahwa pengetahuan timbul dalam persepsi.
 Konstruktivisme
Pelaku konstruktivisme meyakini bahwa orang-orang menciptakan
pengetahuan agar berfungsi secara pragmatis dalam kehidupan. Orang-orang
memproyeksikan dirinya sendiri ke dalam apa yang mereka alami. Mereka
percaya bahwa pengetahuan adalah apa yang telah orang buat tentang dunia
itu.

Pada perang dunia I orang-orang lebih mempercayai penelitian yang berbentuk


Kuantitatif dimana Aksi=Reaksi. Sedangkan setelah perang dunia II orang-orang lebih
mempercayai bentuk penelitian kualitatif dimana makna lebih dipentingkan karena
intepretasi setiap orang mengenai suatu obyek berbeda-beda antara satu dengan
yang lainnya sehingga menimbulkan makna yang berbeda-beda. Setelah perang
dunia II lebih menekankan mengenai perbedaan-perbedaan induvidual , pandangan
ini berusaha untuk menangkap komunikasi sebagai proses.

2. Ontologis

Ontologis merupakan cabang dari filsafat ilmu yang mempelajari mengenai sifat
(wujud) atau fenomena yang ingin kita ketahui. Stephen litle john, onthologi adalah
mengerjakan terjadinya pengetahuan dari sebuah gagasan kita tentang pengetahuan
itu merupakan bagian dari gagasan kita tentang realitas. Kata ontologi berasal dari
bahasa Yunani. Onto berarti ada dan logos adalah ilmu, jadi ontologi dimaknai
sebagai ilmu yang membahas tentang keberadaan
Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan
tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha
mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam
semua bentuknya.
Teori komunikasi dalam posisi ontologis dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1. Teori Aksional
Teori aksional menganggap bahwa setiap individu menciptakan makna,
mereka mempunyai maksud dan tujuan. Pandangan teori ini berpijak pada
landasan teologis yang menyatakan bahwa orang mengambil keputusan yang
dirancang untuk mencapai tujuan. Para pelaku teori ini meyakini bahwa
orang-orang akan berperilaku secara berbeda-beda di dalam situasi yang
berbeda-beda karena kebiasaan berubah dari situasi ke situasi yang lain.
2. Teori Non-Aksional
Teori non-aksional menganggap bahwa perilaku tiap individu ditentukan oleh
responsif terhadap tekanan-tekanan yang lalu.

Anda mungkin juga menyukai