Anda di halaman 1dari 15

SUMBER –SUMBER PENGETAHUAN BAGI

MANUSIA
Disusun Oleh :

Kelompok VI

1. Rizki Isnani Fadhila Saragih (0502173440)


2. Nurida Nasution (0502171006)
3. Rizvi Maharani (0502173431)

Dosen :

Mawaddah Irham

AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TA.2020
Makalah Filsafat Ekonomi

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih dan penyayang, segala puji dan
syukur pemakalah ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya pada kita semua baik berupa kesehatan dan ilmu yang bermanfaat, dengan rahmat-Nya
pula pemakalah dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Filsafat Ekonomi dengan judul
“Sumber-sumber Ilmu Pengetahuan Bagi Manusia” ini dengan tepat waktu. Diharapkan
makalah ini dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam menunjang proses perkuliahan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Mawaddah Irham, selaku dosen mata kuliah
Filsafat Ekonomi yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Pemakalah
menyadari makalah ini masih jauh dari kekurangan. Oleh karena itu pemakalah mengharapkan
kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah kedepannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pemakalah dan pembaca.

Medan, 4 Januari 2021

Pemakalah

(Kelompok VI)

i
Makalah Filsafat Ekonomi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1

A. Latar belakang ................................................................................................... 1


B. Rumusan masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan penulisan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 3

A. Pengertian Filsafat Ilmu Pengetahuan ................................................................ 3


B. Jenis-Jenis Pengetahuan..................................................................................... 4
C. Ilmu Pengetahuan Dalam Alquran ..................................................................... 7
D. Ilmu Pengetahuan Dalam Hadist ...................................................................... 10

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 11

A. Simpulan ......................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 12

ii
Makalah Filsafat Ekonomi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak awal kelahirannya, Islam sudah memberikan penghargaan yang begitu
besar kepada ilmu. Sebagaimana sudah diketahui, bahwa Nabi Muhammad SAW
ketika diutus oleh Allah SWT sebagai Rasul, hidup dalam masyarakat yang terbelakang,
dimana paganisme tumbuh menjadi sebuah identitas yang melekat pada masyarakat
Arab masa itu. Kemudian Islam datang menawarkan cahaya penerang, yang
mengubah masyarakat Arab jahiliyah menjadi masyarakat yang berilmu dan
beradab. Salah satu pencerahan yang dibawa oleh Islam bagi kemanusiaan adalah
pemikiran secara ilmiah, masyarakat Arab dan Timur tengah pra Islam tidak
memperdulikan persoalan-persoalan mengenai alam semesta, bagaimana alam tercipta
dan bagaimana alam bekerja, maka dari sinilah mereka belajar merenungi pertanyaan-
pertanyaan ini dan untuk mencari jawabannya tentang itu semua, mereka merujuk
kepada Alquran dan Hadits.
Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang ditugaskan dimuka bumi sebagai
khalifah dalam menjalani pengabdian sebagai hamba yang bertakwa. Sebagaimana telah
diketahui bahwasannya manusia telah diberi pengetahuan tentang segala sesuatu tentang
alam ini, dimana makhluk lain tidak diberi kemampuan untuk menyebutkan apalagi
sampai kepada yang lebih tinggi seperti ikut andil dalam mengatur dan mengelola dunia
ini. Hal ini karena Allah SWT menjadikannya manusia sebagai mahkluk paling sempurna
yang dilengkapi dengan akal pikiran dan hati. Akal pikiran digunakan sebagai perangkat
dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam tujuan manusia mengatur
kehidupannya dan mengelola lingkungannya. Sedangkan hati untuk merasakan apakah
tindakan manusia terdapat hal-hal yang dianggap tidak etis atau melanggar kaidah
kehidupan sebagai makhluk di alam ini. Sebagai khalifah di bumi, manusia dilengkapi
dengan sifat kodrati yaitu selalu mempunyai rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu tersebut tidak
terbatas apa yang ada pada dirinya sendiri tetapi juga lingkungan kehidupannya, termasuk
rasa ingin tahu dalam mewujudkan pendidikan yang ideal bagi peradaban manusia

1
Makalah Filsafat Ekonomi

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Filsafat Ilmu Pengetahuan?
2. Apa Saja Jenis-Jenis Pengetahuan?
3. Bagaimana Ilmu Pengetahuan Dalam Alquran?
4. Bagaimana Ilmu Pengetahuan Dalam Hadist?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar Mengetahui Dan Memahamai Apa Pengertian Dari Filsafat Ilmu Pengetahuan
2. Agar Mengetahui Dan Memahamai Apa Saja Jenis-Jenis Pengetahuan
3. Agar Mengetahui Dan Memahamai Bagaimana Ilmu Pengetahuan Dalam Alquran
4. Agar Mengetahui Dan Memahamai Bagaimana Ilmu Pengetahuan Dalam Hadist

2
Makalah Filsafat Ekonomi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Ilmu Pengetahuan

Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan filsafat khusus yang membahas berbagai


macam hal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Sebagai filsafat, Filsafat Ilmu
Pengetahuan berusaha membahas ilmu pengetahuan sebagai obyeknya secara rasional
(kritis, logis, dan sistematis), menyeluruh dan mendasar. Filsafat Ilmu Pengetahuan
berusaha memperoleh pemahaman tentang ilmu pengetahuan secara jeas, benar dan
lengkap, serta mendasar untuk dapat menemukan kerangka pokok serta unsur-unsur
hakiki yang kiranya menjadi ciri khas dari ilmu pengetahuan yang sebenarnya. Sehinga
kita dapat menentukan identitas ilmu pengetahuan dengan benar, dapat menentukan
mana yang termasuk ilmu pengetahuan, dan mana yang tidak termasuk dalam lingkup
ilmu pengetahuan.

Filsafat yang didasari semangat mencari kejelasan, kebenaran serta


kebijaksanaan, tentu saja tidak puas terhadap kebiasaan-kebiasaan serta pendapat-
pendapat yang dikemukakan begitu saja tanpa adanya landasan pemikiran rasional dan
obyektif yang dapat dipertanggungjawabkan. Filsafatlah merupakan pelopor yang
pertama-tama berani mendobrak dan membongkar pandangan-pandangan tradisional
dan mitis yang sejak lama hanya diterima begitu saja tanpa adanya penjelasan rasional.
Filsafat dengan pertanyaan-pertanyaannya yang rasional (kritis, logis, sistematis),
obyektif, menyeluruh dan radikal berusaha membongkar pandangan-pandangan yang
dikemukan begitu saja tanpa adanya penjelasan rasional, serta membongkar kebiasaan-
kebiasaan yang tidak memiliki orientasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pemikiran rasional lah yang mampu melepaskan diri manusia dari belenggu-
belenggu tradisional dan mitis, serta membebaskan manusia dari kepicikan,
ketidakjelasan, ketidaktahuan dan kebodohannya. Dengan pemikiran kritisnya,
manusia tidak puas terhadap kebodohannya sendiri serta terhadap ketidakjelasan segala
macam informasi yang diterimanya. Pemikiran kritis adalah pemikiran yang menyadari

3
Makalah Filsafat Ekonomi

akan arah tujuan dari kegiatan berpikir, yaitu mencari kejelasan dan tidak kebenaran.
Sehingga orang yang berpikir kritis tidak puas akan sekedar informasi sebagai
penjelasan yang asal saja. Informasi yang merupakan penjelasan diharapkan merupakan
informasi yang relevan dengan hal yang dijelaskan serta memberikan penjelasan yang
terang dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Demgan demikian orang yang
berpikir kritis perlu dapat membedakan serta memilih penjelasan yang relevan dan
benar, daripada penjelasan yang tidak relevan dan salah. Untuk memperoleh penjelasan
yang relevan dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan, selain melakukan
pengamatan dan penelitian secara cermat dan teliti, orang juga perlu berpikir logis.
Berpikir logis adalah pemikiran yang didasarkan pada kaidah-kaidah penalaran yang
mendukung bagi terwujudnya pemahaman, keputusan, serta kesimpulan yang
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Dengan pemikiran yang kritis dan
disusun secara logis, diharapkan dapat menghasilkan tubuh pengetahuan yang
sistematis, sebagai satu-kesatuan pemahaman yang saling terkait satu sama lain secara
organis, yang masing-masing bagian memiliki kedudukan dan peranan yang memang
tak tergantikan.

Dengan dibongkarnya belenggu-belenggu tradisional dan mitis, manusia


dibebaskan dari ketidaktahuan dan kebodohannya. Filsafat membebaskan manusia dari
pemahaman yang picik , dangkal dan tidak jelas. Filsafat akan membebaskan manusia
dari cara berpikir yang tidak teratur dan tidak jernih. Ringkasnya filsafat akan
membebaskan manusia dari segala jenis “penjara” yang hendak mempersempit ruang
gerak akal budi manusia, serta memberi keleluasaan pada manusia untuk berpikir.
Untuk membebaskan manusia dari cara pemahaman yang picik dan dangkal, filsafat
akan membimbing manusia untuk berpikir secara luas (komprehensif) dan mendalam
(radikal). Dan filsafat akan membebaskan manusia dari cara berpikir yang tidak teratur
dan tidak jernih dengan membimbing manusia melakukan pemikiran secara rasional
(kritis, logis dan sistematis), memilahkan mana yang relevan untuk memberikan
penjelasannya dan mana yang tidak relevan, serta dapat memberikan jalan penjelasan
yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

B. Jenis-jenis Pengetahuan
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai macam jenis pengetahuan
manusia. Setiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis pertanyaan atau
persoalan tertentu yang diajukan. Dalam rangka untuk mencari dan menemukan

4
Makalah Filsafat Ekonomi

jawaban atas berbagai pertanyaan atau persoalan yang sering muncul, kita perlu
memahami berbagai jenis pengetahuan yang ada, sebagai alamat tempat tersedianya
sarana untuk memberikan jawaban atau penyelesaian yang sesuai. Kita diharapkan
dapat menemukan jawaban terhadap berbagai persoalan yang sering kita temui dalam
kehidupan kita sehari-hari dengan bantuan berbagai jenis pengetahuan yang tersedia.

Ada berbagai jenis pertanyaan yang muncul dalam kehidupan manusia. Sebagai
makhluk yang berakal budi manusia memiliki kecenderungan untuk mempersoalkan
berbagai macam hal berkenaan dengan dirinya dalam hubungannya dengan alam
lingkungannya, dengan lingkungan sosialnya, maupun lingkungan dunia supra natural
(meta-empirik). Berdasar kecenderungan dasar kodrati manusia, pertanyaan-
pertanyaan tersebut dapat digolongkan ke dalam berbagai segi atau aspek kehidupan,
misalnya: pertanyaan yang terkait dengan kecenderungan manusia yang memiliki
indera, berkenaan dengan penglihatan, dengan pendengaran, dengan penciuaman,
dengan perabaan, dan dengan pencecapan; pertanyaan yang terkait dengan
kecenderungan manusia yang memiliki unsur biologis yang terwujud dalam organ
tubuh, misalnya berkenaan dengan pernapasan, dengan pencernaan, dengan peredaran
darah, dengan syaraf; pertanyaan yang terkait dengan kecenderungan manusia yang
memiliki perasaan dalam batin, misalnya berkenaan dengan rasa kedamaian, dengan
rasa kebahagiaan, dengan rasa aman; pertanyaan yang terkait dengan kecenderungan
manusia yang memiliki karsa atau kehendak yang bebas, misalnya pertanyaan yang
berkenaan dengan tindakan yang layak dikehendaki untuk dilakukan, yang berkenaan
dengan moralitas tindakan; dan ada pertanyaan yang terkait dengan kecenderungan
manusia merasakan dan mengakui adanya dunia supra-natural atau dunia gaib, yang
mendorong manusia untuk mempertanyakan daya-daya kekuatan yang mengatasi daya
tangkap manusia, yang bersifat meta-empirik.

Berbagai jenis pertanyaan yang muncul dari kecenderungan dasar kodrat


manusia tersebut ternyata menghasilkan berbagai jenis kelompok pengetahuan, sebagai
tempat untuk menampung berbagai persoalan beserta jawaban-jawaban yang telah
diusahakan dan ditemukan dalam kehidudpan manusia, misalnya: pengetahuan tentang
alam (sebagai yang berkaitan dengan indera), pengetahuan tentang kesehatan (sebagai
yang terkait dengan berfungsinya organ tubuh), pengetahuan tentang seni (sebagai yang
terkait dengan perasaan eksternal maupun internal), pengetahuan tentang moralitas
tindakan (sebagai yang terkait dengan kehendak bebas manusia), pengetahuan tentang

5
Makalah Filsafat Ekonomi

agama (sebagai yang terkait dengan perasaan keimanan terhadap Tuhan). Dari
penjelasan di atas nampak bahwa berbagai kelompok jenis pengetahuan di atas tidak
dapat dilepaskan dari kebutuhan manusia yang mencari jawaban atas persoalan-
persoalan yang dihadapi manusia, menurut susunan kodrat dirinya sebagai makhluk
jasmani (fisik, inderawi, biologis, dan psikis) serta makhluk rohani (cipta, rasa, dan
karsa), menurut kedudukan kodrat dirinya sebagai makhluk yang otonom (mandiri) dan
makhluk ciptaan Tuhan (tergantung pada Tuhan), maupun menurut sifat kodrat dirinya
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

Sebagai makhluk jasmani, manusia memiliki berbagai macam persoalan yang


berkaitan dengan hal-hal fisis, inderawi, biologis maupun psikis, baik yang ada dalam
dirinya sendiri maupun yang berada di luar dirinya. Sehingga pengetahuan yang selaras
dengan persoalan kejasmanian manusia tersebut meliputi/mencakup hal-hal jasmaniah
yang ada dalam dirinya maupun yang ada di luar dirinya. Hal-hal jasmaniah yang ada
dalam dirinya dapat disebutkan misalnya: unsur-unsur fisis-chemis yang menyusun
tubuhnya, bagian-bagian dari tubuh manusia; peranan indera bagi kehidupan manusia
misalnya sebagai sarana penglihatan, pendengaran, penciuman; fungsi organ-organ
biologis bagi kehidupan manusia; daya-daya emosional yang ada dalam diri manusia.
Sedangkan hal-hal jasmaniah yang berada di luar dirinya dapat mencakup antara lain:
benda-benda fisik, tumbuh-tumbuhan, binatang, bunyi, panas, aroma, bobot, cuaca,
lingkungan alam. Berdasar kejasmanian manusia, dapatlah ditemukan beberapa jenis
pengetahuan, antara lain: pengetahuan tentang alam, pengetahuan tentang tumbuh-
tumbuhan, pengetahuan tentang binatang, pengetahuan tentang bunyi, pengetahuan
tentang panas, pengetahuan tentang cuaca, tentang agama, pengetahuan tetang
peribadatan. Selain pengelompokan pengetahuan berdasarkan berbagai aspek kodrat
manusia serta berbagai bidang atau lingkup realitas yang terkait, kiranya kita perlu
mengelompokkan pengetahuan berdasarkan tingkat kualitas pengetahuan yang
diharapkan manusia. Dalam hidupnya manusia memiliki berbagai jenis persoalan
berdasarkan kualitas jawaban yang diharapkan: pertama, ada persoalan praktis yang
segera ingin dipenuhi dan demi kepentingan praktis sesaat; kedua, ada persoalan yang
tidak begitu mendesak, namun memerlukan pemikiran lebih serius, hati-hati dan teliti
karena demi kepentingan lebih vital, lebih luas, lebih mendalam, serta memiliki
jangkauan masa depan lebih lama, dan demi mencapai hasil kebenaran lebih baik yang
semakin memberi manfaat bagi kehidupan manusia; ketiga, ada persoalan mendasar,

6
Makalah Filsafat Ekonomi

yang perlu pemikiran lebih serius, lebih menyeluruh, dan lebih mendasar, demi
menentukan dasar, pegangan serta arah hidup yang dapat diandalkan. Dari ketiga
persoalan tersebut tentunya juga menghasilkan tiga jenis kelompok pengetahuan. Dari
persoalan pertama akan menghasilkan pengetahuan sehari-hari (ordinary knowledge),
persoalan kedua menghasilkan pengetahuan ilmiah (scientific knowledge), sedangkan
persoalan ketiga menghasilkan pengetahuan filsafati (philosophical knowledge).

C. Ilmu Pengetahuan dalam Al Qur’an


Alquran merupakan sumber ilmu pengetahuan sekaligus sumber ajaran agama
yang mendorong manusia untuk “berfikir” dan dalam hal ini bisa disebut “berfilsafat”.
Definisi Alquran dari segi bahasa adalah Mengumpulkan Huruf, Menghimpun,
Membaca, dan berkaitan Satu sama lain. Menurut Istilah, Musthafa Mahmud Abu
Shaleh mendefinisikan Alqur’an sebagai sabda Allah yang sangat autentik yang
diturunkan kepada nabi Muhammad melalui wahyu dengan perantara malaikat Jibril .
Alquran merupakan kitab suci yang turun terakhir kali setelah beberapa zaman yang
sebelumnya sudah diturunkan kitab suci umat terdahulu seperti: Kitab Zabur, Taurat,
dan Injil. Alquran diturunkan di bulan ramadhan pada tanggal 17 oleh Allah dengan
tujuan untuk menjadi petunjuk dan pedoman hidup bagi umat islam. Alquran terdiri
dari 114 surat dimulai dari surat Alfatihah dan diakhiri dengan surat Annaas. yang
didalamnya terdapat 30 Juz (Bagian) mencakup 6236 Ayat
Ilmu pengetahuan merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci
Alquran. Bahkan kata ‘ilm itu sendiri disebut dalam Alquran sebanyak 105 kali, tetapi
dengan kata jadiannya ia disebut lebih dari 744 kali (Rahardjo, 2002). yang memang
merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, betapa tidak setiap kali umat Islam ingin
melaksanakan ibadah selalu memerlukan penentuan waktu dan tempat yang tepat,
umpamanya melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadhan, pelaksanaan
haji, semuanya punya waktu-waktu tertentu. Dalam menentukan waktu yang tepat
diperlukan ilmu astronomi. Maka dalam Islam pada abad pertengahan dikenal istilah
sains mengenai waktu-waktu tertentu (Turner, 2004). Banyak lagi ajaran agama yang
pelaksanaannya sangat terkait erat dengan sains dan teknologi, seperti menunaikan
ibadah haji, berdakwah, semua itu membutuhkan kendaraan sebagai alat transportasi.
Allah telah meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam Alquran,
manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada,
antara lain sebagaimana terdapat dalam QS. Ar-Rahman ayat 33 di bawah ini.

7
Makalah Filsafat Ekonomi

Artinya: “Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali
dengan kekuatan.”

Ayat di atas pada masa empat belas abad yang silam telah memberikan isyarat secara
ilmiyah kepada bangsa Jin dan Manusia, bahwasanya mereka telah dipersilakan oleh Allah
untuk mejelajah di angkasa luar asalkan saja mereka punya kemampuan dan kekuatan (sulthan).
Kekuatan yang dimaksud di sini sebagaimana di tafsirkan para ulama adalah ilmu pengetahuan
atau sains dan teknologi, hal ini telah terbukti di era modern sekarang ini, dengan di temukannya
alat transportasi yang mampu menembus luar angkasa, bangsa-bangsa yang telah mencapai
kemajuan dalam bidang sains dan teknologi telah berulang kali melakukan pendaratan di Bulan,
Pelanet Mars, Jupiter dan planet-pelanet lainnya. Kemajuan yang telah diperoleh oleh bangsa-
bangsa yang maju (bangsa barat) dalam bidang ilmu pengetahuan, sains dan teknologi di abad
modern ini, sebenarnya merupakan kelanjutan dari tradisi ilmiah yang telah dikembangkan oleh
ilmuan-ilmuan muslim pada abad pertengahan atau dengan kata lain ilmuan muslim banyak
memberikan sumbangan kepada ilmuan barat, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh
Yatim (1997) dalam bukunya Sejarah Perdaban Islam: “Kemajuan Barat pada mulanya
bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui Spanyol” (p. 2). Hal ini
diakui oleh sebagian mereka. Sains dan teknologi baik itu yang ditemukan oleh ilmuan
muslim maupun oleh ilmuan barat pada masa dulu, sekarang dan yang akan datang,
semua itu bukti kebenaran informasi yang terkandung di dalam Alquran, karena jauh
sebelum peristiwa penemuanpenemuan itu terjadi, Alquran telah memberikan isyarat-
isyarat tentang hal itu dan ini termasuk bagian dari kemukjizatan Alquran, dimana
kebenaran yang terkandung di dalamnya selalu terbuka untuk dikaji, didiskusikan,
diteliti, diuji dan dibuktikan secara ilmiah oleh siapa pun.

Pentingnya Belajar Menurut Al Qur’an dalam Surat Al-Alaq Ayat 1-5 Surat Al-
Alaq (Iqra’) termasuk ayat Al Qur’an pertama yang diturunkan, termasuk ayat
makiyyah, terdiri dari 19 ayat, 93 kalimat dan 280 huruf. Dalam Surat Al Alaq dapatlah
di lihat suatu gambaran yang hidup mengenai suatu peristiwa terbesar yang pernah
terjadi pada sejarah manusia, yaitu pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat

8
Makalah Filsafat Ekonomi

Jibril untuk pertama kali di Gua Hiro’ dan penerimaan wahyu yang pertama setelah
Nabi berusia 40 tahun. Bagian pertama Surat Al-Alaq ini mengarahkan Nabi
Muhammad SAW kepada Allah agar beliau berkomunikasi dengan Allah dan beliau
dengan nama Allah membaca ayat-ayat Alquran yang diterima melalui wahyu/Jibril
(bukan membaca tulisan di atas kertas, sebab ia adalah ummi/tidak pandai baca tulis).
Sebab dari Allah-lah asal mula segala makhluk dan kepadanya pulalah semua akan
kembali. Wahyu pertama itu juga mengingatkan, bahwa Allah telah
memuliakan/menjunjung tinggi martabat manusia melalui baca. Artinya dengan proses
belajar mengajar itu manusia dapat menguasai ilmu-ilmu pengetahuan dan dengan
ilmu-ilmu pengetahuan ini manusia dapat mengetahui rahasia alam semesta yang sangat
bermanfaat bagi kesejahteraan hidupnya. Padahal manusia itu dijadikan oleh Allah dari
segumpal darah yang melekat dirahim ibu. Surat Al-Alaq ayat 1-5 diturunkan sewaktu
Rasulullah SAW berkhalwat di Gua Hiro, ketika itu beliau berusia 40 tahun. Ayat-ayat
pertama yang diturunkan sekaligus merupakan tanda pengangkatan Nabi Muhammad
SAW sebagai Rasul Allah. Surat Al-Alaq ayat 1-5 mengandung pengertian bahwa
untuk memahami segala macam ilmu pengetahuan, seseorang harus pandai dalam
membaca. Dalam membaca itu harus didahului dengan menyebut nama Tuhan; yakni
dengan membaca “BasmAllah” terlebih dulu dan ingat akan kekuasaan yang dimiliki-
Nya, sehingga ilmu yang diperoleh dari membaca itu, akan menambah dekatnya
hubungan manusia dengan khaliq-nya. Allah SWT menjelaskan bahwa Dia-lah yang
menciptakan manusia dari segumpal darah dan kemudian menjadikan makhluk yang
paling mulia. Ini menunjukkan betapa Maha Kuasanya Allah SWT. Pada ayat
berikutnya Allah SWT Mengulang untuk memerintahkan membaca, dalam rangka
untuk mengetahui kemuliaan Allah Yang Maha Pemurah. Dengan limpahan karunia-
Nya, Dia juga mengajarkan kepada manusia kemampuan membaca dan kemampuan
menggunakan pena (kemampuan baca tulis), yang menyebabkan manusia dapat
mempelajari berbagai persoalan, sehingga manusia dapat menguasai berbagai ilmu
yang diperlukan dalam hidupnya. Surat Al-Alaq ayat 1-5 mengandung perintah
membaca, membaca berarti berfikir secara teratur atau sitematis dalam mempelajari
firman dan ciptaan-Nya, berfikir dengan menkorelasikan antara ayat qauliah dan
kauniah manusia akan mampu menemukan konsep-konsep sains dan ilmu pengetahuan.
Bahkan perintah yang pertama kali dititahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammada
SAW dan umat Islam sebelum perintah-perintah yang lain adalah mengembangkan
sains dan ilmu pengetahuan serta bagaimana cara mendapatkannya. Tentu ilmu

9
Makalah Filsafat Ekonomi

pengetahuan diperoleh di awali dengan cara membaca, karena membaca adalah kunci
dari ilmu pengetahuan, baik membaca ayat qauliah maupun ayat kauniah, sebab
manusia itu lahir tidak mengetahui apa-apa, pengetahuan manusia itu diperoleh melalui
proses belajar dan melalui pengalaman yang dikumpulkan oleh akal serta indra
pendengaran dan penglihatan demi untuk mencapai kejayaan, kebahagian dunia dan
akhirat (Sarwar, 1994).

D. Ilmu Pengetahuan dalam Hadits


Hadits-hadits Nabi juga sangat banyak yang mendorong dan menekankan, bahkan
mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu (Alavi, 2003). Sebagaimana Sabda
Rasulullah SAW:

"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim."

Dalam Media Islamika (2007), dorongan dari Alquran dan perintah dari
Rasulullah tersebut telah dipraktikkan oleh generasi Islam pada masa abad pertengahan
(abad ke 7-13 M). Hal ini terbukti dengan banyaknya ilmuan-ilmuan Muslim tampil
kepentas dunia ilmu pengetahuan, sains dan teknologi, seperti Al-Farabi, Al-Kindi,
Ibnu Sina, Ikhwanusshafa, Ibn Miskwaih, Nasiruddin al-Thusi, Ibn rusyd, Imam al-
Ghazali, Al-Biruni, Fakhrudin ar-Razy, Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i,
Imam Hambali dan lain-lain. Ilmu yang mereka kembangkanpun berbagai macam
disiplin ilmu, bahkan meliputi segala cabang ilmu yang berkembang pada masa itu,
antara lain: ilmu Filsafat, Fisika, Astronomi, Astrologi, Alkemi, Kedokteran, Optik,
Farmasi, Tasauf, Fiqih, Tafsir, Ilmu Kalam dan sebagainya. Pada masa itu kejayaan,
kemakmuran, kekuasaan dan politik berada di bawah kendali umat Islam, karena
mereka meguasai sains, ilmu pengetahuan dan teknologi. Rasululullah SAW pernah
bersabda: “Umatku akan jaya dengan ilmu dan harta”. Banyak lagi hadits-hadits beliau
yang memberikan anjuran dan motivasi kepada umatnya untuk belajar menuntut ilmu,
namun dalam kesempatan ini tentunya tidak dapat disebutkan semuanya.

10
Makalah Filsafat Ekonomi

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Sebagaimana dijelaskan di depan, Filsafat Ilmu Pengetahuan adalah pembahasan


filsafat terhadap ilmu pengetahuan. Dengan pembahasan filsafat terhadap ilmu
pengetahuan, diharapkan setiap orang dapat memperoleh pemahaman yang obyektif, jelas,
menyeluruh, mendalam, serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan tentang ilmu
pengetahuan. Namun harapan tersebut tentu saja tidak akan terwujud, apabila orang tidak
mengenal filsafat, atau bahkan secara apriori telah memiliki perkiraan yang keliru serta
menyesatkan tentang filsafat. Dari awal tentu saja orang akan malas melakukan
pembahasan secara filsafat tentang berbagai macam hal, apabila filsafat dimengerti secara
keliru, misalnya sebagai suatu pemikiran yang sukar, berbelit-belit, membingungkan, serta
tidak memiliki relevansi dan kegunaan praktis bagi kehidupan sehari-hari kita.

Filsafat Ilmu Pengetahuan, sebagaimana filsafat pada umumnya, tidaklah secara


doktriner memberikan penjelasan-penjelasan tentang ilmu pengetahuan, melainkan
mengajak mahasiswa untuk mempersoalkan secara kritis kegiatan yang dirasa sebagai
kegiatan ilmiah, kegiatan yang bergulat dengan ilmu pengetahuan. Di dalam Islam sumber-
sumber ilmu pengetahuan diperoleh dari Alquran dan Hadist, karena Alquran memuat
penjelasan mengenai alam semesta, hukum-hukum yang mengatur segala kehidupan
makhluk hidup, sumber ilmu pengetahuan sains, social dan sebagainya. Maka dari itu
sebagai ummat muslim sudah seharusnya kita menuntut ilmu berdasarkan Alquran dan
hadist.

B. Saran
Saran dari pemakalah agar setiap mahasiswa dapat memahami materi mengenai
Sumber-sumber ilmu pengetahuan bagi manusia ini dengan baik. Karena materi ini
merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting guna penunjang wawasan
sebagai mahasiswa ekonomi dan bisnis. Dan sebaiknya sebagai Mahasiswa dengan gelar
Agent of change seharusnya kita bisa lebih bersemangat dalam menuntut ilmu
berdasarkan Alquran dan hadist. Serta untuk pemakalah selanjutnya kami berharap dapat
lebih sempurna dalam penulisan dan penjabaran teori dengan referensi yang lebih banyak.

11
Makalah Filsafat Ekonomi

DAFTAR PUSTAKA

Qutub, Sayid. 2017. sumber-sumber ilmu pengetahuan dalam al qur’an dan hadits
.https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/view/3198/2582 . Di akses
tanggal 4 Februari 2021

Indrioko, Erwin. 2020. Sumber-sumber ilmu pengetahuan dalam manajemen pendidikan islam.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/hijri/article/view/7412/3321 . Di akses tanggal 4
Februari 2020

12

Anda mungkin juga menyukai