Anda di halaman 1dari 10

Tasawuf dan Pembagianya

Kelompok 7
Muakibatul Hasanah (156700
Nabila Rahamadani (15670017)
Hammat Ridwan (156700
Latar Belakang
Aborsi Narkoba

Pembunuhan
Memaksa Mendekatkan
Krisis Moral Munculnya diri pada Tuhan
Masyarakat Tasawuf
Korupsi

KDRT Dll
suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk
mensucikan dirinya dengan cara menjauhakan
pengaruh kehidupan yang bersifat duniawi
dan akan memusatkan seluruh perhatiannya
Abdul Qodir Jailani
kepada Allah. Tasawuf juga merupakan
sebuah upaya yang dilakukan manusia untuk
Apa itu Al-Junaidi memperindah diri dengan akhlak yang
bersumber pada agama dengan tujuan
Tasawuf ?? mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu
Syaikh Ibnu Ajibah
tasawuf juga merupakan rasa kepercayaan
kepada Tuhan yang dapat mengarahkan jiwa
H. M. Amin Syukur agar selalu tertuju pada semua kegiatan yang
dapat menghubungkan serta mendekatkan
manusia dengan Tuhan.
Pembagian Tasawuf

Pembagian tasawuf sebenarnya banyak sekali.


Namun yang dibahas pada kelompok kami pembagian tasawuf ada 2 yaitu

Tasawuf Akhlaqi Tasawuf Falsafi


Tasawuf Akhlaqi
Tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang berkonstrasi pada teori-teori perilaku,
akhlaq atau budi pekerti atau perbaikan akhlaq.
Dengan metode-metode tertentu yang telah dirumuskan, tasawuf seperti ini berupaya
untuk menghindari akhlaq mazmunah dan mewujudkan akhlaq mahmudah.
Tasawuf seperi ini dikembangkan oleh ulama lama sufi.

Tasawuf akhlaqi mempunyai tahap sistem pembinaan akhlak disusun sebagai berikut:

Takhalli Tahalli Tajalli


Takhalli merupakan langkah pertama yang harus di lakukan oleh seorang sufi.
Takhalli adalah usaha mengosongkan diri dari perilaku dan akhlak tercela.
Takhalli
Salah satu dari akhlak tercela yang paling banyak menyebabkan akhlak
jelek antara lain adalah kecintaan yang berlebihan kepada urusan duniawi

Tahalli adalah upaya mengisi dan menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan
sikap, perilaku, dan akhlak terpuji. Tahapan tahalli dilakukan kaum sufi setelah
Tahalli mengosongkan jiwa dari akhlak-akhlak tercela. Dengan menjalankan ketentuan agama
baik yang bersifat eksternal (luar) maupun internal (dalam). Yang disebut aspek luar
adalah kewajiban-kewajiban yang bersifat formal seperti sholat, puasa, haji dll. Dan
adapun yang bersifat dalam adalah seperti keimanan, ketaatan dan kecintaan kepada Tuhan.

Kata tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib. Agar hasil yang telah diperoleh jiwa dan
organ-organ tubuh yang telah terisi dengan butir-butir mutiara akhlak dan sudah terbiasa
Tajalli
melakukan perbuatan-perbuatan yang luhur- tidak berkurang, maka, maka rasa ketuhanan
perlu dihayati lebih lanjut. Kebiasaan yang dilakukan dengan kesadaran optimum dan rasa
kecintaan yang mendalam dengan sendirinya akan menumbuhkan rasa rindu kepada-Nya
Tokoh Tokoh
Tasawuf Akhlaqi

Haris Al Muhasabi Al Sirri Al Saqathi Al Kharraj Sahl Al Tutsuri

Salah seorang sufi yang Pendapatnya yang


populer dalam pembahasan populer ialah bahwa
tasawuf akhlaki melalui kekuatan yang paling
konvergensi antara syariat tangguh ialah Orang pertama yang
Ajarannya yang rinci
dan akhlak. Ia menegaskan kemampuan menulis konsep-konsep
tentang ikhlash serta
bahwa segala sesuatu mengendalikan diri. dasar tentang sifat-sifat
hal-hal yang merusak
mempunyai Seseorang yang mampu terpuji yang kemudian
perbuatan.
substansi,substansi manusia mengendalikan dirinya menjadi rujukan sufi-
dan akal budi yang disertai ,niscaya tidak akan sufi selanjutnya.
moralitas dan substansi akal sanggup mengendalikan
adalah kesabaran. orang lain.
Tasawuf Falsafi
Tasawuf yang didasarkan kepada gabungan teori-teori tasawuf dan filsafat atau yang bermakana mistik metafisis, karakter
umum dari tasawuf ini sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Al-Taftazani bahwa tasawuf seperti ini: tidak dapat
dikatagorikan sebagai tasawuf dalam arti sesungguhnya, karena teori-teorinya selalu dikemukakan dalam bahasa filsafat,
juga tidak dapat dikatakan sebagai filsafat dalam artian yang sebenarnya karena teori-teorinya juga didasarkan pada rasa.
Hamka menegaskan juga bahwa tasawuf jenis tidak sepenuhnya dapat dikatakan tasawuf dan begitu juga sebaliknya.
Tasawuf seperti ini dikembangkan oleh ahli-ahli sufi sekaligus filosof. Oleh karena itu, mereka gemar terhadap ide-ide
spekulatif. Dari kegemaran berfilsafat itu, mereka mampu menampilkan argumen-argumen yang kaya dan luas tentang
ide-ide ketuhanan.
Perkembangan Tasawuf Aklaqi dan
Tasawuf Falsafi

Abad ke 3 Abad ke 5
Hijriah Hijriah

para sufi mulai menaruh perhatian terhadap hal- muncullah Imam Al-Ghazali, yang sepenuhnya hanya
hal yang berkaitan tentang jiwa dan tingkah laku. menerima taswuf berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah
Perkembangan dan doktrin-doktrin dan tingkah serta bertujuan asketisme, kehidupan sederhana,
laku sufi ditandai dengan upaya menegakkan pelurusan jiwa, dan pembinaan moral. Pengetahuan
moral ditengah terjadinya dekadensi moral yang tentang tasawuf berdasarkan tasawuf dikajinya dengan
berkembang saat itu. Sehingga ditangan mereka, begitu mendalam. Di sisi lain, ia melancarkan kritikan
tasawuf pun berkembang menjadi ilmu moral tajam terhadap para filosof, kaum Mutazilahdan Batiniyah.
keagamaan atau ilmu akhlak Al-Ghazali berhasil mengenalkan prinsip-prinsip tasawuf
keagamaan. Pembahasan mereka tentang moral, yang moderat, yang seiring dengan aliran ahlu sunnah
akhirnya, mendorongnya untuk semakin waljamaah, dan bertentangan dengan tasawuf Al-Hajjaj
mengkaji hal-hal yang berkaitan tentang akhlak. dan Abu Yazid Al-Busthami, terutama mengenai soal
karakter manusia.
Abad ke 6
Hijriah

muncul sekelompok tokoh tasawuf yang memadukan tasawuf mereka dengan


filsafat, dengan teori mereka yang bersifat setengah-setengah. Artinya, tidak
dapat disebut murni tasawuf, tetapi juga juga tidak dapat disebut murni filsafat.
Di antara mereka terdapat Syukhrawadi Al-Maqtul (wafat pada tahun 549 H)
penyusun kitab Hikmah Al-Isyraqiah, syekh Akbar Muhyiddin Ibnu Arabi (wafat
pada tahun 638 H), penyair sufi Mesir, Ibnu Faridh wafat pada tahun 632),
Abdul Haqq Ibnu Sabin Al-Mursi(meninggal pada tahun 669 H), serta tokoh-
tokoh yang lainnya yang sealiran. Mereka banyak menimba berbagai sumber dan
pendapat asing, seperti filsafat Yunani dan khususnya Neo-Platonisme. Mereka
pun banyak mempunyai teori mendalam mengenai jiwa, moral, pengetahuan,
wujud dan sangat bernilai baik ditinjau dari segi tasawuf maupun filsafat, dan
berdampak besar bagi para sufi mutakhir.

Anda mungkin juga menyukai